Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Silvika Medan, April 2023

PENGARUH MEDIA SEMAI TERHADAP PERTUMBUHAN


TANAMAN

Dosen Penanggung Jawab


Dr. Kansih Sri Hartini S.Hut.,MP.
Disusun Oleh :
Widya Natasha Napitupulu 221201005
Chindy Khairany 221201021
Nabila Nasywa Siregar 221201095
Rifael Lukcy Lingga 221201099
Yesaya Pranata Simarmata 221201104
Abdurrahman Putra Manurung 221201181

KELOMPOK 1
HUT 2A

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa , Karena berkat
dan kasih karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Silvika ini dengan baik . Laporan Praktikum ini yang berjudul “Pengaruh Media
Semai Terhadap Pertumbuhan Tanaman”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen penanggung jawab
Praktikum ini Dr. Kansih Sri Hartini S.Hut., M.P., Karena telah memberikan
materi dengan baik dan benar . Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
asisten yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulis mengikuti
kegiatan praktikum ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak dalam upaya
memperbaiki isi laporan ini akan sangat penulis hargai. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi siapapun.

Medan, April 2023

Penulis

i
3

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................................
Tujuan.................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat...........................................................................................
Alat dan Bahan.................................................................................................
Prosedur Praktikum..........................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil..................................................................................................................
Pembahasan......................................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.......................................................................................................
Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
4

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman


1. Data Pertumbuhan Saga (Adenanthera pavoninna) Top Soil 100%…………………………....11
2. Data Pertumbuhan Saga ( Adenanthera pavoninna) Top Soil : Sekam Padi 1:1……….………11
3. Data Pertumbuhan Saga (Adenanthera pavonina) Top Soil : Sekam Padi 2:1.…………….…..11
4. Data Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocephala) Top Soil 100%…………..………….…12
5. Data Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocephala) Top Soil : Sekam Padi 1:1…………….12
6. Data Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocephala) Top Soil : Sekam Padi 2:1…………….13

iii
5

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor genetis dan faktor luar,
yaitu lingkungan. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, terutama
pertumbuhan meninggi adalah kesuburan tanah, cahaya dan sifat keseimbangan
yang dimiliki oleh tanaman, sedangkan yang mempengaruhi pertumbuhan
diameter batang adalah iklim dan kerapatan tegakan. Persemaian merupakan
tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman)
menjadi bibit ataupun semai yang siap tanam di lapangan. Penanaman salah satu
kegiatan dalam pelaksanaan pembangunan atau pembuatan hutan. Kegiatan ini
memegang peranan penting diantara kegiatan kehutanan yang lain. Kegiatan
lainnya dalam pelaksanaan pembuatan atau pembangunan hutan buatan meliputi
pengadaan benih (pembenihan), persemaian, pemeliharaan, dan perlindungan
hutan. Kegiatan dalam pemeliharaan suatu semai salah satunya adalah
penjarangan. Penjarangan bibit dalam semai untuk mengurangi jumlah semai
dengan tujuan agar bibit yang memperoleh pada ruang tunggu dan cahaya yang
cukup ( Suhartati, 2013).
Media semai tempat untuk mengecambahkan benih. Media semai untuk
perkecambahan harus memenuhi syarat antara lain struktur remah yaitu
perbandingan pori mikro dan makro seimbang, sehingga tidak menghambat
pertumbuhan akar serta mampu mengikat air dan unsur haranya yang dapat
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Selain metode ekstraksi yang
mempunyai pengaruh, media semai juga memberikan pengaruh nyata pada kedua
metode yang digunakan untuk melihat pertumbuhan dari benih itu sendiri. Selain
air yang menjadi hal paling penting dalam pertumbuhan, cahaya dan suhu juga
dapat menjadi hal penting dilihat untuk pertumbuhan. Proses fotosintesis yang
menghasilkan sumber energi untuk pertumbuhannya dipengaruhi oleh cahaya
matahari, namun perkecambahan juga dipengaruhi oleh pH medium
perkecambahan. Intensitas cahaya berpengaruh secara nyata tehadap laju sintesis
karbohidrat pada pertumbuhan tanaman. Laju fotosintesis akan meningkat dengan
6

