Anda di halaman 1dari 26

BAHAN AJAR

MATA KULIAH

ILMU UKUR TANAH DAN PERPETAAN

OLEH

Alexander Ruruh,S.Hut.,M.Si

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GORONTALO
ILMU UKUR TANAH DAN PEMETAAN

A. Latar belakang
Sejak zaman dahulu manusia telah mengenali ilmu ukur tanah, Untuk itu
apabila manusia bepergian biasanya mereka menghitung dengan berpatokan
melalui matahari yaitu terbitnya matahari dan tenggelamnya matahari.
Perkembangan ilmu pengukuran tanah berasal dari bangsa Romawi, yang
ditandai dengan pekerjaan konstruksi diseluruh wilayah kekasisaran. Selanjutnya
ilmu ini dilestarikan oleh bangsa Arab yang disebut ilmu geometris praktis.
Pada abad ke-13, Von Piso dalam karyanya yang berjudul “Patricia Geometria”
menguraikan cara-cara pengukuran tanah, yang kemudian dilanjutkan oleh
Liber Quadratorium mengenai pembagian kuadrat.
Dari segi peralatannya, astrolab adalah instrumen atau petunjuk yang
dipakai pada masa itu. Alat ini berbentuk lingkaran logam dengan
penunjuk  berputar dipusatnya, yang dipegang oleh cincin diatasnya dan batang
silang (crossstaff). Panjang batang silang menyebabkan jaraknya bisa diukur
dengan perbandingan sudut. Sejalan dengan perkembangan zaman dan
perkembangan dunia, maka ilmu ukur tanah mengalami perkembangan pula
hingga ditemukannya alat yang disebut waterpass dan theodolit, yang sangat
membantu manusia sampai sekarang.
Ilmu ukur tanah bisa juga kita gunakan diberbagai bidang misalnya bidang
pertanian, perikanan, kehutanan dan pertambangan, cara pengambilan data dan
pengolahannya sama dengan di bidang teknik sipil.

B.     Tujuan
 Untuk mengetahui  manfaat ilmu ukur tanah dan pemetaan dalam dunia
kehutanan.
 Untuk mengetahui konsep ilmu ukur tanah dan pemetaan.
 Untuk memenuhi tugas ilmu ukur tanah dan pemetaan.

2
ILMU UKUR TANAH

1.1 Pendahuluan
Istilah kata ukur tanah atau pengukuran tanah ini merupakan terjemahan
dari bahasa Inggris, yaitu surveying.
Secara konvensional, pengertian dasar dari pengukuran tanah didefinisikan
sebagai ilmu dan seni menentukan letak atau posisi relatif dari titik ataupun obyek
di permukaan bumi.
Sesuai dengan perkembangannya, pengertian secara umum tentang
pengukuran tanah, yaitu merupakan suatu ilmu yang mempelajari metode
pengumpulan data dan pemrosesan data pengukuran tentang obyek yang ada di
permukaan bumi dan sekitarnya, sehingga jelas letaknya/posisinya.
Secara lengkap definisi Ilmu Ukur Tanah adalah suatu ilmu yang
mempelajari metode atau cara melakukan pengukuran obyek/unsur di
permukaan bumi, baik dalam arah horisontal maupun vertikal dalam rangka
menentukan kepastian letak/posisi relatif dari obyek tersebut dan menyajikan
informasi tersebut pada suatu bidang proyeksi/bidang datar dengan
menggunakan skala dan aturan tertentu.
Mengenai istilah obyek di permukaan bumi dapat diartikan semua obyek
yang ada pada permukaan bumi, di atas permukaan bumi maupun di bawah
permukaan bumi, termasuk di dasar laut yang dipilih sesuai dengan keperluannya.
Pengukuran untuk menentukan koordinat atau posisi horisontal titik di
lapangan dinamakan pengukuran horisontal, sedangkan pengukuran untuk
menentukan ketinggian atau posisi vertikal titik di lapangan dinamakan
pengukuran tinggi.
Berdasarkan pengertian dan definisi tersebut, maksud dari pengukuran
tanah atau surveying yaitu untuk menentukan posisi titik-titik maupun obyek di
permukaan bumi atau di dekat/di sekitar permukaan bumi.
Unsur utama yang berkaitan dengan aktifitas pengukuran tanah yaitu
meliputi pengukuran jarak dan pengukuran sudut. Adapun aktifitas tersebut antara
lain bertujuan untuk:
a. Menentukan posisi horisontal titik tetap maupun obyek di permukaan
bumi.

