Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Peresmian Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soeryo dilaksanakan
pada tanggal 19 Desember 1992. Tahura Raden Soeryo secara administrasi
pemerintahan terletak di Desa Tulungrejo, Kota Batu, sedangkan secara
geografis terletak pada 112° 32’ 00″ Bujur Timur dan 7° 44′ 30″ Lintang Selatan.
Kawasan hutan raya yang meliputi Hutan Lindung Gunung Anjasmoro, Gunung
Gede, Gunung Biru, Gunung Limas, serta kawasan cagar alam Arjuno-Lalijiwo.
Sesuai UU No. 5 Tahun Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk
tujuan koleksi tumbuhan atau satwa yang alami atau buatan jenis asli dan atau
bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, budaya pariwisata dan rekreasi. Pemanfaatan
Hutan Raya secara optimal akan memberikan pengaruh yang positif terhadap
perlindungan plasma nutfah, pengembangan ekonomi masyarakat disekitar
kawasan tersebut.
Pada dasarnya, masyarakat dan pelajar masih belum sepenuhnya
menyadari potensi yang dimiliki Tahura Raden Soerjo, yang mana menyebabkan
banyaknya gangguan berupa pencurian hasil hutan, perburuan, vandalisme,
pencemaran lingkungan hidup, serta sering terjadinya kebakaran hutan. Selain
fenomena tersebut, semakin terbatasnya aneka flora akibat penebangan hutan
maupun alih fungsi hutan menjadi pemukiman, proyek jalan tol, dan sarana
umum lainnya. Hal ini berdampak pada berkurangnya flora sebagai objek
penelitian bagi para pelajar. Sehingga para pelajar hanya mendapatkan
wawasan melalui media sosial dan buku tanpa melakukan observasi secara
langsung.
Tahura Raden Soerjo berpotensi sebagai Laboratorium Biologi, yang
mana membantu siswa dalam mendapatkan objek penelitian yang lebih beragam.
Dalam kawasan Tahura Raden Soerjo ada tempat yang berpotensi digunakan
sebagai Laboratorium Biologi yaitu Arboretum Sumber Brantas. Arboretum
Sumber Brantas merupakan tempat pengembangan proyek penghijauan untuk
melindungi sumber mata air, bahwasannya tempat ini merupakan sumber mata
air Sungai Brantas yang sangat vital pemanfaatannya bagi daerah Jawa Timur.
Namun , dalam kondisi yang saat ini , potensi yang pada awalnya dimiliki
tahura raden soerjo sebagai media pembelajaran bagi siswa . sekarang, malah

1
menjadi penghambat proses pembelajaran bagi siswa. Adanya kebijakan baru
mengenai larangan untuk memasuki kawasan Arboretum Sumber Brantas.
Pengunjung harus mendatangi kantor Dinas Kehutanan yang beralamat di Jl.
Surabaya dekat Universitas Negeri Malang untuk mendapatkan ijin berkunjung
ke Arboretum Sumber Brantas tersebut. Hal tersebut dikarenakan pihak
Arboretum Sumber Brantas mengkhawatirkan terjadinya kerusakan ekosistem
yang ada, mengingat di dalam arboretum tersebut terdapat sumber air yang
merupakan titik nol Sungai Brantas.
Oleh karena itu melalui Karya Tulis Ilmiah ini, penulis akan mengkaji
tentang ”Konservasi Tahura Raden Soerjo melalui Laboratorium Biologi
sebagai Media Pembelajaran Siswa”.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.2.1. Bagaimana konservasi di tahura raden soerjo melalui laboratorium Biologi
dapat dijadikan sebagai media pembelajaran siswa?
1.2.1.1. Apakah yang dimaksud Tahura Raden Soerjo?
1.2.1.2. Apa saja yang dilestarikan dan dilindungi di hutan raya?
1.2.1.3. Mengapa tahura raden soerjo dimanfaatkan sebagai salah satu
kawasan pelestarian alam di Indonesia ?
1.2.1.4. Apa dampak yang akan terjadi apabila potensi hutan raya
dimanfaatkan secara optimal dan belum optimal oleh masyarakat
luas?
1.2.2. Apakah Arboretum Sumber Brantas memiliki potensi untuk dijadikan
sebagai pendirian laboratorium Biologi ?
1.2.2.1. Apa yang dimaksud dengan Arboretum Sumber Brantas?
1.2.2.2. Apa saja jenis flora yang ditanam serta dilindungi di Arboretum
Sumber Brantas?
1.2.2.3. Apakah Arboretum Sumber Brantas memiliki potensi dalam
pendirian Laboratorium Biologi?
1.2.2.4. Mengapa pendirian Laboratorium Biologi di Arboretum Sumber
Brantas dapat dijadikan sebagai media pembelajaran siswa?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


