Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sumber air bersih merupakan sebuah sumber daya yang sangat dibutuhkan
oleh manusia demi kelangsungan hidup manusia. Salah satu sumber air bersih
yang paling bisa dirasakan adalah air hujan. Hasil penguapan air tersebut
menjadikan hujan sumber air bersih yang sangat besar dan bisa untuk dinikmati
berbagai jenis makhluk hidup sekaligus.

Hujan memiliki jangka waktu yang sangat pendek dan waktu tersebut tidak dapat
diprediksi secara sempurna. Jadi pemanfaatan air bersih dari sumber air hujan
perlu untuk dimanfaatkan dengan baik. Untungnya tuhan telah menciptakan
sebuah proses yang disebut infiltrasi yang mampu menyimpan sumber air bersih
di dalam tanah sebagai air tanah.

Infiltrasi dimaksudkan sebagai proses masuknya air kepermukaan tanah. Proses


ini merupakan bagian yang sangat penting dalam daur hidrologi maupun dalam
proses pengalihragaman hujan menjadi aliran disungai. Pengertian infiltrasi
(infiltration) sering dicampur-adukkan untuk kepentingan praktis dengan
pengertian perkolasi (percolation) yaitu gerakan air kebawah dari zona tidak
jenuh, yang terletak diantara permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah
(zona jenuh). Dalam kaitan ini terdapat dua pengertian tentang kuantitas infiltrasi,
yaitu kapasitas infiltrasi (infiltration Capaciti) dan laju infiltrasi (Infiltration rate).
Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum untuk suatu jenis tanah
tertentu, sedangkan laju infiltrasi adalah laju infiltrasi nyata suatu jenis tanah
tertentu.

1.2.Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah pokok yang disampaikan pada makalah ini antara lain
adalah :

1. Apakah yang dimaksud dengan Infiltrasi ?


2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Infiltrasi ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi laju Infiltrasi ?
4. Bagaimana . Pengaruh Proses Penghujanan Terhadap Perubahan Parameter Sifat
Fisik Tanah
5. Bagaimana infiltrasi bisa menjadi salah satu cara untuk penyediaan sumber air
bersih?
6. Apa saja faktor yang dapat mengganggu proses infiltrasi?
7. Bagiamana pengaruh rusaknya infiltrasi pada masyarakat?
8. Bagaimana cara memperbaiki proses infiltrasi yang rusak sehingga ketersediaan
air bersih kembali terpenuhi?

1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Infiltrasi.


2. Mahasiswa dapat menganalisis apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
Infiltrasi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang mempengaruhi laju Infiltrasi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui Pengaruh Proses Penghujanan Terhadap Perubahan
Parameter Sifat Fisik Tanah
5. Untuk mengetahui bagaimana infiltrasi bisa menjadi salah satu cara untuk
penyediaan sumber air bersih.
6. Untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat mengganggu proses infiltrasi.
7. Untuk mengetahui bagiamana pengaruh rusaknya infiltrasi pada masyarakat.
8. Untuk mengetahui bagaimana cara memperbaiki proses infiltrasi yang rusak
sehngga ketersediaan air bersih kembali terpenuhi
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Infiltrasi

Menurut ilmu hidrologi, infiltrasi merupakan aliran air ke dalam tanah


melalui permukaan tanah. Didalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas
infiltrasi dan laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi
adalah laju infiltrasi maksimum yang ditentukan oleh jenis tanah dimana
terjadinya infiltrasi, sedangkan lajua infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang
nilainya tergantung pada kondisi tanah dan kapasitas hujan. Suatu tanah dalam
kondisi kering memiliki daya serap yang tinggi sehingga laju infiltrasi semakin
besar, dan akan berkurang perlahan-lahan apabila tanah tersebut jenuh terhadap
air. Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah, yang umumnya
(tetapi tidak mesti) melaliu permukaan dan secara vertical (Arsyad, 2010). Jika
cukup air, maka air infiltrasi akan bergerak terus kebawah yaitu kedalam profil
tanah. Gerakan air kebawah di dalam profil tanah disebut perkolasi.

Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari
permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air
hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah,
sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland
flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi
maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk
lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau
mm/hari. Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang
dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.

Laju infiltrasi adalah banyaknya air persatuan waktu yang masuk melalui
permukaan tanah dinyatakan dalam mm jam-1 atau cm jam-1. Pada saat tanah
masih kering, laju infiltrasi cenderung tinggi. Setelah tanah menjadi jenuh air,
maka laju infiltrasi akan menurun dan menjadi konstan. Kondisi permukaan,
seperti sifat pori dan kadar air tanah, sangat menentukan jumlah air hujan yang
diinfiltrasikan dan jumlah runoff (Hakim, et al,1986).

Infiltrasi secara garis besar merupakan bagian dari siklus hidrologi di


alam. Di mana siklus hidrologi sendiri diawali oleh terjadinya evaporasi air
permukaan (sungai, danau, dan laut). Kemudian terbentuk awan di atmosfer dan
awan mengalami presipitasi dalam bentuk hujan atau salju. Air yang jatuh
menyentuh permukaan tanah sebagian akan mengalir menjadi limpasan
permukaan dan sebagian akan masuk meresap ke dalam tanah. Proses air masuk
ke dalam tanah inilah yang disebut infiltrasi. Infiltrasi akan menghasilkan air
tanah yang akan kembali ke sungai atau laut dalam periode tertentu.

Dalam arti yang lebih spesifik, infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke
dalam tanah melalui permukaan tanah secara vertikal. Sedangkan banyaknya air
yang masuk melalui permukaan tanah persatuan waktu dikenal sebagai laju
infiltrasi. Nilai laju infiltrasi sangat tergantung pada kapasitas infiltrasi, yaitu
kemampuan tanah untuk melewatkan air dari permukaan tanah secara vertikal. (
Suripin, 2004 )

Menurut Sitanala Arsyad (2010:61), infiltrasi adalah peristiwa masuknya


air ke dalam tanah, yang umumnya (tetapi tidak mesti) melalui permukaan dan
secara vertikal. Jika cukup air, maka infiltrasi akan bergerak terus ke bawah yaitu
ke dalam profil tanah disebut perkolasi.

Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan )
masuk ke dalam tanah. Dengan kata lain, infiltrasi adalah aliran air masuk ke
dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gavitasi
(gerakan air ke arah vertikal). Setelah lapisan tanah bagian atas jenuh, kelebihan
air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi
bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi. (Asdak, 2007)

Infiltrasi sendiri adalah sebuah proses kunci karena proses ini menentukan
berapa banyak bagian dari curah hujan masuk ke dalam tanah dan berapa banyak
yang menjadi aliran permukaan. Infiltrasi juga merupakan proses kunci dalam
erosi karena tidak ada erosi tanpa aliran permukaan yang akan menggerus tanah
dan mengangkut sedimen.

2.2. Infiltrasi di Lingkungan

Infiltrasi yang terjadi akan menjadikan air permukaan menjadi air tanah.
Air yang meresap ke tanah dan mengalami filtrasi alamiah yang menyebabkan air
tanah menjadi lebih jernih dan baik dibandingkan air permukaan. Air tanah juga
akan tersedia sepanjang tahun bahkan pada musim kemarau sekalipun. Oleh
karena itu, jika kita memiliki infiltrasi yang baik maka tidak akan terjadi
kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih. Itulah mengapa infiltrasi
menjadi sangat penting.

Meningkatnya frekuensi kejadian kekeringan, dan susah mendapatkan air


bersih akhir-akhir ini, dengan skala yang cenderung membesar dan meluas,
merupakan salah satu indikator belum optimalnya pengelolaan daerah aliran
sungai (DAS) di Indonesia. Hal ini ditandai juga dengan kecenderungan
bertambahnya jumlah luas DAS kritis.

Namun fakta yang ada menunjukkan bahwa penanganan masalah banjir di


Indonesia lebih banyak didominasi oleh pendekatan teknis sipil. Padahal dengan
penjelasan sederhana pendekatan melalui pengelolaan DAS akan jauh lebih
berhasil. Dengan catatan, karena upaya untuk memperbesar kapasitas infiltrasi
harus dilakukan di seluruh wilayah DAS, maka setiap warga DAS harus ikut
terlibat. Dengan kata lain, keterlibatan seluruh stakeholders DAS (pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha) untuk memperbesar bagian air hujan yang masuk ke
dalam tanah menjadi syarat mutlak.

2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Infiltrasi

Ada faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi. Faktor-faktor yang


mempengaruhi infiltrasi adalah:

a. Karakteristik –karakteristik hujan

b. Kondisi-kondisi permukaan tanah

 Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan


permukaan tanah dan mengurangi infiltrasi.
 Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada
permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi.
 Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk detensi
permukaan.
 Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari.
 Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju
infiltrasi selama tahapan awal hujan berikutnya.
 Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan kontur dan
lain-lain) dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan
atau penurunan cadangan permukaan.

c. Kondisi-kondisi penutup permukaan

 Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan


melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, seresah mendorong
laju infiltrasi yang tinggi.
 Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang
dilakukan seresah.
 Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan)
mengurangi infiltrasi.
d. Transmibilitas tanah

 Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari


struktur tanah, merupakan salah satu faktor penting yang mengatur
laju transmisi air yang turun melalui tanah.
 Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah.

e. Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi

Laju infiltrasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu jenis permukaan


tanah, kadar air, tumbuh-tumbuhan, dan cara pengolahan tanah. Faktor-faktor
tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok (Musgrave dan Holtan, 1964
dalam Sri Harto, 1984), yaitu sifat-sifat permukaan tanah, kepadatan tanah, sifat
dan jenis tanaman.

Tanah yang subur dan gembur akan memperbesar laju infiltrasi. Begitu
pula keadaan vegetasinya. Jika ada banyak tanaman yang tumbuh otomatis akan
menjadikan tanah semakin subur. Tumbuh-tumbuhan juga dapat meredam
kecepatan dari aliran air limpasan sehingga akan meningkatkan infiltrasi.
Pengerjaan tanah juga penting. Jika tanah dalam keadaan miring akan lebih baik
tanah tersebut dibuat terasiring. Cara tersebut juga berfungsi untuk mengurangi
kecepatan air limpasan dan akan meningkatkan infiltrasi.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian infiltrasi

Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di


dalam tanah air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran
antara (interflow) menuju mata air, danau, dan sungai; atau secara vertikal, yang
dikenal dengan perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah
melalui pori-pori tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler. Gaya
gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju ke tempat yang lebih rendah,
sementara gaya kapiler menyebabkan air bergerak ke segala arah. Air kapiler
selalu bergerak dari daerah basah menuju ke daerah yang lebih kering.

Tanah kering mempunyai gaya kapiler lebih besar daripada tanah basah.
Gaya tersebut berkurang dengan bertambahnya kelembaban tanah. Selain itu, gaya
kapiler bekerja lebih kuat pada tanah dengan butiran halus seperti lempung
daripada tanah berbutir kasar pasir. Apabila tanah kering, air terinfiltrasi melalui
permukaan tanah karena pengaruh gaya gravitasi dan gaya kapiler pada seluruh
permukaan. Setelah tanah menjadi basah, gerak kapiler berkurang karena
berkurangnya gaya kapiler. Hal ini menyebabkan penurunan laju infiltrasi.
Sementara aliran kapiler pada lapis permukaan berkurang, aliran karena pengaruh
gravitasi berlanjut mengisi pori-pori tanah. Dengan terisinya pori-pori tanah, laju
infiltrasi berkurang secara berangsung-angsur sampai dicapai kondisi konstan; di
mana laju infiltrasi sama dengan laju perkolasi melalui tanah.

Dalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan laju
infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi
maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu; sedang laju infiltrasi adalah kecepatan
infiltrasi yang nilainya tergantung pada kondisi tanah dan intensitas hujan. Pada
grafik dibawah ini menunjukkan kurva kapasitasin filtrasi (fp), yang merupakan
fungsi waktu. Apabila tanah dalam kondisi kering ketika infiltrasi terjadi,
kapasitas infiltrasi tinggi karena kedua gaya kapiler dan gravitasi bekerja
bersama-sama menarik air ke dalam tanah. Ketika tanah menjadi basah, gaya
kapiler berkurang yang menyebabkan laju infiltrasi menurun. Akhirnya kapasitas
infiltrasi mencapai suatu nilai konstan, yang dipengaruhi terutama oleh gravitasi
dan laju perkolasi.
Pengertian Perkolasi
Perkolasi adalah pergerakan air di dalam tanah melalui “soil
moisture zone” pada lapisan tidak kenyang air (tak jenuh/unsaturated) sampai
mencapai muka air tanah/ke dalam lapisan jenuh (CD.Soemarto, 1999). Perkolasi
tidak akan terjadi sebelum daerah tak jenuh mencapai kapasitas lapang (field
capacity).
Untuk mempermudah uraian selanjutnya perlu dijelaskan pengertian beberapa
istilah yang digunakan, antara lain:

1. Kapasitas lapang (field capacity)adalah jumlah kandungan air maksimum yang


dapat ditahan oleh tanah terhadap pengaruh gaya gravitasi.
2. Soil moisture deficiency(smd) adalah jumlah kandungan yang masih diperlukan
untuk membawa tanah pada “field capacity”.
3. Abstraksi awal (initial abstraction)adalah jumlah intersepsi dan tampungan
permukaan (depression storage) yang harus dipenuhi sebelum terjadi
limpasan (overland flow).
4. Intersepsiadalah air hujan yang langsung diserap oleh tanaman
5. Kapasitas infiltrasi (fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang bisa terjadi jika ada
cukup air. Kapasitas ini tergantung dari kondisi permukaan, termasuk lapisan
tanah yang paling atas. Satuan yang biasa digunakan adalah mm/jam.
6. Laju infiltrasi (fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang
dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.
7. Kapasitas perkolasi (Pp) adalah laju perkolasi maksimum. Kapasitas perkolasi
dipengaruhi oleh kondisi tanah di bawah permukaan pada daerah tak jenuh.
8. Laju perkolasi (Pa) adalah laju perkolasi yang sesungguhnya terjadi. Laju
perkolasi tergantung pada kondisi tanah baik, di permukaan maupun di bawah
permukaan pada daerah tak jenuh. Nilainya sangat dipengaruhi oleh laju infiltrasi
dan kapasitas perkolasi.

3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Infiltrasi

Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya kapasitas infiltrasi dan laju


penyediaan air. Selama intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka
laju infiltrasi sma dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan melampaui
kapasitas infiltrasi, maka terjadilah genangan air dipermukaan tanah atau aliran
permukaan (Arsyad, 2010).

Lebih lanjut Hakim, et al (1986), menyatakan bahwa pergerakan air


kebawah sangat ditentukan oleh sifat pori, atabilitas agregat, terkstur, kedalaman
lapisan impermesbel, serta ada tidaknya liat yang mengembang. Oleh karena itu,
pada masing-masing jenis tanah laju infiltrasinya akan berbeda-beda. Misalnya
saja tanah berpasir yang dalam umumnya menahan sedikit air dan sebaliknya
memungkinkan banyak hilang melalui perkolasi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi infiltrasi adalah:

1. Karakteristik –karakteristik hujan


2. Kondisi-kondisi permukaan tanah
– Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan
tanah dan mengurangi infiltrasi.
– Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada
permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi.
– Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk detensi permukaan.
– Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari.
– Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju infiltrasi
selama tahapan awal hujan berikutnya.
– Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan kontur dan lain-
lain) dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau
penurunan cadangan permukaan.
3. Kondisi-kondisi penutup permukaan
– Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan
melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju
infiltrasi yang tinggi
– Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang
dilakukan seresah.
– Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan)
mengurangi infiltrasi.
4. Transmibilitas tanah
– Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari setruktur
tanah, merupakan salah satu
– Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah.
– Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi
– Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya
belum pasti.
– Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi.
5. Kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh
Dapat dipahami pada saat awal turunnya hujan, penyerapan air oleh tanah
(laju infiltrasi) terjadi dengan cepat. Sehingga semakin dalam genangan dan tebal
lapisan jenuh maka laju infiltrasi semakin berkurang.

Dalam gambar di atas, air yang tergenang di atas permukaan tanah terinfiltrasi
ke dalam tanah, yang menyebabkan suatu lapisan di bawah permukaan tanah
menjadi jenuh air. Apabila tebal dari lapisan jenuh air adalah L, dapat dianggap
bahwa air mengalir ke bawah melalui sejumlah tabung kecil. ALiran melalui
lapisan tersebut serupa dengan aliran melalui pipa. Kedalaman genangan di atas
permukaan tanah (D) memberikan tinggi tekanan pada ujung atas tabung,
sehingga tinggi tekanan total yang menyebabkan aliran adalah D+L.

Tahanan terhadap aliran yang diberikan oleh tanah adalah sebanding dengan tebal
lapis jenuh airL. Pada awal hujan, dimana L adalah kecil dibanding D, tinggi
tekanan adalah besar dibanding tahanan terhadap aliran, sehingga air masuk ke
dalam tanah dengan cepat. Sejalan dengan waktu, L bertambah panjang sampai
melebihi D, sehingga tahanan terhadap aliran semakin besar. Pada kondisi
tersebut kecepatan infiltrasi berkurang. Apabila L sangat lebih besar daripada D,
perubahan L mempunyai pengaruh yang hampir sama dengan gaya tekanan dan
hambatan, sehingga laju infiltrasi hampir konstan.

6. Kelembaban tanah

Semakin lembab kondisi suatu tanah, maka laju infiltrasi akan semakin
berkurang karena tanah tersebut semakin dekat dengan keadaan jenuh.Jumlah air
tanah mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Ketika air jatuh pada tanah kering,
permukaan atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang bagian bawahnya relatif
masih kering. Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya kapiler
antara permukaan atas tanah dan yang ada di bawahnya. Karena adanya perbedaan
tersebut, maka terjadi gaya kapiler yang bekerja sama dengan gaya berat, sehingga
air bergerak ke bawah (infiltrasi) dengan cepat.

Dengan bertambahnya waktu, permukaan bawah tanah menjadi basah,


sehingga perbedaan daya kapiler berkurang, sehingga infiltrasi berkurang. Selain
itu, ketika tanah menjadi basah koloid yang terdapat dalam tanah akan
mengembang dan menutupi pori-pori tanah, sehingga mengurangi kapasitas
infiltrasi pada periode awal hujan.

7. Pemampatan oleh hujan dan penyumbatan oleh butir halus

Pemampatan tanah oleh hujan adalah keadaan turunnya hujan membuat tanah
semakin padat. Sehingga pori-pori tanah mengecil, dan menghambat laju
infiltrasi. Butiran halus yang terbentuk pada saat tanah kering juga menghambat
laju infiltrasi karena pada saat terjadinya hujan, butiran tersebut masuk kedalam
tanah dan memperkecil pori-pori tanah.

8. Tanaman penutup
Banyaknya tanaman seperti rumput dan pohon-pohon besar yang terdapat
pada daerah terjadinya hujan dapat memperbesar laju infiltrasi. Karena biasanya
pada tanah seperti ini banyak terdapat tanah humus dan sarang serangga. Sehingga
membantu masuknya air kedalam tanah.

9. Topografi dan intensitas hujan

Topografi adalah keadaan pemukaan/ kontur tanah, dan intensitas hujan


adalah besarnya hujan yang turun dalam satuan waktu. Apabila hujan yang turun
besar dan topografi tanah terjal, maka laju infiltrasi kecil. Karena topografi yang
terjal akan mengalirkan air dengan cepat sehingga waktu infiltrasi kurang. Begitu
juga sebaliknya, topografi yang landai bahkan datar dapat menghasilkan infiltrasi
lebih besar.

Kapasitas infiltrasi dapat diukur dengan menggunakan infiltrometer dan


analisis hidrograf. Infiltrometer ini dibedakan menjadi dua macam yaitu
infiltrometer genangan dan simulator hujan (rainfall simulators)

3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Infiltrasi

Dengan mengetahui data dapat digunakan untuk menduga kapan terjadi


runoff akan terjadi bila suatu jenis tanah telah menerima sejumlah air tertentu baik
melalui curah hujan ataupun irigasi dari suatu tendon air di permukaan tanah
(Siradz, et al, 2007). Selain itu dari hasil penelitian Siswanto dan Joleha (2001),
disebutkan bahwasannya dengan mengetahui infiltrasi maka pada setiap rumah
dengan sadar membuat sumur resapan. Seperti halnya daearah perkotaan yang
sangat memerlukannya. Sehingga denganhal ini dapat dihindari air limpasan dan
juga banjir. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi:
Laju infiltrasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu jenis permukaan tanah, kadar
air, tumbuh-tumbuhan, dan cara pengolahan tanah. Faktor-faktor tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok (Musgrave dan Holtan, 1964 dalam Sri
Harto, 1984), yaitu sifat-sifat permukaan tanah, kepadatan tanah, sifat dan jenis
tanaman.

1. Sifat-sifat permukaan tanah


Proses infiltrasi diawali dengan meresapnya air melalui permukaan tanah,
maka sifat-sifat permukaan tanah memegang peranan penting bahkan untuk
menentukan batas infiltrasi dengan tidak mengabaikan peranan dari lapisan tanah
di bawahnya. Diantara sifat-sifat yang penting adalah kepadatan tanah, sifat dan
jenis tanaman, dan cara bercocok tanam.
2. Kepadatan tanah
Makin meningkatnya kepadatan tanah maka infiltrasi makin kecil. Akibat
adanya impak butir-butir air hujan pada waktu terjadi hujan maka kepadatan tanah
akan bertambah.

3. Sifat dan jenis tanaman


Dengan adanya tanaman akan memberikan keuntungan karena akan
memperbesar infiltrasi. Hal ini disebabkan adanya:

 Akar tanaman yang menyebabkan struktur tanah makin gembur yang


berarti memperbesar permeabilitas tanah.
 Tanaman di permukaan yang dapat mengurangi kecepatan “run-off”
sehingga memperbesar waktu tinggal air di permukaan.
 Pemadatan yang diakibatkan oleh impak butir-butir air hujan di
permukaan sangat berkurang. Sebenarnya yang memberikan pengaruh
lebih besar adalah kerapatan tanaman daripada jenis tanaman.
4. Cara pengerjaan tanah
Cara pengerjaan tanah dengan tersering yang benar akan memperbesar infiltrasi
pula.

5. Sifat transmisi lapisan tanah


Sifat perlapisan tanah juga akan sangat menentukan besarnya laju infiltrasi,
misalnya formasi tanah dengan kapasitas perkolasi besar tetapi kapasitas infiltrasi
kecil formasi tanah dengan kapasitas infiltrasi besar tetapi kapasitas perkolasi
kecil.

3.4. Pengaruh Proses Penghujanan Terhadap Perubahan Parameter Sifat


Fisik Tanah

1. Perubahan Kadar Air Benda Uji Akibat Infiltrasi Air


Setelah mengalami proses penghujanan maka kadar air tanah mengalami
perubahan dimana proses penghujanan benda uji mempunyai pola yang sama
dengan pembasahan yaitu mengakibatkan kadar air tanah mengalami kenaikan.