3
b. Menentukan posisi vertikal (elevasi) titik tetap maupun obyek di permukaan
bumi, baik di atas maupun di bawah bidang referensi/datum ketinggian.
c. Menentukan arah dari suatu garis atau jalur.
d. Menentukan panjang garis.
e. Menentukan posisi garis batas.
f. Menentukan luas wilayah yang telah dibatasi garis tertentu.
g. Pembuatan peta rupa bumi suatu wilayah.
Selain itu, aktifitas pengukuran jarak dan sudut juga diperlukan untuk
berbagai keperluan proyek konstruksi maupun ketekniksipilan (civil engineering),
seperti halnya:
1. Konstuksi bangunan gedung, perumahan ataupun perkantoran.
2. Konstruksi jalan raya dan jembatan
3. Konstruksi bendungan, dan serta jaringan irigasi.
4. Pembuatan terowongan.
5. Pembuatan sistem jaringan air bersih, jalur pipa, dan saluran pembuangan
air.
6. Pembangunan pelabuhan, dermaga atau lapangan terbang (bandara).
7. Pengkavlingan tanah dan perhitungan volume galian dan timbunan.
8. Pengontrol pada saat pelaksanaan konstruksi.
9. Memonitor kemungkinan adanya deformasi/pergeseran letak bangunan besar.
Sesuai dengan ruang lingkupnya, surveying diklasifikasikan menjadi 2
(dua) katagori, yaitu Pengukuran Tanah Datar (Plane Surveying) atau Ukur
Tanah dan Pengukuran Geodesi Tinggi (Geodetic Surveying).
Batasan kelas Ukur Tanah, pada prinsipnya bahwa segala macam data
ukuran dalam prosesnya tidak memperhitungkan adanya faktor kelengkungan
bumi, karena ruang lingkup hanya dalam batasan luas maksimal 55 km2.
Batasan kelas Pengukuran Geodesi, pada prinsipnya bahwa segala macam
data ukuran di lapangan dalam prosesnya harus memperhitungkan adanya
faktor kelengkungan bumi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ilmu Ukur Tanah merupakan
bagian atau cabang dari Ilmu Geodesi. Beberapa literatur menuliskan peranan
Ilmu Geodesi yang mempunyai tujuan ilmiah dan tujuan praktis.
Tujuan ilmiah yaitu menentukan bentuk dan ukuran bumi atau dimensi
matematis bumi, yang nantinya digunakan untuk pekerjaan praktis Geodesi.

4
Tujuan praktis yaitu antara lain untuk pembuatan peta/pemetaan
permukaan bumi, pemasangan tanda/patok/batas di lapangan, pengukuran untuk
pekerjaan konstruksi ataupun rekayasa ketekniksipilan.

5
JARAK DAN SUDUT
Dalam pembahasan Ilmu Ukur Tanah, perlu diperkenalkan beberapa istilah
penting yang berkaitan dengan unsur data pengukuran, khususnya jarak dan sudut.
Selain itu juga sistem satuan atau unit untuk menyatakan besaran tersebut.

1.1.1 Pengertian Jarak


Ada beberapa istilah jarak dalam Ilmu Ukur Tanah yang perlu diketahui
dan dipahami, yaitu:
1. Jarak Miring (Slope Distance), yaitu jarak yang diukur sepanjang garis
penghubung lurus antara 2 (dua) titik di permukaan bumi.
2. Jarak Datar (Horizontal Distance), yaitu jarak terukur sebagai penghubung
terpendek antara 2(dua) titik yang posisinya telah diproyeksikan pada bidang
datar, atau dapat dikatakan jarak yang diukur pada sebuah peta.
3. Jarak Vertikal (Vertical Distance), yaitu jarak yang dihitung dari selisih antara
panjang 2 (dua) garis proyeksi yang melalui kedua titik di permukaan bumi,
atau dapat dikatakan sebagai jarak terpendek antara dua bidang datar (bidang
nivo) yang melalui kedua titik tersebut.
Ketiga macam jarak tersebut dapat diilustrasikan dengan tampilan sketsa
pada halaman berikutnya.

A m B

B”

A’

B’
X

Gambar 1.1: Sket Ilustrasi Jarak

A’B’ = Jarak Mendatar


AB = Jarak Miring
BB” = Jarak Vertikal atau Beda Tinggi antara A dan B

6
1.1.2 Pengertian Sudut
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan istilah sudut dalam Ilmu Ukur
Tanah yang perlu diketahui dan dipahami, yaitu:
1. Sudut Mendatar (Sudut Horisontal), adalah sudut yang dibentuk oleh dua
bidang normal yang melalui titik sudut tersebut.
Besarnya sudut mendatar tersebut dihitung dari selisih angka bacaan kedua
arah/jurusan, menurut arah putaran jarum jam (angka bacaan akhir dikurangi
bacaan awal).
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan jurusan atau arah adalah arah bidikan
teropong theodolite (alat pengukur sudut di lapangan) ke suatu target tertentu.
Setelah target tepat pada benang silang lensa okuler maka dilakukan
pembacaan angka pada lingkaran mendatar (piringan busur)
2. Sudut Jurusan adalah besarnya sudut mendatar pada suatu titik tertentu dengan
berpedoman pada sumbu Y positif salib sumbu Kartesian XOY. Dalam hal
ini arah sumbu Y positif sebagai penunjuk arah Utara peta dan perhitungan
besarnya sudut jurusan menurut arah putaran jarum jam, dimulai dari arah utara
peta yang berfungsi sebagai titik nol.
3. Azimuth adalah besarnya sudut mendatar pada suatu titik dengan berpedoman
pada arah utara Geografi dan besarnya dihitung menurut arah putaran jarum
jam, dimulai dari arah utara Geografi sebagai titik nol sampai ke titik tertentu.
B’
A’ C’

U
Y
B

 AB
AC
C

A X

Gambar 1.2: Sket Ilustrasi Sudut Mendatar

7
4. Sudut Vertikal adalah sudut yang diukur pada bidang vertikal dan besarnya
dapat dihitung dengan dua macam pedoman, yaitu:
a. Sudut Miring (m) atau helling adalah sudut yang diukur pada lingkaran
vertikal dan besarnya dihitung dengan berpedoman pada arah mendatar
sebagai awal perhitugan, dengan ketentuan:
• Bertanda positif apabila arah putarannya menuju vertikal atas.
• Bertanda negatif apabila arah putarannya menuju vertikal bawah.
b. Sudut Zenith (z) adalah sudut yang diukur pada lingkaran vertikal dan
besarnya dihitung dengan berpedoman pada arah vertikal atas (titik
Zenith)
sebagai titik nol (awal perhitungan).