1.3.1. Untuk mengetahui pengertian Tahura Raden Soerjo dengan wawasan
yang luas

2
1.3.2. Untuk mengetahui berbagai jenis potensi alam yang dilestarikan dan
dilindungi di kawasan Tahura Raden Soejo
1.3.3. Untuk mengetahui dampak pemanfaatan potensi Tahura Raden Soejo
bagi masyarakat luas
1.3.4. Untuk mengetahui pengertian tentang Arboretum Sumber Brantas secara
luas
1.3.5. Untuk mengetahui jenis flora yang ditanam serta dilindungi di Arboretum
Sumber Brantas
1.3.6. Untuk mengetahui potensi Arboretum Sumber Brantas sebagai
Laboratorium Biologi
1.3.7. Untuk mengetahui manfaat Laboratorium Biologi sebagai Media
Pembelajaran Siswa

1.4. MANFAAT PENELITIAN


1.4.1. Bagi penulis :
 Dapat mengembangkan kreatifitas dan memperluas wawasan yang
dimiliki siswa dalam melakukan sebuah penelitian ilmiah.
1.4.2. Bagi pemerintah :
 Dapat menjadi sumber referensi pengembangan ilmiah yang dapat
dijadikan rujukan untuk menentukan kebijakan pemerintah dalam
upaya pemanfaatan dan pengembangan potensi Tahura Raden
Soerjo.
1.4.3. Bagi pembaca :
 Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian
yang sama tetapi dalam pembahasan yang lebih lanjut.
 Memberikan solusi atas masalah yang sudah terjadi untuk dapat
diperbaiki bersama.

3
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KONDISI SAAT INI
2.1. LANDASAN TEORI
Taman Hutan Raya Raden Soerjo (disingkat Tahura R. Soerjo) adalah
sebuah kawasan taman hutan raya yang berada di dalam kompleks gunung
Arjuno-Welirang-Anjasmor. Berdasarkan wilayah administratif pemerintahan,
tahura ini menjadi bagian dari empat kabupaten. Empat kabupaten tersebut
adalah Malang, Pasuruan, Jombang, dan Mojokerto.
Konservasi merupakan upaya-upaya pelestarian lingkungan akan tetapi
tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara
tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen-konponen lingkungan
untuk pemanfaatan di masa yang akan datang. Dalam kata lain, suatu upaya
yang dilakukan oleh manusia untuk dapat melestarikan alam, konservasi bisa
juga disebut dengan pelestarian ataupun perlindungan. Jika secara harfiah
konservasi berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata “Conservation” yang berati
pelestarian atau perlindungan. Pengelolaan sumber daya alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan menambahkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya.
Arboretum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan
penelitian atau pendidikan (Depdikbud, 1989).Istilah Arboretum sendiri pertama
kali digunakan oleh John Claudius Loudon pada tahun 1833, walaupun
sebenarnya sudah ada konsepnya terlebih dahulu (Wikipedia, 2013a). Arboretum
adalah semacam kebun botani yang yang ditanami berbagai jenis tumbuhan
untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi ex-situ (di luar habitat).
Selain untuk penelitian, kebun botani dapat berfungsi sebagai sarana wisata dan
pendidikan bagi pengunjung (Wikipedia, 2013b).
Laboratorium dapat diartikan dari kata “laboratory” seperi pada kamus
Wellester’s yaitu “A building or room in which scientific experiments are
conducted or where drugs science explosive are tested and compounded”.
Menurut menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
134/01/1983 tentang Organisasi dan Tata Kerja lembaga pendidikan Tgl. 5 Maret
1983, yang dimaksud dengan laboratorium adalah saran penunjang jurusan

