i
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
PETA SITUASI
KPHP UNIT XV PAKPAK BHARAT
ii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
RINGKASAN EKSEKUTIF
Wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak Bharat secara geografis terletak antara
2º15’00” LU - 2º47’00” Lintang Utara dan 98º04’00” BT - 98º31’00” Bujur Timur.
Adapun secara administrasi pemerintahan, KPHP Unit XV Pakpak Bharat terletak di
Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara. KPHP Unit XV Pakpak Bharat
Provinsi Sumatera Utara pembentukannya berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. SK. 102/Menhut-II/2010 tanggal 5 Maret 2010 tentang penetapan
wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit XV Luasan tersebut masih
mengacu pada SK Menteri Kehutanan No. 44 Tahun 2005. Pada tanggal 24 Juni
2014, Menteri Kehutanan RI Mengeluarkan SK Nomor : SK.579/Menhut-II/2014
mengenai Kawasan Hutan di Sumatera Utara. Berdasarkan SK tersebut, maka luas
KPH Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara yang semula
± 112.166 Ha, menyesuaikan dengan SK baru Nomor SK.579/MENHUT-II/2014
tentang kawasan hutan di Sumatera Utara menjadi seluas kurang lebih 90.757,41Ha
dengan rincian Hutan Lindung (HL) seluas ± 41.317,13 Ha (45,52)% Hutan Produksi
Terbatas (HPT) seluas ± 49.389,51 Ha (54,42%), Hutan Produksi (HP) seluas 50,77
Ha (0,06%).
Berdasarkan status fungsi kawasan, potensi sumberdaya alam, kondisi biofisik,
keadaan masyarakat dan keberadaan izin pemanfaatan kawasan hutan yang ada
diwilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat, maka pembagian blok pengelolaan akan
dibagi menjadi 6 blok yaitu blok inti seluas 4.936,48 Ha, blok pemanfaatan seluas
36.380,65 Ha, blok perlindungan seluas 5.244,12 Ha, blok pemanfaatan jasa
lingkungan dan HHBK seluas 3.284,29 Ha dan blok pemanfaatan hasil hutan kayu
hutan alam (HHK-HA) seluas 26.210,04 Ha dan blok pemberdayaan seluas
14.701,81 Ha.
Jenis penutupan lahan yang paling dominan adalah hutan sekunder seluas
± 57.885,34 Ha (63,78 %), hutan primer seluas ± 18.100,99 Ha (19,94 %),
pertanian lahan kering seluas ± 8.356,20 Ha (9,21 %), belukar seluas ± 4.054,05
(4,47%), tanah terbuka seluas ± 1.329,39 (1,46 %), pertanian lahan kering campur
semak seluas ± 554,68 (0,61 %) dan hutan tanaman seluas ± 476,74 (0,53 %).
iii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Agar pengelolaan KPH dapat berjalan pada arah yang benar, mencapai tujuan
dan sasaran secara efektif dan efisien, maka diperlukan adanya rencana
pengelolaan. Maksud dari penyusunan rencana pengelolaan adalah sebagai acuan
dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan, sedangkan tujuannya adalah menjamin
terselenggaranya pengelolaan hutan yang memberikan manfaat secara sosial,
ekonomi, dan ekologi yang berkelanjutan melalui pengelolaan kawasan dan seluruh
potensinya secara komprehensif.
Rencana kegiatan yang disusun meliputi inventarisasi hutan berkala,
pemanfaatan hutan di wilayah tertentu, pemberdayaan masyarakat, pembinaan dan
iv
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
v
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga dokumen RPHJP KPHP Unit XV Pakpak
Bharat tahun 2017-2026 ini dapat diselesaikan. RPHJP KPHP Unit XV Pakpak Bharat
ini merupakan dokumen yang berisi rencana-rencana pengelolaan hutan yang
didasarkan pada kajian ilmiah dan didukung oleh data hasil survey dan inventarisasi
lapangan. Dokumen RPHJP ini disusun secara sistematis sehingga mudah dijadikan
acuan bagi pengelolaan wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat selama 10 (sepuluh)
tahun kedepannya.
Buku RPHJP KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara ini
disusun dengan semangat untuk mengelola sumberdaya hutan dengan menjalankan
prinsip pengelolaan hutan lestari sehingga hutan dapat dimanfaatkan sebesar-
besarnya bagi kesejahteraan rakyat sesuai fungsinya. Penyusunan buku RPHJP ini
berpedoman pada Peraturan Menteri LHK Nomor: P.64/Menlhk-Setjen/2015 dan
Perdirjen Planologi Nomor: P.5/VII-WP3H/2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan
dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan
Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP).
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Balai Pemantapan Kawasan
Hutan Wilayah I yang telah memfasilitasi penyusunan buku RPHJP ini dan pakar dari
Universitas Sumatera Utara (Dr. Bejo Slamet, S.Hut, M.Si) yang telah membantu
dalam penyusunan buku ini, serta semua pihak yang telah ikut serta berpartisipasi
dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan RPHJP KPHP Unit XV. Semoga RPHJP ini
dapat dijadikan sebagai landasan dan acuan untuk mempercepat pembangunan
kehutanan tingkat tapak di wilayah KPHP Unit XV. Kami menyadari bahwa dokumen
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu diharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan dokumen ini.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
PETA SITUASI ii
RINGKASAN ESEKUTIF iii
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Pengelolaan 4
C. Sasaran 4
D. Ruang Lingkup 5
E. Batasan Pengertian 6
BAB II. DESKRIPSI KAWASAN 13
A. Risalah Wilayah KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat 13
B. Potensi Wilayah KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat 25
C. Data dan Informasi Sosial Budaya 30
D. Data Informasi Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan
Hutan 38
E. Wilayah Tertentu 39
F. Posisi KPHP Unit XV Pakpak Bharat dalam Perspektif Tata Ruang
Wilayah dan Pembangunan Daerah 39
G. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan 40
BAB III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN 44
A. Visi 44
B. Misi 45
C. Capaian Utama 45
BAB IV. ANALISIS DAN PROYEKSI 51
A. Analisis Data dan Informasi 51
B. Proyeksi Kondisi wilayah 59
BAB V. RENCANA KEGIATAN 65
A. Inventarisasi Wilayah serta Penataannya 65
B. Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah Tertentu 70
C. Pemberdayaan Masyarakat 89
D. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pada Areal KPHP Unit XV
vii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
viii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat ...... 14
Tabel 2.2. Daftar Rincian Fungsi Hutan dan Luas Pada KPH Unit XV di
Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara berdasarkan
SK.102/Menhut-II/2010 dan mengacu pada SK Menteri
Kehutanan No. 44 Tahun 2005 ............................................... ...... 15
Tabel 2.3. Kecamatan, Desa yang berada di KPHP unit XV Pakpak
Bharat.................................................................................. ...... 15
Tabel 2.4. Pembagian blok pada KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat ...... 18
Tabel 2.5. Jarak Ibukota Kabupaten Pakpak Bharat ke Ibukota Kecamatan ...... 20
Tabel 2.6. Rata-Rata Hari Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan di
Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara.................... ...... 21
Tabel 2.7. Rincian Klasifikasi Tanah dan Luasan pada Wilayah KPH Unit XV
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara.................................... ...... 22
Tabel 2.8. Daftar Rincian Formasi Geologi dan Luasan pada Wilayah KPH
Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara........................ ...... 23
Tabel 2.9. Rincian Luas masing-masing kelas Kelerengan pada KPH Unit XV
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara................................... ...... 23
Tabel 2.10. Tingkat Kekritisan Lahan di Wilayah KPHP Unit XV Pakpak
Bharat ................................................................................. ...... 24
Tabel 2.11. DAS pada wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat ....................... ...... 24
Tabel 2.12. Tipe Tutupan Lahan dan Luasan pada Wilayah KPH Unit XV
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara ................................... ...... 26
Tabel 2.13. Potensi jasa lingkungan dan wisata alam di KPHP ..................... ...... 29
Tabel 2.14. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan
Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2015 .................................... ...... 31
Tabel 2.15. Jumlah Penduduk Berdasarkan Desa di Wilayah KPHP Unit XV
Pakpak Bharat Tahun 2015 .................................................... ...... 31
Tabel 2.16 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Pakpak
Bharat Tahun 2010-2015 ....................................................... ...... 33
Tabel 2.17 Komoditas utama per desa sekitar kawasan hutan .................... ...... 37
Tabel 2.18 Data Informasi Izin-Izin Pemanfaatan Hutan di wilayah KPHP
Unit XV Pakpak Bharat .......................................................... ...... 38
Tabel 2.19 Data Perizinan penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP
Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat .......................................... ...... 38
Tabel 2.20 Pembagian Blok pada Wilayah Tertentu di KPHP Unit XV Pakpak
Bharat ................................................................................. ...... 39
Tabel 3.1 Korelasi antara Visi, Misi, Kegiatan Strategis dan Capaian Utama ...... 46
Tabel 4.1 Analisis SWOT ...................................................................... ...... 56
ix
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 4.2 Proyeksi tutupan lahan dalam wilayah KPHP Unit XV Pakpak
Bharat selama 2017-2026 ...................................................... ...... 58
Tabel 4.3 Proyeksi perkembangan kelembagaan dan organisasi KPHP Unit
XV Pakpak Bharat selama 2017-2026 ...................................... ...... 60
Tabel 4.4 Proyeksi peneriman daerah dari kegiatan-kegiatan oleh KPHP
Unit XV Bharat selama 2017-2026 .......................................... ...... 61
Tabel 5.1. Pelengkapaan Data, Informasi dan Peta .................................. ...... 64
Tabel 5.2. Pemantapan Tata Hutan ........................................................ ...... 65
Tabel 5.3. Pemantapan Kelembagaan ..................................................... ...... 66
Tabel 5.4. Pelayanan Regulasi ............................................................... ...... 66
Tabel 5.5. Pemenuhan Kapasitas Dasar Sumberdaya Manusia ................... ...... 67
Tabel 5.6. Perencanaan Pendanaan untuk Penyiapan PraKondisi ............... ...... 67
Tabel 5.7. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola serta Penataannya ............ ...... 68
Tabel 5.8. Pembagian blok pada KPHP Unit XV Pakpak Bharat ................... ...... 71
Tabel 5.9. Pembagian Blok pada Wilayah Tertentu di KPHP Unit XV
PakpakBharat ....................................................................... ...... 71
Tabel 5.10. Arahan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu di Wilayah 72
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Tahun 2017 - 2026...................... ......
Tabel 5.11. Penyiapan Sarana dan Prasarana Operasional KPHP Unit XV 73
Pakpak Bharat ...................................................................... ......
Tabel 5.12. Rekapitulasi rencana kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan
Usaha KPHP Unit XV Pakpak Bharat ........................................ ...... 80
Tabel 5.13. Pemberdayaan Masyarakat .................................................... ...... 90
Tabel 5.14. Data Perizinan Pemanfaatan Hutan di wilayah KPHP Unit XV
Pakpak Bharat ...................................................................... ...... 92
Tabel 5.15. Data Perizinan penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP
Unit XV Pakpak Bharat .......................................................... ...... 92
Tabel 5.16. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pada Areal Ijin
Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan ........................ ...... 94
Tabel 5.17. Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Ijin ................. ...... 97
Tabel 5.18. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) Pelaksanaan
Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal Ijin Pemanfaatan dan
Penggunaan Kawasan Hutan .................................................. ...... 99
Tabel 5.19. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
pada KPHP Unit XV Pakpak Bharat .......................................... ...... 101
Tabel 5.20. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang
Ijin ..................................................................................... ...... 103
Tabel 5.21. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait ...... 104
Tabel 5.22. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM ............................ ...... 105
Tabel 5.23. Prediksi jumlah dan kualifikasi kebutuhan SDM KPHP Unit XV
Pakpak Bharat dalam jangka waktu 10 tahun yang akan datang ...... 106
Tabel 5.24. Data Pegawai di UPT. KPH Wilayah XIV Sidikalang Tahun 2017 ...... 107
x
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
xi
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Rencana struktur organisasi KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat .... 25
xii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
DAFTAR LAMPIRAN
(4). Peta Pembagian DAS dan Sumber Mata Air Pada KPHP UNIT XV
(8). Peta Rencana Pembagian Blok Dan Petak Pada KPHP UNIT XV
(10). Peta Rencana Pengembangan Kawasan Wilayah Tertentu pada KPHP UNIT XV
xiii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
2
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
3
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
B. Tujuan Pengelolaan
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup
E. Batasan Pengertian
1. Blok adalah Bagian dari KPH yang secara geografis bersifat permanen, yang
secara strategis ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
manajemen, terutama dalam fungsi perlindungan hidro-orologi, yang
menjadikannya sebagai kesatuan pengelolaan perlindungan hidro-orologi
lestari.
2. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang dibatasi oleh
pemisah topografi berupa punggung bukit atau gunung yang berfungsi
menampung air yang berasal dari curah hujan, menyimpan dan
mengalirkannya ke danau atau laut secara alami.
3. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dipertahankan daya dukungnya adalah DAS
yang kondisi lahan serta kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial
ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah berfungsi
sebagaimana mestinya.
4. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dipulihkan daya dukungnya adalah DAS
yang kondisi lahan serta kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial
ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah tidak
berfungsi sebagaimana mestinya.
6
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
7
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
125 - 174, diluar kawasan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan
pelestarian alam, dan taman buru.
17. Hutan Desa yang selanjutnya disingkat HD adalah hutan negara yang
dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa,
18. Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat dengan HKm adalah
hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan
masyarakat.
19. Inventarisasi Hutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari
penataan batas, inventarisasi hutan, pembagian hutan, pembukaan wilayah
hutan, pengukuran dan pemetaan.
20. IUPHHK-HA adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil
hutan berupa kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan
pemanenan atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan, dan pemasaran.
21. IUPHHK-HTI adalah izin usaha untuk membangun hutan tanaman pada
hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri untuk meningkatkan
potensi dan kualitas hutan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan
bahan baku industri.
22. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah
untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
23. Kehutanan adalah sistem pengurusan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan
yang diselenggarakan secara terpadu.
24. Kemitraan Kehutanan adalah kerja sama antara masyarakat setempat
dengan pengelola hutan, pemegang izin usaha pemanfaatan hutan/jasa
hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, atau pemegang izin usaha industri
primer hasil hutan.
25. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai
fungsi pokok dan peruntukkannya, yang dapat dikelola secara efisien dan
lestari.
26. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) adalah kesatuan pengelolaan
hutan yang luas wilayahnya seluruhnya atau didominasi oleh kawasan hutan
produksi.
27. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan.
8
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
28. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan
sumberdaya baik yang bersifat personil (sumberdaya manusia), barang
modal termasuk peralatan dan tekonologi, dana, atau kombinasi dari
beberapa atau semua jenis sumberdaya tersebut sebagai masukan untuk
menghasilkan keluaran dalam bentuk barang/jasa.
29. Lahan Kritis adalah lahan tidak produktif dan tidak berfungsi lagi sebagai
media pengatur tata air dan perlindungan tanah, dengan kriteria penutupan
vegetasi kurang dari 25% dan ada gejala erosi permukaan dan parit.
30. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya - upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi.
31. Menteri adalah menteri yang diserahi tugas dan bertanggungjawab dibidang
lingkungan hidup dan kehutanan.
32. Pemanfaatan Hutan adalah bentuk kegiatan pemanfaatan kawasan hutan,
pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan
kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan
adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.
33. Pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar
penyelenggaraan dan capaian kinerja sesuai dengan standar kualitas dan
sasaran yang ditetapkan.
34. Pemegang Ijin Pemanfaatan Hutan adalah perorangan atau Koperasi atau
BUMS yang diberi ijin oleh pejabat yang berwenang yang terdiri dari ijin
usaha pemanfaatan kawasan, ijin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, ijin
usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu, dan ijin
pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu pada areal hutan yang
telah ditentukan.
35. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Pakpak
Bharat.
36. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
37. Penataan Hutan (Tata Hutan) adalah kegiatan rancang bangun unit
pengelolaan hutan, mencakup pengelompokan sumber daya hutan sesuai
9
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
10
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
45. Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan
dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan
oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku
utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan dan
dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan,
Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan
Kehutanan.
46. Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh
perbuatan manusia, ternak, kebakaran daya-daya alam, hama, penyakit,
serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan
perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan investasi serta perangkat
yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
47. Petak adalah bagian dari Blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit
usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan
silvikultur yang sama.
48. REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation)
merupakan semua upaya pengelolaan hutan dalam rangka pencegahan dan
atau pengurangan penurunan kuantitas tutupan hutan dan stok karbon yang
dilakukan melalui berbagai kegiatan untuk mendukung pembangunan
nasional yang berkelanjutan.
49. Rehabilitasi Hutan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan
meningkatkan fungsi hutan sehingga daya dukung, produktivitas, dan
peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.
50. Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali
lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal
sesuai dengan peruntukannya.
51. Rencana Pengelolaan Hutan KPH adalah rencana pada kesatuan pengelolaan
hutan yang memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka
panjang dan pendek, disusun berdasarkan hasil tata hutan dan rencana
kehutanan, dan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya
masyarakat serta kondisi lingkungan dalam rangka pengelolaan kawasan
11
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
hutan yang lebih intensif untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal dan
lestari.
52. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPH adalah rencana
pengelolaan hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh)
tahun atau selama jangka benah pembangunan KPH.
53. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek KPH adalah rencana pengelolaan
hutan berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan operasional
berbasis petak/blok.
54. Resort Pengelolaan Hutan adalah kawasan hutan dalam wilayah KPH yang
merupakan bagian dari wilayah KPH yang dipimpin oleh Kepala Resort KPH
dan bertanggung - jawab kepada Kepala KPH.
55. Strategi adalah langkah - langkah berisikan program - program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi.
56. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan.
57. Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum
menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya.
12
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
BAB II
DESKRIPSI KAWASAN
13
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
14
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 2.2. Daftar Rincian Fungsi Hutan dan Luas pada KPH Unit XV Pakapak
Bharat Provinsi Sumatera Utara berdasarkan SK Menteri Kehutanan
No. 579/MENHUT-II/2014 tahun 2014
3. Batas-batas Wilayah
Wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat dengan luas + 90.757,41 Ha yang
tersebar di 7 (tujuh) kecamatan dan 31 (tiga puluh satu) desa di Kabupaten
Pakpak Bharat memiliki batas-batas geografis, sebagai berikut :
Sebelah Utara : KPHL Unit VIII Dairi UPT. KPH Wilayah XIV Sidikalang
Sebelah Selatan : Kab. Tapanuli Tengah dan Kab. Humbang Hasundutan
Sebelah Barat : Kab. Aceh Singkil dan Kota Sumbulussalam
Sebelah Timur : Kecamatan Siempat Rube (UPT. KPH Wilayah XIII Humbang
Hasundutan)
Adapun kecamatan dan desa yang berada di wilayah KPHP unit XV Pakpak
Bharat adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3. Kecamatan, Desa yang berada di KPHP unit XV Pakpak Bharat
No. Kecamatan Desa
1. Kerajaan Sukarame, Kuta Saga, Perduhapen,
Surung Mersada, Majanggut I dan
Majanggut II
2. Tinada Mahala, Tinada
3. Sitellu Tali Urang Jehe Simberuna, Maholida, Tanjung
Meriah, Perolihen, Mbinalum, Malum,
Tanjung Mulia, Kaban Tengah,
Perjaga dan Bandar Baru.
15
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
16
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
2. Blok pada wilayah KPHP yang kawasan hutannya berfungsi sebagai Hutan
Produksi Terbatas dan Hutan Produksi Tetap, yaitu :
17
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
perlindungan hutan alam dan lahan gambut atau untuk kawasan rehabilitasi
atau kawasan hutan untuk pengusahaan hutan skala besar atau skala kecil.
18
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
5. Aksesibilitas Kawasan
Aksesibilitas menuju wilayah KPH Unit XV dapat ditempuh dari Ibukota
Provinsi Sumatera Utara (Kota Medan) menuju Pakpak Bharat dapat ditempuh
dengan 7 s/d 8 jam, jalan menuju Pakpak Bharat/Salak cukup lancar hal ini
didukung kondisi jalan cukup baik dan merupakan jalan lintas Kabupaten. Dari
Kota Medan Provinsi Sumatera Utara menuju Pakpak Bharat/Salak melalui jalan
darat Medan – Berastagi – Kaban Jahe - Sidikalang - Pakpak Bharat/Salak
dengan jarak tempuh ± 270 km. Untuk mencapai lokasi KPH Unit XV dari Kota
Salak dapat dilakukan dengan cara berikut:
- Dari Pakpak Bharat/Salak menuju Desa Sibande yaitu jalan darat menuju
Subulussalam Kabupaten Aceh Singkil dengan jarak ± 85 km, waktu tempuh
± 1,5 jam. Dari Desa Sibande menuju lokasi KPH dapat ditempuh dengan
jalan darat dengan jarak ± 3 Km.
- Dari Pakpak Bharat/Salak menuju desa Sukaramai dengan kendaraan umum
dengan jarak ± 21 km, waktu tempuh ± 0,5 jam. Dari Desa Sukaramai
menuju lokasi KPH dapat ditempuh dengan jalan darat ± 5 km.
- Dari Pakpak Bharat/Salak menuju Desa Simarpara dengan jarak ± 20 km,
waktu tempuh ± 45 Menit. Dari Desa Simarpara menuju lokasi KPH dapat
ditempuh dengan jalan darat berupa jalan kampung ± 3 km.
- Dari Pakpak Bharat/Salak menuju Desa Sibagindar dengan jarak ± 22 km,
waktu tempuh ± 45 Menit. Dari Desa Simarpara dapat dilakukan melalui jalan
darat ± 3 km.
- Dari Pakpak Bharat/Salak menuju Desa Kuta Tinggi dengan jarak ± 15 km,
waktu tempuh ± 30 Menit. Dari Desa Kuta Tinggi menuju lokasi KPH ± 6 km
bisa ditempuh melalui jalan darat.
Jarak Ibukota Kabupaten Pakpak Bharat yang terjauh dari Ibukota
Kecamatan adalah Sitellu Talli Jehe dengan jarak 29 Km dan dan jarak yang
19
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
terdekat adalah Salak merupakan Ibukota Kabupaten Pakpak Bharat. Untuk jarak
dari ibukota kabupaten ke ibukota kecamatan disajikan pada Tabel 2.5.
112.166 ha dengan rincian Hutan Lindung (HL) seluas kurang lebih 41.641 Ha
dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas kurang lebih 70.525 Ha Luasan
tersebut masih mengacu pada SK Menteri Kehutanan No. 44 Tahun 2005. Pada
tanggal 24 Juni 2014, Menteri Kehutanan RI Mengeluarkan SK Nomor :
SK.579/Menhut-II/2014 mengenai Kawasan Hutan di Sumatera Utara.