meningkatknya intensitas cahaya sampai batas tertentu ( Talaohu dan Parera,


2022).
Persemaian salah satu tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih
menjadi bibit atau semai yang siap ditanam di lapangan. Tujuan dalam pembuatan
persemaian sebagai upaya penyediaan bibit yang berkualitas baik dalam jumlah
yang memadai sesuai dengan rencana penanaman dan meningkatkan sumber daya
manusia dalam bidang pembibitan. Kegiatan dalam pengelolaan persemaian yaitu
penentuan lokasi, persiapan lapangan persemaian, pembuatan bedeg, penaburan
benih, penyapihan kecambah asal bahan tanaman yang digunakan sebagai bibit
dan pemeliharaan bibit sampai siap pindah ke lapangan. persemaian terdiri atas
dua jenis, seperti persemaian sementara dan persemaian tetap ( Tuheteru et al.,
2020).
Media tanam yang mengandung subsoil lebih banyak menghasilkan
pertumbuhan bibit yang lebih rendah. Subsoil diketahui memiliki karakteristik
sifat fisika, sifat kimia, dan sifat biologi tanah yang kurang baik jika dibandingkan
dengan topsoil. Hal ini mengidentifikasikan bahwa penggunaan media tanam
berupa subsoil membutuhkan campuran berupa bahan lain. Bahan campuran yang
digunakan dapat berupa bahan-bahan yang dapat meningkatkan dan memperbaiki
sifat fisika, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Penggunaan wadah semai yang
memiliki volume jauh lebih luas dapat meningkatkan jumlah daun dan diameter
batang. Terdapat interaksi antara jenis pada wadah semai dan media tanam pada
jumlah daun bibit yang memiliki volume lebih luas (Riniarti dan Sukmawan,
2018).
Perlakuan benih berpengaruh nyata terhadap kekokohan semai namun tidak
berpengaruh nyata pada parameter indeks mutu bibit, sedangkan nilai kekokohan
dan indeks mutu bibit. Media semai pada komponen utama dalam pembuatan
tanaman. Media memiliki kandungan organik dan sifat fisika, sifat kimia yang
berbeda-beda. Nilai kekokohan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
media, bentuk kontainer, kerapatan tanaman, faktor cekaman cahaya dan air. Nilai
kekokohan yang optimal dapat tergantung pada jenis bibit dan mutu. Semakin
tinggi viabilitas pertumbuhan maka akan semakin baik ( Suryawan, 2014).
Tujuan
7

Tujuan dari Praktikum Silvika yang berjudul “Pengaruh Media Semai


Terhadap Pertumbuhan Tanaman” adalah untuk mengetahui media tanam terbaik
bagi pertumbuhan semai tanaman Saga (Adenanthera avonine) dan Lamtoro
(Leucaena leucocephala).
TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan faktor yang penting bagi tanaman, karena berfungsi


sebagai pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis. Translokasi
melalui xylem berupa unsur hara yang dimulai dari akar terus ke organorgan,
seperti daun untuk diproses dengan kegiatan fotosintesis. Stress air
memperlihatkan pengaruhnya melalui terhambatnya proses translokasi.
Pengaruhnya tidak langsung terhadap produksi adalah berkurangnya penyerapan
hara dari tanah. Berkurangnya penyerapan unsur hara akan menghasilkan laju
sintesis bahan kering, antara lain protein yang rendah pula . Air telah
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dimulai dari perkecambahan biji yang
terjadi setelah adanya dormansi. Peran air dalam prosesini adalah sebagai berikut:
1) Air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan
menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm. 2) Air memberikan fasilitas
untuk masuknya oksigen kedalam biji 3) Air berguna untuk mengencerkan
protoplasma sehingga dapat mengaktifkan bermacam-macam fungsinya. 4) Air
berguna sebagai alat transport larutan makanan dan endosperm atau cotyledon
kepada titik tumbuh pada embryonik axis (Yuniarsih, 2017).
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran, karena Organisme multisel
tumbuh dari zigot, pertambahan itu bukan hanya dalam volume, tetapi juga dalam
bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma dan tingkat kerumitan. Tahapan dalam
pertumbuhan dan perkembangan sel pada tumbuhan : Berbagai ragam bentuk
yang mengagumkan dihasilkan dari proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman (terdapat hampir 285.000 spesies tumbuhan berbunga), namun itu semua
merupakan hasil dari tiga peristiwa yang sederhana pada tingkat sel. Yang
pertama adalah Pembelahan Sel: satu sel dewasa yang membelah menjadi dua sel
yang terpisah , yang tidak selalu sama tau serupa satu sama lain. Yang kedua
adalah Pembesaran Sel: salah satu atau kedua sel anak tersebut membesar
8