Gambar 1.3: Sket Ilustrasi Sudut Vertikal

1.2.3 Pengertian Garis dan Bidang


Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan istilah garis dan bidang dalam
Ilmu Ukur Tanah yang perlu diketahui dan dipahami, yaitu:
1. Garis horisontal suatu titik adalah garis-garis yang tegak lurus terhadap garis
vertikal yang melalui titik tersebut.
2. Garis vertikal suatu titik di permukaan bumi adalah suatu garis yang melalui
titik tersebut dan arahnya mengikuti arah gaya berat bumi.
Setiap titik di permukaan bumi hanya ada satu garis vertikal. Garis vertikal
juga disebut sebagai garis unting-unting (plumb line).
3. Bidang Horisontal suatu titik adalah bidang yang tegak lurus terhadap garis
vertikal yang melalui titik tersebut.
4. Bidang Vertikal suatu titik adalah bidang yang memuat atau melalui garis
vertikal titik tersebut.
5. Bidang Nivo (A level survace) adalah suatu permukaan kontinu yang mana

8
pada setiap titiknya tegak lurus terhadap garis gaya berat.

1.2 SATUAN UKURAN (UNIT OF MEASUREMENT)


Dalam Ilmu Ukur Tanah, unsur jarak dan sudut merupakan unsur yang
penting dan senantiasa diperlukan sebagai input atau data masukan yang akan
diproses untuk berbagai keperluan, baik untuk pemetaan maupun untuk
aplikasi bidang rekayasa/ketekniksipilan.

1.3.1 Satuan Panjang


Untuk pendataan jarak ukuran, ada dua sistem satuan yang lazim
digunakan, yaitu:
1. Satuan Metrik (Metric Units)
Beberapa contoh yang termasuk dalam satuan metrik antara lain: kilometer
(km), meter (m), centimeter (cm), milimeter (mm) dan sejenisnya.
2. Satuan Britis (British Units)
Beberapa contoh yang termasuk dalam satuan britis antara lain: miles (ml),
feet atau foot (ft), inche (inc), dan sejenisnya. Hubungan atau konversi antara
kedua sistem satuan tersebut dapat dilihat di bawah ini:
1 kilometer (km) = 1000 meter (m)
1 meter (m) = 100 centimeter (cm)
1 centimeter (cm) = 10 millimeter (mm)
1 kilometer (km) = 0,6214 miles (ml)
1 mile (ml) = 1,6093 kilometer (km)
1 meter (m) = 3,2808 feet (ft) = 39,3700 inches (inc)
1 feet (ft) = 0,3048 meter (m) = 12,0000 inches (inc)
1 inch (inc) = 0,0254 meter (m) = 0,0833 feet (ft)

1.3.2 Satuan Sudut


Dalam Ilmu Ukur Tanah, ada 3 (tiga) sistem satuan yang lazim digunakan,
baik pencatatan maupun pengolahan data sudut hasil ukuran, yaitu:
1. Sistem Seksagesimal

9
Sistem ini menetapkan besaran sudut dengan membagi keliling lingkaran
menjadi 360 bagian sebagai satuan dasar. Penamaan untuk satuan dasarnya
disebut derajad.
Satuan derajad dapat dijadikan satuan yang lebih kecil yaitu menit dan detik.
Kesamaan 1 derajad (1°) = 60 menit (60') dan 1 menit = 60 detik (60").
2. Sistem Sentisimal
Sistem ini menetapkan besaran sudut dengan membagi keliling lingkaran
menjadi 400 bagian sebagai satuan dasar. Penamaan untuk satuan dasarnya
disebut grade (gr).
Satuan grade dapat dijadikan satuan yang lebih kecil yaitu centigrade (cg) dan
centi centigrade (ccg). Kesamaannya 1 grade (l gr.) = 100 centigrade (100 cg)
dan 1 centigrade (1 cg) = 100 centi centigrade (100 ccg).
3. Sistem Radial (Radian)
Sistem ini menetapkan besaran sudut dengan membagi keliling lingkaran
menjadi beberapa bagian yang sama dengan jari-jari lingkaran tersebut
sebagai satuan dasar. Sebutan satuan dasarnya yaitu radian atau radial,
disingkat rad. Simbol satuan radian ditulis ρ (dibaca rho).
Hubungan atau konversi antara kedua sistem satuan tersebut dapat dilihat
sebagai berikut:
1 derajad (1o) = 60 menit (60’) = 3600 detik (3600”)
1 menit = 60 detik
1 grade (gr) = 100 centigrade (cg) = 10.000 centi.centigrade (ccg).
1 centigrade = 100 centi.centigrade
1 derajad = 1,111111 grade
1 grade = 0,9 derajad
1 menit = 1,851852 centigrade
1 centigrade = 0,540000 menit
1 detik = 3,086419 centi.centigrade.
1 centi.centigrade = 0,324000 detik
1 derajad = 0,017453 radian (radial atau rad.)
1 radian (rad) = 57,295779 derajad = 3437,7467 menit = 206264,8 detik.
1 grade = 0,015708 radian (rad)
1 radian (rad) = 63,661977 grade = 6366,1977 cg = 636619,77 ccg.

1.3 SKALA

10
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak yang
tergambar pada peta dengan jarak di lapangan (jarak sesungguhnya).
Skala dapat dinyatakan dalam beberapa cara/bentuk, yaitu: numerik
(angka), skala grafik (tongkat), dan skala verbal.

a. Skala Numerik (Angka)


Skala numerik atau angka adalah skala peta yang menggunakan angka atau
bilangan pecahan sebagai pembanding jarak. Skala ini dapat berupa
perbandingan cm maupun inchi berbanding mil.
Contoh 1:500.000 dibaca setiap 1 cm pada peta mewakili 500.000 cm di
lapangan.
Di bawah ini, rumus standar yang digunakan dalam perhitungan skala
numerik.
JS = JP x S
Keterangan: JS = jarak sebenarnya
JP = jarak pada peta
S = bilangan skala
b. Skala Grafis
Skala grafik (graphic scale) atau skala garis/tongkat (bar scale) adalah
jenis skala peta yang digambar dalam bentuk ruas garis bilangan dibagi dalam
unit-unit yang sama panjang, sebagai pembanding jarak.
Contoh:

1km 8km

setiap satu segmen yang panjangnya 1 cm mewakili jarak 1 km

Arti dari skala grafik di atas yaitu setiap 1 cm di peta sama dengan 1 km pada
jarak sebenarnya (di lapangan). Apabila skala grafis di atas diubah menjadi skala
angka maka didapatkan skala 1 : 100.000.
c. Skala Verbal
Skala verbal adalah jenis skala peta yang dinyatakan dalam bentuk kalimat
dengan menyebut satuan jarak pada peta dan jarak sesungguhnya (di lapangan).
Skala verbal biasanya digunakan oleh orang-orang Amerika dan Eropa.
Contoh:

11
1. Satu cm berbanding 50 km. Artinya, 1 cm di peta sama dengan 50 km pada
jarak sebenarnya (di lapangan).
2. Satu inci berbanding 10 mil. Artinya, 1 cm di peta sama dengan 10 mil pada
jarak sebenarnya (di lapangan).

12
PEMETAAN
A. Peta dan Pemetaan
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan
skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam
berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga
peta digital yang tampil di layar komputer.
Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau
kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran
seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil
dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua
dimensi dari suatu ruang tiga dimensi.
Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta
mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam
keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas. Dimensi
peta ada 2 aspek yaitu :
1.      Aspektopologi : yaitu aspek yang berkaitan dengan dimensi Geografi seperti
letak, luas, bentuk, batas, jarak dan arah.
2.     Aspek fisik : yaitu aspek yang berkaitan dengan fisik berkaitan dengan
kwalitas maupun kwantitas geomorfologinya, klimatologinya, sumber daya
alamnya, flora dan faunanya, tanah, air, udara, mineral letak : dapat kita tinjau
dari letak astronomis, geologis, geografis, maritim, sosial ekonomis dll yang
dapat mempengaruhi terhadap suatu wilayah (region di permukaan bumi).

B. Jenis-Jenis Peta Berdasarkan Bentuknya


1. Peta umum

Jenis-jenis peta berdasarkan isinya yang pertama adalah peta umum. Di


dalam peta umum menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi yang
data kamu lihat secara umum. Peta umum juga menunjukkan kenampakan alam
dan kenampakan buatan manusia. Peta umum dikenal menjadi tiga macam yaitu:

-  Peta dunia

-  Peta kartografi, yaitu peta yang menjelaskan dan menggambarkan seluruh atau
sebagian permukaan. Misal peta kota Jawa Timur.

13
-  Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan dan menjelaskan permukaan
relief bumi dengan garis-garis kontur sebagai penjelasnya. Garis-garis ini
menunjukkan permukaan bumi atau perbedaan ketinggian pada suatu tempat.
Misalnya sungai, jalan, pemukiman dan lain-lain.
2. Peta khusus atau peta tematik
Jenis-jenis peta berdasarkan isi selanjutnya adalah peta khusus atau peta
tematik. Peta ini biasanya menggambarkan dan menjelaskan tentang suatu aspek
atau gejala khusus pada permukaan bumi. Misalnya peta penyebaran flora dan
fauna, peta kepadatan penduduk, peta persebaran hasil tambang dan lain
sebagainya.
C. Jenis-Jenis Peta Berdasarkan Bentuk
1. Peta digital

Berdasarkan namanya, jenis-jenis peta satu ini dibuat menggunakan


bantuan komputer. Peta digital akan menampilkan data-data yang disimpan di
dalam memori komputer. Untuk melihatnya, peta digital ini ditayangkan melalui
layar monitor komputer dengan menggunakan program map info dan arc info.

2. Peta timbul

Peta timbul adalah peta yang dibuat secara 3 dimensi. Peta ini terlihat
mirip dengan bentuk permukaan bumi sebenarnya. Pada peta timbul memiliki
warna dan permukaan yang timbul serta kontur-kontur yang jelas. Misalnya area
pegunungan maka permukaan peta akan tampak menjulang, warna laut, warna
dataran rendah dan tinggi juga tampak berbeda.

3. Peta datar
Peta datar adalah salah satu jenis-jenis peta yang dibuat pada bidang yang
datar seperti kertas, kain, kanvas ataupun triplek. Secara umum peta ini tampak
seperti peta yang sering kita gunakan dan kita kenali. Terdapat gambar permukaan
bumi, warna yang berbeda-beda dan penjelasan skala serta simbol.
1. Peta skala kecil

Peta skala kecil biasanya digunakan untuk menggambarkan dan


menjelaskan wilayah yang luas, seperti peta Indonesia, peta Thailand, peta Inggris
dan sebagainya. Peta skala kecil yaitu peta yang memiliki ukuran skala antara
1:500.000 sampai 1:1.000.000.

