Anda di halaman 1dari 20

EVAPOTRANSPIRASI

Evapotranspirasi adalah jumlah air total yang dikembalikan lagi ke atmosfer dari
permukaan tanah, badan air, dan vegetasi oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklim dan
fisiologis vegetasi. Sesuai dengan namanya, ET juga merupakan gabungan antara
proses-proses evaporasi, intersepsi, dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan,
yaitu perubahan dari zat cair menjadi uap air atau gas dari semua bentuk permukaan
kecuali vegetasi. Sedang transpirasi adalah perjalanan air dalam jaringan vegetasi
(proses fisiologis) dari akar tanaman ke permukaan daun dan akhirnya menguap ke
atmosfer. Intersepsi adalah penguapan air dari permukaan vegetasi ketika berlangsung
hujan. (Asdak, 2001: 117-118)
Evapotranspirasi sangat erat kaitannya dengan kebutuhan air tanaman.
Kebutuhan air tanaman adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk menggantikan air
yang hilang akibat penguapan. Penguapan dalam hal ini meliputi penguapan dari
permukaan air dan daun-daun tanaman. Bila kedua proses terjadi bersamaan maka
evapotranspirasi, yaitu gabungan dari proses penguapan air bebas (evaporasi) dan
penguapan melalui tanaman (transpirasi).

Besarnya faktor meteorologi yang mempengaruhi besarnya evapotranspirasi


adalah sebagai berikut :
 Radiasi Matahari
Pengaruh radiasi matahari terhadap evapotranspirasi potensial adalah
melalui proses fotosintesis. Dalam mengatur hidupnya, tanaman memerlukan
sirkulasi air melalui sistem akar-batang-daun. Sirkulasi perjalanan air dari
bawah (perakaran) ke atas (daun) dipercepat dengan meningkatnya jumlah
radiasi matahari terhadap vegetasi yang bersangkutan. (de Vries dan van Duin
dalam Asdak, 2001: 119)

 Angin
Pengaruh angin terhadap evapotranspirasi potensial adalah melalui
mekanisme dipindahkannya uap air yang keluar dari pori-pori daun. Semakin
dipindahkannya uap air yang keluar dari pori-pori daun. Semakin besar
kecepatan angin, semakin besar pula laju evapotranspirasi yang dapat terjadi.
Dibandingkan dengan pengaruh radiasi matahari, pengaruh angin terhadap laju
evapotranspirasi adalah lebih kecil (de Vries dan van Duin dalam Asdak, 2001:
119)

 Kelembaban Relatif (Relative Humiditas)


Kelembaban tanah juga mempunyai peran untuk mempengaruhi terjadinya
evapotranspirasi. Telah seringkali dikemukakan oleh ahli fisiologi tanaman
bahwa evapotranspirasi berlangsung ketika vegetasi yang bersangkutan sedang
tidak kekurangan suplai air (Penman, 1956 dalam Asdak, 2001: 120) Dengan
kata lain, evapotranspirasi (potensial) berlangsung ketika kondisi kelembaban
tanah berkisar antara titik wilting point dan field capacity. Karena ketersediaan
air dalam tanah tersebut ditentukan oleh tipe tanah, dengan demikian, secara
tidak langsung, peristiwa evapotranspirasi potensial juga dipengaruhi oleh faktor
tanah.

 Suhu (Temperature)
Pengaruh suhu terhadap evapotranspirasi dapat dikatakan secara langsung
berkaitan dengan intensitas dan lama waktu radiasi matahari. Namun demikian,
perlu dikemukakan bahwa suhu yang akan mempengaruhi evapotranspirasi
potensial adalah suhu permukaan daun dan bukan suhu udara di sekitar daun. (de
Vries dan van Duin dalam Asdak, 2001: 119)

Metode yang dapat dipakai dalam penghitungan besarnya


evapotranspirasi potensial adalah sebagai berikut :

Metode Blaney-Criddle
Metode ini untuk memprakirakan besarnya evapotranspirasi potensial
(PET) pada awalnya dikembangkan untuk memprakirakan besarnya konsumsi
air irigasi di Amerika Serikat (Dunne dan Leopold, 1978 dalam Asdak, 2001:
129).
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan karena data
terukur yang dibutuhkan sedikit dan mudah di dapat.
Data terukur yang diperlukan dalam metode ini adalah:
 Letak lintang (LL)
 Suhu udara (t)
 Angka koreksi (c)

