Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESMI 4

TES PENENTUAN BERAT JENIS

Nama : Dewi Cahya Rahmawati

NRP : 1019040014

Kelas : PL-3A

Mata Kuliah : Mekanika Tanah dan Pondasi

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah


memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah
ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “TES PENENTUAN BERAT JENIS” tepat
waktu. Laporan “TES PENENTUAN BERAT JENIS” disusun guna
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Mekanika Tanah dan
Pondasi di PPNS. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang bagaimana struktur
beton bertulang pada bangunan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak


Luqman Cahyono, S.Pd., M.T. selaku dosen mata kuliah. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan
ini.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I

DASAR TEORI

1.1 Berat Jenis Tanah

Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan
massa jenis air murni. Dalam perhitungan analisis mekanika tanah, berat jenis
diperlukan untuk menentukan jenis tanah yang dianalisis(Kusuma,dkk.2017).
Bobot jenis partikel (particle density) dari suatu tanah menunjukkan kerapatan
dari partikel dapat secara keseluruhan. Hal ini ditunjukkan sebagai perbandingan
massa total dari partikel padatan dengan total volume tidak termasuk ruang pori
antarpartikel. Berat jenis partikel ini penting dalam penentuan laju sedimentasi,
pergerakan partikel oleh air dan angin. Berat jenis tanah adalah angka
perbandingan antara berat butir tanah dan berat isi air suling dengan isi sama pada
suhu 40C. Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini antara lain piknometer
atau botol ukur, saringan, thermometer, oven yang dilengkapi dengan pengatur
suhu, alat pendingin dll. Prosedur pengujian meliputi tahapan pengeringan benda
uji di dalam oven selama 24 jam dan penimbangan, selanjutnya benda uji
dimasukkan ke dalam piknometer lalu timbang lagi dan seterusnya.

Berat jenis tanah adalah angka perbandingan antara berat butir tanah dan beratisi
air suling dengan isi sama pada suhu 40C. Peralatan yang digunakan dalam
pengujian ini antara lain piknometer atau botol ukur, saringan, thermometer, oven
yang dilengkapi dengan pengatur suhu, alat pendingin dll. Prosedur pengujian
meliputi tahapan pengeringan benda uji di dalam oven selama 24 jam dan
penimbangan, selanjutnya benda uji dimasukkan kedalam piknometer lalu
timbang lagi dan seterusnya. Berat jenis adalah perbandingan relative
antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni. Air murni bermassa
jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³.
1.2 Jenis-jenis tanah di Indonesia

Tanah organosol

Tanah organosol sering dikenal dengan sebutan tanah gambut. Tanah ini terbentuk
dari proses pelapukan bahan-bahan organik, seperti dari sisa pembusukan tanaman
rawa. Pembusukan bahan organik yang terjadi pada tanaman yang kurang
sempurna karena selalu tergenang air. Karena pembusukan yang terjadi kurang
sempurna, tanah gambut cenderung bersifat asam hingga sangat asam.

Tanah Inseptisol

Tanah inseptisol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak
kecoklatan dan kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga
dapat menopang pembentukan hutan yang asri. Ciri-ciri tanah ini adalah adanya
horizon kambik di mana horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya jadi
sangatlah unik.

Tanah Kapur

Tanah kapur merupakan jenis-jenis tanah di Indonesia yang berasal dari batuan
kapur. Tanah kapur bersifat tidak subur. Meski demikian, tanah ini masih bisa
ditanami tanaman seperti pohon jati.

Tanah pasir

Tanah pasar merupakan tanah yang hanya memiliki kadar air sangat sedikit dan
sangat miskin unsur hara. Tanah pasit berasal dari batuan pasir yang telah
melapuk. Tanah ini banyak ditemukan di wilayah-wilayah pantai yang disebut
sand dune atau bukit pasir.

Tanah laterit

Tanah laterit merupakan jenis tanah yang sifatnya tidak subur, atau bahkan dapat
dikatakan sudah hilang kesuburannya. Ini karena dalam tanah laterit, banyak
terkandung zat besi dan alumunium. Kandungan unsur hara dalam tanah ini sudah
hilang karena terlarut oleh curah hujan yang tinggi. Tanah laterit juga bersifat
kering dan tandus.

Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan
beku dan sedimen. Tanah litosol memiliki ciri khas butiran kasar berupa kerikil.
Tanah ini sangat miskin unsur hara sehingga tidak subur dan kurang baik untuk
pertanian.

Tanah Mergel

Hampir sama dengan tanah kapur, jenis tanah ini juga berasal dari kapur, namun
dicampur dengan berbagai bahan lainnya yang membedakan adalah ia lebih mirip
seperti pasir. Tanah mergel terbentuk dari batuan kapur, pasir dan tanah liat dan
mengalami pembentukan dengan bantuan hujan namun tidak merata.
BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan

1. Piknometer 50ml atau 100ml


2. Timbangan dengan ketinggian 0,01 gram
3. Oven
4. Thermometer
5. Saringan n0.4 dan no.12
6. Air
7. Cawan
8. Penjepit
9. Tissue

2.2 Langkah Kerja

1. Timbang piknometer yang kering dan bersih (W1) gram.


2. Masukkan tanah kurang lebih 10 gram dan timbang (W2) gram.
3. Tambahkan air suling sampai 2/3 bagian. Untuk tanah lempung diamkan
kurang lebih 24 jam.
4. Miringkan serta goyang-goyang agar udara yang terperangkap keluar.
5. Tambahkan air suling.
6. Tambahkan air sampai penuh dan tutup serta keringkan bagian luarnya
dengan tissue dan timbang (W3) gram.
7. Bersihkan piknometer da nisi dengan air suling, dan tutup serta keringkan
permukaan dengan tissue dan timbang (W4) gram.
BAB III

ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

3.1 Data Praktikum

Kedalaman
0,00-1,00
URAIAN UJI 1 2
Berat piknometer kosong (W1) gram 97,00 78,00
Berat piknometer + tanah kering (W2) gram 192,50 106,00
Berat piknometer + air (W4) gram 424,00 173,00
Berat piknometer + tanah + air (W3) gram 478,50 192,50
Suhu (T1) ℃ 25 25
Faktor Koreksi Suhu (A) 0,997 0,997

3.2 Perhitungan

1. W = W 2 −W 1
= 192,50 gram - 97,00 gram
= 95,50 gram

W4 = 424,00 gram

W3 = 478,50 gram

W 2−W 1
Gs =
( W 4 −W 1 )−(W 3−W 2)

192,50−97,00
=
( 424,00−97,00 )−( 478,50−192,50 )

= 2,329

0,997
A =
1,000

= 0,997
Gs ( at 25 ℃ )=G s × A

= 2,329 x 0,997

= 2,322

2. W = W 2 −W 1
= 106,00 gram - 78,00 gram
= 28,00 gram

W4 = 173,00 gram

W3 = 192,50 gram

W 2−W 1
Gs =
( W 4 −W 1 )−(W 3−W 2)

106,00−78,00
=
( 173,00−78,00 )− (192,50−106,00 )

= 3,294

0,997
A =
1,000

= 0,997

G s ( at 25 ℃ )=G s × A

= 3,294 x 0,997

= 3,284

RATA-RATA BERAT JENIS (G¿¿ s)¿

2,322+ 3,284
Berat Jenis G s = = 2,803
2
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan hasil massa jenis suatu


tanah pada kedalaman 0,00m-1,00 m sebagai berikut :

1. Gs = 2,322

2. Gs = 3,284

3. Gs rata−rata = 2,803

Dari perhitungan yang didapat dapat dilihat dari massa jenis rata-rata
tanah sebesar 2,803 termasuk type tanah Soil with mica or iron. Type
tanah soil with mica or iron ini memiliki massa jenis berkisar 2,75-
3,00.
DAFTAR PUSTAKA

L.D. Wesley, Mektan, Cetakan IV hal. 5, Tabel 1.1, Badan Penerbit Pekerjaan
Umum)
Saputra,dkk.2018.HUBUNGAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK TANAH
DENGAN BERAT ISI, POROSITAS DAN LAJU INFILTRASI PADA
PERKEBUNAN SALAK DI KECAMATAN PURWOSARI, KABUPATEN
PASURUAN.Jurnal Tanah dan Sumberdaya LAhan.Vol. 5 No. 1.Hal:647-654
Kusuma,dkk.2017.STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN
MENGGUNAKAN PASIR LAUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP NILAI
CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO). Jurnal Fondasi. Volume 6 No 2.Hal:
24-33
https://hot.liputan6.com/read/4254914/berat-jenis-tanah-adalah-pengukuran-
penting-untuk-kualitas-tanah

Anda mungkin juga menyukai