Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis Medan, Februari 2023

Georeferencing

Dosen Penanggung jawab


Dr. Anita Zaitunah S.Hut., M.Si

Oleh
Josiah Satya Yuda
201201178
BDH 6

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur praktikan ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Sistem
Informasi Geografis ini dengan judul “Georeferencing”. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang membantu penulis
dalam penyelesaian laporan Georeferencing ini, diantaranya Dosen penanggung
jawab Dr. Anita Zaitunah S.Hut., M.Si dan pihak-pihak yang membantu dalam
penyelesaian laporan ini.
Penulis juga menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
Laporan Penginstalan Georeferncing ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
ini memberikan banyak manfaat kepada para pembaca.

Medan, Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................1
Tujuan...............................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA

METODE PRAKTIKUM
Waktu dan tempat.............................................................................................6
Alat dan Bahan..................................................................................................6
Prosedur Praktikum...........................................................................................6

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil.....................................................................................................................9
Pembahasan ........................................................................................................9
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .......................................................................................................11
Saran..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Tampilan awal Google earth.............................................................................6


2. Tampilan saat membuat titik pada peta.............................................................7
3. Tampilan saat menyimpan gambar...................................................................7
4. Tampilan Add data pada Arc Map.........................................................................7
5. Tampilan Pemilihan Georeferencing.....................................................................8
6. Tampilan Pemilihan Cootdinate System.................................................................8
7. Tampilan Pengimputan DMS................................................................................8
8. Hasil Georeferencing pada ArcGIS 10.8................................................................9

iii
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Geografi merupakan gambaran permukaan bumi beserta dengan seluruh
obyek yang ada dipermukaannya. Informasi ini menjadi kerangka dalam pengaturan
bagi semua tindakan selanjutnya yang berkaitan dengan kondisi geografis. Dalam
penggunaanya, informasi geografi ini diwujudkan dalam bentuk peta yang disertai
dengan catatan-catatan terkait seperti catatan lokasi-lokasi daerah tertentu seperti
pegunungan, perairan dan lain sebagainya. Dalam perkembanganya, informasi-
informasi mengenai objek yang terdapat pada permukaan bumi akan mengalami
perubahan seiring dengan bergulirnya waktu. Adanya perubahan-perubahan ini akan
mengakibatkan perubahan juga terhadap peta sebagai bentuk informasi atas daerah
tersebut. Dengan demikian diharapkan adanya peta yang baru yang dapat
memberikan informasi dengan lebih baik dan lebih akurat (Nurandani 2013)
Peta merupakan suatu representasi konvensional dari unsur-unsur fisik dari
sebagian atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala
tertentu. Permukaan bumi secara keseluruhan merupakan permukaan yang
melengkung dan sama sekali tidak memungkinkan untuk dapat dibentangkan
sehingga menjadi bidang datar sempurna tanpa mengalami perubahan atau kerusakan.
Peta merupakan gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil
sebagai kenampakan jika dilihat dari atas. Dengan demikian, hasil pemetaan dari
permukaan bumi yang luas dan melengkung tidak dapat dipetakan tanpa mengalami
distorsi dari bentuk aslinya (Dyah dan Efawan, 2015).
Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem yang memadukan teknologi
komputer dan data, serta media penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data,
sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan. Pada
dasarnya, istilah sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga unsur
pokok yaitu sistem, informasi, dan geografi. Dengan demikian, pengertian terhadap
ketiga unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami SIG. maka
jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi. SIG merupakan suatu sistem yang
2

