Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM SIG

Georeferencing Peta

Disusun Oleh:

Tessa Khairani Ermanto (23115047)

TEKNIK GEOMATIKA

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Georeferencing berarti bahwa sistem koordinat internal peta atau citra foto udara dapat
dikaitkan dengan sistem koordinat geografis dasar. Transformasi koordinat yang relevan
biasanya disimpan dalam file gambar (GeoPDF dan GeoTIFF adalah contohnya), walaupun ada
banyak kemungkinan mekanisme untuk menerapkan georeferensi.
Efek georeferensi yang paling terlihat adalah perangkat lunak tampilan dapat
menunjukkan koordinat tanah (seperti koordinat lintang / bujur atau koordinat UTM) dan juga
mengukur jarak dan area tanah. Dengan kata lain, Georeferencing berarti mengaitkan sesuatu
dengan lokasi di ruang fisik.
Istilah ini biasa digunakan di bidang sistem informasi geografis untuk menggambarkan
proses penggabungan peta fisik atau citra raster peta dengan lokasi spasial. Georeferencing
dapat diterapkan pada jenis objek atau struktur yang dapat dikaitkan dengan lokasi geografis,
seperti tempat menarik, jalan, tempat, jembatan, atau bangunan.
Lokasi geografis paling sering ditunjukkan dengan menggunakan sistem referensi
koordinat, yang pada gilirannya dapat dikaitkan dengan sistem referensi geodesi seperti WGS-
84. Contohnya termasuk menentukan posisi foto udara yang benar dalam peta atau menemukan
koordinat geografis nama tempat atau alamat jalan (Geocoding).
Georeferencing sangat penting untuk membuat citra satelit dan udara, biasanya gambar
raster, berguna untuk pemetaan karena menjelaskan bagaimana data lain, seperti titik GPS di
atas, berhubungan dengan citra. Informasi yang sangat penting dapat terkandung dalam data
atau gambar yang diproduksi pada titik waktu yang berbeda. Mungkin diinginkan untuk
menggabungkan atau membandingkan data ini dengan yang tersedia saat ini. Yang terakhir ini
dapat digunakan untuk menganalisis perubahan fitur yang diteliti selama periode waktu
tertentu. Peta yang berbeda mungkin menggunakan sistem proyeksi yang berbeda.
Alat Georeferensi berisi metode untuk menggabungkan dan melapisi peta ini dengan
distorsi minimum. Dengan menggunakan metode georeferensi, data yang diperoleh dari alat
survei seperti total station dapat diberi titik acuan dari peta topografi yang sudah tersedia.
Mungkin diperlukan untuk menetapkan hubungan antara hasil survei sosial yang telah
dikodekan dengan kode pos atau alamat jalan dan wilayah geografis lainnya seperti zona sensus
atau area lain yang digunakan dalam administrasi publik atau perencanaan layanan.

1.2 Tujuan
Melakukan georeferencing pada peta dan data citra/raster yang belum ada koordinat,
dengan 2 cara :
 Menambahkan nilai koordinat titik control
 Mencocokkan tanda alam
BAB II
METODE

Ada berbagai alat GIS yang tersedia yang dapat mengubah data gambar ke beberapa
kerangka kontrol geografis, seperti ArcMap komersial, PCI Geomatica, TNTmips
(MicroImages, Inc) atau ERDAS Imagine, yang dapat memberi georeferensi satu set titik, garis,
poligon, gambar, atau struktur 3D. Misalnya, perangkat GPS akan merekam koordinat lintang
dan bujur untuk titik minat tertentu, secara efektif georeferensi pada titik ini. Georeferensi pasti
merupakan pengenal unik. Dengan kata lain, hanya ada satu lokasi dimana georeferensi
bertindak sebagai referensi.
Gambar dapat dikodekan menggunakan format file GIS khusus atau disertai file dunia.
Untuk georeferensi gambar, yang pertama perlu menetapkan titik kontrol, masukan koordinat
geografis yang diketahui dari titik kontrol ini, pilih sistem koordinat dan parameter proyeksi
lainnya dan kemudian kurangi residu. Residu adalah perbedaan antara koordinat sebenarnya
dari titik kontrol dan koordinat yang diprediksi oleh model geografis yang dibuat dengan
menggunakan titik kontrol. Mereka menyediakan metode untuk menentukan tingkat keakuratan
proses georeferensi.
Dalam situasi dimana data telah dikumpulkan dan ditugaskan ke kode pos atau area,
biasanya diperlukan untuk mengubahnya menjadi koordinat geografis dengan menggunakan
direktori definitif atau file gazetteer. Gazetteer semacam itu sering diproduksi oleh agen sensus,
organisasi pemetaan nasional atau penyedia layanan pos. Paling sederhana, ini mungkin hanya
terdiri dari daftar kode area atau nama tempat dan daftar kode, nama atau koordinat lokasi yang
lain. Jangkauan dan tujuan kode yang tersedia adalah spesifik negara. Contohnya adalah
Direktori Pos Statistik Nasional Inggris yang menunjukkan setiap kode pos keanggotaan sensus,
administratif, pemilihan dan area geografis lainnya. Dalam kasus ini, direktori juga
menyediakan tanggal pembuatan dan penghapusan, jumlah alamat dan referensi grid Ordnance
untuk setiap kode pos, yang memungkinkannya dipetakan secara langsung. File gazetteer
semacam itu mendukung banyak sistem pemetaan berbasis web yang akan menempatkan
simbol pada peta atau analisis yang dilakukan seperti pencarian rute, berdasarkan kode pos,
alamat atau masukan nama tempat oleh pengguna.
BAB III
PEMBAHASAN

Tahapan Georeferencing
 Pada Peta
1. Klik add data – lalu connect ke folder tempat menyimpan peta yang sudah berformat
tiff,dan akan di georeferencingkan – Data Kertamulya.tiff – klik add.
2. Maka akan muncul tampilan dibawah ini.

3. Klik kanan pada peta kertamulya.tif – klik data frame properties – klik coordinate

system - pilih geographic coordinate system – klik world – klik WGS 1984 – klik

OK.
4. Untuk mulai melakukan georeferencing pastikan terlebih dahulu toolbar georeferencing
sudah aktif. Dengan cara: klik kanan pada sembarang tempat-lalu akan muncul windows
seperti dibawah ini. Pastikan Georeferencing sudah dicentang.
5. Setelah dicentang akan muncul tool georeferencing

6. Tentukan titik ikat pertemuan antara garis lintang dan garis bujur dengan zoom in pada

pojok kiri atas peta. Titik pertama yang akan diberi control point adalah titik yang

diberi tanda panah ungu.

7. Pada tool georeferencing, klik add point control, akan muncul pointer “ +”
8. Arahkan tanda (plus) tadi di perpotongan antara lintang dan bujur yang paling ujung di
kiri atas. Lalu klik kanan – input DMS on Lon and Lat… - akan muncul window
dibawah ini

9. Ganti longitude dan latitude nya sesuai dengan lintang dan bujur yang ada di samping

kiri dan atas kiri – klik OK.


10. Setelah di Georeferencing, perhatikan tanda (+) yang ditunjukkan tanda panah dipeta.

Itulah titik yg sudah di-georeferencing-kan. Lakukan step 7-9 kembali untuk titik 2,3,4

yang ada di ujung kanan atas, dan ujung kiri – kanan bawah.

11. Setelah ke empat titik di-georeferencing-kan. Tampilan peta akan seperti ini:
12. Klik View Link Tabel untuk mengecek kesalahan koordinat X,Y- akan muncul tabel
dibawah ini.

Kalikan Forward:1.02527e-006 *111 km =0.000114 km.


Karena masih di km, jadikan ke meter dengan mengalikan 1000 = 0.000114
*1000=0.113805 m.
Data yang bagus adalah data yg dibawah 0.5 karena pixel petanya adalah 0.5.

13. Data yg sudah digeoreferencing, menjadi data baru dengan cara direktifikasi :klik
Georeferencing – klik Rectify
Akan muncul windows save as. Pada kolom Name, ganti nama peta yang sudah di-
georeferencing-kan dengan nama Rekti_Kertamulya dengan format Tiff – klik save.

14. Ketika sudah di-rectify, perhatikan koordinat yang ada di ujung kanan bawah. Yang
awalnya unknown coordinate , tetapi setelah di-georeferencing-kan, menjadi koordinat
yang sudah diketahui.
 Pada Data Citra/ Raster

1. Klik add data – lalu connect ke folder tempat menyimpan data citra/raster yang akan di
georeferencingkan – Jabar.jpg dan Jawabali.tif – klik add. Akan muncul hasil dibawah

2. Untuk melakukan pertampalan kedua data, klik Georeferencing – lalu klik fit to
display. Hasilnya seperti gambar dibawah ini.
3. Klik kanan pada Jabar.jpg – klik data frame properties – klik coordinate system -

pilih geographic coordinate system – klik world – klik WGS 1984 – klik OK.

4. Sama seperti cara sebelumnya, untuk meng-georeferencing-kan kedua data ini, adalah
dengan menampilkan tool georeferencing terlebih dahulu. Lalu klik add control point.
Hasilnya akan menjadi seperti dibawah ini:
5. Klik View Link Tabel untuk mengecek kesalahan koordinat X,Y- akan muncul tabel
dibawah ini.

 Pada kolom forward kalikan = 0.00119529 * 111 km = 0.132677 Km


 Karena masih dalam km, maka kalikan dengan 1000 m = 132.6772m
 Data yang bernilai dibawah 250 m, merupakan data yang bagus.
BAB IV
HASIL
 Georeferencing pada Peta

o Kalikan Forward:1.02527e-006 *111 km =0.000114 km.


o Karena masih di km, jadikan ke meter dengan mengalikan 1000 = 0.000114
*1000 = 0.113805 m.
o Data yang bagus adalah data yg dibawah 0.5 karena pixel petanya adalah 0.5.
 Georeferencing pada Data Citra /Raster

Hasilnya akan menjadi seperti dibawah ini:

 Pada kolom forward kalikan = 0.00119529 * 111 km = 0.132677 Km


 Karena masih dalam km, maka kalikan dengan 1000 m = 132.6772 m
 Data yang bernilai dibawah 250 m, merupakan data yang bagus.
BAB V
ANALISIS

 Pada RMS georeferencing peta, hasilnya adalah 0.113805 m. Dan hasil itu
masuk ke toleransi yang telah ditetapkan. Data yang bagus adalah data yg
dibawah 0.5 m karena pixel petanya adalah 0.5.
 Data RMS pada data citra/ raster, hasilnya adalah 132.6772 m. Dan hasil itu
masuk ke toleransi yang telah ditetapkan. Data yang bagus adalah data yg
dibawah 250 m.

DAFTAR PUSTAKA
 Seonarmo, Hartati S. (2009). Penginderaan Jauh dan Pengenalan SIG untuk Bidang Ilmu
Kebumian. Bandung: ITB
 Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Georeferencing. Diakses pada 17 Maret 2018
pukul 19.17 wib

Anda mungkin juga menyukai