Dosen penanggungjawab:
Dr.Delvian SP.,MP.
Disusun oleh :
Adhitya Agung Prasetya Manurung 211201189
Anastasya Zefanya 211201191
Desi Marbun 211201175
Fauzan Farid 211201078
Maria Icha Hutahean 211201085
Rangga Yakhin Boas Efrian Sinaga 211201199
Sarah Febriani Br Sembiring 211201179
Kelompok 8
HUT 2D
iii
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Silvika yang berjudul “Dinamika Pohon dalam
Hutan”. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup menyelesaikan
laporan ini dengan baik.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr.Delvian,SP,MP selaku dosen
penanggung jawab di Praktikum Silvika kali ini. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada para asisten yang telah membantu penulis secara moral dan
material. Dan juga penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
mendukung dan memberikan semangat sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas ini
tepat waktu.
Penulis menyadari, bahwa Laporan Praktikum yang ini masih jauh dari
katasempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
sebagai acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga
Laporan Praktikum ini bias menambah wawasan parapembaca dan bias bermanfaat
untuk pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
i
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
PENDAHULUAN
Latar belakang................................................................................................1
Tujuan.............................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan tempat...........................................................................................7
Alat dan bahan................................................................................................7
Prosedur..........................................................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil................................................................................................................8
Pembahasan....................................................................................................9
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..................................................................................................11
Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
4
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
Tabel 1. Data pengamatan pengamatan pohon dalam
Hutan .................................................... 7
iii
1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pohon-pohon di hutan alam tumbuh dalam ekosistem yang rapat,
sehingga terjadi kompetisi yang ketat untuk mendapatkan cahaya dan unsur hara.
Disamping dipengaruhi oleh lingkungan klimatis dan edapis, pertumbuhan pohon di
hutan juga dipengaruhi oleh jenis pohon dan kelas diameternya. Berdasarkan
referensi tersebut, maka penelitian untuk mengetahui model pertumbuhan
pohonpohon di hutan alam tropis dapat dilakukan dengan mengelompokan
jenis pohon serta dibagi dalam kelas-kelas diameternya. Pengelompokan jenis
pohon sangat penting dilakukan agar semua jenis pohon dalam hutan alam dapat
terwakili, karena hutan alam tersusun oleh lebih dari 3.000 jenis pohon berkayu
termasuk 267 spesies Dipterocarpaceae (Wahyudi, 2012).
Ruang temu (interface) antara pohon tanaman pertanian merupakan kunci
dalam pengelolaan agroforestri. Kunci untuk memahami potensi biologi dan
pengendalian sistem agroforestri dan respon komponen tanaman terhadap lingkungan
dalam sistem agroforestri yaitu tree/crop interface. Di dalam ruang temu ini
sebenarnya kepentingan petani untuk menghadirkan komponen penyususn dari pohon
dan tanaman semusim, sehingga kehadiran dua komponen tersebut harus
memperhatikan interaksinya. Dinamika komponen penyusun yang diikuti oleh
dinamika ruang berpengaruh terhadap dinamika sumberdaya dalam sistem
agroforestri. Dinamika sumberdaya ini akan lebih terlihat dalam sistem berbagi
sumberdaya (resources sharing) khususnya antar pohon, pohon dengan tanaman
semusim dan antar tanaman semusim (Elonard, 2015).
Sumberdaya di atas tanah (cahaya matahari) bervariasi dari waktu ke waktu,
sehingga hal ini memberikan penangkapan cahaya oleh tanaman semusim juga
dinamis. Perkembangan sistem dibawah tanah khususnya sistem perakaran juga akan
memberika konstribusi pada dinamika sistem agroforestri. Kepadatan. pohon yang
memberikan konsekuensi pada kepadatan penutupan bidang olah oleh tajuk akan
berbanding lurus dengan kepadatan perakaran, sehingga akan menjadi pembatas
2
TINJAUAN PUSTAKA
Bentuk bawaan tajuk pohon dapat berubah ukuran dan bentuk oleh
variasi umur, tempat tumbuh, dan kondisi lingkungan. Dengan berkembangnya
pohon dan pembentukan kanopi, perkembangan individu tajuk dipengaruhi oleh
persaingan dan jarak tanam. Hal ini menjadi landasan klasifikasi kelas-kelas tajuk
yaitu dominan dan non-dominan. Pohon yang dominan atau yang berukuran lebih
besar memiliki kecepatan lebih dalam persaingan untuk menyerapdan mengambil
sumberdaya daripada pohon non-dominan Kekuatan pohon untuk bersaing
memperebutkan sumberdaya lingkungan diasumsikan sama dengan ukuran pohon
tersebut. Pohon yang mempunyai ukuran lebih besar (dominan), tajuk yang luas dan
akar yang lebih banyak diduga lebih mampu memperebutkan faktor lingkungan
seperti cahaya, unsur hara, dan air (Muhdin, 2012).
Pohon dominan dan non-dominan merupakan komponen penting dari tegakan
hutan tanaman seumur, sehingga diperlukan informasi tentang pertumbuhan dan
perkembangannya karena pohon dominan merupakan penghasil kayu bernilai paling
tinggi. Dimensi tajuk berperan penting di dalam meningkatkan estimasi biomassa
pohon dan diperlukan sebagai indikator pertumbuhan dan untuk menjawab
permasalahan mengenai penggunaan serta kebutuhan ruang tumbuh. Ketersediaan
ruang tumbuh yang paling baik dari suatu jenis pohon, dapat ditentukan dari dimensi
lebar tajuknya. Variabel penting dalam tajuk, ditunjukkan dalam panjang tajuk, rasio
tajuk, ataupun lebar tajuk. Keberagaman pola pertumbuhan pohon akan menghasilkan
tajuk yang beragam pula (Goodman et al., 2014).
Dalam hal penggunaan dan kebutuhan ruang tumbuh, lebar tajuk memiliki
peran yang cukup penting. Lebar tajuk dapat digunakan untuk memprediksi cahaya
matahari yang terkena pohon maupun yang terhalang dan terintersepsi pada kanopi
suatu tegakan, sehingga dapat digunakan untuk estimasi jumlahsequestrasi karbon.
Lebar tajuk juga dapat menentukan tingkat persaingan antar pohon dalam tegakan,
dimana pohon yang memiliki tajuk yang lebih lebar akan menyerap cahaya matahari
lebih banyak dan cepat. Kerapatan kanopi dari tegakan merupakan hal yang berperan
penting untuk menilai kesesuaian habitat satwa liar dan risiko kebakaran, juga dapat
diestimasi dengan menggunakan model lebar tajuk (Sharma et al., 2016).
5
METODE PRAKTIKUM
Prosedur
1. Dibuat petak ukur dalam suatu wilayah hutan dengan cara Nested sampling,
yaitu20 m x 20 m untuk pohon; 10 m x 10 m untuk tiang; 5 m x 5 m untuk
pancang; dan 2m x 2 m untuk semai. Petak yang kecil berada dalam petak yang
besar. Diusahakan antara regu satu dengan yang lainnya bersambung, jarak antar
petak ukur adalah 20 meter.
2. Digambarkan proyeksi horisontal dan proyeksi vertikalnya dari setiap tingkatan
yang ada, kemudian diukur diameter batang, tajuk serta tinggi batang bebas
cabang dan tinggi totalnya.
7
Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum silvika yang berjudul “Dinamika
Pohon dalam Hutan” adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Data Pengamatan Pohon dalam Hutan
Diamet Tinggi Proyeksi
No Nama jenis Depan Belakang Kanan Kiri klasifikasi
er (cm) (m)
1 Citrus maxima 21,3 6,52 1,8 2,3 2,4 2 Kodominan
2 Artocarpus 15,9 6,71 1,6 1,5 1,7 1,6 Kodominan
heterohilus
3 Mangifera indica 21,03 5,2 2,8 3,23 2 2 Dominan
4 Syzigium ageum 19,3 3 2 2,1 2 2 Kodominan
5 Casuaria 26,7 15,3 2,2 3 1,8 3,2 Kodominan
equisetifalia
6 Canarium 23 18 1,7 1,3 2,1 2 Dominan
indicum L.
7 Mangifera indica 26,73 15 2,8 3,36 2 3,5 Dominan
8 Artocarpus 19,09 18 2,34 3,68 1,84 3,7 Dominan
heterophylus
9 Artocarpus 18,2 14 2,7 3 2,1 2 Dominan
heterophylus
10 Mangifera indica 20 16 3 3,1 2 35 Dominan
Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul “Dinamika Pohon dalam Hutan”, digunakan 6
sampel tanaman diantaranya, yaitu Mangifera indica, Citrus Maxima, Artocarpus
heterophyllus, Syzygium aqueum, casuaria equesetifalia, canarium indicim.L, . Dari
hasil pengamatan didapat bahwa Mangifera indica memiliki tipe tajuk dominan,
Citrus Maxima memiliki tipe tajuk kodominan, Syzygium aqueum memiliki tipe
tajuk kodominan, Artocarpus heterophyllus memiliki tipe tajuk dominan, canarium
indicim,L. memiliki tipe tajuk dominan, dan Casuarina aquesetifalia memiliki tipe
tajuk kodominan.ada juga Artocarpus heterophyllus yang memiliki tajuk kodominan.
Mangifera indica merupakan spesies dengan tinggi dan diameter paling besar,
sedangkan Artocarpus heterophyllus yang kodominan merupakan spesies dengan
tinggi dan diameter paling kecil.
8
Kesimpulan
1. Hutan adalah kumpulan atau asosiasi pohon-pohonan yang cukup rapat dan
menutupi areal yang cukup luas sehngga dapat membentuk iklim mikro
dengan kondisi ekologis yang khas, yang berbeda dengan iklim mikro dan
kondisi ekologis areal luarnya.
2. Kedudukan pohon di dalam tegakan hutan, pohon-pohon dapat
dikelompokkan ke dalam kelas-kelas sebagai berikut: 1) Pohon dominan, 2)
Pohon kodominan, 3) Pohon tengahan, 4) Pohon tertekan, dan 5) Pohon mati.
3. Mangifera indica merupakan spesies dengan diameter paling besar yaitu
26,73cm, sedangkan Artocarpus heterophyllus yang kodominan merupakan
spesies dengan diameter paling kecil yaitu 15,9 cm.
4. Pohon kodominan, dan pohon lainnya harus berjuang dalam mendapatkan
cahaya karena tertutupi oleh pohon dominan yang memiliki tajuk besar dan
lebar serta batangnya besar.
5. Kedudukan suatu pohon dalam hutan tidak selalu sama tergantung dengan
pohon apakah mampu bersaing dengan pohon yang lainnya
Saran
Semoga lebih baik di praktikum mata kuliah lainnya. Terimakasih banyak
teman-temat satu kelompok atas kerja sama nya dalam penyelesaian seluruh tugas.
Terimakasih banyak juga untuk asisten yang selalu sabra dengan kami. Dan untuk
praktikum silvika terimakasih juga.
10
DAFTAR PUSTAKA
Arif I. 2010. Karakteristik Tegakan Hutan Alam Bekas Tebangan: Studi Kasus di
Kalimantan Timur. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Dong C, Wu B, Wang C, Guo Y, Han Y. 2016. Study On Crown Profile Models For
Chinese Fir (Cunninghamia Lanceolata) In Fujian Province And Its
Visualization Simulation. Scandinavian Journal of Forest Research, 31(3):
302-313.
Jubaidin J. 2016. Asosiasi, Klasifikasi, Dan Struktur Vegetasi Pohon Dataran Rendah
Di Hutan Taman Nasional Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat (NTB)
(Doctoral Dissertation. UIN Mataram).
11
Muhdin. 2012. Dinamika Struktur Tegakan Hutan Tidak Seumur Untuk Pengaturan
Hasil Hutan Kayu Berdasarkan Jumlah Pohon. Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Sharma R, Vacek Z, Vacek S. 2016. Individual tree crown width models for Norway
spruce and European beech in Czech Republic. Forest Ecology and
Management, 36(6): 208–220.