menekankan pada unsur informasi geografi. Istilah “geografis” merupakan bagian


dari spasial (keruangan). Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian atau
tertukar hingga timbul istilah yang ketiga, geospasial. memiliki pengertian yang sama
di dalam konteks SIG. Pengunaan GIS bukanla segalagalanya dalam penataan
koordinasi dan pengendalian dengan munculnya pemahaman bersama mengenai
orientasi dan paradigm pembangunan perkotaan di masa depan (Setiawan, 2016).
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System disingkat GIS)
adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial
(bereferensi keruangan). Pengertian informasi geografis adalah informasi mengenai
tempat atau lokasi, dimana suatu objek terletak di permukaan bumi dan informasi
mengenai objek dimana lokasi geografis itu berada untuk dianalisa dalam
pengambilan keputusan. Kebanyakan untuk mengolah data yang berupa data GIS
masih banyak yang menggunakan aplikasi desktop atau hanya bisa dijalankan di satu
komputer padahal dengan semakin majunya perkambangan menuntut manusia untuk
mengasilkan informasi yang lebih mudah yaitu dengan cara mengembangkan GIS
secara online (Arief et al., 2016).
Perkembangan teknologi informasi dan GIS memicu peluang dibangunnya
sistem informasi pertanahan yang lebih efisien, aktual dan akurat. Sementara itu
dilain pihak kebutuhan masyarakat (sebagai penerima kebijakan) dan pemerintah
(sebagai pembuat kebijakan) semakin tinggi terhadap data dan informasi yang aktual
dan akurat. Pengguna data dan informasi semakin menuntut dan kritis dalam era
keterbukaan informasi sekarang ini. Dalam ranah teknologi GIS (Geographic
Information System) kegiatan-kegiatan berbasis partisipasi masyarakat marak
dilakukan oleh berbagai kalangan, sebagaimana mengenai pemanfaatan SIGP dalam
perencanaan infrastruktur wilayah. (Fahmi et al., 2014)

Tujuan praktikum

Tujuan dari praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul


“Georeferencing” adalah untuk mengetahui pengertian dari georeferencing dan
mengetahui langkah-langkah georeferencing
4

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem informasi


berbasiskan komputer untuk menyimpan, mengelola dan menganalisis, serta
memanggil data bereferensi geografis yang berkembang pesat pada lima tahun
terakhir ini. Manfaat dari SIG adalah memberikan kemudahan kepada para pengguna
atau para pengambil keputusan untuk menentukan kebijaksanaan yang akan diambil,
khususnya yang berkaitan dengan aspek keruangan (spasial). Dengan adanya
teknologi ini maka akan memudahkan dalam hal pemetaan lahan, salah satunya lahan
pertambangan. Dalam pengaplikasian Geographic information system (GIS)
menggunakan perangkat lunak Arcview yang merupakan salah satu perangkat lunak
Sistem Informasi Geografis (SIG) yang terkemuka hingga saat ini dengan kehandalan
ESRI. Dengan perangkat lunak ini, pengguna dapat melakukan proses-proses seperti
visualisasi, meng-explore, membuat query, dan menganalisa (Wibowo et al., 2015).
Data sistem informasi geografis adalah salah satu komponen krusial dan
penting. Di dalam SIG terdapat dua jenis data yaitu data spasial dan data atribut/non
spasial. Data spasial adalah data yang menggambarkan suatu dimensi ruang.
Beberapa tipe data spasial antara lain titik, garis, dan polygon. Titik merupakan
representasi grafis yang paling sederhana. Format titik memiliki ciri-ciri yaitu
koordinat tunggal, tanpa panjang, tanpa luasan. Garis merupakan bentuk linier yang
akan menghubungkan beberapa titik atau paling sedikit dua titik. Contoh penggunaan
garis pada SIG adalah jaringan jalan, jaringan saluran air, jaringan telepon dan lain
sebagainya. Format garis memiliki ciri-ciri yaitu koordinat titik awal dan akhir,
mempunyai panjang, tanpa luasan. Bentuk poligon biasanya digunakan untuk
mempresentasikan suatu objek berdimensi dua. Suatu wilayah penggunaan lahan
suatu tempat adalah entitas yang umumnya digambarkan dengan bentuk poligon.
Format poligon memiliki ciri-ciri yaitu koordinat dengan titik akhir sama dengan titik
awal, mempunyai panjang, mempunyai luasan (Ariyanti et al., 2015)
Perangkat lunak ArcGIS merupakan perangkat lunak SIG yang baru dari ESRI
(Environmental Systems Research Institute), yang memungkinkan pengguna 4 untuk
4

