Anda di halaman 1dari 14

1

Paper Praktikum Silvikultur Medan, November 2023

PEMELIHARAAN

Dosen Penganggung Jawab


Afifuddin Dalimunthe SP., MP.

Oleh:
Handrianto Nandeak
221201147
HUT 3C

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan sehingga penulis bisa menyelesaikan paper
Praktikum Silvikultur ini. Paper Praktikum Silvikultur yang berjudul
“Pemeliharaan” ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum
Silvikultur pada Progam Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas
Sumatera Utara.
Dalam proses pembuatan laporan ini, penulis menyampaikan terima kasih
kepada bapak Afifuddin Dalimunthe SP., MP., selaku dosen penanggung jawab
Praktikum Silvikultur karena telah memberikan materi dengan baik dan benar.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada asisten laboratorium yang telah
memberikan bimbingan arahan selama penulis mengikuti Praktikum Silvikultur ini.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai saran dan kritik
dari berbagai pihak dalam upaya untuk memperbaiki isi paper ini. Semoga paper ini
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Medan, November 2023

Penulis

i
3

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................6
1.2 Tujuan .........................................................................................................6
BAB II ISI
2.1 Apa Pengertian dan Tujuan dari Pemeliharaan ..........................................7
2.2 Jemis Jenis Pemeliharaan ............................................................................8
2.3 Syarat Pemilihan Lokasi Pemeliharaan.....................................................10
2.4 Tahapan Tahapan Kegiatan Pemeliharaan ...............................................10
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................13
3.2 Saran .........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

i
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam terpenting bagi rakyat
Indonesia karena berbagai fungsi dan manfaat yang dimilikinya. Upaya
mempertahankan kesinambungan fungsi dan manfaat ini, hutan sebagai kekayaan
nasional harus dikelola secara lestari. Persemaian adalah tempat atau areal untuk
kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit atau
semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan
kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman hutan karena itu sangat
penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan
penanaman benih di lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct planting)
dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di
tempat persemaian (Bambang, 2019).
Hutan adalah kawasan yang harus dilestarikan, pelestarian bisa dilakukan
dengan melakukan kegiatan penanaman. Kerusakan hutan di Indonesia seringkali
disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia, seperti pembukaan lahan untuk
perkebunan dan penambangan. Kegiatan ini dapat berdampak pada deforestasi dan
degradasi lahan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memulihkan ekosistem
hutan yang rusak. Salah satu dari bentuk operasi penyelamatan adalah penanaman
pohon. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses penanaman yaitu
dengan melakukan kegiatan persemaian. Penanaman pohon harus didukung dari
segi kualitas dan kuantitas varietas, terutama bibit tanaman kehutanan yang
dihasilkan dari persemaian. Persemaian merupakan lokasi atau tempat
dilakukannya kegiatan penanaman mulai dari proses benih menjadi bibit atau semai
yang siap ditanam di lapangan hingga kegiatan memproduksi bibit tanaman dengan
jumlah dan kualitas yang sangat baik (Lamen et al., 2021).
Ciri atau sifat yang sering ditampilkan setiap individu tidak lepas dari
pengaruh lingkungan dan genetik. Apabila kualitas fenotipe baik maka kita
mengetahui bahwa individu tersebut memiliki potensi genetik untuk tumbuh baik.
Hingga saat ini, penilaian bibit tanaman hutan secara operasional mengacu pada
5

Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (Perdirjen


RLPS) No. P.05/V-Set/2009 tentang Pedoman Sertifikasi Mutu Bibit Tanaman
Hutan. Selain ketentuan tersebut, standar mutu bibit juga dikeluarkan oleh BSN
dalam bentuk Standar Nasional Indonesia (SNI) yang bersifat volunteer namun
substansinya tidak berbeda dengan Perdirjen RLPS No. P.05/V-Set/2009.
Penelitian uji coba mutu bibit mengacu pada SNI 01-5006.1-2005 yang berdasarkan
pengujian yang ada di persemaian (Bambang et al., 2019).
Salah satu sumber daya yang patut dipertimbangkan dan potensial untuk
menyerap karbon adalah sektor kehutanan, dengan cara menanam pohon yang dapat
menyerap karbon. Penurunan emisi dapat dilakukan dengan pemeliharaan dan
penanaman. Pemeliharaan semai meliputi penyiraman yang dilakukan sekali sehari
setelah penyapihan yaitu pada waktu pagi hari, dan penyiangan gulma dilakukan
dengan cara mekanis. Penyiangan dilakukan seintensif mungkin agar bibit tidak
tersaingi dalam memanfaatkan faktor lingkungan tempat tumbuhnya. Pemeliharaan
ini dapat mengurangi kerusakan pohon yang terjadi sehingga kesehatan hutan tetap
terjaga dan berkelanjutan. pemeliharaan tanaman hutan merupakan salah satu
kegiatan yang bertujuan untuk menjamin keberhasilan tanaman (Elmo et al., 2021).
Pemeliharaan tegakan pohon memiliki peran penting dalam menjaga
keberlanjutan hutan dan kehutanan. Menurut penelitian di Hutan Tanaman Rakyat
PIL, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pemeliharaan
bertujuan untuk mengurangi penyebaran penyakit pada pohon yang dapat
menyebabkan kerusakan dan penurunan kesehatan pohon. Selain itu, pemeliharaan
juga membantu dalam menjaga kesehatan suatu tegakan hutan, terutama dalam
tingkat per individu tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan tegakan
pohon memiliki peran vital dalam menjaga kesehatan dan produktivitas hutan.
Pemeliharaan tegakan pohon juga dihadapkan pada berbagai masalah, seperti
kerusakan pohon akibat hama, penyakit, dan faktor lingkungan. Kerusakan pohon
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk interaksi dengan manusia, hewan,
dan lingkungan sekitar. Tipe penyakit yang sering menyerang pohon juga menjadi
tantangan dalam pemeliharaan tegakan pohon. Oleh karena itu pemeliharaan
tegakan pohon memerlukan pendekatan yang komprehensif untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut. (Katiandagho, 2019).
6

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan?
1.2.2 Apa tujuan dilakukannya pemeliharaan?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis pemeliharaan?
1.2.4 Apa saja syarat pemilihan lokasi pemeliharaan?
1.2.5 Apa saja tahapan- tahapan kegiatan pengelolaan pemeliharaan?

1.3 Tujuan
1.2.6 Untuk mengetahui pengertian dari pemeliharaan?
1.2.7 Untuk mengetahui tujuan dilakukannya pemeliharaan?
1.2.8 Untuk mengetahui jenis-jenis pemeliharaan?
1.2.9 Untuk mengetahui syarat pemilihan lokasi pemeliharaan?
1.2.10 Untuk mengetahui tahapan- tahapan kegiatan pengelolaan pemeliharaan?
7

BAB II
ISI

2.1 Pengertian dan Tujuan dari Pemeliharaan


Pemeliharaan tanaman adalah perlakuan terhadap tanaman dan
lingkungannya agar tanaman tumbuh sehat dan normal melalui pendangiran,
penyiangan, penyulaman, pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit.
Menurut Pendapat Katiandagho (2019), pemeliharaan sangat diperlukan, karena
tedapat dua masalah utama setelah kegiatan penanaman di lapangan, yaitu kematian
bibit dan Pertumbuhan lambat dan abnormal. Pemeliharaan tanaman merupakan
aspek yang sangat penting dalam pembangunan hutan tanaman atau kebun.
Penggunaan bibit unggul serta pemupukan yang dilakukan secara intensif tidak
akan mampu menghasilkan pertumbuhan maksimal jika tidak diiringi dengan
tindakan pemeliharaan yang benar. Kegiatan pokok yang sangat penting dalam
pemeliharaan tanaman tembesu meliputi: pembersihan gulma, pemupukan,
penyulaman, pemangkasan cabang dan pencegahan hama penyakit.
Pemeliharaan tanaman merupakan aspek yang memegang peranan penting
dalam tumbuh kembang tanaman. Secara umum pemeliharaan tanaman meliputi
penyiraman, pemupukan, dan pengendalian OPT (Organisme Pengganggu
Tanaman) serta pemeliharaan spesifik untuk tanaman tertentu. Namun dalam
penerapannya seringkali melakukan pemeliharaan tanpa melihat kondisi dari
tanaman. Berdasarkan penelitian Suratmo (2018),waktu dan dosis dari penyiraman,
pemupukan dan pestisida yang tidak sesuai dengan keadaan kelembaban media
tanam, dan suhu udara pada lingkungan tanaman. Bagi tanaman pemeliharaan yang
keliru dapat menjadikan tanaman dalam kondisi tidak baik. Bukan hanya tidak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal namun tanaman bisa layu bahkan
mati. Sementara itu tanaman dengan kondisi tidak baik tersebut dapat membawa
petaka bagi pemilik tanaman karena hasil produksi yang gagal.pekerjaan dan
berskala kecil serta lokasi persemaian yang terpencar menyulitkan pengawasan
Kegiatan pemeliharaan perlu dilakukan secara baik, benar, dan periodik
agar proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat berjalan secara
optimal.Kementerian kehutanan (2013) mengatakan, kegiatan pemeliharaan itu
8

sendiri meliputi: Penyulaman, maksud diadakannaya kegiatan penyulaman adalah


untuk meningkatkan persentase jadi tanaman dalam satu kesatuan luas tertentu.
Kegiatan penyulaman tersebut bertujuan untuk memenuhi jumlah tanaman per
hektar sesuai dengan jarak tanamnya. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore
hari dan atau pada pagi hari sebelum terik matahari. Penyiangan tanaman bertujuan
untuk memberikan ruang tumbuh pada tanaman pokok yang lebih baik dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan dan presentase hidup tanaman. Kegiatan penyiangan
dilakukan sebanyak dua kali pada kegiatan Pemeliharaan Tahun Berjalan, yaitu
pada umur 3 dan 6 bulan setelah penanaman.
Pendangiran bertujuan untuk memacu pertumbuhan tanaman dengan cara
menggemburkan tanah di sekitar tanaman. Pendangiran dilaksanakan pada waktu
musim kemarau menjelang musim hujan tiba. Berdasarkan Penelitian Abola (2013)
pendangiran dilakukan pada tanaman yang sudah berumur 1-4 tahun dan
diutamakan apabila terjadi stagnasi pertumbuhan atau tanah bertekstur
berat/mengandung liat tinggi serta persiapan lahan tidak melalui pengolahan tanah.
Frekuensi dan intensitas pendangiran adalah: pendangiran tanaman dilakukan 1-2
kali dalam satu tahun tergantung pada tingkat tekstur tanahnya.
Pemupukan tanaman hutan bertujuan untuk memperbaiki tingkat kesuburan
tanah agar tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kuantiítas
dan kualitas tanaman. Menurut pendapat Dewanto (2017) waktu pemupukan
tergantung pada kondisi iklim dan dilakukan menjelang atau awal musim hujan,
kalau diperlukan tambahan pada pupuk yang sama, maka dilakukan menjelang
akhir musim hujan. Jenis pupuk yang digunakan umumnya mengandung unsur N,
P, K. Namun demikian tidak menutup kemungkinan tanaman kekurangan unsur
lain. Pengendalian Hama Penyakit tujuan kegiatan ini adalah melindungi tanaman
dari serangan hama dan penyakit, serta mencegah timbulnya serangan hama dan
penyakit secara ekplosif. Pencegahan hama dan penyakit yang sifatnya pencegahan
dilakukan sejak pembuatan tanaman, antara lain dengan cara: pengawasan yang
intensif, pemupukan, pengaturan drainase, penanaman jenis yang resisten hama dan
penyakit.
2.2 Jenis Jenis Pemeliharaan
9

Menurut Bambang et al (2017) sifat pemeliharaan tanaman dibedakan


menjadi 2 macam, yaitu a) yang bersifat umum, antara lain: pemberantasan hama
dan penyakit, penyiangan, pemupukan, irigasi dan drainase; b) yang bersifat
khusus, antara lain: pemangkasan, pembumbunan, pemberian mulsa atau mulching.
Yang bersifat umum: 1) pembrantasan hama dan penyakit, hama adalah binatang
yang merusak tanaman yang dibudidayakan oleh petani dan dapat dilihat oleh mata
telanjang. Penyakit adalah penyebab tanaman menjadi sakit atau mati yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, cendawan, virus,) bisa juga kekurangan
atau kelebihan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara, suhu terlalu panas atau
terlalu dingin dan penyebabnya tidak bisa dilihat oleh mata telanjang
Ada tiga sistem pengendalian hama dan penyakit: a) Secara mekanis
memasang perangkap atau menangkap binatang yang menyerang tanaman
satupersatu; b) Secara biologis: menggunakan predator atau musuh alaminya
contoh: hama lalat buah dengan musuh alaminya semut hitam; c) Secara kimiawi:
pemberantasan hama dan penyakit dengan menggunakan langsung bahan kimia.
Penyiangan adalah istilah umum di indonesia dalam kegiatan pertanian, yaitu
kegiatan mencabut gulma yang berada diantara sela-sela tanaman pertanian dan
sekaligus menggemburkan tanah. Katiangdaho, (2019) Menyatakan tujuan
Penyiangan: untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi persaingan
penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan mengurangi
persaingan penetrasi sinar matahari. Hal ini disebabkan tanaman harus
mendapatkan semua nutrisi dan air yang diberikan oleh petani agar mampu
menghasilkan secara optimal.
Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara pada
komplek tanah, baik langsung maupun tak langsung dapat menyumbangkan bahan
makanan pada tanaman. Tujuannya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah
agar tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pertumbuhan tanaman. Berdasarkan penelitian Puspita,(2017)
pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara pada komplek
tanah, baik langsung maupun tak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan
pada tanaman. Tujuan pemupukn yaitu untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah
10

agar tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pertumbuhan suatu tanaman.
Menurut pendapat Setiad (2018) Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha
mendatangkan airdengan membuat bangunan dan saluran-saluran untuk ke sawah-
sawah atau ladang-ladang dengan cara teratur dan membuang air yang tidak
diperlukan lagi, setelah air itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Atau dapat
juga pengairan mengandung arti memanfaatkan dan menambah sumber air dalam
tingkat tersedia bagi kehidupan tanaman. Apabila air terdapat berlebihan dalam
tanah perlu dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu kehidupan
tanaman.
Yang bersifat khusus: pemangkasan, memangkas adalah memotong
sebagian dari tanaman, bisa bagian daun ranting, dahan atau akar dengan tujuan
tertentu. Pemberian pemulsaan (mulching), pemulsaan adalah lapisan di atas
permukaan tanah yang terbuat dari sisa-sisa tanaman maupun dari bahan sintetis.
Berdasarkan penelitian Yadi et al (2013).Pembumbunan merupakan teknik
penimbunanan tanah dipangkal rumpun tanaman sehingga menutup rimpang yang
timbul dipermukaan tanah
2.3 Syarat Pemilihan Lokasi Pemeliharaan
Beberapa syarat terpenting dalam pemilihan lokasi penanaman yang akan
mempermudah dalam pemeliharaan bahan tanam. Winda (2021). Mengatakan
Pemilihan lokasi yang tidak tepat akan mengakibatkan pemeliharaan bahan tanam
tidak maksimal dan hasilnya tidak optimal. Lokasi pembibitan dapat mempengaruhi
keberhasilan dalam usaha. Maka dari itu penentuan lokasi harus disesuaikan dengan
persyaratan tumbuh tanaman (bibit) yang akan diusahakan. Persyaratan tersebut
antara lain tinggi tempat yang mana Setiap jenis tanaman memiliki persyaratan
tumbuh yang berbeda-beda. Tanaman yang tumbuh di dataran tinggi maka lokasi
pembibitan harus dipilih di dataran tinggi. Begitu pula pada tanaman yang tumbuh
di dataran rendah. Sumber air merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
dalam budidaya tanaman termasuk dalam penanaman. Air dalam kehidupan
tanaman berfungsi sebagai: mengangkut zat hara dari dalam tanah, transpirasi dan
sebagai zat hara untuk pertumbuhan tanaman. Kekurangan air dapat mengakibatkan
11

kerugian yang fatal. Kekurangan air pada tanaman akan menjadi layu, daun menjadi
rontok dan lama kelamaan akan mati.
2.4 Tahapan-Tahapan Kegiatan Pemeliharaam
Pemeliharaan tanaman merupakan serangkaian tindakan penyiangan,
pendangiran, penjarangan, penyulaman dan pencegahan gangguan hama dan
penyakit pada tanaman mudaMenurut pendapat Barkelar (2015) Penyiangan
Tanaman, penyiangan tanaman adalah pengendalian gulma yang bertujuan untuk
menghambat serta mengulangi populasi gulma sehingga populasi tersebut
menurun. Dalam hal ini, gulma yang diprioritaskan seperti alang-alang, rumput-
rumputan dan liana. Selain itu, penyiangan diartikan sebagai cara pengendalian
gulma yang sangat aman, efesien, murahn dan praktis jika penerapannya di lakukan
pada suatu area yang tidak luas dan di daerah yang cukup banyak tenaga kerja.
Tujuan dilakukannya penyiangan pada suata tanaman adalah supaya terdapat ruang
tumbuh tanaman pokok dan mengalami pertumbuhan yang lebih baik. Penyiangan
tersebut dilakukan dengan cara memberantas tanaman pengganggu. Tanaman perlu
disiangi jika 40-50% tanaman tertutup oleh gulma atau tumbuhan
Penyiangan dilakukan pada waktu musim hujan atau musim kemarau.
Ketapatan waktu penyiangan akan memberikan produktivitas yang lebih baik dari
sebelumnya. Berdasarkan penelitian Puspita (2017) dengan objek tanaman kedelai
menjelaskan bahwa waktu penyiangan dan kultivar kedelai sangat berpengaruh
pada tanaman dengan menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Hasil yang diperoleh
adalah terdapatnya peningkatan jumlah polong pada tanaman kedelai. Selanjutnya
kegiatan penyiangan akan dihentikan apabila tanaman pokok dapat memeproleh
cahaya matahari dan mampu bersaing terhadap gulma. Pendangiran, pendangiran
adalah kegitanan penggemburan tanah di sekitar tanaman pokok supaya aerasi
tanah menjadi lebih baik dan memacu pertumbuhan tanaman. Pendagiran sebagai
suatu kegiatan menggemburkan tanah menggunakan tangan atau alat-alat
sederhana, untuk menggemburkan dan memeperbaiki tanah serta meminimalkan
kompetisi antara tanaman pokok dengan gulma.
Penyulaman merupakan menormalkan jumlah tanaam dalam suatu kesatuan
luas sesuai dengan jarak tanam yang dilakukan dengan kegiatan penanaman
kembali bagian-bagian yang kosong bekas tanaman mati/akan mati dan rusak akan
12

dilakukan ketika telah mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman dengan baik


melalui kegiatan pengontrolan. Oktaviyani, et al., (2017) mengatakan Dengan
kegiatan penyulaman tersebut maka tanaman yang telah ditanam dapat tumbuh
dengan baik, tujuan dilakukannya penyulaman adalah untuk meningkatkan persen
jadi tanaman dalam satu kesatuan luas tertentu sehingga memenuhi jumlah yang
diharapkan
Penjarangan merupakan suatu tindakan silvikultur terhadap tegakan hutan
yang bertujuan untuk memperoleh tanda batas, tegakan tinggal yang sehat dan
kualitas kayu yang baik pada akhir daur Selanjutnya Kementerian Kehutanan
(2013) mendefenisikan penjarangan sebagai tindakan pegurangan jumlah batang
per satuan luas untuk mengatur kembali ruang tumbuh pohon dalam rangka
mengurangi persaingan antar pohon. Selain mengatur ruang tumbuh pohon
penjarangan juga dapat meningkatkan hasil panen tanaman serta fase pertumbuhan
tinggi bebas cabangnya lebih baik dari tingkat semai sampai tingkat pohon
13

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Pemeliharaan tanaman merupakan serangkaian tindakan penyiangan,
pendangiran, penjarangan, penyulaman dan pencegahan gangguan hama dan
penyakit pada tanaman muda. Pemeliharaan tanaman dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu a) yang bersifat umum (pemberantasan hama dan penyakit, penyiangan,
pemupukan, dll) b) yang bersifat khusus (pemangkasan, pembumbunan, pemberian
mulsa, dll). Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha mendatangkan airdengan
membuat bangunan dan saluran-saluran untuk ke sawah-sawah atau ladang-ladang
dengan cara teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi . Ada tiga sistem
pengendalian hama dan penyakit yaitu secara mekanis, secara biologis, dan secara
kimiawi. Pengendalian hama penyakit tujuan kegiatan ini adalah melindungi
tanaman dari serangan hama dan penyakit, serta mencegah timbulnya serangan
hama dan penyakit secara ekplosif.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan pemeliharaan disarankan untuk memper-
timbangkan beberapa hal dalam pemeliharaan tegakan pohon. Terutama, penting
untuk memilih bibit yang berkualitas, karena kesalahan dalam pemilihan bibit dapat
menyebabkan kegagalan di pada saat pemanenan dan besarnya biaya yang
dikeluarkan dalam pemeliharaan
14

DAFTAR PUSTAKA

Abolla N. 2012. Pengaruh Sistem Penanaman Dan Pendangiran Terhadap Hasil


Padi Pada Periode Transisi Organik. Partner, 19(1), 58-72.
Bambang Y, Diba F, Anwari M. 2017. Identifikasi Serangga Dan Penyakit Di Areal
Persemaian Pt. Sari Bumi Kusuma Di Kecamatan Bukit Raya Kabupaten
Katingankalimantan Tegah. Jurnal Hutan Lestari, 7(3): 1478-1485.
Barkelar B. 2015. Aplikasi Teknologi Lada Perdu Dibawah Tegakan Tanaman
Pepaya Di Desa Patemon Purbalingga Jawa Tengah. Jurnal
Puruhita,1(1):1-5
Dewanto K. 2017 . Pengaruh Pemupukan Anorganik Dan Organik Terhadap
Produksi Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan. Zootec, 32(5):45-46.
Katiandagho TM. 2019. Sikap Petani Pala Pada Kegiatan Pemeliharaan Tanaman
Pala Di Desa Kauditan Ii Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara.
Agri-Sosioekonomi, 15(2): 347-354.
Oktaviyani O, Kaskoyo H, Febryano F, Banuwa B. 2017. Pengelolaan Hutan
Rakyat Dikabupaten Tulang Bawang Barat. Jurnal sylva Lestari, 7(1):42-
51
Permenhut. 2021. Peraturan Nomor 23 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Kehutanan. Lembaran Aturan Menteri Kehutanan. Kementrian Kehutanan,
Jakarta.
Puspita 2017. Pengaruh Pupuk NPK Mutiara dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah Keriting Varietas Arimbi
(Capsicum annuum L.). Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian Dan Kehutanan,
13(2): 191-198.
Setiadi, D., Muhaemin M. 2018. Penerapan Internet Of Things (IOT) Pada Sistem
Monitoring Irigasi (Smart Irigasi).Infotronik: Jurnal Teknologi Informasi
dan Elektronika, 3(2), 95-102.
Suratmo S. 2018 . Evaluasi Kondisi Persemaian Di Demplot Persemaian Kawasan
Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Diklat Kehutanan Sisimeni
Sanam. Journal of Scientech Research and Development, 3(2): 90-102.
Winda, S. 2021.TA: Pemeliharaan Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus) Di Sabina Lumbung Persada.Doctoral dissertation, Politeknik
Negeri Lampung.
Yadi S, Karimuna L, Sabaruddin L. 2013. Pengaruh Pemangkasan Dan Pemberian
Pupuk Organik Terhadap Produsi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus
L.).Jurnal Penelitian Agronomi, 1(2), 107-114.

Anda mungkin juga menyukai