Langkah-langkah pengerjaan dalam metode ini dapat digunakan prosedur


perhitungan berikut:

Cari letak Cari data suhu Cari angka


lintang daerah bulanan (t) koreksi sesuai
yang ditinjau ↓ dengan bulan
dan cari nilai P Hitung ETo* ↓
Hitung ETo

Rumus Metode Blaney-Criddle:

ET0 = c . ET0*

ET0* = P . (0.457 t + 8.13)

Keterangan:
ET0 = Evapotranspirasi acuan (mm/hari)
c = Angka koreksi (berdasarkan keadaan iklim)
ET0* = Evaporasi acuan sebelum dikoreksi (mm/hari)
P = Prosentase rata-rata jam siang malam, yang besarnya
bergantung pada letak lintang (LL)

Tabel 1.2 Hubungan P dan Letak Lintang (LL) Tabel BC. 1


Lintang Utara Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Selatan Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
60   0.15 0.20 0.26 0.32 0.38 0.41 0.40 0.34 0.28 0.22 0.17 0.13
55°   0.17 0.21 0.26 0.32 0.36 0.39 0.38 0.33 0.28 0.23 0.18 0.16
50°   0.19 0.23 0.27 0.31 0.34 0.36 0.35 0.32 0.28 0.24 0.20 0.18
45°   0.20 0.23 0.27 0.30 0.34 0.35 0.34 0.32 0.28 0.24 0.21 0.20
40°   0.22 0.24 0.27 0.30 0.32 0.34 0.33 0.31 0.28 0.25 0.22 0.21
35°   0.23 0.25 0.27 0.29 0.31 0.32 0.32 0.30 0.28 0.25 0.23 0.22
30°   0.24 0.25 0.27 0.29 0.31 0.32 0.31 0.30 0.28 0.26 0.24 0.23
25°   0.24 0.26 0.27 0.29 0.30 0.31 0.31 0.29 0.28 0.26 0.25 0.24
20°   0.25 0.26 0.27 0.28 0.29 0.30 0.30 0.29 0.28 0.26 0.25 0.25
15°   0.26 0.26 0.27 0.28 0.29 0.29 0.29 0.28 0.28 0.27 0.26 0.25
10°   0.26 0.27 0.27 0.28 0.28 0.29 0.29 0.28 0.28 0.27 0.26 0.26
5°   0.27 0.27 0.27 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.27 0.27 0.27
0°   0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27
Sumber: http://www.fao.org/docrep/s2022e/s2022e07.htm

Tabel 1.3 Angka Koreksi ( c ) Menurut Blaney Criddle Tabel BC.2


BULA Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des
N t
(c) 0.80 0.80 0.75 0.70 0.70 0.70 0.70 0.75 0.80 0.80 0.80 0.80
Sumber : Montarcih L, 2010
Metode Radiasi (Metode Makkink)

Data terukur yang diperlukan dalam metode radiasi :


 Letak lintang daerah (LL)
 Suhu udara (t)
 Kecerahan matahari (n/N).
Prosedur perhitungan yang dapat digunakan sebagai berikut;

Cari suhu rata- Cari letak Cari nilai


rata bulanan dan lintang dan nilai kecerahan
nilai w Rγ matahari ()

Hitung ETo Cari angka Hitung Rs


Rumus koreksi (c) Rumus
ETo =c.w.Rs Rs=(0,25+0,54.
) Rγ

Rumus Metode Radiasi:

ET0 = c . ET0*

ET0* = w . Rs

Keterangan:
ET0 = Evapotranspirasi acuan (mm/hari)
c = Angka koreksi (berdasarkan keadaan iklim)
ET0* = Evapotranspirasi acuan sebelum dikoreksi (mm/hari)
w = Faktor pengaruh suhu dan elevasi ketinggian daerah
Rs = Radiasi gelombang pendek yang diterima bumi (mm/hari)
Rs = (0.25 + 0.54 (n/N)) Rγ
Rγ = Radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfer
n/N = Kecerahan matahari (%)
Tabel 1.4 Hubungan t dan w (Tabel R.1)
(Untuk Indonesia, EL. 0-500 m)
Suhu w Suhu w
(t0) (t0)
24.0 0.735 27.2 0.767
24.2 0.737 27.4 0.769
24.4 0.739 27.6 0.771
24.6 0.741 27.8 0.773
24.8 0.743 28.0 0.775
25.0 0.745 28.2 0.777
25.2 0.747 28.4 0.779
25.4 0.749 28.6 0.781
25.6 0.751 28.8 0.783
25.8 0.753 29.0 0.785
26.0 0.755 29.2 0.787
26.2 0.757 29.4 0.789
26.4 0.759 29.6 0.791
26.6 0.761 29.8 0.793
26.8 0.763 30.0 0.795
27.0 0.765 30.2 0.797
Sumber : Montarcih L, 2010