volumenya. Peristiwa yang ketiga ini adalah Diferensiasi Sel: sel yang berangkai
sudah mencapai volume akhirnya, menjadi terspesialisasi dengan cara tertentu
pada pertumbuhan taman tersebut. Berbagai macam cara sel untuk membelah,
membesar, dan terspesialisasi yang telah menghasilkan berbagai jenis jaringan
dan organ tumbuhan, dan banyak jenis tumbuhan ( Felania, 2017).
Ketersediaan air merupakan salah satu cekaman abiotik yang dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Tanaman tidak
akan dapat hidup tanpa air, karena air merupakan faktor utama yang berperan
dalam proses fisiologi tanaman. Air merupakan bagian dari protoplasma dan
menyusun 85-90% dari berat keseluruhan jaringan tanaman. Air juga merupakan
reagen yang penting dalam fotosintesis. Di samping itu air juga merupakan pelarut
garam-garam, gas-gas dan zatzat lain yang diangkut antar sel dalam jaringan
untuk memelihara pertumbuhan sel dan mempertahankan stabilitas bentuk daun.
Jumlah air yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman bervariasi, tergantung
pada jenis tanaman. Dalam kehidupan tanaman air berperan 1) sebagai pelarut
unsur-unsur hara yang terkandung dalam tanah, sehingga dapat diambil oleh
tanaman dengan mudah melalui akar dan diangkut ke bagian tanaman yang
membutuhkan (termasuk daun yang berfotosintesis) melalui xilem;2) sebagai
pelarut hasil fotosintesis untuk didistribusikan keseluruh bagian tanaman melalui
floem dan fotosintat tersebut akan digunakan oleh tanaman untuk proses
pertumbuhan ( Anggraini et al., 2017).
Topsoil merupakan tanah permukaan atas yang mengandung unsur hara
yang tinggi, hasil pelapukan dan hasil metabolisme berbagai organisme. Tanah ini
dapat ditemukan pada 2-7 inci dipemukaan yang merupakan hasil dekomposisi
dari material organik yang berasal dari jasad hidup. Topsoil yang subur juga
mengandung potasium, fosfor, dan besi. Namun nutri yang dikandung oleh topsoil
ini juga tergantung pada letak geografis suatu wilayah. Untuk melengkapi
kebutuhan nutrisi suatu tanaman, perlu ditambahkan nutrisi pelengkap, seperti
yang berasal dari pupuk kandang. Pupuk kandang ini megandung unsur hara
lengkap yang dibutuhkan oleh tanaman seperti Nitrogen, Fosfor, dan Kalium,
selain itu pupuk kandang juga mengandung unsur hara mikro seperti Kalsium,
Magnesium, dan Sulfur. Selain itu pupuk kandang juga ramah lingkungan
9

