Anda di halaman 1dari 32

KELOMPOK VI

ANALISIS KERUANGAN
PADA SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS TERKAIT
KESEHATAN LINGKUNGAN
1. PENGERTIAN ANALISIS KERUANGAN

Analisis keruangan pada Sistem Informasi Geografis (SIG) terkait kesehatan lingkungan adalah
suatu metode yang digunakan untuk memahami dan menganalisis hubungan antara faktor-faktor
kesehatan dengan lokasi geografisnya. Dalam konteks ini, analisis keruangan dapat membantu dalam
mengidentifikasi pola dan tren kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan di suatu wilayah.
Pada dasarnya, analisis keruangan pada SIG terkait kesehatan lingkungan melibatkan
pengumpulan, pengolahan, dan visualisasi data kesehatan yang dikaitkan dengan informasi spasial.
Data kesehatan ini dapat mencakup informasi tentang penyakit, kejadian kesehatan, faktor risiko,
dan indikator kesehatan lainnya. Sementara itu, informasi spasial dapat berupa peta, citra satelit,
atau data geografis lainnya yang menggambarkan lokasi geografis suatu wilayah.
Dalam praktiknya, analisis keruangan pada SIG terkait kesehatan lingkungan
melibatkan penggunaan alat dan teknik statistik, seperti analisis spasial, interpolasi
spasial, dan analisis kluster. Selain itu, penggunaan teknologi SIG yang canggih juga
memungkinkan kita untuk mengintegrasikan data kesehatan dengan data lingkungan
lainnya, seperti data cuaca, penggunaan lahan, atau populasi, untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan lingkungan.
Dengan demikian, analisis keruangan pada SIG terkait kesehatan lingkungan memiliki
peran penting dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kesehatan
masyarakat dan perlindungan lingkungan. Dengan memahami hubungan antara
kesehatan dan lokasi geografisnya, kita dapat mengembangkan kebijakan dan strategi
yang lebih efektif dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
*CONTOH ANALISIS KERUANGAN PADA
SISTEM (SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat memberikan kontribusi penting dalam


analisis keruangan terkait kesehatan lingkungan. Berikut adalah contoh analisis
keruangan yang dapat dilakukan dalam sistem informasi geografis terkait
kesehatan lingkungan:
1. Pemetaan Penyakit:
SIG dapat digunakan untuk memetakan penyakit tertentu dalam suatu wilayah. Misalnya, dengan
menggunakan data kasus penyakit yang tercatat, SIG dapat membantu mengidentifikasi pola
penyebaran penyakit seperti demam berdarah, malaria, atau penyakit infeksi lainnya. Informasi ini
dapat membantu pemerintah atau lembaga kesehatan dalam mengambil langkah-langkah
pencegahan atau penanggulangan yang tepat.
2. Analisis Faktor Risiko:
SIG dapat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor risiko yang berkontribusi terhadap
kesehatan lingkungan. Misalnya, dengan menggabungkan data geografis tentang polusi udara,
kualitas air, atau kepadatan populasi dengan data kesehatan masyarakat, SIG dapat membantu
mengidentifikasi hubungan antara faktor-faktor ini dengan tingkat kejadian penyakit tertentu.
Informasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan kebijakan atau program yang lebih efektif.
3. Pemetaan Fasilitas Kesehatan:
SIG dapat digunakan untuk memetakan lokasi dan distribusi fasilitas kesehatan
seperti rumah sakit, puskesmas, atau apotek. Informasi ini dapat membantu dalam
perencanaan pembangunan infrastruktur kesehatan yang lebih baik, termasuk
penentuan lokasi yang strategis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
4. Analisis Aksebilitas:
SIG dapat digunakan untuk menganalisis aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas
kesehatan. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti jarak, transportasi, dan
topografi, SIG dapat membantu mengidentifikasi daerah-daerah yang sulit dijangkau
secara medis. Informasi ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan distribusi fasilitas
kesehatan atau mengembangkan program aksesibilitas yang lebih baik.
5. Pemetaan Kualitas Lingkungan:
SIG dapat digunakan untuk memetakan kualitas lingkungan seperti polusi udara,
pencemaran air, atau paparan bahan kimia berbahaya. Informasi ini dapat
membantu dalam mengidentifikasi daerah-daerah yang rentan terhadap masalah
kesehatan lingkungan dan mengambil tindakan pencegahan yang sesuai.
2. LETAK SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
(SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat ditemukan di berbagai kota di


Indonesia. Beberapa sumber yang di temukan menyebutkan beberapa lokasi
SIG di Indonesia, antara lain:
1. Jakarta:
Sebagai ibu kota negara, Jakarta memiliki berbagai lembaga dan organisasi yang menggunakan SIG untuk
berbagai keperluan, termasuk pemerintahan, pemetaan, dan analisis keruangan.
2. Bandung:
Kota Bandung juga terkenal sebagai pusat pengembangan teknologi informasi, termasuk dalam bidang SIG.
Beberapa perguruan tinggi dan institusi di Bandung memiliki pusat penelitian dan pengembangan SIG.
3.Surabaya:
Kota Surabaya juga memiliki beberapa lembaga dan institusi yang menggunakan SIG, terutama dalam bidang
perencanaan perkotaan dan pengembangan infrastruktur.
4. Yogyakarta:
Yogyakarta juga memiliki beberapa institusi yang menggunakan SIG, terutama dalam bidang geografi dan
lingkungan. Perguruan tinggi seperti Universitas Gadjah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta memiliki
program studi terkait SIG.
Namun, perlu diingat bahwa SIG dapat ditemukan di berbagai kota di Indonesia, tidak hanya terbatas pada kota-
kota yang disebutkan di atas. Penggunaan SIG semakin luas dan berkembang di berbagai sektor dan wilayah di
Indonesia.
3. TUJUAN DIBUATNYA ANALISIS (SIG)

Tujuan dibuatnya Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah untuk


mengumpulkan, mengelola, menganalisis, dan memvisualisasikan data geografis
agar dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan spasial
antara berbagai elemen dalam suatu wilayah atau lingkungan.
Berikut adalah beberapa tujuan utama dibuatnya Sistem Informasi Geografis:
1. Pengorganisasian Data Geografis:
SIG membantu dalam mengumpulkan dan mengorganisir data geografis seperti peta,
citra satelit, data demografi, data cuaca, dan banyak lagi. Dengan menyimpan data ini
dalam format digital dan terstruktur, SIG memungkinkan pengguna untuk dengan
mudah mengakses dan mencari informasi yang relevan.
2. Analisis dan Pemrosesan Data:
SIG memungkinkan pengguna untuk melakukan analisis dan pemrosesan data
geografis. Misalnya, SIG dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola dan tren spasial,
melakukan analisis jarak dan perjalanan, atau memprediksi dampak lingkungan dari
suatu kegiatan.
3. Pengambilan Keputusan:
Dengan menggunakan SIG, pengguna dapat membuat keputusan yang lebih baik dan
lebih terinformasi. SIG menyediakan visualisasi yang jelas dan intuitif tentang data
geografis, memungkinkan pengguna untuk melihat hubungan spasial antara berbagai
faktor dan mengidentifikasi pola yang mungkin tidak terlihat dalam data mentah.
4. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah:
SIG dapat digunakan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah. Misalnya,
SIG dapat membantu dalam menentukan lokasi yang optimal untuk pembangunan
infrastruktur, mengidentifikasi daerah rawan bencana, atau merencanakan rute
transportasi yang efisien
5. Pengolahan Sumber Daya Alam:
SIG dapat digunakan dalam pengelolaan sumber daya alam seperti hutan,
sungai, dan lahan pertanian. Dengan memanfaatkan data geografis, SIG dapat
membantu dalam pemantauan dan pengelolaan yang lebih efektif, termasuk
pemetaan, pemantauan perubahan, dan analisis dampak lingkungan.
Dengan demikian, tujuan utama dibuatnya Sistem Informasi Geografis adalah
untuk memanfaatkan data geografis dan teknologi informasi untuk meningkatkan
pemahaman, pengambilan keputusan, dan pengelolaan wilayah secara efektif.
4. DAMPAK ANALISIS (SIG)

Sistem Analisis Informasi Geografis (SIG) memiliki dampak positif dan negatif
yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa dampak positif dan
negatif dari penggunaan SIG:
• DAMPAK POSITIF

1. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik:


SIG memberikan informasi yang lebih lengkap dan terintegrasi tentang hubungan spasial antara berbagai
faktor. Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi dalam berbagai
bidang, seperti perencanaan perkotaan, pengelolaan sumber daya alam, atau penanggulangan bencana.
2. Efesiensi Operasional:
SIG dapat meningkatkan efisiensi operasional dalam berbagai sektor, seperti transportasi, logistik, atau
pemadaman kebakaran. Dengan menggunakan analisis spasial, SIG dapat membantu mengoptimalkan rute
perjalanan, alokasi sumber daya, atau penempatan fasilitas, sehingga mengurangi biaya dan waktu yang
diperlukan.
3. Pemantauan dan Pengolahan Lingkungan yang Lebih Baik:
SIG memungkinkan pemantauan dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik.
Dengan memanfaatkan data geografis, SIG dapat membantu dalam pemetaan dan
pemantauan perubahan lingkungan, identifikasi daerah rawan bencana, atau analisis
dampak lingkungan dari suatu kegiatan.
4. Kolaborasi dan Koordinasi yang Lebih Baik:
SIG memfasilitasi kolaborasi dan koordinasi antara berbagai pemangku kepentingan.
Dengan menggunakan platform SIG yang terintegrasi, berbagai pihak dapat berbagi
data, informasi, dan pemahaman yang sama, sehingga memungkinkan kerja sama
yang lebih efektif dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan proyek.
• DAMPAK NEGATIF

1. Ketergantungan pada Teknologi:


Penggunaan SIG membutuhkan infrastruktur teknologi yang memadai dan keterampilan yang
diperlukan untuk mengoperasikannya. Hal ini dapat menyebabkan ketergantungan yang tinggi
pada teknologi dan kerentanan terhadap gangguan atau kegagalan sistem.
2. Kebocoran Data dan Kekhawatiran Privasi:
Penggunaan SIG melibatkan pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data geografis yang
sensitif. Jika tidak dilakukan dengan baik, ada risiko kebocoran data dan pelanggaran privasi
yang dapat merugikan individu atau organisasi.
3. Keterbatasan Data dan Akurasi:
Ketersediaan data geografis yang terperinci dan akurat menjadi faktor penting dalam
keberhasilan penggunaan SIG. Jika data yang digunakan tidak lengkap atau tidak
akurat, hasil analisis dan keputusan yang diambil dapat menjadi tidak akurat atau tidak
dapat diandalkan.
4. Biaya Implementasi dan Pemeliharaan:
Implementasi dan pemeliharaan sistem SIG dapat melibatkan biaya yang signifikan,
termasuk infrastruktur teknologi, pelatihan, dan pembaruan data. Hal ini dapat menjadi
hambatan bagi organisasi atau pemerintah yang memiliki sumber daya terbatas.
Penting untuk mempertimbangkan dampak positif dan negatif ini saat menggunakan
SIG dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meminimalkan risiko dan
memaksimalkan manfaatnya.
5. MANFAAT DI BUATNYA ANALISIS (SIG)

Analisis dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) memiliki berbagai manfaat


yang dapat membantu dalam pemahaman, pengambilan keputusan, dan
pengelolaan wilayah. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari analisis
SIG:
1. Pemahaman yang Lebih Mendalam tentang Hubungan Spesial:
Analisis SIG memungkinkan pengguna untuk memahami hubungan spasial
antara berbagai elemen dalam suatu wilayah atau lingkungan. Dengan
memanfaatkan alat analisis SIG, pengguna dapat mengidentifikasi pola, tren,
dan keterkaitan antara faktor-faktor geografis yang berbeda. Hal ini membantu
dalam pengembangan pemahaman yang lebih mendalam tentang wilayah
tersebut.
2. Pengolahan Keputusan yang Lebih Baik:
Analisis SIG memberikan pemahaman yang lebih baik tentang situasi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi wilayah tertentu. Dengan menggunakan alat analisis SIG, pengguna dapat
melakukan pemodelan, simulasi, dan prediksi yang membantu dalam pengambilan keputusan yang
lebih baik dan lebih terinformasi. Contohnya, analisis SIG dapat membantu dalam menentukan
lokasi yang optimal untuk pembangunan infrastruktur, mengidentifikasi daerah rawan bencana,
atau merencanakan rute transportasi yang efisien.
3. Efesiensi Operasional yang Lebih Tinggi:
Analisis SIG dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional dalam berbagai sektor. Dengan
memanfaatkan alat analisis SIG, pengguna dapat mengoptimalkan alokasi sumber daya,
perencanaan rute perjalanan, atau penempatan fasilitas. Hal ini membantu mengurangi biaya dan
waktu yang diperlukan dalam operasi sehari-hari.
4. Pengolaan Sumber Daya yang Lebih Efektif:
Analisis SIG dapat digunakan dalam pengelolaan sumber daya alam seperti hutan, sungai, dan lahan
pertanian. Dengan memanfaatkan data geografis dan alat analisis SIG, pengguna dapat melakukan
pemantauan, pemodelan, dan analisis yang membantu dalam pengelolaan yang lebih efektif. Contohnya,
analisis SIG dapat membantu dalam pemetaan dan pemantauan perubahan lingkungan, identifikasi
daerah rawan bencana, atau analisis dampak lingkungan dari suatu kegiatan.
5. Pemahaman yang Lebih Baik tentang Pola dan Tren:
Analisis SIG dapat membantu dalam mengidentifikasi pola dan tren spasial yang mungkin tidak terlihat
dalam data mentah. Dengan memanfaatkan alat analisis SIG, pengguna dapat mengidentifikasi pola
migrasi penduduk, perubahan penggunaan lahan, atau penyebaran penyakit. Hal ini membantu dalam
pengambilan keputusan yang lebih baik dan perencanaan yang lebih baik untuk masa depan.
Dengan demikian, analisis dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) memberikan manfaat yang signifikan
dalam pemahaman, pengambilan keputusan, dan pengelolaan wilayah.
6. CARA MENGGUNAKAN (SIG) DALAM
SUATU WILAYAH
Untuk menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) pada suatu daerah wilayah,
berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat Anda lakukan:
1. Kumpulan data geografis:
Pertama, Anda perlu mengumpulkan data geografis yang relevan dengan daerah
wilayah yang ingin Anda analisis. Data ini dapat berupa peta, citra satelit, data
vektor (seperti batas administrasi, jalan, sungai), atau data raster (seperti elevasi,
curah hujan). Pastikan data yang Anda kumpulkan akurat dan sesuai dengan
kebutuhan analisis Anda.
2. Memasukkan data ke dalam sistem:
Setelah Anda mengumpulkan data geografis, langkah selanjutnya adalah memasukkan data
tersebut ke dalam sistem SIG. Anda dapat menggunakan perangkat lunak SIG seperti ArcGIS,
QGIS, atau Google Earth untuk mengimpor dan mengelola data geografis Anda. Pastikan data
yang Anda masukkan terstruktur dengan baik dan dapat diakses dengan mudah.
3. Analisis dan Visualisasi data:
Setelah data geografis dimasukkan ke dalam sistem SIG, Anda dapat melakukan berbagai
analisis dan visualisasi. Misalnya, Anda dapat memvisualisasikan data pada peta, melakukan
analisis spasial untuk mengetahui hubungan antara entitas geografis, atau melakukan analisis
overlay untuk menggabungkan beberapa lapisan data. Perangkat lunak SIG umumnya
menyediakan berbagai alat dan fungsi untuk melakukan analisis dan visualisasi
4. Interpretasikan hasil:
Setelah Anda melakukan analisis dan visualisasi data, langkah selanjutnya adalah
menginterpretasikan hasilnya. Anda dapat mengidentifikasi pola, tren, atau hubungan yang
muncul dari data geografis. Hasil ini dapat membantu Anda dalam pengambilan keputusan,
perencanaan wilayah, atau pemahaman lebih lanjut tentang suatu daerah wilayah.
5. Berbagi informasi:
Terakhir, Anda dapat berbagi informasi yang dihasilkan dari analisis SIG dengan orang lain.
Anda dapat membuat laporan, peta, atau visualisasi lainnya untuk mengkomunikasikan
temuan Anda. Beberapa perangkat lunak SIG juga memiliki fitur untuk mempublikasikan hasil
analisis secara online atau berbagi data geografis dengan orang lain.
Itulah langkah-langkah umum dalam menggunakan SIG pada suatu daerah
wilayah. Tentu saja, setiap langkah akan lebih rinci tergantung pada
perangkat lunak SIG yang Anda gunakan dan tujuan analisis.
7. BERIKUT ADALAH BEBERAPA CONTOH
PETA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS (SIG)
* CONTOH PETA
KETERJANGKAUAN
FASILITAS KESEHATAN
Kota Yogyakarta merupakan kota yang memiliki tingkat kepadatan
penduduk dengan angka 12.740 penduduk/km2. Tingginya kepadatan
penduduk harus diimbangi dengan pelayanan sarana prasarana
termasuk keterjangkauan terhadap fasilitas kesehatan dimana yang
digunakan dalam penelitian ini adalah puskesmas dan rumah sakit.
Keberadaan rumah sakit dan puskesmas yang menyebar tetap
menimbulkan pertanyaan apakah seluruh area di Yogyakarta Telah
terjangkau fasilitas kesehatan
* CONTOH PETA TINGKAT
KERAWANAN DBD
Dari peta tersebut dianalisis tingkat kerawanannya untuk
miminimalisir wabah DBD di masa yang akan datang Hasil peta
analisis berbasis SIG yang merupakan perkembangan teknologi
dalam bidang pemetaan memberikan kontribusi pada bidang
kesehatan, sehingga kita dapat memprediksi lokasi-lokasi yang rawan
terhadap suatu wabah penyakit. Dengan bantuan SIG analisis
kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan dilakukan secara efektif
dan efisien.
* PENGGUNAAN
SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS (SIG)
UNTUK POTENSI
LONGSOR DI KOTA
SEMARANG
Penggunaan SIG untuk mengetahui potensi longsor dengan
melakukan sebuah overlay (tumpang susun) peta
diantaranya:

Curah Hujan

Jenis Tanah

Penggunaan Lahan

Kemiringan Lereng

dilakukan dengan parameter tertentu sehingga memperoleh


hasil tingkat kerawanan longsor di Kota Semarang
* NAMA-NAMA KELOMPOK VI

-SUMANTRI
-DEWI NOVITA
-LAYLAN TANWILA
-ILHAM PRATAMA SEMBIRING
-NABILA PRATIWI
SEKIAN PRESENTASI DARI KAMI DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai