Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH GARIS KONTUR

Disusun oleh :

WILIAM PARASO / 2122201005

TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO


Daftar Isi
1. Peraturan Dasar Garis Kontur

 Semakin dekat jarak antar garis, semakin terjal daerah tersebut


 Garis kontur tidak pernah memotong garis kontur lainnya, namun selalu menutup.
 Garis kontur jika memotong sungai, akan berbentuk V terbalik dengan arah ke
hulu sungai
 Garis kontur jika memotong jalan, akan selalu berbentuk U ke arah lokasi yang
lebih rendah.
 Garis kontur selalu menunjukkan ketinggian yang sama

2. Cara Membuat Garis Kontur

3. Cara Membaca Garis Kontur

4. Interval Kontur dan Cara Menghitungnya

5. Indeks Kontur

6. Kemiringan Lereng

Garis kontur adalah garis yang menghubungkan lokasi-lokasi berbeda yang berada pada
ketinggian yang sama. Jika dua lokasi dihubungkan oleh garis kontur yang sama, maka dapat
dipastikan kedua lokasi tersebut memiliki ketinggian yang sama.

Garis kontur umumnya digunakan pada peta topografi yang merupakan peta khusus untuk


menyajikan informasi mengenai ketinggian dan bentuk rupa bumi. Pada peta batimetri, garis
ini digantikan dengan garis isobath, yaitu garis yang menunjukkan lokasi-lokasi dengan
kedalaman yang sama.
1. Peraturan Dasar Garis Kontur

Dalam membaca dan menggambarkan garis kontur, terdapat beberapa peraturan umum yang
harus ditaati. Peraturan tersebut adalah sebagai berikut.

 Semakin dekat jarak antar garis, semakin terjal daerah tersebut

 Garis kontur tidak pernah memotong garis kontur lainnya, namun selalu menutup.

 Garis kontur jika memotong sungai, akan berbentuk V terbalik dengan arah ke hulu
sungai

 Garis kontur jika memotong jalan, akan selalu berbentuk U ke arah lokasi yang lebih
rendah

 Garis kontur selalu menunjukkan ketinggian yang sama

Agar kalian lebih paham, peraturan-peraturan tersebut akan dijelaskan secara lebih lanjut
dibawah ini

 Semakin dekat jarak antar garis, semakin terjal daerah tersebut

Karena garis kontur merupakan representasi dari ketinggian suatu lokasi, jarak antar garis
menjadi representasi perbedaan ketinggian dan jarak dari suatu lokasi.

Semakin jauh jarak antara dua titik ketinggian, semakin landai lereng yang ada pada daerah
tersebut. Hal ini juga berlaku sebaliknya, ketika jarak antar dua titik ketinggian dekat, maka
semakin curam lereng yang ada pada daerah tersebut.

Informasi ini dapat digunakan untuk mempermudah pemodelan konstruksi, arsitektur,


serta perencanaan wilayah/kota, terutama untuk pembangunan kawasan.

Selain itu, kelerengan juga sangat penting dalam melakukan navigasi, hiking, serta
perencanaan ekspedisi. Oleh karena itu, titik-titik dan garis ini selalu ada pada
peta topografi yang digunakan oleh pendaki gunung dan militer di seluruh dunia.

 Garis kontur tidak pernah memotong garis kontur lainnya, namun selalu
menutup.
Garis kontur tidak akan pernah memotong garis kontur lainnya. Karena ketika terdapat garis
yang memotong, maka dapat diasumsikan bahwa lokasi tersebut memiliki dua nilai
ketinggian. Suatu lokasi tidak mungkin memiliki dua nilai ketinggian yang berbeda.

Garis kontur akan selalu menutup dengan garis yang memiliki nilai ketinggian sama. Tidak
mungkin garis berhenti tiba-tiba pada suatu ujung, kecuali jika garis tersebut keluar dari area
peta.

Artinya, garis-garis ini selalu terhubung ya teman-teman, atau setidaknya pasti akan menutup
(bertemu dengan garis ketinggian yang sama). Tidak mungkin tiba-tiba berhenti dan
menghilang garisnya.

 Garis kontur jika memotong sungai, akan berbentuk V terbalik dengan arah ke
hulu sungai

Efek sungai terhadap garis kontur

Ketika memotong suatu sungai, garis kontur akan cenderung berbentuk V terbalik ke arah
hulu sungai. Hal ini terjadi karena garis ini merepresentaasikan lokasi dengan ketinggian
yang sama.

Suatu sungai yang mengalir ke hilir tidak memiliki ketinggian yang sama dengan lokasi
sekitarnya. Biasanya, daerah sungai lebih rendah ketinggiannya dibandingkan daerah
sekitarnya.

Hal ini terjadi karena sungai memiliki kedalaman, sehingga dasar sungai yang berketinggian
sama dengan lokasi sekitarnya ada pada daerah yang lebih ke hulu.

Masih tidak terbayang? Bayangkan seperti ini, ada sungai yang kedalamannya 10 meter.
Kamu dan teman kamu ingin melakukan eksperimen, dia berdiri sekitar 100 meter didepan
kamu pada ketinggian 1600 mdpl, sedangkan kamu berdiri pada ketinggian 1610 mdpl.

Nah, jika dipetakan, kalian akan berada di garis yang berbeda kan, karena ada selisih
ketinggian 10 meter. Namun, jika kamu masuk kedalam sungai sampai dasarnya. Ketinggian
kalian kini sama, di 1600 mdpl. Padahal, ada jarak sekitar 100 meter antara kamu dan teman
kamu yang berada di arah hilir.

 Garis kontur jika memotong jalan, akan selalu berbentuk U ke arah lokasi yang
lebih rendah.
Ketika memotong jalan buatan manusia, garis kontur umumnya akan berbentuk U mengarah
ke lokasi yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh ketinggian jalan yang umumnya lebih
tinggi dari lokasi sekitarnya.

Masih tidak terbayang? Coba kalian perhatikan bentuk

 Garis kontur selalu menunjukkan ketinggian yang sama

Garis kontur selalu menunjukkan ketinggian yang sama sepanjang garis tersebut. Tidak
mungkin suatu garis tiba-tiba berubah nilai ketinggiannya atau terdapat dua nilai ketinggian
pada satu garis.

2. Cara Membuat Garis Kontur

Garis kontur dibuat dengan cara memetakan informasi ketinggian suatu obyek yang didapat
dari survei dunia nyata dan menginterpretasikannya dengan menggunakan garis-garis.

Ilustrasi Pembuatan Garis Kontur

Coba perhatikan ilustrasi diatas, dapat dilihat pada bahwa pada awalnya, garis kontur berasal
dari informasi ketinggian suatu obyek. Informasi tersebut kemudian dipetakan menjadi titik-
titik yang nantinya akan dihubungkan dengan garis-garis.
Garis-garis yang ada menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama. Garis inilah
yang disebut sebagai garis kontur.

Disini, kita juga dapat menggambarkan slope atau kelerengan dari bentang alam tersebut
dengan jarak antar garis. Semakin renggang garis tersebut maka semakin landai lereng yang
ada, sedangkan semakin padat garisnya, semakin terjal lerengnya.

Masih belum terbayang? Berikut ini adalah step-by-step cara membuat garis kontur

 Dapatkan informasi mengenai ketinggian-ketinggian yang ada di suatu lokasi. Kalian


dapat menggunakan data DEM, survei lapangan langsung, ataupun penginderaan jauh
lainnya

 Konversi data ketinggian tersebut menjadi titik-titik ketinggian. Nah, umumnya, data
ketinggian sudah dalam bentuk titik, jadi kalian bisa lanjut ke step berikutnya

 Tentukan terlebih dahulu interval kontur yang akan digunakan

 Hubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian sama dengan satu garis. Disini,
pemilihan interval kontur sangat penting, garis baru hanya dapat dibuat tiap interval,
misal tiap perbedaan ketinggian 10 meter atau 5 meter.

Cukup mudah kan? Coba kalian berlatih membuat peta topografi dengan titik-titik ketinggian
yang sudah ada!

3. Cara Membaca Garis Kontur

Garis kontur memiliki korelasi dengan ketinggian asli dari suatu bentang alam. Setiap garis
kontur melambangkan nilai ketinggian tertentu dari suatu obyek. Perhatikan gambar dibawah
ini
Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa garis-garis membulat yang ada pada peta
kontur berkorelasi dengan garis-garis yang ada pada bukit yang merupakan obyek yang
dipetakan.