Tabel 1.5 Harga Rγ Untuk Indonesia (Tabel R.2)


(Untuk Indonesia : 50 LU s/d 100 LS)
Bula LU 0 LS
n 5 4 2 2 4 6 8 10
Jan 13.0 14.3 14.7 15.0 15.3 15.5 15.8 16.1 16.1
Feb 14.0 15.0 15.3 15.5 15.7 15.8 16.0 16.1 16.0
Mar 15.0 15.5 15.6 15.7 15.7 15.6 15.6 15.1 15.3
Apr 15.1 15.5 15.3 15.3 15.1 14.9 14.7 14.1 14.0
Mei 15.3 14.9 14.6 14.4 14.1 13.8 13.4 13.1 12.6
Jun 15.0 14.4 14.2 13.9 13.9 13.2 12.8 12.4 12.6
Jul 15.1 14.6 14.3 14.1 14.1 13.4 13.1 12.7 11.8
Ags 15.3 15.1 14.9 14.8 14.8 14.3 14.0 13.7 12.2
Sep 15.1 15.3 15.3 15.3 15.3 15.1 15.0 14.9 13.1
Okt 15.7 15.1 15.3 15.4 15.4 15.6 15.7 15.8 14.6
Nov 14.8 14.5 14.8 15.1 15.1 15.5 15.8 16.0 15.6
Des 14.6 14.1 14.4 14.8 14.8 15.4 15.7 16.0 16.0
Sumber : Montarcih L, 2010

Tabel 1.6 Angka Koreksi ( c ) Menurut Rumus Radiasi (Tabel R.3)


BULA Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt No Des
N t v
(c) 0.80 0.80 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80
Sumber : Montarcih L, 2010

.L,.Metode Penman
Metode Penman pada mulanya dikembangkan untuk menentukan
besarnya evaporasi dari permukaan air terbuka. Dalam perkembangannya,
metode tersebut juga digunakan untuk menentukan besarnya evapotranspirasi
potensial (PET) dari suatu tegakan vegetasi dengan memanfaatkan data iklim
mikro yang diperoleh dari atas permukaan vegetasi yang menjadi kajian.
(Asdak, 2001: 133)
Data terukur yang dibutuhkan :
 Suhu rerata bulanan (t °C)
 Kelembaban relatif bulanan rerata (RH » %)
 Kecerahan matahari bulanan (n/N » %)
 Kecepatan angin bulanan rerata (u » m/dt)
 Letak lintang daerah (LL)
 Angka koreksi (c)
Prosedur perhitungan dalam Rumus Penman adalah sebagai berikut;

Cari data suhu Cari data RH Berdasarkan letak


rerata bulanan dan ↓ lintang cari nilai Rγ
nilai εγ, w, f(t) dari Hitung εd ↓
tabel ↓ Cari data kecerahan
Hitung f(εd) matahari ()

Cari ETo* Cari data f(U) Cari nilai Rs


↓ ↓ ↓
Cari ETo Cari Rn1 Cari nilai f()
↓ ↓
Cari nilai angka Cari data
koreksi c kecepatan angin
(U)

Rumus Metode Penman:

ET0 = c . ET0*

ET0* = w . (0.75 Rs – Rn1) + (1 – w) f(u) (εa – εd)