Berdasarkan SK tersebut, maka luas KPH Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat
Provinsi Sumatera Utara yang semula ± 112.166 ha, menyesuaikan dengan SK
baru Nomor SK.579/MENHUT-II/2014 tentang kawasan hutan di Sumatera Utara
menjadi seluas kurang lebih 90.757,41 Ha dengan rincian Hutan Lindung (HL)
seluas ± 41.317,13 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 49.389,51 Ha,
Hutan Produksi (HP) seluas 50,77 Ha.
Tabel 2.6. Rata-Rata Hari Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan di Kabupaten
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara.
21
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Jenis tanah yang terdapat di KPHP Unit XV Pakpak Bharat cukup beragam
yang didominasi oleh tanah Podsolik coklat dan andosol. Secara lebih rinci
luasan jenis tanah di wilayah KPH Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara
disajikan pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7. Rincian Klasifikasi Tanah dan Luasan pada Wilayah KPH Unit XV
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara.
22
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 2.8. Daftar Rincian Formasi Geologi dan Luasan pada Wilayah KPH Unit
XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara
KPHP Unit XV Pakpak Bharat memiliki kondisi bentang alam yang terletak
dekat Garis Khatulistiwa dan tergolong ke daerah beriklim tropis dengan
ketinggian 250 -1500 m diatas permukaan laut dengan kondisi geografis
berbukit-bukit. Umumnya daerah KPHP Unit XV Pakpak Bharat berada pada
daerah yang curam dengan kemiringan lereng lebih dari 40 % yang meliputi
70,87% total wilayah KPH. Hal ini menandakan bahwa karakteristik fisik lahan
Kabupaten Pakpak Bharat sangat penting di sektor kehutanan khususnya untuk
daerah perlindungan daerah bawahan. Daerah dengan kemiringan lereng antara
0-15% dapat dikatakan tidak ditemukan di wilayah KPH ini. Secara lebih rinci
luasan dari masing-masing kelas kelerengan disajikan pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9. Rincian Luas masing-masing kelas Kelerengan pada KPH Unit XV
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara
23
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 2.10. Tingkat Kekritisan Lahan di Wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat
Organisasi KPHP Unit XV Pakpak Bharat saat ini berada dibawah UPT.
KPH Wilayah XIV Sidikalang. Direncanakan kedepannya KPHP Unit XV Pakpak
Bharat dipimpin seorang Kepala KPH dan dibantu seorang Kepala Sub Bagian
Tata Usaha, staf, fungsional polhut, penyuluh dan pengendali ekosistem hutan.
Sebagai tahapan awal minimal KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat
diharapkan sudah memiliki Kepala KPH, Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan
staf. Rencana struktur organisasi KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat
seperti Gambar 2.1.
KEPALA
SUBBAGIAN TATA
USAHA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
RESORT
KPH
Gambar 2.1. Rencana struktur organisasi KPHP Unit XV Pakpak Bharat
25
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 2.12. Tipe Tutupan Lahan dan Luasan pada Wilayah KPH Unit XV
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara
Fungsi Luas
No Klasifikasi Tutupan Lahan Persen
Kawasan (Ha)
(%)
1. Belukar HL dan HPT 4.054,05 4,47
2. Hutan Primer HL 18.100,99 19,94
3. Hutan Sekunder HL, HP dan HPT 57.885,34 63,78
4. Hutan Tanaman HPT 476,74 0,53
5. Pertanian Lahan Kering Campur Semak HPT 554,68 0,61
6. Pertanian Lahan Kering HPT 8.356,20 9,21
7. Lahan Terbuka HPT 1.329,39 1,46
Grand Total 90.757,41 100,00
Sumber : BPKH Wilayah I Medan (2015)
26
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
d) Potensi Tegakan seluruh sample plot pada KPH Unit XV Pakpak Bharat.
Dugaan potensi tegakan pohon untuk seluruh areal yang terdapat pada KPH
Unit XV Pakpak Bharat, diperoleh rata-rata volume tegakan pada tingkat
pohon sebesar 121,07 m3/ha dengan rata-rata jumlah pohon 138,47
batang/ha. Hasil perhitungan tegakan dan volume pada lokasi kegiatan
inventarisasi hutan, dengan seluruh sample plot di wilayah KPH XV seluas ±
74.708,02 ha yaitu Volume sebesar 814.317,42 m3 s/d 4.985.369,94 m3
dan jumlah batang sebanyak 1.337.273,56 batang s/d. 10.503.947,61
batang. Dugaan potensi untuk pohon dengan diameter 50 cm keatas adalah
41,22 m3/ha dengan jumlah batang sebanyak 15,20 btg/ha.
Jenis hasil hutan bukan kayu yang ada seperti : rotan, kemenyan, bambu,
gambir, nilam, aren dan lebah madu. Komoditas ini sebagian besar sudah
27
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
1. Flora
Diantaranya terdapat Jenis-jenis pohon dilindungi berdasarkan SK Menteri
Pertanian No. 54/Kpts/Um/2/1972 Tanggal 5 Pebruari 1972 yaitu terdiri dari :
28
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
29
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
30
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 2.15. Jumlah Penduduk Berdasarkan Desa di Wilayah KPHP Unit XV Pakpak
Bharat Tahun 2015
Jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2015 berjumlah 45.516
jiwa yang terdiri dari 23.001 Jiwa penduduk laki-laki dan sebanyak 22.515 jiwa
penduduk wanita. Jika dilihat berdasarkan angka sex ratio sebesar 102.15% maka
dapat dikemukakan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah
penduduk perempuan.
Pada tahun 2015 jumlah penduduk yang berada pada usia produktif (15 tahun -
64 tahun) sebanyak 57,35%. Capaian ini masih jauh di bawah capaian jika
Kabupaten Pakpak Bharat ingin mendapatkan periode Bonus Demografi. Bonus
demografi adalah suatu kondisi dimaka tingkat ketergantungan penduduk sangat
rendah' masyarakat yang berada di tingkat usia produktif sangat tinggi yakni
mencapai 70,0%. Pada situasi ini suatu wilayah akan mengalami pertumbuhan
ekonomi yang sangat tinggi.
Rasio Penduduk yang bekerja adalah banyaknya Penduduk yang bekerja di
Pakpak Bharat dibagi dengan Angkatan Kerja yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat.
Rasio penduduk yang bekerja juga dipengaruhi oleh banyaknya lapangan pekerjaan
32
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 2.16. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Pakpak Bharat
Tahun 2010-2015
Tahun
Uraian
2012 2013 2014 2015
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) 87,34 90,05 89,09 87,76
kondisinya selalu menurun dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 persentase
penduduk miskin di Kabupaten Pakpak Bharat mencapai 13,16%, pada tahun 2013
persentase penduduk miskin berhasil diturunkan hingga 11,28%. Persentase
penduduk miskin kembali menurun pada tahun 2014 menjadi 10,55 persen. Hal
tersebut berarti berbagai program pengentasan kemiskinan yang dilakukan cukup
berhasil.
Tingkat partisipasi tenaga kerja (labor force participation rate) adalah rasio
antara angkatan kerja (semua yang saat ini bekerja mencari kerja) dengan total
penduduk usia kerja. Dalam kurun waktu lima tahun (2010-2015), dua variabel
utama bidang ketenagakerjaaan menunjukkan kinerja yang membaik. Tingkat
pengangguran terbuka pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi sebesar
2,64%, dari tahun 2013 sebesar 3,57%. Namun pada tahun 2015, tingkat
pengangguran terbuka kembali mengalami peningkatan sedikit menjadi 2,88%.
34
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
sebagian wilayah kecamatan Kerajaan. Nama hak ulayat marga Padang tercakup di
wilayah kecamatan Si Empat Rube; Nama hak ulayat marga Berutu disebut Si tellu
Tali Urang Jehe dan Sitellu Tali Urang Julu, dengan cakupan wilayah Kecamatan
Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu dan sebahagian wilayah
Kecamatan Salak; Hak ulayat marga manik disebut wilayah Pergetteng-getteng
sengkut yang mencakup Kecamatan Pagindar dan Kecamatan Pergetteng-getteng
Sengkut. Sementara di wilayah kota Salak sebagai ibu kota kabupaten yang menjadi
pemilik hak ulayat ada 2 marga yaitu: Marga banurea dan Marga Boangmanalu.
Batas-batas hak ulayat antar marga berbeda dengan batas wilayah
administrasi pemerintahan. Batas-batas tersebut umumnya adalah sungai, gunung,
bukit dan lembah. Umumnya anggota marga dalam suatu komunitas memiliki
pengetahuan tentang hak ulayat dan batas-batas hak ulayat dengan marga lainnya.
Marga-marga yang menjadi pemilik hak ulayat di setiap wilayah selain mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi, juga sangat berperan dalam berbagai kegiatan sosial
maupun dalam proses pengambilan keputusan.
Masyarakat Pakpak Bharat mayoritas tinggal di sekitar hutan, sehingga
kehidupannya banyak berhubungan dengan hutan. Lokasi hutan dijadikan sebagai
sumber kehidupan dengan berbagai aktivitas hidup. Hutan dijadikan sebagai tempat
dan sumber ekonomi, sumber bahan pangan, sumber bahan obat-obatan dan juga
terkait dengan religi. Sebagai sumber ekonomi, area hutan diolah menjadi
perladangan, perkebunan, serta kayu dan non kayu. Penghasilan non kayu, biotik
yang hidup di hutan dijadikan sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan. Hasil
penelitian membuktikan cukup beragam sumber-sumber tersebut disediakan oleh
alam, baik melalui proses pengolahan maupun dikonsumsi langsung. Penduduk
tempatan memiliki pengetahuan lokal, baik yang diperoleh secara turun temurun
maupun melalui sharing pengetahuan maupun melalui pengalaman pribadi.
Hubungan penduduk lokal dengan lingkungan hutan tidak sekedar hubungan
ekonomi tapi juga terkait dengan aspek sosial budaya dan religi. Dengan kata lain
mereka memiliki kebudayaan terkait dengan hutan.
Pada struktur masyarakat Pakpak terdapat dua komunitas terkecil yaitu Kuta
dan Lebuh. Lebuh adalah bagian dari Kuta yang dihuni oleh klan kecil, sedangkan
Kuta adalah kumpulan dari Lebuh yang dihuni oleh suatu klan besar/marga tertentu
35
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
dipimpin oleh Pertaki yang berperan sebagai raja adat. Pada setiap Kuta terdapat 5
unsur adat "Sulang Silima", atau pembantu Pertaki, yang disebut Sukut Nintalun
yaitu : Perisang-isang, Perekur-ekur, Pertulan Tengah, Berru, Kula kula. Lembaga
adat ini berfungsi mengatur hak ulayat masyarakat adat, tata kelola tanah ulayat,
dan menyelesaikan sengketa secara adat.
Keberadaan sistem adat di masyarakat Pakpak merupakan kearifan lokal yang
menguntungkan bagi keberlanjutan hutan. Sistem adat beserta peraturan yang ada
di dalamnya mengontrol masyarakat dalam bertindak mengelola alam secara bijak.
Namun demikian, seiring perkembangan zaman, sistem nilai adat terutama yang
berkaitan dengan lingkungan mulai tergerus. Ritual yang bertujuan menjaga
keberlanjutan sumberdaya alam mulai ditinggalkan karena dianggap kurang efisien.
Ini terjadi utamanya pada desa yang sudah relatif maju, dilintasi jalan utama, serta
mendapat akses informasi dan komunikasi yang baik. Hal ini dikeluhkan oleh tokoh
adat karena generasi muda cenderung abai terhadap budaya nenek moyangnya.
