PENGELOLAAN DAS
(Karakteristik Biofisik DAS)
Oleh :
Kelompok : 2 (Dua)
Hari / Tanggal : Jumat / 27 Maret 2015
Nama dan NPM : 1. Rusu Fitriyanti 240110120003
2. Tita Wulandari 240110120005
3. Agung Ridwan 240110120009
4. Septian Adhe W. 240110120028
5. David Sitinjak 240110120033
6. Novri H.R. 240110120085
7. Wanti Wulandari 240110120094
8. Nadya Shita K. 240110120096
9. Divo Kurniadi 240110120116
Asisten Dosen : 1. Fajar Arif
2. Yohanes Christian
Pada praktikum Teknik Pengelolaan DAS kali ini dibagi menjadi tiga
pertemuan. Praktikum dilaksanakan didalam ruangan kelas maupun terjun
langsung ke DAS UNPAD.
Pada pertemuan pertama praktikan diterangkan mengenai penentuan
sungai utama dari suatu peta morfometri yang berupa garis-garis kontur dan aliran
sungainya. Langkah awal untuk menentukan sungai utamanya yaitu dengan
menentukan titik outlet dari sungai. Untuk peta ini sudah ditentukan titik-titik
outlet yang kemudian dari situ diteruskan garisnya hingga mendapatkan rangkaian
sungai (sungai utama dan sungai anakan). Batas sungai yang dijadikan objek
adalah Daerah Aliran Sungai Cikeruh.
Pada pertemuan kedua praktikan awalnya diminta melakukan survei
lapangan sekitaran DAS Unpad untuk mengetahui jumlah total mahasiswa Unpad
yang berdomisili di daerah Jatinangor tahun 2015 dari 14 fakultas yang ada, dari
jumlah mahasiswa tersebut dihitung jumlah kebutuhan airnya per hari. Menurut
data yang diperoleh, jumlah mahasiswa Unpad yang aktif saat ini mencapai
36.995 jiwa pengguna air dengan rata-rata kebutuhan air per orang sebanyak
4.645 liter. Dari data hasil perhitungan kebutuhan air pada daerah aliran sungai di
UNPAD ini sebesar 171.655.975 liter/hari. Hasil tersebut bukanlah jumlah yang
sedikit 171.655.975 liter/hari sangatlah banyak dan ternyata kebutuhan air ini
dapat dipenuhi setiap harinya. Hal tersebut menandakan bahwa air yang mengalir
pada daerah aliran sungai ini terutama air bersih sangatlah banyak dan masih
dapat memenuhi kebutuhan air disekitar DAS. Sehingga, hal ini menunjukan
bahwa daerah aliran sungai masih efektif dan masih terjaga. Berhubungan dengan
kepadatan mahasiswa yang setiap tahun pasti mengalami peningkatan, dimana
jumlah manusia yang makin meningkat memiliki dampak dalam berbagai bidang
kehidupan, seperti bidang ekonomi, sosial, kebutuhan irigasi dan lingkungan.
1) Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per
kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga
menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga
dana untuk pembangunan negara berkurang. Akibatnya, lapangan kerja
menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
2) Pengaruh kepadatan penduduk terhadap bidang sosial. Jika lapangan
pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan meningkat. Hal ini
akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau
perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan
yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak
pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
3) Pengaruh kepadatan penduduk terhadap lingkungan. Jumlah penduduk
yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat
pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu :
Makin berkurangnya lahan produktif, seperti sawah dan
perkebunan karena lahan tersebut dipakai untuk pemukiman.
Terumata bagi kebutuhan mahasiswa yaitu kost-kostan, di daerah
Jatinangor ini jumlah kost-kostan lebih banyak jika dibandingkan
dengan pemukiman/rumah-rumah masyarakat Jatinangor sendiri.
Makin berkurangnya ketersediaan air bersih. Manusia
membutuhkan air bersih untuk keperluan hidupnya. Pertambahan
penduduk akan menyebabkan bertambahnya kebutuhan air bersih.
Hal ini menyebabkan persediaan air bersih menurun.
