Anda di halaman 1dari 148

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG

KPHP UNIT XV PAKPAK BHARAT


PADA UPT. WILAYAH XIV SIDIKALANG
PROVINSI SUMATERA UTARA
PERIODE 2017 - 2026

KPHP UNIT XV PAKPAK BHARAT


TAHUN 2017
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

i
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

PETA SITUASI
KPHP UNIT XV PAKPAK BHARAT

ii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

RINGKASAN EKSEKUTIF

Wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak Bharat secara geografis terletak antara
2º15’00” LU - 2º47’00” Lintang Utara dan 98º04’00” BT - 98º31’00” Bujur Timur.
Adapun secara administrasi pemerintahan, KPHP Unit XV Pakpak Bharat terletak di
Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara. KPHP Unit XV Pakpak Bharat
Provinsi Sumatera Utara pembentukannya berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. SK. 102/Menhut-II/2010 tanggal 5 Maret 2010 tentang penetapan
wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit XV Luasan tersebut masih
mengacu pada SK Menteri Kehutanan No. 44 Tahun 2005. Pada tanggal 24 Juni
2014, Menteri Kehutanan RI Mengeluarkan SK Nomor : SK.579/Menhut-II/2014
mengenai Kawasan Hutan di Sumatera Utara. Berdasarkan SK tersebut, maka luas
KPH Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara yang semula
± 112.166 Ha, menyesuaikan dengan SK baru Nomor SK.579/MENHUT-II/2014
tentang kawasan hutan di Sumatera Utara menjadi seluas kurang lebih 90.757,41Ha
dengan rincian Hutan Lindung (HL) seluas ± 41.317,13 Ha (45,52)% Hutan Produksi
Terbatas (HPT) seluas ± 49.389,51 Ha (54,42%), Hutan Produksi (HP) seluas 50,77
Ha (0,06%).
Berdasarkan status fungsi kawasan, potensi sumberdaya alam, kondisi biofisik,
keadaan masyarakat dan keberadaan izin pemanfaatan kawasan hutan yang ada
diwilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat, maka pembagian blok pengelolaan akan
dibagi menjadi 6 blok yaitu blok inti seluas 4.936,48 Ha, blok pemanfaatan seluas
36.380,65 Ha, blok perlindungan seluas 5.244,12 Ha, blok pemanfaatan jasa
lingkungan dan HHBK seluas 3.284,29 Ha dan blok pemanfaatan hasil hutan kayu
hutan alam (HHK-HA) seluas 26.210,04 Ha dan blok pemberdayaan seluas
14.701,81 Ha.
Jenis penutupan lahan yang paling dominan adalah hutan sekunder seluas
± 57.885,34 Ha (63,78 %), hutan primer seluas ± 18.100,99 Ha (19,94 %),
pertanian lahan kering seluas ± 8.356,20 Ha (9,21 %), belukar seluas ± 4.054,05
(4,47%), tanah terbuka seluas ± 1.329,39 (1,46 %), pertanian lahan kering campur
semak seluas ± 554,68 (0,61 %) dan hutan tanaman seluas ± 476,74 (0,53 %).

iii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Pembentukan KPHP Unit XV Pakpak Bharat merupakan amanat UU No. 41


Tahun 1999 tentang Kehutanan yang dijabarkan lebih lanjut dalam PP No. 6 Tahun
2007 yang diubah dengan PP No. 3 Tahun 2003 serta turunannya. Bentuk organisasi
diamanatkan dalam PermenDagri No 61 tahun 2010. Visi KPHP Unit XV Pakpak
Bharat adalah “Terwujudnya Pengelolaan Hutan KPHP Unit XV Pakpak
Bharat yang Optimal dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”.
Untuk mencapai visinya KPHP Unit XV Pakpak Bharat memiliki misi sebagai berikut:
1. Memantapkan dan mendorong efektifitas kelembagaan KPH.
2. Memantapkan status kawasan hutan, batas wilayah, batas blok dan batas petak
serta kualitas data dan informasi.
3. Melaksanakan kegiatan menata sumber daya hutan yang mencakup
pemanfaatan hasil hutan bukan kayu seperti, gambir, kemenyan, nilam,
budidaya lebah madu dan rotan.
4. Melaksanakan Rehabilitasi hutan dan lahan, pengamanan dan perlindungan
konservasi alam, serta pengembangan ekowisata alam yang berwawasan
lingkungan dengan paradigma pemberdayaan masyarakat.
5. Memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan lembaga
kelompok tani hutan.
6. Meningkatkan sumbangan sektor kehutanan untuk PAD dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
7. Menjaga dan meningkatkan pelestarian keanekaragaman flora dan fauna beserta
ekosistemnya

Agar pengelolaan KPH dapat berjalan pada arah yang benar, mencapai tujuan
dan sasaran secara efektif dan efisien, maka diperlukan adanya rencana
pengelolaan. Maksud dari penyusunan rencana pengelolaan adalah sebagai acuan
dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan, sedangkan tujuannya adalah menjamin
terselenggaranya pengelolaan hutan yang memberikan manfaat secara sosial,
ekonomi, dan ekologi yang berkelanjutan melalui pengelolaan kawasan dan seluruh
potensinya secara komprehensif.
Rencana kegiatan yang disusun meliputi inventarisasi hutan berkala,
pemanfaatan hutan di wilayah tertentu, pemberdayaan masyarakat, pembinaan dan

iv
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

pemantauan terhadap wilayah berizin, rehabilitasi dan reklamasi, perlindungan dan


konservasi alam, koordinasi dan sinkronisasi, rencana penyediaan dan kapasitas
SDM, pendanaan, sarana dan prasarana, rasionalisasi wilayah kelola, review rencana
pengelolaan serta pengembangan investasi. Untuk menjamin tercapainya target yang
diinginkan, maka dilakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Selain itu
dilakukan juga pemantauan evaluasi dan pelaporan yang akan menjadi instrument
penting untuk mengkoordinasikan, menyempurnakan dan menyesuaikan kembali
kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan.

v
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga dokumen RPHJP KPHP Unit XV Pakpak
Bharat tahun 2017-2026 ini dapat diselesaikan. RPHJP KPHP Unit XV Pakpak Bharat
ini merupakan dokumen yang berisi rencana-rencana pengelolaan hutan yang
didasarkan pada kajian ilmiah dan didukung oleh data hasil survey dan inventarisasi
lapangan. Dokumen RPHJP ini disusun secara sistematis sehingga mudah dijadikan
acuan bagi pengelolaan wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat selama 10 (sepuluh)
tahun kedepannya.
Buku RPHJP KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara ini
disusun dengan semangat untuk mengelola sumberdaya hutan dengan menjalankan
prinsip pengelolaan hutan lestari sehingga hutan dapat dimanfaatkan sebesar-
besarnya bagi kesejahteraan rakyat sesuai fungsinya. Penyusunan buku RPHJP ini
berpedoman pada Peraturan Menteri LHK Nomor: P.64/Menlhk-Setjen/2015 dan
Perdirjen Planologi Nomor: P.5/VII-WP3H/2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan
dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan
Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP).
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Balai Pemantapan Kawasan
Hutan Wilayah I yang telah memfasilitasi penyusunan buku RPHJP ini dan pakar dari
Universitas Sumatera Utara (Dr. Bejo Slamet, S.Hut, M.Si) yang telah membantu
dalam penyusunan buku ini, serta semua pihak yang telah ikut serta berpartisipasi
dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan RPHJP KPHP Unit XV. Semoga RPHJP ini
dapat dijadikan sebagai landasan dan acuan untuk mempercepat pembangunan
kehutanan tingkat tapak di wilayah KPHP Unit XV. Kami menyadari bahwa dokumen
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu diharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan dokumen ini.

Sidikalang, Nopember 2017


Kepala UPT. KPH Wil. XIV Sidikalang,

KAROLYN S. SIMANJUNTAK, SH, MAP


NIP. 19650406 198503 2 006
vi
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
PETA SITUASI ii
RINGKASAN ESEKUTIF iii
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Pengelolaan 4
C. Sasaran 4
D. Ruang Lingkup 5
E. Batasan Pengertian 6
BAB II. DESKRIPSI KAWASAN 13
A. Risalah Wilayah KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat 13
B. Potensi Wilayah KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat 25
C. Data dan Informasi Sosial Budaya 30
D. Data Informasi Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan
Hutan 38
E. Wilayah Tertentu 39
F. Posisi KPHP Unit XV Pakpak Bharat dalam Perspektif Tata Ruang
Wilayah dan Pembangunan Daerah 39
G. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan 40
BAB III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN 44
A. Visi 44
B. Misi 45
C. Capaian Utama 45
BAB IV. ANALISIS DAN PROYEKSI 51
A. Analisis Data dan Informasi 51
B. Proyeksi Kondisi wilayah 59
BAB V. RENCANA KEGIATAN 65
A. Inventarisasi Wilayah serta Penataannya 65
B. Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah Tertentu 70
C. Pemberdayaan Masyarakat 89
D. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pada Areal KPHP Unit XV

vii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Kabupaten Pakpak Bharat yang telah ada Ijin Penggunaan Kawasan


Hutan 92
E. Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di luar Izin 97
F. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pelaksanaan Rehabilitasi
dan Reklamasi pada areal yang sudah ada izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutannya 99
G. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam 101
H. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar pemegang izin 103
I. Koordinasi dan Sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait 104
J. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM 105
K. Penyediaan Pendanaan 108
L. Pengembangan basis data 109
M. Rasionalisasi Wilayah Kelola 111
N. Review Rencana Pengelolaan (minimal 5 tahun sekali) 112
O. Pengembangan investasi 114
BAB VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 117
A. Pembinaan 117
B. Pengawasan 120
C. Pengendalian 123
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN 128
A. Pemantauan 128
B. Evaluasi 131
C. Pelaporan 132
BAB VIII. PENUTUP 134
LAMPIRAN

viii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat ...... 14
Tabel 2.2. Daftar Rincian Fungsi Hutan dan Luas Pada KPH Unit XV di
Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara berdasarkan
SK.102/Menhut-II/2010 dan mengacu pada SK Menteri
Kehutanan No. 44 Tahun 2005 ............................................... ...... 15
Tabel 2.3. Kecamatan, Desa yang berada di KPHP unit XV Pakpak
Bharat.................................................................................. ...... 15
Tabel 2.4. Pembagian blok pada KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat ...... 18
Tabel 2.5. Jarak Ibukota Kabupaten Pakpak Bharat ke Ibukota Kecamatan ...... 20
Tabel 2.6. Rata-Rata Hari Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan di
Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara.................... ...... 21
Tabel 2.7. Rincian Klasifikasi Tanah dan Luasan pada Wilayah KPH Unit XV
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara.................................... ...... 22
Tabel 2.8. Daftar Rincian Formasi Geologi dan Luasan pada Wilayah KPH
Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara........................ ...... 23
Tabel 2.9. Rincian Luas masing-masing kelas Kelerengan pada KPH Unit XV
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara................................... ...... 23
Tabel 2.10. Tingkat Kekritisan Lahan di Wilayah KPHP Unit XV Pakpak
Bharat ................................................................................. ...... 24
Tabel 2.11. DAS pada wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat ....................... ...... 24
Tabel 2.12. Tipe Tutupan Lahan dan Luasan pada Wilayah KPH Unit XV
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara ................................... ...... 26
Tabel 2.13. Potensi jasa lingkungan dan wisata alam di KPHP ..................... ...... 29
Tabel 2.14. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan
Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2015 .................................... ...... 31
Tabel 2.15. Jumlah Penduduk Berdasarkan Desa di Wilayah KPHP Unit XV
Pakpak Bharat Tahun 2015 .................................................... ...... 31
Tabel 2.16 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Pakpak
Bharat Tahun 2010-2015 ....................................................... ...... 33
Tabel 2.17 Komoditas utama per desa sekitar kawasan hutan .................... ...... 37
Tabel 2.18 Data Informasi Izin-Izin Pemanfaatan Hutan di wilayah KPHP
Unit XV Pakpak Bharat .......................................................... ...... 38
Tabel 2.19 Data Perizinan penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP
Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat .......................................... ...... 38
Tabel 2.20 Pembagian Blok pada Wilayah Tertentu di KPHP Unit XV Pakpak
Bharat ................................................................................. ...... 39
Tabel 3.1 Korelasi antara Visi, Misi, Kegiatan Strategis dan Capaian Utama ...... 46
Tabel 4.1 Analisis SWOT ...................................................................... ...... 56
ix
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 4.2 Proyeksi tutupan lahan dalam wilayah KPHP Unit XV Pakpak
Bharat selama 2017-2026 ...................................................... ...... 58
Tabel 4.3 Proyeksi perkembangan kelembagaan dan organisasi KPHP Unit
XV Pakpak Bharat selama 2017-2026 ...................................... ...... 60
Tabel 4.4 Proyeksi peneriman daerah dari kegiatan-kegiatan oleh KPHP
Unit XV Bharat selama 2017-2026 .......................................... ...... 61
Tabel 5.1. Pelengkapaan Data, Informasi dan Peta .................................. ...... 64
Tabel 5.2. Pemantapan Tata Hutan ........................................................ ...... 65
Tabel 5.3. Pemantapan Kelembagaan ..................................................... ...... 66
Tabel 5.4. Pelayanan Regulasi ............................................................... ...... 66
Tabel 5.5. Pemenuhan Kapasitas Dasar Sumberdaya Manusia ................... ...... 67
Tabel 5.6. Perencanaan Pendanaan untuk Penyiapan PraKondisi ............... ...... 67
Tabel 5.7. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola serta Penataannya ............ ...... 68
Tabel 5.8. Pembagian blok pada KPHP Unit XV Pakpak Bharat ................... ...... 71
Tabel 5.9. Pembagian Blok pada Wilayah Tertentu di KPHP Unit XV
PakpakBharat ....................................................................... ...... 71
Tabel 5.10. Arahan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu di Wilayah 72
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Tahun 2017 - 2026...................... ......
Tabel 5.11. Penyiapan Sarana dan Prasarana Operasional KPHP Unit XV 73
Pakpak Bharat ...................................................................... ......
Tabel 5.12. Rekapitulasi rencana kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan
Usaha KPHP Unit XV Pakpak Bharat ........................................ ...... 80
Tabel 5.13. Pemberdayaan Masyarakat .................................................... ...... 90
Tabel 5.14. Data Perizinan Pemanfaatan Hutan di wilayah KPHP Unit XV
Pakpak Bharat ...................................................................... ...... 92
Tabel 5.15. Data Perizinan penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP
Unit XV Pakpak Bharat .......................................................... ...... 92
Tabel 5.16. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pada Areal Ijin
Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan ........................ ...... 94
Tabel 5.17. Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Ijin ................. ...... 97
Tabel 5.18. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) Pelaksanaan
Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal Ijin Pemanfaatan dan
Penggunaan Kawasan Hutan .................................................. ...... 99
Tabel 5.19. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
pada KPHP Unit XV Pakpak Bharat .......................................... ...... 101
Tabel 5.20. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang
Ijin ..................................................................................... ...... 103
Tabel 5.21. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait ...... 104
Tabel 5.22. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM ............................ ...... 105
Tabel 5.23. Prediksi jumlah dan kualifikasi kebutuhan SDM KPHP Unit XV
Pakpak Bharat dalam jangka waktu 10 tahun yang akan datang ...... 106
Tabel 5.24. Data Pegawai di UPT. KPH Wilayah XIV Sidikalang Tahun 2017 ...... 107

x
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 5.25. Pengembangan Basis Data .................................................... ...... 110


Tabel 5.26. Rasionalisasi Wilayah Kelola ................................................... ...... 111
Tabel 5.27. Review Rencana Pengelolaan ................................................. ...... 112
Tabel 5.28. Pengembangan Investasi ....................................................... ...... 113
Tabel 5.29. Rencana Pengelolaan Lanskep Keanekaragaman Hayati ............ ...... 114
Tabel 5.30. Rencana Strategi Pengelolaan DAS ......................................... ...... 115
Tabel 6.1. Uraian Pembinaan Pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Bharat ..... ...... 117
Tabel 6.2. Strategi pengawasan penyiapan dan operasionalisasi KPHP Unit
XV Pakpak Bharat.................................................................. ...... 120
Tabel 6.3. Strategi Pengendalian Pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Bharat ...... 124
Tabel 7.1. Uraian kegiatan pemantauan dan tim pelaksana pemantauan
kegiatan yang dilaksanakan KPH Unit XV ................................ ...... 127
Tabel 7.2. Uraian kegiatan pemantauan dan tim pelaksana kegiatan yang
dilaksanakan instansi/ lembaga lain ......................................... ...... 129
Tabel 7.3. Uraian kegiatan evaluasi dan tim pelaksana evaluasi kegiatan
yang dilaksanakan KPH Unit XV ............................................. ...... 131

xi
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Rencana struktur organisasi KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat .... 25

xii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHPUnit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

DAFTAR LAMPIRAN

(1). Peta Administrasi Pemerintahan Pada KPHP UNIT XV

(2). Peta Kawasan Hutan Wilayah KPHP UNIT XV

(3). Peta Kelerengan Pada KPHP UNIT XV

(4). Peta Pembagian DAS dan Sumber Mata Air Pada KPHP UNIT XV

(5). Peta Jenis Tanah Pada KPHP UNIT XV

(6). Peta Geologi Pada KPHP UNIT XV

(7). Peta Lahan Kritis Pada KPHP UNIT XV

(8). Peta Rencana Pembagian Blok Dan Petak Pada KPHP UNIT XV

(9). Peta Penutupan Lahan Pada KPHP UNIT XV

(10). Peta Rencana Pengembangan Kawasan Wilayah Tertentu pada KPHP UNIT XV

xiii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Undang-Undang Dasar 1945 mengamanahkan bahwa hutan merupakan


sumberdaya alam yang menyangkut hajat orang banyak sehingga harus dikelola
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pengusahaan hutan telah banyak
memberikan sumbangan bagi pendapatan Negara. Namun demikian hutan juga
telah mengalami kerusakan yang cukup besar sebagai akibat dari pengelolaan
yang tidak tepat. Hal ini telah menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan
yang menimbulkan keprihatinan dan kekhawatiran pada lingkup nasional
maupun internasional.
Ketiadaan organisasi pengelolaan hutan di tingkat tapak adalah salah satu
penyebab terjadinya degradasi hutan dan deforestasi. Organisasi pengelolaan
hutan di tingkat tapak diperlukan untuk dapat mengelola hutan secara efektif
dan lestari, yang akan memahami betul permasalahan di lapangan.Kawasan
hutan yang tanpa pengelola di tingkat tapak menjadi wilayah terbuka (open
access) yang diperebutkan oleh banyak pihak. Ketiadaan pengelolan di tingkat
tapak memnyebabkan terjadinya penebangan liar dan konversi hutan ilegal.
Implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
daerah yang memberikan kewenangan pengelolaan hutan sepenuhnya pada
pemerintah pusat terkecuali pada perencanaan dan pelaksanaan tata hutan
kesatuan pengelolaan hutan (KPH) oleh pemerintah provinsi tapi tidak untuk
kesatuan pengelolaan hutan konservasi (KPHK). Masalah pemanfaatan diatur
oleh pemerintah pusat kecuali untuk pemanfaatan hutan dikawasan produksi dan
hutan lindung itupun hanya untuk pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan jasa
lingkungan oleh pemerintah provinsi. Undang-undang ini mengarahkan
pemerintah daerah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat,
serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip
pemerataan, keadilan dan kekhasan daerah.

1
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Kegiatan pengelolaan hutan merupakan usaha untuk mewujudkan


pengelolaan hutan lestari berdasarkan tata hutan, rencana pengelolaan,
pemanfaatan hutan, rehabilitasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi.
Setiap ekosistem hutan mempunyai karakteristik yang unik sehingga pengelolaan
hutan juga tidak dapat disamaratakan, terlebih lagi disamakan dengan kegiatan
pengelolaan sumberdaya alam lainnya. Keragaman peluang pemanfaatan hutan
sangat dimungkinkan karena hutan mempunyai sifat yang khas dengan
komponen penyusun yang beragam.
Pembangunan di bidang kehutanan bertujuan menyelenggarakan
pengelolaan sumber daya hutan untuk kepentingan masyarakat kini dan masa
yang akan datang, melalui pemanfaatan secara bijaksana dengan
memperhatikan fungsi hutan, tanah dan air sebagai penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis dan ekosistem serta pemanfaatan yang
berkelanjutan. Hal ini dituntut tingkat produktifitas dan kualitas yang dihasilkan
yang baik dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan hasil hutan.
Sejalan dengan hal tersebut, pengelolaan hutan merupakan usaha untuk
mewujudkan Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) berdasarkan tata hutan, rencana
pengelolaan, pemanfaatan hutan, rehabilitasi hutan, perlindungan hutan dan
konservasi. Untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari, maka seluruh kawasan
hutan perlu dibagi-bagi ke dalam unit-unit KPH yang merupakan wilayah
pengelolaan hutan terkecil sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat
dikelola secara efisien dan lestari. Dengan adanya KPH diharapkan ada pihak
yang secara langsung bertanggungjawab terhadap pengurusan kawasan hutan,
sehingga pengelolaan hutan dapat lebih efektif dan efisien di waktu mendatang.
Sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 6/Menhut-II/2009 tentang
Pembentukan Wilayah KPH dan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.6/Menhut-II/2010 tentang Norma Standar Prosedur dan Kriteria Pengelolaan
Hutan pada KPHL dan KPHP, perlu dilaksanakan kegiatan inventarisasi hutan
untuk mengetahui dan memperoleh data dan informasi mengenai potensi,
karakteristik, bentang alam, kondisi sosial ekonomi, serta informasi lainnya pada
suatu areal KPH. Hasil kegiatan invetariasi hutan tersebut dapat digunakan untuk

2
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

mendukung perumusan kebijakan/perencanaan, pengelolaan dan pengawasan


pada unit KPH.
Sejalan dengan hal tersebut, pada tahun anggaran 2016 melalui DIPA BPKH
Wilayah I Medan, telah dialokasikan anggaran untuk melakukan inventarisasi
biogiofisik pada KPH Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara yang telah
ditetapkan wilayahnya sesuai keputusan Menteri Kehutanan No. SK.102/Menhut-
II/2010 tgl. 5 Maret 2010 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan
Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) salah
satu diantaranya KPHP Unit XV Pakpak Bharat dengan luas 112.166 ha.
Sebagai sebuah institusi pengelola di tingkat tapak sebagaimana
diamanatkan oleh PP No. 6 tahun 2007 jo PP No. 3 tahun 2008 pasal 9 mengenai
tugas dan fungsi organisasi KPH, maka KPHP Unit XV Pakpak Bharat harus
menyelenggarakan pengelolaan hutan berupa tata hutan dan penyusunan
rencana pengelolaan hutan. Rencana pengelolaan terdiri dari rencana
pengelolaan hutan jangka panjang (RPHJP) dan jangka pendek tersebut memuat
tujuan, strategi, kegiatan serta target yang akan dicapai dalam kurun waktu
perencanaan.
Dalam penyusunan RPHJP KPH mengacu pada Rencana Kehutanan Tingkat
Nasional (RKTN) dan Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP) dengan
memperhatikan kondisi serta karakteristik sosial-ekonomi setempat. Oleh karena
itu, melalui kegiatan penyusunan RPHJP KPHP Unit XV Pakpak Bharat diharapkan
informasi yang dimiliki oleh KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat seperti
kondisi kawasan baik biofisik, sosial, ekonomi, kelembagaan dilengkapi dengan
isu dan permasalahan serta tantangan yang dihadapinya, dapat tersusun sebagai
sebuah baseline data yang menjadi dasar dalam penentuan prioritas pengelolaan.
Sehingga kedepan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan rencana dan
target dari dibentuknya KPHP Unit XV Pakpak Bharat. RPHJP ini sebagai landasan
dan acuan pembangunan kehutanan tingkat tapak di wilayah KPHP Unit XV
Pakpak Bharat.
Operasionalisasi KPHP Unit XV Pakpak Bharat dilaksanakan setelah terbit
SK. Menhut Nomor: SK.332/Menhut-II/2010, melalui berbagai kegiatan
diantaranya :

3
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

a. Kegiatan prakondisi pengelolaan hutan : (1) Pengadaan sarana dan


prasarana, (2) Tata Hutan, (3) Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan
(RPH), yang difasilitasi oleh BPKH Wilayah I Medan.
b. Konvergensi kegiatan teknis dari UPT Kemenhut, Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara.
c. Berkaitan dengan Permenhut P.46/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara
Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL dan KPHP,
maka periode RPHJP KPHP Unit XV Pakpak Bharat adalah Tahun 2017 –
2026.

B. Tujuan Pengelolaan

Tujuan Pengelolaan, yaitu :

1. Terbangunnya kerjasama dengan berbagai instansi dan stakeholder terkait


dalam bentuk MoU.
2. Terbangunnya sistem database KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang dapat
diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Tertatanya blok dan petak di KPHP Unit XV Pakpak Bharat.
4. Termanfaatnya Hasil Hutan Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu (Gambir,
Kemenyan, Nilam, rotan, bambu, lebah madu, wisata alam dan jasling
sumberdaya air).

C. Sasaran

1. Terbangunnya kelembagaan professional, efektif, efisien dan berkualitas (SOP


KPH dan SDM KPH).
2. Pemantapan kawasan hutan.
3. Core Business KPH (dapat menunjang Pendapatan Asli Daerah).
4. Pengurangan lahan kritis.
5. Pemberdayaan masyarakat.
6. Data dan informasi KPH.
7. Tersusunnya perencanaan hutan jangka panjang (2017 – 2026) dan jangka
pendek.
4
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

D. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Penyusunan RPH-KPHP Unit XV Pakpak Bharat, meliputi:

1. Dokumen RPHJP KPHP Unit XV Pakpak Bharat merupakan rencana pengelolaan


hutan berjangka waktu 10 tahun terhitung mulai tahun 2017 sampai dengan
tahun 2026.
2. Sistematika atau struktur dokumen RPHJP adalah sebagai berikut :
a. Pendahuluan, berisi : latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, dasar
hukum, ruang lingkup, dan pengertian.
b. Deskripsi Kawasan KPHP Unit XV Pakpak Bharat , yang terdiri dari : a).
Risalah wilayah (letak, luas, aksesibilitas kawasan, batas-batas, sejarah wilayah,
dan pembagian blok), b). Potensi wilayah (penutupan vegetasi, potensi kayu
dan bukan kayu, keberadaan flora dan fauna langka, potensi jasa lingkungan
dan wisata alam), c). Data dan informasi sosial budaya masyarakat di dalam
dan sekitar hutan termasuk keberadaan masyarakat hukum adat, d). Data dan
informasi izin-izin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan di dalam
wilayah kelola, e). Kondisi posisi KPHP Unit XV Pakpak Bharat dalam perspektif
tata ruang wilayah dan pembangunan daerah, dan 6). Isu strategis, kendala
dan permasalahan.
c. Visi dan Misi Pengelolaan Hutan, berisi ; proyeksi KPHP Unit XV Pakpak
Bharat di masa depan serta target capaian-capaian utama yang diharapkan.
d. Analisis dan Proyeksi, meliputi : a). Analisis data dan informasi yang tersedia
saat ini (baik data primer maupun data sekunder), b). Proyeksi kondisi wilayah
KPHP Unit XV Pakpak Bharat di masa yang akan datang.
e. Rencana Kegiatan, terdiri dari : a). Inventarisasi berkala wilayah kelola dan
penataan hutan, b). Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, c).
Pemberdayaan masyarakat, d). Pembinaan dan pemantauan (controlling) pada
areal KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang telah ada izin pemanfaatan maupun
penggunaan kawasan hutan, e). Penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar
izin, f). Pembinaan dan pemantauan (controlling) pelaksanaan rehabilitasi dan
reklamasi pada areal yang sudah ada izin pemanfaatan dan penggunaan
kawasan hutan, g). Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam,
h). Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin, i).
5
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

koordinasi dan sinergi dengan instansi dan para pemangku kepentinganterkait,


j). penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM, k). Penyediaan pendanaan, l).
pengembangan database, m). Rasionalisasi wilayah kelola, n). Review rencana
pengelolaan (minimal 5 tahun sekali), dan o). Pengembangan investasi
f. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian
g. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
h. Penutup
i. Lampiran, meliputi : a). Peta wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat, b). Peta
penutupan lahan, c). Peta DAS, d). Peta sebaran potensi wilayah KPHP Unit XV
Pakpak Bharat dan aksesibilitas, e). Peta penataan hutan (zonasi, blok, petak),
f). Peta penggunaan lahan, g). Peta keberadaan izin pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan, dan h). Peta tanah, iklim, serta geologi.

E. Batasan Pengertian

1. Blok adalah Bagian dari KPH yang secara geografis bersifat permanen, yang
secara strategis ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
manajemen, terutama dalam fungsi perlindungan hidro-orologi, yang
menjadikannya sebagai kesatuan pengelolaan perlindungan hidro-orologi
lestari.
2. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang dibatasi oleh
pemisah topografi berupa punggung bukit atau gunung yang berfungsi
menampung air yang berasal dari curah hujan, menyimpan dan
mengalirkannya ke danau atau laut secara alami.
3. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dipertahankan daya dukungnya adalah DAS
yang kondisi lahan serta kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial
ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah berfungsi
sebagaimana mestinya.
4. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dipulihkan daya dukungnya adalah DAS
yang kondisi lahan serta kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial
ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah tidak
berfungsi sebagaimana mestinya.
6
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

5. Deforestasi adalah perubahan secara permanen dari areal berhutan menjadi


tidak berhutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia.
6. Degradasi Hutan adalah penurunan nilai suatu hutan akibat penuruanan
kualitas hutan, sehingga mempengaruhi fungsi dan potensi hutan tersebut.
7. Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur pencapaian suatu tujuan
tertentu yang telah ditetapkan serta dilakukan secara sistematik dan teratur,
hasilnya digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pelaksanaan
perencanaan selanjutnya.
8. Hasil Hutan adalah aneka produk berupa barang dan atau jasa yang
diperoleh atau berasal dari sumberdaya hutan yang dapat dimanfaatkan dan
atau diperdagangkan.
9. Hasil Hutan Bukan Kayu selanjutnya disingkat (HHBK) adalah hasil hutan
hayati baik nabati maupun hewani dan turunannya yang berasal dari hutan
kecuali kayu.
10. Hasil Hutan Ikutan adalah segala sesuatu yang bersifat material (bukan
kayu) yang dapat dimanfaatkan dari keberadaan hutan.
11. Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam dan
lingkungannya, yang satu dengan lainya tidak dapat dipisahkan.
12. Hutan Hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas
tanah.
13. Hutan Negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak
atas tanah.
14. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah.
15. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan.
16. Hutan Produksi Terbatas selanjutnya disingkat (HPT) adalah kawasan hutan
dengan faktor - faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah
masing-masing dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai antara

7
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

125 - 174, diluar kawasan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan
pelestarian alam, dan taman buru.
17. Hutan Desa yang selanjutnya disingkat HD adalah hutan negara yang
dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa,
18. Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat dengan HKm adalah
hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan
masyarakat.
19. Inventarisasi Hutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari
penataan batas, inventarisasi hutan, pembagian hutan, pembukaan wilayah
hutan, pengukuran dan pemetaan.
20. IUPHHK-HA adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil
hutan berupa kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan
pemanenan atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan, dan pemasaran.
21. IUPHHK-HTI adalah izin usaha untuk membangun hutan tanaman pada
hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri untuk meningkatkan
potensi dan kualitas hutan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan
bahan baku industri.
22. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah
untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
23. Kehutanan adalah sistem pengurusan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan
yang diselenggarakan secara terpadu.
24. Kemitraan Kehutanan adalah kerja sama antara masyarakat setempat
dengan pengelola hutan, pemegang izin usaha pemanfaatan hutan/jasa
hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, atau pemegang izin usaha industri
primer hasil hutan.
25. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai
fungsi pokok dan peruntukkannya, yang dapat dikelola secara efisien dan
lestari.
26. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) adalah kesatuan pengelolaan
hutan yang luas wilayahnya seluruhnya atau didominasi oleh kawasan hutan
produksi.
27. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan.

8
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

28. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan
sumberdaya baik yang bersifat personil (sumberdaya manusia), barang
modal termasuk peralatan dan tekonologi, dana, atau kombinasi dari
beberapa atau semua jenis sumberdaya tersebut sebagai masukan untuk
menghasilkan keluaran dalam bentuk barang/jasa.
29. Lahan Kritis adalah lahan tidak produktif dan tidak berfungsi lagi sebagai
media pengatur tata air dan perlindungan tanah, dengan kriteria penutupan
vegetasi kurang dari 25% dan ada gejala erosi permukaan dan parit.
30. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya - upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi.
31. Menteri adalah menteri yang diserahi tugas dan bertanggungjawab dibidang
lingkungan hidup dan kehutanan.
32. Pemanfaatan Hutan adalah bentuk kegiatan pemanfaatan kawasan hutan,
pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan
kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan
adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.
33. Pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar
penyelenggaraan dan capaian kinerja sesuai dengan standar kualitas dan
sasaran yang ditetapkan.
34. Pemegang Ijin Pemanfaatan Hutan adalah perorangan atau Koperasi atau
BUMS yang diberi ijin oleh pejabat yang berwenang yang terdiri dari ijin
usaha pemanfaatan kawasan, ijin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, ijin
usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu, dan ijin
pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu pada areal hutan yang
telah ditentukan.
35. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Pakpak
Bharat.
36. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
37. Penataan Hutan (Tata Hutan) adalah kegiatan rancang bangun unit
pengelolaan hutan, mencakup pengelompokan sumber daya hutan sesuai

9
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung didalamnya dengan


tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat
secara lestari.
38. Pengendalian adalah suatu proses atau upaya untuk mengurangi atau
menekan penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga diperoleh suatu
hasil sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui pemantauan, pengawasan
dan penilaian kegiatan.
39. Pengawasan adalah pengamatan dari dekat secara langsung dan atau dari
jauh secara tidak langsung yang dilakukan secara menyeluruh dengan
membandingkan antara yang dilaksanakan dengan yang seharusnya
dilaksanakan.
40. Pengelolaan Hutan adalah suatu kegiatan yang meliputi kegiatan tata hutan
dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, serta
perlindungan hutan dan konservasi alam.
41. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (PDAS) adalah upaya manusia dalam
mengatur hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dengan manusia
di dalam DAS dan segala aktivitasnya agar terwujud kelestarian dan
keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam
bagi manusia secara berkelanjutan.
42. Penggunaan Kawasan Hutan adalah kegiatan penggunaan kawasan hutan
untuk pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah status dan
fungsi pokok kawasan hutan.
43. Pengurusan Hutan adalah kegiatan penyelenggaraan hutan yang meliputi
perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan pengembangan,
pendidikan dan pelatihan, serta penyuluhan kehutanan dan pengawasan.
44. Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penentuan
kegiatan dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari
untuk memberikan pedoman dan arah guna menjamin tercapainya tujuan
penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar - besarnya kemakmuran rakyat
yang berkeadilan dan berkelanjutan.

