Anda di halaman 1dari 15

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah adalah campuran butir-butir dari berbagai ukuran dan bahwa ada
hubungan yang erat antara penyebaran besar butir dan sifat tanah. Berat jenis tanah
sering juga disebut specific gravity, dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara
berat isi butir tanah dengan berat isi air.

Berat isi tanah adalah ukuran pengepakan atau kompresi partikel-partikel tanah
(pasir, debu, liat). Berat isi tanah ialah kerapatan tanah persatuan volume. Berat isi
adalah perbandingan antara massa tanah dengan volume partikel ditambah dengan
ruang pori. Berat isi yaitu bobot per satuan volume tanah kering oven, yang
biasanya dinyatakan sebagai gr/cm3.

Jika terdapat keadaan dimana volume butiran tanah sama dengan volume air,
maka dengan demikian berat jenis tanah dapat diambil sebagai perbandingan,
diukur pada suhu tertentu, antara berat butir tanah dengan berat air suling.

Berat tanah dapat diukur dengan metode silinder, clod, boring, dan radioaktif
(sinar gamma). Metode silinder sangat mudah dan sederhana seta praktis untuk
tanah- tanah yang tidak bersifat mengembang mengerut. Tetapi sebaliknya pada
tanah yang bersifat mengembang mengerut digunakan metode clod. Sedangkan
metode boring dan radioaktif biasanya digunakan secara langsung dilapangan.

Berat jenis (spesific gravity) tanah (Gs) didefinisikan sebagai perbandingan


antara berat volume butiran padat (ys) dengan berat volume air (yw) pada
temperature tertentu. Particle density (penetapan berat jenis) merupakan berat
tanah kering persatuan volume partikel-partikel (padat) tanah (jadi tidak termasuk
volume pori-pori tanah). Partikel density dinyatakan dalam berat volume tanah.
Pada umumnya kisaran partikel density pada tanah mineral kecil adalah 2,6-
2,93gr/cm3. Hal ini disebabkan karena adanya mineral kuarsa dan silikat koloida
yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut.

B. Tujuan Percobaan

Mendapatkan berat jenis tanah.

Berat Jenis Tanah 1


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Teori Dasar

Klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang
berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok dan
subkelompok berdasarkan pemakaiannya. Sistem klasifikasi ini menjelaskan secara
singkat sifat-sifat umum tanah yang sangat bervariasi namun tidak ada yang benar-
benar memberikan penjelasan yang tegas mengenai kemungkinan pemakainya (Das,
1995).

Bobot jenis partikel (particle density) dari suatu tanah menunjukkan kerapatan
dari partikel dapat secara keseluruhan. Hal ini ditunjukkan sebagai perbandingan
massa total dari partikel padatan dengan total volume tidak termasuk ruang pori
antar partikel. Berat jenis partikel ini penting dalam penentuan laju sedimentasi
pergerakan partikel oleh air dan angin.

Tabel 2.1 Berat Jenis Tanah


Macam Tanah Berat Jenis
Kerikil 2,65 - 2,68
Pasir 2,65 - 2,68
Lanau Tak Organik 2,62 - 2,68
Lempung Organik 2,58 - 2,65
Lempung Tak Organik 2,68 - 2,75
Humus 1,37
Gambut 1, 25 - 1,80
Sumber : HaryChristiady, Mekanika Tanah 1, 1992.

Berat jenis tanah adalah angka perbandingan antara berat butir tanah dan berat
isi air suling dengan isi sama pada suhu 27 oC. Peralatan yang digunakan dalam
pengujian ini antara lain piknometer, oven, thermometer, timbangan, kompor, air
suling, alat penumbuk dan berat cawan porselin. Prosedur pengujian meliputi
tahapan pengeringan benda uji di dalam oven selama 24 jam dan penimbangan,
selanjutnya benda uji dimasukkan ke dalam piknometer lalu timbang lagi dan
seterusnya. Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat
dengan massa jenis air murni. air murni bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³.

Berat Jenis Tanah 2


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Peralatan Yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah:

1. Piknometer kapasitas 50ml dan 100ml

Gambar 3.1. Piknometer

2. Timbangan dengan ketelitian 0,01gr

Gambar 3.2. Timbangan

3. Kompor dan wajan

Gambar 3.3. Kompor dan Wajan

Berat Jenis Tanah 3


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

4. Alat penumbuk dan cawan porselin

Gambar 3.4. Alat penumbuk dan Cawan porselin

5. Saringan No.30

Gambar 3.5. Saringan No.30

6. Corong Kaca

Gambar 3.6. Corong Kaca

Berat Jenis Tanah 4


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

7. Pan

Gambar 3.7. Talam

8. Wadah

Gambar 3.8. Wadah

9. Oven

Gambar 3.9. Oven

Berat Jenis Tanah 5


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

B. Bahan Yang Digunakan

Tanah kering sebanyak 50 gr

Gambar 3.10. Tanah

C. Prosedur Percobaan
1. Contoh tanah kering sekitar ± 50gr di oven, ditumbuk sampai hancur dalam
lumpang porselin, kemudian disaring menggunakan saringan no.30
2. Piknometer dalam keadaan kosong ditimbang untuk mendapatkan berat
piknometer.
3. Timbang contoh tanah tersebut dan masukkan ke dalam piknometer yang
telah ditimbang tadi (piknometer 1 dan 2), selanjutnya ditimbang. Lalu
tambahkan air suling ke dalam dua piknometer hingga 2/3 isi,
4. Didihkan contoh tanah ± 15 menit untuk menghilangkan udara yang
terperangkap dalam contoh tanah atau dengan menghisap udara yang
terperangkap dalam contoh tanah dengan pompa vacuum.
5. Diamkan piknometer sampai mencapai suhu konstan dengan cara
didinginkan sebentar lalu dimasukkan ke dalam wadah.

6. Bila telah mencapai suhu konstan, angkat piknometer kemudian piknometer


tersebut ditambahkan air hingga penuh dan usahakan tidak ada gelembung
udara di dalam. Bagian luar piknometer dilap hingga kering selanjutnya
ditimbang.

7. Bersihkan kedua piknometer tersebut kemudian isi dengan air hingga penuh
lalu lap bagian luarnya kemudian timbang untuk mendapatkan berat
piknometer dan air.

8. Setelah semua percobaan selesai bersihkan alat dan bahan yang digunakan
dan simpan kembali pada tempatnya.

Berat Jenis Tanah 6


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

BAB IV

HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan
1. Untuk piknometer 1 (50 ml)

Berat piknometer kosong (W1) = 23,70 gr


Berat piknometer + tanah kering (W2) = 48,70 gr
Berat piknometer + tanah + air (W3) = 89,00 gr
Berat piknometer + air (W4) = 73,80 gr
Temperatur (t) o c = 20 o
C
 A = W2 – W1 = 48,70 – 23,70 = 25,00 gr
 B = W3 - W4 = 89,00 – 73,80 = 15,20 gr
 C=A - B = 25,00 – 15,20 = 9,80 gr
A 25,00
 Berat jenis G1 = C = 9,80 = 2,55

2. Untuk Piknometer 2 (100 ml)

Berat piknometer kosong (W1) = 77,60 gr


Berat pknometer + tanah kering (W2) = 102,60 gr
Berat piknometer + tanah + air (W3) = 199,30 gr
Berat piknometer + air (W4) = 184,5 gr
 Temperatur t oC = 20 o
C
 A = W2 - W1 = 102,6 - 77,60 = 25,00 gr
 B = W3 - W4 = 199,30 – 184,50 = 14,80 gr
 C= A - B = 25,00 – 14,80 = 10,20 gr
A 25,00
 Berat jenis G2 = C = 10,20 = 2,45

G1 + G2 + .... +Gn 2,55+2,45


 Berat jenis rata-rata G = n = 2

= 2,50

Berat Jenis Tanah 7


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

Pemeriksaan Berat Jenis Tanah

SNI 1964:2008

No. Contoh Satuan 1 2

No. piknometer 50 ml 100 ml

Berat piknometer+ Tanah (W2) (gr) 48,70 102,6

Berat piknometer (W1) (gr) 23,70 77,6

Berat tanah Wt = (W2 – W1) (gr) 25,00 25,00

Suhu (T) (ºC) 20 20

Berat piknometer + Air + Tanah


(gr) 89,00 199,30
(pada T = 20° c ) (W3)

Berat piknometer + Air


(gr) 73,80 184,50
(pada T = 200C) (W4)

W5 = Wt + W4 (gr) 98,80 209,50

Isi tanah (W5 –W3) (cm3) 9,80 10,20

Berat Jenis Tanah (Gs) Wt/ (W5-W3) 2,55 2,45

Berat Rata-rata 2,5

Tabel 4.1. Hasil Percobaan

B. Pembahasan
Dari hasil percobaan didapatkan Berat Jenis Tanah pada piknometer 1 (50 ml)
adalah 2,55, pada piknometer 2 (100 ml) adalah 2,45 dan dengan rata-rata 2,5.
Tanah ini termasuk dalam berat jenis tanah lempung organik.

Berat Jenis Tanah 8


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Percobaan, Piknometer 100 ml memiliki berat jenis 2,45 dan


Piknometer 50 ml memiliki berat jenis 2,55. Sehingga rata-rata berat jenis tanah
adalah 2,50. Berdasarkan rata-rata berat jenis tanah tersebut dapat diketahui bahwa
sampel tanah tersebut merupakan jenis tanah lempung organik.

B. Saran

1. Sebaiknya para praktikan diharapkan supaya tertib pada saat praktikum


supaya dalam pengambilan data dapat berjalan lancar sehingga data yang
diambil lebih akurat.
2. Sebaiknya laboratorium yang digunakan dibersihkan dan alat-alat yang ada
di dalam supaya dirapihkan.
3. Kepada para praktikan diharapkan supaya lebih memperhatikan arahan dari
asisten.
4. Diharapkan kepada para praktikan supaya berhati-hati ketika menggunakan
alat-alat di laboratorium agar tidak terjadi kerusakan pada alat-alat tersebut.

Program Studi Teknik Sipil 9


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

DAFTAR PUSTAKA

Standar Nasional Indonesia (SNI) 1964 : 2008. Cara Uji Berat Jenis Tanah,
Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Tonapa, Suryanti Rapang. (2019). Pedoman Praktikum Teknologi Bahan. Makassar:


Universitas Kristen Indonesia Paulus.

Program Studi Teknik Sipil 10


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

LAMPIRAN

Program Studi Teknik Sipil 11


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

Foto kegiatan

Gambar 1. Menumbuk tanah

Gambar 2. Menyaring tanah

Gambar 3. Menimbang tanah

Program Studi Teknik Sipil 12


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

Gambar 4. Menimbang piknometer

Gambar 5. Memasukkan tanah kedalam piknometer

Gambar 6. Menimbang piknometer + tanah

Program Studi Teknik Sipil 13


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

Gambar 7. Piknometer dimasukkan kedalam wajan

Gambar 8. Mengeluarkan gelembung udara

Gambar 9. Mendinginkan piknometer

Program Studi Teknik Sipil 14


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XLIII

Gambar 10. Menimbang piknometer + tanah + air

Gambar 11. Menimbang piknometer + air

Gambar 12. Membersihkan alat yang telah digunakan

Program Studi Teknik Sipil 15

Anda mungkin juga menyukai