dibandingkan dengan pupuk kimia buatan. Penambahan pupuk kandang ini


diharapkan mampu melengkapi unsur hara pada media tanam topsoil (Rizki dan
Novi, 2017).
Sekam padi merupakan salah satu sumber penghasil silika terbesar,
berpotensi sebagai bahan pembuatan silika gel. Sekam padi sebagai limbah yang
berlimpah khususnya di negara agraris, merupakan salah satu sumber penghasil
silika terbesar. Sekam padi mengandung silika sebanyak 87%-97% berat kering
setelah mengalami pembakaran sempurna. Selain didukung oleh jumlah yang
melimpah, silika sekam padi dapat diperoleh dengan sangat mudah dan biaya
yang relatif murah, yakni dengan cara ekstraksi alkalis. Metode ekstraksi
didasarkan pada tingginya kelarutan silika amorf dalam larutan alkalis seperti
KOH, Na2 CO3 , atau NaOH, dan pengendapan silika yang terlarut menggunakan
asam, seperti asam klorida, asam sitrat, dan asam oksalat ( Handayani et al.,
2014).
Imbibisi air merupakan awal perkecambahan. Biji yang hidup dan
mati,keduanya melakukan imbibisi air dan membengkak; banyak air
imbibisitergantung pada komposisi kimia biji. Protein, getah, dan pectin lebih
bersifat koloid dan hidrofilik dan lebih banyak mengalami imbibisi air dari pada
zat tepung. Biji serealia, seperti jagung, mengalami imbibisi air kira-kira sepertiga
kali berat biji, biji kedelai sampai separuh berat biji. Kelembaban tanah pada
kapasitas lapang pada umumnya optimal perkecambahan. Laju perkecambahan
berlangsung lebih lambat pada kelembaban tanah yang mendekati titik layu.
Kandungan air yang kurang dari batas optimum biasanya menghasilkan imbibisi
sebagian dan memperlambat atau menahan perkecambahan. Biji dapat dibasahi
dan dikeringkan berulang selama proses perkecambahan, tetapi biasanya tidak
tanpa kehilangan viabilitas, yang besarnya tergantung pada spesies dan banyaknya
daur basah dan kering. Komposisi ketersediaan air. Tekanan osmotik bertambah,
ketersediaan air menurun, tetapi ion-ion tertentu, khususnya natrium dan
magnesium, lebih mempengaruhi perkecambahan, daripada ketersediaan air (
Subantoro, 2014).
Imbibisi merupakan tahap pertama yang sangat penting dalam
perkecambahan yang mengakibatkan peningkatan kandungan air dalam benih
10

sehingga memicu perubahan biokimiawi dalam benih. Terhambatnya imbibisi


akan mengakibatkan terhambatnya proses perkecambahan. Hal tersebut diduga
mengakibatkan biji aren di alam memiliki masa dormansi hingga beberaapa tahun
sebelum berkacambah. Kulit biji yang keras dan tebal pada biji aren
mengakbatkan terhambatnya imhibisi yang berakibat pada lamanya waktu
perkecambahan. Untuk mengurangi impermiabilitas testa terhadap air berbagai
cara dilakukan yaitu dengan cara mekanis maupun dengan cara kimiawi. Cara
mekanis dapat dilakukan dengan merusak jaringan testa melalui pengamplasan.
Cara kimiawi dapat dilakukan dengan cara merendam biji dalam larutan asam
pekat ( Silalahi, 2017).
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat


Praktikum Silvika yang berjudul “Pengaruh Media Semai Terhadap
Pertumbuhan Tanaman” dilaksanakan pada Selasa, 21 Maret 2023 pukul 13.00
WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Budidaya Hutan 1, Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain polybag, Sprayer, lakban
putih,kertas label besar, spidol, cangkul. Bahan yang digunakan pada praktikum kali
ini antara sebagai berikut lain sekam padi, top soil, dan air.
Prosedur Praktikum
1. Siapkan polybag, dan buat lubang-lubang kecil secukupnya.
2. Siapkan media tanam yang terdiri dari komposisi: topsoil 100%; topsoil: sekam
padi (2:1), top soil: sekam padi (1:1). Campur secara merata.
3. Buat masing-masing 5 ulangan, untuk masing masing spesies dan diberi label.
4. Disiram dengan air secukupnya.
5. Cabut anakan dari bedeng tabur secara hati-hati, letakkan pada mangkok kecil
yang telah diisi air.
6. Buat lubang pada media dalam polybag, tanam anakan, jangan sampai akarnya
terlipat atau terputus tutup dengan pasir halus sampai Icher akar, padatkan.
11

7. Siram kembali dengan air.


8. Pemeliharaan dilakukan secara rutin, dengan menyiram dan menyiangi
9. Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali, diukur tinggi dan persen dari
gulma hidupnya untuk masing-masing perlakuan
Contoh tabel
Tinggi semai (cm)
Hari Ke - Hari/ Tanggal
U1 U2 U3 U4 U5