10
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

45. Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan
dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan
oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku
utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan dan
dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan,
Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan
Kehutanan.
46. Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh
perbuatan manusia, ternak, kebakaran daya-daya alam, hama, penyakit,
serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan
perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan investasi serta perangkat
yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
47. Petak adalah bagian dari Blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit
usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan
silvikultur yang sama.
48. REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation)
merupakan semua upaya pengelolaan hutan dalam rangka pencegahan dan
atau pengurangan penurunan kuantitas tutupan hutan dan stok karbon yang
dilakukan melalui berbagai kegiatan untuk mendukung pembangunan
nasional yang berkelanjutan.
49. Rehabilitasi Hutan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan
meningkatkan fungsi hutan sehingga daya dukung, produktivitas, dan
peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.
50. Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali
lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal
sesuai dengan peruntukannya.
51. Rencana Pengelolaan Hutan KPH adalah rencana pada kesatuan pengelolaan
hutan yang memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka
panjang dan pendek, disusun berdasarkan hasil tata hutan dan rencana
kehutanan, dan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya
masyarakat serta kondisi lingkungan dalam rangka pengelolaan kawasan

11
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

hutan yang lebih intensif untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal dan
lestari.
52. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPH adalah rencana
pengelolaan hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh)
tahun atau selama jangka benah pembangunan KPH.
53. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek KPH adalah rencana pengelolaan
hutan berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan operasional
berbasis petak/blok.
54. Resort Pengelolaan Hutan adalah kawasan hutan dalam wilayah KPH yang
merupakan bagian dari wilayah KPH yang dipimpin oleh Kepala Resort KPH
dan bertanggung - jawab kepada Kepala KPH.
55. Strategi adalah langkah - langkah berisikan program - program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi.
56. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan.
57. Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum
menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya.

12
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

BAB II
DESKRIPSI KAWASAN

A. Risalah Wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat


1. Letak
Secara geografis KPH Unit XV terletak di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat
Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis berada pada 2º15’00” sampai dengan
2º47’00” Lintang Utara dan 98º04’00” sampai dengan 98º31’00” Bujur Timur,
dengan ketinggian 250 – 1500 meter diatas permukaan laut. Adapun secara
administrasi pemerintahan, wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak Bharat terletak
di wilayah Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Tinada, Kecamatan Salak,
Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu,
Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, dan Kecamatan Pagindar Kabupaten Pakpak
Bharat Provinsi Sumatera Utara.
Kabupaten Pakapak Bharat merupakan salah satu kabupaten di Sumatera
Utara yang penduduk aslinya suku Batak Pakpak. Kabupaten Pakpak Bharat
terbentuk sebagai pemekaran dari Kabupaten Dairi dengan Undang – Undang
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias
Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di
Provinsi Sumatera Utara. Dengan undang-undang tersebut maka Kabupaten
Pakpak Bharat resmi menjadi satu Kabupaten Otonom di Provinsi Sumatera
Utara. Ibukotanya berkedudukan di Salak dengan Luas daerah Lebih kurang
1.218,30 Km2 terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan,
Kecamatan Sitellu Tali Urang jehe, Kecamatan Tinada, Kecamatan Siempat Rube,
Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut dan
Kecamatan Pangindar.

13
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 2.1. Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat

No Kecamatan Desa Dusun Luas (%)


(Km2)
1. Kerajaan 10 37 147,61 12,12
2. Pangindar 4 12 75,45 6,19
3. Pargetteng- Getteng Sengkut 5 22 66,64 5,47
4. Salak 6 30 245,57 20,16
5. Siempat Rube 6 22 82,36 6,76
6. Sitellu Tali Urang Jehe 10 48 473,62 38,87
7. Sitellu Tali Urang Julu 5 19 574,03 47,11
8. Tinada 6 22 74,03 6,08
Jumlah 52 212 1.218,30 100,00
Sumber : Kabupaten Pakpak Bharat Dalam Angka Tahun 2015

2. Luas Wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat beserta Fungsi Hutan

Kesatuan Pemangkuan Hutan Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera


Utara pembentukannya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.
102/Menhut-II/2010 tanggal 5 Maret 2010 tentang penetapan wilayah Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit XV Luasnya kurang lebih 112.166 ha
dengan rincian Hutan Lindung (HL) seluas kurang lebih 41.641 Ha dan Hutan
Produksi Terbatas (HPT) seluas kurang lebih 70.525 Ha Luasan tersebut masih
mengacu pada SK Menteri Kehutanan No. 44 Tahun 2005. Pada tanggal 24 Juni
2014, Menteri Kehutanan RI Mengeluarkan SK Nomor : SK.579/Menhut-II/2014
mengenai Kawasan Hutan di Sumatera Utara. Berdasarkan SK tersebut, maka
luas KPH Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara yang semula ± 112.166
ha, menyesuaikan dengan SK baru Nomor SK.579/MENHUT-II/2014 tentang
kawasan hutan di Sumatera Utara menjadi seluas kurang lebih 90.757,41Ha
dengan rincian Hutan Lindung (HL) seluas ± 41.317,13 Ha, Hutan Produksi
Terbatas (HPT) seluas ± 49.389,51 Ha, Hutan Produksi (HP) seluas 50,77Ha.

14
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 2.2. Daftar Rincian Fungsi Hutan dan Luas pada KPH Unit XV Pakapak
Bharat Provinsi Sumatera Utara berdasarkan SK Menteri Kehutanan
No. 579/MENHUT-II/2014 tahun 2014

No. Fungsi Hutan Luas (ha) Persen (%)


1 Hutan Lindung 41.317,13 45,52
2 HP 50,77 0,06
3 Hutan Produksi Terbatas 49.389,51 54,42
Jumlah 90.757,41 100,00
Sumber : BPKH Wilayah 1 Medan

3. Batas-batas Wilayah
Wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat dengan luas + 90.757,41 Ha yang
tersebar di 7 (tujuh) kecamatan dan 31 (tiga puluh satu) desa di Kabupaten
Pakpak Bharat memiliki batas-batas geografis, sebagai berikut :
Sebelah Utara : KPHL Unit VIII Dairi UPT. KPH Wilayah XIV Sidikalang
Sebelah Selatan : Kab. Tapanuli Tengah dan Kab. Humbang Hasundutan
Sebelah Barat : Kab. Aceh Singkil dan Kota Sumbulussalam
Sebelah Timur : Kecamatan Siempat Rube (UPT. KPH Wilayah XIII Humbang
Hasundutan)
Adapun kecamatan dan desa yang berada di wilayah KPHP unit XV Pakpak
Bharat adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3. Kecamatan, Desa yang berada di KPHP unit XV Pakpak Bharat
No. Kecamatan Desa
1. Kerajaan Sukarame, Kuta Saga, Perduhapen,
Surung Mersada, Majanggut I dan
Majanggut II
2. Tinada Mahala, Tinada
3. Sitellu Tali Urang Jehe Simberuna, Maholida, Tanjung
Meriah, Perolihen, Mbinalum, Malum,
Tanjung Mulia, Kaban Tengah,
Perjaga dan Bandar Baru.

15
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

4. Pergetteng Getteng Sengkut Kecupak I, Kecupak II, Aornakan I,


Aornakan II dan Simervara.
5. Salak Kuta Tinggi dan Sibongkaras
6. Sitellu Tali Urang Julu Ulumerah dan Pardomuan
7. Pagindar Napatalun Perlambuken, Pagindar,
Sibagindar dan Lae Mbentar.

4. Pembagian Blok Pada KPHP Unit XV Pakpak Bharat


Pengertian blok di kehutanan digunakan untuk berbagai pengertian dan
tujuan yang berbeda. Dalam kegiatan pemanfaatan hutan kayu, blok digunakan
untuk satuan luas tebangan rencana karya lima tahun dan rencana karya
tahunan. Pengertian ini berbeda dengan konsepsi blok dalam rangka tata hutan
dalam KPH. Dalam tata hutan pada KPH, blok diartikan bagian dari wilayah KPH
dengan persamaan karakteristik biogeofisik dan sosial budaya, bersifat relatif
permanen yang ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
manajemen. Dengan demikian pembentukan blok didasarkan faktor biogeofisik
dan sosial budaya. Faktor-faktor biogeofisik yang berpengaruh antara lain
penutupan lahan, potensi sumber daya hutan, bentang alam, topografi dan
ekosistem. Faktor sosial budaya yang berpengaruh antara lain jumlah penduduk,
mata pencaharian, pemilikan lahan, jarak pemukiman, pola-pola pemanfaatan
hutan oleh masyarakat, keberadaan hutan adat, dsb. Terminologi blok ini
digunakan pada hutan produksi, hutan lindung dan kawasan konservasi selain
taman nasional. Untuk taman nasional, terminologi yang digunakan adalah zona.
Berdasarkan petunjuk dan kriteria yang telah ditetapkan dalam petunjuk
teknis tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan di wilayah KPH, maka
wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat dikelompokkan dalam 2 blok pengelolaan
yaitu :
1. Blok pada wilayah KPHP yang kawasan hutannya berfungsi sebagai HL, yaitu :
a. Blok inti, merupakan blok yang difungsingkan sebagai perlindungan lainnya
serta sulit untuk dimanfaatkan. Kriteria Blok inti antara lain: Kurang
memiliki potensi jasa lingkungan, wisata alam, potensi hasil hutan non kayu

16
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Dalam RKTN/RKTP/RKTK termasuk dalam Kawasan untuk perlindungan


Hutan Alam dan Lahan Gambut atau untuk kawasan rehabilitasi.
b. Blok pemanfaatan, merupakan blok yang difungsikan sebagai areal yang
direncanakan untuk pemanfaatan terbatas sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan pemanfaatan hutan pada kawasan hutan
yang berfungsi HL. Kriteria Blok ini antara lain : Mempunyai potensi jasa
lingkungan, wisata alam, potensi hasil hutan non kayu. Terdapat ijin
pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, hasil hutan non kayu. Arealnya
dekat masyarakat sekitar atau dalam kawasan hutan Mempunyai
aksesbilitas yang tinggi Dalam RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk
dalam kawasan untuk perlindungan Hutan Alam dan Lahan Gambut atau
untuk kawasan rehabilitasi.

2. Blok pada wilayah KPHP yang kawasan hutannya berfungsi sebagai Hutan
Produksi Terbatas dan Hutan Produksi Tetap, yaitu :

a. Blok perlindungan, merupakan blok yang difungsikan sebagai perlindungan


tata air dan perlindungan lainnya serta direncanakan untuk tidak
dimanfaatkan. Kriteria blok ini antara lain: Termasuk dalam kriteria
kawasan lindung Dalam RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk dalam
kawasan hutan untuk perlindungan Hutan Alam dan Lahan Gambut, untuk
kawasan rehabilitasi atau kawasan hutan untuk pengusahaan hutan skala
besar atau kecil.

b. Blok Pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK adalah merupakan


blok yang telah ada ijin pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, dan HHBK
sesuai dengan potensi kawasan yang telah dihasilkan dari proses
inventarisasi. Dalam blok ini diupayakan berintegrasi dengan upaya solusi
konflik atau upaya pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan
kawasan atau jasa lingkungan atau HHBK. Kriteria blok ini antara lain:
Mempunyai potensi jasa lingkungan, wisata alam, potensi hasil hutan non
kayu Terdapat izin pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, hasil hutan non
kayu Dalam RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk dalam kawasan untuk

17
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

perlindungan hutan alam dan lahan gambut atau untuk kawasan rehabilitasi
atau kawasan hutan untuk pengusahaan hutan skala besar atau skala kecil.

c. Blok pemanfaatan HHK/HHA merupakan blok yang telah ada izin


pemanfaatan HHK/HHA dan yang akan difungsikan sebagai areal yang
direncanakan untuk pemanfaatan HHK/HHA sesuai dengan potensi kawasan
yang telah dihasilkan dari proses tata hutan. Kriteria blok ini antara lain:
Dalam RKTN/RKTP/RKTK diarahkan sebagai kawasah hutan untuk
pengusahaan hutan skala besar, mempunyai potensi hasil hutan kayu
cukup tinggi, terdapat izin pemanfaatan HHK/HHA. Dalam
RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk dalam kawasan hutan untuk
pengusaahan hutan skala besar.

d. Blok pemberdayaan masyarakat merupakan blok yang telah ada upaya


pemberdayaan masyarakat (AL: Hutan kemasyarakatan/hkm, Hutan desa,
Hutan Tanaman Rakyat/HTR) dan yang akan difungsikan sebagai areal
yang direncanakan untuk upaya pemberdayaan masyarakat sesuai dengan
potensi kawasan yang telah dihasilkan dari proses tata hutan. Kriteria Blok
ini antara lain: Dalam RKTN/RKTP/RKTK diarahkan sebagai kawasan hutan
untuk pengusahaan hutan skala kecil Mempunyai potensi hasil hutan kayu
rendah Merupakan areal yang tidak berhutan Terdapat izin pemanfaatan
hutan untuk Hkm, Hutan Desa, HTR Arealnya dekat masyarakat didalam
dan sekitar hutan. Dalam RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk dalam
kawasan rehabilitasi atau kawasan untuk pengusahaan kawasan hutan
skala atau skala kecil.
Adapun pembagian blok pada KPHP Unit XV Pakpak Bharat adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.4. Pembagian blok pada KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat

No. Blok Luas (Ha)


1. Blok Inti 4.936,48
2. Blok Pemanfaatan 36.380,65
3. Blok Pemanfaatan HHK-HA 26.210,04

18
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

4. Blok Pemanfaatan Jasling dan HHBK 3.284,29


5. Blok Pemberdayaan 14.701,81
6. Blok Perlindungan 5.244,12
Total 90.757,39
Sumber : BPKH Wilayah 1 Medan

5. Aksesibilitas Kawasan
Aksesibilitas menuju wilayah KPH Unit XV dapat ditempuh dari Ibukota
Provinsi Sumatera Utara (Kota Medan) menuju Pakpak Bharat dapat ditempuh
dengan 7 s/d 8 jam, jalan menuju Pakpak Bharat/Salak cukup lancar hal ini
didukung kondisi jalan cukup baik dan merupakan jalan lintas Kabupaten. Dari
Kota Medan Provinsi Sumatera Utara menuju Pakpak Bharat/Salak melalui jalan
darat Medan – Berastagi – Kaban Jahe - Sidikalang - Pakpak Bharat/Salak
dengan jarak tempuh ± 270 km. Untuk mencapai lokasi KPH Unit XV dari Kota
Salak dapat dilakukan dengan cara berikut:
- Dari Pakpak Bharat/Salak menuju Desa Sibande yaitu jalan darat menuju
Subulussalam Kabupaten Aceh Singkil dengan jarak ± 85 km, waktu tempuh
± 1,5 jam. Dari Desa Sibande menuju lokasi KPH dapat ditempuh dengan
jalan darat dengan jarak ± 3 Km.
- Dari Pakpak Bharat/Salak menuju desa Sukaramai dengan kendaraan umum
dengan jarak ± 21 km, waktu tempuh ± 0,5 jam. Dari Desa Sukaramai
menuju lokasi KPH dapat ditempuh dengan jalan darat ± 5 km.
- Dari Pakpak Bharat/Salak menuju Desa Simarpara dengan jarak ± 20 km,
waktu tempuh ± 45 Menit. Dari Desa Simarpara menuju lokasi KPH dapat
ditempuh dengan jalan darat berupa jalan kampung ± 3 km.
- Dari Pakpak Bharat/Salak menuju Desa Sibagindar dengan jarak ± 22 km,
waktu tempuh ± 45 Menit. Dari Desa Simarpara dapat dilakukan melalui jalan
darat ± 3 km.
- Dari Pakpak Bharat/Salak menuju Desa Kuta Tinggi dengan jarak ± 15 km,
waktu tempuh ± 30 Menit. Dari Desa Kuta Tinggi menuju lokasi KPH ± 6 km
bisa ditempuh melalui jalan darat.
Jarak Ibukota Kabupaten Pakpak Bharat yang terjauh dari Ibukota
Kecamatan adalah Sitellu Talli Jehe dengan jarak 29 Km dan dan jarak yang
19
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

terdekat adalah Salak merupakan Ibukota Kabupaten Pakpak Bharat. Untuk jarak
dari ibukota kabupaten ke ibukota kecamatan disajikan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Jarak Ibukota Kabupaten Pakpak Bharat ke Ibukota Kecamatan

No. Kecamatan Jarak (Km)


1 Salak 0,00
2 Salak - Kerajaan 18,00
3 Salak - Pangindar 12,40
4 Salak - Pargetteng- Getteng Sengkut 4,20
5 Salak - Siempat Rube 5,00
6 Salak - Sitelu Tali Urang Jehe 29,00
7 Salak - Tinada 8,00
8 Salak - Sitelu Tali Urang Julu 10,00
Sumber: Dinas PU Bina Marga Kabupaten Pakpak Bharat

6. Sejarah Wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat


Sebagian wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat pada awalnya merupakan
wilayah Hutan Register, sedangkan sebagian lainnya merupakan penambahan
pada saat Penunjukan SK. Menteri Pertanian Tahun 1982 yang merupakan Tata
Guna Hutan Kesepakatan (TGHK). Pada Tahun 2003 adanya Paduserasi Rencana
Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan
(TGHK), pada tahun tersebut kawasan hutannya masuk ke dalam wilayah
administrasi Kabupaten Pakpak Bharat, yang sebelumnya merupakan wilayah
Kabupaten Dairi. Pada tahun 2005 keluar SK Menteri Kehutanan Nomor
SK.44/Menhut-II/2005 tentang penunjukan kawasan hutan Propinsi Sumatera
Utara, yang merupakan penerapan UU Nomor 41 Tahun 1999. Dimana luasan
kawasan hutan Kabupaten Pakpak Bharat adalah 132.865,08 Ha, dengan rincian
Hutan Konservasi seluas 5.657 Ha , Hutan Lindung seluas 45.163,61 Ha, Hutan
Produksi Tetap seluas 10.740,66 Ha, Hutan Produksi Terbatas seluas 71.303,81
Ha.
Pada tahun 2010 terbentuklah Kesatuan Pengelolaan Hutan Unit XV Pakpak
Bharat Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
No. SK. 102/Menhut-II/2010 tanggal 5 Maret 2010 tentang penetapan wilayah
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit XV Luasnya kurang lebih
20
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

112.166 ha dengan rincian Hutan Lindung (HL) seluas kurang lebih 41.641 Ha
dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas kurang lebih 70.525 Ha Luasan
tersebut masih mengacu pada SK Menteri Kehutanan No. 44 Tahun 2005. Pada
tanggal 24 Juni 2014, Menteri Kehutanan RI Mengeluarkan SK Nomor :
SK.579/Menhut-II/2014 mengenai Kawasan Hutan di Sumatera Utara.
Berdasarkan SK tersebut, maka luas KPH Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat
Provinsi Sumatera Utara yang semula ± 112.166 ha, menyesuaikan dengan SK
baru Nomor SK.579/MENHUT-II/2014 tentang kawasan hutan di Sumatera Utara
menjadi seluas kurang lebih 90.757,41 Ha dengan rincian Hutan Lindung (HL)
seluas ± 41.317,13 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 49.389,51 Ha,
Hutan Produksi (HP) seluas 50,77 Ha.

7. Iklim KPHP Unit XV Pakpak Bharat


Rata-rata curah hujan di Kabupaten Pakpak Bharat sebesar 4.044 mm
dengan jumlah hari hujan 197 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
September sebanyak 508 mm dengan jumlah hari hujan 24 hari. Curah hujan
terendah pada bulan Juni sebesar 100 mm dengan jumlah hari hujan 15 hari.
Rata-rata curah hujan bulanan dan hari hujan di Kabupaten Pakpak Bharat
disajikan pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Rata-Rata Hari Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan di Kabupaten
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara.

No. Bulan Hari Hujan Curah Hujan(mm) Rata –Rata


(mm) (mm)
1 Januari 16 491 30.68
2 Pebruari 11 341 31.00
3 M a r e t 9 295 32.77
4 April 18 450 25.00
5 M e i 8 272 34.00
6 Juni 15 100 6.67
7 Juli 13 211 16.23
8 Agustus 14 147 10.50
9 September 24 508 21.17

21
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

10 Oktober 25 386 15.44


11 Nopember 18 357 19.83
12 Desember 26 488 18.69
197 4.044 20.53
Sumber : Data BPS Kabupaten Pakapak Bharat Dalam Angka Tahun 2015

Menurut klasifikasi iklim Schmidth dan Ferguson, wilayah KPH Unit XV


Kabupaten Pakapak Bharat termasuk kedalam type Iklim A dengan nilai Q = 0 -
14,33%. Suhu udara di Kabupaten Pakpak Bharat mempunyai suhu berkisar
antara 18°C – 28°C.

8. Geologi dan Tanah KPHP Unit XV Pakpak Bharat

Jenis tanah yang terdapat di KPHP Unit XV Pakpak Bharat cukup beragam
yang didominasi oleh tanah Podsolik coklat dan andosol. Secara lebih rinci
luasan jenis tanah di wilayah KPH Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara
disajikan pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7. Rincian Klasifikasi Tanah dan Luasan pada Wilayah KPH Unit XV
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara.

No. Jenis Tanah Luas (ha) Persen (%)

1 Andosol 24.188,53 26,65


2 Podsolik Coklat 60.416,82 66,57
3 Podsolik Merah Kuning 6.152,06 6,78
Jumlah 90.757,41 100,00
Peta klasifikasi tanah pada wilayah KPH Unit XV Pakpak Bharat

Formasi batuan yang terdapat di KPHP Unit XV Pakpak Bharat didominasi


oleh Formasi Kluet dan Tuffa Toba. Secara lebih rinci luasan masing-masing
formasi batuan di wilayah KPH Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara
disajikan pada Tabel 2.8.

22
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 2.8. Daftar Rincian Formasi Geologi dan Luasan pada Wilayah KPH Unit
XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara

No. Batuan Induk Luas (ha) Persen (%)


1 Formasi Kluet 55.945,99 61,64
2 Formasi Sibolga 10.113,94 11,14
3 Komplek Sibolga 4,07 0,00
4 Tuffa Toba 24.693,41 27,21
Jumlah 90.757,41 100,00
Peta formasi geologi wilayah Unit XV Pakpak Bharat

9. Ketinggian Tempat dan Topografi KPHP Unit XV Pakpak Bharat

KPHP Unit XV Pakpak Bharat memiliki kondisi bentang alam yang terletak
dekat Garis Khatulistiwa dan tergolong ke daerah beriklim tropis dengan
ketinggian 250 -1500 m diatas permukaan laut dengan kondisi geografis
berbukit-bukit. Umumnya daerah KPHP Unit XV Pakpak Bharat berada pada
daerah yang curam dengan kemiringan lereng lebih dari 40 % yang meliputi
70,87% total wilayah KPH. Hal ini menandakan bahwa karakteristik fisik lahan
Kabupaten Pakpak Bharat sangat penting di sektor kehutanan khususnya untuk
daerah perlindungan daerah bawahan. Daerah dengan kemiringan lereng antara
0-15% dapat dikatakan tidak ditemukan di wilayah KPH ini. Secara lebih rinci
luasan dari masing-masing kelas kelerengan disajikan pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9. Rincian Luas masing-masing kelas Kelerengan pada KPH Unit XV
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara

No. Topografi Kemiringan (%) Luas (ha) Persen (%)


1 Sangat Curam > 40 64.315,50 70,87
2 Curam 25 - 40 26.441,91 29,13
Jumlah 90.757,41 100,00
Sumber : BPKH Wilayah 1 Medan

23
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

10. Tingkat Kekritisan Lahan KPHP Unit XV Pakpak Bharat

Berdasarkan data kekritisan lahan, maka tingkat kekritisan lahan pada


wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak Bharat beragam mulai dari tidak kritis
hingga sangat kritis. Pada wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat masih
didominasi oleh lahan yang agak kritis yaitu mencapai 79,16% dari total luas
wilayah KPH atau seluas ± 71.847,92 ha sedangkan lahan yang sangat kritis
hanya 0,07% atau ± 61,45 ha dan lahan kritis juga hanya 1,56 % atau seluas
± 1.413,26 Ha. Rincian luasan masing-masing tingkat kekritisan lahan pada
wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak Bharat dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10. Tingkat Kekritisan Lahan di Wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat

No. Kategori Luas (ha) Persen (%)


1 Potensial Kritis 17.434,78 19,21
2 agak kritis 71.847,92 79,16
3 Kritis 1.413,26 1,56
4 Sangat Kritis 61,45 0,07
Jumlah 90.757,41 100,00
Sumber : BPDAS HL Wampu Sei Ular (2014)

11. DAS KPHP Unit XV Pakpak Bharat


Wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat terdiri dari satu DAS utama yaitu
DAS Singkil dan sebagian kecil (hanya sebesar 0,55%) wilayah yang masuk
DAS Batang garigis. Pembagian Daerah Aliran Sungai (DAS) pada wilayah KPHP
Unit XV Pakpak Bharat disajikan pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11. DAS pada wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat

No. DAS/Sub DAS Luas (ha) Persen (%)


1 Batang Garigis 503,68 0,55
2 Singkil 90253,72 99,45
Jumlah 90.757,41 100,00
Sumber : BPDAS HL Wampu Sei Ular (2014)
24
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

12. Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM)

Organisasi KPHP Unit XV Pakpak Bharat saat ini berada dibawah UPT.
KPH Wilayah XIV Sidikalang. Direncanakan kedepannya KPHP Unit XV Pakpak
Bharat dipimpin seorang Kepala KPH dan dibantu seorang Kepala Sub Bagian
Tata Usaha, staf, fungsional polhut, penyuluh dan pengendali ekosistem hutan.
Sebagai tahapan awal minimal KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat
diharapkan sudah memiliki Kepala KPH, Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan
staf. Rencana struktur organisasi KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat
seperti Gambar 2.1.

KEPALA

SUBBAGIAN TATA
USAHA

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

RESORT
KPH
Gambar 2.1. Rencana struktur organisasi KPHP Unit XV Pakpak Bharat

B. Potensi Wilayah KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat

1. Tutupan Lahan KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat


Penutupan Lahan pada wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat didominasi
oleh hutan sekunder seluas ± 57.885,34 Ha (63,78%) dan hutan lahan kering
primer 18.101,00 Ha (19,94%). Tutupan lahan yang mendominasi
selanjutnya adalah pertanian lahan kering yang mencapai 8.356,82 Ha.
Rincian luasan masing-masing tipe tutupan lahan pada wilayah KPHP Unit
Pakpak Bharat disajikan pada Tabel 2.12.

25
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 2.12. Tipe Tutupan Lahan dan Luasan pada Wilayah KPH Unit XV
Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara

Fungsi Luas
No Klasifikasi Tutupan Lahan Persen
Kawasan (Ha)
(%)
1. Belukar HL dan HPT 4.054,05 4,47
2. Hutan Primer HL 18.100,99 19,94
3. Hutan Sekunder HL, HP dan HPT 57.885,34 63,78
4. Hutan Tanaman HPT 476,74 0,53
5. Pertanian Lahan Kering Campur Semak HPT 554,68 0,61
6. Pertanian Lahan Kering HPT 8.356,20 9,21
7. Lahan Terbuka HPT 1.329,39 1,46
Grand Total 90.757,41 100,00
Sumber : BPKH Wilayah I Medan (2015)

2. Potensi Hasil Hutan Kayu


Potensi tegakan di KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara
berdasarkan stratifikasi tutupan lahan pada fungsi hutan sebagai berikut :

a) Potensi Tegakan pada kelompok Hutan Lindung (HL) berstratifikasi hutan


lahan kering Sekunder.

Potensi tegakan pohon yang terdapat pada fungsi HL dengan stratifikasi


hutan lahan kering sekunder diperoleh rata-rata volume tegakan pada
tingkat pohon sebesar 128,87 m3/ha dengan rata-rata jumlah batang 134,50
batang/ha. Potensi volume terbesar adalah jenis Kecing yaitu sebesar 20,41
m3/ha dengan potensi jumlah batang sebanyak 17,50 batang/ha. Perkiraan
potensi tegakan dan volume pada fungsi HL dengan tutupan hutan lahan
kering sekunder seluas ±19.827,88 ha yaitu volume sebesar 814.317,42 m3
sampai dengan 4.985.369,94 m3 dan jumlah batang sebanyak 464.765,51
sampai dengan 2.583.771,04 batang. Dengan kerapatan rata-rata sebesar
134,50 batang/ha dan jumlah volume pohon sebesar 773,35 m3, dengan
rata-rata volume sebesar 128,89 m3/ha.

b) Potensi Tegakan pada kelompok Hutan Lindung (HL) berstratifikasi hutan


lahan kering Primer.

26
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa kerapatan rata-rata pohon yang


terdapat pada fungsi HL dengan stratifikasi hutan lahan kering Primer adalah
179,69 batang/ha. Dugaan potensi tegakan pohon adalah sebesar 143,78
m3/ha. Sehingga dugaan potensi tegakan dan volume untuk seluruh kawasan
hutan fungsi HL dengan tutupan lahan berstratifikasi hutan lahan kering
Primer seluas ±17.477,44 ha yaitu sebesar 281.386,78 m3 s/d 2.512.906,32
m3 dengan jumlah batang sebanyak 179.493,31 batang s/d 3.140.171,65
batang.

c) Potensi Tegakan pada kelompok Hutan Produksi Terbatas (HPT)


berstratifikasi hutan lahan kering Sekunder.

Kerapatan pohon rata-rata pada kelompok Hutan Produksi Terbatas (HPT)


berstratifikasi hutan lahan kering Sekunder adalah 122,00 batang/ha dengan
dugaan volume pohon sebesar 101,88 m3/ha. Sehingga dugaan potensi
untuk luasan fungsi Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan tutupan lahan
berstratifikasi hutan lahan kering sekunder seluas ±17.625,67 ha yaitu
volume sebesar 2.155.090,67 m3 s/d 2.205.147,57 m3 dan jumlah batang
sebanyak 2.936.436,62 batang s/d 2.984.907,21 batang.

d) Potensi Tegakan seluruh sample plot pada KPH Unit XV Pakpak Bharat.

Dugaan potensi tegakan pohon untuk seluruh areal yang terdapat pada KPH
Unit XV Pakpak Bharat, diperoleh rata-rata volume tegakan pada tingkat
pohon sebesar 121,07 m3/ha dengan rata-rata jumlah pohon 138,47
batang/ha. Hasil perhitungan tegakan dan volume pada lokasi kegiatan
inventarisasi hutan, dengan seluruh sample plot di wilayah KPH XV seluas ±
74.708,02 ha yaitu Volume sebesar 814.317,42 m3 s/d 4.985.369,94 m3
dan jumlah batang sebanyak 1.337.273,56 batang s/d. 10.503.947,61
batang. Dugaan potensi untuk pohon dengan diameter 50 cm keatas adalah
41,22 m3/ha dengan jumlah batang sebanyak 15,20 btg/ha.

3. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu

Jenis hasil hutan bukan kayu yang ada seperti : rotan, kemenyan, bambu,
gambir, nilam, aren dan lebah madu. Komoditas ini sebagian besar sudah
27
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

diusahakan oleh masyarakat dan menjadi salah satu komoditas unggulan


Kabupaten Pakpak Bharat.

4. Keberadaan Flora dan Fauna Langka

1. Flora
Diantaranya terdapat Jenis-jenis pohon dilindungi berdasarkan SK Menteri
Pertanian No. 54/Kpts/Um/2/1972 Tanggal 5 Pebruari 1972 yaitu terdiri dari :

 Pohon yang dilindungi karena menghasilkan getah yaitu pohon Damar


(Hopea sangal Korth)
 Pohon yang dilindungi karena menghasilkan getah yaitu pohon
Beilschmiedia madang Bl.
Pohon yang dilindungi karena menghasilkan getah yaitu pohon jelutung
 Pohon yang dilindungi karena menghasikan kayu/batang yaitu jenis
Durian (Durio cannatus Mast) .
 Selain itu juga ditemukan jenis Pohon yang mutlak dilindungi dari jenis
meranti (Shorea SP), meranti merah, meranti kuning dan tulasan
2. Fauna
Jenis satwa/fauna dilindungi oleh undang-undang yang hidup secara liar di
pada wilayah KPH Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara
jenisnya yaitu Harimau (Phantera tigris sumateraensis), Landak (Histrix
brachura), Kijang (Muntiacus muntjak) dan Siamang (Hylobates syndactylus),
Tringgiling (Manis javanica), Beruang (Helarctos malayanus) dan Babi hutan
(Sus vittatus). Satwa lain jarang (tidak pernah) dijumpai lagi. Namun
berdasarkan informasi dari masyarakat sekitar hutan tersebut masih ada
hewan yang dilindungi lainnya seperti Kambing Hutan (Nemorhaedus
sumatraensis) Kera Kepala Putih dan Murai Batu. Fauna langka lain yang
termasuk dilindungi dan terdapat dalam wilayah KPHP Unit XV Kabupaten
Pakpak Bharat adalah orangutan. Habitat orangutan terdapat pada Register
66 dan Register 70. Mengingat hewan ini keberadaannya semakin sedikit
maka pengelolaan hutan juga harus memperhatikan keberlangsungan hidup
orangutan.

28
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

5. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam


Diantara potensi jasa lingkungan dan wisata alam yang terdapat di wilayah
KPHP Unit XV Pakpak Bharat terdapat beberapa aliran sungai dan air terjun yang
merupakan potensi wisata alam yang dapat dikembangkan secara professional.
Salah satu potensi air terjun yang terdapat di kawasan KPHP Unit XV Pakpak
Bharat adalah air terjun Lae Une yang memiliki akses masuk yang cukup dekat.
Sampai saat ini air terjun tersebut belum dikelola dengan baik sehingga belum
bisa memberikan kontribusi baik terhadap pemerintah maupun masyarakat di
sekitar air terjun tersebut. Selain itu terdapat juga air terjun Singgabit di Desa
Mahala Kecamatan Tinada yang masuk ke dalam blok pemberdayaan Hutan
Produksi Terbatas.
Potensi jasa lingkungan yang bisa diperoleh dari KPHP Unit XV Pakpak
Bharat adalah pemanfaatan air untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH). Potensi air PLTMH sebagian sudah dimanfaat untuk
PLTMH. Selain pemanfaatan air untuk PLTMH, terdapat juga potensi
pengembangan untuk air minum di Lae Cimbe di Desa Sukarame yang masuk ke
dalam blok pemanfaatan Hutan Lindung. Selain itu, cadangan karbon yang cukup
besar terutama pada blok HL Inti memiliki potensi yang besar untuk masuk
dalam skema pengelolaan KPH. Informasi detail terkait potensi jasa lingkungan
dan wisata alam di KPHP Unit XV Pakpak Bharat disajikan pada Tabel dibawah.