4
dalam study yang bersangkutan, dan sumber unit daya dasar untuk
pengembangan ilmu dan pendidikan.
Dalam Pendidikan laboratorium adalah tempat proses belajar mengajar
melaui metode praktikum yang dapat menghasilkan praktikum hasil pengalaman
belajar. Laboratorium biologi mempunyai tujuan dan fungsi sebagai laboratorium
pendidikan dan laboratorium penelitian yang akan menerapkan serta
mengembangkan teori-teori dan konsep-konsep dalam bidang biologi dan bidang
terkait.
2.2. KONDISI SAAT INI
Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta (PJT) I sebagai pengelola Daerah
Aliran Sungai (DAS) Brantas mendata, pada 2005 lalu, setidaknya ada kurang
lebih 200 titik sumber mata air di kawasan konservasi Arboretum Sumber
Brantas, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Sayangnya jumlah
dan debit mata air itu terus berkurang. Di kawasan konservasi yang berjarak 18
kilometer di sebelah utara Kota Batu, di lereng bukit sebelah timur Gunung
Anjasmara itulah "Titik Nol" Sungai Brantas berada. Ada sebanyak 3.200 pohon
dari 37 jenis berbeda hidup di sekitar mata air sumber Brantas itu. Beberapa
jenis pohon di antaranya termasuk dilindungi.Ada Kayu Manis, Cempaka, Damar,
Pohon Kenanga, Sikat Botol (Kalistemon), Kayu Putih (Malalenca Kajuputi),
Pinus Parana, sampai Pohon Kukrup (Engelhardia Spicata).
Tak sedikit pengunjung Arboretum Sumber Brantas yang memang
bertujuan melakukan penelitian tentang berbagai jenis pohon yang ada, terutama
untuk jenis yang langka. Tapi tidak jarang pula pengunjung hanya sekadar
menikmati pemandangan dan udara sejuk di lokasi berketinggian 1.500 meter di
atas permukaan laut itu, yang rata-rata suhunya antara 10 hingga 20 derajat
celsius. Sayangnya, jumlah sumber mata air sebanyak 200 titik pada 2005 silam
setiap tahunnya terus berkurang. Pada 2011 lalu, sumber mata air di kawasan
hulu Brantas hanya tersisa 150 titik dengan debit yang semakin mengecil.
Sedangkan 50 titik sisanya dinyatakan telah mati atau hilang.Papan
pemberitahuan di kawasan Arboretum Sumber Brantas.
Sementara, pada 2016 lalu, jumlah mata air di Arboretum Sumber Brantas
terus berkurang, dari 102 sumber air pada 2015 menjadi hanya 57 sumber air
pada 2016 lalu, sisanya sudah mati atau malah hilang. Hilangnya sejumlah besar
sumber mata air di kawasan konservasi Arboretum Sumber Brantas itu bisa
karena perubahan cuaca yang ekstrem, tapi lebih banyak akibat ulah atau

5
perilaku masyarakat di sekitar kawasan tersebut, juga semakin berkurangnya
tutupan lahan di sekitar kawasan itu, sehingga menyebabkan air hujan tidak
terserap sistem perakaran pohon.
Sumber air Titik Nol Brantas itu berada di tengah-tengah lahan konservasi.
Debit airnya kurang lebih 2,5 liter perdetik. Kelebihan air dari Sumber Brantas itu
adalah kejernihannya. Air itu bisa diminum langsung dari sumbernya. Namun,
pada perjalanannya, air dari Arboretum itu harus diolah kembali supaya bisa
diminum. Air dari sumber itu mengalir di sepanjang DAS Brantas seluas 13.880
kilometer persegi melintasi 17 kabupaten/kota di Jawa Timur. Melewati Kota
Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, lalu Mojokerto.
Di Mojokerto, Brantas membelah diri. Satu cabang ke Surabaya menjadi
Kali Surabaya, cabang lainnya menjadi Kali Porong, Sidoarjo. Hingga akhirnya
mereka (air) bersatu lagi di Selat Madura dalam kondisi penuh sampah. Kondisi
sumber air di Arboretum Sumber Brantas, Bumiaji, Kota Batu yang semakin
berkurang dan semakin menyedihkan itu sebenarnya menjadi tanggung jawab
dari masyarakat yang ada di sekitarnya, termasuk masyarakat yang tidak ada di
sekitar lahan konservasi itu tapi turut menikmati airnya.

6
BAB III
KEGIATAN DAN ANALISIS PERMASALAHAN
3.1. TAHURA RADEN SOERJO
Berdasarkan referensi dari berbagai sumber bahwasannya Tahura Raden
Soerjo merupakan kawasan pelestarian alam yang pengelolannya merupakan
kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tirnur. Hal ini diatur dalam Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor : 1190/Kpts-ll/2002 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 80/Kpts1112001 tentang Penetapan
Ketompok Hutan Arjuna Lalijiwo, seluas 27.868,30 Ha yang teletak di Kabupaten
Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang dan Kabupaten Jombang
Provinsi Jawa Timur sebagai Taman Hutan Raya Raden Soerjo dan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Timor Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Taman
Hutan Raya Raden Soerjo.
Tahura Raden Soerjo adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan
koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan/atau
bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
3.1.1. PELESTARIAN DAN PERLINDUNGAN TAHURA RADEN SOERJO
Masalah dan kesempatan kehutanan harus dilihat dengan cara yang
horilstik dan seimbang dalam keseluruhan konteks limgkungan hidup dan
mempertimangkan fungsi dn pemanfaatan hutan yang beragam dan
tekanan ekonomi sosial yang mungkin timbul bila pemafaatannya
dihambat atau dibatasi,sebagaimana pula potensinya bagi pembangunan
yang dapat diberikan oleh pengelola hutan.
Dalam kawasan Tahura Raden Soerjo terdapat berbagai macam jenis
flora maupun fauna yang dilindungi.
 Flora
Ada 3 (tiga) tipe vegetasi (kondisi masih cukup baik), yaitu:
 Hutan alem cemara (Casarína junghuhniana) terdapat di Gunung
Arjuno Lalijiwo, ketinggian 1.800 mdpl, kerapatan 80-156 pohon /
Ha. Dan tinggi pohon 25-35 m dan diameter 60-100 cm.
 Padang rumput, terdapat di sisi ngarai lereng Gunung Welirang
dengan luas 200 Ha. Vegetasi dominan rumput-rumputan dan
Kolonjono (Panicum repens) Topograf. Relatif datar, dapat dapat
dikembangkan untuk tempat breeding rusa.

7
 Daerah hutan hujan tengan pada ketinggian 2.000 — 2.700 mdpl
merupakan hutan campuran tiga tingkatan vegetasi yaitu pohon,
semak dan tumbuhan bawah. Didominasi oleh pasang (Quercus
sp), Pohon Nyamplung, Sumbung dan Gempur Gunung. Pada
ketinggian 2.650 mdpl terdapat tegakan homogen . tumbuhan
manisrejo, vegetasi tumbuhan bawah : umumnya jenis padi-padian
(Sorgum nitidum), dan Edelweis.
 Fauna
Jenis-jenis satwa yang dilindungi, diantaranya
 Alap-alap jambui (Accipter twigatus)
 Alap-alap tikus/putih (Elanus hypoleuscus)
 Tupai (Seâuridae)
 Kera Hitam (Trachypittesus auratus)
 Elang Jawa (Spizaetus bartelsf)
 Kera abu-abu (Macaca fascicularis)
 Landak (Histryx brachura)
3.1.2. PEMANFAATAN TAHURA RADEN SOERJO
Pada dasarnya, Tahura Raden Soerjo memiliki wilayah yang cukup
luas dan di dalamnya terdapat beragam flora maupun fauna yang tumbuh
bebas. Sehingga pemerintah mendirikan tempat ini dengan tujuan agar
flora dan fauna di kawasan tersebut dapat terlindungi.
Hal tersebut juga harus diimbangi dengan pemanfaatan potensi
Tahura Raden Soerjo, diantaranya:
 Dapat dimanfaatkan sebagai tempat observasi
 Dapat digunakan sebagai tempat rekreasi, outbound, dll
 Sebagai sarana edukasi bagi pelajar dan mahasiswa
Dengan adanya keseimbangan antara pemanfaatan potensi Tahura
Raden Soerjo dengan tempat konservasi, peran hutan sebagai paru-paru
dunia juga sangat perlu diperhatikan dan ditingkatkan lagi, karena seiring
berkembangnya bentuk pengelolaan Tahura Raden Soerjo sebagai objek
wisata masyarakat apabila kawasan hutan terserbut tidak dikelola secara
optimal akan menimbulkan dampak yang sangat buruk dan cukup
memprihatinkan.