Keterangan:
ET0 = Evapotranspirasi acuan (mm/hari)
c = Angka koreksi (berdasarkan keadaan iklim)
ET0* = Evapotranspirasi acuan sebelum dikoreksi (mm/hari)
w = Faktor pengaruh suhu dan elevasi ketinggian daerah
Rs = Radiasi gelombang pendek yang diterima bumi (mm/hari)
Rs = (0.25 + 0.54 (n/N)) Rγ
Rγ = Radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfer
n/N = Kecerahan matahari (%)
Rn = Radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari)
Rn1 = f(t) . f(εd) . f(n/N)
f(t) = Fungsi suhu
f(εd) = Fungsi tekanan uap
f(εd) = 0.34 – 0.44 . ((εd)0.5)
εa = tekanan uap jenuh (mbar)
εd = Tekanan uap sebenarnya (mbar)
εd = εa* . RH
f(n/N) = Fungsi kecerahan matahari
f(n/N) = 0.1 + 0.9 . (n/N)
f(u) = Fungsi kecepatan angin pada ketinggian 2.00 m
f(u) = 0.27 . ( 1 + 0.864 u )
RH = Kelembaban relatif (%)
Tabel 1.7 Hubungan t Dengan εa, w, f (t) (Tabel PN.1)

t εa w f (t) t εa w f (t) t εa w f (t)


(˚C) (mbar (˚C) (mbar (˚C) (mbar
) ) )
24 29.85 0.735 15.4 26.3 34.22 0.758 15.960 28.6 39.14 0.781 16.42
24.1 30.03 0.736 15.425 26.4 34.42 0.759 15.98 28.7 39.38 0.782 16.440
24.2 30.21 0.737 15.45 26.5 34.63 0.76 16.000 28.8 39.61 0.783 16.46
24.3 30.39 0.738 15.475 26.6 34.83 0.761 16.02 28.9 39.84 0.784 16.480
24.4 30.57 0.739 15.5 26.7 35.04 0.762 16.040 29 40.06 0.785 16.5
24.5 30.76 0.74 15.525 26.8 35.25 0.763 16.06 29.1 40.29 0.786 16.520
24.6 30.94 0.741 15.55 26.9 35.46 0.764 16.080 29.2 40.51 0.787 16.54
24.7 31.13 0.742 15.575 27 35.66 0.765 16.1 29.3 40.74 0.788 16.560
24.8 31.31 0.743 15.6 27.1 35.88 0.766 16.120 29.4 40.96 0.789 16.58
24.9 31.50 0.744 15.625 27.2 36.09 0.767 16.14 29.5 41.19 0.79 16.600
25 31.69 0.745 15.65 27.3 36.30 0.768 16.160 29.6 41.41 0.791 16.62
25.1 31.88 0.746 15.675 27.4 36.50 0.769 16.18 29.7 41.64 0.792 16.640
25.2 32.06 0.747 15.7 27.5 36.72 0.77 16.200 29.8 41.86 0.793 16.66
25.3 32.26 0.748 15.725 27.6 36.94 0.771 16.22 29.9 42.09 0.794 16.680
25.4 32.45 0.749 15.75 27.7 37.16 0.772 16.240 30 42.31 0.795 16.7
25.5 32.64 0.75 15.775 27.8 37.37 0.773 16.26 30.1 42.54 0.796 16.720
25.6 32.83 0.751 15.8 27.9 37.59 0.774 16.280 30.2 42.76 0.797 16.74
25.7 33.03 0.752 15.825 28 37.81 0.775 16.3 30.3 42.99 0.798 16.760
25.8 33.22 0.753 15.85 28.1 38.03 0.776 16.320 30.4 43.21 0.799 16.78
25.9 33.42 0.754 15.875 28.2 38.25 0.777 16.34 30.5 43.44 0.8 16.800
26 33.62 0.755 15.9 28.3 38.48 0.778 16.360 30.6 43.66 0.801 16.82
26.1 33.82 0.756 15.920 28.4 38.70 0.779 16.38 30.7 43.89 0.802 16.840
26.2 34.02 0.757 15.94 28.5 38.92 0.78 16.400 30.8 44.11 0.803 16.86
Sumber : Montarcih L, 2010

Tabel 1.8 Harga Rγ Untuk Indonesia (Tabel PN.2)