Dari gambar diatas juga dapat diambil kesimpulan bahwa semakin dekat jarak antar garis,
semakin terjal pula kelerengan obyek yang dipetakan tersebut.

Punggungan (ridge) umumnya memiliki kontur U sedangkan jurang V.

Punggungan dan jurang (valley) juga memiliki karakteristik kontur yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Punggungan umumnya memiliki bentuk kontur yang lebih landai dan
berbentuk U, sedangkan jurang umumnya memiliki kontur yang lebih terjal dan berbentuk V.
4. Interval Kontur dan Cara Menghitungnya

Interval kontur adalah perbedaan ketinggian antar dua garis kontur di dunia nyata. Interval
kontur dalam satu peta harus sama agar peta dapat diukur dengan akurat.

Interval kontur dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut

 CI = Skala Peta : 2000

Pada rumus tersebut, interval kontur memiliki nilai sama dengan skala peta dibagi 2000.
Rumus diatas umumnya digunakan ketika hendak menggambar garis kontur pada peta yang
skalanya diketahui.

Rumus tersebut pun dapat diubah-ubah sesuai dengan informasi yang ada, berikut adalah
variasi rumus tersebut jika ditanya skala peta dan diketahui interval konturnya.

 Skala Peta = CI x 2000

Namun ingat! Skala peta selalu dinotasikan dengan 1 : x, (misal 1:25.000). Nah, dalam
menghitung interval kontur, kalian hanya perlu menggunakan nilai x itu, tidak perlu
menggunakan 1:x dalam perhitungannya.

Tapi teman-teman, sebenarnya interval kontur dapat ditentukan secara bebas oleh pemimpin
survey. Tergantung medan yang disurvey dan kebutuhan survey tersebut.

Namun, di Indonesia, kesepakatan umumnya mengenai interval kontur adalah skala peta = CI
x 2000.

Jika kalian menemukan soal-soal yang menggunakan gambar untuk memvisualisasi interval
kontur dan skalanya, jangan terjebak rumus diatas! Coba hitung juga menggunakan cara
visual yang akan kita ajarkan juga di latihan soal dibawah ini.

5. Indeks Kontur

Indeks kontur adalah garis kontur yang ditebalkan. Indeks kontur berguna untuk
memudahkan pembaca peta dalam menganalisa pola kenaikan atau penurunan ketinggian
suatu tempat.

Indeks kontur umumnya ditempatkan pada garis kontur keempat atau kelima dalam suatu
peta topografi.
6. Kemiringan Lereng

Ilustrasi cara menghitung kemiringan lereng

Kemiringan lereng pada dasarnya adalah perbandingan antara tinggi dan jarak dua lokasi.
Semakin tinggi nilai kelerengannya, maka semakin terjal lereng tersebut. Hal ini juga
berkorelasi dengan sudut, semakin terjal lerengnya, semakin besar angka sudutnya.

Kemiringan lereng pada peta dapat dihitung dengan menggunakan informasi jarak antar dua
titik serta perbedaan ketinggian antara dua titik.

Perhitungan ini menggunakan rumus segitiga phytagoras sederhana yang mengasumsikan


bahwa kemiringan adalah selisih tinggi dibagi dengan jarak antar titik pengukuran.

 Kelerengan = Tinggi : Jarak

Rumus diatas akan menghasilkan angka kelerengan yang jika dikalikan dengan 100, akan
menjadi persen kelerengan.

Contohnya adalah sebuah sudut dengan jarak antar ketinggian 1m dan perbedaan tinggi 1m.
Sudut ini akan memiliki kelerengan 1 dan persentase kelerengan 100%.

Selain itu, terdapat pula rumus yang menghasilkan derajat. Berikut adalah rumus tersebut

 Derajat lereng = arctan(Tinggi : Jarak)

Pada rumus diatas, kita akan menggunakan fungsi matematika arcus tangent atau tan-1. Oleh
karena itu, perhitungan derajat lereng umumnya digunakan menggunakan software atau
kalkulator saintifik.

Anda mungkin juga menyukai