8
3.1.3. DAMPAK PEMANFAATAN POTENSI TAHURA RADEN SOERJO
Pemanfaatan potensi Tahura Raden Soerjo memiliki beberapa dampak.
Apabila potensi Tahura Raden Soerjo dimanfaatkan secara optimal, maka
akan menimbulkan dampak positif bagi pemerintah dan masyarakat
sekitar, begitu pula sebaliknya. Dengan adanya pengaruh dampak dari
pemanfaatan baik secara optimal maupun tidak, hal ini mampu
menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat bahwa potensi alam terutama
yang bersal dari kawasan hutan itu sangatlah penting.
 Pemanfaatan secara optimal
Dengan dilakukan pemanfaatan yang optimal, potensi Tahura
Raden Soerjo akan tejaga dengan baik. Hal-hal tersebut mampu
menimbulkan berbagai dampak postif yaitu diantaranya:
 Pepohonan di kawasan Tahura Raden Soerjo terlihat lebih
rindang nan hijau
 Manfaat pohon sebagai paru-paru dunia akan berperan dengan
baik
 Flora dan fauna di kawasan Tahura Raden Soerjo tidak
mengalami kepunahan dengan jumlah yang maksimal

 Pemanfaatan kurang optimal


Pemanfaatan potensi Tahura Raden Raden Soerjo yang kurang
optimal akan menyebabkan banyaknya gangguan berupa pencurian
hasil hutan, perburuan, vandalisme, pencemaran lingkungan hidup,
serta sering terjadinya kebakaran hutan.

3.2. ARBORETUM SUMBER BRANTAS


Arboretum merupakan kebun koleksi tanaman pohon atau kayu-kayuan
(biasanya tanaman hutan) yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan terutama
ilmu kehutanan. Manfaat lain yang dapat diperoleh dari arboretum adalah
sebagai pengatur tata air, pengendali erosi, pembentukan iklim mikro serta
sebagai obyek wisata/rekreasi alam. Tujuan pengembangan Arboreum Sumber
Brantas (ASB) yang ditentukan Perum Jasa Tirta antara lain (a) untuk pelestarian
mata air Kali Brantas (daerah resapan air), (b) koleksi jenis-jenis tanaman
dataran tinggi, (c) untuk sarana penelitian dan pendidikan, dan (d) untuk sarana
rekreasi yang mengandung unsur pendidikan lingkungan hidup. Untuk memenuhi

9
hal tersebut, Arboretum Sumber Brantas memiliki potensi keindahan alam
pegunungan yang menarik, keragaman flora dan fauna, gejala-gejala alam serta
nilai historis, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obyek pendidikan, penelitian
dan rekreasi alam bagi masyarakat.

3.2.1. KONSERVASI FLORA DI ARBORETUM SUMBER BRANTAS


Berdasarkan referensi yang telah kami dapat, bahwa wilayah
kawasan Arboretum Sumber Brantas ini sangat luas, dan berada di
ketinggian ± 1500m dpl dan dikategorikan sebagai Hutan Hujan Tropis
Kawasan Arboretum Sumber Brantas ini juga mempunyai jenis
tanah yang bersifat gembur, remah, porositas tinggi, densitas rendah dan
mudah tererosi. Sehingga untuk mencapai pertumbuhan optimum
tanaman pengapuran dan pemupukan merupakan usaha terbaik dalam
memperbaiki kesuburan tanah.
Jenis pohon yang ditanam di Arboretum Sumber Brantas ini kurang
lebih ada 30 spesies dan berbagai jenis tumbuhan lainnya . Ada sekitar
3.200 pohon yang telah ditanam di kebun ini. Antara lain kayu manis
(Cinnanonum burmani), Kayu Putih (Eucalyptus sp), Gagar (Fraxinus
griffiti), Cemara duri (Araucaria sp), Cemara gunung (Casuarina
junghuhniana), Cemara pine trees, Kina (Chinchona sp), Cempaka/Locari
(Michelia champaka), Pinus (Pinus merkusii), Waker Kaspanye, Elo (Ficus
glomerata), Klampok (Eugenia sp), Pule (Alstonia sp), Beringin (Ficumeter
jamina), Bottle brush (Callistemon sp), Cannon ball
(Couroupitageuanensis), Kakrok (Curciligo archioides), Puspa (Schima
norohnae), dan lain-lain. Sifat ekologis tanaman mempunyai pengaruh
langsung terhadap kualitas dan sifat lingkungannya
Sepanjang jalan menuju mata air Sumber Brantas terdapat
beberapa tanaman yang sering dijumpai, antara lain
 Tanaman Lumut
Tanaman lumut yang tumbuh menutupi jalan menuju Sumber
Brantas, berukuran kecil dan tumbuh pada tempat lembap atau
perairan serta biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan.
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai
penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang
menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.

10
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, karena
mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada
umumnya.
 Bunga Panca Warna
Bunga panca warna atau yang juga dikenal dengan sebutan
Hydrangea memiliki warna yang sangat cantik, terdiri dari beragam
jenis. Tanaman hias yang satu ini berbentuk seperti semak dengan
ketinggian 1-3 meter. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah
yang lembab dan beriklim dingin
Dan masih banyak tumbuhan lainnya yang tumbuh di kawasan
Arboretum Sumber Brantas yang dapat dilihat pada bagian lampiran.

3.2.2. POTENSI ARBORETUM SUMBER BRANTAS


Berdasarkan data yang penulis peroleh dari hasil wawancara dan
observasi langsung, penulis menemukan potensi Arboretum Sumber
Brantas selain sebagai titik nol sungai Berantas, area ini juga memiliki
potensi yaitu :
 Keanekaragaman Jenis Pohon
Didalam area ini terdapat 102 spesies pohon dan 5 spesies
anggrek diantaranya :
 2 Spesies Vegetasi Khas Pengunungan Jawa Timur
(Casuarinas junghuhniana, Fraximus gralfiti)
 21 Spesies Vegetasi Asli Indonesia (sengon, kemiri, putai, jabon,
cemara duri, aren, kenanga, kenari, jeruk pecel, pakis haji, kayu
hitam, genitri, kukrup, salam, elo, pasang, cempaka kuning,
cempaka putih, puspa, suren, dan anggrung)
 5 Spesies Anggrek (Appendicula elegegans, Dendrobium
tenellum, Phreatia secunda, Schoenorchis juncifolia,
Thrixspermum subulatun)
 1 Spesies Invasif (Acacia decurrens)
 10 Spesies Dominan
Kayu manis : 564 pohon
Kesemen : 519 pohon
Eukaliptus : 294 pohon
Suren : 241 pohon

11
Rasamala : 224 pohon
Kukrup : 173 pohon
Cempaka Kuning : 145 pohon
Sikat Botol : 131 pohon
Jabon : 118 pohon
Cembaka Barus : 115 pohon

 Keanekaragaman Jenis Burung


Didalam area ini terdapat 35 spesies burung, diantaranya :
 6 Spesies Dilindung PP No. 7 Tahun 1999 (Aethopyga ximia,
Cinyris jugularis, Halycon cyanoventris, Icteinaetus mataiensis,
Misaetus bartelsi, Todiramphus chloris)
 1 Spesies Kategori Terancam (IUCN Redlist) (Nisaetus bartelsi)
 2 Spesies Paling Melimpah (Paling Sering Dijumpai)
(Pyonanatus aurigaster, Lanchura punchulata)
 7 Spesies Endemik
4 Endemik Jawa
1 Endemik Jawa dan Sumatra
1 Endemik Jawa dan Bali
1 Endemik Indonesia

 Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu


Didalam area ini terdapat 52 spesies kupu-kupu, diantaranya :
 2 Spesies Dilindungi PP No.7 Tahun 1999 (Troides cuneifera,
Troides Helena)
 3 Spesies Endemik Jawa (Mycalesis moorei, Micalesis sudra,
dan Cyrestys lutea)
 4 Spesies Dominan (Ypthima baidus, Mycalesis moorei,
Cyresytis lutea, Actyopis puspa, dan Celastrina lavendularis)
 7 Spesies Kupu-Kupu family Hesperidae
 10 Spesies Kupu-Kupu family Lycaenidae
 19 Spesies Kupu-Kupu family Nympalidae
 9 Spesies Kupu-Kupu family Papilionidae
 7 Spesies Kupu-Kupu family Pieridae

12
3.2.3. PEMANFAATAN ARBORETUM SUMBER BRANTAS SEBAGAI
LABORATORIUM BIOLOGI
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, dalam wilayah
Arboretum Sumber Brantas terdapat beragam tumbuhan yang dilindungi,
dan masih sangat terjaga keasrian alamnya. Area ini dapat dimanfaatkan
sebagai Laboratorium Biologi yang mana sangat membantu para pelajar
dalam mempelajari beragam jenis flora.
Para pelajar mampu menambah pengetahuan akan berbagai objek
yang dapat dijadikan penelitian. Baik mempelajari morfologi anatomi
tumbuhan, klasifikasi tumbuhan, bioteknologi, dan lain-lain.

13
BAB IV
SUMBANGAN PEMIKIRAN
Pada dasarnya, Arboretum Sumber Brantas digunakan sebagai tempat
konservasi sumber mata air sungai brantas. Tempat ini dahulunya digunakan
sebagai tempat wisata. Akan tetapi, sekarang pengunjung yang boleh masuk
hanyalah pengunjung yang mendapatkan izin. Berdasarkan observasi langsung
penulis, tempat ini kurang terjaga khususnya pada jalan yang dilalui pengunjung.
Jalan ditumbuhi lumut dan licin untuk dilalui (khususnya di dekat mata air), tempat
duduk dan bangunan pos terbengkalai.
Penulis mengusulkan “Arboretum Sumber Brantas” sebagai Laboratorium
Konservasi Flora, tempat ini memiliki tumbuhan yang asri sehingga bagi pelajar yang
hendak melakukan penelitian tentang flora sangat mudah untuk mendapatkan objek
penelitian yang beragam. Tak hanya itu, apabila usulan penulis terealisasikan maka
akan sangat membantu dalam upaya pemeliharaan kawasan terebut, sehingga
pengunjung tidak akan merasa kesulitan saat hendak melakukan penelitian di sana.
Apabila langsung menggunakan kawasan Tahura Raden Soerjo, hal tersebut
sangat sulit karena Tahura Raden Soerjo sendiri adalah kawasan hutan bebas yang
mana akan berbahaya bagi pelajar yang hendak melakukan penelitian. Akan banyak
bahaya yang akan muncul seperti diserang oleh hewan buas, tergelincir, maupun
hilang saat melakukan penelitian.
Oleh karena itu, menurut penulis “Arboretum Sumber Brantas” merupakan
tempat yang cocok digunakan sebagai Laboratorium Konservasi Flora. Pemerintah
tidak perlu lagi bekerja dari nol, pemerintah hanya perlu membenahi beberapa
infrastruktur yang ada. Tak hanya itu, pemerintah juga harus mempromosikan
“Arboretum Sumber Brantas” kepada beberapa sekolah agar pelajar mengetahui dan
dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki Arboretum Sumber Brantas sehingga
secara tidak langsung pelajar juga memanfaatkan potensi Tahura Raden Soerjo.