(Untuk Indonesia : 50 s/d 100 LS)
Bula LU 0 LS
n 5 4 2 2 4 6 8 10
Jan 13.0 14.3 14.7 15.0 15.3 15.5 15.8 16.1 16.1
Feb 14.0 15.0 15.3 15.5 15.7 15.8 16.0 16.1 16.0
Mar 15.0 15.5 15.6 15.7 15.7 15.6 15.6 15.1 15.3
Apr 15.1 15.5 15.3 15.3 15.1 14.9 14.7 14.1 14.0
Mei 15.3 14.9 14.6 14.4 14.1 13.8 13.4 13.1 12.6
Jun 15.0 14.4 14.2 13.9 13.9 13.2 12.8 12.4 12.6
Jul 15.1 14.6 14.3 14.1 14.1 13.4 13.1 12.7 11.8
Ags 15.3 15.1 14.9 14.8 14.8 14.3 14.0 13.7 12.2
Sep 15.1 15.3 15.3 15.3 15.3 15.1 15.0 14.9 13.1
Okt 15.7 15.1 15.3 15.4 15.4 15.6 15.7 15.8 14.6
Nov 14.8 14.5 14.8 15.1 15.1 15.5 15.8 16.0 15.6
Des 14.6 14.1 14.4 14.8 14.8 15.4 15.7 16.0 16.0
Sumber : Montarcih L, 2010

Tabel 1.9 Angka Koreksi ( c ) Menurut Rumus Penman (Tabel PN.3)


BULA Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des
N
(c) 1.10 1.10 1.10 0.90 0.90 0.90 0.90 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Sumber : Montarcih L, 2010

Analisa Evapotranspirasi Acuan


Evapotranspirasi acuan dapat dihitung menggunakan tiga metode. Adapun
metode yang dipergunakan dalam perhitungan evaporasi potensial ini adalah:
1. Metode Blaney-Criddle
2. Metode Radiasi
3. Metode Penman

Tabel berikut adalah tabel data perhitungan evaporasi yang nantinya akan
menjadi data penunjang perhitungan dalam ketiga metode tersebut.
Tabel 1.10 Data Perhitungan Evaporasi

Letak Suhu Rata-rata Bulanan


Lintang jan feb mar apr may jun jul aug sep oct nov dec
8˚ LU 25.3 27.3 26.7 28.8 28.2 29.2 30.2 30.7 29.2 29.8 28.8 26.8

RH min n U
% jam/hari m/dt
50.0 10.8 6.0
Sumber: Data, 2014

Tabel 1.11 Metode Blaney – Criddle


No. Bulan Letak P t ET0* c ET0
Lintan (˚C) (mm/hr) (mm/hr)
g
1 Januari 8˚ LU 0.264 25.3 5.199 0.80 4.159
2 Februari 8˚ LU 0.27 27.3 5.564 0.80 4.451
3 Maret 8˚ LU 0.27 26.7 5.490 0.75 4.117
4 April 8˚ LU 0.28 28.8 5.962 0.70 4.173
5 Mei 8˚ LU 0.28 28.2 5.885 0.70 4.119
6 Juni 8˚ LU 0.286 29.2 6.142 0.70 4.299
7 Juli 8˚ LU 0.286 30.2 6.272 0.70 4.391
8 Agustus 8˚ LU 0.28 30.7 6.205 0.75 4.654
9 September 8˚ LU 0.28 29.2 6.013 0.80 4.810
10 Oktober 8˚ LU 0.27 29.8 5.872 0.80 4.698
11 November 8˚ LU 0.264 28.8 5.621 0.80 4.497
12 Desember 8˚ LU 0.264 26.8 5.380 0.80 4.304
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

Contoh Perhitungan Metode Blaney - Criddle :


1. Bulan Januari
 LL = 80 LU
 Mencari P (dari Tabel BC.1)
Dengan interpolasi (antara 5° LU dan 10° LU)
(((8-5)/(10-5))*(0,26-0,27))+0,27 = 0,264
 t = 25,30 C
 ET0* = P . (0,457 t + 8,13)
= 0,264 . (0,457 . 25,3 + 8,13)
= 5,199 mm/hari

 Januari (dari Tabel BC.2) : c = 0.80


 ET0 = c . ET0*
= 0,80 . 5,199
= 4,159 mm/hari

Tabel 1.12 Metode Radiasi


No. Bulan Letak t n/N w Rγ Rs ET0* c ET0
Lintang (˚C) (%) (mm/hr) (mm/hr) (mm/hr) (mm/hr)