Tabel. 2.13. Potensi jasa lingkungan dan wisata alam di KPHP


No. Potensi Lokasi Keterangan
1. Air Terjun Lae Une Desa Kecupak I - Terletak di Blok Perbedayaan
Kec. Pergetteng Getteng HPT
Sengkut - Wisata alam dengan
pemandangan air terjun dan
pemadangan alam
- Akses ke lokasi dekat dengan
Ibu kota Kab.Pakpak Bharat
(± 4 km)
2. Air Terjun Lae Singgabit Desa Mahala Kec. Tinada - Terletak di Blok Perbedayaan
HPT
- Wisata alam dengan
pemandangan air terjun dan
pemadangan alam
- Akses ke lokasi dari Ibu kota
Kab.Pakpak Bharat (± 15
km)

29
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

3 Lae Cimbe Desa Sukaramai - Terletak di Blok Perlindungan


- Sumber air minum
Kec. Kerajaan
- Akses ke lokasi pinggir jalan
lintas negara

C. Data dan Informasi Sosial Budaya


1. Kependudukan.
Kawasan KPHP Unit XV Pakpak Bharat secara administratif berada di
Kabupaten Pakpak Bharat. Kecamatan yang berada di kawasan ini, meliputi;
Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Tinada, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe,
Kecamatan Salak, Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut, Kecamatan Sitellu
Tali Urang Julu dan Kecamatan Pagindar. Berdasarkan hasil identifikasi, ada 31
(tiga puluh satu) desa berada di wilayah kelola KPHP unit XV Pakpak Bharat
(tabel 2.3).
Berdasarkan angka perkiraan, jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat
pada tahun 2014 berjumlah 44.520 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 36
jiwa per Km². Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe yaitu sebanyak 10.288 jiwa atau 23.11 %, sedangkan penduduk
paling sedikit berada di Kecamatan Pagindar sebanyak 1.331 jiwa atau 2.99%.
Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu merupakan Kecamatan yang paling padat
penduduknya dengan kepadatan 70 jiwa per Km² dan Kecamatan Pagindar
merupakan Kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu sebesar 17
jiwa per Km².
Jumlah penduduk di Kabupaten Pakpak Bharat mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Peningkatan tertinggi terjadi pada jenis kelamin laki-laki yang
mengakibatkan lebih banyaknya jumlah penduduk laki-laki dibandingkan
perempuan. Di pertengahan tahun 2015, hasil proyeksi jumlah penduduk
Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebanyak 45.516 jiwa, yang terdiri dari 23.001
jiwa penduduk laki-laki dan 22.515 jiwa penduduk perempuan. Sebanyak 45.516
penduduk Kabupaten Pakpak Bharat menyebar di delapan Kecamatan dan 52
desa, persentase terbesar berada di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe yaitu
23,11% (10.517 jiwa) sedangkan persentase terkecil ada di Kecamatan Pagindar
yaitu 2,99% (1.362 jiwa). Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.14.

30
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 2.14. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan Kabupaten


Pakpak Bharat Tahun 2015

Luas Penduduk Kepadatan


No Kecamatan Penduduk
(Km2) (Jiwa)
1 Salak 245.57 8.119 33
2 Sitellu Tali Urang Jehe 473.62 10.517 22
3 Pagindar 75.45 1.362 18
4 Sitellu Tali Urang Julu 53.02 3.797 72
5 Pergetteng-getteng 66.64 4.201 62
6 Kerajaan 147.61 9.131 62
7 Tinada 74.03 4.084 55
8 Siempat Rube 82.36 4.305 52
Jumlah 1218.30 45.516 37
Sumber : Kabupaten Pakpak Bharat Dalam Angka 2016

Tabel 2.15. Jumlah Penduduk Berdasarkan Desa di Wilayah KPHP Unit XV Pakpak
Bharat Tahun 2015

Luas Penduduk Kepadatan


No Kecamatan Desa Penduduk
(Km2) (Jiwa)
1. Kerajaan Sukaramai 33,05 1.757 53,16
Kuta Saga 3,30 622 188,4
Surung Mersada 4,50 356 79,11
Perduhapen 3,22 277 86,02
Majanggut I 15,40 938
Majanggut II 36,56 90 2,46
2. Sitellu Tali Urang Jehe Simberuna 21,00 596 28
Maholida 18 748 42
Tanjung Meriah 15,25 1.648 108
Perolihen 20 887 44
Mbinalum 35,17 1.300 37
Malum 73,40 495 7
Tanjung Mulia 79,60 1.027 13
Kaban Tengah 115,10 1.910 17
Perjaga 18,90 463 25
Bandar Baru 77,20 1.643 21
3. Tinada Mahala 19,02 712 37
31
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tinada 12,41 977 79


4. Sitellu Tali Urang Julu Ulumerah 21,31 639 30
Pardomuan 10,40 892 86
5. Pergetteng-getteng Kecupak I 11,91 643 54
Sengkut
Kecupak II 14,44 1.803 125
Aornakan I 11,44 684 60
Aornakan II 11,43 846 74
Simervara 17,42 305 18
6. Salak Salak I 3 1.861 620
Boangmanalu 3,15 2.448 777,14
Kuta Tinggi 48 1.142 23,79
Sibongkaras 176,25 102 1
7. Pagindar Napatalun 14,31 445 31
Perlambuken
Sibagindar 22,19 482 22
Pagindar 18,50 219 12
Lae Mbentar 20,45 243 12
Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2016

Jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2015 berjumlah 45.516
jiwa yang terdiri dari 23.001 Jiwa penduduk laki-laki dan sebanyak 22.515 jiwa
penduduk wanita. Jika dilihat berdasarkan angka sex ratio sebesar 102.15% maka
dapat dikemukakan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah
penduduk perempuan.
Pada tahun 2015 jumlah penduduk yang berada pada usia produktif (15 tahun -
64 tahun) sebanyak 57,35%. Capaian ini masih jauh di bawah capaian jika
Kabupaten Pakpak Bharat ingin mendapatkan periode Bonus Demografi. Bonus
demografi adalah suatu kondisi dimaka tingkat ketergantungan penduduk sangat
rendah' masyarakat yang berada di tingkat usia produktif sangat tinggi yakni
mencapai 70,0%. Pada situasi ini suatu wilayah akan mengalami pertumbuhan
ekonomi yang sangat tinggi.
Rasio Penduduk yang bekerja adalah banyaknya Penduduk yang bekerja di
Pakpak Bharat dibagi dengan Angkatan Kerja yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat.
Rasio penduduk yang bekerja juga dipengaruhi oleh banyaknya lapangan pekerjaan
32
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

yang tersedia. Kurangnya lapangan kerja dikarenakan banyaknya perusahaan yang


gulung tikar, persaingan antar tenaga kerja baik dari dalam daerah dan luar daerah
serta kualitas dan kuantitas SDM yang belum memadai sehingga angka penduduk
yang bekerja lebih sedikit dibanding dengan angka pengangguran. Secara lebih jelas
disajikan pada Tabel 2.16.

Tabel 2.16. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Pakpak Bharat
Tahun 2010-2015

Tahun
Uraian
2012 2013 2014 2015
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) 87,34 90,05 89,09 87,76

2. Sosial ekonomi dan Budaya Masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat


Struktur ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat bertumpu pada empat sektor
dominan yang secara tradisional menyangga ekonomi sebagai penyerap lapangan
kerja terbesar. Keempat sektor dominan tersebut adalah sektor pertanian,
perdagangan, hotel, dan restoran, bangunan serta sektor jasa-jasa. Selama kurun
waktu tahun 2010-2015 penyangga terbesar perekonomian Kabupaten Pakpak
Bharat adalah sektor pertanian, disusul kemudian administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial di urutan kedua, sektor perdagangan besar, dan
eceran, reprasi mobil dan sepeda motor diurutan ketiga dan sektor jasa-jasa diurutan
keempat.
Permasalahan kemiskinan masih menjadi salah satu tugas yang harus
diselesaikan oleh pemerintah, tidak terkecuali juga bagi Pemerintah Kabupaten
Pakpak Bharat. Bermacam-macam program pengentasan kemiskinan yang dilakukan
baik oleh pemerintah maupun swasta diharapkan akan dapat terus menekan angka
kemiskinan sampai pada tingkat yang serendah-rendahnya. Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang
disetarakan dengan 2100 kilokalori per kapita perhari. Garis Kemiskinan Bukan
Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang,
pendidikan, dan kesehatan. Pada tahun 2015, jumlah penduduk miskin adalah 4.721
jiwa. Secara relative (persentase) penduduk miskin di Kabupaten Pakpak Bharat
33
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

kondisinya selalu menurun dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 persentase
penduduk miskin di Kabupaten Pakpak Bharat mencapai 13,16%, pada tahun 2013
persentase penduduk miskin berhasil diturunkan hingga 11,28%. Persentase
penduduk miskin kembali menurun pada tahun 2014 menjadi 10,55 persen. Hal
tersebut berarti berbagai program pengentasan kemiskinan yang dilakukan cukup
berhasil.
Tingkat partisipasi tenaga kerja (labor force participation rate) adalah rasio
antara angkatan kerja (semua yang saat ini bekerja mencari kerja) dengan total
penduduk usia kerja. Dalam kurun waktu lima tahun (2010-2015), dua variabel
utama bidang ketenagakerjaaan menunjukkan kinerja yang membaik. Tingkat
pengangguran terbuka pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi sebesar
2,64%, dari tahun 2013 sebesar 3,57%. Namun pada tahun 2015, tingkat
pengangguran terbuka kembali mengalami peningkatan sedikit menjadi 2,88%.

3. Sistem dan struktur masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan


Komposisi struktur penduduk desa disekitar KPHP unit XV Pakpak Bharat
terdiri dari satu suku mayoritas yaitu Suku Pakpak yang menganut sistem patrilineal
dalam pewarisan yang mengutamakan anak laki-laki, serta exogami marga yang
tidak memperbolehkan perkawinan dengan marga yang sama melainkan harus dari
luar marga. Meskipun di dominasi oleh suku Pakpak, namun suku pendatang seperti
Batak Toba, Jawa, Melayu, Karo diterima dengan baik dan dapat hidup
berdampingan. Mayoritas penduduknya beragama kristen diikuti oleh Islam.
Masyarakat Pakpak Bharat dapat dikategorikan sebagai masyarakat hukum
adat, karena semua wilayah desa dan hutan di sekitarnya menjadi milik marga
tertentu secara komunal yang dikenal dengan istilah atau konsep sukut ni talun.
Marga Sukut ni talun dapat diartikan sebagai marga pemilik hak ulayat. Ada puluhan
nama marga yang memiliki hak ulayat di Pakpak Bharat, antara lain: Marga Padang,
Solin, Berutu, Manik, Banurea, Bancin, Cibro, Sinamo, Tinendung, Sitakar, Kebeaken,
Padang Batanghari, Angkat, Lembeng, dan marga lainnya. Namun demikian dari sisi
sejarah luasan pemilikan hak ulayat ada 4 (empat) marga, cukup besar wilayahnya
yaitu marga: Padang, Solin, Berutu dan Manik. Nama hak ulayat marga Solin dikenal
dengan sebutan Mahala majanggut dengan cakupan wilayah Kecamatan Tinada dan

34
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

sebagian wilayah kecamatan Kerajaan. Nama hak ulayat marga Padang tercakup di
wilayah kecamatan Si Empat Rube; Nama hak ulayat marga Berutu disebut Si tellu
Tali Urang Jehe dan Sitellu Tali Urang Julu, dengan cakupan wilayah Kecamatan
Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu dan sebahagian wilayah
Kecamatan Salak; Hak ulayat marga manik disebut wilayah Pergetteng-getteng
sengkut yang mencakup Kecamatan Pagindar dan Kecamatan Pergetteng-getteng
Sengkut. Sementara di wilayah kota Salak sebagai ibu kota kabupaten yang menjadi
pemilik hak ulayat ada 2 marga yaitu: Marga banurea dan Marga Boangmanalu.
Batas-batas hak ulayat antar marga berbeda dengan batas wilayah
administrasi pemerintahan. Batas-batas tersebut umumnya adalah sungai, gunung,
bukit dan lembah. Umumnya anggota marga dalam suatu komunitas memiliki
pengetahuan tentang hak ulayat dan batas-batas hak ulayat dengan marga lainnya.
Marga-marga yang menjadi pemilik hak ulayat di setiap wilayah selain mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi, juga sangat berperan dalam berbagai kegiatan sosial
maupun dalam proses pengambilan keputusan.
Masyarakat Pakpak Bharat mayoritas tinggal di sekitar hutan, sehingga
kehidupannya banyak berhubungan dengan hutan. Lokasi hutan dijadikan sebagai
sumber kehidupan dengan berbagai aktivitas hidup. Hutan dijadikan sebagai tempat
dan sumber ekonomi, sumber bahan pangan, sumber bahan obat-obatan dan juga
terkait dengan religi. Sebagai sumber ekonomi, area hutan diolah menjadi
perladangan, perkebunan, serta kayu dan non kayu. Penghasilan non kayu, biotik
yang hidup di hutan dijadikan sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan. Hasil
penelitian membuktikan cukup beragam sumber-sumber tersebut disediakan oleh
alam, baik melalui proses pengolahan maupun dikonsumsi langsung. Penduduk
tempatan memiliki pengetahuan lokal, baik yang diperoleh secara turun temurun
maupun melalui sharing pengetahuan maupun melalui pengalaman pribadi.
Hubungan penduduk lokal dengan lingkungan hutan tidak sekedar hubungan
ekonomi tapi juga terkait dengan aspek sosial budaya dan religi. Dengan kata lain
mereka memiliki kebudayaan terkait dengan hutan.
Pada struktur masyarakat Pakpak terdapat dua komunitas terkecil yaitu Kuta
dan Lebuh. Lebuh adalah bagian dari Kuta yang dihuni oleh klan kecil, sedangkan
Kuta adalah kumpulan dari Lebuh yang dihuni oleh suatu klan besar/marga tertentu

35
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

dipimpin oleh Pertaki yang berperan sebagai raja adat. Pada setiap Kuta terdapat 5
unsur adat "Sulang Silima", atau pembantu Pertaki, yang disebut Sukut Nintalun
yaitu : Perisang-isang, Perekur-ekur, Pertulan Tengah, Berru, Kula kula. Lembaga
adat ini berfungsi mengatur hak ulayat masyarakat adat, tata kelola tanah ulayat,
dan menyelesaikan sengketa secara adat.
Keberadaan sistem adat di masyarakat Pakpak merupakan kearifan lokal yang
menguntungkan bagi keberlanjutan hutan. Sistem adat beserta peraturan yang ada
di dalamnya mengontrol masyarakat dalam bertindak mengelola alam secara bijak.
Namun demikian, seiring perkembangan zaman, sistem nilai adat terutama yang
berkaitan dengan lingkungan mulai tergerus. Ritual yang bertujuan menjaga
keberlanjutan sumberdaya alam mulai ditinggalkan karena dianggap kurang efisien.
Ini terjadi utamanya pada desa yang sudah relatif maju, dilintasi jalan utama, serta
mendapat akses informasi dan komunikasi yang baik. Hal ini dikeluhkan oleh tokoh
adat karena generasi muda cenderung abai terhadap budaya nenek moyangnya.
Meskipun demikian di beberapa wilayah masih banyak desa yang mematuhi hukum
adat.
Struktur masyarakat Pakpak yang menjunjung tinggi adat dan tokoh lokal yaitu
pemilik hak ulayat berupa marga tertentu perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
dan pengelolaan hutan. Dengan menggandeng tokoh lokal dan menghidupkan
kembali kearifan lokal yang mulai pudar diharapkan keberlangsungan hutan di
wilayah ini akan terjaga, lebih jauh lagi masyarakat memiliki akses dalam mengelola
hutan secara lestari yang berimbas pada peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar
hutan.

3. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan


hutan

Masyarakat dilokasi penelitian merupakan masyarakat agraris yang


menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian dan perkebunan. Petani di empat
desa sebagian besar menetap namun sebagian masih menerapkan perladangan
berpindah. Pertanian yang dikembangkan di empat desa ini adalah dengan
berkebun/berladang. Komoditas pada masing-masing desa disajikan pada Tabel
2.17.

36
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 2.17. Komoditas utama per desa sekitar kawasan hutan

Jenis pemanfaatan Volume


hasil hutan Sukaramai Simberuna Tinada Mahala
1x seminggu,
kayu bakar 1 kubik 1 keranjang - v
1x setahun, bervariasi
bamboo 6 buluh 30-500 buluh - v
100 kg / 1x
kulit manis panen - v -
rotan - - v v
1 x setahun, bervariasi
durian - 100-500 buah v -
buah jeruk, pisang, 500 kg setiap 2-
sirsak 5x setahun - v v
1 x setahun, 100-500
petai - ikat v v
1 x setahun, rata-rata
jengkol - 400 kg - v
1x dalam 2 minggu, 40
coklat - kg - -
sawit - 2x setahun, 350 kg - v
karet - 1x seminggu, 5-30 kg v v
gambir V - v v
rempah: jahe,
temulawak V - - -
tanaman obat : sirih
harimau, benalu 300 kg per
hutan, cikala musim - - -
madu 3 liter per musim - - -
Kemenyan - - v v
Kopi - - v -
Damar - - - v
Keterangan : v = dimanfaatkan namun tidak ada data volume produksi

37
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

D. Data Informasi Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan


Hutan

Izin pemanfaatan hutan yang ada di wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat
dapat dilihat pada Tabel 2.18. Luasan kawasan yang memiliki izin-izin pemanfaatan
hutan yang ada di wilayah KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat dapat dilihat pada
Tabel 2.19.

Tabel 2.18. Data Informasi Izin-Izin Pemanfaatan Hutan di wilayah KPHP Unit XV
Pakpak Bharat

Luas Masa
Jenis
No. Nama Pemegang Izin Nomor SK Izin Berlaku
Perizinan
(Ha) Izin
1. PT. GRUTI IPHHK SK.362/Menhut- 26.175 35 tahun
II/2005 jo. SK.
32/Menhut-II/2007
2. PT. Multi Sibolga IPHHK 35 tahun
Timber*) 27,68
3. IUPHKm SK.989/Menlhk- 35 tahun
KTH Dos Ukur Mersada PSKL/PSL.0/3/2017 104
4. IUPHKm SK.990/Menlhk- 35 tahun
KTH Njuah Njerdik PSKL/PSL.0/3/2017 110
5. IUPHKm SK.986/Menlhk- 35 tahun
KTH Pemuda Tani PSKL/PSL.0/3/2017 162
Keterangan : * tidak semua luasan izin masuk didalam wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat

Tabel 2.19. Data Perizinan penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP Unit XV
Kabupaten Pakpak Bharat

Luas Masa
Nama Pemegang Jenis
No. Nomor SK Izin Berlaku
Izin Perizinan
(Ha) Izin
5 tahun dan
PT. Bakara Bumi
1. IPPKH SK.326/Menhut-II/2013 30,68 dapat
Energi
diperpanjang
SK. 339/Menhut-
2. Bupati Pakpak Bharat IPPKH 45
II/2012
5 tahun dan
PT. Inpola Mitra
3. IPPKH SK.610/Menhut-II/2013 48,303 dapat
Elektrindo
diperpanjang
5 tahun dan
PT. Phakpak Bumi
4. IPPKH SK.132/Menhut-II/2013 36,431 dapat
Energi
diperpanjang
5. PT. PLN (Persero) IPPKH 42/1/IPPKH/PMDN/2016 14,04

38
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

E. Wilayah Tertentu
Wilayah Tertentu merupakan wilayah KPH, baik yang berfungsi hutan lindung
(HL) maupun hutan produksi (HP) dan hutan produksi terbatas (HPT), yang di
dalamnya belum diterbitkan ijin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan,
termasuk pula belum terdapat minat investasi di dalamnya sehingga lebih lanjut akan
direncanakan untuk dikelola oleh KPH. KPHP Unit XV Pakpak Bharat memiliki wilayah
tertentu seluas + 53.803,657 Ha, yang teridentifikasi pada kawasan hutan dengan
fungsi lindung (HL) pada Blok Pemanfaatan seluas 35.934,667 Ha, fungsi produksi
terbatas (HPT) pada Blok Pemberdayaan seluas 14.584,70 Ha dan fungsi produksi
terbatas (HPT) pada Blok Pemanfaatan Jasling dan HHBK seluas 3.284,29 Ha.

Tabel 2.20. Pembagian Blok pada Wilayah Tertentu di KPHP Unit XV Pakpak Bharat

No Fungsi Blok Luas (Ha)


1 Hutan Lindung Pemanfaatan 35.934,667
2 Hutan Produksi Terbatas Pemanfaatan Jasling dan HHBK 3.284,29
3 Hutan Produksi Terbatas Pemberdayaan 14.584,70
Total 53.803,657
Sumber : BPKH Wilayah 1 Medan

F. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan

Isu Strategis
1. Perubahan rencana peruntukan kawasan hutan (SK.579/Menhut-II/2014)
2. Dilegalisasikannya Undang-Undang Nomer 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Dengan dicabutnya UU 32 Tahun 2004 beserta
perubahan-perubahannya dan diberlakukannya Undang-Undang Nomer 23
tahun 2014, terjadi perubahan yang sangat drastis terkait kewenangan
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam urusan bidang kehutanan. Pemerintah
Kabupaten/Kota hanya memiliki 1 kewenangan/urusan yaitu Pelaksanaan
Pengelolaan Taman Hutan Raya (Tahura). Pelaksanaan dan pengelolaan
Taman Hutan Raya (Tahura) menjadi bagian dari sub urusan konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kewenangan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam bidang kehutanan tersebut, menjadi satu-satunya
kewenangan yang dimiliki berdasar Undang-Undang No. 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Hal tersebut menunjukkan urusan kehutanan
39
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

kembali menjadi tersentralisasi, kendati ada pemerintah provinsi yang masih


memiliki kewenangan yang cukup besar. Namun, pemerintah provinsi
sejatinya merupakan kepanjangan tangan pemerintah pusat melalui konsep
dekonsentrasi.
3. Perkembangan isu global; Good Forest Governance, Climate Change dan
Public-Private Partnership.

Kendala dan Permasalahan


1. Perambahan Wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat menjadi lahan pertanian
oleh Masyarakat yang bermukim di sekitar dan di dalam wilayah KPHP
Perambahan yang dilakukan masyarakat di wilayah KPH ini cukup luas
dan menyeluruh. Masyarakat yang berada di sekitar kawasan KPHP Unit XV
Pakpak Bharat merambah kawasan untuk membuka lahan pertanian yang
dijadikan sebagai mata pencaharian baik utama maupun sampingan.
Perambahan yang diusahakan masyarakat di kawasan KPH sudah sejak
lama ada, sehingga akan sangat sulit untuk menghentikannya. Diperlukan
strategi tersendiri untuk merangkul masyarakat agar terbentuk
kesepahaman bersama dengan KPH sehingga pengelolaan hutan di wilayah
KPH optimal, lestari namun tetap berbasis masyarakat.

2. Kelembagaan, Sarana Prasarana dan SDM


Posisi KPHP Unit XV Pakpak Bharat dalam Struktur Organisasi
Pemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat setelah diberlakukannya UU No. 23
tahun 2014 tidak lagi berada di bawah Pemerintah Kabupaten Pakpak
Bharat. Perlu adanya peningkatan kelembagaan KPHP Unit XV Pakpak
Bharat menjadi sebuah lembaga yang memiliki pola keuangan PPK BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah) agar KPHP Unit XV Pakpak Bharat lebih
mandiri dan memiliki anggaran tersendiri. Kondisi sarana prasarana dan
sumber daya manusia yang ada saat ini di KPHP Unit XV Pakpak Bharat
masih sangat terbatas mengingat wilayah kerja yang cukup luas. Perlu
adanya alokasi SDM yang profesional terutama fungsional seperti polisi

40
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

hutan (polhut) dalam pengamanan hutan KPH dan tenaga lainnya yang
teknis sehingga pelaksanaan operasionalisasi KPH lebih optimal.

3. Illegal Loggingdan IUPHHK-HA yang Tidak Beroperasi


Praktek illegal logging di wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat masih
terjadi namun dengan keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber
daya manusia untuk melakukan pengawasan sehingga saat ini masih sulit
untuk dikendalikan. Di dalam wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat terdapat
beberapa IUPHHK-HA. Permasalahan yang terjadi adalah IUPHHK-HA yang
izinnya masih aktif namun hingga saat ini tidak melakukan
aktivitas/kegiatan sehingga masyarakat yang berada di sekitar wilayah izin
mulai merambah wilayah tersebut untuk dijadikan areal pertanian. Hal ini
bisa menjadi masalah ketika nantinya perusahaan akan beroperasi. Namun,
kesalahan pemegang izinsendiri adalah tidak melakukan pengawasan dan
pemberdayaan kepada masyarakat di sekitar areal konsesinya sehingga
bisa berdampak pada konflik lahan. Untuk itu, perlu adanya koordinasi
dengan pemegang izin dalam pengelolaan hutan di wilayah KPH.

4. Adanya perubahan fungsi kawasan di wilayah KPH


Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 579/Menhut-II/2014 tanggal 24
Juni 2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara terdapat
beberapa perubahan terhadap fungsi dan luas wilayah KPHP Unit XV
Pakpak Bharat. Pada wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat terdapat wilayah
KPH yang telah menjadi Areal Penggunaan Lain (APL) dengan luasan ±
9.681,29 Ha. Perubahan fungsi kawasan KPH menjadi APL ini dikarenakan
sudah ada dan berkembangnya pemukiman didalam kawasan tersebut.

5. Pemahaman Masyarakat Tentang KPHP Unit XV Pakpak Bharat


Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) merupakan kebijakan pemerintah
pusat untuk mengelola hutan di tingkat tapak. KPH sebenarnya bukan
sesuatu yang baru karena telah ada diamanatkan dalam UU No. 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan. Namun, baru beberapa tahun terakhir KPH

41
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

muncul di Pemerintah Daerah dan masyarakat. Sampai saat ini masih


banyak stakeholder yang belum mengetahui tentang apa itu KPH,
bagaimana konsepnya dan apa manfaatnya sehingga masih belum terjadi
kesepahaman bersama dalam pengelolaan hutan. Bahkan pemerintah
daerah masih kurang memahami bagaimana pola tata hubungan kerja
(Tahuja) dengan pemerintah kabupaten serta hubungan adanya KPH
dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun PAD bagi daerah.
Untuk itu, sangat diperlukan sosialisasi kepada para stakeholder agar
memahami konsep KPH terutama KPHP Unit XV Pakpak Bharat ini sehingga
dapat terwujud pengelolaan hutan yang optimal di Kabupaten Pakpak
Bharat.

42
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

BAB III
VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN

Rumusan visi dan misi KPHP Unit XV Pakpak Bharat merupakan gambaran
yang akan dicapai selama 10 tahun kedepan. Rumusan visi dan misi KPHP Unit XV
Pakpak Bharat didasarkan atas kondisi, isu-isu strategis yang diangkat dari berbagai
problematika yang menjadi tantangan dalam pengelolaan sumberdaya hutan di
kawasan KPHP Unit XV Pakpak Bharat saat ini dan harapan di masa yang akan
datang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki saat ini.
KPHP Unit XV Pakpak Bharat sebagai bagian dari program pembangunan
maka proses penyusunan visi dan misinya diselaraskan dengan visi dan misi
pembangunan nasional, pembangunan daerah pada umumnya dan pembangunan
sektor kehutanan pada khususnya.

A. Visi
Sejalan dengan Visi dan Misi Pembangunan Tingkat Nasional dan Daerah,
serta isu-isu strategis maka Visi KPHP Unit XV Pakpak Bharat Tahun 2017 - 2026
adalah “Terwujudnya Pengelolaan Hutan KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang
yang Optimal dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”.
Berdasarkan visi KPHP Unit XV Pakpak Bharat, maka ada 4 (empat) poin
utama yang bisa dijabarkan yaitu :
1. KPHP Unit XV Pakpak Bharat memiliki struktur organisasi yang solid,
sumberdaya manusia yang professional, serta sarana dan prasarana
pendukung yang memadai.
2. KPHP Unit XV Pakpak Bharat berbasis masyarakat yaitu pengelolaan hutan di
wilayah KPH melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama sehingga
masyarakat yang melakukan pengelolaan dan masyarakat juga yang
merasakan dan mendapatkan hasilnya. Sehingga konsep hutan lestari
masyarakat sejahtera akan terwujud.
3. KPHP Unit XV Pakpak Bharat optimal dan berkelanjutan maksudnya adalah
KPHP Unit XV Pakpak Bharat mampu mengelola kawasannya terutama pada
wilayah tertentu secara optimal, sehingga dapat menghasilkan dan pada

43
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

akhirnya mampu membiayai sendiri kegiatan yang ada di KPHP Unit XV


Pakpak Bharat secara berkelanjutan.
4. KPHP Unit XV Pakpak Bharat berdiri untuk kesejahteraan masyarakat adalah
KPHP Unit XV Pakpak Bharat berdiri untuk mensejahterakan masyarakat di
wilayah KPH unit XV Pakpak Bharat denga memberdayakan masyarakat.

B. Misi
Visi KPHP Unit XV Pakpak Bharat Tahun 2017 – 2026 tersebut diupayakan
pencapaiannya melalui Misi :
1. Memantapkan dan mendorong efektifitas kelembagaan KPH.
2. Memantapkan status kawasan hutan, batas wilayah, batas blok dan batas petak
serta kualitas data dan informasi.
3. Melaksanakan kegiatan menata sumber daya hutan yang mencakup
pemanfaatan hasil hutan bukan kayu seperti, gambir, kemenyan, nilam,
budidaya lebah madu dan rotan.
4. Melaksanakan Rehabilitasi hutan dan lahan, pengamanan dan perlindungan
konservasi alam, serta pengembangan ekowisata alam yang berwawasan
lingkungan dengan paradigma pemberdayaan masyarakat.
5. Memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan lembaga
kelompok tani hutan.
6. Meningkatkan sumbangan sektor kehutanan untuk PAD dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
7. Menjaga dan meningkatkan pelestarian keanekaragaman flora dan fauna beserta
ekosistemnya.

C. Capaian Utama
Berdasarkan rumusan visi dan misi KPHP Unit XV Pakpak Bharat,terdapat 16
(enam belas) capaian utama yang diharapkan dapat terpenuhi selama kurun waktu
10 tahun (2017-2026), sebagai berikut :
1. Terbangunnya kerjasama dengan berbagai instansi dan stakeholder terkait.
2. Terbangunnya koordinasi dengan pemegang izin yang berada di kawasan KPHP
Unit XV Pakpak Bharat.

44
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

3. Terbangunnya sistem database KPHP yang dapat diakses oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
4. Tergalangnya dana untuk KPHP Unit XV Pakpak Bharat pada program yang
berkelanjutan.
5. Tertatanya blok dan petak di wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat.
6. Tersedianya SDM terampil dan profesional untuk pengelolaan KPH.
7. Termutaakhirnya Rencana Pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Bharat berdasarkan
perkembangan yang terjadi baik dilapangan atau kebijakan.
8. Terbangunnya mekanisme dan skema perizinan yang memungkinkan untuk
pemanfaatan sumberdaya hutan dibawah kelembagaan KPH.
9. Terbangun komunikasi secara berkala dengan pemegang konsesi dan
menyediakan pedoman terbaru (up to date) mengenai praktek dan operasional
yang baik serta arahan melakukan perbaikan seperti keahlian.
10. Terwujudnya kerjasama investasi KPHP Unit XV Pakpak Bharat dalam bentuk
MoU.
11. Berpartisipasinya masyarakat dalam pemberdayaan, pemanfaatan dan
perlindungan hutan.
12. Termanfaatkannya hasil hutan kayu yang berkelanjutan.
13. Termanfaatkannya HHBK (gambir, nilam, kemenyan, madu, rotan, bambu, aren,
kulit kayu, madu, tanaman hias, tanaman obat).
14. Termanfaatkannya potensi air (air bersih, PLTMH), wisata alam dan jasa
lingkungan.
15. Terbangunnya mekanisme dalam rangka monitoring dan evaluasi untuk
memastikan tingkat kepatuhan pemegang izin terhadap pengelolaan hutan
sesuai dengan peraturan nasional dan standar wajib (misalnya SVLK)
16. Terlaksananya perlindungan hutan dan rehabilitasi hutan.
Misi menunjukkan langkah yang dilakukan untuk mewujudkan suatu visi.
Penjabaran detail dari misi berupa kegiatan strategis. Dalam kegiatan strategis
harus ditentukan capaian utama dan indikator capaiannya agar semua berjalan
dengan sinkron. Keterkaitan antara visi, misi, kegiatan strategis, capaian utama dan
indikator capaian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

45
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 3.1.Korelasi antara Visi, Misi, Kegiatan Strategis dan Capaian Utama
VISI Terwujudnya KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang mandiri, berkelanjutan dan berbasis
masyarakat

MISI KEGIATAN STRATEGIS Capaian utama INDIKATOR CAPAIAN

1. Meningkatkan tata kelola Koordinasi dan sinergi dengan Terbangunnya kerjasama dengan Adanya kejelasan tata
hutan yang baik melalui Instansi dan stakeholder terkait berbagai instansi dan stakeholder hubungan kerja antara KPHP
penegasan kewenangan terkait Unit XV Pakpak Bharat dengan
dan penguatan kapasitas Pemerintah Kabupaten Pakpak
pengelolaan di tingkat Bharat, Dinas Kehutanan
tapak Provinsi Sumatera Utara dan
Kementerian LH
dan Kehutanan, serta
stakeholder terkait.
Penyelenggaraan koordinasi dan Terbangunnya koordinasi dengan Terwujudnya koordinasi dengan
sinkronisasi antar pemegang Izin pemegang izin yang berada di pemegang izin melalui forum
kawasan KPHP Unit XV Pakpak maupun kegiatan lainnya.
Bharat
Penyediaan Kelembagaan dan Tersedianya SDM terampil dan 1. Tersedia kelompok tenaga
SDM profesional untuk pengelolaan fungsional untuk mendorong
KPHP Unit XV Pakpak Bharat. terbentuknya kelembagaan KPH
yang solid serta tersedianya
fasilitas kantor dan resort/pos di
lapangan dengan sarana
transportasi yang optimal.
2. KPH dikepalai oleh seorang
profesional dan memiliki
pengalaman yang relevan.

46
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

MISI KEGIATAN STRATEGIS Capaian utama INDIKATOR CAPAIAN

3. KPH memiliki setidaknya 14 staf


untuk mengelola sekitar
90.757,41 ha.
Pengembangan database Terbangunnya sistem database Terbangunnya sistem komunikasi
KPHP yang dapat diakses oleh yang efektif
pihak-pihak yang berkepentingan
Penyediaan pendanaan Tergalangnya dana untukKPHP Terbangunnya mekanisme
Unit XV Pakpak Bharat pada Fundraising KPHP Unit XV Pakpak
program yang berkelanjutan Bharat dengan memanfaatkan
sumber dana dari Pemerintah,
lembaga donor dan CSR
2. Memantapkan wilayah Inventarisasi berkala wilayah Tertatanya blok dan petak di Adanya peta batas wilayah kelola
kelola KPH dan kelola serta penataan hutannya wilayah KPHP Unit XV Pakpak KPH termasuk izin-izin pengelolaan
mengidentifikasi hak-hak Bharat. yang ada di dalamnya
dan penguasaan tanah
yang ada di dalam wilayah Rasionalisasi wilayah kelola Tertatanya blok dan petak di Adanya perubahan penataan
kelola KPH wilayah KPHP Unit XV Pakpak kawasan KPH sesuai dengan
Bharat. analisis dan penilaian tata hutan
dan kondisi lapangan
Review Rencana Pengelolaan TermutaakhirnyaRencana Tersusunnya dokumen Rencana
(minimal 5 tahun sekali) Pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Pengelolaan Hutan baik jangka
Bharat berdasarkan perkembangan panjang maupun jangka pendek
yang terjadi baik dilapangan atau yang selalu up to date sesuai
kebijakan kecenderungan yang berkembang
3. Memastikan tata kelola Pembinaan dan pemantauan Terbangunnya mekanisme dan Konsesi beroperasi secara optimal
hutan yang bertanggung (controlling) pada areal KPH yang skema perizinan yang sesuai dengan regulasi
jawab pada areal yang telah ada Izin pemanfaatan memungkinkan untuk pengelolaan hutan
telah dibebani izin maupun penggunaan kawasan pemanfaatan sumberdaya hutan

47
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

MISI KEGIATAN STRATEGIS Capaian utama INDIKATOR CAPAIAN

(konsesi) di dalam wilayah hutan dibawah kelembagaan KPH


KPHP Unit XV Pakpak
Bharat Pembinaan dan pemantauan Terbangun komunikasi secara Adanya komunikasi yang aktif
(controlling) pelaksanaan berkala dengan pemegang konsesi dengan konsesi untuk mendukung
rehabilitaasi dan reklamasi pada dan menyediakan pedoman pemanfaatan sumber daya yang
areal yang sudah ada Izin terbaru (up to date) mengenai lebih produktif dan dukungan
pemanfaatan dan penggunaan praktek dan operasional yang baik. penuh untuk perbaikan dalam
kawasan hutannya. pengelolaan hutan.
4. Mengembangkan secara Pemanfaatan hutan pada wilayah 1. Termanfaatkannya hasil hutan KPH dapat melakukan kegiatan
aktif kegiatan produktif tertentu kayu. usaha pemanfaatan hasil hutan
yang berkelanjutan pada kayu.
wilayah di luar konsesi 2. Termanfaatkannya potensi Terbangunnya pilot pemanfaatan
(wilayah tertentu KPHP air (air bersih, PLTMH), jasa lingkungan. Adanya
Unit XV Pakpak Bharat) wisata alam dan jasa pengembangan pemanfaatan
lingkungan. potensi air baik untuk air bersih
maupun pembangkit listrik.
3. Termanfaatkannya HHBK Adanya pengembangan dan
(bambu, rotan, aren, kulit kayu, pemanfaatan hasil hutan bukan
tanaman hias, tanaman obat). kayu di kawasan hutan baik dalam
bentuk kemitraan atau bentuk
lainnya.
Pemberdayaan masyarakat Berpartisipasinya masyarakat Ikut terlibatnya masyarakat dalam
dalam pemberdayaan, kegiatan pemanfaatan dan
pemanfaatan dan perlindungan perlindungan wilayah KPH serta
hutan. penguatan kelembagaan
masyarakat.
Pengembangan investasi Terwujudnya kerjasama investasi Terealisasikannya kerjasama
dalam bentuk MoU investasi dalam penggunaan lahan
lainnya yang berkelanjutan di

48
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

MISI KEGIATAN STRATEGIS Capaian utama INDIKATOR CAPAIAN

wilayah KPH

5. Pengelolaan hutan yang Penyelenggaraan perlindungan Terbangunnya mekanisme dalam 1. Tersusunnya dokumen
konsisten dengan regulasi hutan dan konservasi alam rangka monitoring dan evaluasi rencana kerja dan rencana
nasional dan standar yang untuk memastikan tingkat audit untuk menyelaraskan
berlaku baik mandatory kepatuhan pemegang izin pengelolaan hutan dengan
maupun voluntary. terhadap pengelolaan hutan sesuai SVLK
dengan peraturan nasional dan 2. Adanya keselarasan
standar wajib (misalnya SVLK) pengelolaan hutan dan
rencana kerja tahunan dengan
standar voluntary dan
mengkaji untuk
mempertimbangkan
kelayakannya (benefit cost
ratio)
6. Pelopor program Penyelenggaraan rehabilitasi pada Terlaksananya perlindungan hutan 1. Adanya kejelasan status
rehabilitasi hutan dan areal di luar Izin dan rehabilitasi hutan kawasan hutan dan batas-
lahan di luar wilayah batas
konsesi KPH Penyelenggaraan perlindungan 2. Adanya peningkatan tindakan
hutan dan konservasi alam konservasi termasuk
melakukan monitoring dan
patroli berkala pada Hutan
Lindungdan Kawasan bernilai
konservasi tinggi lainnya

49
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

BAB IV
ANALISIS DAN PROYEKSI
A. Analisis dan Informasi
Analisis adalah salah satu indikator untuk membuat atau menentukan
tujuan, sasaran, dan strategi – strategi yang akan diambil, dan diperlukan suatu
analisis mendalam serta menyeluruh mengenai lingkungan dimana KPHP Unit
XV Pakpak Bharat berada. Analisis kondisi wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat
saat ini lebih ditekankan pada lingkungan Eksternal, yaitu lingkungan luar KPHP
yang mencakup kondisi biogeofisik, dan sosekbud. Kondisi biogeofisik dan
sosekbud yang menjadi variable dasar dalam analisis, meliputi : tutupan lahan,
potensi banjir, keanekaragaman hayati, pengelolaan wilayah desa, serta
tekanan terhadap kawasan.
Dari hasil identifikasi faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada
KPHP Unit XV Pakpak Bharat, ditemui beberapa faktor lingkungan internal dan
eksternal yang diperoleh dari hasilanalisis dan pembahasan yang dilakukan,
meliputi antara lain :
1. Faktor Internal
a. KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang memiliki total luasan ±90.757,41 Ha
dengan rincian Hutan Lindung (HL) seluas ± 41.317,13 Ha, Hutan
Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 49.389,51 Ha, Hutan Produksi (HP)
seluas 50,77 Ha sehingga banyak potensi hasil hutan yang dapat
dimanfaatkan/dikelola dengan optimal seperti hasil produk maupun jasa
(Hasil Hutan Kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu, dan Jasa Lingkungan). SDM
yang belum mencukupi adalah salah satu faktor internal yang dihadapi
dalam pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Bharat. SDM yang profesional
juga diperlukan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada secara
optimal. Penambahan SDM yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk
dapat menciptakan peluang-peluang bisnis yang kreatif dan inovatif
berbasiskan kelestarian hutan dan lingkungan.

b. Potensi sumberdaya alam hayati yang terdapat di KPHP Unit XV Pakpak


Bharat sangat tinggi. Potensi ini terdiri dari potensi hasil hutan kayu,
beragamnya potensi hasil hutan bukan kayu, serta potensi jasa
50
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

lingkungan dan ekowisata alam. KPHP juga mempunyai keragaman


potensi flora dan fauna yang tinggi serta masih dapat dijumpai jenis-
jenis endemik. Namun demikian data potensi yang sesuai dengan
keadaan di lapangan belum terekam dengan baik. Hal ini
mengakibatkan penyusunan perencanaan pengelolaan hutan menjadi
terkendala.

c. Diperlukannya sosialisasi dan koordinasi bagi masyarakat dan para


stakeholder terkait (Pemerintah Daerah, Pemegang Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan, dan Pemerintah Pusat) agar terciptanya
pengarusutamaan kesepahaman dalam pengelolaan/pemanfaatan hasil
hutan. Hal ini karena KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang masih baru
dibentuk organisasinya sehingga masih menjadi sesuatu hal yang baru
bagi masyarakat yang berada pada maupun disekitar wilayah KPHP,
maupun bagi pemerintah daerah ditingkat kabupaten.

d. Masyarakat yang tinggal di dalam wilayah KPHP maupun disekitar KPHP


Unit XV Pakpak Bharat memiliki sosial budaya dalam bergantung hidup
dengan hutan dan hal ini merupakan potensi sekaligus tantangan
tersendiri bagi KPHP Unit XV Pakpak Bharat dalam
pemanfaatan/pengelolaan kawasan hutan misalnya jasa lingkungan
dengan tetap melestarikan budaya masyarakatnya sehingga tercipta
peluang kerjasama dengan instansi pemerintah (Dinas Pariwisata).

e. Wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat berada pada DAS Singkil yang
merupakan DAS prioritas sehingga dalam pengelolaannya berdasarkan
DAS terpadu. Sebagian kecil lagi termasuk DAS batang Garigis.

f. Wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang telah ditata batas relatif
sedikit sehingga ketidakjelasan batas kawasan hutan masih
memungkinkan terjadi perbedaan. Jumlah masyarakat yang menetap
dalam kawasan masih masih cukup banyak dan akan banyak dijumpai
wilayah KPH yang dirambah oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan belum
dilakukannya tata batas fungsi hutan berdasarkan blok.

51
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

g. KPHP Unit XV Pakpak Bharat dalam hal pendanaan dan pengadaan


sarana dan prasarana telah didukung oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi. Dukungan terhadap operasional KPHP Unit XV
Pakpak Bharat dapat dilakukan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera
Utara, Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah I Medan, Balai
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS HL)
Wampu Sei Ular dan juga Balai Pengelolaan Hutan Produksi (BPHP)
Wilayah II Medan.

2. Faktor Eksternal
a. Komitmen yang kuat dari pemerintah melalui Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan untuk mengembangkan KPH sebagai organisasi
tingkat tapak yang akan mengelola hutan diseluruh wilayah Indonesia.
Ini dilakukan untuk menindaklanjuti amanat pasal 17 ayat (1) UU Nomor
41 Tahun 1999 yang menegaskan bahwa pembentukan wilayah
pengelolaan hutan salah satunya dilaksanakan untuk tingkat unit atau
kesatuan pengelolaan hutan (KPH). Kebijakan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan ini merupakan peluang besar bagi KPHP Unit XV
Pakpak Bharat untuk mendapatkan dukungan politik, pembiayaan dan
teknis dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
b. Investor sudah mulai memperhatikan potensi sumberdaya alam berupa
hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan yang ada di dalam
kawasan KPHP Unit XV demikian hal dengan masyarakat yang
bergantung pada hutan yang tinggal di dalam wilayah KPHP maupun
disekitarnya. Saat ini KPHP Unit XV belum mengidentifikasi secara detail
potensi tersebut dan pihak-pihak yang berminat melakukan bisnis masih
banyak potensi bisnis yang dapat dilakukan terkait pemanfaatan hasil
hutan dan jasa lingkungan tersebut.
c. Hasil hutan non kayu dapat menjadi salah satu alternatif dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jasa lingkungan air dapat
menjadi sumber energi bila dirubah menjadi energi listrik mikro hidro.
Permintaan yang meningkat memungkinkan pengembangan energi dari

52
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

hasil dan jasa lingkungan hutan menjadi sangat layak dimasa yang akan
datang.
Selain kekuatan dan kelemahan secara internal tersebut, KPHP Unit XV juga
menghadapi tantangan dan ancaman yang besar dari lingkungan eksternal ini,
yaitu:

a. Terdapat sebagai kawasan KPHP Unit XV yang berada dalam klaim tanah
adat. Diperlukan upaya pendekatan yang tepat untuk mengkomunikasikan
kondisi ini agar pengelolaan KPHP dapat berjalan optimal. Terdapat Aliansi
Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang memperjuangkan hak
ulayatdidukung putusan MK 35, lokasinya sebaiknya dijadikan blok khusus.

b. Konsekwensi klaim ini adalah masyarakat banyak mengokupasi lahan,


merubahnya menjadi lahan pertanian. Luasan lahan semak belukar
mencapai ± 4.837,40 Ha, pertanian lahan kering ± 16.235,20 Ha dan
lahan pertanian lahan kering campur belukar ± 302,71 Ha dan bahkan
terindikasi terdapat areal terbuka yang cukup luas yaitu ± 1.364,45 Ha.
Kondisi ini menjadi tantangan bagi KPHP Unit XV untuk dapat kembali
merehabilitasi lahan tersebut. Hal ini semakin diperparah lagi karena
masyarakat yang tinggal disekitar kawasan KPHP Unit XV adalah petani
lahan kering yang sangat membutuhkan lahan untuk kegiatan
usahataninya. Pertambahan jumlah penduduk dan tingginya kebutuhan
akan lahan dan pangan menyebabkan tekanan pada kawasan KPHP Unit
XV semakin besar.

c. Belum selesainya tata batas seluruhnya sehingga belum terbentuk garis


batas yang jelas dan diakui oleh semua pihak.

d. Selama ini belum terdapat koordinasi yang baik antara Instansi


pemerintah, baik pemerintah pusat, antar instansi di pemerintah Provinsi
Sumatera Sumatera Utara dan dengan instansi terkait pada pemerintah
kabupaten/kota. Kebijakan rehabilitasi lahandari BPDAS HL, misalnya, bisa
saja belum sejalan dengan kebijakan yang sama di Dinas Kehutanan
kabupaten/kota serta dengan Dinas Kehutanan Provinsi. Demikian halnya
juga program di BPKH Wilayah I Medan maupun BPHP Wilayah II medan.

53
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Rendahnya koordinasinya menyebabkan program tidak berjalan dengan


baik dan efisien.

d. Masih rendahnya tingkat pendidikan dan taraf hidup masyarakat di


sekitar kawasan KPHP Unit XV Pakpak Bharat merupakan kendala
tersendiri yang dihadapi oleh KPHP. Hal ini juga memicu meningkatnya
praktek illegal logging, perambahan, perburuan satwa liar, dan praktek
pembukaan kawasan dengan cara dibakar.
e. Kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi yang mendukung
pengembangan jasa lingkungan pada kawasan hutan KPHP Unit XV
Pakpak Bharat.

Metode analisis SWOT sering digunakan untuk pengambilan kebijakan


dalam merumuskan berbagai tujuan yang akan dicapai dan strategi yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, dan sering juga digunakan dalam
pengambilan kesimpulan untuk mengevaluasi bisnis untuk mencari strategi
yang akan digunakan. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk
menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyeksi atau
konsep bisnis yang berdasarkan analisis lingkungan internal
(Kekuatan/strengths, kelemahan/weakness) dan analisis lingkungan eksternal
(Peluang/opportunities, dan Ancaman/threats).
Untuk mengatasi permasalahan dan tindakan yang akan dilakukan KPHP
Unit XV Pakpak Bharat, perlu menentukan langkah-langkah strategi melalui
Analisis Lingkungan Internal (ALI) dan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE),
analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut, diperoleh langkah-langkah
strategi yang dirumuskan sesuai analisis SWOT dapat diuraikan sebagai berikut
:
1. Strategi SO : Strategi meningkatkan kekuatan dengan memanfaatkan
peluang
2. Strategi ST : Strategi memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman
3. Strategi WO : Strategi mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan
peluang
4. Strategi WT : Strategi mengatasi kelemahan untuk mengatasi ancaman

54
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Sesuai dengan analisis diatas, kami kembangkan menjadi analisis SWOT


sebagaimana terangkum dalam Tabel 4.1. Sesuai lingkungan internal dan
eksternal tersebut, lalu disusun strategi untuk mencapai visi dan misi KPHP
Unit XV. Adapun strategi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.1.

55
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 4.1. Analisis SWOT.


Analisis Lingkungan Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Internal 1) Sudah ditetapkan menjadi KPHP Unit 1. Masih terbatasnya SDM
XV pengelola hutan dan sarana
2) Keanekaragaman flora dan fauna prasarana KPH
yang sangat tinggi dan potensi 2. Data potensi KPHP belum
hutan skunder baik lengkap dan belum sesuai
3) Memiliki potensi aliran sungai untuk dengan kondisi lapangan
Analisis Lingkungan PLTMH 3. Belum ditata batas antar blok
Eksternal 4) Adanya potensi jasa lingkungan 4. Kondisi topografi yang berat
5) Adanya potensi hasil hutan non kayu 5. Masih minimnya dana dukungan
yang tinggi operasional KPH
6) Tersedia akses jalan utama menuju 6. Kurangnya sarana dan SDM
kawasan pengamanan kawasan hutan
Peluang (O) Strategi SO : Strategi WO :
1. Mendapat dukungan dari 1. Potensi pengembangan dan 1. Keterbatasan SDM pengelola KPH
perangkat pengambil pemanfaatan jasling, PLTMH dalam dapat diatasi dengan dukungan
kebijakan dalam hal kawasn KPHP didukung para pihak, parapihak dan partisipasi
pengelolaan hutan pada masyarakatdan pemerintah masyarakat untuk memanfaatkan
KPH. potensi yang tersedia.
2. KPHP perlu membuat standart
2. Partisipasi masyarakat operasional yang baku terkait 2. Kelengkapan data potensi dapat
dalam mendukung partisipasi masyarakat, pemanfaatan memanfaatkan dukungan dan
keberadaan KPH jasling, wisata alam, dan pemanfaatan kerjasama dai berbagai pihak
PLTA (balai penelitian, akademisi, LSM)
3. Pengembangan jasa dan masyarakat.
lingkungan yang didukung 3. Seluruh pihak baik perangkat
kebijakan pemerintah pengambil kebijakan, masyarakat, 3. Perlu menjalin kerjasama dan
pemerintah dan kearifan lokal mendapatkan dari berbagai pihak
4. Minat investasi dan setempat mendukung keberadaan untuk memenuhi sarana dan
pemanfaatan jasa keanekaragaman hayati dan prasarana serta dana operasional
lingkungan hutan mempertahankan keberadaannya KPH.

5. Meningkatnya permintaan 4. Dapat menjalin kerjasama dengan 4. Perlu meningkatkan status


masyarakat terhadap hasil pihak ketiga dan masyarakat luas kelembagaan KPH dan
hutan kayu dan non kayu dalam hal pengelolaan dan membangun resort didalam
pemanfaatan sumberdaya alam hayati kawasan KPH.
yang tersedia berbasis konservasi
demi menjamin keberlangsungan
hutan yang lestari

Ancaman (T) Strategi ST : Strategi WT :


1. Tingginya ekspansi 1. Pemberdayaan masyarakat dalam 1. Dengan peningkatan sarana dan
masyarakat terhadap pemanfaatan, perlindungan dan prasarana dan operasinal KPH,
kawasan menjadi lahan pengamanan kawasan dapat dilakukan patroli yang
perkebunan. bertujuan untuk meminimalisir
1. Memperkuat kelembagaan dan mencegah berbagai bentuk
2. Pertambahan penduduk masyarakat dan bekerjasama ancaman dibidang kehutanan.
yang cepat serta dengan lembaga masyarakat
rendahnya pendidik dan memanfaatkan hasil hutan dan 2. Berkoordinasi dengan berbagai
taraf hidup masyarakat lahan pihak baik pemerintah pusat
disekitar KPH. maupun pemerintah daerah
2. Pemanfaatan potensi jasa terkait bidang kehutanan dalam
3. Batas kawasan banyak lingkungan, wisata alam, dan PLTA melakukan kegiatan kehutanan.
yang belum ditata dan akan mengurangi tindak pidana
diakui oleh semua pihak kehutanan dan meningkatkan taraf 3. Dengan didukung data yang
hidup dan kesejahteraan lengkap dan akurat, pelanggaran
4. Inkonsistensi kebijakan masyarakat. tindak pidana kehutanan dapat
kehutanan. dipetakan dan dicegah sejak dini.
3. Merehabilitasi lahan dengan
menanami tanaman yang
menghasilkan bagi masyarakat

56
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Berdasarkan matrik SWOT tersebut, terdapat implikasi bagi kelembagaan


KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat terhadap kelompok hutan yang akan
menjadi areal kerja KPHP Unit XV Pakpak Bharat, nantinya yang menjadi tugas
organisasi KPH, diantaranya:

1. Aksi kolektif (collective action) dari berbagai stakeholder yang


berkepentingan terhadap sumberdaya hutan harus dilakukan oleh organisasi
KPH agar interaksi antar individu/organisasi terhadap kinerja ekonomi dan
pengelolaan sumberdaya hutan agar tidak saling merugikan. Kelembagaan
KPH harus mampu berperan dalam mengelola/mengkoordinir berbagai Salah
satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan membuat program-
program pemberdayaan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat seperti program Hutan Tanaman Rakyat (HTR).
2. KPH diawal perjalananya akan menghadapi beban tugas yang berat,
sehingga kelembagaan organisasi KPH harus diisi oleh SDM kehutanan yang
profesional ataupun tenaga teknis yang berpengalaman. Dengan SDM yang
berkualitas diharapkan kegiatan pengelolaan hutan alam lestari dapat
tercapai.
3. Organisasi KPH harus diberikan kewenangan penuh dalam hal menjaga
keamanan hutan, salah satu diantaranya adalah dengan memperkuat
organisasi KPH dengan adanya polisi hutan. Dalam pelaksanaanya polisi
hutan harus tetap mengedepankan upaya-upaya preventif dan senantiasa
berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat.
4. Kedepan organisasi KPH harus mampu mengoptimalkan sumberdaya hutan
yang ada baik HHK, HHBK maupun jasa lingkungan dan wisata alam untuk
dapat diambil manfaatnya sesuai dengan daya dukungnya.
5. Organisasi KPH harus mampu mengkomunikasikan visi, misi, dan kegiatan
KPH kepada stakeholder dan masyarakat. Tanpa adanya kerjasama dengan
semua stakeholder hal yang tidak mungkin bagi KPH dapat menjalankan
semua tugasnya dengan baik.

57
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

B. Proyeksi Kondisi wilayah


Proyeksi kondisi wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat untuk jangka waktu
10 tahun kedepan dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Tutupan Lahan
Sesuai dengan visi, misi, tujuan yang diuraikan dalam Bab III, serta
strategi yang dikembangkan dalam Tabel 4.1 diatas, maka implementasi
berupa kegiatan-kegiatan, yang dijelaskan dalam Bab V, akan
menyebabkan tutupan lahan kawasan KPHP Unit XV berubah. Perubahan
tersebut diarahkan pada perbaikan lahan, yakni mengurangi tutupan lahan
berupa semak belukar, dan lahan terbuka. Pada saat yang bersamaan
tutupan lahan hutan tanaman akan bertambah (bagian yang di arsip dalam
Tabel 4.2).

Tabel 4.2. Proyeksi tutupan lahan dalam wilayah KPHP Unit XV


Pakpak Bharat selama 2017-2026

2017 2021 2026


No. Tutupan Lahan
Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) %

1 Belukar 4054.05 4.47 4054.05 4.47 2633.44 2.90

2 Hutan Primer 18100.99 19.94 18100.99 19.94 18100.99 19.94

3 Hutan Sekunder 57885.34 63.78 57885.34 63.78 57885.34 63.78

4 Hutan Tanaman 476.74 0.53 1226.39 1.35 3226.74 3.56

5 Pertanian Lahan Kering Campur Semak 554.68 0.61 554.68 0.61 554.68 0.61

7 Pertanian Lahan Kering 8356.20 9.21 8356.20 9.21 8356.20 9.21

8 Lahan Terbuka 1329.39 1.46 579.39 0.64 0.00 0.00

Jumlah dan Persentase 90757.40 100.00 90757.05 100.00 90757.40 100.00

2. Kelembagaan dan Organisasi KPHP Unit XV


Selama 5 tahun ke depan seiring dengan proses pembenahan
seluruh instrumen lembaga pengelolaan, kelembagaan KPHP Unit XV
Kabupaten Pakpak Bharat sudah berjalan sebagai UPT dibawah koordinasi
Dinas Provinsi Sumatera Utara. Pada akhir periode 10 tahun kedepan
diharapkan sudah dapat menjadi SKPD tersendiri yang terpisah dengan
Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara dan memiliki sistem pengelolaan
keuangan seperti Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang dapat

58
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

menghasilkan PAD kepada Provinsi Sumater Utara. Selain itu dalam jangka
waktu lebih singkat, KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat akan
mengupayakan memiliki resort di beberapa wilayah KPH mengingat akses
untuk menuju wilayah kelola yang cukup sulit.
Kelembagaan dan organisasi KPHP Unit XV Pakpak Bharat juga akan
berkembang seiring dengan perkembangan kegiatan. Oleh karena itu KPHP
Unit XV Pakpak Bharat diproyeksikan pada tahun 2021 akan memiliki staf
sebanyak 30 orang yang berasal dari berbagai disiplin ilmu / kualifikasi
pendidikan dan pengalaman kerja.Dengan meningkatnya kuantitas SDM ini
juga diprediksikan akan meningkatkan kualitas KPHP Unit XV Kabupaten
Pakpak Bharat melalui kegiatan perencanaan pengembangan SDM dengan
rencana memberikan kesempatan pelatihan dan magang kepada seluruh
staf KPHP Unit XV. Rencana kegiatan pengembangan SDM ini akan terus
berlanjut hingga ke tahun 2026, yang mana pada tahun tersebut jumlah
SDM KPHP sudah mencapai 55 orang dengan kaulitas yang mumpuni untuk
mengelola hutan wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat secara baik. Detail
teknis rekrutmen dan pengembangan SDM tersebut akan dijabarkan pada
Bab V.
Pada tahun 2024 KPHP Unit XV Pakpak Bharat diharapkan sudah
menyusun Naskah Akademik (NA) peraturan daerah tentang perubahan
bentuk organisasi dari Unit Pelayanan Teknis (UPT) dibawah Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara menjadi Badan Layan Umum Daerah
(BLUD) mulai tahun 2025. Perubahan ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi perkembangan kegiatan dan usaha yang dikembangkan
oleh KPHP Unit XV. Sehingga untuk kedepannya KPHP Unit XV Pakpak
Bharat sudah dapat mengelola penerimaan dan pembiayaan organisasinya
secara mandiri. Pada tahun 2024 Ranperda tentang pembentukan BLUD
KPHP Unit XV Pakpak Bharat ini diharapkan dapat disahkan. Maka pada
tahun 2025 dapat menjadi BLUD KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang sudah
resmi.
Pada tahun 2026 sarana dan prasarana KPHP Unit XV Pakpak Bharat
diprediksikan telah terpenuhi berupa gedung perkantoran yang definitif,

59
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

peralatan kerja, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya.


Keberadaan sarana dan prasarana ini sangat penting dalam operasional
KPHP Unit XV Pakpak Bharat, sehingga KPHP akan memiliki database dan
peta yang lengkap pada tahun 2026 yang dapat diakses oleh seluruh pihak
yang berkepentingan guna mempermudah pihak yang berkepentingan
dalam pencarian data.
Pada tahun 2017, telah dimulai kegiatan penataan batas luar
kawasan pada sebagian besar kawasan yang akan dilanjutkan dengan
kegiatan inventarisasi batas fungsi hutan, batas blok, batas petak dan batas
resort yang akan dimulai pelaksanaannya pada tahun 2020, untuk saat ini
penataan batas luar yang masih belum diakui oleh sebagian besar pihak.
Namun pada tahun 2026, diproyeksikan semua batas sudah ditata dengan
baik dan dakui oleh semua pihak. Dalam hal tersebut dapat meminimalisir
konflik berkenaan dengan pal batas bisa sampai pada titik minimal.

Tabel 4.3. Proyeksi perkembangan kelembagaan dan organisasi KPHP


Unit XV Pakpak Bharat selama 2017-2026

No Keterangan 2017 2021 2026


1 Sumber Daya Manusia
Jumlah 24 30 55
Kualitas Sedang Sedang Tinggi
2 Bentuk Organisasi UPT BLUD BLUD
3 Sarana dan Prasarana
Kantor Belum ada 1 1
Kantor Resort Tidak ada 2 4
Kendaraan Roda
empat 1 2 4
Kendaraan Roda dua 8 15 20
Peralatan Kantor Kurang Cukup Cukup
4 Data dan Peta Kurang Sedang Cukup
Sebagian
5 Tata Batas Kawasan Sebagian Kecil Semua
Besar
6 Kelompok Binaan Belum ada 30 Kelompok 70 Kelompok
KPHP Unit XV Pakpak Bharat juga membangun dan memperkuat
kelompok tani hutan sebagai ujung tombak organisasi dalam melaksanakan
setiap kegiatan, dan dengan sejalannya kegiatan ini juga akan dibangun
pembagian resort serta gedung resort guna mempermudah dalam
pengelolaan hutan. Kelompok tani hutan diprediksikan akan tumbuh dan

60
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

berkembang seiring dengan perkembangan kegiatan. Pada tahun 2021


diprediksikan KPHP Unit XV Pakpak Bharat telah memiliki minimal 30
kelompok binaan yang akan bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan pada daerahnya masing-masing. Kemudian pada tahun 2024 akan
terbentuk minimal 70 kelompok binaan yang siap bekerjasama dalam
mengelola hutan pada kawasan KPHP Unit XV.

3. Pemanfaatan dan Penerimaan Daerah dari hasil hutan dan Jasa


Lingkungan
Pemanfaatan HHBK, HHK dan Jasa lingkungan akan berkontribusi
secara langsung pada penerimaan daerah. Penerimaan daerah yang
dimaksudkan disini adalah penerimaan yang akan dipungut oleh KPHP Unit
XV Kabupaten Pakpak Bharat dari setiap manfaat yang didapatkan dalam
pengelolaan hutan. Penerimaan KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat
inilah yang akan disetorkan ke kas daerah dan tercatat sebagai penerimaan
daerah. Seiring dengan perkembangan kegiatan, maka diprediksikan
peneriman daerah dari pemanfaatan HHBK, HHK dan Jasa Lingkungan
sebagaimana terangkum dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Proyeksi peneriman daerah dari kegiatan-kegiatan oleh KPHP


Unit XV Bharat selama 2017-2026

Penerimaan (Rp)
No Sumber
2017 2021 2026
1 Pemanfaatan Kawasan - - 600.000.000
Pemanfaatan Jasa
2 Lingkungan - 25.000.000 100.000.000
3 Pemungutan HHBK - 175.000.000 350.000.000
Industri pengolahan HHK
4 dan HHBK - - 200.000.000

Jumlah 200.000.000 1.250.000.000

Pada tahun 2021 diprediksikan oleh KPHP Unit XV Pakpak Bharat


akan memberikan penerimaan bagi pemerintah daerah dari pemanfaatan
kawasan, jasa lingkungan dan pemunggutan HHBK sebesar Rp.
200.000.000. Penerimaan ini terus meningkat seiring dengan

61
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

perkembangan usaha dan kegiatan KPHP Unit XV, menjadi Rp. 1,25 milyar
pada tahun 2026. Hasil dari pemanfaatan kawasan diprediksikan akan
diterima mulai tahun 2026 adalah kayu hasil hutan tanaman yang
sebelumnya ditanami serangkaian dengan kegiatan rehabilitasi. Hasil kayu
ini akan dijual sebagai pemenuhan bahan baku industri. Kontribusi dari
pemanfaatan jasa lingkungan adalah pengembangan wisata alam dan jasa
lingkungan air (PLTMH). Kontribusi pemunggutan HHBK berasal dari bagi
hasil pemanfaatan dibawah tegakan, usaha tanaman aren, kemenyan,
lebah madu, gambir, bambu, rotan dan agrowisata.

4. Konflik dan Klaim terhadap lahan wilayah KPHP Unit XV


Pemanfaatan HHBK dan jasa lingkungan yang berbasis masyarakat
adalah upaya utama dalam mengelola klaim masyarakat terhadap lahan
keturunan mereka, sehingga diprediksikan konflik dan klaim atas kawasan
hutan akan berkurang. Dengan demikian penataan batas dan pelaksanaan
kegiatan lainnya dapat berlangsung dengan baik.

5. Kegiatan ekonomi dan pendapatan masyarakat dari kegiatan


kehutanan
Berkurang konflik masyarakat tersebut seiring pula dengan manfaat
ekonomi yang diterima oleh masyarakat. Semua kegiatan KPHP Unit XV,
sebagai diuraikan dalam strategi (Tabel 4.1), akan dilakukan bersama
masyarakat. Masyarakat lokal adalah pihak yang akan mendapatkan
keuntungan terbesar dari setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk itu
pembentukan dan penguatan kelompok masyarakat adalah langkah awal
yang dilakukan untuk menopang setiap kegiatan tersebut. Dengan semakin
berkembangnya usaha masyarakat yang memanfaatkan HHBK, HHK dan
jasa lingkungan maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh
masyarakat. Diprediksikan pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja
dari usaha-usaha terkait kehutanan ini akan meningkat.

6. Keragaman hayati KPHP Unit XV


Sebagaimana diuraikan dalam Bab II, KPHP Unit XV Pakpak Bharat
memiliki keragaman hayati yang tinggi baik flora maupun fauna. Banyak
species flora yang memiliki nilai komersial yang tinggi. Sementara itu,
62
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

banyak pula fauna yang hidup dalam kawasan KPHP Unit XV Pakpak
Bharat merupakan hewan yang dilindungi karena sudah langka. Dengan
dilakukan rehabilitasi atas tutupan lahan semak belukar dan pertanian lahan
kering campur semak dan lahan terbuka, maka diproyeksikan keragaman
hayati di dalam kawasan KPHP Unit XV Pakpak Bharat akan meningkat.
Selain itu, densitas dari setiap speciesnya juga akan meningkat selama 10
tahun kedepan, walau secara kuantitatif belum dapat dikalkulasikan saat
ini.

7. Perkembangan Investasi
Untuk meningkatkan nilai tambah, KPHP Unit XV Pakpak Bharat
akan melakukan atau mengundang pihak ketiga untuk melakukan investasi
pada industri pengolahan hasil hutan kayu dan HHBK. Diproyeksikan mulai
tahun 2021 sudah ada investasi yang efektif terlaksana, sesuai dengan misi
dan tujuan yang hendak dicapai oleh KPHP Unit XV.