14
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Arboretum Sumber Brantas meupakan kawasan botani yang yang
ditanami berbagai jenis tumbuhan untuk keperluan koleksi, penelitian, dan
konservasi ex-situ (di luar habitat). Keistimewaan Arboretum Sumber Brantas
dibandingkan dengan arboretum lain adalah di Arboretum Sumber Brantas
terdapat sumber mata air yang yang dijadikan sebagai titik nol Sungai Brantas.
Air dari sumber itu mengalir di sepanjang DAS Brantas seluas 13.880 kilometer
persegi melintasi 17 kabupaten/kota di Jawa Timur. Melewati Kota Malang, Blitar,
Tulungagung, Kediri, Jombang, lalu Mojokerto.
Arboretum sumber brantas dapat membantu siswa dalam memanfaatkan
aneka flora yang ada di sana dijadikan sebagai objek penelitian guna
mengetahui dan meneliti secara nyata tanpa adanya dugaan semu belaka.
sehingga siswa dapat memanfaatkannya sebagai media pembelajaran disana.

5.2. SARAN
Menurut kami, masih banyak potensi Tahura R. Soerjo khususnya di
Arboretum Sumber Brantas yang belum dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena
itu, diperlukan adanya kesadaran dari berbagai pihak. Dengan adanya Karya
Ilmiah ini diharapkan mampu membantu pemerintah dalam meningkatkan
kesadaran pembaca khususnya pelajar dalam pemanfaatan dan pengembangan
potensi Tahura Raden Soerjo.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Taman_Hutan_Raya_Raden_Soerjo

https://www.tripadvisor.co.id/Attraction_Riview-g1237079-d9828559-Reviews-
Arboretum_Sumber_Brantas-Batu_East_Java_Java.html

http://www.tocanalyzer.net/2017/01/pengertian-laboratorium-dan-
mengenal.html?m=o

Buletin-Taman-dan-Lanskap-Indonesia-Vol-1-No-3-1998.pdf

16
LAMPIRAN
A. Biodata Penulis
Nama : Rosalia Isna Putri
NIS/NISN : 10600/0013292770
Alamat :Dsn. Sugih Waras-Gunung Gangsir RT.04 RW 02
E-mail : rosaliaisna@gmail.com

Nama : Qorina Hanni Fauziyah


NIS/NISN : 10569/0004507898
Alamat : Jl. Bintoro Kav. Gununggangsir, Gg. Nusa
Indah
E-mail : qorinahanni@gmail.com

Nama : Dinda Maulina


NIS/NISN : 10311/0005990180
Alamat : Perum Permata Asri Blok L-25 RT/RW 01/05, Kel.
Gempeng, Kec. Bangil
E-mail : lina24939@gmail.com

Nama : Anggun Salsabila


NIS/NISN : 10256/0010330229
Alamat : Ledok Utara no.37 RT/RW 06/06, Kel. Kidul
Dalem, Kec. Bangil
E-mail : anggusalsabila@gmail.com

Nama : Sandiani Sri Wahyuni


NIS/NISN : 10613/0019796051
Alamat : Jl.Nener RT 02 RW 01 Kalianyar Bangil
E-mail : sandianiwahyuni30@gmail.com

17
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rosalia Isna Putri
NIS/NISN : 10600/0013292770
Asal Sekolah : SMAN 1 Bangil
Selaku ketua tim yang beranggotakan :
1. Qorina Hanni Fauziyah
2. Dinda Maulina
3. Anggun Salsabila
4. Sandiani Sri Wahyuni
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KaryaTulis Ilmiah yang kami tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan data,
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran
sendiri, kecuali dengan mencantumkan sumber referensi pada daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka kami bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Bangil, 30 Maret 2018


Penulis,

Rosalia Isna Putri


10600/0013292770

18
Foto / Bukti Penelitian

19
20

Anda mungkin juga menyukai