1 Januari 8˚ LU 25.3 90 0.748 11.77 8.664 6.481 0.80 5.184


2 Februari 8˚ LU 27.3 90 0.768 13.06 9.615 7.385 0.80 5.908
3 Maret 8˚ LU 26.7 90 0.762 14.59 10.740 8.184 0.75 6.138
4 April 8˚ LU 28.8 90 0.783 15.11 11.124 8.710 0.75 6.533
5 Mei 8˚ LU 28.2 90 0.777 15.89 11.697 9.089 0.75 6.817
6 Juni 8˚ LU 29.2 90 0.787 15.59 11.471 9.028 0.75 6.771
7 Juli 8˚ LU 30.2 90 0.797 15.75 11.592 9.239 0.75 6.929
8 Agustus 8˚ LU 30.7 90 0.802 15.66 11.524 9.242 0.80 7.394
9 September 8˚ LU 29.2 90 0.787 14.99 11.030 8.680 0.80 6.944
10 Oktober 8˚ LU 29.8 90 0.793 15.80 11.629 9.222 0.80 7.377
11 November 8˚ LU 28.8 90 0.783 14.61 10.751 8.418 0.80 6.734
12 Desember 8˚ LU 26.8 90 0.763 14.52 10.688 8.155 0.80 6.524
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

Contoh Perhitungan Metode Radiasi :


1. Bulan Januari
 t = 25,30 C
 Mencari w (dari Tabel R.1) ; w = 0,748
 LL = 80 LU
 Mencari Rγ (dari Tabel R.2)
Dengan Forecasting dari data 5°LU s/d 2°LU
Rγ = 11,77 mm/hr
 (n/N) = 0.90
 Rs = (0,25+0,54(n/N)) Rγ
= (0,25+0,54(0,90)) 11,77
= 8,664 mm/hari

 Januari (dari Tabel R.3) : c = 0,80


 ET0* = w . Rs
= 0,748. 8,664
= 6.481 mm/hari
 ET0 = c . ET0*
= 0,80 . 4,341
= 5.184 mm/hari
Tabel 1.13 Metode Penman

No. Bulan Letak t εϒ w f(t) RH εd f(εd) Rγ


Lintang (˚C) (mbar (%) (mbar) (mm/hr
) )
1 Januari 8˚ LU 25.3 32.26 0.748 15.73 50 16.128 0.163 11.77
2 Februari 8˚ LU 27.3 36.30 0.768 16.16 50 18.148 0.153 13.06
3 Maret 8˚ LU 26.7 35.04 0.762 16.04 50 17.520 0.156 14.59
4 April 8˚ LU 28.8 39.61 0.783 16.46 50 19.805 0.144 15.11
5 Mei 8˚ LU 28.2 38.25 0.777 16.34 50 19.125 0.148 15.89
6 Juni 8˚ LU 29.2 40.51 0.787 16.54 50 20.255 0.142 15.59
7 Juli 8˚ LU 30.2 42.76 0.797 16.74 50 21.380 0.137 15.75
8 Agustus 8˚ LU 30.7 43.89 0.802 16.84 50 21.943 0.134 15.66
9 September 8˚ LU 29.2 40.51 0.787 16.54 50 20.255 0.142 14.99
10 Oktober 8˚ LU 29.8 41.86 0.793 16.66 50 20.930 0.139 15.80
11 November 8˚ LU 28.8 39.61 0.783 16.46 50 19.805 0.144 14.61
12 Desember 8˚ LU 26.8 35.25 0.763 16.06 50 17.625 0.155 14.52

n/N Rs f(n/N) U f(u) Rn1 ET0* c ET0


(%) (mm/hr) (m/dt) (mm/hr) (mm/hr) (mm/hr)
90 8.664 0.910 6.0 1.670 2.337 8.188 1.10 9.007
90 9.615 0.910 6.0 1.670 2.244 9.214 1.10 10.136
90 10.740 0.910 6.0 1.670 2.275 9.710 1.00 9.710
90 11.124 0.910 6.0 1.670 2.160 10.460 0.90 9.414
90 11.697 0.910 6.0 1.670 2.194 10.645 0.90 9.580
90 11.471 0.910 6.0 1.670 2.137 10.758 0.90 9.682
90 11.592 0.910 6.0 1.670 2.080 11.047 0.90 9.942
90 11.524 0.910 6.0 1.670 2.052 11.104 1.00 11.104
90 11.030 0.910 6.0 1.670 2.137 10.498 1.10 11.547
90 11.629 0.910 6.0 1.670 2.103 10.985 1.10 12.084
90 10.751 0.910 6.0 1.670 2.160 10.241 1.10 11.265
90 10.688 0.910 6.0 1.670 2.269 9.706 1.10 10.677
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

Contoh Perhitungan Metode Penman :


1. Bulan Januari
 t = 25,30 C
 Tabel PN. 1 :
t = 25,30 C εγ = 32,26 mbar
w = 0,748
f (t) = 15,73
 RH = 0.50

 εd = εa . RH
= 32,26 . 0,50 = 16,128 mbar
 f(εd) = 0,34 – 0,044(εd 0.5)
= 0,163
 Tabel PN.2 :
LL = 80 LU
 Mencari Rγ (dari Tabel R.2)
Dengan Forecasting dari data 5°LU s/d 2°LU
Rγ = 11,77 mm/hr
 n/N = 0,90
Rs = (0,25 + 0,54 (n/N)) Rϒ

= (0,25 + 0,54 . 0,90) 11,77

= 8,664 mm/hari

 f(n/N) = 0,1 + 0,9 (n/N)


= 0,1 + 0,9 . 0,90
= 0,91
 U = 6,0 m/dt
 f(U) = 0,27 . (1 + 0,864 U)
= 0,27 . (1 + 0,864 . 6,0)
= 1,669
 Rn1 = f(t) . f(εd) . f(n/N)
= 15,73 . 0,163 . 0,91
= 2,337 mm/hari
 Januari (dari Tabel PN.3) : c = 1.10
 ET0* = w (0.75 Rs – Rn1) + (1 – w) f(U) (εϒ– εd)
= 0,748 (0,75 . 8,664 – 2,337) + (1 – 0,748) . 1,669 (32,26 –
16,128)
= 7,361 mm/hari
 ET0 = c . ET0*
= 1,10 . 7,361

= 8,098 mm/hari
Tabel 1.14 Perbandingan Metode Blaney – Criddle, Radiasi, dan Penman

No Bulan ET0* c ET0


. BC R P BC R P BC R P
1 Januari 5,19 6,48 8,188 0,80 0,80 1,10 4,15 5,18 9,007
9 1 9 4
2 Februari 5,56 7,38 9,214 0,80 0,80 1,10 4,45 5,90 10,136
4 5 1 8
3 Maret 5,49 8,18 9,710 0,75 0,75 1,00 4,11 6,13 9,710
0 4 7 8
4 April 5,96 8,71 10,46 0,70 0,75 0,90 4,17 6,53 9,414
2 0 0 3 3
5 Mei 5,88 9,08 10,64 0,70 0,75 0,90 4,11 6,81 9,580
5 9 4 9 7
6 Juni 6,14 9,02 10,75 0,70 0,75 0,90 4,29 6,77 9,682
2 8 8 9 1
7 Juli 6,27 9,23 11,04 0,70 0,75 0,90 4,39 6,92 9,942
2 9 7 1 9
8 Agustus 6,20 9,24 11,10 0,75 0,80 1,00 4,65 7,39 11,104
5 2 4 4 4
9 Septembe 6,01 8,68 10,49 0,80 0,80 1,10 4,81 6,94 11,547
r 3 0 8 0 4
10 Oktober 5,87 9,22 10,98 0,80 0,80 1,10 4,69 7,37 12,084
2 2 5 8 7
11 November 5,62 8,41 10,24 0,80 0,80 1,10 4,49 6,73 11,265
1 8 1 7 4
12 Desember 5,38 8,15 9,706 0,80 0,80 1,10 4,30 6,52 10,677
0 5 4 4
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014
Keterangan:
BC : Metode Blaney Criddle
R : Metode Radiasi
P : Metode Pennman
Gambar 1.2 Grafik Perbandingan Evaporasi Potensial (ET0)
Sumber : Data, 2014

Berdasarkan hasil perhitungan dari metode Blaney – Criddle, metode Radiasi,


dan metode Penman nilai evaporasi potensial (ETo) yang diperoleh memiliki nilai yang
berbeda-beda. Secara umum, dari ketiga perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :

Metode Penman > Metode Radiasi > Metode Blaney – Criddle

Hal ini dipengaruhi oleh adanya faktor iklim yang diperhitungkan dalam masing
masing metode. Semakin banyak faktor iklim yang diperhitungkan, maka hasil
evaporasi potensial akan semakin besar dan akurat. Untuk penerapan di lapangan sangat
dianjurkan menggunakan metode Penman untuk stasiun dengan data iklim yang
lengkap, karena faktor iklim yang diperhitungkan lebih banyak dari metode lainnya,
namun metode Blaney – Criddle akan cenderung lebih banyak digunakan karena hanya
membutuhkan data iklim yang relatif lebih mudah didapatkan.

Penggunaan Konsumtif Tanaman


Harga evapotranspirasi tanaman bergantung kepada jenis dan umur tanaman,
yang nilainya didapatkan degan mengalikan koefisien tanaman dan harga evaporasi
potensial.
Rumus Evapotranspirasi Tanaman:

ETc = kc . ET0

Keterangan:
ETc = Evapotranspirasi Tanaman (mm/hari)
Kc = Koefisien Tanaman (berdasarkan jenis tanaman)
ET0 = Evaporasi acuan (mm/hari)
Analisa Evapotranspirasi tanaman
Tabel 1.15 Harga Kc Tanaman Kedelai
No. Bulan Kc

1 Januari 0,50
2 Februari 0,75
3 Maret 1,00
4 April 1,00
5 Mei 0,82
6 Juni 0,45
7 Juli -
8 Agustus -
9 September -
10 Oktober -
11 November -
12 Desember -

Tabel 1.16 Harga Evapotranspirasi Tanaman Kedelai


ET0 (mm/hr) ETc (mm/hr)
No. Bulan Kc
BC R P BC R P
1 Januari 4,159 5,184 9,007 0,5 2,080 2,592 4,504
2 Februari 4,451 5,908 10,136 0,75 2,226 2,954 5,068
3 Maret 4,117 6,138 9,710 1 2,059 3,069 4,855
4 April 4,173 6,533 9,414 1 2,087 3,267 4,707
5 Mei 4,119 6,817 9,580 0,82 2,060 3,409 4,790
6 Juni 4,299 6,771 9,682 0,45 2,150 3,386 4,841
7 Juli 4,391 6,929 9,942 - - - -
8 Agustus 4,654 7,394 11,104 - - - -
Septembe
9 4,810 6,944 11,547 - - - -
r
10 Oktober 4,698 7,377 12,084 - - - -
11 November 4,497 6,734 11,265 - - - -
12 Desember 4,304 6,524 10,677 - - - -
Sumber: Data Perhitungan, 2014

Gambar 1.3 Grafik Perbandingan Evapotranspirasi (ET)


Sumber : Data, 2014

Contoh Perhitungan:
Bulan Januari (Kc = 0,50)
Metode Blaney-Criddle
ET = Kc . ET0
= 0,50 . 4,159 = 2,080 mm/hari
Metode Radiasi
ET = Kc . ET0
= 0,50 . 5,184 = 2,592 mm/hari
Metode Penman
ET = Kc . ET0
= 0,50 . 9,007 = 4,504 mm/hari

Berdasarkan hasil perhitungan evapotranspirasi tanaman kedelai, harga


evapotranspirasi menunjukkan nilai yang berbeda setiap bulan dan metode yang
digunakan. Harga evapotranspirasi menggunakan metode Pennman menghasilkan hasil
terbesar dibandingkan dengan menggunakan metode Blaney – Criddle dan metode
Radiasi, karena harga evapotranspirasi tanaman diperoleh melalui perkalian koefisien
tanaman (Kc) dan harga evapotranspirasi acuan (ET0). Sehingga untuk nilai koefisien
tanaman yang sama, semakin besar harga evapotranspirasi acuan menghasilkan harga
evapotranspirasi tanaman yang semakin besar.

Metode Penman > Metode Radiasi > Metode Blaney – Criddle

Hal ini dipengaruhi oleh adanya faktor iklim yang diperhitungkan dalam masing
masing metode. Semakin banyak faktor iklim yang diperhitungkan, maka hasil
evapotranspirasi acuan akan semakin besar dan akurat. Untuk penerapan di lapangan
sangat dianjurkan menggunakan metode Penman untuk stasiun dengan data iklim yang
lengkap, karena faktor iklim yang diperhitungkan lebih banyak dari metode lainnya,
namun metode Blaney – Criddle akan cenderung lebih banyak digunakan karena hanya
membutuhkan data iklim yang relatif lebih mudah didapatkan.

Anda mungkin juga menyukai