14
2. Peta skala sedang

Peta ini memiliki ukuran skala antara 1:250.000 sampai 1:500.000. Peta
ini digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan peta dengan wilayah yang
agak besar. Contohnya peta provinsi Jawa Timur, peta provinsi Bangka Belitung
dan sebagainya.

3. Peta skala besar

Jenis-jenis peta selanjutnya adalah peta skala besar. Peta ini memiliki
ukuran skala antara 1:5.000 sampai 1:250.000. Biasanya peta ini digunakan untuk
wilayah yang sempit. Misalnya peta Kelurahan Kampung Rawa, peta Kelurahan
Tanjung Benoa, peta Kelurahan Muara Rapak dan sebagainya.

4. Peta kadaster

Peta kadaster pada umumnya adalah peta yang menunjukkan wilayah peta
tanah ataupun peta yang ada di dalam sertifikat tanah. Peta kadaster memiliki
ukuran skala antara 1:100 sampai 1:5.000.

5. Peta geografis

Skala peta ini memiliki skala antara 1:1.000.000. Peta geografis adalah
salah satu jenis-jenis peta yang biasanya digunakan untuk menggambarkan dan
menjelaskan tentang sekumpulan negara di bumi. Misalnya peta negara-negara di
Asia, peta negara-negara bagian benua Amerika, peta negara-negara di Afrika,
peta negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan lain sebagainya.

B.    Manfaat Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan dalam Bidang Kehutanan.


Manfaat ilmu ukur tanah dan pemetaan dalam dunia kehutanan sebagai
alat bantu untuk mengetahui gambaran kawasan yang akan disurvei atau diteliti
serta membantu menentukan lokasi-lokasi yang mungkin akan ditempatkan petak
percobaan, lokasi penelitian, rute jalan, base camp dan lain-lain. Membantu untuk
menuju lokasi atau letak tempat-tempat yang akan dituju. Sebagai alat untuk
memasukan data yang dijumpai di lapangan. Untuk data-data yang terkait dengan
keruangan, seperti lokasi temuan spesies, lokasi kawasan yang terganggu sangat
membantu apabila datanya langsung dimasukan kedalam peta. Sebagai alat untuk
melaporkan hasil penelitian atau survey.(Muksita, 2010)
Peta juga sangat bermanfaat dalam bidang kehutanan seperti Inventarisasi
Hutan, Perencanaan Hutan, Penataan hutan, Pembukaan wilayah Hutan, dll.

15
1.   Inventarisasi Hutan
Inventarisasi Hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data
dan fakta mengenai sumber daya hutan untuk perencanan pengelolaan sumber
daya tersebut. Untuk itu pengenalan suatu wilayah sangat dibutuhkan sebagai
pedoman pengumpulan dan penyusunan di butuhkan peta. Ruang lingkup
Inventarisasi Hutan meliputi survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora
dan fauna, sumber daya manusia, serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan
disekitar hutan.
Inventarisasi hutan wajib dilaksanakan karena hasilnya digunakan
sebagai bahan perencanan pengelolaan hutan agar diperoleh kelestarian hasil.
Hirarki inventarisasi hutan adalah Inventarisasi hutan tingkat Nasional,
Inventarisasi hutan tingkat wilayah, inventarisasi hutan tingkat Daerah Aliran
Sungai, Inventarisasi hutan tingkat Unit Pengelolaan.
Tujuan inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data yang akan
diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan
perumusan kebijaksanaan strategi jangka panjang, jangka menengah dan
operasional jangka pendek.
2.      Perencanaan Hutan
Perencanaan kehutanan adalah proses penetapan tujuan penentuan
kegiatan dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari untuk
memberikan pedoman dan arah. Guna menjamin tercapainya tujuan
penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-besarnya.
-    Perencanaan dan Pembuatan Jalan Hutan
Jaringan jalan hutan direncanakan pertama pada peta topografi dan
kemudian kerjakan di lapangan dengan menggunakan kompas, klinometer, cat
atau kaset lesu (Parsakhoo et al., 2010). Tidak seperti halnya jalan yang
dipergunakan untuk umum jalan hutan hanya melayani sedikit keperluan.
Intensitas lalu lintas yang jarang, kebanyakan lalu lintas satu arah, kadang-kadang
digunakan untuk menaikan kayu, jarang mempunyai daerah untuk berpapasan
kalau jalan itu digunakan dua arah, biasanya lalu lintas yang terjadi adalah truk
yang panjang dan berat. Pada pengusahaan hasil hutan, setiap jalan atau bagian
jalan, tidak mempunyai aturan seperti jalan umum. Sifat dari tiap bagian jalan
tergantung kepada fungsi dari jalan tersebut, yaitu melayani konsesi hutan
khususnya dalam hal eksploitasi.

16
Objek dari pekerjaan eksploitasi adalah pemindahan kayu hasil
tebangan ke tempat-tempat khusus atau tempat pelegoan, terkadang juga melayani
kegiatan lain di bidang kehutanan. Log yang terdekat, dihela ke tempat landing
atau semacam depot yang dapat dilalui oleh truk. Setiap tempat landing
dihubungkan oleh jalan tebang yang akan mengangkut kayu kemudian ke jalan
yang lebih besar, sampai ke tempat pelegoan berupa jalan umum atau sungai atau
jalan rel permanen.
Jalan untuk keperluan eksploitasi, secara umum dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Jalan Utama (main roads)
2. Jalan cabang /anak jalan (secondary roads)
3. Jalan ranting (feeder roads/brand roads)
Untuk setiap jalur jalan, profil dan irisan melintangnya perlu terlebih
dahulu direncankan, sifat-sifat khusus yang harus ditentukan antara lain: Peta dari
jaringan jalan, profil longitudinalnya, bentuk irisan melintangnya yang member
petunjuk tentang kedudukan tanjakan/turunan, penimbunan dan galian, tikungan
dan sebagainya. Jalan hutan, sebagaimana halnya jalan umum yang permukaan
diperkeras, merupakan struktur engineering; yang terdiri dari dua bagian: Lapisan
bawah (subgrade) dan lapisan lantai (pavement). (Kirom, 2012).
Tujuan perencanaan kehutanan adalah mewujudkan penyelenggaraan
kehutanan yang efektif dan efisien untuk mencapai menfaat fungsi hutan yang
optimum dan lestari. Perencanaan kehutanan meliputi kegiatan :
a.    Inventarisasi hutan
b.    Pengukuhan kawasan hutan
c.    Penatagunaan kawasan hutan
d.   Pembentukan wilayah pengelolaan hutan
e.    Penyusunan rencana kehutanan
Perencanaan kehutanan dilaksanakan :
a.    Secara transparan dan partisipatif
b.    Secara terpadu dengan memperhatikan kepentingan nasional, sektor
terkait dan masyarakat serta mempertimbangkan aspek ekonomi, ekologi,
sosial budaya dan berwawasan global
c.    Dengan memperhatikan kekhasan dan aspirasi daerah termasuk kearifan
tradisional

17
3. Penataan Hutan
Didalam pengelolaan HTI dibutuhkan penataan yang berwawasan
lingkungan dan memperhatikan asas kelestarian, penataan tersebut adalah
mencakup penentuan batas petak (compartement) sebagai satuan terkecil
pengelolaan hutan. Pembuatan rencana infrastruktur seperti jalan, kanal, bascamp,
nursery dan lainnya. Secara prinsip didalam penataan hutan jangan sampai
menimbulkan kerusakan lingkungan yang berdampak negatif dalam jangka
pendek dan jangka panjang.
Penataan hutan membutuhkan peta topografi sebagai arahan penentuan
areal peruntukan seperti : kawasan lindung, kawasan produksi, infrastruktur dan
lain sebagainya.
DEM adalah citra tiga dimensi dimana setiap piksel terdapat informasi
XYZ (3 dimensi) yang apabila diekstrak dengan 3D Analyst akan menghasilkan
informasi topografi dalam bentuk surface modelling :
1. Kontur
2. Kelas lereng (slope classification)
3. Shading
4.Daerah Aliran Sungai (DAS). (Imam, 2009)
4.      Pembukaan Wilayah Hutan
Pembukaan wilayah hutan merupakan kegiatan yang merencanakan dan
membuat sarana dan prasarana yang diperlukan dalam rangka mengeluarkan kayu.
Prasarana tersebut meliputi rencana sumbu jalan (trase), base camp, jembatan,
gorong-gorong dll.
a.     Konsep/Strategi PWH PWH adalah suatu kegiatan di dalam pengelolaan
hutan yang berusaha menciptakan persyaratan-persyaratan yang lebih baik
agar pengelolaan hutan dapat lestari, merupakan perpaduan teknik, ekonomis
dan ekologis dari pembukaan dasar wilayah hutan, pembukaan tegakan dan
sistem penanaman, pemeliharaan, penjarangan dan pemanenan. Pada tahun
1970-an, PWH merupakan suatu kegiatan pembukaan jalan untuk
mengeluarkan kayu dari hutan, dimana pada saat itu : Belum ada usaha untuk
mengusahakan agar hutan dapat lestari Menghasilkan kayu sebanyak-
banyaknya dengan biaya sekecil-kecilnya sehingga terjadi kerusakan hutan.

18
b.    Tujuan PWH adalah untuk mempermudah penataan hutan, tindakan-tindakan
pembinaan hutan (penanaman, pemeliharaan, penjarangan), pencegahan
terhadap gangguan hutan dan PHH terutama penyaradan dan pengangkutan
kayu.
c.       Perananan dan Fungsi PWH
-          Perananan PWH : PWH secara keseluruhan merupakan persyaratan bagi
kelancaran pelaksanaan dan pengawasan dalam produksi hutan dan PWH
bertugas menciptakan kondisi yang lebih baik dalam pengelolaan hutan serta
meningkatkan fungsi sosial dan ekonomi dari hutan.
-          Fungsi PWH :
a)      Mempermudah penataan hutan
b)      Membuat tata batas dalam dan luar hutan
c)      Tata batas dalam membagi areal hutan ke dalam blok-blok.
d)     Mempermudah pengukuran pekerja
e)      Mempermudah kegiatan pembinaan hutan.
f)       Mempermudah kegiatan pemanenan hasil hutan/ penjarangan,
g)       penyaradan, pengumpulan, pengnagkutan dan penimbunan.
h)      Mempermudah pengawasan hutan.
i)        Mempermudah perlindungan hutan
j)        Memungkinkan hutan sebagai tempat rekreasi yang mudah dicapai.
-          Tingkat-tingkat PWH Ada 3 tingkatan PWH :
a)      Pembukaan wilayah hutan yang menghubungkan areal hutan yang dikelola
dengan lalu lintas umum atau dengan industri kayu. Biasa juga disebut jalan
koridor, yaitu jalan yang m’hubung’n jalan areal hutan dengan lalu-lintas
umum yang letaknya di luar wilayah hutan (acces road).
b)      Pembukaan wilayah hutan yang menghubungkan bagian-bagian hutan
dengan
jalan koridor. PWH ini dilakukan dengan jalan utama (main road).
c)      Pembukaan wilayah hutan yang membuka bagian hutan dan
menghubungkannya dengan jalan utama.Jalan cabang dan ranting untuk
menghubungkan bagian dengan jalan utama.
Dengan peta tata guna lahan bertujuan memberi informasi penggunaan
lahan, seperti lahan pertanian, lahan perkebunan, lahan pemukiman, lahan hutan
produksi lahan tambang dan lainnya. Peta batas wilayah hutan menunjukkan batas

19
– batas wilayah yang menjadi peruntukan hutan tersebut, baik sebagai hutan
produksi, hutan lindung. Peta ini juga untuk menunjukkan batas – batas dari
wilayah hutan dari perusahaan yang memiliki izin usaha pemanfaatan hasil hutan
kayu (IUPHHK).
Peta penutupan lahan bertujuan untuk mengetahui penutupan lahan pada
suatu wilayah, yang selanjutnya digunakan untuk berbagai kebijakan, salah
satunya untuk menentukan wilayah yang harus direhabilitasi hutan dan lahan. Peta
untuk tujuan konservasi sangat berkaitan erat dengan peta tataguna lahan,
terutama dalam pengaturan ruang dimana suatau komunitas berada. Dengan peta
dapat diajukan sebuah usulan perbaikan dalam pengaturan, khususnya untuk
menjaga keseimbangan alam dan keberlanjutan daya dukung alam kelangsungan
mahluk hidup sekitarnya.

20
Alat-alat Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan

Alat Ukur Sederhana

Disebut sederhana karena dalam menggunakan alat ini cukup mudah dan
simpel, serta penggunaan alat ukur ini hanya digunakan untuk mengukur satu
macam ukuran saja. Alat – alat tersebut yaitu:

1. Meteran

Meteran atau pita ukur biasanya berbentuk seperti


pita yang memiliki panjang tertentu. Meteran juga
bisa disebut dengan rol meter, karena saat disimpan
atau dalam keadaan tidak digunakan, meteran akan
digulung atau dirol. Terdapat 3 jenis meteran:

 Meteran yang berasal dari kain (metalic cloth): terbuat dari kain linen dan
anyaman kawat halus yang berasal dari tembaga atau kuningan.

 Meteran yang terbuat dari baja

 Meteran yang terbuat dari baja aloy (steel alloy): campuran baja dan nikel.

Fungsi dari meteran yaitu untuk mengukur panjang dan jarak. Biasanya
satuan yang digunakan terdapat 2 ukuran yaitu ukuran satuan metrik (mm, cm, m)
dan satuan inggris (inch, feet, yard). Pembacaan angka 0 ada yang dibaca tepat
diujung meteran adapula yang dinyatakan pada jarak tertentu di ujung meteran.

Cara menggunakan meteran cukup dengan merentangkan meteran dari


suatu titik ke titik lainnya pada suatu objek bidang yang akan diukur. Untuk
mendapatkan hasil yang valid, ada baiknya dilakukan oleh dua orang  dimana
salah satu berada pada titik awal atau angka 0 dan yang lain bergerak menuju titik
akhir perhitungan sekaligus membaca angka pada meteran pada titik tersebut.

21
2. Kompas

Komponen utama yang ada di alat ukur ini yaitu jarum dan lingkaran
berskala, dimana salah satu ujung jarum tersebut
dibuat dari magnet atau besi berani, bagian tengah
jarum dipasang sebuah sumbu sehingga jarum
dapat bergerak bebas ke arah horisontal sesuai
dengan arah medan magnet bumi yaitu utara dan
selatan. Ada baiknya menggunakan kompas yang
memiliki cairan nivo yang berfungsi menstabilkan
gerakan jarum dan juga alat pembidik atau visir.

Fungsi dari kompas yaitu menentukan arah dari mata angin dan penunjuk
arah terutama utara dan selatan. Selain itu, kompas bisa juga sebagai penentu arah
dari suatu titik ke titik lain yang ditunjukan pada besaran azimut (besarnya sudut
yang dimulai dari arah utara ke selatan), membuat siku – siku dan mengukur sudut
horisontal.

Cara penggunaan kompas yaitu pegang dan atur agar kompas dalam
keadaan mendatar sehingga jarum dapat bergerak dengan bebas. Jika kompas
memiliki cairan nivo, usahakan agar gelembung tepat berada di tengah.

3. Klinometer

Salah satu alat ukur sederhana ini digunakan


untuk mengukur sudut elevasi antara garis datar
dengan garis yang menghubungkan sebuah titik
yang terdapat di garis datar dengan titik puncak
sebuah objek. Secara keseluruhan klinometer untuk
mengukur ketinggian atau panjang sebuah objek
dengan cara memanfaatkan sudut elevasi.

Fungsi klinometer adalah untuk menentukan besaran sudut elevasi saat


mengukur tinggi objek secara tidak langsung.

22
Cara penggunaan alat ini sebaiknya dilakukan oleh 2 orang. Salah satu
orang memegang dan melakukan pengamatan atau membidik objek yang diukur.
Sedangkan yang lain membaca sudut dan mencatat hasil pengamatan.

Alat Ukur Optik


Alat ini dilengkapi dengan perlengkapan optik sehingga mendapatkan
hasil perhitungan yang tepat dan lebih detail jika dibandingkan dengan alat ukur
sederhana. Alat ukur optik ini biasanya terdiri dari beberapa alat yang dirangkai
dalam satu buah alat, sehingga dapat mengukur lebih dari satu pengukuran.

1. Theodolit

Alat ukur optik ini dibuat untuk menentukan tinggi dari tanah pengukuran
sudut yang berupa sudut tegak (sudut vertikal) dan sudut mendatar (sudut
horisontal). Ada 3 macam theodolit:

 Theodolit Reterasi: terdapat plat lingkaran skala (horizontal) yang menjadi


satu dengan plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada kiap. Theodolit
ini memiliki sekrup pengunci plat nonius.

 Theodolit Repetisi: plat lingkaran skala horizontal dapat berputar sendiri


dengan tabung poros sebagai sumbu putar. Terdapat sekrup pengunci
lingkaran horizontal dan juga skrup nonius.

23
 Theodolit Elektro Optis: sistem penoprasian sama dengan theodolit optis
hanya saja mikroskop pada pembacaan skala lingkaran menggunakan
sistem sensor sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang
elektromagnetis).

Fungsi dari theodolit yaitu untuk pengukuran polygon, pemetaan situasi


dan juga pengamatan matahari. Tidak hanya itu, theodolit juga bisa berfungsi
seperti PPD jika sudut vertikalnya diubah menjadi 90o. Teropong yang ada di
theodolit, membuatnya dapat membidik ke segala arah. Pada konstruksi
bangunan, theodolit dapat berfungsi untuk menentukan sudut siku –siku pada
pondasi dan juga mengukur ketinggian bangunan bertingkat.
Untuk menggunakan theodolit pastikan posisikan tripod atau penyangga
panjang pada tempat yang datar dan atur ketinggiannya sekitar tinggi dada.
Kencangkan sekrup pengunci pada kaki penyangga panjang. Usahakan plat tribar
(untuk meletakan theodolit) dalam keadaan datar. Letakan theodolit kemudian
kencangkan sekrup pengunci. Atur nivo sampai sumbu I berada pada posisi
vertikal dan atur juga nivo pada tabung agar sumbu II berada pada posisi
mendatar, atur theodolit pada hingga berada pada posisi tengah titik ikat (BM).

2. Waterpas

Termasuk ke dalam alat ukur optik yang berfungsi untuk mengukur beda
tinggi dari satu titik atau lebih, penggunaan waterpas saat ini sangat luas. Terdapat
beberapa syarat dalam menggunakan waterpas, yaitu syarat dinamis (sumbu 1
vertikal) dan syarat statis (garis yang mendatar pada bagian diafragma sejajar
sumbu 1, garis nivo tegak lurus sumbu 1, garis bidik pada teropong sejajar dengan
garis arah nivo).

24
Cara menggunakan waterpas ini sebaiknya menggunakan tripod atau kaki
tiga sebagai penyangga dan posisikan pada titik koordinat yang sudah ditentukan.
Pastikan tripod dalam posisi stabil dan kuat serta plat tempat dudukan waterpas
tidak dalam keadaan miring. Letakan waterpas di atas plat tersebut, usahakan
waterpas untuk tidak bergerak atau dalam keadaan stabil. Atur sumbu I vertikal
dan sumbu II horisontal dengan menggunakan sekrup penyeimbang nivo.
Tepatkan gelembung nivo berada di tengah lingkaran.

Alat Ukur Elektronik

Sesuai namanya, alat ini menggunakan sistem elektronik berupa


gelombang infra merah. Sehingga pengukuran dengan menggunakan alat ini
mendapatkan hasil perhitungan yang tepat, akurat dan prestisi.

1. Global Positioning System (GPS)

GPS merupakan suatu sistem yang terdiri atas


konstelasi satelit radio navigasi dan juga segmen
kontrol tanah yang berfungsi mengelola
operasi satelit dan pengguna dengan penerima
khusus, menggunakan data satelit untuk memenuhi
persyaratan dari posisi. Hasil yang diberikan gambar
permukaan bumi dalam bentuk 3 dimensi (3D) .

Fungsi GPS tidak hanya untuk kepentingan


militer, survey pemetaan ataupun geodesi saja, tetapi juga untuk penelitian
geofisika (geodinamika, studi atmosfer, meteorologi dan lain sebagainya). Dibalik
kelebihan yang dimiliki oleh GPS, alat ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak
dapat digunakan pada tempat yang tidak mampu menerima sinyal GPS oleh
antena alat penerima yang berada di dalam ruang, bawah terowongan atau di
bawah air.

Cara penggunaan GPS, pertama nyalakan perangkat GPS tunggu hingga


sinyal terhubung. Atur untuk menambahkan halaman hingga muncul halaman

25
Area Calculation kemudian tekan tombol start lalu enter. Jika tombol start
berubah menjadi tombol stop, berarti GPS sudah dapat digunakan.

2. Total Station

Merupakan alat ukur


elektronik yang berasal dari
pengembangan theodolit.
Namun alat ini dilengkapi oleh
pengukuran jarak dan sudut
secara elektronik dengan
bantuan dari reflektor sebagai
target dan pengganti rambu
ukur. Untuk mempermudah
penggunaan, total station perlu
di hubungankan dengan
komputer.

Fungsi total station yaitu dapat digunakan untuk menghitung jarak, arah, titik
koordinat dan juga beda tinggi secara elektronis.
Untuk menggunakan total station pastikan posisi tripod sudah stabil dan
kuat untuk menopang total station dan terletak di titik koordinat yang telah
ditentukan. Atur nivo di kedua sumbu agar tepat pada posisi di tengah lingkaran
dan sejajar dengan posisi kita saat berdiri. Jika sudah sesuai dan semua berada
pada posisi yang tepat (gelembung nivo berada di tengah), total station siap
digunakan.

26

Anda mungkin juga menyukai