63
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

BAB V
RENCANA KEGIATAN

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Unit XV untuk 10


tahun ke depan dibuat sesuai Peraturan Direktorat Jenderal Planologi
Kehutanan Nomor: P.5/VII-WP3H/2012 sebagai acuan dan pedoman untuk
melakukan rencana pengelolaan hutan jangka panjang yang memuat : tujuan
yang akan dicapai oleh KPH, kondisi yang dihadapi, dan strategi serta kelayakan
pengembangan pengelolaan hutan yang meliputi tata hutan, pemanfaatan, dan
penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan
hutan dan konservasi alam. Program dan rencana kegiatan dijabarkan dari visi,
misi dan capaian-capaian utama yang diharapkan dalam pengelolaan KPHP Unit
XV untuk 10 (sepuluh) tahun ke depan. Adapun program dan rencana kegiatan
tersebut dijabarkan sebagai berikut:

A. Inventarisasi Wilayah Serta Penataannya

1. Rencana Strategis Pra Kondisi

a. Pelengkapan Data, Informasi dan Peta

Pelengkapan data, informasi, dan peta merupakan rencana strategis pra


kondisi tahap awal yang akan dilaksanakan oleh KPHP Unit XV dan mitra.
Strategi yang akan diterapkan adalah menyusun database yang akan memuat
seluruh informasi wilayah kerja KPHP Unit XV dengan cara koordinasi dengan
para pihak serta pengumpulan data melalui kegiatan survei. Kegiatan
melengkapi data, informasi dan peta secara rinci disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Pelengkapaan Data, Informasi dan Peta

Tahun Rencana Sumber


Lokasi Biaya Pendanaan
Strategi Deskripsi Mitra
Prioritas (Juta (Indikatif)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rupiah)

Penyusun Koordinasi Seluruh APBN/APBD/ Tokoh Masyarakat/


an data antar lembaga Wilayah Pihak Ketiga Masyarakat/Pihak
√ √ √ 30 Swasta
base KPHP Unit
XV

Survey; Seluruh APBN/APBD/ Masyarakat/Pihak


sampling; data Wilayah Pihak Ketiga Ketiga
√ √ √ 75
sekunder KPHP Unit
XV

64
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

b. Pemantapan Tata Hutan


Strategi yang akan diterapkan pada tahap awal adalah penyelesaian dan
rekonstruksi batas kawasan hutan. Batas-batas wilayah kerja KPHP Unit XV dan
RPH akan dipetakan, dikoordinasikan dan sosialisasikan dengan para pihak.
Kegiatan pemantapan tata hutan secara rinci disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Pemantapan Tata Hutan

Tahun Rencana
Lokasi Sumber
Biaya
Strategi Deskripsi Pendanaan Mitra
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta (Indikatif)
Rupiah)

Tata Batas Penyelesaian Seluruh APBN/ BPKH Wil 1


batas luar dan Wilayah APBD
batas fungsi KPHP Unit √ √ √ 150
kawasan XV
hutan

Rekontruksi Rekonstruksi Batas APBN/ BPKH Wil 1


batas terhadap Konsesi APBD/
batas-batas PT. GRUTI
√ √ 75 PT. GRUTI
kawasan dan Batas
hutan di SM
lapangan Siranggas

Penentuan Penentuan Seluruh APBN/APBD BPKH Wil 1/


batas RPH di batas-batas Wilayah Tokoh
atas peta wilayah kerja KPHP Unit Masyarakat/
dan RPH XV Masyarakat
√ 50
sebagai
panduan
pengelolaan
hutan

Koordinasi Koordinasi dan Seluruh APBN/APBD Tokoh


dan sosialisasi Wilayah Masyarakat/
sosialisasi pengelolaan KPHP Unit √ 40 /Pihak
hutan dengan XV √ Swasta/LSM
para pihak

c. Pemantapan Kelembagaan

Rencana kegiatan pemantapan kelembagaan dilakukan melalui


pengusulan RPH, analisa kebutuhan personalia sesuai tupoksi dan beban kerja,
rekruitmen personalia, serta pelengkapan sarana dan prasarana kelembagaan
KPH. Kegiatan pemantapan kelembagaan secara rinci disajikan pada Tabel 5.3.

65
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 5.3. Pemantapan Kelembagaan

Tahun Rencana
Lokasi Sumber
Biaya
Strategi Deskripsi Pendanaan Mitra
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta (Indikatif)
Rupiah)

Usulan Kelengkapan Seluruh √ 15 APBN/ BPKH Wil 1


pembentu kelembagaan Wilayah APBD/
kan RPH KPHP Unit XV KPHP Unit
XV

Kajian Kelengkapan Seluruh √ 20 APBN/ Perguruan


kapasitas operasional Wilayah Tinggi
APBD
kebutuhan kerja lapangan KPHP Unit
personil XV

Rekruitme Rekrutmen Seluruh √ √ √ 15 APBN/ BP2SDM,


n SDM tenaga kerja Wilayah Perguruan
APBD Tinggi
profesional di KPHP Unit
bidangnya XV

Penambah Penunjang Seluruh √ √ √ √ 130 APBN/ Swasta/


an sarana kegiatan Wilayah LSM
APBD
prasarana oprasional KPHP Unit
baik kantor XV
maupun
lapangan

d. Pelayanan Regulasi

KPH akan menyusun dan mengajukan regulasi yang menjadi


kewenangan KPH. Dalam penyusunan pelayanan regulasi akan dilakukan
tahapan konsultasi publik untuk menampung aspirasi para pihak. Kegiatan
pelayanan regulasi secara rinci disajikan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Pelayanan Regulasi

Tahun Rencana
Sumber
Lokasi Biaya Stakeholder
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta /Mitra
(Indikatif)
Rupiah)
Konsultasi Penyerapan Seluruh √ 50 APBN/APBD Perguruan
publik aspirasi para wilayah Tinggi,
pihak dalam KPHP Unit Masyarakat,
pengelolaan XV Pihak Swasta,
KPHP Unit LSM
XV

Penyusunan BLUD; SOP; Seluruh √ 40 APBN/APBD Pergruan


dan Tata wilayah Tinggi,
pengajuan hubungan KPHP Unit Masyarakat,
regulasi kerja XV Pihak Swasta,
LSM

e. Pemenuhan Kapasitas Dasar Sumberdaya Manusia


Pemenuhan kapasitas dasar SDM KPHP Unit XV dilakukan melalui
pemenuhan/ pembentukan tenaga-tenaga yang kompeten. Strategi yang

66
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

ditempuh adalah melalui kerjasama dengan lembaga/instansi terkait yang


kompeten dalam peningkatan sumberdaya manusia. Rencana kegiatan
pemenuhan kapasitas dasar secara rinci disajikan pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Pemenuhan Kapasitas Dasar Sumberdaya Manusia

Tahun Rencana
Sumber
Lokasi Biaya Stakeholder
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta / Mitra
(Indikatif)
Rupiah)
Diklat Pembentukan Blok √ √ √ 80 APBN/APBD Perguruan
enterpreune karakter yang pemanfaatan, Tinggi,
rship ahli di seluruh LSM,
bidangnya Wilayah KPHP BP2SDM
Unit XV
Diklat teknis Pembentukan Seluruh √ √ √ 80 APBN/APBD Perguruan
tenaga yang Wilayah KPHP Tinggi,
ahli di Unit XV LSM,
bidangnya BP2SDM
Diklat Pemberdayaan Seluruh √ √ √ 80 APBN/APBD Perguruan
ranger dan tenaga Wilayah KPHP Tinggi,
tenaga penyuluh Unit XV LSM,
penyuluh lapangan BP2SDM
sebagai ujung
tombak
keberhasilan
program
kegiatan

f. Perencanaan Pendanaan untuk Penyiapan Pra Kondisi

Strategi perencanaan pendanaan untuk penyiapan pra kondisi secara rinci


disajikan pada Tabel 5.6. Strategi yang ditempuh pada tahap penyiapan pra
kondisi ini meliputi kampanye/sosialisasi, koordinasi antar lembaga, serta
pengajuan proposal kemitraan.
Tabel 5.6. Perencanaan Pendanaan untuk Penyiapan PraKondisi

Tahun Rencana
Lokasi Sumber
Biaya Stakeholder
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Indikatif) (Juta /Mitra
Rupiah)

Sosialisasi Online, media Seluruh √ √ √ APBN/APBD 60 Tokoh


cetak kepada Wilayah KPHP Masyarakat/
stakeholder Unit XV Masyarakat/
Pihak
Swasta/LSM
Koordinasi DAK, APBN, Seluruh √ √ √ APBN/APBD 30 Tokoh
antar APBD Wilayah KPHP Masyarakat/
lembaga Unit XV Masyarakat/
Pihak
Swasta/LSM/
Perguruan
Tinggi
Pengajuan Investor, Blok √ √ APBN/APBD 20 Masyarakat/
proposal lembaga/ pemanfaatan, Pihak
kemitraan pihak luar seluruh Swasta/LSM
terkait Wilayah KPHP
Unit XV

67
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

2. Inventarisasi Wilayah serta Penataannya

a. Inventarisasi Hutan
Inventarisasi berkala wilayah kelola KPHP Unit XV merupakan kegiatan
berkala yang penting dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi
diwilayah KPHP Unit XV selama kurun waktu tertentu dengan tepat. Kegiatan
berkala ini juga dapat mengakomodir perubahan yang terjadi pada kondisi
biogeofisik dan dinamika social ekonomi dan budaya pada setiap blok
pengelolaan hutan diwilayah KPHP Unit XV.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Inventarisasi hutan secara
berkala pelaksanannya mengacu pada pedoman inventarisasi hutan.
Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola serta Penataannya secara rinci disajikan
pada Tabel 5.7. Hasil inventarisasi ini diharapkan dapat memberikan
gambaran risalah kondisi wilayah pengelolaan hutan secara berkala sebagai
berikut:
 Kondisi Awal
 Kondisi 5 tahun berikutnya dan dilengkapi dengan uraian peningkatan
dan penurunan serta permasalahan.
 Kondisi10 tahun berikutnya dan dilengkapi dengan uraian peningkatan
dan penurunan serta permasalahan.

Tabel 5.7. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola serta Penataannya

Tahun Rencana Sumber


Lokasi Biaya Pendanaan Stakeholder
Strategi Deskripsi
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta (Indikatif) / Mitra
Rupiah)
Invetaris Melakukan Seluruh √ 50 APBN/APBD/ Perguruan
asi inventarisasi Wilayah Pihak Ketiga Tinggi. LSM,
tegakan hutanberkala KPHP Unit Masyarakat
hutan pada KPHP XV
Unit XV
Inventarisasi Seluruh √ 100 APBN/APBD/ Perguruan
potensi hasil Wilayah Pihak Ketiga Tinggi. LSM
hutan bukan KPHP Unit
kayu (HHBK) XV
Inventarisasi Seluruh √ 75 APBN/APBD/ Perguruan
satwa dan Wilayah Pihak Ketiga Tinggi. LSM
flora langka KPHP Unit
XV

b. Pembagian Blok

Pembagian blok dilaksanakan sebagai tahap lanjutan penataan hutan

68
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

setelah kegiatan inventarisasi. Blok adalah unit kelestarian terkecil


pengelolaan hutan. Pembagian blok dilakukan berdasarkan kesamaan
karakterfisiografi, kesamaan fungsi pengelolaan, dan kemudahaan aksesibilitas
sehingga blok dapat dikelola secara efektif dan efesien.

c. Pembagian Petak dan Anak Petak

Blok terbagi atas petak-petak dan anak petak. Petak adalah unit terkecil
pemanfaatan hutan yang mendapat perlakuan/pengelolaan silvikultur yang
sama. Pembagian petak dan anak petak dilakukan setelah pembagian blok.
Pembagian petak/anak petak pada areal yang telah dibebani hak
mengikuti/menyesuaikan dengan pembagian petak/anak petak yang telah
dibuat pemegang ijin.

d. Pemetaan

Pemetaan terhadap hasil kegiatan tata hutan meliputi pembagian blok


serta petak dan anak petak.

e. Tata Batas

Kegiatan tata batas dilakukan setelah terlaksananya pembagian blok


serta pembagian petak dan anak petak. Tata batas dilakukan untuk
memberi kepastian kawasan hutan yang menjadi wilayah kerja KPH Unit XV
sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6 Tahun 2010 tentang Norma,
Standar, Prosedur, dan Kriteria Pengelolaan Hutan pada KPHP dan KPHL.

B. Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah Tertentu

Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum
menarik bagi pihak ketiga atau belum diminati oleh pihak ketiga untuk
mengembangkan usaha pemanfaatanya. Wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak
Bharat yang belum diminati oleh investor akan dikelola sendiri sesuai dengan
fungsi hutan dan potensinya. Pemanfaatan pada wilayah tertentu akan
dilaksanakan setelah KPHP Unit XV Pakpak Bharat menerapkan Pola
Pengelolaan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) dan mendapat penunjukan dari
Menteri Kehutanan.

69
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Wilayah tertentu akan dimanfaatkan sedemikian rupa. Akan tetapi, wilayah


tertentu yang berada dalam blok inti tidak akan dilakukan pemanfaatan.
Pemanfaatan hutan pada wayah tertentu di KPHP Unit XV Pakpak Bharat pada
dasarnya adalah melakukan pembangunan pada kawasan hutan baik pada
hutan lindung maupun hutan produksi yang memiliki tutupan lahan terbuka,
belukar tua, belukar muda atau alang-alang/padang rumput atau lahan yang
termasuk dalam kriteria Lahan Kritis (sangat kritis, kritis dan agak kritis) serta
pemanfaatan potensi hutan pada kawasan hutan yang belum dibebani ijin.
Penunjukan Wilayah Tertentu pada lahan Kritis ini dimaksudkan selain
untuk mengembalikan lahan kritis pada kawasan hutan (hutan lindung dan
hutan produksi) juga diharapkan lahan tersebut dapat dikelola dengan
mengembangkan usaha-usaha produktif serta pengembangan jenis-jenis
produktif yang diharapkan dapat memberikan manfaat secara ekologis dan
finansial baik bagi masyarakat maupun KPHP Unit XV Pakpak Bharat. Hal ini
menjadi penting mengingat dalam ketentuannya, KPH dituntut untuk dapat
mandiri. Memang tidak seluruh lahan kritis yang ada di wilayah kelola KPHP
Unit XV Pakpak Bharat dijadikan/termasuk dalam wilayah tertentu.
Pelaksanaan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu tersebut sebagian
besar dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat. Pemilihan jenis usaha
dan jenis produk (sesuai dengan kegiatannya) perlu disepakati bersama terlebih
dahulu dengan masyarakat. Namun terdapat beberapa rencana pemanfaatan
pada wilayah tertentu yang bersifat top down (inisiatif oleh KPHP Unit XV
Pakpak Bharat).
Tahapan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu ini secara umum
terdiri dari identifikasi detail calon areal pada masing-masing kegiatan,
sosialisasi kegiatan, pertemuan-pertemuan dalam rangka persiapan, koordinasi
dengan instansi terkait, pembentukan/penguatan kelompok masyarakat, dan
pelaksanaan lapangan (penyiapan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan)
atau disesuaikan dengan jenis kegiatan. Detil tahapan juga akan disesuaikan
dengan mekanisme pengelolaan bersama masyarakat yang disepakati.
Secara umum, pengelolaan wilayah tertentu pada KPHP Unit XV Pakpak
Bharat terbagi menjadi 3 (tiga) bagian utama yaitu Pemanfaatan Kawasan,
Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu.
70
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 5.8. Pembagian blok pada KPHP Unit XV Pakpak Bharat

No. Blok Luas (Ha)


1. Blok Inti 4.936,48
2. Blok Pemanfaatan 36.380,65
3. Blok Pemanfaatan HHK-HA 26.210,04
4. Blok Pemanfaatan Jasling dan HHBK 3.284,29
5. Blok Pemberdayaan 14.701,81
6. Blok Perlindungan 5.244,12
Total 90.757,39
Sumber : BPKH Wilayah 1 Medan

Sedangkan wilayah tertentu yang ada di KPHP Unit XV Pakpak Bharat


seluas + 53.803,657 Ha, yang teridentifikasi pada kawasan hutan dengan
fungsi lindung (HL) pada Blok Pemanfaatan seluas 35.934,667 Ha, fungsi
produksi terbatas (HPT) pada Blok Pemberdayaan seluas 14.584,70 Ha dan
fungsi produksi terbatas (HPT) pada Blok Pemanfaatan Jasling dan HHBK seluas
3.284,29 Ha.

Tabel 5.9. Pembagian Blok pada Wilayah Tertentu di KPHP Unit XV


Pakpak Bharat

No. Fungsi Blok Luas (Ha)


1. Hutan Lindung Pemanfaatan 35.934,667
2. Hutan Produksi Terbatas Pemanfaatan Jasling & HHBK 3.284,29
3. Hutan Produksi Terbatas Pemberdayaan 14.584,70
Total 53.803,657
Sumber : BPKH Wilayah 1 Medan

Wilayah tertentu KPHP Unit XV Pakpak Bharat tersebut tersebar di 3 blok


yang nantinya akan dikelola oleh KPHP Unit XV Pakpak Bharat baik secara
swakelola maupun dengan menjalin kemitraan baik dengan kelompok
masyarakat, investor dan pihak lainnya yang memiliki minat. Adapun strategi
kegiatan pengelolaan hutan pada wilayah tertentu selama kurun waktu 10

71
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

(sepuluh) tahun akan dikembangkan melalui beberapa arahan pemanfaatan


hutan sebagai berikut dibawah ini.

Tabel 5. 10. Arahan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu di Wilayah


KPHP Unit XV Pakpak Bharat Tahun 2017 - 2026.

Arahan Waktu
No. Blok Kelas Hutan Luas (ha)
Pemanfaatan Pelaksanaan
1. HL Blok Kelas hutan Pengusahaan 35.934,667 2017-2026
Pemanfaatan lindung HHBK jenis Nilam,
pemanfaatan Gambir,
HHBK Kemenyan, Rotan
dan Madu
2. HPT Blok Kelas hutan Pengusahaan 3.284,29 2017-2026
Pemanfaatan produksi HHBK jenis
Jasling dan pemanfaatan Kemenyan, Rotan
HHBK jasling dan dan Madu
HHBK
3. HPT Blok Kelas hutan Pengusahaan 14.584,70 2017-2026
Pemberdayaan Produksi HHBK jenis Nilam,
Masyarakat Pemberdayaan Gambir,
Masyarakat Kemenyan, Rotan
dan Madu

Untuk dapat memanfaatkan wilayah tertentu menuju unit-unit bisnis


yang tangguh dan dapat memandirikan KPH sesuai dengan arahan yang
ditetapkan, maka terdapat beberapa prakondisi yang harus dipenuhi oleh
pengelola KPHP Unit XV Pakpak Bharat, yaitu;
1. Telah tersedianya baseline data potensi hasil inventarisasi pada tahun ke-2
(2018);
2. Tersedianya sarana prasarana pengelolaan yang memadai (reliable) untuk
mendukung operasionalisasi (2017 - 2026);
3. Tersedianya sumberdaya manusia pengelola yang memadai dan memiliki
keterampilan dalam membangun unit bisnis (2017 - 2026);
4. Terbitnya regulasi di daerah yang mendukung percepatan pembangunan
unit bisnis (2017 - 2026).

72
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 5. 11. Penyiapan Sarana dan Prasarana Operasional


KPHP Unit XV Pakpak Bharat

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Sumber
Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume
No. Rencana Kegiatan Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Penyiapan Sarana dan Prasarana
a. Pembangunan kantor KPHP 1 Unit APBD dan
Unit XV Pakpak Bharat 900.000 APBN
KPHP Unit
XV PB
b. Pemasangan instalasi listrik 1 Paket APBD dan
10.000 APBN
KPHP Unit
XV PB
c. Pengadaan sarana 1 Paket 1 Paket APBD dan
komputasi (desktop, laptop, 75.000 150.000 APBN
printer, LCD) KPHP Unit KPHP Unit
XV PB XV PB
d. Pengadaan alat survey dan 1 Paket 1 Paket APBD dan
pengukuran APBN
100.000 150.000
KPHP Unit KPHP Unit
XV PB XV PB
e. Pengadaan bahan dan ATK 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket
12.000 14.000 16.000 18.000 20.000 22.000 24.000 26.000 28.000
KPHP Unit KPHP Unit KPHP Unit KPHP Unit KPHP Unit KPHP Unit KPHP Unit KPHP Unit KPHP Unit
XV PB XV PB XV PB XV PB XV PB XV PB XV PB XV PB XV PB
f. Pengadaan kendaraan 3 Unit 7 Unit
operasional roda 2
96.000 224.000
KPHP Unit KPHP Unit
XV PB XV PB

73
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Sumber
Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume
No. Rencana Kegiatan Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
g. Pengadaan kendaraan 1 Unit APBD dan
operasional roda 4 500.000 APBN
KPHP Unit
XV PB
h. Pembangunan Kantor Resort 2 Unit APBD dan
300.000 APBN
KPHP Unit
XV PB
i. Pengadaan perlengkapan 1 Paket 1 Paket APBD dan
kantor (meubeler, AC, dll) 100.000 75.000 APBN
KPHP Unit KPHP Unit
XV PB XV PB
j. Pembangunan persemaian 1 Unit/ 1 Unit/ 1 Unit/ 1 Unit/ 1 Unit/ 1 Unit/ 1 Unit/ 1 Unit/ APBD dan
permanen dan operasional 100.000 btg 100.000 btg 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 APBN
rutin persemaian permanen btg btg btg btg btg btg
150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000
KPHP Unit KPHP Unit KPHP Unit KPHP Unit KPHP Unit KPHP Unit KPHP Unit KPHP Unit
XV PB XV PB XV PB XV PB XV PB XV PB XV PB XV PB

74
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Prioritas kegiatan pada pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu di


dalam wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat direncanakan pada pengembangan
5 core bisnis di wilayah-wilayah blok yang telah ditentukan. Pengembangan
usaha tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan dan Pengembangan Usaha gambir
2. Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Kemenyan
3. Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Nilam
4. Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Lebah madu
5. Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Rotan

1. Pemanfaatan Kawasan
a. Pengelolaan dan Pengembangan Gambir
Salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang saat ini diusahai masyarakat
yang ada di wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat adalah gambir. Tanaman ini
merupakan komoditi unggulan bagi masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat. Gambir
dibudidayakan pada lahan ketinggian 200-800 m diatas permukaan laut. Mulai
dari topografi agak datar sampai di lereng bukit. Biasanya ditanam sebagai
tanaman perkebunan di pekarangan atau kebun di pinggir hutan. Budidaya
biasanya semiintensif, jarang diberi pupuk tetapi pembersihan dan
pemangkasan. Daun yang dipangkas yang digunakan untuk menghasilkan
getah Gambir.
Gambir adalah ekstrak air panas dari daun dan ranting tanaman gambir
yang disedimentasikan dan kemudian dicetak dan dikeringkan. Hampir 95%
produksi dibuat menjadi produk ini, yang dinamakan betel bite atau plan
masala. Bentuk cetakan biasanya silinder, menyerupai gula merah. Warnanya
coklat kehitaman. Gambir (dalam perdagangan antar negara dikenal
sebagai gambier) biasanya dikirim dalam kemasan 50kg. Bentuk lainnya adalah
bubuk atau "biskuit". Nama lainnya dalah catechu, gutta gambir, catechu
pallidum (pale catechu).
Kegunaan utama adalah sebagai komponen menyirih, yang sudah
dikenal masyarakat kepulauan Nusantara, dari Sumatra hingga Papua sejak
paling tidak 2500 tahun yang lalu. Diketahui, gambir merangsang keluarnya
getah empedu sehingga membantu kelancaran proses di perut dan usus. Fungsi
75
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

lain adalah sebagai campuran obat, seperti sebagai luka bakar, obat sakit
kepala, obat diare, obat disentri, obat kumur-kumur, obat sariawan, serta obat
sakit kulit (dibalurkan); penyamak kulit; dan bahan pewarna tekstil. Fungsi
yang tengah dikembangkan juga adalah sebagai perekat kayu lapis atau papan
partikel. Produk ini masih harus bersaing dengan sumber perekat kayu lain,
seperti kulit kayu Acacia mearnsii, kayu Schinopsis balansa, serta
kulit polong Caesalpinia spinosa yang dihasilkan negara lain.
Mengingat tanaman ini memiliki prospek yang sangat besar bagi
peningkatan perekonomian masyarakat dan memerlukan lahan untuk
pengembangan kedepannya, maka KPHP Unit XV Pakpak Bharat akan
memanfaatkan kawasan untuk pengembangannya dengan memberdayakan
masyarakat di sekitar hutan.
b. Pengelolaan dan Pengembangan Nilam
Tanaman nilam sudah lama diusahai masyarakat Kabupaten Pakpak
Bharat, tanaman tersebut banyak tumbuh di dalam dan sekitar kawasan hutan.
Masyarakat mengelola tanaman tersebut menjadi minyak nilam dan
diperdagangkan untuk meningkatkan ekonomi perekonomiannya.
Tanaman Nilam adalah suatu tanaman semak tropis penghasil sejenis minyak
atsiri yang dinamakan sama (minyak nilam). Dalam perdagangan internasional, minyak
nilam dikenal sebagai minyak patchouli (dari bahasa Tamil patchai (hijau) dan ellai
(daun), karena minyaknya disuling dari daun). Aroma minyak nilam dikenal 'berat' dan
'kuat' dan telah berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian (parfum) dan bahan
dupa atau setanggi pada tradisi timur. Harga jual minyak nilam termasuk yang
tertinggi apabila dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya.
Tumbuhan nilam berupa semak yang bisa mencapai satu meter.
Tumbuhan ini menyukai suasana teduh, hangat, dan lembap. Mudah layu jika
terkena sinar matahari langsung atau kekurangan air. Bunganya menyebarkan
bau wangi yang kuat. Bijinya kecil. Perbanyakan biasanya dilakukan secara
vegetative.
Minyak nilam Indonesia sangat digemari pasar Amerika dan Eropa.
Terutama digunakan untuk bahan baku industri pembuatan minyak wangi
(sebagai pengikat bau atau fixative parfum), kosmetik, dll. Komponen utama
minyak nilam (diperoleh dari penyulingan daun nilam) berupa pachoully alcohol

76
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

(45 – 50%), sebagai penciri utama. Bahan industri kimia penting lain meliputi
patchoully camphor, cadinene, benzaldehyde, eugenol, dan cinnamic aldehyde.
Sebuah referensi menyebutkan, minyak nilam bisa untuk bahan antiseptik,
antijamur, antijerawat, obat eksem dan kulit pecah-pecah, serta ketombe. Juga
bisa mengurangi peradangan. Bahkan dapat juga membantu mengurangi
kegelisahan dan depresi, atau membantu penderita insomnia (gangguan susah
tidur). Makanya minyak ini sering dipakai untuk bahan terapi aroma. Juga
bersifat afrodisiak: meningkatkan gairah seksual.
Bukan cuma minyak nilamnya yang bermanfaat. Di India daun kering
nilam juga digunakan sebagai pengharum pakaian dan permadani. Malahan air
rebusan atau jus daun nilam, kabarnya, dapat diminum sebagai obat batuk dan
asma. Remasan akarnya untuk obat rematik, dengan cara dioleskan pada
bagian yang sakit. Bahkan juga manjur untuk obat bisul dan pening kepala.
Remasan daun nilam dioleskan pada bagian yang sakit.
Prospek pasar minyak nilam, baik untuk ekspor maupun pasar dalam
negeri komoditi ini pada masa yang akan datang cukup besar, seiring dengan
semakin tingginya permintaan terhadap parfum/kosmetika, trend mode dan
belum berkembangnya substitusi essential oil yang bersifat pengikat (fiksasi)
dalam industri parfum/kosmetika.
Mengingat tanaman ini juga memiliki prospek yang sangat besar bagi
peningkatan perekonomian masyarakat dan memerlukan lahan untuk
pengembangan kedepannya, maka KPHP Unit XV Pakpak Bharat akan
memanfaatkan kawasan untuk pengembangannya dengan memberdayakan
masyarakat di sekitar hutan.
c. Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Rotan
Salah satu potensi hutan yang akan dikembangkan adalah budidaya
rotan. Usaha ini diharapkan akan membantu masyarakat sekitar hutan untuk
memenuhi kebutuhannya melalui usaha rotan dengan pola kemitraan dengan
KPHP Unit XV Pakpak Bharat. Kegiatan ini dilakukan terlebih dahulu
menginventarisasi potensi rotan diwilayah tersebut yang rencananya
dilaksanakan pada tahun 2018 sampai dengan 2021.

77
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

d. Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Lebah Madu


Salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang menjadi jenis komoditi
di KPHP Unit XV Pakpak Bharat adalah madu alam karena permintaan terhadap
madu alam terbilang tinggi. Selama ini lebah madu hanya diproduksi secara
alami dengan memanen hasil madunya tanpa ada budidaya lebah itu sendiri.
Permintaan pasar yang cukup tinggi khususnya pasar internasional untuk
keperluan obat-obatan yaitu sejenis propolis, KPHP Unit XV Pakpak Bharat perlu
mengembangkan usaha madu maupun peternakan lebah itu sendiri dengan
cara kemitraan dengan pihak yang berpengalaman dengan usaha madu
tersebut dengan melibatkan masyarakat dengan cara mengadakan pelatihan
untuk usaha lebah madu. Kegiatan pengelolaan dan pengembangan usaha
lebah madu ini direncanakan akan dilaksanakan mulai tahun 2019 dan akan
terus berlanjut pada masa RPHJP periode berikutnya.

e. Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Budidaya Kemenyan


Permintaan dan kebutuhan getah Kemenyan hingga saat ini masih terus
mengalir dan ini tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat petani
Kemenyan, sehingga KPHP Unit XV perlu mengembangkan komoditas ini.Selain
produk berupa getah, peluang pemanfaatan kayunya juga cukup menjanjikan
dan perlu upaya diversifikasi produk di tingkat petani untuk meningkatkan nilai
tambah belum banyak dilakukan. Hal ini karena produk Kemenyan belum
sepenuhnya ditangani secara optimal dimana pengusahaannya masih tradisionil
dan sangat mengandalkan produk getah mentah. Pemberdayaan potensi
produk ini diharapkan dapat meningkatkan penghasilan petani Kemenyan
sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
f. Pemanfaatan lahan di bawah tegakan
KPHP Unit XV Pakpak Bharat juga berencana untuk memanfaatkan lahan
dibawah tegakan. Pemanfaatan lahan dibawah tegakan ini diarahkan pada
penanaman produk-produk yang memiliki nilai ekonomis baik sebagai penghasil
minyak atsiri, rempah atau produk lainnya. Jenis tanaman yang akan
dikembangkan/dibudidayakan di bawah tegakan dapat berupa ubi kayu,
tanaman palawija, nilam, jamur, lebah madu dan lain-lain.Untuk lahan yang
memiliki tegakan yang jarang (agak terbuka), maka budidaya Nilam dan Ubi
78
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Kayu akan menjadi alternatif pemanfaatannya, terhadap lahan yang sudah


terbuka dan akan direncanakan rehabilitasi lahan, maka alternatifnya adalah
tanaman jeruk.

2. Pemanfaatan Jasa Lingkungan


a. Pengembangan Wisata Alam
KPHP Unit XV Pakpak Bharat tahun 2019 berencana memulai melakukan
inventarisasi potensi untuk pengembangan mengembangkan Wisata alam
terutama potensi wisata air terjun. Pada tahun 2021 diharapkan sudah mulai
beroperasi kegiatan usaha wisata alam.

b. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)


Kabupaten Pakpak Bharat karena kondisi topografisnya yang bergunung
mempunyai potensi yang besar jasa lingkungan untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Beberapa PLTMH sudah beroperasi di Kabupaten
Pakpak Bharat. Dengan melihat kesuksesan dari pengembangan PLTMH yang
sudah ada maka KPHP Unit XV Pakpak Bharat juga dapat mengembangkan
PLTMH dalam kawasan KPHP.

79
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 5.12. Rekapitulasi rencana kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Usaha KPHP Unit XV Pakpak Bharat

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Sumber
Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume
No. Rencana Kegiatan Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Rencana Kegiatan Pengelolaan
dan Pengembangan Usaha Rotan
a. Melakukan inventarisasi 1 Desa 1 Desa 1 Desa APBD dan
potensi rotan pada wilayah 30.000 30.000 30.000 APBN
kelola KPHP Unit XV Pakpak Blok Blok Blok
Bharat Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan
HL HL HL
b. Sosialisasi pengembangan 3 KTH 3 KTH 3 KTH APBD dan
usaha rotan dan 30.000 30.000 30.000 APBN
pembentukan kelompok tani Blok Blok Blok
hutan. Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan
HL HL HL
c. Membentuk kelembagaan 2 KTH 2 KTH 2 KTH APBD dan
kolaboratif yang melibatkan 20.000 20.000 20.000 APBN
para masyarakat dalam Blok Blok Blok
pembentukan Kelompok Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan
Tani Hutan untuk usaha HL HL HL
pengelolaan dan
pembudidayaan usaha rotan
sebanyak 2 (dua) KTH pada
masing desa yang terdapat
potensi rotan
d. Memfasilitasi keanggotaan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan APBD dan
kelompok tani untuk 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 APBN
mengikuti kegiatan KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB
Diklat/Pelatihan pengelolaan
dan pembudidayaan usaha
rotan

80
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Sumber
Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume
No. Rencana Kegiatan Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
e. a. Memfasilitasi sarana dan 1 Paket APBD dan
prasarana pengembangan 150.000 APBN
usaha rotan untuk Tahun KPHP PB
3 (2019) antara lain :
 Pengadaan Gedung
pengorengan dan
workshop pengerjaan
rotan menjadi barang
jadi.
 Pengadaan Mesin
Pengupas, Mesin
Pembelah, Mesin
Pengamplas, dan 1
(satu) paket sarana
dan prasarana
pengorengan rotan.
 Pengadaan sarana
dan prasarana
pendukung lainnya
untuk kegiatan
finising.
Kegiatan pengadaan sarana
dan prasarana dilakukan di
satu desa yang memiliki
jumlah sebaran rotan yang
terbanyak.
f. Memfasilitasi pasar atau 1 Paket 1 Paket APBD dan
tempat pemasaran untuk 10.000 10.000 APBN
menampung barang jadi Sesuai Sesuai
rotan tersebut. Network Network

81
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Sumber
Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume
No. Rencana Kegiatan Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2. Rencana Kegiatan Pengelolaan
dan Pengembangan usaha
budidaya gambir
a. Melakukan identifikasi 5 Lokasi 5 Lokasi
sebaran tanaman gambir 50.000 50.000
yang berada pada wilayah Blok Blok
tertentu KPHP Unit XV. Pemanfaatan HL Pemanfaatan HL
dan Blok dan
Pemberdayaan Pemanfaatan
Jasling dan HHBK
b. Melakukan kegiatan 2 Kegiatan 2 Kegiatan 1 Kegiatan APBD dan
sosialisasi pengelolaan dan 40.000 40.000 20.000 APBN
pengembangan usaha Blok Blok KPHP PB
budidaya gambir. Pemanfaatan HL Pemanfaatan HL
dan Blok dan
Pemberdayaan Pemanfaatan
Jasling dan HHBK
c. Melakukan kegiatan 3 KTH 3 KTH 2 KTH APBD dan
pembentukan kelompok tani 30.000 30.000 20.000 APBN
budidaya tanaman gambir. Blok Blok Blok
Pemanfaatan HL Pemanfaatan HL Pemanfaatan
dan Blok dan HL dan Blok
Pemberdayaan Pemanfaatan Pemberdaya
Jasling dan HHBK an
d. Melakukan kegiatan fasilitasi 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan APBD dan
pembentukkan Hutan 20.000 20.000 20.000 APBN
Kemasyarakatan dengan Blok Blok Blok
jenis komoditi gambir. Pemberdayaan Pemanfaatan Pemanfaata
HL n Jasling
dan HHBK

82
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Sumber
Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume
No. Rencana Kegiatan Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
e. Melakukan perjanjian 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan APBD
kerjasama antara KPHP 10.000 10.000 10.000 10.000 dan
dan antar kelompok tani Blok Blok Blok Blok APBN
hutan. Pemberdayaan Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan
HL Jasling dan HL
HHBK
f. Melakukan kegiatan 1 Paket 1 Paket 1 Paket APBD
fasilitasi sarana dan 150.000 150.000 150.000 dan
prasarana pengelolaan KPHP PB KPHP PB KPHP PB APBN
dan pengembangan
budidaya gambir.
g. Memfasilitasi dan 1 Paket 1 Paket 1 Paket APBD
mempromosikan hasil 20.000 20.000 20.000 dan
produksi komoditi jenis Sesuai Sesuai Sesuai APBN
gambir. Network Network Network
3. Rencana Kegiatan Pengelolaan
dan Pengembangan usaha
budidaya Kemenyan
a. Melakukan identifikasi 3 Lokasi 2 Lokasi
sebaran tanaman 30.000 20.000
kemenyan yang berada Blok Blok
pada wilayah tertentu Pemanfaatan Pemberdayaan
KPHP Unit XV. HL dan Blok
Pemanfaatan
Jasling dan
HHBK
b. Melakukan kegiatan 2 Kegiatan 2 Kegiatan APBD
sosialisasi pengelolaan dan 40.000 40.000 dan
pengembangan usaha Blok Blok APBN
budidaya kemenyan. Pemanfaatan Pemberdayaan
HL dan
Pemanfaatan
Jasling dan
HHBK

83
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Sumber
Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume
No. Rencana Kegiatan Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
c. Melakukan kegiatan 2 KTH 2 KTH APBD
pembentukan kelompok 20.000 20.000 dan
tani budidaya tanaman Blok Blok APBN
kemenyan. Pemanfaatan Pemberdayaan
HL dan
Pemanfaatan
Jasling dan
HHBK
d. Melakukan kegiatan 20 Ha 20 Ha 20 Ha 20 Ha 20 Ha 20 Ha 20 Ha 20 Ha APBD
pengkayaan jenis tanaman 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 dan
kemenyan. APBN
Blok Blok Blok Blok Blok Blok Blok Blok
Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan Pemberda Pemanfaat Pemanfa Pemberda Pemanfaat
HL Jasling dan HL yaan an Jasling atan HL yaan an HL
HHBK dan HHBK
e. Melakukan perjanjian 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan APBD
kerjasama antara KPHP 10.000 10.000 10.000 dan
dan antar kelompok tani Blok Blok Blok APBN
hutan. Pemanfaatan Pemanfaatan Pemberdayaan
HL Jasling dan
HHBK
f. Melakukan kegiatan 1 Paket 1 Paket 1 Paket APBD
fasilitasi sarana dan 20.000 20.000 20.000 dan
prasarana pengelolaan KPHP PB KPHP PB KPHP PB APBN
dan pengembangan
budidaya kemenyan.
g. Memfasilitasi dan 1 Kegiatan 1 APBD
mempromosikan hasil Kegiatan dan
produksi komoditi jenis 10.000 10.000 APBN
kemenyan. KPHP PB KPHP PB

84
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Sumber
Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume
No. Rencana Kegiatan Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
4. Rencana Kegiatan Pengelolaan dan
Pengembangan usaha Nilam
a. Melakukan inventarisasi 3 Lokasi 1 Lokasi
potensi wilayah untuk 30.000 20.000
pengembangan nilam pada Blok Blok
wilayah tertentu KPHP Unit Pemanfaatan Pemberdayaan
XV Pakpak Bharat, HL
b. Sosialisasi pengembangan 2 Kegiatan 1 Kegiatan APBD dan
usaha nilam dan 40.000 20.000 APBN
pembentukan kelompok tani Blok Blok
nilam. Pemanfaatan Pemberdayaan
HL
c. Membentuk kelembagaan 2 KTH 1 KTH APBD dan
kolaboratif yang melibatkan 20.000 20.000 APBN
para masyarakat dalam Blok Blok
pembentukan Kelompok Tani Pemanfaatan Pemberdayaan
Nilam HL
d. Memfasilitasi keanggotaan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan APBD dan
kelompok tani untuk 20.000 20.000 20.000 APBN
mengikuti kegiatan KPHP PB KPHP PB KPHP PB
Diklat/Pelatihan pengelolaan
dan pembudidayaan usaha
nilam.
e. Memfasilitasi sarana dan 1 Paket 1 Paket 1 Paket APBD dan
prasarana pengembangan 50.000 50.000 50.000 APBN
usaha nilam untuk Tahun 5 KPHP PB KPHP PB KPHP PB
(2021) antara lain :
1) Pengadaan mesin
pengolahan daun nilam.
2) Pengadaan sarana dan
prasarana pendukung
lainnya untuk kegiatan
finising.

85
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Sumber
Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume
No. Rencana Kegiatan Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
f. Memfasilitasi pasar atau 1 Kegiatan 1 Kegiatan APBD dan
tempat pemasaran untuk 20.000 20.000 APBN
menampung minyak nilam Sesuai Sesuai
tersebut. Network Network
5. Rencana Kegiatan Pengelolaan dan
Pengembangan Lebah Madu
a. Melakukan identifikasi wilayah 2 Desa 2 Desa 2 Desa
tertentu KPHP Unit XV yang 20.000 20.000 20.000
berpotensi pengembangan Ulu Merah Pardomuan Kecupak dan
lebah madu. dan Kuta dan Aornakan Simervara
Tinggi I
b. Melakukan kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan APBD dan
sosialisasi pengelolaan dan 20.000 20.000 20.000 APBN
pengembangan usaha lebah Ulu Merah Pardomuan Kecupak dan
madu dan Kuta dan Aornakan Simervara
Tinggi I
c. Melakukan kegiatan 2 KTH 2 KTH 2 KTH APBD dan
pembentukan Kelompok Tani 20.000 20.000 20.000 APBN
Hutan Lebah madu Ulu Merah Pardomuan Kecupak dan
dan Kuta dan Aornakan Simervara
Tinggi I
d. Melakukan kegiatan fasilitasi 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan APBD dan
diklat/pelatihan kepada SDM 20.000 20.000 20.000 APBN
KPHL dan Masyarakat KPHP PB KPHP PB KPHP PB

86
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Sumber
Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume
No. Rencana Kegiatan Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
e. Melakukan kegiatan fasilitasi 1 Paket 1 Paket 1 Paket APBD dan
sarana dan prasarana 100.000 100.000 100.000 APBN
pengelolaan usaha lebah KPHP PB KPHP PB KPHP PB
madu antara lain :
 Pengadaan Stup
 Pengadaan bibit lebah
induk (Ratu)
 Pelumas (Oli kotor)
 Pakaian Pemanenan
/Pasca Panen
 Tong Plastik kapastias
1000 liter
 Nampan penyaring
 Tabung Pengasapan
 Botol Plastik ukuran 1
liter
 Kayu plat
 Sarana dan prasana
pendukung lainnya
f. Melakukan kegiatan faslitasi 2 Desa 2 Desa 2 Desa APBD dan
sarana dan prasarana untuk 80.000 80.000 80.000 APBN
mengolah hasil lebah madu KPHP PB KPHP PB KPHP PB
menjadi beberapa produk
(madu, dan propilis) yang
bernilai ekonomi tinggi
dengan berbagai bentuk
pengemasan.
g. Melakukan kegiatan fasilitasi 1 Keg 1 Keg
promosi produk barang jadi 20.000 20.000
ke pasar lokal maupun Sesuai Sesuai
international. Network Network

87
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

3. Pemungutan HHBK
Pemungutan hasil hutan bukan kayu yang sudah dilakukan selama ini
adalah Kemenyan, Gambir, Nilam, rotan dan Lebah Madu. Hal ini perlu
diidentifikasi dan inventarisasi mengingat sampai saat ini ijinnya belum ada.
Perlunya penertiban dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya ijin
HHBK perlu dilakukan agar pemungutan tersebut tidak terbentur hukum dan
kelestarian hutan dapat terjaga dengan baik. Recana Sosialisasi HHBK
direncanakan pada tahun 2018 sampai dengan 2020.

C. Pemberdayaan Masyarakat
Program pemberdayaan masyarakat adalah bagian terpenting dari
program yang akan dijalankan oleh KPHP Unit XV Pakpak Bharat . Sesuai
dengan visi untuk menuju “Terwujudnya Pengelolaan Hutan KPHP Unit XV
Pakpak Bharat yang Optimal dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan
Masyarakat”, maka pemberdayaan masyarakat adalah bagian terpenting yang
akan dijalankan oleh KPHP Unit XV Pakpak Bharat . Kelompok masyarakat yang
kuat akan menjadi pelaku utama dan ujung tombak pengelolaan hutan dalam
wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat nantinya. Secara garis besar ada tiga
kategori dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, yaitu 1). pembentukan dan
penguatan kelompok tani hutan; 2) penguatan organisasi masyarakat dalam
pengelolaan wisata alam; dan 3) penguatan kelompok pengolahan hasil HHBK
dan HHK.
Pemberdayaan dalam rangka pemanfaatan sumberdaya hutan secara
optimal dapat dilakukan melalui pengembangan kapasitas maupun pemberian
akses pemanfaatan sumberdaya hutan untuk peningkatan taraf hidup
masyarakat sekitar hutan. Program pemberdayaan masyarakat dapat
memanfaatkan skema-skema Hutan Desa (HD), Hutan Kemasyarakatan (HKm),
Hutan Tanaman Rakyat (HTR).
Skema pemberdayaan masyarakat di KPHP Unit XV Pakpak Bharat akan
disesuaikan dengan status pengelolaan kawasan, baik pada areal berijin
maupun di wilayah tertentu (diluar ijin). Khusus pada areal berijin, kegiatan
pemberdayaan akan dilakukan oleh pemegang ijin, sementara pada wilayah
tertentu (diluar ijin) akan dilaksanakan oleh KPHP Unit XV Pakpak Bharat.
88
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Adapun lokasi yang menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat


yang akan dilakukanpada wilayah tertentu KPHP Unit XV Pakpak Bharat adalah
pada Blok HPT - Pemberdayaan masyarakat (14.584,70 Ha), HPT-Pemanfaatan
Jasling dan HHBK (3.284,29 Ha) dan HL-Pemanfaatan (35.934,667 Ha).
Untuk kelompok tani hutan, pemberdayaan yang akan dilakukan terdiri
atas pendampingan dalam pembentukan dan penguatan kelompok dan
pelatihan teknis bagi segenap anggota kelompok. Pembentukan kelompok
dilakukan pada wilayah kerja yang belum ada kelompok tani hutannya.
Sementara penguatan dilakukan untuk semua kelompok baik yang baru
didirikan maupun kelompok tani hutan yang sudah berdiri sebelumnya.
Kegiatan yang dilakukan dalam pembentukan kelompok adalah mendorong dan
memfasilitasi masyakat yang berminat untuk melakukan pertemuan inisiasi
pembentukan kelompok. Sementara penguatan kelompok adalah kegiatan
memfasilitasi kelompok menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART) kelompoknya masing-masing. Selain itu, penguatan kelompok
juga dilakukan dengan memfasilitasi kelompok membangun sistem keuangan
dan administrasi kelompoknya masing-masing. Selanjutnya dilakukan pelatihan
teknis kepada kelompok sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh
masing-masing kelompok tani hutan.
1. Pem
bentukan dan Penguatan Kelompok Tani Pemberdayaan
Masyarakat

Pembentukan dan penguatan kelompok tani hutan dimaksudkan untuk


dapat melakukan kegiatan dan memperoleh manfaat dari kegiatan rehabilitasi
hutan dengan hutan tanaman. Kegiatan rehabilitasi hutan yang kemudian
hasilnya berupa HHBK akan dilakukan oleh masyarakat melalui kelompok atau
kelembagaan mereka. Teknis pelaksanaan pemberdayaan kelompok akan
disinkronkan dan dikoordinasi dengan dinas instansi terkait, sesuai dengan
bidang usahanya masing-masing. Pelaksanaan Pembentukan dan Penguatan
Kelompok Tani Hutan akan dimulai sejak Tahun 2018, dan akan terus berjalan
selama periode RPHJP KPHP Unit XV Pakpak Bharat 2018-2026.

89
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

2. Penguatan Kelompok Pengolahan Hasil HHBK dan HHK


Bentuk penguatan kelompok ini adalah melalui peningkatan kapasitas
anggota kelompok dalam pengolahan HHBK (pelatihan teknologi pengolahan
hasil HHBK terbaru sesuai dengan standar pengolahan baik). Peningkatan
higienitas dalam pengolahan hasil HHBK yang menjadi produk makanan adalah
prioritas, seperti pengolahan gula aren yang berstandar, pengolahan minyak
nilam, peningkatan kualitas getah kemenyan, madu dan kayu manis.
Pelaksanaan penguatan kelompok pengolahan HHBK akan dilakukan seiring
dengan perkembangan produksi HHBK hasil budidaya pada KPHP Unit XV
Pakpak Bharat.
Di masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan telah lama
memanfaatkan hasil hutan bukan kayu seperti rotan, kemenyan, aren, bambu,
dan tumbuhan obat (misalnya saja daun “gegatan biawak” yang menurut
masyarakat punya nilai ekonomi tinggi. KPHP Unit XV berkewajiban untuk
melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam rangka mensinergikan
kepentingan masyarakat dengan kelestarian pengelolaan hutan. Rencana
pemberdayaan masyarakat di KPHP Unit XV secara rinci disajikan pada Tabel
5.13.

Tabel 5.13. Pemberdayaan Masyarakat

Tahun Rencana
Lokasi Sumber
Biaya Stakeholder
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta (Indikatif)
/ Mitra
Rupiah)

Melakukan Pengembang Blok √ √ √ √ √ √ √ √ √ 150 APBN/APBD Masyarakat/


kegiatan an pemberda LSM/Pergurua
pengembangan pemberdaya yaan, n tinggi
pemberdayaan an seluruh
masyarakat Wilayah
KPHP Unit
XV

Pembinaan Blok √ √ √ √ √ √ √ √ 150 APBN/APBD Masyarakat/


usaha kecil pemanfaat LSM/
menengah an, Perguruan
pada seluruh tinggi
pemanfaatan Wilayah
HHBK KPHP Unit
(seperti XV
tumbuhan
obat
“gegatan
biawak”,Jasa
Lingkungan,
Ekowisata
dan
Penangkaran
Satwa

90
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

D. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pada Areal KPHP Unit


XV Pakpak Bharat yang telah ada Ijin Pemanfaatan Hutan dan Ijin
Penggunaan Kawasan Hutan

Didalam wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat terdapat ijin pemanfaatan


hutan dan ijin penggunaan kawasan hutan untuk berbagai kepentingan. Untuk
memastikan bahwa pemegang izin melakukan kegiatannya sesuai dengan
ketentuan, maka akan dilakukan pemantauan secara berkala. Pemegang izin
yang tidak melakukan kegiatan sesuai dengan ketentuan akan diberikan
pembinaan untuk mengarahkan mereka agar tidak menyimpang dari izin yang
diberikan. KPHP Unit XV Pakpak Bharat akan melaporkan secara berkala hasil
pemantauan dan pembinaan yang dilakukan serta rekomendasi tindakan bagi
pihak yang tidak menaati ketentuan yang berlaku. Laporan akan disampaikan
kepada Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara dengan tembusan kepada
Bupati Pakpak Bharat. Pemantauan dan pembinaan tersebut akan dilaksanakan
secara rutin sejak tahun 2018 dan seterusnya hingga batas akhir dari RPHJP.
KPHP Unit XV Pakpak Bharat dalam pengelolaanya harus menempatkan
para pemegang ijin sebagai mitra strategis sehingga pengembangan kerjasama
dan bersinergi dengan para pemegang ijin merupakan salah satu strategi dalam
mencapai berbagai target pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang telah
ditetapkan. Karena berada di dalam kawasan kelola KPHP, maka kegiatan
pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan
hutan pada areal yang diberi ijin tersebut menjadi tanggung jawab KPHP.
Pengelola KPHP dituntut untuk mengembangkan pola-pola pemantauan dan
pembinaan terhadap pemegang ijin baik yang aktif maupun kurang aktif
ataupun penggunaan kawasan lainnya. KPHP harus mengembangkan dalam
pola pemantauan dan pembinaan yang standar, sehingga para pemegang ijin
terdorong untuk bekerja sama. Sampai dengan proses penyusunan dokumen
RPHJP KPHP Unit XV Pakpak Bharat telah teridentifikasi beberapa bentuk
perijinan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah kelola KPHP
Unit XV Pakpak Bharat yang sudah berketetapan secara hukum, yang secara
detail disajikan pada Tabel 5.11. dan Tabel 5.12. dibawah ini.

91
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 5.14. Data Perizinan Pemanfaatan Hutan di wilayah KPHP Unit XV


Pakpak Bharat

Luas
Nama Pemegang Jenis
No. Nomor SK Izin Lokasi
Izin Perizinan
(Ha)
1. PT. GRUTI IPHHK SK.362/Menhut- 26.175 Blok
II/2005 jo. SK. Pemanfaatan
32/Menhut-II/2007 HHK-HA
2. PT. Multi Sibolga IPHHK Blok
Timber*) Pemanfaatan
27,68 HHK-HA
3. KTH Dos Ukur IUPHKm SK.989/Menlhk- Blok
Mersada PSKL/PSL.0/3/2017 Pemanfaatan
104 HL
4. KTH Njuah Njerdik IUPHKm SK.990/Menlhk- Blok
PSKL/PSL.0/3/2017 Pemanfaatan
110 HL
5. KTH Pemuda Tani IUPHKm SK.986/Menlhk- Blok
PSKL/PSL.0/3/2017 Pemanfaatan
162 HL
Keterangan : * tidak semua luasan izin masuk didalam wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat

Tabel 5.15. Data Perizinan penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP Unit
XV Pakpak Bharat

Nama Luas
Jenis
No. Pemegang Nomor SK Izin Lokasi
Perizinan
Izin (Ha)
Blok
PT. Bakara
1. IPPKH SK.326/Menhut-II/2013 30,68 Pemberdayaan
Bumi Energi
HPT
Blok
Bupati Pemberdayaan
SK. 339/Menhut-
2. Pakpak IPPKH 45 HPT dan Blok
II/2012
Bharat Pemanfaatan
HL
PT. Inpola Blok
3. Mitra IPPKH SK.610/Menhut-II/2013 48,303 Pemanfaatan
Elektrindo HL
Blok
PT. Phakpak
4. IPPKH SK.132/Menhut-II/2013 36,431 Pemberdayaan
Bumi Energi
HPT
Blok
Pemanfaatan
PT. PLN
5. IPPKH 42/1/IPPKH/PMDN/2016 14,04 HL dan Blok
(Persero)
Pemanfaatan
HHK-HA

92
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Berdasarkan informasi terkait bentuk perijinan pemanfaatan dan


penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat, untuk
dapat bekerjasama dan bersinergi dalam mewujudkan target kinerja
pengelolaan hutan kawasan tersebut, maka pengelola KPHP Unit XV Pakpak
Bharat akan mengembangkan bentuk-bentuk pembinaan dan pemantauan
terhadap pemegang ijin baik yang aktif maupun kurang aktif selama periode
2017 - 2026 seperti yang disajikan pada Tabel 5.16. dibawah ini.

93
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 5.16. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pada Areal Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Sumber
Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume
No. Rencana Kegiatan Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
I. Pembinaan dan Pemantauan
(Controlling) pada Areal Ijin
Pemanfaatan dan Penggunaan
Kawasan Hutan
1. Pengembangan instrument 1 paket 5 Lokasi
dan standard operasional 50.000 50.000
prosedur (SOP) untuk KPHP PB KPHP PB
pembinaan dan
pemantauan
2. Inventarisasi ijin-ijin 1 paket APBD dan
pemanfaatan dan 50.000 APBN
penggunaan kawasan hutan KPHP PB
3. Pembinaan dan
pemantauan pemanfaatan
hutan pada Hutan Lindung
a. Pemanfaatan kawasan 3 KTH 3 KTH 3 KTH 3 KTH 3 KTH 3 KTH 3 KTH 3 KTH 3 KTH APBD dan
(IUPHKm) 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 APBN
KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB
b. Pemanfaatan jasa 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket APBD dan
lingkungan 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 APBN
KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB
c. Pemungutan Hasil 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket APBD dan
Hutan Bukan Kayu 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 APBN
KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB
d. Peningkatan kapasitas 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket APBD dan
pemegang izin dalam 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 APBN
MONEV KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB

94
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Sumber
Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume
No. Rencana Kegiatan Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
4. Pembinaan dan
pemantauan pemanfaatan
hutan pada Hutan Produksi
a. Pemanfaatan kawasan 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket APBD dan
APBN
30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB
b. Pemanfaatan jasa 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket APBD dan
lingkungan APBN
30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB
c. Pemanfaatan hasil 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan
hutan kayu dalam APBN
30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
hutan alam
KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB
5. Pembinaan, monitoring, 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan
evaluasi dan pelaporan APBN
30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
penggunaan kawasan hutan
untuk sarana jalan, KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB
telekomunikasi, pinjam
pakai kawasan hutan,
transmigrasi.

95
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

E. Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di luar Izin

Kegiatan rehabilitas merupakan bagian dari sistem pengelolaan hutan


yang ditempatkanpada kerangka daerah aliran sungai (DAS). Sasaran
rehabilitasi hutan adalah hutan produksi dan hutan lindung yang telah
terdegradasi dan merupakan DAS yang dipulihkan berdasarkan kriteria kondisi
spesifik biofisik, sosial ekonomi, lahan kritis pada bagian hulu DAS dan wilayah
hutan yang rentan terhadap perubahan iklim. Target area yang akan
direhabilitasi ditentukan oleh tingkat Kekritisan suatu DAS yang ditunjukkan
oleh menurunnya penutupan vegetasi permanen dan meluasnya lahan kritis
sehingga menurunkan kemampuan DAS dalam menyimpan air yang berdampak
pada meningkatnya frekuensi banjir, erosi dan penyebaran tanah longsor pada
musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.
Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTk-RHL) yang disusun
oleh BPDAS Wampu Sei Ular (2015) Sumatera Utara merupakan acuan bagi
kegitan rehabilitasi pada areal di luar ijin. Sebagai pedoman rehabilitasi lebih
lanjut akan disusun Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan (RPRH) 5 Tahunan
dan Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan (RTn-RH) melalui koordinasi dengan
BPDAS Wampu Sei Ular Sumatera Utara dan para pihak terkait lainnya.
Data kekritisan lahan pada wilayah KPHP Unit XV Pakpak Bharat masih
didominasi oleh lahan yang agak kritis yaitu mencapai 79,16% dari total luas
wilayah KPH atau seluas ± 71.847,92 ha sedangkan lahan yang sangat kritis
hanya 0,07% atau ± 61,45 ha dan lahan kritis juga hanya 1,56 % atau seluas
± 1.413,26 Ha. Kondisi ini menjadi pekerjaan rehabilitasi yang dalam kurun
waktu 10 tahun secara bertahap harus diselesaikan. Rencana kegiatan
penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar ijin di KPHP Unit XV secara rinci
disajikan pada Tabel 5.17.

96
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 5.17. Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Ijin

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Sumber
No. Rencana Kegiatan Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Penyediaan sarana 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan
dan prasarana APBN
100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
rehabilitasi
KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB
2. Kegiatan Penanaman 140 ha 140 ha 140 ha 140 ha 140 ha 140 ha 140 ha 140 ha 140 ha APBD dan
APBN
980.000 980.000 980.000 980.000 980.000 980.000 980.000 980.000 980.000
KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB
3. Pembuatan Bangunan 5 Unit 5 Unit 5 Unit 5 Unit 5 Unit 5 Unit 5 Unit 5 Unit 5 Unit APBD dan
Konservasi APBN
250.000 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000
KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB

97
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

F. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pelaksanaan Rehabilitasi


dan Reklamasi pada areal yang sudah ada izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutannya
Pemegang izin pemanfaatan dan pengguna kawasan hutan yang berada
pada KPHP Unit XV Pakpak Bharat diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan
rehabilitasi dan reklamasi lahan pada wilayah kerjanya masing-masing.
Sedangkan KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang akan melaksanakan kegiatan
pemantauan dan pembinaan kepada para pemegang izin secara berkala agar
kegiatan rehabilitasi dan reklamasi dapat terlaksana sesuai dengan peraturan
yang ada. Selain melaksanakan kegiatan pemantauan dan pembinaan KPHP
Unit XV Pakpak Bharat juga akan melaksanakan kegiatan pelaporan secara
berkala dari hasil kegiatan pemantaun dan pembinaan yang dilakukan serta
rekomendasi tindakan bagi pihak yang tidak melaksanakan peraturan yang
berlaku. Pelaporan akan dilaksanakan dengan tembusan kepada Bupati Pakpak
Bharat. Kegiatan pemantauan dan pembinaan rehabilitasi dan reklamasi ini
akan dilaksanakan pada tahun 2017 dan seterusnya.
Rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi
dan reklamasi pada areal yang sudah ada hak atau izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan selama jangka 2017 - 2026 di KPHP Unit XV Pakpak
Bharat secara detail disajikan pada Tabel 5.18.

98
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 5.18. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal Ijin Pemanfaatan dan
Penggunaan Kawasan Hutan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Sumber
No. Rencana Kegiatan Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Menyusun rencana 1 paket APBD dan
pembinaan, pemantauan APBN
10.000
dan evaluasi pelaksanaan
rehabilitasi dan reklamasi KPHP PB
pada areal ijin pemanfaatan
dan penggunaan kawasan
hutan
2. Pembinaan dan pemantauan 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan
pelaksanaan rehabilitasi dan APBN
30.000 30.000 30.000 30.000
reklamasi oleh pemegang
ijin pemanfaatan dan KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB
penggunaan kawasan
hutan.

99
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

G. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Lokasi-lokasi yang menjadi prioritas utama perlindungan hutan dan


konservasi alam, yaitu pada tutupan hutan yang masih primer yang terletak
pada daerah topografi berat di HL Blok Inti dan HP Blok Perlindungan.
Perlindungan hutan bertujuan untuk menjaga dan memelihara hutan, kawasan
hutan dan lingkungannya agar berfungsi secara optimal dan lestari yang
dilaksanakan melalui upaya mencegah dan menanggulangi kerusakan hutan,
kawasan hutan, dan Hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia,
ternak, kebakaran, daya-daya alam, serta Hama dan penyakit. KPHP Unit XV
akan menyelenggarakan perlindungan hutan dan konservasi alam di arahkan
pada blok inti dan blok perlindungan.
Keterlibatan Pemerintah Desa dan masyarakatnya sangat diperlukan bagi
kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan agar kegiatan dapat
berlangsung secara berkelanjutan dan efektif. Bentuk perlindungan dan
pengamanan yang diharapkan dapat dilakukan oleh masyarakat melalui
kelompok atau lembaga yang dibentuk oleh masyarakat berupa :
1) Perlindungan dan pengamanan hutan di desa atau dusun dari gangguan
pembukaan lahan atau penebangan tanpa sepengetahuan lembaga
pengelolaan hutan oleh desa.
2) Pengendalian sistem budidaya yang destruktif terhadap tutupan hutan oleh
masyarakat pendatang berbentuk tata aturan budidaya agroforestry
konservatif yang dapat menghindari terjadinya banjir erosi dan longsor.
3) Perlindungan dan pengamanan sumber mata air yang terdapat di dalam
wilayah hutan pada setiap desa.
4) Perlindungan terhadap lahan usaha dari gangguan serangan hama dan
penyakit.
5) Program pengamanan hutan oleh desa dengan pembentukan
lembaga/satuan pengamanan hutan di setiap dusun.
6) Perlindungan dan pengamanan tersebut seharusnya dijabarkan secara
tertulis dalam bentuk peraturan desa dan peraturan daerah yang
pembentukannya difasilitasi oleh lembaga pengelola KPHP Unit XV
Kabupaten Pakpak Bharat .

100
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 5.19. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam pada KPHP Unit XV Pakpak Bharat

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Sumber
No. Rencana Kegiatan Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Dana
Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Penyusunan SOP 1 paket APBD dan
Perlindungan hutan dan APBN
20.000
Konservasi Alam
KPHP PB
2. Melakukan sosialisasi 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan
peraturan perundangan APBN
35.000 35.000 35.000
sektor kehutanan dan
melakukan penyuluhan KPHP PB KPHP PB KPHP PB
kepada masyarakat di
sekitar kawasan hutan
3. Patroli/operasi pengamanan 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan
hutan (rutin dan terpadu, APBN
100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
dll)
KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB KPHP PB
4. Penanganan konflik tenurial 1 paket 1 paket 1 paket
(pelatihan dan identifikasi
50.000 50.000 50.000
permasalahan)
KPHP PB KPHP PB KPHP PB

101
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

H. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar pemegang izin

KPHP Unit XV Pakpak Bharat berperan sebagai penyelenggara


pengelolaan hutan di tingkat tapak harus menjamin bahwa pengelolaan hutan
dilakukan secara lestari sesuai fungsinya. Keberadaan KPHP Unit XV Pakpak
Bharat sebagai institusi negara menyelenggarakan kewenangan tertentu
pemerintah dan pemerintah provinsi sesuai mandat undang-undang yaitu hutan
dikuasai negara dan harus dikelola secara lestari.
Sesuai dengan pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 jo.
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 yang dijabarkan dalam Peraturan
Menteri Kehutanan No. P.6/Menhut-II/2010 yang mengatur mengenai norma,
standar, prosedur dan kriteria pengelolaan hutan pada KPHL dan KPHP,
dijelaskan bahwa fungsi kerja KPH dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan
secara operasional diantaranya melaksanakan pembinaan, monitoring dan
evaluasi kinerja pengelolaan hutan yang dilaksanakan oleh pemegang izin
pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, termasuk dalam bidang
rehabilitasi dan reklamasi hutan, serta perlindungan hutan.
Koordinasi dan sinkronisasi antara pemegang izin dalam
penyelenggaraan pengelolaan hutan dilaksanakan dalam rangka mencapai
tujuan pengelolaan hutan di wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak Bharat
sebagaimana termuat dalam Rencana Pengelolaan Hutan KPHP Unit XV Pakpak
Bharat. Untuk itu koordinasi dan sinkronisasi pemegang izin pemanfaatan
hutan dan kawasan hutan di wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak Bharat
dilaksanakan menurut arahan kerangka kerja sebagai berikut:
1. Evaluasi dan sinkronisasi Rencana Kerja Usaha (RKU) dan Rencana Kerja
Tahunan (RKT) pemegang izin, mengacu pada Rencana Pengelolaan
Jangka Panjang dan Rencana Pengelolaan Jangka Pendek KPHP Unit XV
Pakpak Bharat .
2. Pembinaan, monitoring dan evaluasi kinerja pemegang izin mengacu pada
RKU, dan RKT pemegang izin yang bersangkutan.

102
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

3. Jenis perizinan dan ruang lingkup kegiatan yang menjadi kewenangan KPHP
Unit XV Pakpak Bharat atas pemegang izin sebagai bahan evaluasi
perencanaan, sinkronisasi, pembinaan dan evaluasi.
Rencana kegiatan penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar
pemegang ijin di KPHP Unit XV secara rinci disajikan pada Tabel 5.20.

Tabel 5.20. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang Ijin

Tahun Rencana Sumber


Rencana Lokasi Stakeholder
Biaya (Juta Pendanaan
Kegiatan Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 / Mitra
Rupiah) (Indikatif)

Fasilitasi rapat KPHP √ √ √ √ 100 APBN/APBD - Pemegang ijin


berkala Unit XV pemanfaatan
koordinasi dan hutan/
sinkronisasi penggunaan
terkait kawasan
permasalahan hutan
bersama antar - Pemkab
pemegang ijin
pemanfaatan - Tokoh
hutan/ masyarakat
penggunaan
kawasan
hutan

Sinkronisasi √ √ 40 APBN/APBD - Pemegang ijin


Rencana Kerja pemanfaatan
Usaha hutan/
Pemegang Ijin penggunaan
mengacu pada kawasan
Rencana hutan
Pengelolaan - Pemkab
Hutan Jangka
Panjang - Tokoh
/Jangka masyarakat
Pendek KPHP

I. Koordinasi dan Sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait


KPHP Unit XV perlu melakukan kegiatan koordinasi yang mantap dengan
para stake holder sehingga program dan kegiatannya bersinergi. Keberhasilan
pelaksanaan tugas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan seringkali
menjumpai hebatan/kendala non teknis, dalam arti kendala dari stake holder
lain yang karena tupoksinya sudah menetapkan rencana, tujuan dan kegiatan
yang sama sehingga terjadi tarik menarik kepentingan. Koordinasi untuk
mendapatkan sinergi adalah sebuah keharusan. Efektifitas koordinasi dan
sinkronisasi program kegiatan perlu diwadahi dalam sebuah forum. Forum DAS
adalah salah satu alternatif forum yang bisa dimanfaatkan oleh KPHP Unit XV
untuk berkoordinasi dengan stakeholder lain. Anggota forum ini terdiri dari

103
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

unsur Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, BAPPEDA Pakpak Bharat,


BBKSDA, BPDASHL Wampu Sei Ular, BPKH Wilayah I, akademisi (Fakultas
Kehutanan dan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara), dan juga LSM.

Tabel 5.21. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait

Rencana
Biaya
Lokasi Tahun Sumber
Rencana (Juta Stakeholder
Pendanaan
Kegiatan Prioritas Rupiah) / Mitra
(Indikatif)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Melaksanakan KPHP 75 APBN/APBD Pemkab


pertemuan Unit XV Pakpak
berkala dalam Bharat,
rangka koordinasi √ √ √ POLRI, TNI,
dan sinergi BPN, LSM,
dengan instansi stakeholder
dan stakeholder lainnya

Melaksanakan KPHP 75 APBN/APBD Pemkab


koordinasi dan Unit XV Pakpak
konsultasi by Bharat,
case untuk POLRI, TNI,
sinergi dalam √ √ √ BPN, LSM,
rangka stakeholder
menyelesaikan lainnya
permasalahan
bersama

Partisipasi aktif KPHP 75 APBN/APBD Pemkab


dalam kegiatan Unit XV Pakpak
perencanaan, Bharat,
pengorganisasian POLRI, TNI,
, pelaksanaan, BPN, LSM,
dan pembinaan/ stakeholder
√ √ √
pengawasan/ lainnya
evaluasi yang
diselenggarakan
instansi dan
stakeholder
terkait

J. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM

Adapun rencana penyediaan kebutuhan SDM KPHP Unit XV Pakpak Bharat


untuk sepuluh tahun kedepan akan disesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan organisasi berdasarkan kegiatan pengembangan dan pengelolaan
hutan. Kondisi SDM minimal yang harus dimiliki oleh KPHP Unit XV agar
persiapan pelaksanaan kegiatan dan kegiatan administrasi perkantoran
pengelolaan dapat berjalan dengan baik diawal kegiatan pengelolaan adalah
seperti pada Tabel 5.23. Dengan kondisi SDM yang demikian pelaksanaan tugas

104
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

praktis manajeman belum dapat terlaksana. Sehingga KPHP Unit XV harus


segera mengisinya dengan SDM yang profesional.
Untuk sepuluh tahun kedepan dimana seperti dijelaskan diatas yang mana
pada KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang telah merencanakan kegiatan
pengelolaan pengembangan usaha, mengelola lahan kritis dalam kegiatan
rehabilitasi lahan, partisifatif masyarakat dalam kegiatan pengelolaan hutan dan
mengamankan serta melindungi kawasan hutan, maka kebutuhan SDM pada
KPHP Unit XV Pakpak Bharat memerlukan peningkatan kuantitas dan kualitas
yang terampil dan profesional. Rencana penyediaan dan Peningkatan Kapasitas
SDM KPHP Unit XV Pakpak Bharat adalah seperti pada Tabel 5.22.

Tabel 5.22. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM

No. Rencana Pelatihan Tahun Biaya (Rp) Keterangan


Pelaksanaan
1. Pelatihan Perencanan Hutan 2018 25.000.000 Pelatihan
Lestari sebagian
2 . Pelatihan Kewirausahaan 2018 10.000.000 dilaksanakan
3 . Pelatihan GIS 2018 30.000.000 sendiri di KPHP
4 . Pelatihan Pendampingan 2018 20.000.000 XV Pakpak
HKm/Kemitraan Bharat dan
5 . Pelatihan Penanganan 2018 12.000.000 sebagian lagi
Resolusi Konflik dengan
6 . Pelatihan tehnik pembibitan 2018 10.000.000 mengirimkan
7 . Pelatihan tehnis pengelolaan 2018 10.000.000 tenaga untuk
HHBK Gambir mengikuti
8. Pelatihan tehnis pengelolaan 2019 10.000.000 pelatihan yang
HHBK Nilam dilaksanakan
9. Pelatihan tehnis pengelolaan 2019 10.000.000 oleh pihak lain
HHBK Kemenyan
10. Pelatihan tehnis pengelolaan 2020 10.000.000
HHBK Rotan
11. Pelatihan teknis pengelolaan 2019 20.000.000
HHBK Madu
12. Pelatihan teknis agroforestry 2018 10.000.000
dan perhutanan sosial
13. Pelatihan teknis pemetaan 2018 25.000.000
(Pengukuran)
14. Pelatihan teknis inventarisasi 2019 10.000.000
hutan
Jumlah 212.000.000

105
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Perekrutan SDM dapat dilakukan seiring berjalannya kegiatan


pengelolaan hutan, KPHP Unit XV Pakpak Bharat juga membangun dan
memperkuat kelompok tani hutan sebagai ujung tombak organisasi yang
diikutsertakan dalam setiap kegiatan pengelolaan, dan dengan sejalannya
kegiatan yang telah direncanakan dan yang akan dilaksanakan juga akan
dibangun pembagian resort serta gedung resort guna mempermudah dalam
pengelolaan hutan yang tidak menutup kemungkinan untuk merekrut
rimbawan-rimbawan muda yang memiliki semangat tinggi dan memiliki inovatif-
inovatif dalam hal kegiatan pengelolaan hutan.Hal ini dilakukan seiring dengan
perkembangan cash flow KPHP Unit XV Pakpak Bharat, agar SDM tersebut
dapat menempati kualifakasi yang dibutuhkan.

Tabel 5.23. Prediksi jumlah dan kualifikasi kebutuhan SDM KPHP Unit XV
Pakpak Bharat dalam jangka waktu 10 tahun yang akan datang

No. Posisi Pekerjaan Prediksi Jumlah Kualifikasi


Kebutuhan
1. Kepala KPHP 1 Leadershipdan
enterpreneuship yang kuat
2. Kepala Sub. Bagian TU 1 Administrasi Perkantoran
Staf adm. Umum 4 Manajemen administrasi
perkantoran
Staf keuangan 3 Manajemen keuangan
3. Seksi Perencanaan 1 Pemetaan dan GIS
Pengembangan usaha tani 6 Manajemen usaha tani
hutan
Pengembangan usaha 4 Manajemen kepariwisataan
kepariwisataan
Pengembangan usaha industri 4 Manajemen
pengelolahan hasil HHBK industri/manajemen bisnis
Pemberdayaan masyarakat 8 Sosial
kemasyarakatan/penyuluh
4. Seksi Perlindungan dan 1 Kehutanan, Hukum
Rehabilitasi
Rehabilitasi hutan 7 Ilmu Kehutanan,lingkungan
Perlindungan dan Pengamanan 14 Ilmu Kehutanan, hukum
hutan
5. Resort 16 Ilmu Kehutanan
Jumlah 70

Sedangkan kondisi saat ini, SDM yang ada merupakan pegawai yang
ada di UPT. KPH Wilayah XIV Sidikalang yang membawahi KPHP Unit XV Pakpak

106
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Bharat dan KPHL Unit VIII Dairi. Adapun data pegawai yang ada saat ini seperti
pada tabel 5.24 berikut ini.

Tabel 5.24. Data Pegawai di UPT. KPH Wilayah XIV Sidikalang Tahun 2017

No. Posisi Pekerjaan Jumlah Kualifikasi


1. Kepala KPHP 1 Hukum
2. Kepala Sub. Bagian TU 1 Pertanian
Staf Sub Bagian TU 11 Kehutanan, Pertanian, SLTA
3. Kepala Seksi Perencanaan 1 Kehutanan
Staf Perencanaan 11 Kehutanan, Pertanian, SLTA
4. Kepala Seksi Perlindungan dan 1 Hukum
Pemberdayaan Masyarakat
Staf Seksi Perlindungan dan 23 Kehutanan, Hukum, Pertanian,
Pemberdayaan Masyarakat SLTA
5. Bakti Rimbawan 6 Kehutanan, Pertanian, SKMA
6. Tenaga Outsorcing 4 Kehutanan, SLTA
Jumlah 59

Rencana kegiatan peningkatan personil/SDM pada KPHP Unit XV Pakpak


Bharat, dapat dilakukan melalui pelatihan/diklat, magang, studi banding,
kursus, dan lain sebagainya. Untuk tahap awal, diperlukan pelatihan/diklat
Pemetaan dan GIS bagi seluruh SDM di KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat
yang akan direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2017. Magang dan studi
banding dapat dilaksanakan pada instansi – instansi pemerintahan (Balai Diklat
kehutanan) atau perusahaan swasta yang relevan dengan pengembangan
usaha yang akan dilakukan oleh KPHP Unit XV Pakpak Bharat dalam
melaksanakan pengelolaan hutan.

K. Penyediaan Pendanaan

Perencanaan pembiayaan yang terpadu antara pemerintah dan


pemerintah provinsi harus dilakukan untuk efisiensi dan menghindari
pengadaan suatu sarana dan prasarana yang tumpang tindih. Pembiayaan
dengan sumber dana APBN, selain digunakan untuk pembangunan sarana
prasarana juga dimungkinkan untuk membiayai kegiatan pengelolaan hutan.
Menggunakan KPH sebagai bagian penguatan sistem pengurusan hutan dengan

107
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

mewujudkan integrasi program atau konvergensi program kehutanan nasional


dan provinsi (rehabilitasi, inventarisasi, pemberdayaan masyarakat), sehingga
diperoleh sinergisitas kegiatan pembangunan kehutanan. Dengan banyaknya
aktivitas kegiatan kehutanan di lokasi KPH, maka secara otomatis akan
menarik para rimbawan muda untuk bekerja dilapangan.
Pembiayaan pelaksanaan program dan kegiatan yang diusulkan
diharapkan tersedia sesuai kebutuhan baik jumlahnya maupun waktu
pelaksanaan kegiatan, akan tetapi Hal ini selalu menjadi masalah, karena
sumber sumber pendanaan pembangunan tidak pernah mencukupi dan selalu
terbatas. Selama jangka waktu pengelolaan 2017-2026 sumber pendanaan
pembangunan KPHP Unit XV Pakpak Bharat diharapkan berasal dari APBN
(Konvergensi kegiatan, Dekonsentrasi), DAK bidang kehutanan, DAU
(pendamping DAK), APBD murni Provinsi Sumatera Utara, serta beberapa
sumber pembiayaan yang berasal dari sumber lainnya yang syah dan tidak
terikat.
Penggalian sumber pembiayaan dari sumber lain yang syah dan tidak
mengikat sangat dimungkinkan, dengan menyampaikan program peluang
investasi yang telah disusun sesuai dengan rencana pengelolaan jangka
panjang kepada lembaga donor (CSR, perusahaan, kerjasama pembiayaan
pengelolaan hutan dengan pihak swasta). Cukup banyak lembaga donor yang
bersedia membantu pembangunan KPH karena diyakni dengan adanya KPH
akan memberikan dampak positif dalam pengelolaan hutan lestari. Organisasi
KPH Harus pandai membuat jejaring dengan berbagai intitusi untuk
mempromosikan atau menjual potensi yang dimilikinya.

L. Pengembangan basis data


Strategi pengembangan basis data (data base) KPHP Unit XV Pakpak Bharat
adalah mengembangkan sistem informasi wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak
Bharat yang cepat, akurat dan integratif yang didukung oleh perangkat sistem
informasi dan sistem berbasis web yang dapat diakses dengan mudah oleh
seluruh stakeholders. Dengan demikian, data base KPHP Unit XV Pakpak Bharat
dapat memberikan informasi mengenai kekayaan sumberdaya hutan yang ada

108
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

dalam wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak Bharat. Adapun data base yang
akan dikembangkan meliputi, antara lain :
 Data base Potensi Kawasan KPHP Unit XV Pakpak Bharat . Data base ini
diharapkan dapat menggambarkan luas dan letak wilayah kelola, seluruh
potensi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu, jenis flora dan
fauna, jasa lingkungan, luas dan letak areal tertutup dan areal yang
terbuka (lahan kritis) dan lain-lain yang berada di wilayah kelola KPHP
Unit XV Pakpak Bharat .
 Data base Hasil/Produk yang berasal dari kawasan KPHP Unit XV Pakpak
Bharat . Data base ini akan menggambarkan produk – produk yang
dihasilkan oleh kawasan hutan di wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak
Bharat yang kemudian dihitung berapa besar pengaruh yang diberikan
KPHP Unit XV Pakpak Bharat bagi masyarakat dan daerah.
 Data base Kepegawaian. Data base kepegawaian nantinya akan
menggambarkan personil yang tersedia berdasarkan jenjang struktural di
organisasi KPHP Unit XV Pakpak Bharat , data base ini dirasa sangat
diperlukan guna untuk memetakan kondisi kebutuhan SDM dan rencana
pengembangan SDM.
 Data base aset sarana dan prasarana kantor. Data base ini direncakana
akan menjadi dasar dalam rencana pengembangan dan
pertanggungjawaban KPHP Unit XV Pakpak Bharat terhadap aset
pemerintah yang tersedia dan yang telah digunakan.
 Sistem informasi KPHP Unit XV Pakpak Bharat. Diharapkan sistem
informasi ini dapat diakses dan dimanfaatkan bagi masyarakat luas guna
mengetahui pengelolaan hutan yang direncakan dan dilaksanakan oleh
KPHP Unit XV Pakpak Bharat .
Kegiatan pengembangan data base ini nantinya dapat menjadi sarana
untuk mempromosikan investasi dengan menyediakan data potensi wilayah
kelola KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang dapat memberikan peluang
pengembangan investasi. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin dan
setiap tahunnya terhitung sejak tahun 2018.

109
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 5.25. Pengembangan Basis Data

Tahun Rencana Sumber


Biaya Pendana
Stakeholder
Strategi Deskripsi (Juta an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 / Mitra
Rupiah) (Indikatif
)
1.Penyediaan Penyediaan 35 APBN/ Bidang
peralatan peralatan APBD Program
pengembanga dalam DISHUTSU
n basis data rangka

pengumpula
n dan
pengolahan
basis data
2.Peningkatan Peningkatan 45 APBN/AP  Bappeda
kapasitas kapasitas BD/ LSM/  Balai Diklat
SDM petugas SDM petugas Swasta/S kehutanan
pengelola pengelola wakelola  LSM
basis data basis data KPHP  PT di
melalui Unit XV lingkup
pendidikan/ Sumut
pelatihan
√ √ √
dan kursus
terkait
pengumpula
n,
pengolahan,
dan
pengelolaan
data
3.Penyusunan Pelaksanaan 50 APBN/AP  LSM
dan penyusunan BD/ LSM/  PT di
pengelolaan dan Swasta/S lingkup
√ √
sistem basis pengelolaan wakelola Sumut
data basis data KPHP
Unit XV
4.Pemeliharaa Pemeliharaan 60 APBN/AP  LSM
n basis data / update BD/ LSM/  PT di
basis data Swasta/S lingkup
√ √ √
wakelola Sumut
KPHP
Unit XV

M. Rasionalisasi Wilayah Kelola

Permasalahan pada wilayah kelolaKPHP Unit XV Pakpak Bharat dapat


dikatakan belum ada merencanakan adanya Rasionalisasi Wilayah Kelola
mengingat lembaga ini baru akan beroperasi. Akan tetapi, secara umum akan
ada beberapa kemungkinan yang dapat menimbulkan adanya perubahan pada
wilayah kelola KPHP Unit XV Pakpak Bharat, yang disebabkan oleh antara lain :

a. Adanya perubahan tata ruang wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota,

b. Adanya perubahan secara parsial pada kawasan hutan di wilayah kelola


KPHP Unit XV Pakpak Bharat ,

c. Hasil penataan batas kawasan hutan dan Hasil evaluasi terhadap efisien
dan efektivitas pelaksanaan tata hutan

110
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

d. penggabungan beberapa resort untuk meningkatkan keefektifan


pengelolaan.

Adanya perubahan-perubahan tersebut akan menyebabkan adanya


kemungkinan-kemungkinan yang berdampak terhadap perubahan Blok dan
Petak yang sudah ditata bahkan terhadap wilayah kelola KPH dan Resort.
Rasionalisasi wilayah kelola ini akan sejalan dengan rencana Review Rencana
Pengelolaan. Rencana kegiatan rasionalisasi wilayah kelola di KPHP Unit XV
secara rinci disajikan pada Tabel 5.26.

Tabel 5.26. Rasionalisasi Wilayah Kelola

Tahun Rencana
Sumber
Lokasi Biaya Stakeholder
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta / Mitra
(Indikatif)
Rupiah)
Peningkat Analisis Kelompok 50 APBN/APBD - BPDASPS,
an kualitas tutupan DAS DAS Perguruan
data dan Singkil dan Singkil Tinggi
informasi sebagian √
teritorial DAS Batang
garigis

Legalisasi Pengajuan Seluruh 25 APBN/APBD - BPKH Wil


rasionalisa rasionalisasi Wilayah 1

si wilayah wilayah KPHP Unit
KPH kerja XV
Pemekara Studi Seluruh 25 APBN/APBD - BPKH Wil
n KPH jenjang Wilayah 1
pengawasan KPHP Unit

; Seluruh XV
KPHP Unit
XV

N. Review Rencana Pengelolaan (minimal 5 tahun sekali)

Sesuai dengan ketentuan maka kegiatan ini dilakukan minimal 5 (lima)


tahun sekali dalam rangka penyusunan rencana pengelolaan dan perolehan
data terkini. Kegiatan ini dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Kegiatan ini
bertujuan untuk memperoleh data mutaakhir dan akurat pada masing - masing
unit pengelolaan, blok dan petak.Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
kegiatan dilaksanakan sesuai arah kebijakan pengelolaan yang telah ditetapkan
dan perkembangan yang dicapai.

Kegiatan review Rencana Pengelolaan ini dapat dilaksanakan dengan


melihat :

111
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

1. Apakah ada perubahan dan perkembangan pembangunan di bidang


kehutanan, terhadap hal-hal yang tidak tercantum dalam rencana
pengelolaan ini maka dapat dilakukan review kembali 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) tahun atau apabila terjadi sesuatu yang bersifat penting dalam
pengelolaan hutan.

2. Apakah ada perubahan arah pengembangan produk KPHP Unit XV yang


bersifat penting dapat berupa perubahan produk HHBK atau HHK yang
bernilai ekonomis hasil dari inventarisasi hutan.

3. Apakah ada keberhasilan kegiatan usaha jasa lingkungandalam mendukung


pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk
menuju KPH yang mandiri.

4. Mengevaluasi efektifitas dan keberhasilan perlindungan dan pengamanan


hutan dalam wilayah kelola KPHP yang telah dilakukan selama 5 tahun.

5. Selain itu, review rencana pengelolaan dapat juga dilakukan dalam


penyusunan RPHJP periode 2026 – 2035 yang penyusunannya diakhiri
periode RPHJP ini.

Rencana kegiatan review rencana pengelolaan di KPHP Unit XV secara rinci


disajikan pada Tabel 5.27.

Tabel 5.27. Review Rencana Pengelolaan

Tahun Rencana
Sumber
Biaya Stakeholder/
Strategi Deskripsi Pendanaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta Mitra
(Indikatif)
Rupiah)
Adaptive Review 40 APBN/APBD  KLHK
Management dan  Perguruan
evaluasi Tinggi
√ √ √ √
kinerja  LSM
pengelola
an hutan
Peningkatan Peningkat 60 APBN/APBD  KLHK
kinerja KPH an kinerja  Perguruan
KPH Tinggi
sebagai  LSM
pengelola √ √ √
hutan
tingkat
tapak
mandiri

112
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

O. Pengembangan Investasi
Kegiatan pengembangan investasi oleh KPHP Unit XV Pakpak Bharat
dapat dimulai dengan melakukan penyusunan business plan untuk setiap core
bisnis yang akan dikembangkan. Kemudian KPHP Unit XV Pakpak Bharat dapat
membuka akses investasi dengan bantuan Badan Penanaman Modal
Daerah/Nasional, komunikasi dengan pihak swasta, kerjasama investasi skala
kecil dengan Kementerian Koperasi dan UKM.
Arahan kebijakan untuk pengelolaan/industri kehutanan KPHP Unit XV
Pakpak Bharat meliputi; (1) stabilisasi pemenuhan kebutuhan hasil hutan untuk
memenuhi kebutuhan industri, pencegahan illegal logging dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan pemanfaatan hutan melalui
HKm dan HD, (2) peningkatan upaya pemanfaatan dan diversifikasi produk
hasil hutan bukan kayu, dan (3) pengembangan usaha - usaha pengolahan
hasil hutan skala kecil dan menengah bersama masyarakat dan pihak swasta.
Alternatif investasi yang akan dirintis pada tahap awal operasionalisasi di
KPHP Unit XV Pakpak Bharat adalah pengelolaan HHBK Gambir, Nilam,
Kemenyan, Madu dan rotan. Hal ini sesuai dengan arah pengembangan pada
blok HP Pemberdayaan Masyarakat, Blok HP Pemanfaatan Jasling dan HHBK
dan blok HL Pemanfaatan.
Disamping peserta Hkm, Hutan Desa, pelaku ekonomi lainnya terutama
pelaku ekonomi berbasis kehutanan skala kecil perlu mendapatkan
kesempatan untuk berusaha. Rencana kegiatan pengembangan Investasi di
KPHP Unit XV secara rinci disajikan pada Tabel 5.28.

Tabel 5.28. Pengembangan Investasi

Tahun Rencana
Sumber
Biaya Stakeholder
Strategi Deskripsi Pendanaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta (Indikatif)
/ Mitra
Rupiah)
Promosi Promosi ke 60 APBN/APBD • Pemegang
para mitra √ √ √ ijin
bisnis • Masyarakat

Pembentukan Penyusunan APBN/APBD • Perguruang


BLUD dokumen √ Tinggi
40
BLUD

Penggalangan 60 APBN/APBD • Pemegang


mitra √ √ √ √ √ √ ijin
masyarakat • Masyarakat

Pengusulan 30 APBN/APBD • Perguruang


√ Tinggi
sebagai BLUD

113
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Selain pengembangan investasi bagi peserta Hkm, Hutan Desa, pelaku


ekonomi lainnya terutama pelaku ekonomi berbasis kehutanan skala kecil perlu
juga dibuat strategi pengelolaan lansekap keanekaragaman hayati di KPHP Unit
XV meliputi peningkatan kualitas data dan informasi konflik antara masyarakat
dengan satwa, peningkatan kemitraan dalam pengelolaan keanekaragaman
hayati. Adapun strategi yang dilakukan dalam pengelolaan DAS dilakukan
melalui penguatan kualitas dan koordinasi dengan institusi yang berkaitan
dengan pengelola DAS lainnya. Penguatan kualitas dan koordinasi dilaksanakan
melalui implementasi kerjasama pengelolaan bagian hulu, tengah, dan hilir
DAS. Rencana strategis pengelolaan DAS dan rencana pengelolaan lansekap
keanekaragaman hayati, secara rinci disajikan pada Tabel 5.29 dan Tabel 5.30.

Tabel 5.29. Rencana Pengelolaan Lanskep Keanekaragaman Hayati

Tahun Rencana
Sumber
Lokasi Biaya Stakeholder/
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta (Indikatif) Mitra
Rupiah)
a. Peningkatan Pengumpul KPHP 20 APBN/ • LSM
kualitas an data/ Unit XV • Perguruan
APBD Tinggi
data dan informasi PB √
informasi seluruh • Masyarakat
KPH • BBKSDA

b. Peningkatan Koordinasi KPHP 40 APBN/ • Pemkab


kemitraan antar Unit XV • LSM
APBD • Perguruan
lembaga PB √ √
Tinggi
• Masyarakat
• BBKSDA
Kampanye KPHP 30 APBN/ • Pemkab
resolusi Unit XV • LSM
APBD • Perguruan
konflik PB
Tinggi
√ • Masyarakat
• Polri
• UPT
Gakkum
• PSKL
MoU dan KPHP 30 APBN/ • LSM
kerjasama Unit XV • Perguruan
√ √ APBD Tinggi
mitra PB
• Masyarakat
,

114
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 5.30. Rencana Strategi Pengelolaan DAS

Tahun Rencana
Lokasi Sumber
Biaya Stakeholder/
Strategi Deskripsi Pendanaan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Juta Mitra
(Indikatif)
Rupiah)

Peningkatan Refleksi dan KPHP 30 APBN/APBD • Perguruan


kualitas workshop Unit √ Tinggi
Kelembagaan XV PB • LSM

Koordinasi KPHP 20 APBN/APBD • Pemkab


dan sinergi Unit Pakpak
antar XV PB Bharat
lembaga √ • BPDASHL
Wampu Sei
Ular
• Swasta
Implementas DAS 50 APBN/APBD • BPDASHL
i kerjasama Singkil Wampu Sei
hulu-hilir; Ular
√ √
DAS Prioritas • Perguruan
Tinggi
• LSM
Pemahaman Monitoring DAS 45 APBN/APBD • BPDASHL
biofisik DAS dan evaluasi Singkil Wampu Sei
DAS Ular
√ √ √ • Perguruan
Tinggi

Rehabilitasi DAS 120 APBN/APBD • BPDASHL


DAS Singkil Wampu Sei
Prioritas/ Ular
Kritis √ √ √ √ √ √ • Perguruan
Tinggi
• LSM
• Masyarakat

115
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

BAB VI
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN

A. Pembinaan
Pembinaan dilakukan terhadap sumberdaya manusia pelaksana
pengelolaan dan masyarakat di sekitar kawasan KPH. Dalam rangka pembinaan
tersebut perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pengelola KPHP Unit XV
Pakpak Bharat dalam penyelenggaraan kegiatan pengelolaan kawasan, baik
berupa pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi maupun pendidikan
dan pelatihan (Diklat) profesional lainnya yang dapat meningkatkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian guna mendukung jalannya
pengelolaan.
2. Terbentuknya suatu kondisi yang dapat menguatkan kerangka semangat
kerjasama diantara pihak pengelola, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
mitra dan masyarakat dalam pelaksanaan pengelolan KPHP Unit XV Pakpak
Bharat.
3. Pengembangan sistem informasi baru dan bermanfaat bagi semua pihak.
4. Pembinaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman
masyarakat di sekitar kawasan KPH yang merupakan bagian dari
pengelolaan akan arti pentingnya pengelolaan kawasan KPHP Unit XV
Pakpak Bharat.

Pembinaan internal KPHP Unit XV Pakpak Bharat :


a. Kepala KPHP bertanggungjawab membina berhasilnya pengelolaan KPHP
mulai dari tingkat operasional kantor KPHP, operasional kantor Resort
KPHP, pelaksanaan program dan kegiatan sampai pada pencapaian visi
pengelolaan.
b. Pembinaan dilakukan terhadap petugas di kantor KPHP, kantor Resort
KPHP, petugas di lapangan, masyarakat sekitar, kelompok tani hutan,
usaha pemanfaatan HHBK oleh masyarakat, dan pemegang izin di wilayah
KPHP.

116
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Pembinaan terhadap manajemen KPH dilaksanakan oleh Gubernur


sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.6/Menhut-II/2010. Pada
tingkatan internal KPH, Kepala KPH bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan pembinaan terhadap SDM maupun unit atau lembaga
pelaksana pengelolaan hutan di wilayah kerja KPH UNIT XV. Uraian strategi
pembinaan pada KPH Unit XV Pakpak Bharat disajikan pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Uraian Pembinaan Pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Bharat

Aspek Kegiatan Cara/Metoda Unit yang


Tahapan Pelaporan
Kegiatan Utama Pengawasan Mengawasi
Pra- Pemantapan Perapihan tata Memberikan koreksi dan Pejabat yang Disusun oleh
kondisi wilayah hutan pendampingan mengurusi pejabat yang
penyempurnaan perencanaan mengurusi
dokumen dan peta pada KPH Unit perencanaan,
setiap tahun XV dinilai dan
disahkan oleh
Kepala KPH,
dilaporkan ke
Kadishut Sumatera
Utara
Tata batas Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Disusun oleh Ganis
pendampingan lapangan oleh Ganis profesional, dinilai
sesuai kebutuhan profesional tata kabag yang
hutan mengurusi
perencanaan,
disahkan oleh
KKPH, dilaporkan
ke Kadishut
Legitimasi Memberikan koreksi dan Pejabat yang Disusun pejabat
pendampingan agar mengurusi yang mengurusi
berlangsung pengakuan perencanaan perencanaan,
para pihak terhadap pada KPH UNIT dinilai dan
areal kerja KPH UNIT XV XV disahkan oleh
Kepala KPH,
dilaporkan ke
Kadishut Sumatera
Utara
Kelembagaan Pemantapan Memberikan koreksi dan Kepala KPH Diusulkan kepada
organisasi pendampingan usulan Kadishut Sumatera
pemantapan organisasi Utara
Pemantapan Memberikan koreksi dan Pengawasan Pengawasan
regulasi pendampingan pada proses oleh administrasi dan
penyempurnaan Kepala KPH pendanaan oleh
peraturan daerah tentang Pemda Sumatera
organisasi KPH, peraturan Utara
gubernur (sumbangan
pihak ketiga dan bagi
hasil kemitraan serta pola
pengelolaan keuangan
BLUD)
Perapihan tata Memberikan koreksi dan Dilakukan oleh Dinilai dan
hubungan kerja pendampingan SOP Kabag Umum disahkan oleh
tahubja internal KPH Kepala KPH
Penyiapan SDM Memberikan koreksi dan Dilakukan oleh Dinilai dan
profesional pendampingan Kabag Umum ditetapkan oleh
pelaksanaan rencana Kepala KPH
kegiatan SDM

Perencanaan Pemantapan Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dinilai dan


RPHJP termasuk pendampingan kegiatan oleh Kabag dirumuskan oleh
integrasi RKU integrasi RKU IUPHHK yang mengurusi Kepala KPH
IUPHHK ke Perencanaan
dalam RPHJP
Penyusunan Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dinilai dan
RPHJPd pendampingan kegiatan oleh Kabag dirumuskan oleh

117
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Aspek Kegiatan Cara/Metoda Unit yang


Tahapan Pelaporan
Kegiatan Utama Pengawasan Mengawasi
termasuk integrasi RKT IUPHHK yang mengurus Kepala KPH
Integrasi RKT Perencanaan
IUPHHK
Penyusunan Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dinilai dan
business plan pendampingan untuk oleh Kabag disahkan oleh
menjamin kejituan yang mengurus KKPH, dilaporkan
business plan Perencanaan ke Kadishut
Operasional Produksi/ Pemanfaatan Memberikan koreksi dan Ganis Dilaporkan ke
ekonomi hutan dan pendampingan pada profesional Kepala KPH
kawasan hutan pelaporan Tahunan pemanfaatan
IUPHHK/ BK, IUPKH, hutan
IPPHH
Penggunaan Memberikan koreksi dan Ganis Dilaporkan ke
kawasan hutan pendampingan kegiatan profesional PEH Kepala KPH untuk
penggunaan kawasan kemudian
diteruskan ke
Kadishut Sumatera
Utara

Promosi untuk Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dilaporkan kepada


mendatangkan pendampingan kegiatan oleh staff Kepala KPH
dan mengelola promosi dan investasi profesional
investasi bisnis
Operasi Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dilaporkan kepada
IUPHHK/BK pendampingan kegiatan oleh ganis Kepala KPH
lapangan IPUHHK/BK pemanfaatan
hutan dan
pembinaan
hutan
Kemitraan usaha Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dilaporkan kepada
pendampingan kegiatan oleh staff Kepala KPH
dalam rangka kemitraan profesional
usaha bisnis
bekerjasama
dengan Ganis
Sosial
Sosial Manajemen Memberikan koreksi dan Ganis Dilaporkan kepada
konflik pendampingan kegiatan profesional di Kepala KPH
yang berkaitan dengan bidang sosial
pemetaan dan mediasi
konflik
Kemitraan Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dilaporkan kepada
berbasis pendampingan kegiatan oleh staff Kepala KPH
masyarakat dalam rangka kemitraan profesional
usaha berbasis bisnis
masyarakat bekerjasama
dengan Ganis
Sosial
Peningkatan Memberikan koreksi dan Dilaskanakan Dilaporkan kepada
kapasitas pendampingan kegiatan oleh Kabag Kepala KPH
masyarakat pegembangan kapasitas yang mengurusi
masyarakat SDM
Lingkungan Rehabilitasi Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dilaporkan kepada
pendampingan kegiatan oleh Ganis Kepala KPH
rehabilitasi hutan profesional
rehabilitasi
hutan
Reklamasi Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dilaporkan kepada
pendampingan kegiatan oleh Ganis Kepala KPH
reklamasi hutan profesional
rehabilitasi
hutan
Perlindungan Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dilaporkan kepada
(tata air) pendampingan kegiatan oleh PEH Kepala KPH
perlindungan tata air profesional DAS

Konservasi Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dilaporkan kepada


(kehati dan pendampingan pada oleh PEH Kepala KPH
ekosistem) kegiatan konservasi profesional
konservasi

118
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Aspek Kegiatan Cara/Metoda Unit yang


Tahapan Pelaporan
Kegiatan Utama Pengawasan Mengawasi
kehati dan ekosistemnya

Manajemen Manajemen Pengelolaan Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dilaporkan kepada


Umum perkantoran keuangan pendampingan pada oleh Kepala KPA terkait
pelaporan jurnal KPH
keuangan, laporan
triwulan, laporan
tahunan

Pengelolaan Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dilaporkan


Sarpras dan pendampingan oleh Kepala setahun sekali
perlengkapan pelaksanaan KPH kepada Kadishut
inventarisasi dan stock
opname sarpras dan
perlengkapan
Pengelolaan Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dilaporkan
kepegawaian pendampingan pada oleh Kepala setahun sekali
kegiatan rekrutmen, KPH kepada Kadishut
pelatihan, kenaikan Sumatera Utara
pangkat, mutasi,
pemberhentian
Pengelolaan Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dilaporkan
promosi dan pendampingan terhadap oleh Kepala setahun sekali
transaksi bisnis kemajuan kegiatan KPH kepada Kadishut
promosi dan transaksi Sumatera Utara
bisnis
Pengelolaan Memberikan koreksi dan Dilaksanakan Dilaporkan
administrasi pendampingan kinerja oleh Kepala setahun sekali
umum administrasi umum KPH kepada Kadishut
Sumatera Utara

B. Pengawasan
Maksud dan tujuan pengawasan adalah untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana pengelolaan.Pengawasan
terhadap pelaksanaan pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Bharat dilakukan oleh
pihak internal pengelola maupun para pihak yang berkompeten. Pengawasan
dilakukan secara langsung agar pelaksanaan pengelolaan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat.
Fungsi dari pengawasan dalam hal ini adalah sebagai penghimpun
informasi yang nantinya bermanfaat dalam penilaian, sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap fungsi dan kelestarian kawasan
KPHP Unit XV Pakpak Bharat serta perubahan sosial ekonomi masyarakat.
Pengawasan juga dapat berfungsi pemeriksaan terhadap ketepatan dan
kesesuaian sasaran pengelolaan. Pada pemeriksaan dimungkinkan dilakukannya
perubahan-perubahan terhadap sasaran dan program yang tidak tepat.
Pengawasan dilaksanakan dalam tahapan sebagai berikut :

119
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

1. Penyusunan standar kesesuaian


Standar kesesuaian adalah standar yang sudah ditentukan di rencana
pengelolaan hutan jangka panjang yang dapat berupa kesesuaian dengan
ketentuan perundangan-undangan, kesesuaian dengan rencana, kesesuaian
dengan kesepakatan antar pihak, kesesuaian waktu dan kesesuaian dengan
anggaran.
2. Analisis penyimpangan
Analisis ini dilakukan dengan menilai kegiatan yang telah dilaksanakan dan
melihat bagaimana pelaksanaan kegiatan tersebut apakah telah sesuai
dengan standar yang telah disusun atau telah tersedia.
3. Pengambilan tindakan koreksi
Berdasarkan hasil analisis, bila terjadi penyimpangan maka perlu dilakukan
tindakan koreksi sehingga pelaksanaan rencana menjamin tercapainya
tujuan.
Pengawasan internal KPHP Unit XV Pakpak Bharat :
a. Kepala KPHP bertanggungjawab mengawasi berhasilnya pengelolaan KPHP
mulai dari tingkat operasional kantor KPHP, operasional kantor Resort
KPHP, pelaksanaan program dan kegiatan sampai pada pencapaian visi
pengelolaan.
b. Pengawasan dilakukan terhadap petugas di kantor KPHP, kantor Resort
KPHP, petugas di lapangan, masyarakat sekitar, kelompok tani hutan,
usaha pemanfaatan HHBK oleh masyarakat, dan pemegang izin di wilayah
KPHP.

Pengawasan terhadap kegiatan pada tahap pra-kondisi dan tahap


operasional KPH mempedomani strategi yang disajikan pada Table 6.2.