Meskipun demikian di beberapa wilayah masih banyak desa yang mematuhi hukum
adat.
Struktur masyarakat Pakpak yang menjunjung tinggi adat dan tokoh lokal yaitu
pemilik hak ulayat berupa marga tertentu perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
dan pengelolaan hutan. Dengan menggandeng tokoh lokal dan menghidupkan
kembali kearifan lokal yang mulai pudar diharapkan keberlangsungan hutan di
wilayah ini akan terjaga, lebih jauh lagi masyarakat memiliki akses dalam mengelola
hutan secara lestari yang berimbas pada peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar
hutan.
36
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
37
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Izin pemanfaatan hutan yang ada di wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat
dapat dilihat pada Tabel 2.18. Luasan kawasan yang memiliki izin-izin pemanfaatan
hutan yang ada di wilayah KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat dapat dilihat pada
Tabel 2.19.
Tabel 2.18. Data Informasi Izin-Izin Pemanfaatan Hutan di wilayah KPHP Unit XV
Pakpak Bharat
Luas Masa
Jenis
No. Nama Pemegang Izin Nomor SK Izin Berlaku
Perizinan
(Ha) Izin
1. PT. GRUTI IPHHK SK.362/Menhut- 26.175 35 tahun
II/2005 jo. SK.
32/Menhut-II/2007
2. PT. Multi Sibolga IPHHK 35 tahun
Timber*) 27,68
3. IUPHKm SK.989/Menlhk- 35 tahun
KTH Dos Ukur Mersada PSKL/PSL.0/3/2017 104
4. IUPHKm SK.990/Menlhk- 35 tahun
KTH Njuah Njerdik PSKL/PSL.0/3/2017 110
5. IUPHKm SK.986/Menlhk- 35 tahun
KTH Pemuda Tani PSKL/PSL.0/3/2017 162
Keterangan : * tidak semua luasan izin masuk didalam wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat
Tabel 2.19. Data Perizinan penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP Unit XV
Kabupaten Pakpak Bharat
Luas Masa
Nama Pemegang Jenis
No. Nomor SK Izin Berlaku
Izin Perizinan
(Ha) Izin
5 tahun dan
PT. Bakara Bumi
1. IPPKH SK.326/Menhut-II/2013 30,68 dapat
Energi
diperpanjang
SK. 339/Menhut-
2. Bupati Pakpak Bharat IPPKH 45
II/2012
5 tahun dan
PT. Inpola Mitra
3. IPPKH SK.610/Menhut-II/2013 48,303 dapat
Elektrindo
diperpanjang
5 tahun dan
PT. Phakpak Bumi
4. IPPKH SK.132/Menhut-II/2013 36,431 dapat
Energi
diperpanjang
5. PT. PLN (Persero) IPPKH 42/1/IPPKH/PMDN/2016 14,04
38
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
E. Wilayah Tertentu
Wilayah Tertentu merupakan wilayah KPH, baik yang berfungsi hutan lindung
(HL) maupun hutan produksi (HP) dan hutan produksi terbatas (HPT), yang di
dalamnya belum diterbitkan ijin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan,
termasuk pula belum terdapat minat investasi di dalamnya sehingga lebih lanjut akan
direncanakan untuk dikelola oleh KPH. KPHP Unit XV Pakpak Bharat memiliki wilayah
tertentu seluas + 53.803,657 Ha, yang teridentifikasi pada kawasan hutan dengan
fungsi lindung (HL) pada Blok Pemanfaatan seluas 35.934,667 Ha, fungsi produksi
terbatas (HPT) pada Blok Pemberdayaan seluas 14.584,70 Ha dan fungsi produksi
terbatas (HPT) pada Blok Pemanfaatan Jasling dan HHBK seluas 3.284,29 Ha.
Tabel 2.20. Pembagian Blok pada Wilayah Tertentu di KPHP Unit XV Pakpak Bharat
Isu Strategis
1. Perubahan rencana peruntukan kawasan hutan (SK.579/Menhut-II/2014)
2. Dilegalisasikannya Undang-Undang Nomer 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Dengan dicabutnya UU 32 Tahun 2004 beserta
perubahan-perubahannya dan diberlakukannya Undang-Undang Nomer 23
tahun 2014, terjadi perubahan yang sangat drastis terkait kewenangan
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam urusan bidang kehutanan. Pemerintah
Kabupaten/Kota hanya memiliki 1 kewenangan/urusan yaitu Pelaksanaan
Pengelolaan Taman Hutan Raya (Tahura). Pelaksanaan dan pengelolaan
Taman Hutan Raya (Tahura) menjadi bagian dari sub urusan konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kewenangan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam bidang kehutanan tersebut, menjadi satu-satunya
kewenangan yang dimiliki berdasar Undang-Undang No. 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Hal tersebut menunjukkan urusan kehutanan
39
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
40
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
hutan (polhut) dalam pengamanan hutan KPH dan tenaga lainnya yang
teknis sehingga pelaksanaan operasionalisasi KPH lebih optimal.
41
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
42
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
BAB III
VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN
Rumusan visi dan misi KPHP Unit XV Pakpak Bharat merupakan gambaran
yang akan dicapai selama 10 tahun kedepan. Rumusan visi dan misi KPHP Unit XV
Pakpak Bharat didasarkan atas kondisi, isu-isu strategis yang diangkat dari berbagai
problematika yang menjadi tantangan dalam pengelolaan sumberdaya hutan di
kawasan KPHP Unit XV Pakpak Bharat saat ini dan harapan di masa yang akan
datang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki saat ini.
KPHP Unit XV Pakpak Bharat sebagai bagian dari program pembangunan
maka proses penyusunan visi dan misinya diselaraskan dengan visi dan misi
pembangunan nasional, pembangunan daerah pada umumnya dan pembangunan
sektor kehutanan pada khususnya.
A. Visi
Sejalan dengan Visi dan Misi Pembangunan Tingkat Nasional dan Daerah,
serta isu-isu strategis maka Visi KPHP Unit XV Pakpak Bharat Tahun 2017 - 2026
adalah “Terwujudnya Pengelolaan Hutan KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang
yang Optimal dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”.
Berdasarkan visi KPHP Unit XV Pakpak Bharat, maka ada 4 (empat) poin
utama yang bisa dijabarkan yaitu :
1. KPHP Unit XV Pakpak Bharat memiliki struktur organisasi yang solid,
sumberdaya manusia yang professional, serta sarana dan prasarana
pendukung yang memadai.
2. KPHP Unit XV Pakpak Bharat berbasis masyarakat yaitu pengelolaan hutan di
wilayah KPH melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama sehingga
masyarakat yang melakukan pengelolaan dan masyarakat juga yang
merasakan dan mendapatkan hasilnya. Sehingga konsep hutan lestari
masyarakat sejahtera akan terwujud.
3. KPHP Unit XV Pakpak Bharat optimal dan berkelanjutan maksudnya adalah
KPHP Unit XV Pakpak Bharat mampu mengelola kawasannya terutama pada
wilayah tertentu secara optimal, sehingga dapat menghasilkan dan pada
43
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
B. Misi
Visi KPHP Unit XV Pakpak Bharat Tahun 2017 – 2026 tersebut diupayakan
pencapaiannya melalui Misi :
1. Memantapkan dan mendorong efektifitas kelembagaan KPH.
2. Memantapkan status kawasan hutan, batas wilayah, batas blok dan batas petak
serta kualitas data dan informasi.
3. Melaksanakan kegiatan menata sumber daya hutan yang mencakup
pemanfaatan hasil hutan bukan kayu seperti, gambir, kemenyan, nilam,
budidaya lebah madu dan rotan.
4. Melaksanakan Rehabilitasi hutan dan lahan, pengamanan dan perlindungan
konservasi alam, serta pengembangan ekowisata alam yang berwawasan
lingkungan dengan paradigma pemberdayaan masyarakat.
5. Memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan lembaga
kelompok tani hutan.
6. Meningkatkan sumbangan sektor kehutanan untuk PAD dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
7. Menjaga dan meningkatkan pelestarian keanekaragaman flora dan fauna beserta
ekosistemnya.
C. Capaian Utama
Berdasarkan rumusan visi dan misi KPHP Unit XV Pakpak Bharat,terdapat 16
(enam belas) capaian utama yang diharapkan dapat terpenuhi selama kurun waktu
10 tahun (2017-2026), sebagai berikut :
1. Terbangunnya kerjasama dengan berbagai instansi dan stakeholder terkait.
2. Terbangunnya koordinasi dengan pemegang izin yang berada di kawasan KPHP
Unit XV Pakpak Bharat.
44
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
3. Terbangunnya sistem database KPHP yang dapat diakses oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
4. Tergalangnya dana untuk KPHP Unit XV Pakpak Bharat pada program yang
berkelanjutan.
5. Tertatanya blok dan petak di wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat.
6. Tersedianya SDM terampil dan profesional untuk pengelolaan KPH.
7. Termutaakhirnya Rencana Pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Bharat berdasarkan
perkembangan yang terjadi baik dilapangan atau kebijakan.
8. Terbangunnya mekanisme dan skema perizinan yang memungkinkan untuk
pemanfaatan sumberdaya hutan dibawah kelembagaan KPH.
9. Terbangun komunikasi secara berkala dengan pemegang konsesi dan
menyediakan pedoman terbaru (up to date) mengenai praktek dan operasional
yang baik serta arahan melakukan perbaikan seperti keahlian.
10. Terwujudnya kerjasama investasi KPHP Unit XV Pakpak Bharat dalam bentuk
MoU.
11. Berpartisipasinya masyarakat dalam pemberdayaan, pemanfaatan dan
perlindungan hutan.
12. Termanfaatkannya hasil hutan kayu yang berkelanjutan.
13. Termanfaatkannya HHBK (gambir, nilam, kemenyan, madu, rotan, bambu, aren,
kulit kayu, madu, tanaman hias, tanaman obat).
14. Termanfaatkannya potensi air (air bersih, PLTMH), wisata alam dan jasa
lingkungan.
15. Terbangunnya mekanisme dalam rangka monitoring dan evaluasi untuk
memastikan tingkat kepatuhan pemegang izin terhadap pengelolaan hutan
sesuai dengan peraturan nasional dan standar wajib (misalnya SVLK)
16. Terlaksananya perlindungan hutan dan rehabilitasi hutan.
Misi menunjukkan langkah yang dilakukan untuk mewujudkan suatu visi.
Penjabaran detail dari misi berupa kegiatan strategis. Dalam kegiatan strategis
harus ditentukan capaian utama dan indikator capaiannya agar semua berjalan
dengan sinkron. Keterkaitan antara visi, misi, kegiatan strategis, capaian utama dan
indikator capaian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
45
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 3.1.Korelasi antara Visi, Misi, Kegiatan Strategis dan Capaian Utama
VISI Terwujudnya KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang mandiri, berkelanjutan dan berbasis
masyarakat
1. Meningkatkan tata kelola Koordinasi dan sinergi dengan Terbangunnya kerjasama dengan Adanya kejelasan tata
hutan yang baik melalui Instansi dan stakeholder terkait berbagai instansi dan stakeholder hubungan kerja antara KPHP
penegasan kewenangan terkait Unit XV Pakpak Bharat dengan
dan penguatan kapasitas Pemerintah Kabupaten Pakpak
pengelolaan di tingkat Bharat, Dinas Kehutanan
tapak Provinsi Sumatera Utara dan
Kementerian LH
dan Kehutanan, serta
stakeholder terkait.