Total
10. Buat grafik pertumbuhannya, berikan analisis dan pembahasan pengamatan ini
serta buat kesimpulannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun Hasil yang didapat dari Perlakuan, Pengamatan dan Praktikum
selama seminggu ,terhitung mulai Selasa, 21 Maret 2023, sampai dengan Senin,
27 Maret 2023 yang berlokasi di Belakang gedung Fakultas Kehutanan
Universitas sumatera Utara Adalah sebagai Data yang telah disajikan berikut :

Tabel 1. Pertumbuhan Saga (Adenanthera pavonina) Top Soil 100%


Tinggi semai (cm)
Hari Ke - Hari/ Tanggal
U1 U2 U3 U4 U5
1 Selasa, 21-03-2023 3.7 6.9 6 7 8
2 Rabu ,22-03-2023 3.7 6.9 6.2 7.2 8.3
3 Kamis ,23-03-2023 3.9 7 6.5 7.3 8.5
4 Jumat ,24-03-2023 4.1 7.4 6.6 7.7 8.7
5 Sabtu ,25-03-2023 4.4 7.6 6.9 7.8 8.9
6 Minggu 26-03-2023 4.7 8 7.2 8.1 9.1
7 Senin ,27-03-2023 5 8.2 7.5 8.4 9.1
Total 5 8.2 7.5 8.4 9.1

Tabel 2. Pertumbuhan Saga (Adenanthera pavonina) Top Soil : Sekam Padi 2:1
Tinggi semai (cm)
Hari Ke - Hari/ Tanggal
U1 U2 U3 U4 U5
1 Selasa, 21-03-2023 4.5 5.5 6 7 7.8
2 Rabu ,22-03-2023 4.5 5.5 6.2 7.2 8
3 Kamis ,23-03-2023 4.7 5.8 6.5 7.5 8.3
4 Jumat ,24-03-2023 4.9 6 6.6 7.6 8.3
5 Sabtu ,25-03-2023 5.2 6 6.9 7.8 8.5
6 Minggu 26-03-2023 5.2 6.2 7.2 8 8.7
7 Senin ,27-03-2023 5.3 6.4 7.5 8.1 8.9
12

Total 5.3 6.4 7.5 8.1 8.9

Tabel 3. Pertumbuhan Saga (Adenanthera pavonina) Top Soil : Sekam Padi 1:1
Tinggi semai (cm)
Hari Ke - Hari/ Tanggal
U1 U2 U3 U4 U5
1 Selasa, 21-03-2023 1 2 2.5 3 4
2 Rabu ,22-03-2023 1.4 2.2 2.7 3.4 4.3
3 Kamis ,23-03-2023 1.7 2.3 2.8 3.6 4.3
4 Jumat ,24-03-2023 2 2.5 3.1 3.9 4.5
5 Sabtu ,25-03-2023 2.3 2.7 3.1 4 4.7
6 Minggu 26-03-2023 2.6 2.9 3.3 4.2 4.9
7 Senin ,27-03-2023 2.9 8.2 3.5 4.3 5
Total 2.9 8.2 3.5 4.3 5

10

0
Top Soil 100 % Top Soil : Sekam Padi 2:1 Top Soil : Sekam Padi 1:1

U1 U2 U3 U4 U5

Tabel 4. Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocepala) Top Soil 100 %


Tinggi semai (cm)
Hari Ke - Hari/ Tanggal
U1 U2 U3 U4 U5
1 Selasa, 21-03-2023 13.3 11 10.9 9.1 12.7
2 Rabu ,22-03-2023 13.5 11.3 11.1 9.3 12.9
3 Kamis ,23-03-2023 13.5 11.5 11.3 9.5 12.9
4 Jumat ,24-03-2023 13.7 11.5 11.5 9.7 13.1
5 Sabtu ,25-03-2023 13.9 11.5 11.5 9.7 13.3
6 Minggu 26-03-2023 14 11.7 11.7 9.9 13.5
7 Senin ,27-03-2023 14.1 11.9 11.9 10 13.5
13

Total 14.1 11.9 11.9 10 13.5


Grafik 1. Pertumbuhan Saga (Adenanthera pavonina) Sesuai Komposisi Media
Tabel 5. Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocepala) Top Soil : Sekam Padi
2:1
Tinggi semai (cm)
Hari Ke - Hari/ Tanggal
U1 U2 U3 U4 U5
1 Selasa, 21-03-2023 7 3.7 6.9 5.5 9
2 Rabu ,22-03-2023 7.2 3.9 7 5.9 9.2
3 Kamis ,23-03-2023 7.4 4.1 7.2 6 9.5
4 Jumat ,24-03-2023 7.6 4.3 7.4 6.3 9.5
5 Sabtu ,25-03-2023 7.8 4.4 7.6 6.5 9.7
6 Minggu 26-03-2023 8 4.7 7.7 6.6 9.9
7 Senin ,27-03-2023 8 4.9 7.9 6.6 10
Total 8 4.9 7.9 6.6 10

Tabel 6. Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocepala) Top Soil :Sekam Padi


1:1
Tinggi semai (cm)
Hari Ke - Hari/ Tanggal
U1 U2 U3 U4 U5
1 Selasa, 21-03-2023 5 6 6.5 5.5 7
2 Rabu ,22-03-2023 5.3 6.3 6.6 5.7 7.1
3 Kamis ,23-03-2023 5.5 6.3 6.9 5.9 7.3
4 Jumat ,24-03-2023 5.7 6.5 6.9 6 7.5
5 Sabtu ,25-03-2023 5.7 6.8 7.1 6.4 7.7
6 Minggu 26-03-2023 5.9 6.9 7.3 6.6 7.7
7 Senin ,27-03-2023 6 7 7.5 6.8 7.9
Total 6 7 7.5 6.8 7.9

16

14

12

10

0
Top Soil 100 % Top Soil : Sekam Padi 2:1 Top Soil : Sekam Padi 1:1

U1 U2 U3 U4 U5
14

Grafik 2. Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocephala) Sesuai Komposisi


Media
Pembahasan
Pada tabel 1 pertumbuhan Saga (Adenanthera pavonina) Top Soil 100%
total keseluruhan dari U1 yaitu 5, Total pada U2 yaitu 8,2, Total U3 yaitu 7,5,
tptal pada U4 yaitu 8,4 dan total pada U5 yaitu 9,1. Berdasarkan pernyataan dari
Prastio, (2021) Media tanam sangat berperan penting dalam melakukaan budidaya
tanaman salah satunya dalam melakukan persemaian, karena dapat mempengaruhi
daya berkecambah dan pertumbuhan benih tersebut. Sebagian besar unsur- unsur
hara yang dibutuhkan tanaman disediakan melalui media tanam, selanjutnya
diserap oleh perakaran dan digunakan untuk proses fisiologi tanaman.
Berdasarkan grafik dapat di simpulkan bahwa pada Saga Top soil 100% Grafik
tertinggi ada pada U5.
Pada Tabel 2 dilihat pertumbuhan Saga (Adenanthera pavonina) Top soil :
sekam padi 1:1 Total pada U1 yaitu 5,3, total U2 yaitu 6,4,total pada U3 yaitu 6,9,
total pada U4 yaitu 8,1 dan total pada U5 yaitu 8,9. Berdasarkan pernyataan dari
Gustia, (2014) Produksi pertanian perlu dijaga kesetabilannya dan ditingkatkan
melalui teknologi teknoligi tepat guna yang murah dan mudah tersedia. Sistem
pertanian organik yang penerapannya tidak memakai bahan kimia melainkan
menggunakan bahan yang bersifat organik dan ramah lingkungan merupakan
salah satu cara yang dapat dilakukan dalam budiaya pertanian. Keunggulan sekam
bakar adalah dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, serta melindungi
tanaman. Sekam bakar yang digunakan adalah hasil pembakaran sekam padi yang
tidak sempurna. Pada grafik dapat di simpulkan bahwa grafik paling tinggi dapat
dilihat terletak pada grafik batang U5.
Pada Tabel 3 Pertumbuhan Saga (Adenanthera pavonina) Top soil : sekam
padi 2 : 1 pada Total U1 nya yaitu 2,9, total U2 yaitu 2,9, total U3 yaitu 3,5, total
U4 yaitu 4,3 dan total U5 yaitu 5. Pada pernyataan Perwitasari, (2016) Media
tanam sangat berperan penting dalam melakukaan budidaya tanaman salah
satunya dalam melakukan persemaian, karena dapat mempengaruhi daya
berkecambah dan pertumbuhan benih tersebut. Pada garfik paling tinggi yaitu U5
15

Pada tabel 4 Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocephala) top soil


100% nilai total U1 yaitu 14,1, U2 yaitu 12,3, nilai U3 yaitu 11,7, nilai U4 yaitu
10 dan nilai U5 yaitub 13,5 pada pernyataan dari Fitri, (2021) Sebagian besar
unsur- unsur hara yang dibutuhkan tanaman disediakan melalui media tanam,
selanjutnya diserap oleh perakaran dan digunakan untuk proses fisiologi tanaman.
Pada grafik nilai paling tinggi yaitu pada u1.
Pada tabel 5 Lamtoro 1:1 nilai U1 yaitu 8, nilai U2 yaitu 4,9, nilai U3
yaitu 7,9, nilai U4 yaitu 6,6, dan nilai U5 yaitu 10, pada pernyataan dari Ainun,
(2020) Selain tanah bisa menggunakan media alternatif lainya seperti, sekam
bakar, cocopeat, dan pasir dalam melakukan persemaian, Karena media alternatif
ini memiliki kelebihan sendiri-sendiri di dalam proses persemaian. Media
cocopeat memiliki pori mikro yang mampu menyerap gerakan air yang lebih besar
sehingga menyebabkan ketersediaan air yang lebih tinggi. Pada grafik nilai paling
tinggi yaitu U3.
Pada tabel 6 Lamtoro 2:1 nilai U1 total yaitu 6, niali U2 yaitu 7, nilai U3
yaitu 7,5, nilai U4 yaitu 6,8 dan nilai U5 yaitu 7,9. Menurut Sarah, (2015) pasir
dan Sekam padi memiliki aerasi dan drainasi yang baik, Aerasi berguna untuk
memaksimalkan kontak antara air dengan udara yang bertujuan menambah
oksigen, sehingga semakin bertambahnya waktu injeksi udara ke dalam air baku
akan semakin memaksimalkan terjadinya kontak air dengan udara sehingga
oksigen terlarut akan semakin banyak ,sedangkan Drainasi berfungsi
memaksimalkan kontak antara air dengan udara yang bertujuan menambah
oksigen, sehingga semakin bertambahnya waktu injeksi udara ke dalam air baku
akan semakin memaksimalkan terjadinya kontak air dengan udara sehingga
oksigen terlarut akan semakin banyak tetapi masih mengandung organisme
organisme pathogen atau organisme yang menghambat pertumbuhan tanaman.
Pasir dan sekam padi sering digunakan sebagai media alternatif untuk
menggantikan fungsi tanah. Namun pasir memiliki pori-pori berukuran besar
(pori-pori makro), substitusi atau penambahan bahan organik yang bersifat
menahan air dapat memperbaiki sifat pasir tersebut. Pada grafik di simpulkan nilai
paling tinggi yaitu pada U5. memaksimalkan kontak antara air dengan udara yang
bertujuan menambah oksigen, sehingga semakin bertambahnya waktu injeksi
16

udara ke dalam air baku akan semakin memaksimalkan terjadinya kontak air
dengan udara sehingga oksigen terlarut akan semakin banyak.
Dari semua jenis Komposisi Tanah / Media semai yang digunakan pada
Praktikum kali ini, Komposisi Top Soil 100 % adalah yang paling besar
perubahan Tinggi Tanamannya. Maka dapat dipastikan, bahwa semakin banyak
kandungan Top Sol, maka Tingkat kelembaban Tanah Semakin Tinggi . sekam
padi dipilih sebagai Media maupun Media Campuran pada persemaian. Karena
selain sifatnya yang tidak menyimpan air yang terlalu banyak, juga dapat
memberikan sirkulasi udara yang baik bagi akar sehingga Kebuutuhan Oksigen
Tercukupi dengan baik .
17

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Tinggi semai pada tiap media semai berbeda beda, dan semakin banyak
komposisi Top Soil , maka semakin lembab Kondisi Tanah.
2. Pada Tanaman Saga (Adenanthera pavonina), perubahan paling signifikan
terjadi pada komposisi tanah Top Soil : Sekam padi,1:1.ynag terletak pada U2
yaitu dari 2 – 8,2 cm. dan dengan selisih Total tinggi yang bertambah adalah
sebanyak 6,2 cm.
3. Pada Tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala), tidak ditemukan perubahan
tinggi yang terlalu signifikan , akan tetapi perubahan tingi paling Besar
didapati pada Komposisi Tanah Top Soil : Sekam Padi, 1:1 pada U4 .dari 5,5-
6,8 cm Dengan selisish tinggi Awal sebesar 1,3 cm.
4. Tanaman Saga (Adenanthera pavonina) yang paling tinggi adalah U5 dari
Komposisi Tanah Top Soil 100 %, dengan tinggi semai 9 cm.
5. Tanaman Tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala )paling tinggi adalah U1
dari Komposisi Tanah Top Soil 100 %, dengan tinggi semai 14,1 cm.

Saran
Sebaiknya Praktikan dapat bekerjasama dengan baik di lapangan karena
ini adalah tugas kelompok bukan pribadi dan para praktikan dapat fokus dalam
pengerjaan nya agar hasil yang di dapatkan pun baik untuk kelompoknya.
Sebaiknya setiap anggota kelompok dapat berkontribusi saat Pengamatan ,agar
kiranya didapatkan Hasil yang sama antar Praktikan dan tidak terjadi Peredaan
cara dan Metode Pengukuran Tinggi semai.
18

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Novita, Faridah, Eny, Indrioko, Sapto. 2015. Pengaruh Cekaman


(Robinia Pseudoacacia). Jurnal Ilmu Kehutanan, 9(1): 41-46.
Felania C. 2017. Pengaruh Ketersediaan Air Terhadap Pertumbuhan Kacang
Hijau (Phaceolus Radiatus). In Seminar Nasional Pendidikan Biologi:131-
138.
Handayani PA, Nurjanah E, Rengga WDP. 2014. Pemanfaatan Limbah Sekam
Padi Menjadi Silika Gel. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 3(2): 55-59.

Riniarti D, Sukmawan Y. 2018. Pengaruh Jenia Wadah Semai dan Kombinasi


Media Tanam Pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan Awal.
In Prosiding Seminar Nasional pengembangan Teknologi Pertanian, 1(2):
280-287.
Rizki R, Novi N. 2017. Respon Pertumbuhan Bibit Mangrove Rhizophora
Apiculata B1 Pada Media Tanah Topsoil. Jurnal Bioconcetta, 3(2): 41-54.
Silalahi M. 2017. Pengaruh Asam Kuat, Pengamplasan, Dan Lama Perendaman
Terhadap Laju Imbibisi Dan Perkecambahan Biji Aren (Arenga pinnata).
Journal of Biology (Al-Kauniyah), 10(2): 73-82.
Subantoro R. 2014. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Respon Fisiologis
Perkecambahan Benih Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L). Mediagro,
10(2).
Suhartati T. 2013. Variasi Kerapatan Semai Terhadap Pertumbuhan. Jurnal Wana
Tropika, 3(2).
Suryawan A. 2014. Pengaruh Media dan Penanganan Benih Terhadap
Pertumbuhan Semai Nyamplung ( Calopyllum inophylum). Jurnal Wasian,
1(2) : 57-64.
Talaohu M, Parera LR. 2022. Pengaruh Metode Ekstraksi dan Media Semai
Terhadap Viabilitas Benih Jabon Merah ( Anthocepalus machophylius ).
Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(11).
19

Tuheteru FD, Albasari H, Alif A dkk. 2020. Pengelolaan Persemaian di Kota


Kendari dan Kabupaten Korowe Selatan. Jurnal Kehutanan Indonesia,
1(2) : 74-84.
Yuniarsih D. 2017. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Kandungan Protein Kacang
Kedelai. In Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi Dan Biologi.
Jurusan Pendidikan Biologi. Fakultas MIPA. Univrsitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai