Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Silvika Medan, Maret 2023

SKARIFIKASI dan PERKECAMBAHAN

Dosen Penanggung jawab


Prof. Mohammad Basyuni, S.Hut, M.Si, PhD

Oleh
Ester Decviana Br Sitorus 221201049

Kelompok

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa, karena
berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
silvika ini dengan baik. Laporan praktikum silvika yang berjudul “Skarifikasi dan
Perkecambahan ” ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Praktikum Silvika
sebagai syarat masuk praktikum di minggu yang akan datang pada Program Studi
kehutanan, fakultas kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen penanggungjawab
Praktikum Silvika, Prof. Mohammad Basyuni, S.Hut., M.Si, Ph.D. karena telah
memberikan materi dengan baik dan benar. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada asisten yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulis
mengikuti kegitan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak dalam upaya untuk
memperbaiki laporan ini akan sangat penulis hargai. Semoga tulisan ini bermanfaat
bagi siapapun yang membacanya.

Medan, Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................1
Tujuan...............................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA

METODE PRAKTIKUM
Waktu dan tempat.............................................................................................5
Alat dan Bahan..................................................................................................5
Prosedur Praktikum...........................................................................................5

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil....................................................................................................................
Pembahasan ........................................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................................................
Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hutan merupakan sumber keanekaragaman hayati yang memiliki fungsi
sebagai habitat dari beberapa makhluk hidup seperti tumbuhan, satwa,
mikroorganisme dan makhluk hidup lainnya. Keberadaan hutan memberikan banyak
manfaat bagi manusia. Manfaat hutan terbagi dua yaitu manfaat langsung berupa
pemanfaatan hasil hutan kayu maupun non kayu dan manfaat tidak langsung dari
hutan berupa manfaat jasa lingkungan seperti mencegah terjadinya banjir dan erosi,
menciptakan lingkungan mikro dan lain sebagainya. Beranekaragam jenis pohon
dapat ditemukan di hutan. Salah satu dari keragaman jenis pepohonan tersebut yaitu
pohon saga (Suita, 2013).
Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perlakuan awal
pada benih yang ditujukan untuk mematahkan dormansi dan mempercepat terjadinya
perkecambahan benih yang seragam Skarifikasi (pelukaan kulit benih) adalah cara
untuk memberikan kondisi benih yang impermeabel menjadi permeabel melalui
penusukan; pembakaran, pemecahan, pengikiran, dan penggoresan dengan bantuan
pisau, jarum, pemotong kuku, kertas, amplas, dan alat lainnya Kulit benih yang
permeabel memungkinkan air dan gas dapat masuk ke dalam benih sehingga proses
imbibisi dapat terjadi. Benih yang diskarifikasi akan menghasilkan proses imbibisi
yang semakin baik. Air dan gas akan lebih cepat masuk ke dalam benih karena kulit
benih yang permeabel. Air yang masuk ke dalam benih menyebabkan proses
metabolisme dalam benih berjalan lebih cepat akibatnya perkecambahan yang
dihasilkan akan semakin baik. Benih saga manis yang diskarifikasi diduga akan
berkecambah lebih baik dibandingkan dengan benih yang tidak diskarifikasi.
Kecambah normal yang dihasilkan dari benih yang diskarifikasi akan dihitung dan
dibandingkan dengan benih saga manis yang tidak diskarifikasi (Widyawati, 2019)
Benih dorman secara genetik mewarisi ciri yang dimodifikasi oleh lingkungan
selama perkembangan benih. Kondisi lingkungan dan genetik memodifikasi ekspresi
kulit benih. Lingkungan juga mempengaruhi impermeabilitas kulit biji terhadap air
dan udara. Salah satu teknik pematahan dormansi adalah dengan skarifikasi Hal
senada juga dinyatakan yaitu bahwa skarifikasi merupakan salah satu upaya
perawatan awal pada biji, yang ditujukan untuk mematahkan dormansi, serta
mempercepat terjadinya perkecambahan biji yang seragam Skarifikasi dapat
dilakukan secara mekanis, fisis maupun kimia. Teknik yang umum dilakukan pada
perlakuan skarifikasi mekanik yaitu pengamplasan, pengikiran, pemotongan, dan
penusukan jarum tepat pada bagian titik tumbuh sampai terlihat bagian embrio.
Skarifikasi mekanik memungkinkan air masuk ke dalam benih untuk memulai
berlangsungnya perkecambahan. Skarifikasi mekanik mengakibatkan hambatan
mekanis kulit benih untuk berimbibisi berkurang sehingga peningkatan kadar air
dapat terjadi lebih cepat sehingga benih cepat berkecambah (Syakir, 2013)
. Pelaksanakan teknik skarifikasi mekanik harus hati-hati dan tepat pada posisi
embrio berada. Posisi embrio benih aren kadang-kadang berbeda seperti terletak pada
bagian punggung sebelah kanan atau kiri, dan terkadang terletak dibagian tengah
benih Selain skarifikasi aspek lain yang penting dalam pembibitan adalah kedalaman
tanam benih di media semai/persemaian. pengaturan posisi benih sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan awal bibit dan menentukan kualitas
sistim perakaran. Perlakuan pematahan dormansi bisa juga dilakukan dengan perendaman
air panas, biasanya menggunakan suhu awal tertentu yang tidak terlalu tinggi karena
dikhawatirkan akan merusak embrio benih (Zuhry, 2014)

Tujuan

Adapun tujuan Praktikum Silvikayang berjudul “Skarifikasi dan


Perkecambahan” adalah untuk meningkatkan proses perkecamabahan benih dan
meningkatan presentasi kecambah, mengetahui berbagai macam skarifikasi pada
benih jenis tanaman hutan terhadap perkecambahan yang dihasilkan, mengetahui
proses perkecambahan jenis pohon hutan, mengethaui faktor-faktor yang
mempengaruhi perkecamabahan dan mengetahui presentasi keberhasilan
perkecambahan
TINJAUAN PUSTAKA

Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman atau
simbol dari permulaan kehidupan di alam semesta dengan kegunaan sebagai
penyambung dari kehidupan tanaman Benih merupakan alat untuk menyebar
kehidupan baru dari suatu tempat ketempat lain dengan kekuatanya sendiri atau
dengan pertolongan manusia maupum hewan Menurut strukturnya, benih adalah
suatu ovule atau bakal benih yang masak dan mengandung suatu tanaman mini atau
embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel-sel generatif (gamet) didalam
embrio serta cadangan makanan yang mengelilingi embrio pertumbuhan benih
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kedalaman tanah. Kedalaman tanam
mempengaruhi perkecambahan benih, jika benih ditanam terlalu dalam maka akan
menghambat proses perkecambahan (Risva, 2014)

Benih dikatakan sebagai benih dorman apabila benih dari tanaman tersebut
masih hidup tetapi tidak berkecambah meskipun ditempatkan pada kondisi optimum.
Banyak faktor penyebab dormansi, antara lain yaitu karena kulit benih yang tidak
permeabel terhadap air maupun gas, adanya penghambat kimiawi dalam benih dan
lain-lain Keuntungan pembiakan dengan biji sangat banyak dan biasanya merupakan
cara yang paling murah. Kerugian pembiakan dengan benih adalah terjadinya
segregasi secara genetik pada tanaman-tanaman yang bersifat heterozigot sehingga
kergaman tanaman menjadi sangat tinggi (Nanik, 2013)

Perkecambahan adalah tahap awal dari suatu proses perkembangan tanaman.


Dalam ekosistem alami, perkecambahan biji dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik
seperti dormansi biji atau faktor ekstrinsik seperti perubahan iklim atau pun
organisme pengganggu tanaman. Benih dapat berkecambah saat direndam air namun
keberadaan sel kedap air dapat mencegah proses penyerapan air. Terhambatnya air
masuk ke dalam biji dapat dikarenakan kulit biji yang tebal dan kerasPerkecambahan
juga merupakan salah satu proses pertumbuhan embrio dan komponenkomponenya
yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.
Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat dalam biji misalnya
radikula dan plumula. Hasil dari perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan
kecil dari dalam biji (Rohandi, 2015)

Proses perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan


berkambang menjadi batang dan radikula. Benih yang telah masak fisiologis memiliki
viabilitas tinggi yang ditandai dengan kemampuan benih tersebut tumbuh menjadi
kecambah normal dalam kondisi optimum. Proses perkecambahan tersebut dimulai
dengan imbibisi air ke dalam benih untuk mengaktifkan kembali aktivitas
pertumbuhan benih dan menginisiasi pertumbuhan embrio kemudian dilanjutkan
dengan kemunculan akar yang menembus kulit benih (Widajati, 2013)

Pertumbuhan dan perkembangan bibit di tingkat nurseri sangat ditentukan


oleh keberhasilan biji atau benih membentuk semai yang diawali dengan
perkecambahan benih. Secara agronomis, perkecambahan suatu biji (benih) diartikan
sebagai semai yang telah atau mulai muncul di permukaan media tanam, sehingga
secara teknis agronomis perkecambahan adalah permulaan munculnya pertumbuhan
aktif yang mengakibatkan pecahnya kulit biji dan kemudian muncul semai di
permukaan tanah Perkecambahan merupakan suatu proses benih berkembang menjadi
kecambah yang mencapai pada tahapan munculnya bagian dari struktur-struktur
esensial benih. (Nurahmi, 2019)

Perkecambahan biji dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam
(faktor internal) dan faktor luar (faktor eksternal). Faktor dalam meliputi tingkat
kematangan biji, ukuran biji, dormansi, dan penghambat perkecambahan. Sedangkan
faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan biji meliputi air, suhu/temperatur,
oksigen, dan cahaya. Penghambat perkecambahan biji dapat berupa kehadiran inhibitor
atau zat penghambat pertumbuahan contohnya asam absisat yang dapat menghambat
perkecambahan, baik dalam benih maupun pada permukaan benih, adanya larutan dengan
osmosik yang tinggi serta bahan-bahan yang menghambat lintasan metabolik atau
mengahambat laju respirasi (Lubis, 2014)
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat


Praktikum Silvika yang berjudul “Pengunduhan dan Pengenalan Bagian-
Bagian Biji “dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Februari 2023, pukul 10.00 WIB
sampai dengan selesai. Praktikum ini dilakukan secara tatap muka di Laboratorium
Budidaya Hutan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas
Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain kertas pasir halus, ember
kecil, kertas, dan alat tulis, bak tabur/mangkok kecil/aqua botol 1.5 liter, keras label
dan sprayer
Bahan yang digunakan pada praktikum ni adalah biji Saga (Aenathera
pavoninna), Akasia (Acacia auriculuformis), Lamtoro (Leaucaena leucocephala)

Prosedur

A. Skarifikasi Fisik
1. Disiapkan benih tanaman yang baik dengan merndam benih di air dingin
dan dipilih benih yang tenggelam
2. Disiapkan air panas
3. Dimasukkan benih ke dalam air tesebit selama 5 menit kemudian
direndam kedalam air biasa dengan perlakuan 0 jam, 6 jam, 12 jam, dan
24 jam
B. Skarifikasi Mekanik
1. Disiapkan benih tanaman yang baik
2. Dibagi menjadi 2 perlakuan, perlakuan pertama benih tidak
diamplas/dipotong dengan guntung kuku dan perlakuan yang kedua benih
diamplas dengan kertas pasir atau dipotong dengan gunting kuku
C. Penaburan
1. Disiapkan benih yang sudah dipatahkan dormansinya, sesuai dengan
perlakuan yang di berikan
2. Disiapkan media pasir haluss yang telah disterilisasi dan dimasukan media
tersebut ke dalam bak-bak kecambah. Diberi label bak tabur/mangkok
kecil/aqua botol 1,5 liter. Disiram sampai kondisinya lembab
3. Ditaburkan benih sesuai dengan perlakuannya
4. Disiram benih setiap hari (pagi dan sore )
5. Dilakukan pengamatan selama 2 minggu
6. Dihitung nilai-nilai dari
a. Persen kecambah (% K)
Jumlah benih yang berkecambah
%K¿ × 100
Jumlah benih yang ditabur
b. Nilai kecambah (NK)
NK=PV x MDG
% Perkecambahan pada hari ke−i
PV¿
Jumlah hari yang dibutuhkanuntuk mencapainya
PV : Nilai puncak perkecambahan (nilai PV diambil yang terbesar)
% Perkecambahan pada akhir pengamatan
MDG ¿
Lama Pengamatan
c. Jumlah rata-rata hari bekecambah (RH)
( n× 1 ) + ( h ×1 ) +…+(¿ ×hi)
RH ¿
n 1+n 2+n 3+n 4 +…∋¿ ¿
Ni : benih yang berkecambah pada hari ke….
Hi : hari ke ….

Anda mungkin juga menyukai