Penyelenggaraan koordinasi dan Terbangunnya koordinasi dengan Terwujudnya koordinasi dengan
sinkronisasi antar pemegang Izin pemegang izin yang berada di pemegang izin melalui forum
kawasan KPHP Unit XV Pakpak maupun kegiatan lainnya.
Bharat
Penyediaan Kelembagaan dan Tersedianya SDM terampil dan 1. Tersedia kelompok tenaga
SDM profesional untuk pengelolaan fungsional untuk mendorong
KPHP Unit XV Pakpak Bharat. terbentuknya kelembagaan KPH
yang solid serta tersedianya
fasilitas kantor dan resort/pos di
lapangan dengan sarana
transportasi yang optimal.
2. KPH dikepalai oleh seorang
profesional dan memiliki
pengalaman yang relevan.
46
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
47
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
48
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
wilayah KPH
5. Pengelolaan hutan yang Penyelenggaraan perlindungan Terbangunnya mekanisme dalam 1. Tersusunnya dokumen
konsisten dengan regulasi hutan dan konservasi alam rangka monitoring dan evaluasi rencana kerja dan rencana
nasional dan standar yang untuk memastikan tingkat audit untuk menyelaraskan
berlaku baik mandatory kepatuhan pemegang izin pengelolaan hutan dengan
maupun voluntary. terhadap pengelolaan hutan sesuai SVLK
dengan peraturan nasional dan 2. Adanya keselarasan
standar wajib (misalnya SVLK) pengelolaan hutan dan
rencana kerja tahunan dengan
standar voluntary dan
mengkaji untuk
mempertimbangkan
kelayakannya (benefit cost
ratio)
6. Pelopor program Penyelenggaraan rehabilitasi pada Terlaksananya perlindungan hutan 1. Adanya kejelasan status
rehabilitasi hutan dan areal di luar Izin dan rehabilitasi hutan kawasan hutan dan batas-
lahan di luar wilayah batas
konsesi KPH Penyelenggaraan perlindungan 2. Adanya peningkatan tindakan
hutan dan konservasi alam konservasi termasuk
melakukan monitoring dan
patroli berkala pada Hutan
Lindungdan Kawasan bernilai
konservasi tinggi lainnya
49
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
BAB IV
ANALISIS DAN PROYEKSI
A. Analisis dan Informasi
Analisis adalah salah satu indikator untuk membuat atau menentukan
tujuan, sasaran, dan strategi – strategi yang akan diambil, dan diperlukan suatu
analisis mendalam serta menyeluruh mengenai lingkungan dimana KPHP Unit
XV Pakpak Bharat berada. Analisis kondisi wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat
saat ini lebih ditekankan pada lingkungan Eksternal, yaitu lingkungan luar KPHP
yang mencakup kondisi biogeofisik, dan sosekbud. Kondisi biogeofisik dan
sosekbud yang menjadi variable dasar dalam analisis, meliputi : tutupan lahan,
potensi banjir, keanekaragaman hayati, pengelolaan wilayah desa, serta
tekanan terhadap kawasan.
Dari hasil identifikasi faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada
KPHP Unit XV Pakpak Bharat, ditemui beberapa faktor lingkungan internal dan
eksternal yang diperoleh dari hasilanalisis dan pembahasan yang dilakukan,
meliputi antara lain :
1. Faktor Internal
a. KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang memiliki total luasan ±90.757,41 Ha
dengan rincian Hutan Lindung (HL) seluas ± 41.317,13 Ha, Hutan
Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 49.389,51 Ha, Hutan Produksi (HP)
seluas 50,77 Ha sehingga banyak potensi hasil hutan yang dapat
dimanfaatkan/dikelola dengan optimal seperti hasil produk maupun jasa
(Hasil Hutan Kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu, dan Jasa Lingkungan). SDM
yang belum mencukupi adalah salah satu faktor internal yang dihadapi
dalam pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Bharat. SDM yang profesional
juga diperlukan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada secara
optimal. Penambahan SDM yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk
dapat menciptakan peluang-peluang bisnis yang kreatif dan inovatif
berbasiskan kelestarian hutan dan lingkungan.
e. Wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat berada pada DAS Singkil yang
merupakan DAS prioritas sehingga dalam pengelolaannya berdasarkan
DAS terpadu. Sebagian kecil lagi termasuk DAS batang Garigis.
f. Wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang telah ditata batas relatif
sedikit sehingga ketidakjelasan batas kawasan hutan masih
memungkinkan terjadi perbedaan. Jumlah masyarakat yang menetap
dalam kawasan masih masih cukup banyak dan akan banyak dijumpai
wilayah KPH yang dirambah oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan belum
dilakukannya tata batas fungsi hutan berdasarkan blok.
51
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
2. Faktor Eksternal
a. Komitmen yang kuat dari pemerintah melalui Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan untuk mengembangkan KPH sebagai organisasi
tingkat tapak yang akan mengelola hutan diseluruh wilayah Indonesia.
Ini dilakukan untuk menindaklanjuti amanat pasal 17 ayat (1) UU Nomor
41 Tahun 1999 yang menegaskan bahwa pembentukan wilayah
pengelolaan hutan salah satunya dilaksanakan untuk tingkat unit atau
kesatuan pengelolaan hutan (KPH). Kebijakan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan ini merupakan peluang besar bagi KPHP Unit XV
Pakpak Bharat untuk mendapatkan dukungan politik, pembiayaan dan
teknis dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
b. Investor sudah mulai memperhatikan potensi sumberdaya alam berupa
hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan yang ada di dalam
kawasan KPHP Unit XV demikian hal dengan masyarakat yang
bergantung pada hutan yang tinggal di dalam wilayah KPHP maupun
disekitarnya. Saat ini KPHP Unit XV belum mengidentifikasi secara detail
potensi tersebut dan pihak-pihak yang berminat melakukan bisnis masih
banyak potensi bisnis yang dapat dilakukan terkait pemanfaatan hasil
hutan dan jasa lingkungan tersebut.
c. Hasil hutan non kayu dapat menjadi salah satu alternatif dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jasa lingkungan air dapat
menjadi sumber energi bila dirubah menjadi energi listrik mikro hidro.
Permintaan yang meningkat memungkinkan pengembangan energi dari
52
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
hasil dan jasa lingkungan hutan menjadi sangat layak dimasa yang akan
datang.
Selain kekuatan dan kelemahan secara internal tersebut, KPHP Unit XV juga
menghadapi tantangan dan ancaman yang besar dari lingkungan eksternal ini,
yaitu:
a. Terdapat sebagai kawasan KPHP Unit XV yang berada dalam klaim tanah
adat. Diperlukan upaya pendekatan yang tepat untuk mengkomunikasikan
kondisi ini agar pengelolaan KPHP dapat berjalan optimal. Terdapat Aliansi
Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang memperjuangkan hak
ulayatdidukung putusan MK 35, lokasinya sebaiknya dijadikan blok khusus.
53
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
54
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
55
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
56
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
57
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
1. Tutupan Lahan
Sesuai dengan visi, misi, tujuan yang diuraikan dalam Bab III, serta
strategi yang dikembangkan dalam Tabel 4.1 diatas, maka implementasi
berupa kegiatan-kegiatan, yang dijelaskan dalam Bab V, akan
menyebabkan tutupan lahan kawasan KPHP Unit XV berubah. Perubahan
tersebut diarahkan pada perbaikan lahan, yakni mengurangi tutupan lahan
berupa semak belukar, dan lahan terbuka. Pada saat yang bersamaan
tutupan lahan hutan tanaman akan bertambah (bagian yang di arsip dalam
Tabel 4.2).
5 Pertanian Lahan Kering Campur Semak 554.68 0.61 554.68 0.61 554.68 0.61
58
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
menghasilkan PAD kepada Provinsi Sumater Utara. Selain itu dalam jangka
waktu lebih singkat, KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat akan
mengupayakan memiliki resort di beberapa wilayah KPH mengingat akses
untuk menuju wilayah kelola yang cukup sulit.
Kelembagaan dan organisasi KPHP Unit XV Pakpak Bharat juga akan
berkembang seiring dengan perkembangan kegiatan. Oleh karena itu KPHP
Unit XV Pakpak Bharat diproyeksikan pada tahun 2021 akan memiliki staf
sebanyak 30 orang yang berasal dari berbagai disiplin ilmu / kualifikasi
pendidikan dan pengalaman kerja.Dengan meningkatnya kuantitas SDM ini
juga diprediksikan akan meningkatkan kualitas KPHP Unit XV Kabupaten
Pakpak Bharat melalui kegiatan perencanaan pengembangan SDM dengan
rencana memberikan kesempatan pelatihan dan magang kepada seluruh
staf KPHP Unit XV. Rencana kegiatan pengembangan SDM ini akan terus
berlanjut hingga ke tahun 2026, yang mana pada tahun tersebut jumlah
SDM KPHP sudah mencapai 55 orang dengan kaulitas yang mumpuni untuk
mengelola hutan wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat secara baik. Detail
teknis rekrutmen dan pengembangan SDM tersebut akan dijabarkan pada
Bab V.
Pada tahun 2024 KPHP Unit XV Pakpak Bharat diharapkan sudah
menyusun Naskah Akademik (NA) peraturan daerah tentang perubahan
bentuk organisasi dari Unit Pelayanan Teknis (UPT) dibawah Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara menjadi Badan Layan Umum Daerah
(BLUD) mulai tahun 2025. Perubahan ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi perkembangan kegiatan dan usaha yang dikembangkan
oleh KPHP Unit XV. Sehingga untuk kedepannya KPHP Unit XV Pakpak
Bharat sudah dapat mengelola penerimaan dan pembiayaan organisasinya
secara mandiri. Pada tahun 2024 Ranperda tentang pembentukan BLUD
KPHP Unit XV Pakpak Bharat ini diharapkan dapat disahkan. Maka pada
tahun 2025 dapat menjadi BLUD KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang sudah
resmi.
Pada tahun 2026 sarana dan prasarana KPHP Unit XV Pakpak Bharat
diprediksikan telah terpenuhi berupa gedung perkantoran yang definitif,
59
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
60
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Penerimaan (Rp)
No Sumber
2017 2021 2026
1 Pemanfaatan Kawasan - - 600.000.000
Pemanfaatan Jasa
2 Lingkungan - 25.000.000 100.000.000
3 Pemungutan HHBK - 175.000.000 350.000.000
Industri pengolahan HHK
4 dan HHBK - - 200.000.000
61
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
perkembangan usaha dan kegiatan KPHP Unit XV, menjadi Rp. 1,25 milyar
pada tahun 2026. Hasil dari pemanfaatan kawasan diprediksikan akan
diterima mulai tahun 2026 adalah kayu hasil hutan tanaman yang
sebelumnya ditanami serangkaian dengan kegiatan rehabilitasi. Hasil kayu
ini akan dijual sebagai pemenuhan bahan baku industri. Kontribusi dari
pemanfaatan jasa lingkungan adalah pengembangan wisata alam dan jasa
lingkungan air (PLTMH). Kontribusi pemunggutan HHBK berasal dari bagi
hasil pemanfaatan dibawah tegakan, usaha tanaman aren, kemenyan,
lebah madu, gambir, bambu, rotan dan agrowisata.
banyak pula fauna yang hidup dalam kawasan KPHP Unit XV Pakpak
Bharat merupakan hewan yang dilindungi karena sudah langka. Dengan
dilakukan rehabilitasi atas tutupan lahan semak belukar dan pertanian lahan
kering campur semak dan lahan terbuka, maka diproyeksikan keragaman
hayati di dalam kawasan KPHP Unit XV Pakpak Bharat akan meningkat.