Pertambahan penduduk juga menyebabkan arus mobilitas
meningkat. Akibatnya, kebutuhan alat tranportasi meningkat dan
kebutuhan energi seperti minyak bumi meningkat pula. Hal ini
dapat menyebabkan pencemaran udara dan membuat persediaan
minyak bumi makin menipis.
Pertambahan penduduk juga menyebabkan makin meningkatnya
limbah rumah tangga, seperti sampah dan lain-lain. Hal ini dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan.
Pencemaran atau polusi adalah penambahan segala substansi ke
lingkungan akibat aktivitas manusia. Sedangkan, polutan adalah
segala sesuatu yang menyebabkan polusi. Semua zat dikategorikan
sebagai polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada di
tempat yang tidak semestinya, dan berada pada waktu yang tidak
tepat.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Unpad merupakan satu kesatuan ekosistem
yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi
serta sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat terhadap sumberdaya alam
tersebut. Mahasiswa sebagai penduduk dalam wilayah DAS Unpad memiliki
kecenderungan untuk bertambah jumlahnya. Kebutuhan penduduk yang paling
mendasar adalah lahan pemukiman dan lahan pertanian. Hal ini menyebabkan
terjadinya alih guna lahan yang pada awalnya merupakan ruang terbuka hijau
menjadi ruang terbangun yang kemudian berpengaruh terhadap fungsi hidrologi
dalam kesatuan wilayah DAS terutama DAS Unpad.
Pada pertemuan ketiga, praktikan survei ke lapangan menyusuri sekitar
daerah aliran sungai di UNPAD sampai perbatasan dengan IPDN. Praktikan
memulai jalan dari pedca dan ditemukan adanya pintu air. Pintu air berfungsi
sebagai pengatur debit aliran sungai yang mengalir melalui sungai tersebut.
Kemudian praktikan berjalan kearah atas dan menemukan beberapa vegetasi.
Vegetasi ini berfungsi untuk menutupi permukaan tanah agar hujan yang jatuh
tidak langsung memecahkan top soil sehingga aliran permukaan dapat
diminimalisir. Vegetasi tersebut diantaranya tanaman perdu serasah, kelapa,
cemara, rerumputan, bambu, pohon jati, pohon mahoni dan pohon pisang.
Kemudian ditemukan lahan miring yang sudah dibuat menjadi terasering disekitar
sub DAS Unpad. Lahan miring tersebut ditanami tanaman jagung, ubi jalar, talas-
talasan, sereh dan singkong. Fungsi utama lahan miring terasering tersebut yaitu
untuk mengurangi laju aliran permukaan sehingga mengurangi terjadinya erosi.
Pola penanaman yang digunakan yaitu tumpang sari. Selanjutnya praktikan terus
menelusuri hingga menemukan punggung DAS yang terletak di kawasan gunung
Manglayang. Dari punggung DAS, aliran sungai mengalir ke bawah yang terletak
pada daerah Ciparanje. Kualitas air sungai yang terdapat pada DAS tersebut
berwarna coklat (keruh), karena banyak top soil yang terbawa air limpasan (run
off).
Pada pertemuan keempat praktikan di minta untuk menjiplak peta DAS
UNPAD di atas kertas mika, kemudian kertas mika ditempelkan diatas kertas
millimeter block dan dihitung jumlah kotaknya. Berdasarkan hasil proyeksi peta
di mm block diperoleh 15.438 kotak besar dengan luas 1 cm2. Hasil yang
diperoleh berdasarkan skala sebesar 347,355 ha. Selanjutnya praktikan
mempelajari cara membaca orde sungai. Alur sungai dalam suatu DAS dapat
dibagi dalam beberapa orde sungai. Orde sungai adalah posisi percabangan alur
sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai di dalam suatu DAS. Semakin
banyak jumlah orde sungai, semakin luas dan semakin panjang pula alur
sungainya. Orde sungai dapat ditetapkan dengan metode Horton, Strahler, Shreve,
dan Scheidegger. Namun pada umumnya metode Strahler lebih mudah untuk
diterapkan dibandingkan dengan metode yang lainnya, dan praktikan pun
menggunakan metode ini untuk menentukan jumlah ordenya. Berdasarkan metode
Strahler, alur sungai paling hulu yang tidak mempunyai cabang disebut dengan
orde pertama (orde 1), pertemuan antara orde pertama disebut orde kedua (orde
2), demikian seterusnya sampai pada sungai utama ditandai dengan nomor orde
yang paling besar. Dengan demikian makin banyak jumlah orde sungai akan
semakin luas pula DAS nya dan akan semakin panjang pula alur sungainya.
Tingkat percabangan sungai (bufurcation ratio) adalah angka atau indeks yang
ditentukan berdasarkan jumlah alur sungai untuk suatu orde.
Sungai di dalam semua DAS mengikuti suatu aturan yaitu bahwa aliran
sungai dihubungkan oleh suatu jaringan suatu arah dimana cabang dan anak
sungai mengalir ke dalam sungai induk yang lebih besar dan membentuk suatu
pola tertentu. Pola itu tergantungan dari pada kondisi tofografi, geologi, iklim,
vegetasi yang terdapat di dalam DAS bersangkutan. Pada praktikum kali ini sesuai
data diatas didapatkan hasil bahwa luas Daerah aliran sungai di kawasan UNPAD
yaitu seluas 347,355 ha, dengan jumlah ordo 1 sebanyak 4 titik dan ordo 2
sebanyak 4 titik. Jika dilihat dari pola alirannya, pada DAS Unpad memiliki pola
aliran dendritik. Pola denritik, yaitu pola sungai dimana anak-anak sungainya
(tributaries) cenderung sejajar dengan induk sungainya. Anak-anak sungainya
bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip. Model pola denritik seperti
pohon dengan tatanan dahan dan ranting sebagai cabang-cabang dan anak-anak
sungainya. Pola ini biasanya terdapat pada daerah berstruktur plain, atau pada
daerah batuan yang sejenis (seragam, homogen) dengan penyebaran yang luas.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum kali ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Batas DAS dapat ditentukan dari daerah topografi dengan
menggunakan millimeter blok atau dengan batas-batas daerah
hidrologi DAS tersebut.
2. Parameter pada morfometri itu ada batas dan luas DAS, panjang
sungai utama, orde sungai, dan tingkat kerapatan drainase.
3. Batas sungai sangat mempengaruhi kemiringan sungai utama akan
berpengaruh terhadap kecepatan aliran.
4. Dengan batas DAS maka DAS dapat digunakan sebagai unit
perencanaaan wilayah.
5. Penetapan batas DAS dapat dimanfaatkan sebagai penjelasan batas-
batas Hidrologi dari DAS tersebut.
6. Didapatkan hasil bahwa luas DAS di kawasan UNPAD yaitu seluas
347,355 ha.
7. Terdapat jumlah ordo 1 sebanyak 4 titik dan ordo 2 sebanyak 4 titik.
8. Terdapat pintu air yang berfungsi sebagai pengatur debit aliran sungai
yang mengalir melalui sungai tersebut.
9. Pada daerah aliran sungai seluas 347,355 ha ini terdapat 36.955 jiwa
pengguna air dengan rata-rata kebutuhan air per orang sebanyak 4.645
liter.
10. Kebutuhan air pada DAS UNPAD yaitu sekitar 171.655.975 liter/ hari.
11. Jika dilihat dari pola alirannya, pada DAS Unpad memiliki pola aliran
dendritik. Pola denritik, yaitu pola sungai dimana anak-anak sungainya
(tributaries) cenderung sejajar dengan induk sungainya.
12. Pola denritiki biasanya terdapat pada daerah berstruktur plain, atau
pada daerah batuan yang sejenis (seragam, homogen) dengan
penyebaran yang luas.
6.2 Saran
Adapun saran dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikan diharapkan berdoa di awal dan di akhir praktikum.
2. Sebelum memulai praktikum sebaiknya praktikan memahami dasar
dan tujuan dari praktikum itu agar pada saat praktikum tidak menemui
banyak kendala.
3. Memperhatikan asisten ketika sedang menjelaskan metode praktikum.
4. Pergunakan alat dan bahan praktikum yang sudah disediakan dengan
maksimal.
5. Lebih teliti terhadap hasil yang didapatkan, karena kurangnya
ketelitian dalam menghitung maupun menentukan hasil akan
berpengaruh pada hasil akhirnya.
DAFTAR PUSTAKA