Tabel 6.2. Strategi pengawasan penyiapan dan operasionalisasi KPHP


Unit XV Pakpak Bharat

Aspek Kegiatan Cara/Metoda Unit yang


Tahapan Pelaporan
Kegiatan Utama Pengawasan Mengawasi
Pra-kondisi Pemantapan Perapihan Pemeriksaan Kabag yang Disusun kabag yang
wilayah tata hutan dokumen dan peta mengurusi mengurusi
setiap tahun perencanaan pada perencanaan, dinilai
KPH UNIT XV dan disahkan oleh
KKPH, dilaporkan
ke Kadishut

Tata batas Pemeriksaan Dilaksanakan oleh Disusun oleh Ganis


lapangan sesuai Ganis profesional profesional, dinilai

120
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Aspek Kegiatan Cara/Metoda Unit yang


Tahapan Pelaporan
Kegiatan Utama Pengawasan Mengawasi
kebutuhan tata hutan kabag yang
mengurusi
perencanaan,
disahkan oleh
KKPH, dilaporkan
ke Kadishut
Legitimasi Cross check Kabag yang Disusun kabag yang
pengakuan para mengurusi mengurusi
pihak terhadap areal perencanaan pada perencanaan, dinilai
kerja setahun sekali KPH UNIT XV dan disahkan oleh
KKPH, dilaporkan
ke Kadishut
Kelembagaan Pemantapan Periksa ketepatan KKPH Diusulkan kepada
organisasi usulan pemantapan Kadishut
organisasi

Pemantapan Penyempurnaan Pengawasan proses Pengawasan


regulasi peraturan daerah oleh KKPH administrasi dan
tentang organisasi pendanaan oleh
KPH, peraturan Pemda Sumatera
gubernur (sumbangan Utara
pihak ketiga dan bagi
hasil kemitraan serta
pola pengelolaan
keuangan BLUD)

Perapihan Periksa SOP tahubja Dilakukan oleh Dinilai dan disahkan


tata internal KPH Kabag Umum oleh KKPH
hubungan
kerja
Penyiapan Periksa pelaksanaan Dilakukan oleh Dinilai dan
SDM rencana kegiatan Kabag Umum ditetapkan oleh
profesional SDM KKPH

Perencanaan Pemantapan Periksa kegiatan Dilaksanakan oleh Dinilai dan


RPHJP integrasi RKU IUPHHK kabag yang dirumuskan oleh
termasuk Periksa naskah mengurus KKPH
integrasi RKU amandemen RPHJP perencanaan
IUPHHK ke
dalam RPHJP
Penyusunan Periksa kegiatan Dilaksanakan oleh Dinilai dan
RPHJPd integrasi RKT IUPHHK kabag yang dirumuskan oleh
termasuk Periksa naskah mengurus KKPH
Integrasi RKT RPHJPd KPH perencanaan
IUPHHK
Penyusunan Periksa kejituan Dilaksanakan oleh Dinilai dan disahkan
business plan business plan kabag yang oleh KKPH,
mengurus dilaporkan ke
perencanaan Kadishut
Operasio-nal Produksi/ Pemanfaatanh Periksa Laporan Ganis profesional Dilaporkan ke KKPH
ekonomi utan dan Tahunan IUPHHK/BK, pemanfaatan hutan
kawasan IUPKH, IPPHH
hutan
Penggunaan Periksa kegiatan Ganis profesional Dilaporkan ke KKPH
kawasan penggunaan kawasan PEH untuk kemudian
hutan diteruskan ke
Kadishut
Promosi untuk Periksa kegiatan Dilaksanakan oleh Dilaporkan kepada
mendatang- promosi dan investasi staff profesional KKPH
kan dan bisnis
mengelola
investasi
Operasi Periksa kegiatan Dilaksanakan oleh Dilaporkan kepada
IUPHHK/BK lapangan IPUHHK/BK ganis pemanfaatan KKPH
hutan dan
pembinaan hutan
Kemitraan Periksa kegiatan Dilaksanakan oleh Dilaporkan kepada
usaha dalam rangka staff profesional KKPH
kemitraan usaha bisnis bekerjasama
dengan Ganis Sosial

121
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Aspek Kegiatan Cara/Metoda Unit yang


Tahapan Pelaporan
Kegiatan Utama Pengawasan Mengawasi
Sosial Manajemen Periksa kegiatan yang Ganis profesional di Dilaporkan kepada
konflik berkaitan dengan bidang sosial KKPH
pemetaan dan
mediasi konflik
Kemitraan Periksa kegiatan Dilaksanakan oleh Dilaporkan kepada
berbasis dalam rangka staff profesional KKPH
masyarakat kemitraan usaha bisnis bekerjasama
berbasis masyarakat dengan Ganis Sosial
Peningkatan Periksa kegiatan Dilaksanakan oleh Dilaporkan kepada
kapasitas pegembangan Kabag yang KKPH
masyarakat kapasitas masyarakat mengurusi SDM
Lingkungan Rehabilitasi Periksa kegiatan Dilaksanakan oleh Dilaporkan kepada
rehabilitasi hutan Ganis profesional KKPH
rehabilitasi hutan
Reklamasi Periksa kegiatan Dilaksanakan oleh Dilaporkan kepada
reklamasi hutan Ganis profesional KKPH
rehabilitasi hutan
Perlindungan Periksa kegiatan Dilaksanakan oleh Dilaporkan kepada
(tata air) perlindungan tata air PEH profesional KKPH
DAS
Konservasi Periksa kegiatan Dilaksanakan oleh Dilaporkan kepada
(kehati dan konservasi kehati dan PEH profesional KKPH
ekosistem) ekosistemnya konservasi

Manajemen Manajemen Pengelolaan Periksa laporan jurnal Dilaksanakan oleh Dilaporkan kepada
Umum perkantoran keuangan keuangan, laporan KKPH KPA terkait
triwulan, laporan
tahunan
Pengelolaan Periksa inventarisasi Dilaksanakan oleh Dilaporkan setahun
Sarpras dan dan stock opname KKPH sekali kepada
perlengkapan sarpras dan Kadishut
perlengkapan
Pengelolaan Periksa kegiatan Dilaksanakan oleh Dilaporkan setahun
kepegawaian rekrutmen, pelatihan, KKPH sekali kepada
kenaikan pangkat, Kadishut
mutasi,
pemberhentian
Pengelolaan Periksan kemajuan Dilaksanakan oleh Dilaporkan setahun
promosi dan kegiatan promosi dan KKPH sekali kepada
transaksi transaksi bisnis Kadishut
bisnis
Pengelolaan Periksa kinerja Dilaksanakan oleh Dilaporkan setahun
administrasi administrasi umum KKPH sekali kepada
umum Kadishut

C. Pengendalian
Pengendalian adalah suatu proses atau upaya untuk mengurangi atau
menekan penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga diperoleh suatu hasil
sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui pemantauan, pengawasan dan
penilaian kegiatan.Untuk menjadikan pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Bharat
berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan, tersedianya informasi yang
terbuka pada tingkat manajemen Balai KPHP Unit XV Pakpak Bharat, mitra
pengelolaan, pemerintah daerah dan masyarakat, maka perlu dilakukan
pengendalian pada unit pengelola sehingga tujuan dari pengelolaan tercapai

122
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

dan menjamin seluruh proses pengelolaan berjalan sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Dalam instansi pemerintahan, pengaturan pengendalian terdapat dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern (SPI) dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Sistem
Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi yang efektif dan efisien, kehandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan. Sedangkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah
Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah. Unsur Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian
resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan
pengendalian intern.
Lingkup pengendalian dilakukan pada tingkat pimpinan manajemen
KPHP Unit XV Pakpak Bharat sampai kepada pelaksana di lapangan sehingga
tanggung jawab didalam pelaksanaan pengelolaan berjalan berdasarkan
prosedur operasional dan tata kerja organisasi Unit Pelaksana Teknis Balai
KPHP Unit XV Pakpak Bharat. Pengendalian internal KPHP Unit XV Pakpak
Bharat :
a. Kepala KPHP bertanggungjawab mengendalikan berhasilnya pengelolaan
KPHP mulai dari tingkat operasional kantor KPHP, operasional kantor Resort
KPHP, pelaksanaan program dan kegiatan sampai pada pencapaian visi
pengelolaan.
b. Pengendalian dilakukan terhadap petugas di kantor KPHP, kantor Resort
KPHP, petugas di lapangan, masyarakat sekitar, kelompok tani hutan,
usaha pemanfaatan HHBK oleh masyarakat, dan pemegang izin di wilayah
KPHP.

123
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Tabel 6.3. Strategi Pengendalian Pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak Bharat


Pelaporan
Aspek Kegiatan Cara/Metoda Unit yang
Tahapan Hasil
Kegiatan Utama Pengendalian Mengendalikan
Pengendalian
Pra-kondisi Penyiapan Pemantapan unit Memastikan Kabag yang Dilaporkan
system manajemen (mengidentifikasi mengurusi sistem kepada Kepala
informasi informasi gaps dan informasi KPH
persoalan
Pengumpulan data kemudian
dan informasi menyelesaikan dan
memfinalisasi) SOP
Pengolahan data manajemen
dan informasi informasi sudah
tersedia
Penyediaan status
baseline Memastikan proses
pengolahan data
dan informasi
Penyediaan berjalan
informasi terkini
Memastikan
penyajian hasil
pengolahan
tersedia
Pemantapan Perapihan tata Memastikan Kabag yang Disusun oleh
wilayah hutan pemutkhiran mengurusi kabag yang
dokumen dan peta perencanaan mengurusi
setiap tahun pada KPH UNIT perencanaan,
XV dinilai dan
disahkan oleh
KKPH,
dilaporkan ke
Kadishut
Tata batas Memastikan bahwa Kabag yang Dinilai KKPH,
tata batas di mengurusi dilaporkan ke
lapangan telah perencanaan Kadishut
sesuai dengan pada KPH UNIT
rencana XV
Legitimasi Memastikan bahwa Kabag yang Disusun kabag
ada pengakuan mengurusi yang mengurusi
para pihak perencanaan perencanaan,
terhadap areal pada KPH UNIT dinilai dan
kerja setahun XV disahkan oleh
sekali KKPH
Kelembagaan Pemantapan Memastikan KKPH Diusulkan
organisasi ketepatan usulan kepada Kadishut
pemantapan
organisasi
Pemantapan Mengawal Pengawalan Pengawalan
regulasi penyempurnaan proses oleh KKPH administrasi dan
peraturan daerah pendanaan oleh
tentang organisasi Pemda
KPH, peraturan Sumatera Utara
gubernur
(sumbangan pihak
ketiga dan bagi
hasil kemitraan
serta pola
pengelolaan
keuangan BLUD)
Perapihan tata Memastikan Dilakukan oleh Dilaporkan
hubungan kerja tersedianya SOP Kabag Umum kepada Kepala
tahubja internal KPH
KPH
Penyiapan SDM Memastikan Dilakukan oleh Dilaporkan
professional pelaksanaan Kabag Umum kepada Kepala
kegiatan KPH
penyiapan SDM
sesuai dengan
rencana

Perencanaan Pemantapan Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan ke

124
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Pelaporan
Aspek Kegiatan Cara/Metoda Unit yang
Tahapan Hasil
Kegiatan Utama Pengendalian Mengendalikan
Pengendalian
RPHJP termasuk terlaksananya oleh Kabag yang KKPH untuk
integrasi RKU kegiatan integrasi mengurus selanjutkan
IUPHHK ke dalam RKU IUPHHK perencanaan diteruskan
RPHJP kepada Kadishut
Penyusunan Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan ke
RPHJPd termasuk kegiatan integrasi oleh kabag yang KKPH untuk
Integrasi RKT RKT IUPHHK mengurus dinilai dan
IUPHHK terlaksana perencanaan disahkan

Memastikan
naskah RPHJPd
KPH tersedia tepat
pada waktunya

Penyusunan Memastikan Dilaksanakan Dinilai dan


business plan dokumen business oleh kabag yang disahkan oleh
plan tersedia mengurus KKPH,
sesuai jadwal perencanaan dilaporkan ke
Kadishut
Operasional Produksi/ Pemanfaatanhutan Memastikan Ganis profesional Dilaporkan
ekonomi dan kawasan hutan tersedianya pemanfaatan kepada Kepala
Laporan Tahunan hutan KPH
IUPHHK/BK,
IUPKH, IPPHH
Penggunaan Memastikan Ganis profesional Dilaporkan ke
kawasan hutan penggunaan PEH KKPH untuk
kawasan berjalan kemudian
sesuai regulasi diteruskan ke
Kadishut
Promosi untuk Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan
mendatangkan dan promosi dan oleh staff kepada Kepala
mengelola investasi investasi bagi KPH profesional bisnis KPH
UNIT XV berjalan
efektif
Operasi Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan
IUPHHK/BK kegiatan lapangan oleh ganis kepada Kepala
IPUHHK/BK pemanfaatan KPH
terlaksana sesuai hutan dan
dengan rencana pembinaan hutan
Kemitraan usaha Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan
kegiatan dalam oleh staf kepada Kepala
rangka kemitraan profesional bisnis KPH
usaha berjalan bekerjasama
efektif dengan Ganis
Sosial
Sosial Manajemen konflik memastikan Ganis profesional Dilaporkan
kegiatan yang di bidang sosial kepada Kepala
berkaitan dengan
pemetaan dan KPH
mediasi konflik
berjalan efektif
dan tidak
menimbulkan
konflik baru
Kemitraan Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan
berbasis kegiatan dalam oleh staff kepada Kepala
masyarakat rangka kemitraan profesional bisnis
usaha berbasis bekerjasama KPH
masyarakat dengan Ganis
berjalan efektif Sosial
Peningkatan Memastikan Dilaskanakan Dilaporkan
kapasitas pegembangan oleh kabag yang kepada Kepala
masyarakat kapasitas mengurusi SDM KPH
masyarakat
terlaksana
Lingkungan Rehabilitasi Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan
kegiatan oleh Ganis kepada Kepala
rehabilitasi hutan profesional KPH
rehabilitasi hutan
berjalan sesuai

125
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Pelaporan
Aspek Kegiatan Cara/Metoda Unit yang
Tahapan Hasil
Kegiatan Utama Pengendalian Mengendalikan
Pengendalian
rencana

Reklamasi Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan


kegiatan reklamasi oleh Ganis kepada Kepala
hutan berjalan profesional KPH
rehabilitasi hutan
sesuai rencana

Perlindungan (tata Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan


air) kegiatan oleh PEH kepada Kepala
perlindungan tata profesional DAS KPH
air berjalan sesuai
rencana

Konservasi (kehati Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan


dan ekosistem) kegiatan oleh PEH kepada Kepala
konservasi kehati profesional KPH
konservasi
dan ekosistemnya
berjalan sesuai
rencana

Manajemen Manajemen Pengelolaan Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan


Umum perkantoran keuangan tersedianya oleh KKPH kepada KPA
laporan jurnal terkait
keuangan, laporan
triwulan, laporan
tahunan
Pengelolaan Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan
Sarpras dan inventarisasi dan oleh KKPH setahun sekali
perlengkapan stock opname kepada Kadishut
sarpras dan
perlengkapan
terlaksana paling
kurang setahun
sekali.

Pengelolaan Mengawal kegiatan Dilaksanakan Dilaporkan


kepegawaian rekrutmen, oleh KKPH setahun sekali
pelatihan, kepada Kadishut
kenaikan pangkat,
mutasi,
pemberhentian
terlaksana sesuai
SOP.

Pengelolaan Menjamin Dilaksanakan Dilaporkan


promosi dan kemajuan kegiatan oleh KKPH setahun sekali
transaksi bisnis promosi dan kepada Kadishut
transaksi bisnis

Pengelolaan Memastikan Dilaksanakan Dilaporkan


administrasi kinerja oleh KKPH setahun sekali
umum administrasi umum kepada Kadishut
terlaksana sesuai
SOP.

126
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

BAB VII
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Pemantauan
Kegiatan pemantauan yang dilanjutkan dengan evaluasi dilakukan oleh
unsur internal KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat maupun unsur eksternal
baik oleh instansi pemerintah maupun masyarakat. Pemantauan atau
monitoring terhadap jalannya pengelolaan kawasan dilaksanakan oleh KPHP
Unit XV Pakpak Bharat bersama-sama dengan instansi terkait dan pihak
lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai mitra.
Pemantauan dilaksanakan dengan melakukan penilaian terhadap seluruh
komponen pengelolaan. Hasil yang diperoleh dari pemantauan akan dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam evaluasi pengelolaan.Jangka waktu
pemantauan dapat dilakukan secara berkala. Rencana kegiatan pemantauan
dan tim pelaksana pemantauan terhadap seluruh kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam KPH Unit XV tahun 2017-2026 disajikan pada Tabel 7.1.
Disamping itu, dalam KPH Unit XV Tahun 2017-2026 terdapat kegiatan
yang dilaksanakan oleh instansi/lembaga lain dalam rangka mendukung
kapasitas kelembagaan KPH Unit XV. Kegiatan pemantauan terhadap kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan instansi/lembaga lain akan dilakukan seperti proses
yang ditunjukkan pada Tabel 7.2.

Tabel 7.1. Uraian kegiatan pemantauan dan tim pelaksana pemantauan kegiatan yang
dilaksanakan KPH Unit XV

No. Kegiatan Proses Kegiatan yang Dipantau Tim Pemantauan


A. Perencanaan hutan. Pembentukan tim, penyusunan rencana kerja, BPKH Wilayah I
1. Rekonstruksi batas hutan persiapan alat dan bahan terkait kegiatan Medan.
rekonstruksi, pelaksanaan rekonstruksi , pembuatan
peta dan laporan .
2. Tata blok/petak Pembentukan tim, penyusunan rencana tata hutan, KPH,
persiapan alat dan bahan, pelaksanaan, pembuatan Dinaskehutanan
peta dan laporan. Provinsi Sumatera
Utara, Wilayah I
Medan
3. Inventarisasi Pembentukan tim, penyusunan rencana kerja KPH dan Dinas
sumberdaya hutan inventarisasi, persiapan alat/ bahan dan alat ukur, kehutanan
pelaksanaan inventarisasi (potensi hutan dan sosial Provinsi
budaya), penyusunan Neraca SDH, penyusunan
stastistik serta pembuatan peta dan laporan

127
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

No. Kegiatan Proses Kegiatan yang Dipantau Tim Pemantauan


4. Penyusunan rencana Pembentukan tim, penyusunan rencana kerja Dirjen Planologi
pengelolaan ,persiapan bahan, pengumpulan data, pelaksanaan , Kehutanan dan
konsultasi publik dan evaluasi dokumen rencana Tata Lingkungan,
pengelolaan. Direktorat
KPHL,Dinas
Kehutanan Provinsi
dan KPH
5. Penyusunan rencana Pembentukan tim, penyusunan rencana kerja, KPH dan Dinas
strategis persiapan bahan, pengumpulan data, pelaksanaan kehutanan Provinsi
penyusunan dokumen rencana pengelolaan Sumatera Utara
B. Penguatan kelembagaan Penyusunan kerangka acuan kerja, penunjukan KPH, Dinas
KPH pelaksana dan tim ahli penyusunan, konsultasi publik, kehutanan atau
1. Penyusunan SOP KPH buku dokumen SOP KPH dan berita acara serah terima lembaga/ instansi
lain sebagai pemberi
2. Pelaksanaan kegiatan Pembentukan panitia, penyusunan panduan dan donor
inhouse training. materi, penyiapan alat bahan, pembuatan sertifikat
pelatihan dan penyusunan laporan kegiatan
3. Perekrutan petugas Identifikasi kebutuhan peserta, pembentukan tim, KPH
lapangan penyusunan kriteria, proses perekrutan petugas
lapangan dan keputusan penetapan
C. Sarana dan prasarana Identifikasi kebutuhan, pembentukan panitia, KPH, Dinas
operasional penyusunan rencana kerja dan syarat syarat , Kehutanan dan
penunjukan rekanan, pelaksanaan, pembuatan berita BPKH Wilayah I
acara Medan
D. Pemberdayaan Penyiapan data kelompok, pertemuan kelompok, KPH, Desa/ Dusun ,
masyarakat pembentukan dan pengesahan pengurus atau lembaga/
1. Pengembangan KTH instansi lain sebagai
pemberi donor
2. Pembentukan koperasi Konsolidasi kelompok, pertemuan/rapat anggota, KPH, Desa/ Dusun ,
KTH. pembentukan dan pengesahan pengurus. Dinas Koperasi Kab
atau lembaga/
instansi lain sebagai
pemberi donor.
3. Sosialisasi dan Konsolidasi kelompok, pertemuan forum lembaga KPH, Dinas
pengembangan nilai- adat/forum tuan guru, penyusunan dan kesepakatan Kehutanan, tokoh
nilai kearifan lokal. awik-awik kearifan lokal, sosialisasi, pembuatan agama, Lembaga
laporan. adat, KTH, LSM/
NGO, Akademisi dan
Lembaga terkait
lainnya
4. Praktek Kerja/Studi Pembentukan panitia, penyusunan panduan dan KPH atau lembaga/
Banding Bagi Anggota materi, penyiapan alat bahan, pembuatan sertifikat dan instansi lain sebagai
KTH penyusunan laporan kegiatan. pemberi donor
E. Perlindungan dan Penyusunan rencana, penyiapan alat dan KPH
Konservasi Alam perlengkapan, pelaksanaan, dan pembuatan laporan.
1. Patroli pengamanan
hutan
2. Operasi pengamanan Penyusunan rencana, penyiapan alat dan KPH, Dinas
hutan perlengkapan, pelaksanaan, pemberkasan dan Kehutanan dan
pembuatan laporan. Instansi terkait
3. Pemantauan dan Identifikasi daerah rawan kebakaran hutan, KPH, Dinas
pengendalian penyusunan rencana, penyiapan tim, alat dan Kehutanan dan
kebakaran hutan perlengkapan, pelaksanaan dan pembuatan laporan. Instansi terkait
4. Penyuluhanperlindunga Penyusunan rencana, penyiapan materi, konsolidasi KPH atau lembaga/
n dan konservasi alam dan pertemuan kelompok, pelaksanaan serta instansi lain sebagai
pembuatan laporan. pemberi donor
5. Penurunan tingkat Identifikasi konflik, penyusunan rencana, penunjukan KPH, Dinas
konflik tenurial tokoh kunci dan mediator, pendekatan masyarakat, Kehutanan atau
penyiapan tim, pertemuan dan dialog, membangun lembaga/ instansi
kesepakatan dan pembuatan laporan lain sebagai pemberi
donor

128
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

No. Kegiatan Proses Kegiatan yang Dipantau Tim Pemantauan


6. Pengembangan obyek Inventarisasi potensi, pemetaan potensi ODTW, KPH, BKSDA,
wisata penyusunan rencana pengelolaan obyek wisata, Dinas Kehutanan
konsultasi publik , kesepakatan kemintraan, atau Lembaga
pelaksanaan, pembuatan laporan. mitra
7. Penyediaan sarana dan Identifikasi kebutuhan, pembentukan panitia, KPH, BKSDA, Dinas
prasarana perlindungan penyusunan rencana kerja dan syarat syarat , Kehutanan
hutan dan konservasi penunjukan rekanan, pelaksanaan, pembuatan berita
alam. acara.
F. Rehabilitasi dan Identifikasi lahan kritis, penyusunan rancangan , BPDAS, KPH dan
Reklamasi Hutan persiapan alat bahan , pembuatan persemaian, Dinas Kehutanan
1. Reboisasi dan penanaman, pemeliharaan tanaman dan pembuatan
pengkayaan hutan. peta dan laporan.
2. Penyediaan sarana dan Identifikasi kebutuhan, pembentukan panitia, BPDAS, KPH dan
prasarana konservasi penyusunan rencana kerja dan syarat syarat , Dinas Kehutanan
tanah dan air penunjukan rekanan, pelaksanaan, pembuatan berita
acara.
3. Penerapan teknik Penyusunan rancangan konservasi tanah secara BPDAS, KPH dan
konservasi tanah secara vegetatif, penunjukan rekanan, pelaksanaan kegiatan, Dinas Kehutanan
vegetatif. penyusunan laporan.
4. Fasilitasi partisipasi dan Penyusunan rencana kerja, pelaksanaan sosialisasi BPDAS, KPH, Dinas
koordinasi program program dan kegiatan rehabilitasi hutan serta Kehutanan Kabupaten
rehabilitasi hutan pelaporan
5. Fasilitasi kerjasama Penyusunan rencana pengelolaan rehabilitasi, KPH, BPDAS, Dinas
kegiatan rehabilitasi konsultasi publik , kesepakatan kemintraan, Kehutanan atau
hutan. pelaksanaan, pembuatan laporan. lembaga/ instansi lain
sebagai pemberi
donor
G. Pemanfaatan Hutan. Pembentukan tim, penyusunan rencana kerja BP2HP, Dinas
1. Pemanfaatan Sumber ,persiapan bahan, pengumpulan data, pelaksanaan , Kehutanan , KPH,
daya hutan konsultasi publik dan evaluasi dokumen rencana atau lembaga/
pengelolaan serta pemanfaatan wilayah tertentu oleh instansi lain sebagai
KPH. pemberi donor
2. Kemitraan Identifikasi potensi, promosi potensi, membangun BP2HP, Dinas
pemanfaatan HHK, kesepakatan kemitraan, pelaksanaan, pembuatan Kehutanan , KPH,
HHBK, Perdagangan laporan. atau lembaga/
Karbon dan jasa instansi lain sebagai
lingkungan lainnya pemberi donor
pada wilayah tertentu
di Hutan Produksi
3. Pengolahan dan Pengembangan sarpras pengolahan hasil hutan, BP2HP, Dinas
pemasaran hasil hutan promosi produk hasil hutan dan pemasaran Kehutanan, KPH, atau
lembaga/ instansi lain
sebagai pemberi
donor

Tabel 7.2. Uraian kegiatan pemantauan dan tim pelaksana kegiatan yang
dilaksanakan instansi/ lembaga lain

Kegiatan Proses Kegiatan yang Dipantau Tim Pemantauan


1. Penyerpurnaan Penyiapan bahan/Peraturan Perundangan terkait, Penyusunan Sekda, Asisten 1 dan
peraturan daerah dan Naskah Akademik Perda/ Pergub Organisasi KPH, rapat Dinas Kehutanan.
peraturan gubernur koordinasi,dokumen draft Perda/ Pergub, Pembahasan di DPRD,
tentang organisasi Pengesahan Dokumen Perda/ Pergub
KPH
2. Peningkatan kualitas Penyiapan bahan/Peraturan Perundangan terkait, Penyusunan Biro Hukum, Biro
kelembagaan KPH Naskah Akademik (Pergub Sumbangan Pihak Ketiga dan Bagi Organisasi, Asisten 1,
Hasil, Pergub Badan Layanan Umum Daerah), rapat koordinasi, dan Dinas Kehutanan
dokumen Pergub

129
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Kegiatan Proses Kegiatan yang Dipantau Tim Pemantauan


3. Pelaksanaan diklat Penyusunan Rencana kegiatan, Penyiapan alat dan bahan Pusdiklat SDM KLHK,
diklat, Penyusunan laporan kegiatan dan Lembaga diklat
lainnya.

4. Penambahan pegawai Identifikasi Formasi Pegawai yang dibutuhkan, Pengusulan BKD, Dinas
Formasi Pegawai, Proses Perekrutan Pegawai Kehutanan,
BP2SDMKLHK

B. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur pencapaian suatu tujuan
tertentu yang telah ditetapkan serta dilakukan secara sistematik dan teratur,
hasilnya digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pelaksanaan
perencanaan selanjutnya.Evaluasi merupakan kegiatan lanjutan dari
pemantauan. Pemantauan yang dilakukan secara berkala kemudian di evaluasi
dengan melihat kepada beberapa aspek. Evaluasi dilakukan terhadap input,
output dan outcome dari setiap program dan kegiatan. Evaluasi dimaksudkan
untuk mengetahui capaian pelaksanaan dari program dan kegiatan,
permasalahan yang dihadapi dan solusi apa yang dapat diambil dalam
melaksanakan program dan kegiatan sehingga akan lebih baik lagi
perencanaannya di tahun selanjutnya.
Pelaksanaan evaluasi mencakup :
1. Evaluasi oleh internal KPHP Unit XV Pakpak Bharat
2. Evaluasi oleh institusi lain
3. Evaluasi oleh masyarakat
Evaluasi keberhasilan program pengelolaan KPHP Unit XV Pakpak
Bharat dapat diukur dari :
1. Tingkat penurunan perambahan kawasan KPHP Unit XV Pakpak Bharat.
2. Meningkatnya kesadaran dan peran aktif masyarakat terutama yang
disekitar kawasan untuk menjaga dan melindungi kawasan KPHP Unit XV
Pakpak Bharat dari gangguan keamanan kawasan serta berkembangnya
nilai-nilai kearifan lokal masyarakat yang mendukung pengelolaan kawasan.
3. Berhasilnya program pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan sebagai
upaya alternatif dalam peningkatan perekonomian masyarakat.
4. Meningkatnya pengelolaan kawasan oleh seluruh stakeholder terkait yang
memiliki kepedulian terhadap kawasan KPHP Unit XV Pakpak Bharat yang
130
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

dimulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, KPHP Unit XV Pakpak


Bharat sebagai Unit Pelaksana Teknis pengelolaan dan pihak mitra
pendukung.
5. Tersedianya data dan informasi mengenai potensi kawasan.
6. Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap kawasan KPHP Unit XV
Pakpak Bharat semakin menurun.
7. Tercapainya target pemasukan pendapatan asli daerah (PAD) dari hasil
pemanfaatan di wilayah KPH bagi pemerintah daerah.

Rencana kegiatan evaluasi dan tim pelaksana evaluasi terhadap seluruh


kegiatan yang akan dilaksanakan dalam RPHJP KPHP Unit XV tahun 2017-2026
seperti disajikan pada Tabel 7.3.

Tabel 7.3. Uraian kegiatan evaluasi dan tim pelaksana evaluasi kegiatan yang
dilaksanakan KPH Unit XV

Kegiatan Proses Kegiatan yang Dievaluasi Tim Evaluasi


1. Penyerpurnaan Penyiapan bahan/Peraturan Perundangan terkait, Penyusunan Sekda, Asisten 1 dan
peraturan daerah dan Naskah Akademik Perda/ Pergub Organisasi KPH, rapat Dinas Kehutanan.
peraturan gubernur koordinasi,dokumen draft Perda/ Pergub, Pembahasan di DPRD,
tentang organisasi Pengesahan Dokumen Perda/ Pergub
KPH
2. Peningkatan kualitas Penyiapan bahan/Peraturan Perundangan terkait, Penyusunan Biro Hukum, Biro
kelembagaan KPH Naskah Akademik (Pergub Sumbangan Pihak Ketiga dan Bagi Organisasi, Asisten 1,
Hasil, Pergub Badan Layanan Umum Daerah), rapat koordinasi, dan Dinas Kehutanan
dokumen Pergub
3. Pelaksanaan diklat Penyusunan Rencana kegiatan, Penyiapan alat dan bahan Pusdiklat SDM KLHK,
diklat, Penyusunan laporan kegiatan dan Lembaga diklat
lainnya.
4. Penambahan pegawai Identifikasi Formasi Pegawai yang dibutuhkan, Pengusulan BKD, Dinas
Formasi Pegawai, Proses Perekrutan Pegawai Kehutanan, BP2SDMK
KLHK

C. Pelaporan
Pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban kegiatan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi. Pada
instansi pemerintah, pelaporan seluruh kegiatan yang dilaksanakan disampaikan
dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Pelaporan
kinerja dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja dari suatu
instansi pemerintah dalam satu tahun anggaran, yang dikaitkan dengan
pencapaian tujuan dan sasarannya. Penyampaian laporan disampaikan kepada
pihak yang memiliki hak atau yang berkewenangan meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.

131
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

Laporan rutin secara berkala yakni laporan bulanan, triwulan dan


tahunan, sedangkan untuk hal-hal yang sangat urgen dan mendesak dapat
dilaporkan setiap saat.Laporan disampaikan secara berjenjang mulai dari Kepala
Resort KPHP, Kepala KPHP Unit XV Pakpak Bharat, kemudian Kepala KPHP
membuat laporannya kepada instansi terkait yaituDinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara, Direktorat KPHP KLHK, Bupati Pakpak Bharat, BPKH Wilayah I
Medan dan BPHP Wilayah II Medan.

132
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

BAB VIII
PENUTUP

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP ini


merupakan pedoman dan arahan pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan di
tingkat tapak dalam jangka panjang. Oleh karena itu dokumen perencanaan ini
masih bersifat makro dan indikatif. Dengan demikian masih diperlukan
penjabaran lebih lanjut ke dalam rencana-rencana yang lebih rinci dan dengan
cakupan masa perencanaan yang lebih pendek.
Adanya Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) ini
diharapkan menjadi acuan dalam mengelola hutan di wilayah KPHP Unit XV
Pakpak Bharat secara efektif dan efisien serta menerapkan sistem kelestarian
hutan dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan sehingga pengelolaan
hutan (pemanfaatan hingga perlindungan hutan) akan terlaksana secara
optimal.
Rencana pengelolaan yang telah disusun ini diharapkan dapat
diaplikasikan secara konsisten serta terus dimonitor pencapaian
pelaksanaannya. Perlu disadari bahwa masa perencanaan ini cukup panjang
sedangkan kebijakan pemerintah akan terus berubah dan mengarah kepada
perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang. Review terhadap rencana ini
perlu terus dilakukan agar tetap sinkrondengan kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah.

Namun disadari pula bahwa masa perencanaan ini cukup panjang


sehingga seringkali sulit untuk dapat memprediksi dinamika yang terjadi baik
dari sisi teknis, kebijakan, maupun politis. Dalam kerangka ini maka rencana
pengelolaan KPHP Unit XV Kabupaten Pakpak Bharat jangka panjang ini
terbuka untuk dapat di review agar dapat sinkron dan tetap bersinergi
terhadap kebijakan maupun kepentingan banyak pihak, selama dapat
memberikan dampak yang lebih baik ke depannya. Sebagai pelengkap dan
pendukung kegiatan perencanaan dan implementasi kegiatan pengelolaan
hutan di KPH Unit XV, maka dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang KPH Unit XV Pakpak Bharat Tahun 2017 – 2026 dilengkapi dengan

133
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Unit XV Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara 2017–2026

data dan informasi spasial berupa peta. Jenis peta yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari dokumen ini meliputi:

a. Peta Kawasan Hutan Wilayah KPH Unit XV

b. Peta Aksesibilitas pada KPH Unit XV

c. Peta Pembagian DAS pada KPH Unit XV

d. Peta Iklim pada KPH Unit XV

e. Peta Geologi pada KPH Unit XV

f. Peta Jenis Tanah pada KPH Unit XV

g. Peta Kelerengan pada KPH Unit XV

h. Peta Administrasi Pemerintahan pada KPH Unit XV

i. Peta Pemanfaatan Kawasan Hutan pada KPH Unit XV

j. Peta Lahan Kritis pada KPH Unit XV

k. Peta Rencana Pembagian BKPH dan RPH pada KPH Unit XV

l. Peta Rencana Pembagian Blok pada KPH Unit XV

m. Peta Rencana Pengembangan Kawasan WilayahTertentu pada KPH Unit XV

134

Anda mungkin juga menyukai