memanfaatkan data dari berbagai format data. Dengan ArcGIS pengguna dapat
memanfaatkan fungsi desktop maupun jaringan, selain itu juga pengguna bisa
memakai fungsi pada level ArcView, ArcEditor, ArcInfo dengan fasilitas ArcMap,
ArcCatalog dan Toolbox. ArcGIS terus berkembang dengan menerapkan standar yang
tinggi untuk pemakaian GIS desktop, mobile, server dan platform web. Dari ratusan
produk platform GIS, beberapa elemen kuncinya adalah sebagai berikut. ArcGIS
Online adalah platform teknologi yang kolaboratif dan berbasis cloud yang
membantu pengguna dan komunitas dalam menciptakan, berbagi, dan mengakses
peta, aplikasi, dan data. ArcGIS untuk Desktop adalah aplikasi komputer yang
membantu analisis geospasial. Perangkat ini memudahkan pengguna dalam
mengubah data menjadi data informasi penting dan menjalankan tugas-tugas GIS
secara otomatis (Rohim et al., 2015)
ArcGIS adalah generasi lanjutan dari Arcview dan Arcinfo yang dibuat oleh
Environmental Systems Research Institute (ESRI). ArcGIS memiliki kemapuan
visualisasi data baik data spasial maupun data tabular. Selain itu juga kemampuan
dari ArcGIS dapat mengelola, menganalisa dan menampilkan informasi pada peta
yang ada pada GIS. ArcGIS pertama kali digunakan pada tahun 2000-an dengan
perangkat pendukung geo database. Dengan dukungan geo database tersebut ArcGIS
dapat membuat GIS skala besar sesuai dengan kebutuhan pengguna (Purnama, 2014)
ArcGIS juga dapat melakukan berbagai hal pada sebuah GIS diantaranya
adalah preview tampilan peta sebelum di-published, published hasil peta dan
melakukan deployment ke dalam bentuk mds file. ArcGIS memiliki dua versi yaitu
versi dekstop dan web. Versi dekstop dan versi web. ArcGIS juga dapat
dikombinasikan dengan Google Maps dalam pengembangan GIS yaitu pada proses
pembuatan peta dengan tahapan file k,ml dari Google Maps (Earth) dikonversi ke file
shp agar dapat diolah pada ArcGIS Sistem Informasi Geografis (SIG) / Geographic
Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi berbasis komputer, yang
digunakan untuk memproses data spasial yang ber-georeferensi (berupa detail, fakta,
kondisi, dan sebagainya) yang disimpan dalam suatu basis data dan berhubungan
dengan persoalan (Ependi, 2017)
5

Kekurangan substansi yang didapatkan dari hasil analisis bahan ajar berupa
penyampaian konsep, prosedur melakukan georeferencing, dan generalisasi.
Penyampain konsep terdapat kekeliruan, hal tersebut menyebabkan kesalahpahaman
pada materi georeferencing. Prosedur georeferencing dijelaskan secara tidak lengkap,
hal ini mengakibatkan ketidaktuntasan pada pelaksanaan. Penyajian generalisasi tidak
lengkap, ketidaklengkapan tersebut berdampak pada pemahaman terhadap materi
yang disampaikan. Konsep dan generalisasi memiliki transfer nilai sangat luas yang
telah menguasainya untuk memahami dan memprediksi kejadian Pengetahuan yang
disusun dengan keterpaduan konsep akan membawa nilai pemahaman yang lebih baik
dibandingkan dengan data/fakta yang didapatkan secara langsung dan diolah melalui
aplikasi yang sesuai dengan geoferencing tersebut (Ridha, 2018).
Google Earth merupakan sebuah program Globe Virtual yang biasa disebut
Earth Viewer. Google Earth memetakan bumi dari berbagai posisi yang
disimpulkandari sebuah pemetaan satekit, Globe GIS 3D dan foto ukuran. Google
Earth merupakan sebuah aplikasi yang mencakup keseluruhan peta dunia. Kita
mampuhanya dengan mengetik nama tempat maupun sebuah lokasi yang kita
inginkan makaakan terlihatlah sebuh gambar daerah tersebut dengan lebih cepat dan
lebih efisien.Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Google
Earth adalahsuatu aplikasi untuk memetakan bumi dari berbagai posisi, Google Earth
juga merupakan aplikasi yang mencakup keseluruhan peta (Ariani et al., 2020).
Fungsi georeferencing digunakan untuk memberikan informasi data spasial
yang benardan tepat kepada sebuah obyek peta. Sebagai contoh, peta hasil scan tidak
dapat langsungdigunakan sebagai referensi pembuatan peta karena tidak memiliki
informasi data spasial.Dengan menggunakan georeferencing, peta hasil scan akan
ditempatkan pada posisi yangsesuai dengan posisinya di atas permukaan bumi. Dalam
pelatihan ini, digunakan peta Kabupaten Wakatobi hasil scan yang akan ditempatkan
berdasarkan koordinat aslinya di atas permukaan bumi dengan bantuan
georeferencing. Georeferencing merupakan proses pemberian sistem koordinat pada
suatu objek gambar (Maheng dan Ali, 2017).
9

METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat


Praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul “Georeferncing” ini
dilaksanakan pada hari Selasa, 28 Februari 2023 pukul 15.00 sampai dengan selesai.
Praktikum ini dilakukan secara luring di Kampus 2 USU Kwala Bekala, Pancur Batu.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain Hp,Laptop
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah jaringan internet dan video
panduan Georeferencing ArcGIS 10.8.

Prosedur Praktikum

1. Dibuka Google earth dan dicari wilayah yang ingin di Georeferencing

Gambar 1. Tampilan awal Google Earth


7

2. Diperbesar peta pada Google earth dan beri 4 titik pada peta dengan memilih
menuh ribbon, kemudian simpan latitude dan longtitude nya

Gambar 2. Tampilan saat Membuat titik pada peta

3. Disimpan gambar peta dengan memilih resolusi gambar “Maksimum


(4800x2610)”. pilih tempat penyimpanan dan simpan dalam bentuk file “.jpg

Gambar 3. Tampilan saat menyimpan gambar

4. Dibuka Aplikasi ArcGIS 10.8 dan input gambar peta dari Google Earth Pro dengan
cara pilih “Add Data” lalu pilih “connect to folder” dan pilih gambar yang telah
disimpan.

Gambar 4. Tampilan Add data pada Arc Map


8

5. Setelah itu klik kanan dan pilih georeferencing

Gambar 5. Tampilan Pemilihan Georeferencing

6. Kemudian klik kanan pada layers dan pilih coordinate system, Projected
coordinate system, UTM, WGS 1984, Northem Hemisphere, WGS 84 UTM
zone 47N, klik “Ok” .

Gambar 6. Tampilan Pemilihan Cootdinate System

7. Diperbesar Titik yang telah ditandai dengan pin pada peta. Klik kiri satu kali ujung
pin, selanjutnya klik kiri dan klik kanan tanpa menggeser kursor, pilih “Input DMS of
longitudinal and latitude”. Dimasukkan data koordinat sesuai dengan koordinat
pada Google Earth Pro

Gambar 7. Tampilan Pengimputan DMS


10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil dari Praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul “Pengenala
dan Penginstalan ArcGIS 10.8” adalah sebagai Berikut:

Gambar 8. Hasil Georeferencing pada ArcGIS 10.8

Pembahasan

Adapun hasil dari praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul


“Georeferencing” yang dilakukan dikawasan Surakarta, Kec. Ngeronggah,
Kabutapetn Sanggrahan, Jawa Tengah adalah mendapatkan total RMS Error 1,7606.
Georeferencing langsung merupakan salah satu topik yang sangat penting dalam
industri fotogrametri saat ini. Pada Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) yang
berjudul “Georeferencing” dilakukan dengan pengambilan data atau gambar melalui
aplikasi Google Earth. Google Earth memperbolehkan pengguna untuk mencari
alamat (untuk beberapa negara), memasukkan koordinat atau untuk mencari suatu
lokasi atau daerah. Google Earth berada di format warna RGB (Red, Green, Blue).

Data yang dimasukkan pada lembar kerja ArcMap adalah data spasial. Data
spasial adalah data yang memiliki gambaran wilayah yang terdapat di permukaan
10

bumi yang direpresentasikan dalam bentuk grafik, peta, gambar dalam format digital
dan biasanya memiliki koordinat. Hal ini sesuai dengan pernyataanWahyutomo
(2016) yang menyatakan bahwa data spasial adalah data mengenai tata ruang
(menyangkut titik koordinat). Data spasial yang sering juga disebut dengan data
geospasial, data geografis, atau geodata merupakan data yang memiliki informasi
lokasinya di pemukaan bumi, dan dapat “diletakkan” sesuai dengan informasi lokasi
tersebut. Pada data spasial terdapat data informasi.yaitu data spasial atau data grafis
(titik, garis, area) yang menunjukkan lokasi di permukaan bumi. Dan data atribut,
deskripsi atas data grafis pada data spasial

Proses pemasukan data pada lembar kerja ArcMap yang diperoleh dari Google
Earth dilakukan dengan penandaan sebanyak 4 lokasi yang telah dipilih sebelumnya
pada lembar kerja Google Earth. Dengan menggunakan Add Control Points yang
terdapat pada Georeferencing untuk memasukkan data Longitude dan Latitude atau
koordinat pada pin. Proses georeferencing merupakan proses transformasi data, dari
data yang belum memiliki koordinat geografis menjadi data yang akan memiliki
koordinat geografis (georeferensi). Hal ini sesuai dengan pernyataan Luminitia
(2016) yang menyatakan bahwa untuk keperluan georeferensi image, dibutuhkan
beberapa koordinat titik kontrol (titik ikat dan diketahui nilai koordinatnya) sebagai
bagian dari titik sekutu di image. Untuk hasil reaktifitas yang baik, harus
menyebarkan secara merata titik kontrol dibandingkan dengan hanya memusatkannya
dalam suatu area. Tingkat akurasi kalibrasi ditunjukkan oleh nilai root mean square
error (RMS) tidak boleh >5. Hasil akhir dari nilai RMS Error saya menunjukkan
angka 1,7606 yang artinya nilai yang saya dapatkan akurat. Tingkat akurasi kalibrasi
ditunjukkan oleh nilai root mean square error (RMS).
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi yang mengelola data


spasial atau sistem computer yang memiliki kemampuan untuk
membangumembangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi
berefrensi geografis.
2. Geoferencing merupakan proses pemberian referensi geografi atau lebih
mudahnya memberikan suatu sistem koordinasi dan objek berupa raster atau
image (gambar).
3. Koreksi geometric bertujuan untuk mengkoreksi kesalahan/error yang
diakibatkan oleh pergerakan satelit dan sensor ketika mengorbitkan koreksi
radiometric
4. Pada googleearth diambil empat titik sesuai dengan domisili tepatnya
Surakarta, Kec. Ngeronggah, Kabutapetn Sanggrahan, Jawa Tengah
5. Dari keempat titik yang diambil dan telah melakukan langkah-langkah yang
sesuai dengan metode dari googleearth maupun argis didapatkan hasil dari
RMS adalah 1,7606

Saran

Sebaiknya praktikan memiliki sinyal dan juga koneksi jaringan yang bagus
saat pembuaatn Georeferencing agar pembuatan dapat berjalan dengan lancer dan
juga menggunakan computer atau laptop yang memadai
DAFTAR PUSTAKA

Arief S, Ahmad K, Tutik K. 2016. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Lahan


Pertanian dan Komoditi Hasil Panen Kabupaten Kudus. Jurnal Informatika, 10
(2) : 123-125.
Ariyanti, R., Khairil dan Indra K. 2015. Pemanfaatan Google Maps Api Pada Sistem
Informasi Geografis Direktori Perguruan Tinggi di Kota Bengkulu. Jurnal
Media Infotama. 11 ( 2).
Ependi, U. 2017. Geographic Information System Produksi Energi dan Pertambangan
Kabupaten Musi Banyuasin. Jurnal Nasional Teknologi dan Sistem Informasi. 3
(3) : 360-360
Dyah NR, Efawan RA. 2015. Ssitem Informasi Geografis Tempat Praktek Dokter
Speisalis di Provinsi D.I. Yogyakarta Berbasis Web. Jurnal Informatika
Mulawarman, 10(1) : 65 – 72.
Fahmi C, Trias A, Heri S. 2014. Sistem Informasi Geografis Partisipasif (SIG-P)
Untuk menuntaskan Pemetaan Bidang Tanah. Jurnal Peluang dan Tantangan,
2(3):46-5
Nurandani P, Sawitri S, Bandi S. 2013. Pemetaan Total Suspended Solid (TSS)
Menggunakan Citra Satelit Multi Temporal Di Danau Rawa Pening Provinsi
Jawa Tengah. Jurnal Geodesi Undip, 2(4) : 72 – 84.
Masykur, F. 2014. Implementasi Sistem Informasi Geografis Menggunakan Google
Maps Api Dalam Pemetaan Asal Mahasiswa. Jurnal SIMETRIS. 5 (2).
Rohim, W. N., Moehammad A dan Andri S. 2015. Semarang Charity Map, Penyajian
Peta Donasi Sosial Kota Semarang Berbasis Blogger Javascript. Jurnal Geodesi
Undip
Wibowo, K. M., Indra K dan Juju J. 2015. Sistem Informasi Geografis (Sig)
Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara di Provinsi Bengkulu Berbasis
Website. Jurnal Media Infotama. 11 (1)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai