Anda di halaman 1dari 13

AGT-01

MAKALAH
MATA KULIAH KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP

KAWASAN KONSERVASI

OLEH :
AHMAD AFANDI
E28119067

PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini

dengan judul “Kawasan Konservasi”

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih

jauh lagi agar makalah ini dapat di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Makalah ini telah dibuat semaksimal mungkin, namun sebagai manusia

tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan dengan penuh rasa rendah hati penyusun

menerima kritikan dan saran yang sifatnya membangun.

Palu, Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL............................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan....................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Konservasi................................................................ 3


2.2 Permasalahan yang dihadapi saat menjalankan konservasi.... 4
2.3 Cara menanggulangi permasalahan dalam konservasi........... 5

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................... 8
3.2 Saran………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 10

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan sebagai suatu biosphere sangat menentukan eksistensi makhluk


hidup yang berada di dalamnya. Makhluk hidup yang beranekaragam , termasuk
manusia, mempunyai tingkat adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang
berbeda-beda, sebab setiap makhluk hidup mempunyai tingkat kerentanan dan
kemampuan yang tidak sama dalam merespons perubahan di lingkungannya.
Diantaranya makhluk hidup yang lain, manusia yang paling cepat menyikapi
perubahan yang terjadi dilingkungannya. Menurut Jacob (1999) sudah galib
kiranya bahwa manusia tahu lebih banyak tentang sesuatu yang dekat dengannya,
dalam waktu dan ruang dari pada yang jauh. Hal ini termasuk pengetahuan
tentang lingkungan. Oleh karenanya di dalam pengelolaan lingkungan di perlukan
pengembangan ethnical wisdom atau kearifan local dari penduduk setempat dalam
pengelolaan lingkungan dan sumberdaya alam yang ada di dalamnya.

Pembangunan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya


(KSDAH&E) di Indonesia merupakan pembangunan terpadu dalam
meningkatkan peran kawasan hutan khususnya hutan konservasi, guna
meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Salah satu langkah awal dalam
memasyarakatkan kesadaran konservasi adalah dengan membentuk kader-kader
konservasi, yang mana dengan keberadaannya diharapkan mampu berperan dalam
mewujudkan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Bebarapa tahun terakhir ini pemanfaatan sumber daya alam dilakukan secara
besar-besaran sehingga menimbulkan efek negatif berupa kerusakan lingkungan.
FoodAgriculture Organization(FAO) merupakan badan internasional yang
menangani masalah pangan, menyuguhkan data laju kerusakan hutan di Indonesia
dari tahun 2000-2005. FAO menyatakan bahwa laju kerusakan hutan di Indonesia
rata-rata 2% dari luas tanah atau sebesar 1.871 juta hektar per tahun. Cepatnya
laju kerusakan tersebut membuat sejarah bagi Indonesia sebagai “Negara
penghancur hutan tercepat di dunia tahun 2008” yang dicatat oleh Guinnes World
Record (S., Suwito, 2011: 2). Serta masih banyak lagi kerusakan alam yang
diakibatkan oleh ulah manusia karena terlalu mengeksploitasi alam secara besar-
besaran tanpa disertai penanggulangannya.

1
1.2 Rumusan masalah

1.Apa itu konservasi dan apa saja bentuk dari konservasi?


2.Apa saja permasalahan yang mengganggu pelaksanaan konservasi?
3.Bagaimana cara menanggulangi permasalahan konservasi?

1.3 Tujuan

1.Dapat memahami definisi dari konservasi serta bentuk dari konservasi


2.Dapat mengetahui permasalahan konservasi
3.Dapat menjelaskan cara untuk menanggulangi permasalahan dalam konservasi

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Konservasi

Konservasi atauconservation dapat diartikan sebagai suatu usaha pengelolaan


yang dilakukan oleh manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam sehingga
dapat menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya secara berkelanjutan untuk
generasi manusia saat ini, serta tetap memelihara potensinya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi generasi generasi yang akan datang.

Berdasarkan pengertian tersebut, konservasi mencakup berbagai aspek positif,


yaitu perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatan secara berkelanjutan, restorasi,
dan penguatan lingkungan alam (IUCN, 1980). Pengertian tersebut juga
menekankan bahwa konservasi tidak bertentangan dengan pemanfaatan aneka
ragam varietas, jenis dan ekosistem untuk kepentingan manusia secara maksimal
selama pemanfaatan tersebut dilakukan secara berkelanjutan.

MenurutUUNo.23Tahun1997,pengertian konservasi sumberdaya alam adalah


Pengelolaan sumberdaya alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatan secara
Bijaksana dan sumberdaya alam terbaharui untuk menjamin kesinambungan
Ketersediaanya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai
keanekaragamannya. Dalam undang-undang tersebut pengertian konservasi terkait
dengan sumberdaya alam yang terdapat dalam lingkungan hidup. Oleh karenanya
konservasi pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dalam pemakaiannya dengan
sumberdaya alam dan lingkungan.

Hal ini secara jelas dapat dilihat dari defenisi lingkungan hidup (Undang-
Undang No.23 Tahun 1997 ), yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain.

Secara umum bentuk konservasi dapat dibedakan atas 2 golongan, yaitu:

1 . Konservasi in situ

Konservasi in situ adalah kegiatan konservasi flora/fauna yang dilakukan


didalam habitat aslinya. Konservasi in situ mencakup kawasan suaka alam (Cagar
Alam dan suaka Marga Satwa) dan kawasan pelestarian alam (Taman Nasional,
Taman Hutan Raya dan Hutan Wisata Alam) Menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 5 tahun 1990 yang dimaksud dengan Cagar Alam adalah

3
kawasan suaka alam yang karena keadaaan alamnya mempunyai
kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu
dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Suaka Margasatwa
adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman
dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnuya dapat
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Taman Nasional adalah kawasan
pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan
sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budi daya, pariwisata, rekreasi. Taman Hutan Raya
adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk periwisata
dan rekreasi alam.

2. Konservasi Ek Situ

Dilakukan oleh lembaga konservasi, seperti kebun raya, arboretum, kebun


binatang, taman safari dan tempat penyimpanan benih dan sperma satwa. Kebun
Raya adalah kawasan yang diperuntukkan sebagai tempat koleksi tumbuh-
tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomis atau penting bagi ilmu pengethuan,
penelitian dan pendidikan botani serta sebagai tempat rekreasi. Contoh : Kebun
Raya Purwodadi. Arboretum adalah kebun pohon-pohonan yang merupakan salah
satu bentuk konservasi plasma nuftah hasil buatan manusia. Kebun Binatang
adalah tempat/wadah pengumpulan berbagai macam satwa yang dipelihara,
diperagakan untuk umum dalam rangka pengadaan sarana rekreasi alam yang
sehat untuk mendidik dan mengembangkan budaya masyarakat dalam memelihara
keseimbangan, kelestarian lingkungan.

2.2 Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan konservasi

Permasalahan konservasi dan ekologi, sejak beberapa abad yang lalu telah
dipandang sangat berkaitan erat dengan politik. John Bellamy Foster yang
diwawancara oleh Dennis Soron (2004) mengungkapkan optimisme terhadap
pertemuan Rio Earth Summit pada tahun 1992 merupakan salah kaprah
dikarenakan kelompok-kelompok lingkungan hidup tidak memperhitungkan
tekanan ekonomi yang ditujukan terhadap merekadan tidak mempertimbangkan
secara fundamental sistem ekonomi kapitalisme yang mengakibatkan kerusakan
lingkungan hidup. Pemerintah menandatangani perjanjian internasional untuk
meningkatkan prestise, ingin tergabung dalam komunitas internasional dan
mengurangi kritik. Perjanjian internasional sering menjadi dasar
perundangundangan nasional. Setelah ditandatangani, perjanjian internasional
lebih sering dipergunakan oleh organisasi non-pemerintah untuk mendorong
perubahan dibandingkan dipergukanan sebagai landasan pemerintah. Hal ini yang
kemudian menjadikan penting untuk memasuki wilayah politik dan perubahan
kebijakan dalam permasalahan konservasi

4
1. Jumlah penduduk dengan penyebaran yang tidak merata

2. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sekitar 1,3% pertahun

3. Mata pencaharian yang bersifat agraris akan memerlukan lahan 39,96 juta
orang dengan luas lahan pertanian 13 juta ha. Berarti rata-rata lahan petani antara
0,3 hingga 0,4 ha. Terjadi alih fungsi lahan terutama di pulau Jawa,mencapai 50
ribu hektare per tahun., dan terjadi tumpang tindih kepentingan antara konservasi
dan eksploitasi

4. Sumber daya alam adalah modal dasar pembangunan yang harus dimanfaatkan
baik sebagai obyek maupun subyek pembangunan

5. Sumber daya alam adalah modal dasar pembangunan yang harus dimanfaatkan
baik sebagai obyek maupun subyek pembangunan. Oleh karena itu untuk
melestarikan sumber daya alam khususnya sumberdaya alam hayati, pemerintah
menetapkan kawasan konservasi sebagai perwakilan 80 ekosistem di Indonesia.

2.3 Cara Menanggulangi Permasalahan dalam menjalankan


konservasi

Beberapa cara untuk mengatasi permasalahan penanganan konservasi

1.Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan


sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya

2.Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber


daya alam maka diperlukan penegakan hukum secara adil dan konsisten.

3.Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap


pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

4.Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat
dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.

5.Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan


lingkungan hidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.

6.Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi yang


sudah ada sebelumnya.

5
7.Mengikut sertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan
lingkungan global.
8.Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan Hidup dan
Berkelanjutan Untuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada
lingkungan perlu diadakan konservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya
untuk memelihara lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai
bangsa. Pengelolaan sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan
cara menggali sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya
sehingga dalam penggunaannya harus memperhatikan pemeliharaan dan
perbaikan kualitas dari sumber daya alam tersebut. Adanya peningkatan
perkembangan kemajuan di bidang produksitidak perlu mengorbankan lingkungan
yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan.
9.Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus
selalu hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.

10.Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air


sebagia air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.

11.Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai


reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.

12.Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah..Sebelum


melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap pembuangan air
limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.

13.Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk,


perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.

14.Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat


pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi.

15.Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan dengan


penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah.

16.Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha
pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.

17.Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi


laju erosi.

18.Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara


berlebihan.

19.Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu

6
dikurangi karena dianggap kurang efisien.

20.Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah


penggalian.

21.Pelestarian Flora dan Fauna Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya
yang dapat dilakukan adalah mendirikan tempat atau daerah dengan memberikan
perlindungan khusus

22.Penambahan dan penciptaan lapangan kerja Dengan meningkatnya taraf hidup


masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki.
Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan
merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.

7
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konservasi ialah suatu usaha pengelolaan yang dilakukan oleh manusia dalam
memanfaatkan sumberdaya alam sehingga dapat menghasilkan keuntungan
sebesar-besarnya secara berkelanjutan untuk generasi manusia saat ini, serta tetap
memelihara potensinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-
aspirasi generasi generasi yang akan datang. Konservasi sendiri secara umum
memiliki 2 bentuk yaitu konservasi secara in situ dan ex situ.

Namun dalam pelaksanaan konservasi sendiri terdapat permasalahan yang


dihadapi kebanyakan karena pengaruh aktivitas manusia seperti penggunaan lahan
yang berlebihan untuk kepentingan sendiri tanpa memperhatikan lingkungan.
Meski seperti itu pemerintah tetap berusaha melakukan berbagai cara agar
konservasi sumber daya alam berjalan dengan baik.

Dalam konservasi secara jelas dikemukakan bahwa pemanfaatan sumberdaya


alam dan lingkungan harus dilaksanakan secara bertanggung jawab . Sebab
lingkungan dengan segala komponen yang kita manfaatkan pada hakekatnya
adalah milik anak cucu kita.

Seperti telah dikemukakan dalam pengertian konservasi dimuka bahwa ada


perbedaan yang esensial untuk lingkungan fisik dan biotik. Komponen fisik
ditekankan pada penghematan dan upaya mencari sumberdaya alam terbaharui.
Sementara untuk komponen biotic atau living resources dilaksanakan konservasi
dengan tujuan :

a. Selalu menjaga proses ekologis yang utama atau mendasar dan menjaga sistem
penyangga kehidupan.

b.Melindungi dan mempertahankan keanekaragaman benetik

c.Menjamin pemanfaatan yang lestari dari spesies maupun ekosistemnya .Apabila


living resources dalam ekosistem ini dapat dijaga kelestarianya ,Maka
pemanfaatan sumberdaya alam mineral , baik yang dapat diperbaharui maupun
tidak , dapat pula dijamin keutuhannya .

8
3.2 Saran

1. Pemerintah setiap daerah harus berperan dalam pelestarian lingkungan

2. Adanya kesadaran pemilik lahan yang menggunakan lahan secara berlebihan


untuk diri sendiri

3. Menghemat sumber daya alam tidak dapat diperbaharui dan mencari sumber
daya alam terbaharui

9
DAFTAR PUSTAKA

Handoyo, Eko dan Tijan. 2010. Model Pendidikan Karakter Berbasis Konservasi:
Pengalaman Universitas Negeri Semarang. Semarang: Cipta Prima Nusantara
Semarang.

Khafid, Muhammad. (2013). Kurikulum Unnes 2012 Berbasis Kompetensi dan


Konservasi. Online. Dapat ditemukan di
http://konservasi.unnes.ac.id/Mangunjaya,

Fachruddin M.. 2005. Konservasi Alam dalam Islam. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.

Sugiyo. (2012). Pengembangan Karakter Anak melalui Konservasi Moral Sejak


Dini. Indonesian
Journal of Conservation, Vol. 1 No. 1 Juni 2012: 40–48.
Tersedia di http://ejournal.unnes.ac.id.

Masrukhi. (2012). Mambangun Karakter Berbasis Nilai Konservasi. Indonesian


Journal of Conservation, Vol. 1 No. 1 Juni 2012: 20–29. Tersedia di
http://ejournal.unnes.ac.id.

10

Anda mungkin juga menyukai