Contohnya seperti pada perubahan kadar air benda uji setelah dihujani dari 0.5
jam sampai 2 jam pada masing-masing kedalaman. Setelah di basahi dari 0.5 jam
sampai 2 jam, kadar air tanah dikedalaman 15 meter yang berupa tanah lempung
yang lunak menpunyai kadar air tanah yang paling besar diantara tanah yang
lainnya. Hal ini terkait dengan sifat lempung yang lebih mudah lagi mengikat air.
2. Pengaruh Infiltrasi Air Terhadap Derajat Kejenuhan
Adanya infiltrasi air hujan pada tanah, mengakibatkan perubahan kadar air benda
uji. Bila kadar air berubah maka pada umumnya derajat kejenuhan tanah juga
mengalami perubahan. Suatu massa tanah terdiri dari butiran tanah dan ruang pori
diantara butiran tanah. Dimana ruang pori ini dapat terisi oleh air atau udara atau
gabungan antara keduanya. Bila seluruh ruang pori terisi oleh air maka massa
tanah berada pada kondisi jenuh. Sedangkan bila sebagian ruang pori ditempati
oleh air dan sisanya terisi udara maka tanah dalam kondisi tidak jenuh.

3. Pengaruh Infiltrasi Air Terhadap Angka Pori


Apabila terjadi perubahan angka pori dengan bertambahnya kadar air akibat
adanya infiltrasi air hujan. Ini menunjukkan bahwa, terjadi perubahan volume
dimana tanah akan mengembang dengan bertambahnya kadar air, Perubahan
angka pori yang terjadi pada tanah lempung yang banyak terdapat pada tanah
dikedalaman 15 sampai 30 meter pada suatu lokasi menpunyai angka pori yang
besar pada kondisi initialnya. Pada kondisi ini tanah sudah banyak mengandung
air dalam pori-pori tanahnya, dimana dengan adanya air dalam pori tanah akan
menyebabkan jarak antar butiran tanah akan menjadi lebih jauh, bidang geser
antar partikel tanah lebih besar sehingga tanah akan mengembang. Sedangkan
pada tanah pasir berlanau yang terdapat dalam tanah dikedalaman 5 meter dan 10
meter, kandungan air dalam tanah lebih kecil karena sifat pasir dan lanau yang
kurang menyerapa air pada permukaan partikel tanahnya, sehingga angka pori
juga kecil dan perubahan volume yang terjadi akibat adanya air tidak
menyebabkan tanah mengembang.

4. Pengaruh Infiltrasi Air Terhadap Tegangan Air Pori Negatif


Pada saat proses penghujanan dilakukan, tegangan air pori negatif tanah
mengalami penurunan. Tegangan air pori negatif atau suction ini hanya ada pada
tanah yang kohesif yaitu tanah yang mengandung lempung. Pada tanah di
kedalaman 15 meter sampai 30 meter yang menpunyai kadar lempung lebih besar
terjadi penurunan tegangan air pori negatifnya yang lebih besar dibandingkan
pada tanah dikedalaman 5 dan 10 meter. Dengan adanya peningkatan kadar air
pada tanah menyebabkan banyaknya air yang mengisi ruang pori, sedangkan
volume pori tidak mengalami perubahan, sehingga tekanan air pada permukaan
tanah akan berkurang.

5. Pengaruh Infiltrasi Air Hujan Terhadap Kohesi


Pada awal penghujan dimana tanah masih dalam kondisi tidak jenuh, nilai kohesi
masih cukup besar, walaupun proses penghujanan sudah mulai diberikan. Dalam
hal ini, ikatan antar butiran tanah masih kuat, karena air yang diberikan dalam
proses penghujanan belum sepenuhnya mengisi seluruh ruang pori antar butiran.
Namun, bila proses penghujanan berlanjut, maka jarak antar butiran tanah akan
semakin menjauh seiring dengan peningkatan jumlah air yang mengisi rongga
pori tanah, sampai tanah berada dalam kondisi jenuh. Pada kondisi hampir jenuh
ini, air dapat merusak struktur butiran tanah, dimana susunan partikel tanah yang
awalnya lebih terkunci menjadi pecah, adanya air juga menyebabkan antar butir
partikel tanah menjadi mudah tergelincir.

6. Pengaruh Infiltrasi Air Terhadap Sudut Geser Dalam


Peningkatan kadar air yang mengisi ruang pori tanah yang mengakibatkan jarak
antar butiran tanah semakin bertambah. Pada kedalaman 5 m, 10m, peningkatan
kadar air akibat infiltrasi air hujan, belum sepenuhnya menghilangkan kekuatan
gesernya karena derajat kejenuhannya belum sampai pada kondisi jenuh.
Sebaliknya pada tanah kedalaman 15 m , 20 m, 25 dan 30 m, sudut geser
dalamnya nol (F=0), namun kuat geser tanah dengan kandungan lempung yang
besar dimana kekuatan geser (qu) sangat kecil. Karena ruang pori hampir

3.5. Infiltrasi Sebagai Awal Mula Sumber Air Bersih

Hujan yang merupakan bagian dari siklus hidrologi, air hujan akan
menyentuh tanah dan kemudian meresap ke dalam tanah. Proses peresapan inilah
yang disebut infiltrasi seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Sesuai
dengan sifat air yang mampu meresap melalui celah – celah kecil, air juga mampu
mengisi celah antara butir – butir tanah. Mengganti udara yang awalnya mengisi
pori – pori tanah tersebut.

Dari awal proses infiltrasi inilah akan terbntuk beberapa sumber air bersih
yang mampu dimanfaatkan oleh manusia, berikut adalah beberapa sumber air
bersih yang bisa terbentuk akibat dari proses infiltrasi dan lanjutannya.

3.5.1. Air Tanah

Ketika air meresap pada proses infiltrasi, sesuai dengan siklus hidrologi air
akan menuju dalam tanah hingga pada suatu titik dimana air akan membentuk air
tanah. Beberapa akan bergerak dan terkumpul di dalam tanah menjadi sungai
bawah tanah. Sebuah kuasa tuhan dimana tuhan telah menciptakan kantong air
raksasa di bawah kaki kita.
Normalnya air tanah hasil infiltrasi memiliki kualitas air yang tergolong
baik jika tanpa ada gangguan pada proses infiltrasi atau pencemaran pada air
tanah itu sendiri. Ketika Proses infiltrasi berjalan dengan lancer, maka persediaan
air tanah maupun sungai bawah tanah akan besar atau tinggi dan tanpa
pencemaran yang mungkin terjadi, kualitas air yang didapat pun akan baik.

Proses mendapatkan air tanah dimulai ketika hujan turun. Air hujan yang
telah turun dan menyentuh tanah akan mengalami infiltrasi. Kemudian disinilah
proses penjernihan air terjadi. Ketika air permukaan yang mungkin didapat dari
hujan memiliki tingkat kualitas air yang sedikit rendah karena tercamur oleh
kotoran, tanah atau pun zat lain. Seiring dengan perjalanan air melalui tanah,

melewati pori – pori dan rongga antar butir tanah, air mengalami filterisasi secara
natural oleh tanah itu sendiri. Meninggalkan kotoran – kotoran yang mencemari
dan mengurangi kualitas air di sepanjang perjalanan menuju dalam tanah.
Sehingga ketika mencapai titik air tanah, yang di dapat adalah sumber air bersih
itu sendiri.

Selain memiliki kualitas air yang lebih tinggi, air tanah juga akan memiliki
kandungan mineral yang lebih pula daripada yang ada pada air permukaan. Selain
itu air tanah umumnya tidak tercemar oleh bakteri atau kuman – kuman seperti
pada air permukaan, sehingga air tanah bisa langsung dikonsumsi. Pada tingkatan
tertentu, air tanah bahkan memiliki iodium dan kandungan lain yang diperlukan
untuk tubuh manusia. Selain itu, air tanah memiliki Ph yang Normal. Dengan
pengukuran yang lebih teliti, umumnya air tanah memiliki Ph yang lebih normal
daripada air permukaan.

Dengan adanya air tanah, manusia dapat mengambil air di dalam tanah
dengan cara melakukan pengeboran. Air tanah juga memiliki berbagai manfaat
lain yang bukan hanya dimanfaatkan oleh manusia, tetapi tumbuhan pun juga
mengambil air untuk kehidupannya dengan air tanah juga. Manusia
memanfaatkan air tanah selain untuk keperluan sehari – hari, juga untuk
dikonsumsi karena kualitas air tanah yang tergolong lebh baik daripada air
permukaan.

3.5.2. Mata Air

Mata air merupakan sumber air bawah tanah yang muncul ke permukaan.
Pergerakan air tanah pada suatu titik akan muncul di permukaan menjadi sebuah
sumber mata air. Bisa menjadi 1 sumber mata air, atau banyak sumber mata air
pada suatu lokasi tertentu.
Sumber mata air merupakan salah satu sumber air bersih yang menunjang
kehidupan manusia. Sumber mata air memiliki kualitas yang hampir sama dengan
air tanah karena bersumber dari air tanah itu sendiri selama belum tercemar atau
terkontaminasi zat – zat tertentu. Sumber mata air juga dipengaruhi oleh vegetasi
yang ada di sekitar sumber mata air. Keberadaannya juga dipengaruhi oleh
penggunaan lahan di sekitar sumber tersebut. Sama dengan air tanah karena
bersumber dari tempat yang sama, kualitas dan keberadaan mata air akan
bergantung pada kondisi sekitar tempat tersebut. Sehingga penjagaan dan
pengawasan pada lahan sekitar perlu untuk terus dilakukan.

3.5.3. Sungai

Pergerakan air tanah akan sampai pada sungai jika air tanah itu melewati
sungai. Akan bergabung dengan air lainnya di sungai dan menjadi bagian dari
pengisi sungai tersebut. Sungai menjadi salah satu sumber air bersih bagi
beberapa masyarakat yang berada di hulu karena sungai pada hulu umumnya
belum tercemar. Jadi sebagian besar penduduk hulu akan mengambil air di hulu
sungai yang umumnya memiliki kualitas air golongan 1 atau 2 yang tergolong
masih sangat baik.

Ketika sungai telah bergerak menuju tengah atau hilir, sungai akan mulai
terkontaminasi oleh sedimen, erosi, atau kontaminan lainnya. Termasuk juga
aktivitas manusia yang mampu mempengaruhi kualitas air. Sehingga semakin ke
hilir, air sungai akan berubah dari kualitas 1 atau 2 menjadi 3 atau 4.

Air pada sungai terbentuk melalui alam dan juga campur tangan manusia.
Pada proses alamnya, air pada sungai terbntuk dari air hujan yang kemudian
melimpas ke sungai dan air tanah yang bergerak selama pergantian musim menuju
sungai. Air tanah itu sendiri terbentuk karena proses infiltrasi air hujan yang turun
di permukaan tanah. Sehingga secara tidak langsung infiltrasi akan mempengaruhi
bagaimana sumber air pada sungai itu sendiri. Jika infiltrasi kurang lancer, maka
dapat dipastikan bahwa kondisi sumber air sungai tidak akan terpenuhi dengan
baik. Selain itu, vegetasi juga akan mempengaruhi bagaimana status atau kondisi
air pada suatu sungai.

Sungai pada musim hujan juga akan berbeda dari musim kemarau. Pada
musim hujan, volume sungai akan banyak tetapi umumnya memiliki kualitas yang
menurun karena membawa sedimen dan erosi yang terjadi karena hujan. Pada
musim kemarau, air sungai memiliki volume yang lebih sedikit tetapi kualitas air
meningkat. Peran infiltrasi akan terlihat jelas pada musim kemarau untuk
ketersediaan sumber daya air bersih. Proses infiltrasi air hujan yang bergerak
menjadi air tanah pada akhirnya akan bergerak menuju sungai dan umumnya yang
dibutuhkan untuk sampai di sungai adalah 6 bulan. Sehingga pada musim
kemarau, air tanah menjadi pemasok air utama pada sungai dan air tanah
merupakan proses yang terjadi karena ada infiltrasi pada tanah.

Air tanah, Mata air, dan Sungai yang merupakan sumber air tidak akan
terwujud apabila tidak ada atau tidak terjadi proses infiltrasi pada awal mulanya.
Air tanah tidak akan ada dan terbentuk ketika infiltrasi tidak terjadi. Mata air tidak
akan terbentuk pula apabila tidak ada air tanah yang bergerak. Begitupun sungai
tidak akan ada penyedia sumber airnya apabila air tanah tidak ada. Dan Sumber
air pada sungai musim kemarau tidak akan ada.

Dengan rantai tersebut dapat dikatakan bahwa sungai, mata air, air tanah
tidak akan pernah ada apabila proses infiltrasi air ke dalam tanah tidak ada atau
terganggu. Sehingga sumber air akan berkurang. Sumber air bersih untuk
masyarakat pun akan berkurang. Sehingga jika ingin sumber air bersih terus
tercukupi, haruslah kita memperhatikan bagaimana proses infiltrasi yang terjadi
terus lancer tanpa gangguan.

3.6. Faktor-Faktor yang Dapat Mengganggu Proses Infiltrasi

Laju infiltrasi tidak selamanya berjalan dengan stabil. Laju infiltrasi dapat
terganggu oleh berbagai macam faktor. Baik itu faktor dari keadaan tanah itu
sendiri atau faktor dari lingkungan sekitar.

a. Kondisi tanah

Kondisi tanah yang tidak subur jelas akan mengganggu proses infiltrasi.
Hal tersebut disebabkan karena tanah yang gersang dan tidak subur tidak akan
bisa menyerap air dengan baik. Karena struktur tanah yang gersang akan menjadi
keras dan memadat sehingga pori pori tanah juga akan menutup. Sama halnya
dengan tanah yang sering dilewati hewan ataupun kendaraan-kendaraan berat.
Lama kelamaan tanah akan memadat dan itu akan mengurangi kapasitas infiltrasi
dari tanah tersebut.

Selanjutnya, keadaan tanah yang miring juga dapat mengganggu proses


infiltrasi yang terjadi. Itu karena kemiringan tanah akan senantiasa memberikan
kecepatan pada air yang mengalir, sehingga air tidak akan sempat berhenti untuk
terinfiltrasi ke tanah. Air akan cenderung mengalir di atas permukaan tanah. Jadi,
semakin terjal kemiringannya akan semakin kecil laju infiltrasi pada daerah
tersebut.

Jenis tanah juga akan berpengaruh dalam proses ini. Jenis tanah lempung
akan susah menyerap air karena sifat dari tanah ini adalah menyimpan air bukan
meloloskan air. tanah yang kapasitas infiltrasinya besar adalah tanah pasir

b. Kondisi lingkungan

Lingkungan sekitar juga memiliki pengaruh yang besar terhadap infiltrasi.


Terutama kondisi vegetasi satu daerah. Kurang atau bahkan tidak adanya vegetasi
yang tumbuh di sekitar daerah resapan akan mengganggu proses infiltrasi.
Vegetasi sangatlah penting untuk menjaga kesuburan tanah daerah resapan.
Karena tumbuh-tumbuhan akan menghasilkan humus yang akan menjadikan tanah
subur dan gembur. Tanah tanpa vegetasi akan gersang dan rusak dan akan
menjadikan kapasitas infiltrasi tanah tersebut menurun. Selain itu tidak adanya
vegetasi pada tanah yang miring akan semakin memperburuk laju infiltrasi tanah.
Karena tumbuh-tumbuhan akan bisa meredam kecepatan air limpasan yang terjadi
akibat kemiringan tanah. Sehingga air akan melambat dan akan memiliki cukup
momen untuk meresap ke dalam tanah.

Pembangunan gedung, jalan raya, dan bangunan sipil yang lain juga akan
menghambat proses infiltrasi pada tanah. Karena tanah pasti akan mengalami
penurunan kualitas yang akan menyebabkan tanah tersebut tidak optimal dalam
proses infiltrasi

3.7. Pengaruh Rusaknya Infiltrasi Pada Masyarakat

Infiltrasi yang rusak akan membawa banyak dampak bagi makhluk hidup
di sekitarnya. Begitu pula manusia yang merupakan salah satu makhluk hidup
yang rentan karena gangguan alam. Dengan rusaknya Infiltrasi akan
mengakibatkan beberapa gangguan pada alam yang nantinya akan berpengaruh
pada kehidupan masyarakat itu sendiri. Berikut adalah beberapa dampak rusaknya
atau terganggunya infiltrasi pada masyarakat.

a. Infiltrasi yang rusak akan mengganggu persediaan air bersih dari


masyarakat. Dengan rusaknya infiltrasi yang terjadi, air tanah tidak
akan ada dan persediaan air bersih tidak akan tercukupi ketika air tanah
tidak ada.

b. Menimbulkan banjir karena ketika infiltrasi terganggu, akan


menyebabkan limpasan air yang sangat besar dan menyebabkan banjir
yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat karena banyak
menenggelamkan harta benda masyarakat.

c. Menyebabkan kekeringan pada musim kemarau karena tanpa infiltrasi


yang baik, tidak akan ada air tanah yang bergerak dan sampai pada
sungai pada musim kemarau, sehingga air sungai pada musim kemarau
akan kering.

d. Terjadi Longsor pada tanah dengan beda elevasi tinggi. Hal ini terjadi
karena dengan tidak adanya infiltrasi yang baik, maka air limpasan akan
sangat banyak dan terus menerus hingga pada akhirnya menggerus
tanah. Dan ketika tanah sudah pada kondisi yang tidak kuat akibat
tergerus air limpasan terus menerus, maka longsor pun terjadi.

e. Terjadi erosi yang dikarenakan limpasan air yang menggerus tanah


pada kondisi tanah miring.

f. Menyebabkan tanaman tidak mudah untuk tumbuh. Ketika infiltrasi


terganggu dan air limpasan banyak terbentuk, maka tanah subur yang
umumnya ada pada permukaan tanah akan tergerus dan pada akhirnya
akan rusak tererosi oleh limpasan air.

3.8. Cara Memperbaiki Proses Infiltrasi yang Rusak

Dewasa ini telah banyak daerah resapan hujan yang infiltrasinya tidak
optimal. Tidak lain penyebabnya adalah faktor-faktor yang terdapat pada subbab
sebelumnya. Kejadian-kejadian tersebut dapat diatasi oleh berbagai solusi.

Pada masalah tanah gersang, biasanya pemerintah melakukan reboisasi


atau penanaman hutan kembali. Karena tumbuhnya vegetasi akan menyuburkan
dan menggemburkan tanah. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan
membuat resapan buatan atau biopori. Biopori juga akan mengurangi limpasan
yang terjadi karena frekuensi hujan yang melebihi kapasitas infiltrasi pada daerah
tersebut.

Lain halnya pada masalah permukaan tanah yang miring. Kasus seperti ini
dapat diatasi dengan memperbaiki pengerjaan tanah pada daerah tersebut. Salah
satu yang paling sering digunakan adalah dengan terasiring atau sengkedan.
Model terasiring cukup untuk mengurangi kecepatan air limpasan sehingga
infiltrasi dapat lebih mudah terjadi. Karena pada dasarnya air yang berkecepatan
rendah akan lebih mudah terinfiltrasi oleh tanah. Air berkecepatan tinggi juga
tidak baik untuk tanah itu sendiri. Kecepatan air limpasan yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan tanah mengalami erosi atau abrasi secara perlahan. Hasilnya, tanah
akan menjadi tidak subur. Tanah yang telah tererosi tersebut tidak dapat untuk
menanam vegetasi lagi. Oleh karena itu banyak dilakukan konservasi tanah untuk
memperbaiki kerusakan dan mengembalikan kualitas tanah yang sebelumnya
telah mengalami erosi.

Terdapat juga kasus di mana tanah terlalu banyak mengandung liat atau
lempung yang sangat sulit menginfiltrasi air. Keadaan tersebut biasa
ditanggulangi dengan mengatur ulang komposisi tanah. Contohnya dengan
menambahkan unsur tanah pasir sesuai porsi pada daerah resapan tertentu. Tapi
cara tersebut relatif jarang digunakan.

Langkah terakhir adalah dengan membuat peraturan perundang –


undangan yang ketat didukung dengan pengawasan yang tinggi. Kemudian
diperkuat dengan hukuman yang bisa membuat para pelaku menjadi jera dan tidak
akan mengulangi perbuatannya kembali. Sehingga proses perusakan dan
kerusakannya tidak akan terulang kembali di waktu mendatang.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah :

Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari
permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air
hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah,
sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland
flow.
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di dalam
tanah air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara (interflow) menuju
mata air, danau, dan sungai; atau secara vertikal, yang dikenal dengan
perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori-
pori tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler.

Tidak selamanya laju infiltrasi akan berjalan konstan. Akan ada faktor
tertentu yang bisa menghambat, mengganggu, atau bahkan menghentikan laju
infiltrasi. Bisa karena faktor tanah, kondisi tanah, jenis tanah, atau karena
perubahan penggunaan lahan. Bisa juga karena memang kondisi fisik lahan yang
memang memiliki kecenderungan infiltrasi kurang. Tetapi faktor – faktor tersebut
juga bisa karena alam dan karena manusia.

Ketika infiltrasi terganggu, dampaknya akan banyak mempengaruhi


masyarakat dalam berbagai bentuk. Begitu pula dampak air bersih yang berkurang
akibat infiltrasi terganggu. Kemudian dengan adanya limpasan air yang besar
karena tidak adanya infiltrasi juga akan menyebabkan bencana lain seperti banjir,
tanah longsor, dan lain – lain. Sehingga dampak dari rusaknya infiltrasi yang bisa
karena disebabkan oleh manusia juga akan berdampak pada manusia itu sendiri.

Kerusakan karena dampak infiltrasi yang rusak itu akan menimbulkan


kerugian kerugian harta dan bahkan nyawa. Sehingga perlu diadakan sebuah
perencanaan untuk menanggulangi masalah – masalah tersebut. Bisa dilakukan
suatu cara seperti reboisasi atau penanaman kembali, bisa dilakukan pembuatan
teras sering pada tanah yang miring, atau bisa dilakukan pengembalian
penggunaan lahan yang rusak. Kemudian ditambah dengan pengawasan serta
pemberian sanksi yang dapat memberi rasa jera pada pelaku. Sehingga kerusakan
yang sama tidak terjadi dan pada akhirnya, air bersih pun dapat terpenuhi dengan
sangat baik

4.2 Saran
Pada pembahasan yang dijelaskan tentang Infiltrasi, maka kami
menyarankan agar lebih mengetahui dan mengerti apa yang dimaksud dari
Infiltrasi, proses dari infiltrasi, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
Infiltrasi, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju infiltrasi dan cara
pengukurannya. Infiltrasi akan erat sekali hubungannya dengan limpasan
permukaan (run off) jika tidak diketahui secara jelas apa penyeab an pengaruhnya
terhadap manusia maka akan berdampak negativ yaitu bisa menimbulkan Banjir.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Fadli. 2012. Bebas Banjir 2025.


https://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/infiltrasi/
(diakses pada tanggal 11 Mei 2018)

Citra, Diana. 2013. Infiltrasi.


http://greenspiritblog.blogspot.com/2013/10/infiltrasi.html (diakses pada tanggal
11 Mei 2018)

Nanda, Besta. 2014. Infiltrasi dan Perkolasi.


http://bestananda.blogspot.com/2014/01/infiltrasi-dan-perkolasi.html (diakses
pada tanggal 11 Mei 2018)

Anonymous. Infiltrasi Hidrologi. http://www.ilmusipil.com/infiltrasi-hidrologi


(diakses pada tanggal 11 Mei 2018)

Danil, Refando. 2012. Infiltrasi.


http://refdanil.blogspot.com/2012/10/infiltrasi.html (diakses pada tanggal 11 Mei
2018)

Yudha, Mohammad. 2012. v behaviorurldefaultvmlo.


http://yudhacivilizer.blogspot.com/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
(diakses pada tanggal 11 Mei 2018)

Anda mungkin juga menyukai