193020404069
FAKULTAS PERTANIAN
2022
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN
193020404069
Mengetahui: Pembimbing
Ketua Jurusan/Program Studi Kehutanan
Dr. Ir. Johanna Maria Rontisulu, M.P. Prof. Dr. Ir. Yetrie Ludang, M.P
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pratek Kerja
Lapangan (PKL)/Magang ini dengan tepat waktu. Laporan ini dibuat untuk memberikan
pemahaman kepada pembaca melalui informasi dari beberapa referensi.
Penulisan laporan PKL ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Panitia Praktik Kerja Lapang (PKL)/Magang Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Palangka Raya.
2. Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Univesitas Palangka Raya.
3. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya.
4. Narasumber Pembekalan Praktik Kerja Lapang (PKL)/Magang.
5. Pembimbing Lapangan.
6. Rekan-rekan kelompok yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan Laporan Pratek Kerja Lapangan (PKL)/Magang ini, penulis
menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam materi ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan
ini bisa menjadi lebih baik terlebih-lebih untuk penyusunan makalah berikutnya. Akhir
kata saya ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................ i
BAB I. PENDAHULUAN
Hutan sebagai sumberdaya alam idealnya adalah suatu ekosistem yang dapat
diperbaharui. Umumnya, pembaharuan komposisi hutan dapat dilakukan secara alami dan
dengan menggunakan bantuan manusia. Hutan sebagai salah satu penghasil oksigen di
dunia perlu dilakukan pengelolaan yang baik dan tepat sehingga manfaatnya dapat
digunakan secara berkelanjutan. Peningkatan kualitas serta produktivitas kawasan hutan
dalam menghasilkan oksigen sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang mampu
menunjang pengelolaan sumberdaya hutan. Ilmu kehutanan dan profesi yang bergerak
pada bidang kehutanan merupakan salah satu bidang yang sangat erat kaitannya dengan
hutan. Oleh sebab itu, diperlukan adanya penerapan ilmu kehutanan di dalam kawasan
hutan sehingga pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik dan tepat.
PT. HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHL) merupakan salah satu perusahaan yang
berkomitmen dalam pembangunan hutan tanaman industri serta mendukung program
revitalisasi industri kehutanan. Perusahan ini bergerak dibagian Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) sesuai dengan surat
keputusan mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pertumbuhan manusia yang berlangsung sangat pesat pada jaman sekarang ini
menuntut banyak kebutuhan yang perlu disediakan salah satunya adalah oksigen.
Peningkatan kebutuhan oksigen disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah penduduk
serta bertambahnya penggunaan kendaraan bermotor (Ardani, dkk., 2013). Hal tersebut
diatas merupakan sebuah problematika yang memerlukan tanggapan serta tindakan yang
tepat. Keberadaan kawasan hutan kampus dinilai berpotensi dalam meminimalisir
masalah tersebut sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu solusi dalam mengatasi
kebutuhan oksigen.
Praktik Kerja Lapang (PKL)/Magang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
dengan maksud menerapkan ilmu kehutanan secara langsung di lapangan yang diperoleh
dari kegiatan perkuliahan oleh mahasiswa. Kegiatan PKL yang dilakukan di lapangan
2
PT. HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHL) telah berdiri sejak 5 Mei 2020, PT.
HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHL) telah terdaftar sebagai wajib pajak. Perusahaan
ini yang bertempat di desa Dahian Tambuk, Kecamatan Mihing Raya, Kabupaten Gunung
Mas.
PT. HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHL) merupakan salah satu perusahaan
yang berkomitmen dalam pembangunan hutan tanaman industri serta mendukung
program revitalisasi industri kehutanan. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap
perusahaan selalu memiliki visi dan misi masing-masing. PT. HUTAN PRODUKSI
LESTARI (PHL) telah mengurus dan telah mendapatkan izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) sesuai dengan surat
keputusan mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.
54/Menlhk/Setjen/HPL.0/1/2020 tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu dalam Hutan Tanaman Industri seluas ± 10.050 Ha pada Wilayah KPH Unit XI di
Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Seperti yang kita ketahui.
PT. HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHL) memulai melakukan pengurusan
permohonan UPHHK-HTI pada areal dengan permohonan awal seluas ± 30.029 Ha dan
mendapat surat pertimbangan teknis UPHHK-HTI dari Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Tengah. Pada tanggal 19 september 2017 PT. HUTAN PRODUKSI
LESTARI (PHL) mendapatkan surat persetujuan Prinsip (RATTUSIP) UPHHK-HTI dari
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan luas areal yang disetujui ± 10.050
Ha. Setelah memenuhi semua ketentuan dan kewajiban yang dipersyaratkan dalam rangka
permohonan UPHHK-HTI, maka pada tanggal 22 januari 2020 PT. HUTAN PRODUKSI
5
LESTARI (PHL) mendapatkan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan
Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) seluas ± 10.050 Ha pada wilayah KPH Unit XI di
Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah.
BOARD OF DIRECTOR
DIREKTUR UTAMA
Internal
Sekretariat
Auditor
DIREKTUR
Manager Camp
Kepala Bagian
Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Bagian Sosial Kepala Bagian
Pembinaan &
Perencanaan Produksi dan Lingkungan Umum
Litbang
Kasie
Pengangkutan
Kasie
Logistik
- Kabupaten : Kapuas
3. Persetujuan RKUPHHK-
HTI
- Nomor : 4693/MenLHK-PHL/UHP/HPL.1/8/2020
- Luas : 10.050 Ha
3. SK IUIPHHK
- Nomor : 570/2/DISHUT-IUIPHHK/IV/DPMPTSP-
2020
- Tanggal : 06 April 2020
2.2.3 Aksesibilitas
Aksesibilitas menuju areal konsesi IUPHHK-HTI PT. HUTAN PRODUKSI
LESTARI dapat ditempuh melalui jalan darat dengan waktu tempuh ± 3,5 jam dari Kota
Palangka Raya. Untuk menuju areal HTI dapat melalui Desa Dahian Tambuk dengan
kondisi jalan aspal dan dapat ditempuh ± 3 jam dan dilanjutkan menuju areal HTI melalui
jalan koridor dengan kondisi jalan tanah diperkeras dapat ditempuh ± 0,5 jam dengan
kendaraan roda 4 maupun roda dua. Sedangkan Lokasi industri IUIPHHK terletak di Desa
Dahian Tambuk, Kecamatan Mihing Raya, Kabupaten Kapus. Akses menuju lokasi
industri (IUIPHHK) PT. HUTAN PRODUKSI LESTARI dapat ditempuh dari Kota
Palangkaraya melalui jalan darat dengan waktu tempuh ± 3 jam dengan menggunak
9
kendaraan roda 4. Untuk menuju lokasi konsesi HTI, yaitu melewati lokasi industri
IUIPHHK yang terletak di Desa Dahian Tambuk.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar areal kerja HTI maupun disekitar areal
industri, yaitu di Desa Murui Raya Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas dan Desa
Dahian Tambuk, Kecamatan Mihing Raya, Kabupaten Gunung Mas pada umumnya
mempunyai pekerjaan/aktifitas yang sama, yaitu di sektor pertanian dan perkebunan dan
sebagian menjadi pedagang, PNS serta pegawai swasta di berbagai perusahaan termasuk
perusahaan perkebunan sawit dan perusahaan pengusahaan hutan. Jenis pertanian yang
dikembangkan, yaitu tanaman pangan berupa tanaman Padi, Jagung, Kacang Tanah,
Kedelai, Ubi Kayu, Ubi Jalar dan Sayuran. Sedangkan jenis tanaman perkebunan yang
banyak dikembangkan adalah jenis Karet, Durian, Kelapa, Kelapa Sawit dan Kopi. Untuk
menambah penghasilan, masyarakat disekitar areal kerja HTI maupun disekitar areal
industri telah banyak mengembangkan peternakan berupa ternak Sapi, Kambing dan Babi.
Untuk mengisi waktu masa panen dari tanaman yang mereka kembangkan, masyarakat di
kedua daerah tersebut sudah terbiasa menjadi tenaga harian pada beberapa perusahaan
disekitar wilayah mereka.
akan mencapai 100% dari rencana karena di dalamnya selalu ditemukan areal tidak efektif
(seperti sarana prasarana dan lain-lain) serta kawasan perlindungan (PUP, tegakan benih,
plasma nutfah, sempadan sungai dan lain-lain).
Penataan Areal Kerja adalah membuat batas blok dan petak kerja untuk memudahkan
pengelolaan unit pengelolaan hutan dengan tujuan untuk mengatur areal kerja sehingga
pengelolaan hutan dapat efesien. Penetapan blok kerja tahunan berdasarkan daur yang
diperkirakan mempunyai produktifitas hampir sama serta mempertimbangkan bentang
alam, seperti punggung, l ereng, lembah dan sungai. Pal batas blok kerja tahunan dibuat
dengan kayu keras berukuran 10x10x180 Cm bertuliskan angka tahun RKT, Urutan blok
kerja tahunan dalam RKL serta angka periode RKL. Pada bagian atas ditandai menjadi 4
bagian masing-masing menunjuk nomor petak kerja. Bahan yang diperlukan adalah
camping unit, logistik dan obatobatan. Peralatan terdiri GPS, Theodolit/BTM/T-nol,
Kompas, Peta kerja, Thally sheet, Tali 25 m, alat tulis menulis, penanda (cat). Regu kerja
PAK terdiri 10 orang, terdiri 1 ketua regu (pemegang GPS dll), 1 pencatat, 2 pemegang
tali dan rambu, 2 perintis jalan, 2 pemasang tanda batas, 1pembantu umum, 1 pembawa
alat ukur. Pimpinan regu dari tenaga berpengalaman seperti dari SKMA, Sarjana muda,
Sarjana kehutanan. Pelaksanaan kegiatan PAK adalah menelaah peta kerjaskala 1:10.000,
mendatangi starting point (tanda alam/patokpermanen), menentukan titik ikatan, membuat
batas blok dan petak kerja serta membuat peta hasil kerja skala1:10.000.
Alat berat yang di TPn sebanyak 5 (lima) diantaranya : 3 excavator dan 2 boldoser,
sedangkan alat berat yang ada di TPK ada sebanyak 10 (Sepuluh) diantaranya : 7
excavator dan 3 buldoser.
Jumlah PetaK : 12
PWH
Menuju Dalam
TPTJ Limbah Total
No Uraian Blok Blok
RKT RKT
N V N V N V V N V Ket
1 Balau 1588 13537.81 1588 13537.81
2 Bangkirai 155 134.54 155 134.54
3 Durian 229 199.19 229 199.19
4 Jelutung 77 59.72 77 59.72
5 Kapur 30 24.65 30 24.65
6 Keruing 2120 1834.95 2120 1834.95
7 Malapari 241 214.15 241 214.15
16
Rimba
II
Campuran
1 Bintangur 406 327.85 406 327.85
Gerungga
2 199 154.89 199 154.89
ng
Jambu-
3 350 279.95 350 279.95
Jambu
Kedondon
4 654 508.09 654 508.09
g Hutan
Kembang
5 Semangko 318 260.06 318 260.06
k
6 Kempas 243 201.03 243 201.03
7 Keranji 81 67.11 81 67.11
8 Mahang 382 181.36 382 181.36
17
Hutan di PT. Hutan Produksi Lestari (HPL) masih hutan alam, areal penebangan sudah
ditetapkan didalam RKT (Rencana Kerja Tahunan) jeni kayu yang banyak yaitu meranti,
keruing, dan resak. Jenis komersial kayu D = 40cm. kayu meranti memiliki panjang
keseluruhan 21,20 m, 18,60 m. Standar perusahaan panjang 8,64 m, 10,60,16,40. Pohnn-
pohon yang dilindungi tidak boleh ditebang, pembagian batang, pengarahan,
pengangkutan/ TPn atau TPK. Jenis kayu PT. Hutan Produksi Lestari (HPL) terbagi
menjadi dua yaitu kayu lunak dan kayu keras yaitu:
Meranti kuning
Kempas
Meranti merah
Granci
Meranti Putih
Babi Kulus (BKU)
Maha pari
Rempas (KPS)
Redangdung
Diameter kayu yang bisa ditebang di PT. Hutan Produksi Lestari (HPL) yaitu 25
cm (ukuran terkecil). Untuk arah rebahnya sendiri mengikuti arah cendong kayu. Untuk
pemotongannya di atas banir dan menyesuikan dengan lokasi penebangan, kendala dalam
penebangan ini yaitu kalau pohonnya tidak beraturan karena masih hutan alam.
Pengukuran pemotongan ini memiliki ukuran atau standar dari PT Hutan Produksi
Lestari (HPL), Panjang pemotongan untuk kayu halus 260-275 cm, Panjang pemotongan
untuk kayu keras 4-12 meter. Batang yang busuk tidak di bawa ke pabrik jika sudah
tertebang dan dibawa ke TPn kayu tersebut akan dibiarkan dan tidak aka nada pembayaran
pajak untuk Negara, ciri-ciri batang yang busuk yaitu batang memiliki capuk-capuk atau
mata buaya.
21
Umumnya batang capuk-capuk ini akan ditemui pada kayu meranti, batang yang
berlubang dapat dilihat dari pangkal dan ujung batang di saat penebangan. Terlihat dari
luar batang tetap dapat digunakan apabila fisik kayu masih bagus dan kualitas/persenan
lubang dapat diperhatikan. Hampir 50% jenis kayu keruing mengalami kebusukan.
Setelah batang kayu disarad ke TPn tempat pengumpulan kayu maka dilakukan
pengukuran, pemotongan, dan penomoran. Pelaksanaan pengukuran dilakukan oleh tim
pengukuran dari produksi dan dilakukan di TPn.Peralatan yang digunakan adalah rol
meter, meteran seng, kapur dan cat. Tim pengukuran ini bertugas untuk menentukan
kayu mana yang akan diukur dan pada bagian mana kayu yang akan dipotong.
Pemotongan dilakukan apabila panjang kayu bulat lebih dari 40 m maka kayu bulat akan
akan dibagi menjadi nama kayu bulat A dan B.
Langkah awal dalam pengukuran adalah dengan mengukur panjang kayu.
pengukuran dilakukan dengan cara mengukur diameter pada kedua bontos (pangkal dan
ujung) dengan meteran seng, kemudian dirata-ratakan dan mengukur kayu dengan roll
meter. Pengukuran diameter pada bontos kayu dilakukan dengan cara mengukur
diameter terpanjang dan terpendek yang melewati pusat kayu dan saling memotong
tegak lurus. Pengukuran juga harus memperhatikan bentuk kayu yang akan diukur
supaya pembagian dalam pengukuran seimbang. Tempat pengukuran yang dipraktekan
oleh praktikan juga harus ditandai dengan kapur untuk mencegah kesalahan dalam
22
pengukuran. Jika terdapat growong pada kayu, yang tidak layak di pasarkan maka kayu
tersebut tidak diukur. Setelah pengukur mencatat hasil pengukuran pada buku ukur
(diameter, pangkal, diameter ujung, panjang) mencatat nomor pohon dan jenisnya sesuai
yang tertera pada label merah dan memberikan nomor produksi. Hasil pengukuran dari
tim pengukuran kemudian diberikan kepada bagian TUK. Filosofi penting yang perlu
praktikan ketahui dalam pengukuran nilai kubikasi kayu adalah ketelitian dan
keakuratan pekerjaan. Volume batang kayu dihitung dengan rumus:
V = (P x D² x 0,7854) /10000
Keterangan:
P : Panjang kayu (m)
D : Diameter kayu (cm)
0,7854 : Koefisien
3.5 Penyaradan
Areal IUPHHK-HTI PT. Hutan Produksi Lestari berupa hutan perbukitan sehingga
setelah pohon rebah maka untuk mengumpulkan kayu ketempat pengumpulan kayu (TPn)
perlu dilakukan penyaradan dengan menggunakan traktor sarad namun pada kegiatan ini
pohon yang ditebang berada di kanan kiri jalan maka penyaradan nya tidak sesulit
23
ditengah hutan. Penyaradan pohon yang sudah rebah digunakan dengan loader untuk
menggumpulkan ke TPn
3.6 Pengangkutan
Pengangkutan dari TPn ke TPK hingga menuju log yard dengan menggunakan
logging truck trailer. Logging truck trailer yang dengan merek Logging X Actros 4048
kapasitas muatan yang mampu diangkut logging truck trailer pada setiap pengangkutan
minimal 40 m³. Pemuatan dan pembongkaran digunakan alat bongkar muat yakni
logloader dengan merek komatsu dan caterpillar. Truck logging akan mengangkut kayu
dengan jarak pendek dari TPn ke Estafet dimana setelah di estafet kayu akan ditata
ulang. Kayu bulat yang ditata diestafet akan diangkut kembali (hauling) dengan
menggunakan logging truck ke log yard dimana jarak yang ditempuh lebih jauh
dibandingkan dari TPn ke TPK (Estafet) dan muatan yang mampu diangkut satu
longging truck minimal 40 m³ sekali jalan ke log yard Palangka raya .
Kegiatan tata usaha kayu maka kayu (log) yang diangkut haruslah log kayu (log)
yang telah dipasang barcode. Barcode ini memberikan informasi tentang kayu (log)
yang diangkut. Informasi yang terdapat pada barcode nomor biru, nomor barcode,
petak/kayu, jenis kayu, diameter dan volume kayu. Pengangkutan kayu bulat yang
dilaksanakan di Estafet menuntut praktikan untuk bisa memperkirakan muatan logging
dalam satu trip serta memperkirakan cuaca.
Penatausahaan hasil hutan (PUHH) ini didapat dari hasil pengukuran di TPn dicatat
dalam buku ukur. Buku ukur ini menjadi dasar penerbitan laporan hasil penebangan
(LHP) yang akan disahkan oleh pejabat pengesah laporan hasil penebangan (PPLHP) dari
Dinas Kehutanan. Pembayaran Dana Reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya Hutan
(PPSDH) didasarkan pada LHP yang telah disahkan. Kayu bisa diangkutapabila DR dan
PPSDH sudah dibayar, pengangkutan dari TPn menuju TPK harus dilengkapi dokumen
penerbitan Laporan Hasil Penebangan (LHP) sedangkan pengakutan dari dari TPK ke
log yard harus memiliki pengesahan dokumen Surat Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu
(SKSHHK) oleh P2SKSHHK disertai dengan Daftar Kayu Bulat (DKB) serta
pemasangan barcode. Surat Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu dan Daftar Pemeriksaan
Kayu Bulat (DPKB) menyertai pengangkutan kayu kelogpond. SKSHHK dimatikan oleh
P3KB di logyard selanjutnya pembuatan dan pengesahan Faktur Angkutan Kayu Bulat
(FA- KB) dan Daftar Kayu Bulat Faktur Angkutan (DKB-FA) menyertai di log yard
Penatausahaan hasil hutan yang dilakukan praktikan menuntut praktikan untuk
mengetahui bagaimana cara mendapatkan kayu yang legal dan mengetahui proses awal
pengangkutan kayu hingga kayu akan dipasarkan. Berikut ini adalah contoh gambar Surat
Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu dan Daftar Pemeriksaan Kayu Bulat yang di buat di
kantor.
25
merupakan biji kosong. Untuk biji yang biasanya di beli di petani biasanya dijemur
kembali untuk strelisasi dari jamur, apa bila biji bersertifikat umunya sudah teruji dan
sudah mendapat perlakuan khusus dan lebih bersih.
3.9 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman di PT. Hutan Produksi Lestari (HPL), dilakukan setiap hari,
dan untuk pemupukan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan penyemprotan
dilakukan 1 kali dalam sebulan. Pupuk yang digunakan yaitu NPK dan di campur dengan
pupuk lain, pupuk NPK ini dicampurkan dan dijaikan pupuk cair, pengadaan pupuk cair
bisa disemprot sebelum penanaman bibit, setelah penanaman NPK bisa dimasukan
perbutirnya sekitar dua butir di tepi polybag. Untuk Penyemaian tidak dilakukan sebab
penyemaian langsung perpolybag, masing-masing polybag akan langsung menjadi media
tanam sebelum di pindahkan ke lahan, ini terjadi karena curah hujan tinggi dan jenis tanah
jika dilakukan perapihan maka akar tanaman akan membusuk apa bila terjadi hujan,
sementara ketika musim kemarau dan dilakukan penyapihan akar akan kering karena tidak
menyerap air. Menurut Utami, S (2019) menekankan bahwa pemberian pupuk pada
dasarnya bertujuan untuk menyediakan unsur hara mkaro dan mikro, meningkatkan
pertumbuhan tanaman, dan mempercepat proses produksi buah.Jenis pupuk cair yaitu
• Green tonik
• Jimmy and CO
Pengelolaan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter salah
satunya dengan pemeliharaan yang intensif, tujuan kegiatan pemeliharaan adalah
27
4.1 Kesimpulan
Peserta PKL/Magang merupkan penerapan di tiap kegitan lapangan dengan
mengikuti SOP dari perusahaan, dimana ada beberapa kegiatan yaitu :
1. Perencanaan hutan memiliki kegiatan antara lain Penataan Areal Kerja (PAK)
yang memiliki komponen dalam menata areal tenaga kerja sesuai dengan
keterampilan para tenaga kerja dan Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)
merupakan penyediaan sarana prasarana seperti jalan, wilayah produksi kayu,
pembinaan hutan, perlindungan inspeksi, transportasi dan komunikasi anatara
pusat kegiatan Hasil kegiatan PWH berupa jaringan jalan utama, cabang dan sarat,
tempat pengumpulan sementara (TPn), tempat penimbunan kayu (TPk), dan juga
camp serta yang lainnya
2. Produksi terdapat kegiatan yang peserta ikuti yaitu Pengukuran kayu,
Pengangkutan kayu dan Penebangan Kayu. Pengangkutan kayu dilakukan dengan
menggunakan logging truk dimana dalam setiap satu trip logging truk dapat
memuat 30 m kubik
3. Dalam pembinaan hutan PT. Hutan Produksi Lestari Melakukan kegiatan
pengadaan bibit dan pemeliharan bibit dan mensuplai nutrisi bibit dengan pupuk
NPK dan melakukan pemantauan terhadap hama bibit.
4.2 Saran
Adapun saran yang yang dapat saya sampaikan adalah sebagai berikut:
itu juga, dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas praktik kerja lapang
di lapangan.
Ediwijoto, B. 1993. Petunjuk Teknis Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) Pada Hutan
Elias, 1988. Pembukaan Wilayah Hutan. Diktat Kuliah Fakultas Kehutanan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Kementerian Kehutanan RI, 2009. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Inventarisasi Hutan Menyeluruh
Berkala (IHMB) Pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi.
Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 110. Sekretariat Negara. Jakarta.
Muhdi, 2006 Pemanenan Hasil Hutan (Buku Ajar) USU. Medan
Panitia Magang, 2019. Buku Panduan Praktek Kerja Lapang/Magang Universitas
Palangka Raya. Jurusan Kehutanan. Palangka Raya
Suparto,R.S. 1979 Pemanenan Kayu. Fakultas Kehutanan IPB Bogor. Bogor
31
LAMPIRAN
Lampiran 1 . Penerimaan Mahasiswa Magang oleh PT. Hutan Produksi Lestari