Selain itu, densitas dari setiap speciesnya juga akan meningkat selama 10
tahun kedepan, walau secara kuantitatif belum dapat dikalkulasikan saat
ini.
7. Perkembangan Investasi
Untuk meningkatkan nilai tambah, KPHP Unit XV Pakpak Bharat
akan melakukan atau mengundang pihak ketiga untuk melakukan investasi
pada industri pengolahan hasil hutan kayu dan HHBK. Diproyeksikan mulai
tahun 2021 sudah ada investasi yang efektif terlaksana, sesuai dengan misi
dan tujuan yang hendak dicapai oleh KPHP Unit XV.
63
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
BAB V
RENCANA KEGIATAN
64
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tahun Rencana
Lokasi Sumber
Biaya
Strategi Deskripsi Pendanaan Mitra
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta (Indikatif)
Rupiah)
c. Pemantapan Kelembagaan
65
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tahun Rencana
Lokasi Sumber
Biaya
Strategi Deskripsi Pendanaan Mitra
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta (Indikatif)
Rupiah)
d. Pelayanan Regulasi
Tahun Rencana
Sumber
Lokasi Biaya Stakeholder
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta /Mitra
(Indikatif)
Rupiah)
Konsultasi Penyerapan Seluruh √ 50 APBN/APBD Perguruan
publik aspirasi para wilayah Tinggi,
pihak dalam KPHP Unit Masyarakat,
pengelolaan XV Pihak Swasta,
KPHP Unit LSM
XV
66
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tahun Rencana
Sumber
Lokasi Biaya Stakeholder
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta / Mitra
(Indikatif)
Rupiah)
Diklat Pembentukan Blok √ √ √ 80 APBN/APBD Perguruan
enterpreune karakter yang pemanfaatan, Tinggi,
rship ahli di seluruh LSM,
bidangnya Wilayah KPHP BP2SDM
Unit XV
Diklat teknis Pembentukan Seluruh √ √ √ 80 APBN/APBD Perguruan
tenaga yang Wilayah KPHP Tinggi,
ahli di Unit XV LSM,
bidangnya BP2SDM
Diklat Pemberdayaan Seluruh √ √ √ 80 APBN/APBD Perguruan
ranger dan tenaga Wilayah KPHP Tinggi,
tenaga penyuluh Unit XV LSM,
penyuluh lapangan BP2SDM
sebagai ujung
tombak
keberhasilan
program
kegiatan
Tahun Rencana
Lokasi Sumber
Biaya Stakeholder
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Indikatif) (Juta /Mitra
Rupiah)
67
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
a. Inventarisasi Hutan
Inventarisasi berkala wilayah kelola KPHP Unit XV merupakan kegiatan
berkala yang penting dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi
diwilayah KPHP Unit XV selama kurun waktu tertentu dengan tepat. Kegiatan
berkala ini juga dapat mengakomodir perubahan yang terjadi pada kondisi
biogeofisik dan dinamika social ekonomi dan budaya pada setiap blok
pengelolaan hutan diwilayah KPHP Unit XV.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Inventarisasi hutan secara
berkala pelaksanannya mengacu pada pedoman inventarisasi hutan.
Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola serta Penataannya secara rinci disajikan
pada Tabel 5.7. Hasil inventarisasi ini diharapkan dapat memberikan
gambaran risalah kondisi wilayah pengelolaan hutan secara berkala sebagai
berikut:
Kondisi Awal
Kondisi 5 tahun berikutnya dan dilengkapi dengan uraian peningkatan
dan penurunan serta permasalahan.
Kondisi10 tahun berikutnya dan dilengkapi dengan uraian peningkatan
dan penurunan serta permasalahan.
b. Pembagian Blok
68
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Blok terbagi atas petak-petak dan anak petak. Petak adalah unit terkecil
pemanfaatan hutan yang mendapat perlakuan/pengelolaan silvikultur yang
sama. Pembagian petak dan anak petak dilakukan setelah pembagian blok.
Pembagian petak/anak petak pada areal yang telah dibebani hak
mengikuti/menyesuaikan dengan pembagian petak/anak petak yang telah
dibuat pemegang ijin.
d. Pemetaan
e. Tata Batas
Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum
menarik bagi pihak ketiga atau belum diminati oleh pihak ketiga untuk
mengembangkan usaha pemanfaatanya. Wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak
Bharat yang belum diminati oleh investor akan dikelola sendiri sesuai dengan
fungsi hutan dan potensinya. Pemanfaatan pada wilayah tertentu akan
dilaksanakan setelah KPHP Unit XV Pakpak Bharat menerapkan Pola
Pengelolaan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) dan mendapat penunjukan dari
Menteri Kehutanan.
69
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
71
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Arahan Waktu
No. Blok Kelas Hutan Luas (ha)
Pemanfaatan Pelaksanaan
1. HL Blok Kelas hutan Pengusahaan 35.934,667 2017-2026
Pemanfaatan lindung HHBK jenis Nilam,
pemanfaatan Gambir,
HHBK Kemenyan, Rotan
dan Madu
2. HPT Blok Kelas hutan Pengusahaan 3.284,29 2017-2026
Pemanfaatan produksi HHBK jenis
Jasling dan pemanfaatan Kemenyan, Rotan
HHBK jasling dan dan Madu
HHBK
3. HPT Blok Kelas hutan Pengusahaan 14.584,70 2017-2026
Pemberdayaan Produksi HHBK jenis Nilam,
Masyarakat Pemberdayaan Gambir,
Masyarakat Kemenyan, Rotan
dan Madu
72
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
73
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
74
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
1. Pemanfaatan Kawasan
a. Pengelolaan dan Pengembangan Gambir
Salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang saat ini diusahai masyarakat
yang ada di wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat adalah gambir. Tanaman ini
merupakan komoditi unggulan bagi masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat. Gambir
dibudidayakan pada lahan ketinggian 200-800 m diatas permukaan laut. Mulai
dari topografi agak datar sampai di lereng bukit. Biasanya ditanam sebagai
tanaman perkebunan di pekarangan atau kebun di pinggir hutan. Budidaya
biasanya semiintensif, jarang diberi pupuk tetapi pembersihan dan
pemangkasan. Daun yang dipangkas yang digunakan untuk menghasilkan
getah Gambir.
Gambir adalah ekstrak air panas dari daun dan ranting tanaman gambir
yang disedimentasikan dan kemudian dicetak dan dikeringkan. Hampir 95%
produksi dibuat menjadi produk ini, yang dinamakan betel bite atau plan
masala. Bentuk cetakan biasanya silinder, menyerupai gula merah. Warnanya
coklat kehitaman. Gambir (dalam perdagangan antar negara dikenal
sebagai gambier) biasanya dikirim dalam kemasan 50kg. Bentuk lainnya adalah
bubuk atau "biskuit". Nama lainnya dalah catechu, gutta gambir, catechu
pallidum (pale catechu).
Kegunaan utama adalah sebagai komponen menyirih, yang sudah
dikenal masyarakat kepulauan Nusantara, dari Sumatra hingga Papua sejak
paling tidak 2500 tahun yang lalu. Diketahui, gambir merangsang keluarnya
getah empedu sehingga membantu kelancaran proses di perut dan usus. Fungsi
75
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
lain adalah sebagai campuran obat, seperti sebagai luka bakar, obat sakit
kepala, obat diare, obat disentri, obat kumur-kumur, obat sariawan, serta obat
sakit kulit (dibalurkan); penyamak kulit; dan bahan pewarna tekstil. Fungsi
yang tengah dikembangkan juga adalah sebagai perekat kayu lapis atau papan
partikel. Produk ini masih harus bersaing dengan sumber perekat kayu lain,
seperti kulit kayu Acacia mearnsii, kayu Schinopsis balansa, serta
kulit polong Caesalpinia spinosa yang dihasilkan negara lain.
Mengingat tanaman ini memiliki prospek yang sangat besar bagi
peningkatan perekonomian masyarakat dan memerlukan lahan untuk
pengembangan kedepannya, maka KPHP Unit XV Pakpak Bharat akan
memanfaatkan kawasan untuk pengembangannya dengan memberdayakan
masyarakat di sekitar hutan.
b. Pengelolaan dan Pengembangan Nilam
Tanaman nilam sudah lama diusahai masyarakat Kabupaten Pakpak
Bharat, tanaman tersebut banyak tumbuh di dalam dan sekitar kawasan hutan.
Masyarakat mengelola tanaman tersebut menjadi minyak nilam dan
diperdagangkan untuk meningkatkan ekonomi perekonomiannya.
Tanaman Nilam adalah suatu tanaman semak tropis penghasil sejenis minyak
atsiri yang dinamakan sama (minyak nilam). Dalam perdagangan internasional, minyak
nilam dikenal sebagai minyak patchouli (dari bahasa Tamil patchai (hijau) dan ellai
(daun), karena minyaknya disuling dari daun). Aroma minyak nilam dikenal 'berat' dan
'kuat' dan telah berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian (parfum) dan bahan
dupa atau setanggi pada tradisi timur. Harga jual minyak nilam termasuk yang
tertinggi apabila dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya.
Tumbuhan nilam berupa semak yang bisa mencapai satu meter.
Tumbuhan ini menyukai suasana teduh, hangat, dan lembap. Mudah layu jika
terkena sinar matahari langsung atau kekurangan air. Bunganya menyebarkan
bau wangi yang kuat. Bijinya kecil. Perbanyakan biasanya dilakukan secara
vegetative.
Minyak nilam Indonesia sangat digemari pasar Amerika dan Eropa.
Terutama digunakan untuk bahan baku industri pembuatan minyak wangi
(sebagai pengikat bau atau fixative parfum), kosmetik, dll. Komponen utama
minyak nilam (diperoleh dari penyulingan daun nilam) berupa pachoully alcohol
76
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
(45 – 50%), sebagai penciri utama. Bahan industri kimia penting lain meliputi
patchoully camphor, cadinene, benzaldehyde, eugenol, dan cinnamic aldehyde.
Sebuah referensi menyebutkan, minyak nilam bisa untuk bahan antiseptik,
antijamur, antijerawat, obat eksem dan kulit pecah-pecah, serta ketombe. Juga
bisa mengurangi peradangan. Bahkan dapat juga membantu mengurangi
kegelisahan dan depresi, atau membantu penderita insomnia (gangguan susah
tidur). Makanya minyak ini sering dipakai untuk bahan terapi aroma. Juga
bersifat afrodisiak: meningkatkan gairah seksual.
Bukan cuma minyak nilamnya yang bermanfaat. Di India daun kering
nilam juga digunakan sebagai pengharum pakaian dan permadani. Malahan air
rebusan atau jus daun nilam, kabarnya, dapat diminum sebagai obat batuk dan
asma. Remasan akarnya untuk obat rematik, dengan cara dioleskan pada
bagian yang sakit. Bahkan juga manjur untuk obat bisul dan pening kepala.
Remasan daun nilam dioleskan pada bagian yang sakit.
Prospek pasar minyak nilam, baik untuk ekspor maupun pasar dalam
negeri komoditi ini pada masa yang akan datang cukup besar, seiring dengan
semakin tingginya permintaan terhadap parfum/kosmetika, trend mode dan
belum berkembangnya substitusi essential oil yang bersifat pengikat (fiksasi)
dalam industri parfum/kosmetika.
Mengingat tanaman ini juga memiliki prospek yang sangat besar bagi
peningkatan perekonomian masyarakat dan memerlukan lahan untuk
pengembangan kedepannya, maka KPHP Unit XV Pakpak Bharat akan
memanfaatkan kawasan untuk pengembangannya dengan memberdayakan
masyarakat di sekitar hutan.
c. Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Rotan
Salah satu potensi hutan yang akan dikembangkan adalah budidaya
rotan. Usaha ini diharapkan akan membantu masyarakat sekitar hutan untuk
memenuhi kebutuhannya melalui usaha rotan dengan pola kemitraan dengan
KPHP Unit XV Pakpak Bharat. Kegiatan ini dilakukan terlebih dahulu
menginventarisasi potensi rotan diwilayah tersebut yang rencananya
dilaksanakan pada tahun 2018 sampai dengan 2021.
77
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
79
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 5.12. Rekapitulasi rencana kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Usaha KPHP Unit XV Pakpak Bharat
80
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
81
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
82
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
83
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
84
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
85
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
86
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
87
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
3. Pemungutan HHBK
Pemungutan hasil hutan bukan kayu yang sudah dilakukan selama ini
adalah Kemenyan, Gambir, Nilam, rotan dan Lebah Madu. Hal ini perlu
diidentifikasi dan inventarisasi mengingat sampai saat ini ijinnya belum ada.
Perlunya penertiban dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya ijin
HHBK perlu dilakukan agar pemungutan tersebut tidak terbentur hukum dan
kelestarian hutan dapat terjaga dengan baik. Recana Sosialisasi HHBK
direncanakan pada tahun 2018 sampai dengan 2020.
C. Pemberdayaan Masyarakat
Program pemberdayaan masyarakat adalah bagian terpenting dari
program yang akan dijalankan oleh KPHP Unit XV Pakpak Bharat . Sesuai
dengan visi untuk menuju “Terwujudnya Pengelolaan Hutan KPHP Unit XV
Pakpak Bharat yang Optimal dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan
Masyarakat”, maka pemberdayaan masyarakat adalah bagian terpenting yang
akan dijalankan oleh KPHP Unit XV Pakpak Bharat . Kelompok masyarakat yang
kuat akan menjadi pelaku utama dan ujung tombak pengelolaan hutan dalam
wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat nantinya. Secara garis besar ada tiga
kategori dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, yaitu 1). pembentukan dan
penguatan kelompok tani hutan; 2) penguatan organisasi masyarakat dalam
pengelolaan wisata alam; dan 3) penguatan kelompok pengolahan hasil HHBK
dan HHK.
Pemberdayaan dalam rangka pemanfaatan sumberdaya hutan secara
optimal dapat dilakukan melalui pengembangan kapasitas maupun pemberian
akses pemanfaatan sumberdaya hutan untuk peningkatan taraf hidup
masyarakat sekitar hutan. Program pemberdayaan masyarakat dapat
memanfaatkan skema-skema Hutan Desa (HD), Hutan Kemasyarakatan (HKm),
Hutan Tanaman Rakyat (HTR).
Skema pemberdayaan masyarakat di KPHP Unit XV Pakpak Bharat akan
disesuaikan dengan status pengelolaan kawasan, baik pada areal berijin
maupun di wilayah tertentu (diluar ijin). Khusus pada areal berijin, kegiatan
pemberdayaan akan dilakukan oleh pemegang ijin, sementara pada wilayah
tertentu (diluar ijin) akan dilaksanakan oleh KPHP Unit XV Pakpak Bharat.
88
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
89
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tahun Rencana
Lokasi Sumber
Biaya Stakeholder
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta (Indikatif)
/ Mitra
Rupiah)
90
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
91
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Luas
Nama Pemegang Jenis
No. Nomor SK Izin Lokasi
Izin Perizinan
(Ha)
1. PT. GRUTI IPHHK SK.362/Menhut- 26.175 Blok
II/2005 jo. SK. Pemanfaatan
32/Menhut-II/2007 HHK-HA
2. PT. Multi Sibolga IPHHK Blok
Timber*) Pemanfaatan
27,68 HHK-HA
3. KTH Dos Ukur IUPHKm SK.989/Menlhk- Blok
Mersada PSKL/PSL.0/3/2017 Pemanfaatan
104 HL
4. KTH Njuah Njerdik IUPHKm SK.990/Menlhk- Blok
PSKL/PSL.0/3/2017 Pemanfaatan
110 HL
5. KTH Pemuda Tani IUPHKm SK.986/Menlhk- Blok
PSKL/PSL.0/3/2017 Pemanfaatan
162 HL
Keterangan : * tidak semua luasan izin masuk didalam wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat
Tabel 5.15. Data Perizinan penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP Unit
XV Pakpak Bharat
Nama Luas
Jenis
No. Pemegang Nomor SK Izin Lokasi
Perizinan
Izin (Ha)
Blok
PT. Bakara
1. IPPKH SK.326/Menhut-II/2013 30,68 Pemberdayaan
Bumi Energi
HPT
Blok
Bupati Pemberdayaan
SK. 339/Menhut-
2. Pakpak IPPKH 45 HPT dan Blok
II/2012
Bharat Pemanfaatan
HL
PT. Inpola Blok
3. Mitra IPPKH SK.610/Menhut-II/2013 48,303 Pemanfaatan
Elektrindo HL
Blok
PT. Phakpak
4. IPPKH SK.132/Menhut-II/2013 36,431 Pemberdayaan
Bumi Energi
HPT
Blok
Pemanfaatan
PT. PLN
5. IPPKH 42/1/IPPKH/PMDN/2016 14,04 HL dan Blok
(Persero)
Pemanfaatan
HHK-HA
92
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
93
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 5.16. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pada Areal Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan
94
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
95
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
96
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
97
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
98
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 5.18. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal Ijin Pemanfaatan dan
Penggunaan Kawasan Hutan
99
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
100
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 5.19. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam pada KPHP Unit XV Pakpak Bharat
101
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
102
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
3. Jenis perizinan dan ruang lingkup kegiatan yang menjadi kewenangan KPHP
Unit XV Pakpak Bharat atas pemegang izin sebagai bahan evaluasi
perencanaan, sinkronisasi, pembinaan dan evaluasi.
Rencana kegiatan penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar
pemegang ijin di KPHP Unit XV secara rinci disajikan pada Tabel 5.20.
103
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 5.21. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait
Rencana
Biaya
Lokasi Tahun Sumber
Rencana (Juta Stakeholder
Pendanaan
Kegiatan Prioritas Rupiah) / Mitra
(Indikatif)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
104
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
105
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 5.23. Prediksi jumlah dan kualifikasi kebutuhan SDM KPHP Unit XV
Pakpak Bharat dalam jangka waktu 10 tahun yang akan datang
Sedangkan kondisi saat ini, SDM yang ada merupakan pegawai yang
ada di UPT. KPH Wilayah XIV Sidikalang yang membawahi KPHP Unit XV Pakpak
106
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Bharat dan KPHL Unit VIII Dairi. Adapun data pegawai yang ada saat ini seperti
pada tabel 5.24 berikut ini.
Tabel 5.24. Data Pegawai di UPT. KPH Wilayah XIV Sidikalang Tahun 2017
K. Penyediaan Pendanaan
107
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
108
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
dalam wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak Bharat. Adapun data base yang
akan dikembangkan meliputi, antara lain :
Data base Potensi Kawasan KPHP Unit XV Pakpak Bharat . Data base ini
diharapkan dapat menggambarkan luas dan letak wilayah kelola, seluruh
potensi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu, jenis flora dan
fauna, jasa lingkungan, luas dan letak areal tertutup dan areal yang
terbuka (lahan kritis) dan lain-lain yang berada di wilayah kelola KPHP
Unit XV Pakpak Bharat .
Data base Hasil/Produk yang berasal dari kawasan KPHP Unit XV Pakpak
Bharat . Data base ini akan menggambarkan produk – produk yang
dihasilkan oleh kawasan hutan di wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak
Bharat yang kemudian dihitung berapa besar pengaruh yang diberikan
KPHP Unit XV Pakpak Bharat bagi masyarakat dan daerah.
Data base Kepegawaian. Data base kepegawaian nantinya akan
menggambarkan personil yang tersedia berdasarkan jenjang struktural di
organisasi KPHP Unit XV Pakpak Bharat , data base ini dirasa sangat
diperlukan guna untuk memetakan kondisi kebutuhan SDM dan rencana
pengembangan SDM.
Data base aset sarana dan prasarana kantor. Data base ini direncakana
akan menjadi dasar dalam rencana pengembangan dan
pertanggungjawaban KPHP Unit XV Pakpak Bharat terhadap aset
pemerintah yang tersedia dan yang telah digunakan.
Sistem informasi KPHP Unit XV Pakpak Bharat. Diharapkan sistem
informasi ini dapat diakses dan dimanfaatkan bagi masyarakat luas guna
mengetahui pengelolaan hutan yang direncakan dan dilaksanakan oleh
KPHP Unit XV Pakpak Bharat .
Kegiatan pengembangan data base ini nantinya dapat menjadi sarana
untuk mempromosikan investasi dengan menyediakan data potensi wilayah
kelola KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang dapat memberikan peluang
pengembangan investasi. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin dan
setiap tahunnya terhitung sejak tahun 2018.
109
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
c. Hasil penataan batas kawasan hutan dan Hasil evaluasi terhadap efisien
dan efektivitas pelaksanaan tata hutan
110
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tahun Rencana
Sumber
Lokasi Biaya Stakeholder
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta / Mitra
(Indikatif)
Rupiah)
Peningkat Analisis Kelompok 50 APBN/APBD - BPDASPS,
an kualitas tutupan DAS DAS Perguruan
data dan Singkil dan Singkil Tinggi
informasi sebagian √
teritorial DAS Batang
garigis
111
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tahun Rencana
Sumber
Biaya Stakeholder/
Strategi Deskripsi Pendanaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta Mitra
(Indikatif)
Rupiah)
Adaptive Review 40 APBN/APBD KLHK
Management dan Perguruan
evaluasi Tinggi
√ √ √ √
kinerja LSM
pengelola
an hutan
Peningkatan Peningkat 60 APBN/APBD KLHK
kinerja KPH an kinerja Perguruan
KPH Tinggi
sebagai LSM
pengelola √ √ √
hutan
tingkat
tapak
mandiri
112
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
O. Pengembangan Investasi
Kegiatan pengembangan investasi oleh KPHP Unit XV Pakpak Bharat
dapat dimulai dengan melakukan penyusunan business plan untuk setiap core
bisnis yang akan dikembangkan. Kemudian KPHP Unit XV Pakpak Bharat dapat
membuka akses investasi dengan bantuan Badan Penanaman Modal
Daerah/Nasional, komunikasi dengan pihak swasta, kerjasama investasi skala
kecil dengan Kementerian Koperasi dan UKM.
Arahan kebijakan untuk pengelolaan/industri kehutanan KPHP Unit XV
Pakpak Bharat meliputi; (1) stabilisasi pemenuhan kebutuhan hasil hutan untuk
memenuhi kebutuhan industri, pencegahan illegal logging dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan pemanfaatan hutan melalui
HKm dan HD, (2) peningkatan upaya pemanfaatan dan diversifikasi produk
hasil hutan bukan kayu, dan (3) pengembangan usaha - usaha pengolahan
hasil hutan skala kecil dan menengah bersama masyarakat dan pihak swasta.
Alternatif investasi yang akan dirintis pada tahap awal operasionalisasi di
KPHP Unit XV Pakpak Bharat adalah pengelolaan HHBK Gambir, Nilam,
Kemenyan, Madu dan rotan. Hal ini sesuai dengan arah pengembangan pada
blok HP Pemberdayaan Masyarakat, Blok HP Pemanfaatan Jasling dan HHBK
dan blok HL Pemanfaatan.
Disamping peserta Hkm, Hutan Desa, pelaku ekonomi lainnya terutama
pelaku ekonomi berbasis kehutanan skala kecil perlu mendapatkan
kesempatan untuk berusaha. Rencana kegiatan pengembangan Investasi di
KPHP Unit XV secara rinci disajikan pada Tabel 5.28.
Tahun Rencana
Sumber
Biaya Stakeholder
Strategi Deskripsi Pendanaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta (Indikatif)
/ Mitra
Rupiah)
Promosi Promosi ke 60 APBN/APBD • Pemegang
para mitra √ √ √ ijin
bisnis • Masyarakat
113
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tahun Rencana
Sumber
Lokasi Biaya Stakeholder/
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta (Indikatif) Mitra
Rupiah)
a. Peningkatan Pengumpul KPHP 20 APBN/ • LSM
kualitas an data/ Unit XV • Perguruan
APBD Tinggi
data dan informasi PB √
informasi seluruh • Masyarakat
KPH • BBKSDA
114
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tahun Rencana
Lokasi Sumber
Biaya Stakeholder/
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta Mitra
(Indikatif)
Rupiah)
115
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
BAB VI
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN
A. Pembinaan
Pembinaan dilakukan terhadap sumberdaya manusia pelaksana
pengelolaan dan masyarakat di sekitar kawasan KPH. Dalam rangka pembinaan
tersebut perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pengelola KPHP Unit XV
Pakpak Bharat dalam penyelenggaraan kegiatan pengelolaan kawasan, baik
berupa pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi maupun pendidikan
dan pelatihan (Diklat) profesional lainnya yang dapat meningkatkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian guna mendukung jalannya
pengelolaan.
2. Terbentuknya suatu kondisi yang dapat menguatkan kerangka semangat
kerjasama diantara pihak pengelola, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
mitra dan masyarakat dalam pelaksanaan pengelolan KPHP Unit XV Pakpak
Bharat.
3. Pengembangan sistem informasi baru dan bermanfaat bagi semua pihak.
4. Pembinaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman
masyarakat di sekitar kawasan KPH yang merupakan bagian dari
pengelolaan akan arti pentingnya pengelolaan kawasan KPHP Unit XV
Pakpak Bharat.
116
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
117
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
118
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
B. Pengawasan
Maksud dan tujuan pengawasan adalah untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana pengelolaan.Pengawasan
terhadap pelaksanaan pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Bharat dilakukan oleh
pihak internal pengelola maupun para pihak yang berkompeten. Pengawasan
dilakukan secara langsung agar pelaksanaan pengelolaan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat.
Fungsi dari pengawasan dalam hal ini adalah sebagai penghimpun
informasi yang nantinya bermanfaat dalam penilaian, sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap fungsi dan kelestarian kawasan
KPHP Unit XV Pakpak Bharat serta perubahan sosial ekonomi masyarakat.
Pengawasan juga dapat berfungsi pemeriksaan terhadap ketepatan dan
kesesuaian sasaran pengelolaan. Pada pemeriksaan dimungkinkan dilakukannya
perubahan-perubahan terhadap sasaran dan program yang tidak tepat.
Pengawasan dilaksanakan dalam tahapan sebagai berikut :
119
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
120
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
121
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Manajemen Manajemen Pengelolaan Periksa laporan jurnal Dilaksanakan oleh Dilaporkan kepada
Umum perkantoran keuangan keuangan, laporan KKPH KPA terkait
triwulan, laporan
tahunan
Pengelolaan Periksa inventarisasi Dilaksanakan oleh Dilaporkan setahun
Sarpras dan dan stock opname KKPH sekali kepada
perlengkapan sarpras dan Kadishut
perlengkapan
Pengelolaan Periksa kegiatan Dilaksanakan oleh Dilaporkan setahun
kepegawaian rekrutmen, pelatihan, KKPH sekali kepada
kenaikan pangkat, Kadishut
mutasi,
pemberhentian
Pengelolaan Periksan kemajuan Dilaksanakan oleh Dilaporkan setahun
promosi dan kegiatan promosi dan KKPH sekali kepada
transaksi transaksi bisnis Kadishut
bisnis
Pengelolaan Periksa kinerja Dilaksanakan oleh Dilaporkan setahun
administrasi administrasi umum KKPH sekali kepada
umum Kadishut
C. Pengendalian
Pengendalian adalah suatu proses atau upaya untuk mengurangi atau
menekan penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga diperoleh suatu hasil
sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui pemantauan, pengawasan dan
penilaian kegiatan.Untuk menjadikan pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Bharat
berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan, tersedianya informasi yang
terbuka pada tingkat manajemen Balai KPHP Unit XV Pakpak Bharat, mitra
pengelolaan, pemerintah daerah dan masyarakat, maka perlu dilakukan
pengendalian pada unit pengelola sehingga tujuan dari pengelolaan tercapai
122
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
dan menjamin seluruh proses pengelolaan berjalan sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Dalam instansi pemerintahan, pengaturan pengendalian terdapat dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern (SPI) dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Sistem
Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi yang efektif dan efisien, kehandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan. Sedangkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah
Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah. Unsur Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian
resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan
pengendalian intern.
Lingkup pengendalian dilakukan pada tingkat pimpinan manajemen
KPHP Unit XV Pakpak Bharat sampai kepada pelaksana di lapangan sehingga
tanggung jawab didalam pelaksanaan pengelolaan berjalan berdasarkan
prosedur operasional dan tata kerja organisasi Unit Pelaksana Teknis Balai
KPHP Unit XV Pakpak Bharat. Pengendalian internal KPHP Unit XV Pakpak
Bharat :
a. Kepala KPHP bertanggungjawab mengendalikan berhasilnya pengelolaan
KPHP mulai dari tingkat operasional kantor KPHP, operasional kantor Resort
KPHP, pelaksanaan program dan kegiatan sampai pada pencapaian visi
pengelolaan.
b. Pengendalian dilakukan terhadap petugas di kantor KPHP, kantor Resort
KPHP, petugas di lapangan, masyarakat sekitar, kelompok tani hutan,
usaha pemanfaatan HHBK oleh masyarakat, dan pemegang izin di wilayah
KPHP.
123
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
124
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Pelaporan
Aspek Kegiatan Cara/Metoda Unit yang
Tahapan Hasil
Kegiatan Utama Pengendalian Mengendalikan
Pengendalian
RPHJP termasuk terlaksananya oleh Kabag yang KKPH untuk
integrasi RKU kegiatan integrasi mengurus selanjutkan
IUPHHK ke dalam RKU IUPHHK perencanaan diteruskan
RPHJP kepada Kadishut
Penyusunan Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan ke
RPHJPd termasuk kegiatan integrasi oleh kabag yang KKPH untuk
Integrasi RKT RKT IUPHHK mengurus dinilai dan
IUPHHK terlaksana perencanaan disahkan
Memastikan
naskah RPHJPd
KPH tersedia tepat
pada waktunya
125
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Pelaporan
Aspek Kegiatan Cara/Metoda Unit yang
Tahapan Hasil
Kegiatan Utama Pengendalian Mengendalikan
Pengendalian
rencana
126
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
BAB VII
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Pemantauan
Kegiatan pemantauan yang dilanjutkan dengan evaluasi dilakukan oleh
unsur internal KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat maupun unsur eksternal
baik oleh instansi pemerintah maupun masyarakat. Pemantauan atau
monitoring terhadap jalannya pengelolaan kawasan dilaksanakan oleh KPHP
Unit XV Pakpak Bharat bersama-sama dengan instansi terkait dan pihak
lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai mitra.
Pemantauan dilaksanakan dengan melakukan penilaian terhadap seluruh
komponen pengelolaan. Hasil yang diperoleh dari pemantauan akan dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam evaluasi pengelolaan.Jangka waktu
pemantauan dapat dilakukan secara berkala. Rencana kegiatan pemantauan
dan tim pelaksana pemantauan terhadap seluruh kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam KPH Unit XV tahun 2017-2026 disajikan pada Tabel 7.1.
Disamping itu, dalam KPH Unit XV Tahun 2017-2026 terdapat kegiatan
yang dilaksanakan oleh instansi/lembaga lain dalam rangka mendukung
kapasitas kelembagaan KPH Unit XV. Kegiatan pemantauan terhadap kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan instansi/lembaga lain akan dilakukan seperti proses
yang ditunjukkan pada Tabel 7.2.
Tabel 7.1. Uraian kegiatan pemantauan dan tim pelaksana pemantauan kegiatan yang
dilaksanakan KPH Unit XV
127
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
128
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 7.2. Uraian kegiatan pemantauan dan tim pelaksana kegiatan yang
dilaksanakan instansi/ lembaga lain
129
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
4. Penambahan pegawai Identifikasi Formasi Pegawai yang dibutuhkan, Pengusulan BKD, Dinas
Formasi Pegawai, Proses Perekrutan Pegawai Kehutanan,
BP2SDMKLHK
B. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur pencapaian suatu tujuan
tertentu yang telah ditetapkan serta dilakukan secara sistematik dan teratur,
hasilnya digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pelaksanaan
perencanaan selanjutnya.Evaluasi merupakan kegiatan lanjutan dari
pemantauan. Pemantauan yang dilakukan secara berkala kemudian di evaluasi
dengan melihat kepada beberapa aspek. Evaluasi dilakukan terhadap input,
output dan outcome dari setiap program dan kegiatan. Evaluasi dimaksudkan
untuk mengetahui capaian pelaksanaan dari program dan kegiatan,
permasalahan yang dihadapi dan solusi apa yang dapat diambil dalam
melaksanakan program dan kegiatan sehingga akan lebih baik lagi
perencanaannya di tahun selanjutnya.
Pelaksanaan evaluasi mencakup :
1. Evaluasi oleh internal KPHP Unit XV Pakpak Bharat
2. Evaluasi oleh institusi lain
3. Evaluasi oleh masyarakat
Evaluasi keberhasilan program pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak
Bharat dapat diukur dari :
1. Tingkat penurunan perambahan kawasan KPHP Unit XV Pakpak Bharat.
2. Meningkatnya kesadaran dan peran aktif masyarakat terutama yang
disekitar kawasan untuk menjaga dan melindungi kawasan KPHP Unit XV
Pakpak Bharat dari gangguan keamanan kawasan serta berkembangnya
nilai-nilai kearifan lokal masyarakat yang mendukung pengelolaan kawasan.
3. Berhasilnya program pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan sebagai
upaya alternatif dalam peningkatan perekonomian masyarakat.
4. Meningkatnya pengelolaan kawasan oleh seluruh stakeholder terkait yang
memiliki kepedulian terhadap kawasan KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang
130
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
Tabel 7.3. Uraian kegiatan evaluasi dan tim pelaksana evaluasi kegiatan yang
dilaksanakan KPH Unit XV
C. Pelaporan
Pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban kegiatan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi. Pada
instansi pemerintah, pelaporan seluruh kegiatan yang dilaksanakan disampaikan
dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Pelaporan
kinerja dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja dari suatu
instansi pemerintah dalam satu tahun anggaran, yang dikaitkan dengan
pencapaian tujuan dan sasarannya. Penyampaian laporan disampaikan kepada
pihak yang memiliki hak atau yang berkewenangan meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
131
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
132
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
BAB VIII
PENUTUP
133
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026
data dan informasi spasial berupa peta. Jenis peta yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari dokumen ini meliputi:
134