0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
183 tayangan23 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi lahan dan zonasi unit pengelolaan kawasan hutan. Klasifikasi lahan digunakan untuk membagi kawasan hutan menjadi unit-unit pengelolaan yang homogen berdasarkan karakteristik biofisik dan sosial ekonomi. Zonasi dilakukan untuk merencanakan pengelolaan hutan berdasarkan aspek sosial, ekonomi dan ekologi."
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi lahan dan zonasi unit pengelolaan kawasan hutan. Klasifikasi lahan digunakan untuk membagi kawasan hutan menjadi unit-unit pengelolaan yang homogen berdasarkan karakteristik biofisik dan sosial ekonomi. Zonasi dilakukan untuk merencanakan pengelolaan hutan berdasarkan aspek sosial, ekonomi dan ekologi."
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi lahan dan zonasi unit pengelolaan kawasan hutan. Klasifikasi lahan digunakan untuk membagi kawasan hutan menjadi unit-unit pengelolaan yang homogen berdasarkan karakteristik biofisik dan sosial ekonomi. Zonasi dilakukan untuk merencanakan pengelolaan hutan berdasarkan aspek sosial, ekonomi dan ekologi."
2013/2014 KLASIFIKASI LAHAN (Land Classification) Lahan/kawasan hutan dapat diklasifikasikan berdasarkan homogenitas (1) karakteristik biofisik , dan/atau (2) sosial- ekonomi. Karakteristik biofisik yang lazim digunakan : vegetasi, tanah, habitat, bentuk lahan/fisiografi lahan, potensi produksi. Karakteristik sosial-ekonomi : intensitas interaksi (positif, negatif) lahan dengan masyarakat , tingkat kerawanan, dll. Pilihan variabel karakteristik klasifikasi lahan tergantung kepada konsepsi tentang tujuan pengelolaannya. Klasifikasi lahan menghasilkan unit-unit pengelolaan hutan yang masing-masing relatif homogen kondisinya. Untuk apa klasifikasi lahan hutan? Pengklasifikasian lahan berdasarkan homogenitas karakteristik biofisik atau sosial-ekonomi dimaksudkan agar memberikan gambaran tentang nilai potensi sumberdaya lahannya, mempermudah/ menyederhanakan perumusan preskripsi (resep) tindakan pengelolaannya, menjadi kerangka kerja untuk penjadwalan dan evaluasi kegiatan pengelolaan. Kegiatan pengelolaan hutan direncanakan dalam ruang/alamat dan waktu/jadwal tertentu. Alamat dan waktu kegiatan ditempatkan pada unit-unit pengelolaan yang didefinisikan dalam klasifikasi lahan Contoh Klasifikasi Lahan (Bettinger et al, 2009)
KLASIFIKASI LAHAN SUB KLAS LUAS (HA)
Dataran tinggi, tidak dijarangi
Pinus Alami Dataran tinggi, dijarangi Riparian Dataran tinggi, tidak dijarangi Pinus Tanaman Dataran tinggi, dijarangi Riparian Dataran tinggi Pinus Campuran/Hardwood Riparian Dataran tinggi Hardwood Riparian PERAN Geographical Information System (GIS) DALAM MANAJEMEN DAN PERENCANAAN HUTAN GIS membantu pengelola SDHutan /SDAlam dalam pengambilan keputusan; GIS mampu memproduksi peta secara singkat, ter- otomatisasi, berulang & cepat. Bisa membantu menyelesaikan beberapa proses yang menuntut kemampuan analisis. GIS melakukan analisis secara efisien, harga hardware dan software semakin terjangkau. GIS mempermudah pemetaan dan pemodelan thd bentang alam/SDA / mempermudah u/ mengevalu kebijakan2 pengelolaan. GIS mempermudah eksplorasi secara efisien terhadap informasi yang terkait dengan SDA GIS menyediakan operasi-operasi dasar yang diperlukan dalam pengelolaan hutan/SDA: penampilan data, penghitungan pengukuran2 dan pembuatan peta dari obyek2 yang diinginkan. ZONASI PADA TINGKAT UNIT PENGELOLAAN HUTAN TATA HUTAN PP No. 6/2007 Pasal 1 Ayat 3 : Tata hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung didalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari. Tata hutan : rancang bangun zonasi kawasan hutan pada tingkat unit pengelolaan hutan ZONASI KAWASAN HUTAN DALAM UNIT PENGELOLAAN HUTAN (UPH)
Pertimbangan Zonasi Kawasan Hutan dalam UPH :
Aspek Sosial Aspek Ekonomi Aspek Ekologi
Tiga Aspek dalam Pengelolaan Hutan Lestari/ Sustainable
Forest Management/SFM) Penekanan aspek tergantung dominansi fungsi hutan dari unit pengelolaan ybs. Zonasi dari Aspek Ekonomi Zonasi/panataan kawasan hutan yang ditujukan untuk memperkuat kelola ekonomi/produktivitas ekonomi lahan, misalnya : Pembentukan kelas perusahaan pada UPH Produksi Pembentukan kelas hutan tertentu untuk mengatasi kendala kesesuaian lahan bagi jenis kelas perusahaan Pembentukan zona pemanfaatan pada Taman NASIONAL Zonasi dari Aspek Sosial Zonasi/penataan kawasan hutan dalam rangka memperkuat kelola sosial, misal : Zonasi menurut tingkat kerawanan gangguan sosial : perambahan, pencurian, penggembalaan, gagal tanam, kebakaran, dll. Zonasi yang ditetapkan berdasarkan intensitas interaksi dengan masyarakat. Zonasi dari Aspek Ekologi Penerapan Kepres 32/1990 tentang Kawasan Lindung : kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan Lindung dapat berada di dalam atau di luar kawasan hutan Ketentuan Kawasan Lindung Kepres 32/1990 Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya : Kawasan Hutan Lindung, Kawasan Bergambut, Kawasan Resapan Air. Kawasan Perlindungan Setempat : Sempadan Pantai, Sempadan Sungai, Kawasan Sekitar Danau/Waduk, Kawasan Sekitar Mata Air. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya : Kawasan Suaka Alam, Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya, Kawasan Pantai Berhutan Bakau, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam, Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan. Kawasan Rawan Bencana Alam. 6 Atribut HCVF HCVF 1 : kawasan hutan yang mempunyai konsentrasi nilai-nilai keanekaragaman hayati yang penting secara global, regional dan lokal (misalnya spesies endemi, spesies hampir punah, tempat menyelamatkan diri (refugia)). HCVF 2 : kawasan hutan yang mempunyai tingkat lanskap yang luas yang penting secara global, regional dan lokal, yang berada di dalam atau mempunyai unit pengelolaan, dimana sebagian besar populasi species, atau seluruh species yang secara alami ada di kawasan tersebut berada dalam pola-pola distribusi dan kelimpahan alami. HCVF 3 : kawasan hutan yang berada di dalam atau mempunyai ekosistem yang langka, terancam atau hampir punah. 6 Atribut HCVF HCVF 4 : kawasan hutan yang berfungsi sebagai pengatur alam dalam situasi yang kritis (e.g. perlindungan daerah aliran sungai, pengendalian erosi). HCVF 5 : Kawasan hutan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat lokal (mis, pemenuhan kebutuhan pokok, kesehatan) HCVF 6 : kawasan hutan yang sangat penting untuk identitas budaya tradisional masyarakat lokal (kawasan- kawasan budaya, ekologi, ekonomi, agama yang penting yang diidentifikasi bersama dengan masyarakat lokal yang bersangkutan). Zonasi Unit Pengelolaan Taman Nasional Zona Inti Zona Rimba
Zona Pemanfaatan
Zona Rehabilitasi Zona Penyangga Wilayah Kab. Bone Bolango - Provinsi Gorontalo Zonasi Unit Pengelolaan Hutan Produksi
Menurut aspek Manajemen Kawasan
Kawasan Lindung : Kepmentan 837/Kpts/UM/11/1980, Kepmentan 683/Kpts/UM/8/1981, Kepres 32/1990 Kawasan Efektif Untuk Unit Produksi : Kelas Perusahaan, Non kelas Perusahaan Kawasan Tidak Efektif Untuk Unit Produksi : Lahan Tidak Sesuai Untuk Produksi, akses jalan angkutan, dll. Kawasan Penggunaan Lain : TPN/TPK, base camp, dll. Zonasi Unit Pengelolaan Hutan Produksi
Menurut Aspek Manajemen Hutan
Kawasan inti : zona untuk kepentingan utama pengelolaan produksi/ekonomi intensif Kawasan penyangga : zona untuk kepentingan utama pengelolaan sosial Kawasan lindung : zona untuk kepentingan utama pengelolaan ekologi (biologi, fisik/kimia) Pengorganisasian Kawasan Dalam UPH Produksi UPH Produksi sekurang-kurangnya terdiri dari satu unit kelestarian produksi (Bagian Hutan). Klasifikasi lahan berdasarkan karakteristik fisik (fisiografi lahan, kondisi tempat tumbuh) menghasilkan unit pengelolaan hutan permanen terkecil yang diistilahkan dengan PETAK. Perbedaan kondisi/respon tegakan dalam petak dipisahkan dalam ANAK PETAK. Anak petak bersifat tidak permanen. Dalam unit kelestarian (Bagian Hutan) terdiri dari blok-blok yang dirancang untuk penyelenggaraan kegiatan produksi yang kontinyu dan berkesinambungan . ZONASI KAWASAN HUTAN DALAM SKALA WILAYAH/REGIONAL
Tingkat Nasional : RTRN
Tingkat Pulau : RTR Pulau Tingkat Provinsi : RTRWP Tingkat Kab/Kota : RTRWK Klasifikasi Pola Ruang, Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang, klasifikasi pola ruang : Kawasan Lindung : HK, HL, KPS
Kawasan Budidaya : KBK dan KBNK
UU No. 41/1999 tentang Kehutanan, klasifikasi
peruntukan dan fungsi kawasan hutan : Kawasan hutan : HK, HL, HPT, HP, HPK