OLEH:
DR. ACHMAD SJARMIDI
ADITYA DIMAS PRAMUDYA
EVITA IZZA DWIYANTI
3
METODOLOGI
A. P ENGAMATAN P OPULASI
4
• Buat adonan plaster cast:
o Masukkan air dan plaster dengan
komposisi 1:2 ke dalam wadah (sesuaikan
dengan ukuran footprint yang akan
dicetak)
o Segera aduk (bukan dikocok) 3-5 menit
hingga tidak ada gelembung udara dan
adonan mirip seperti adonan pancake
o Ketuk-ketuk bagian dasar wadah ke tanah
untuk menghilangkan gelembung udara
yang terakumulasi di dalam adonan.
• Tuang plaster kedalam cetakan. Tuang ke
bagian tanah terlebih dahulu dan biarkan
adonan mengalir hingga mengisi footprint.
Pastikan adonan telah mengisi bagian detail
dari footprint. Tuang hingga cetakan tebal
5
• Masukkan ke dalam plastik dan beri
keterangan: Tanggal, tempat ditemukan,
pembuat
• Jika perlu, keringkan cetakan di bawah sinar
matahari
• Identifikasi footprint dengan literatur
(USGS Education, 2011)
(Saskatchewan, 2013)
c. Camera trap & Mamalia Inventarisasi satwa juga dapat dilakukan dengan • Camera
CCTV bantuan beberapa peralatan, seperti perangkap trap
kamera ataupun CCTV. Peralatan dapat digunakan • GPS
ketika pengamatan langsung tidak dapat • Infraboard
dilakukan. Selain itu, kelebihan lainnya adalah (ukuran
waktu pengamatan yang dilakukan relatif panjang. A6)
Penggunaan perangkat tersebut juga ditujukan • Tali rafia
untuk dapat menghindari adanya dampak
keberadaan pengamat pada satwa yang diamati.
Tahapan metode:
• Siapkan camera trap
• Tentukan lokasi strategis pemasangan camera
trap, kemudian tandai dengan GPS dan
penanda waterproof
• Tentukan lokasi pemasangan camera trap
berdasarkan beberapa pertimbangan, seperti
lokasi dengan potensi perjumpaan satwa
tertinggi (e.g., jalur satwa, sumber air, dan lain-
lain)
• Camera trap dipasang pada batang pohon
dengan ketinggian 30-70 cm. dengan tujuan
agar dapat menangkap gambar satwa yang
melintas (i.e., diasumsikan tinggi satwa
berkisar antara angka tersebut sehingga dapat
memicu sensor camera trap). Sementara itu,
CCTV dapat dipasang sesuai kebutuhan dengan
pertimbangan arah dan luas area yang akan
terekam;
• Aturlah perangkat tersebut sesuai kondisi yang
dibutuhkan. Camera trap dapat diatur untuk
mengambil gambar (i.e., 1-3 foto untuk sekali
pengambilan gambar) ataupun video dengan
interval dan durasi yang telah ditentukan.
Sementara itu, CCTV dapat diatur untuk dapat
merekam video secara kontinyu. (TEAM
Network, et al., 2014 dalam Putri, et al., 2017)
• Tentukan waktu awal pemasangan, periode
sampling yang ditentukan adalah 24 jam
• Setiap foto diidentifikasi jenis spesies dan
individunya
• Jika foto tidak jelas, maka foto tersebut diberi
keterangan unidentified picture
2 Populasi
a. Strip Census Mamalia dan Strip census adalah metode untuk mengestimasi • Tallysheet
Burung jumlah populasi satwa liar di suatu area dengan • Alat tulis
6
menghitung individu-individu sepanjang jalur • Binokuler
lintasan yang telah ditentukan. Pada kuliah • GPS
lapangan kali ini, pengamatan difokuskan pada
taksa burung (tidak perlu diideterminasi) dan
mamalia, seperti rusa, monyet ekor panjang,
lutung, dan lain-lain.
Metode Kerja:
• Peserta dibagi ke dalam 8 kelompok kecil
dimana tiap kelompok akan melakukan
pengamatan di track yang berbeda
menggunakan belt-transect dengan panjang
100 meter dan lebar 30 meter (i.e., 15 meter
di tiap sisi). Panjang transek dapat
disesuaikan dengan kondisi di lapangan;
• Catat koordinat titik awal dan akhir dengan
menggunakan GPS;
• Catatlah jenis hewan beserta jumlahnya
melalui perjumpaan langsung. Apabila
memungkinkan catat pula lokasi
perjumpaannya; dan
• Tentukan kelimpahan dan kerapatan masing-
masing jenis hewan yang dijumpai.
b. Faecal Mamalia Faecal Accumulation Rate (FAR) adalah metode • Pasak (12
Accumulation (rusa) tidak langsung yang digunakan untuk buah)
Rate (FAR) memperkirakan kepadatan populasi satwa dari • Infraboard
kotoran di tanah/feses satwa yang ditemukan di (ukuran A6)
tanah. Metode FAR didasarkan pada prinsip bahwa • Spidol
laju buang air besar satwa adalah konstan dalam permanen
suatu spesies. Pada kuliah lapangan kali ini, • Latex gloves
pengamatan difokuskan pada taksa mamalia, yaitu • Tallysheet
rusa. Rusa memproduksi kotoran sebagai butiran-
butiran pellet yang dideposit secara periodic
menjadi pellet group, baik berupa tumpukan atau
garis (jika mereka sambil bergerak). Pellet group
adalah kumpulan dari enam atau lebih pellet yang
diproduksi pada saat
yang sama.
Metode Kerja:
• Peserta dibagi ke dalam 8 kelompok kecil
dimana tiap kelompok akan melakukan
pengamatan di track yang berbeda;
• Buatlah transek dengan panjang 100 meter.
Panjang transek dapat disesuaikan dengan
kondisi di lapangan;
• Catat koordinat titik awal dan akhir dengan
menggunakan GPS;
• Pengamatan dilakukan di tiap 5 meter dengan
radius sekitar 1 meter;
• Catatlah jumlah pellet group di dalam area
pengamatan. Kotoran dihitung sebagai satuan
kelompok jika lebih dari 50% bagian kotoran
tersebut berada di dalam area pengamatan;
7
• Catat dan deskripsikan rona lingkungan
pengamatan, seperti tipe ekosistem,
persentase penutupan tajuk; dan lainnya; dan
• Lakukan perhitungan kepadatan populasi rusa
dengan persamaan sebagai berikut:
𝑛1−𝑠
𝐼𝑃 =
𝑆
Keterangan:
IP: Indeks populasi
𝑛1−𝑠 : Jumlah keseluruhan kelompok kotoran
dari tiap plot
S: Jumlah keseluruhan plot
(Jessop, Imansyah, Purwandana, Ariefiandy, &
Rudiharto, 2007)
Tugas:
Cari dan cermatilah bentuk fisik dari kotoran rusa
(Cervus timorensis) di internet!
c. Distance Mamalia & Distance sampling adalah salah satu metode yang • Pasak (2)
Sampling burung digunakan untuk mengetahui ukuran populasi • Roll meter
suatu agen biologi. Pertama, hitung dan • GPS
gambarkan luas area penelitian, kemudian pilih Essential
satu garis transek yang melintasi area tersebut • Tallysheet
dipilih secara acak. Pengamat kemudian berjalan • Alat tulis
di transek. Jarak pengamat ke objek yang terlihat
kemudian diukur untuk mengestimasi ukuran
suatu populasi. Khusus untuk taksa burung, tidak
perlu dideterminasi.
Metode kerja:
• Peserta dibagi ke dalam 8 kelompok kecil
dimana tiap kelompok akan melakukan
pengamatan di track yang berbeda;
• Buat garis transek di dalam wilayah tersebut
sepanjang 100 m, tembak dengan GPS dan
tandai dengan pasak. Panjang transek dapat
disesuaikan dengan kondisi di lapangan
• Pengamat berjalan di jalur transek yang telah
dibuat dengan kecepatan konstan (<3 km/jam)
• Amati di sepanjang transek jika terlihat satwa
di sepanjang, atau di kanan dan kiri transek.
Lakukan pengamatan secara tenang dan tidak
gaduh
• Ukurlah jarak tegak lurus antara lokasi satwa
dengan transek. Jika satwa tepat di garis
transek, maka dihitung 0 meter. Sementara itu,
apabila satwa dijumpai di atas pohon, maka
ukurlah jarak tegak lurusnya tepat di bawah
titik satwa tersebut;
8
• Tulis di tallysheet
• Lakukan analisis data:
o Estimasi populasi dihitung menggunakan
persamaan Hayne berikut:
𝑛 1 1
𝐷ℎ = [ ∑ ]
2𝐿 𝑛 𝑟𝑖
Keterangan:
𝐷ℎ : Estimasi kepadatan populasi
n: Jumlah satwa terlihat
L: Total jarak transek
𝑟𝑖 : Jarak satwa ke-i dari transek
o Perhitungan kepadatan populasi
berdasarkan persamaan tersebut dapat
dilakukan melalui software Distance yang
dapat diunduh secara gratis pada alamat
http://www.ruwpa.st-
and.ac.uk/distance/.
(Jessop, Imansyah, Purwandana, Ariefiandy, &
Rudiharto, 2007)
(Richardson, 2007)
d. Capture Mark Serangga dan Metode ini digunakan untuk mengestimasi • Sweeping
Recapture mamalia populasi suatu satwa yang cenderung selalu net
(CMR) bergerak ataupun bersembunyi. Asumsi yang • Tip-x kuas
digunakan pada metode ini antara lain adalah • Stopwatch
satwa yang diamati menunjukkan populasi yang • Kamera
tertutup. Populasi tertutup adalah populasi yang • Tallysheet
ukurannya tidak berubah (tidak ada kelahiran, • Alat tulis
kematian, imigrasi atau emograsi) selama periode
penelitian, sedangkan populasi terbuka adalah
populasi yang ukurannya berubah selama periode
penelitian. Pada kuliah lapangan kali ini,
pengamatan difokuskan pada taksa mamalia, yaitu
rusa dan serangga, yaitu belalang.
Metode Kerja:
• Peserta dibagi ke dalam 8 kelompok kecil
dimana tiap kelompok akan melakukan
pengamatan di area yang berbeda;
• Buatlah plot dengan panjang 100 meter dan
lebar 30 meter;
• Lakukan pencuplikan dalam periode 30 menit.
Pada jangkrik, pencuplikan dilakukan dengan
menggunakan sweeping net. Sementara itu,
pencuplikan pada rusa hanya dilakukan
melalui pencatatan individu yang telah
terlebih dahulu dikenali melalui ciri
khususnya;
• Catat jumlah satwa yang tertangkap dan
kemudian ditandai. Pada jangkrik, satwa
ditandai dengan menambahkan penanda
pada bagian dorsal thoraxnya (i.e., gunakan
tip-x kuas secukupnya). Pada rusa, catat ciri-
ciri khusus tiap individunya;
9
• Setelah 20 menit, lakukan kembali
pencuplikan untuk periode kedua;
• Catat satwa yang tercuplik secara terpisah
antara individu baru dan individu yang sudah
pernah tertangkap di periode sebelumnya;
• Lakukan analisis data dengan rumus:
𝐶
𝑁=𝑀 ×
𝑅
Keterangan:
N: Estimasi jumlah populasi satwa
M: Jumlah individu yang ditandai pada
penangkapan pertama
C: Jumlah individu yang ditangkap pada
penangkapan kedua
R: Jumlah individu yang ditandai pada
penangkapan kedua
(Ecology Lab University of Miami, 2002)
(Kingsolver)
3 Pengamatan
Perilaku
a. Focal Animal - Mamalia Focal animal sampling merupakan suatu teknik • Kamera
Instantaneous dalam mengambil sampel dengan pengamatan • Tallysheet
Sampling secara langsung untuk mengamati semua • Binokuler
penampakan aksi spesifik dari satu individu • Alat tulis
tertentu berdasarkan waktu periode pengamatan • Stopwatch
yang telah ditentukan. Metode ini ditujukan untuk • GPS
dapat melihat perilaku dari satu individu satwa.
Luaran dari metode ini adalah frekuensi dan durasi
dari perilaku yang ditujukan suatu individu.
Pencuplikan data diambil secara terus menerus
dengan melibatkan pengukuran frekuensi
perilaku, durasi, latensi dan waktu awal dan
berakhirnya suatu perilaku. Pencuplikan data bisa
menjadi bias jika individu yang sedang diamati
tiba-tiba hilang dari pandangan pengamat.
Langkah-langkah:
• Tentukan individu satwa yang akan diamati
(e.g., individu jantan, betina, maupun anakan);
• Catat dan dokumentasikan ciri khusus dari tiap
individunya sebagai pengenal;
• Ikuti individu tersebut secara kontinyu,
usahakan jangan sampai individu tersebut
hilang dari pandangan
• Catat perilaku yang muncul tiap periode (i.e.,
durasi 5 menit dan interval 5 menit) selama 60
menit (i.e., 6 periode pengamatan)
• Catat koordinat GPS setiap 30 menit, ambil
gambar perilaku hewan setiap 15 menit
• Bagi kategori perilaku hewan menjadi:
o Makan dan minum
o Bergerak
o Istirahat
o Sosial
10
o Membuang kotoran
o Lain-lain
• Jika individu tidak terlihat, tulis “n” di
tallysheet
• Lakukan pengamatan secara tertib dan tidak
gaduh, sehingga perilaku individu yang diamati
alami dan tidak terpancing kehadiran
pengamat
• Analisis perilaku tiap periodenya, baik frekuensi
maupun durasi (i.e., dalam bentuk proporsi tiap
periode pengamatan).
b. Scan Mamalia Metode scan sampling dilakukan pada objek • Kamera
Sampling kelompok hewan, bukan hanya satu individu. • Tallysheet
Metode ini ditujukan untuk dapat melihat variansi • Binokuler
perilaku dari satu populasi/ kelompok satwa. • Alat tulis
Luaran dari metode ini adalah komposisi perilaku • Stopwatch
kelompok (Behavior synchronization).
Metode Kerja:
• Tentukan perilaku yang akan dicatat
berdasarkan referensi yang ada (e.g., makan,
minum, istirahat, dan lain-lain). Apabila
terdapat perilaku lain di luar daftar tersebut
disaat pengamatan, maka dapat ditambahkan
pada lembar data;
• Catat dan dokumentasikan perilaku
menggunakan turus dengan interval
pencatatan 5 menit selama 60 menit (i.e., 12
titik pencatatan perilaku); dan
• Analisis komposisi perilaku yang muncul dari
kelompok satwa tersebut di tiap periode.
c. Ad Libitum Mamalia Metode ini ditujukan untuk dapat melakukan • Kamera
Sampling inventarisasi perilaku dari suatu populasi satwa. • Tallysheet
Luaran dari metode ini antara lain adalah daftar • Binokuler
perilaku, deskripsi perilaku, dan juga dokumentasi • Alat tulis
perilaku. Hasil dari pengamatan ini adalah
pembuatan ethogram.
Langkah-langkah:
• Tentukan satwa yang akan diamati (i.e.,
pengamatan dapat dilakukan pada individu atau
kelompok satwa); dan
• Amati dan catat perilaku yang muncul selama 60
menit. Dokumentasikan tiap unit perilakunya
(e.g., foto ataupun video).
• Gambarkan postur tubuh dari suatu aktivitas
diskrit dari hewan
• Deskripsikan dengan sangat rinci
• Buatlah daftar gambaran seluruh perilaku yang
teramati dan terdeskripsikan
11
B. M ANAJEMEN
12
JADWAL KEGIATAN
No. Waktu Kegiatan
Kamis, 29 November 2018
1. 00.00 – 00.30 Persiapan perjalanan
2. 00.30 – 07.30 Perjalanan
3. 07.30 – 08.00 Persiapan Pengamatan
4. 08.00 – 09.30 Cruising + Strip Census
5. 09.30 – 10.00 Istirahat
6. 10.00 – 10.15 Mobilisasi ke spot pengamatan
7. 10.15 – 11.15 Distance sampling
8. 11.15 – 12.00 Faecal count hutan
9. 12.00 – 12.15 Mobilisasi ke basecamp
10. 12.15 – 13.15 ISHOMA
11. 13.15 – 13.30 Mobilisasi ke spot pengamatan
12. 13.30 – 14.30 Pengamatan perilaku
13. 14.30 – 14.45 Mobilisasi ke spot pengamatan
14. 14.45 – 16.15 CMR hutan + padang rumput
15. 16.15 – 16.30 Mobilisasi ke basecamp
16. 16.30 – 18.30 ISHOMA
17. 18.30 – 20.00 Diskusi + Instalasi CT dan CCTV
18. 20.00 – 04.00 Istirahat
Jumat, 30 November 2018
19. 04.00 – 05.00 Persiapan pengamatan
20. 05.00 – 05.15 Mobilisasi ke spot pengamatan
21. 05.15 – 06.30 Pengamatan burung
22. 06.30 – 07.15 Faecal count padang rumput
23. 07.15 – 07.30 Mobilisasi ke basecamp
24. 07.30 – 08.00 Istirahat
25. 08.00 – 08.30 Mobilisasi ke spot pengamatan
26. 08.30 – 10.00 Diskusi pengelola
27. 10.00 – 10.15 Mobilisasi ke spot pengamatan
28. 10.15 – 11.45 Wawancara masyarakat
29. 11.45 – 13.00 ISHOMA
30. 13.00 – 13.30 Persiapan kepulangan
31. 13.30 – 20.30 Perjalanan pulang
13
DAFTAR LOGISTIK
L OGISTIK INDIVIDU
NO LOGISTIK KETERANGAN
1 Tas carrier Maksimal 45 liter
2 Daypack Usahakan bewarna gelap dan dilengkapi dan raincover
3 Sepatu lapangan Bukan sepatu olahraga/running shoes
4 Matras
5 Sleeping bag
6 Pakian bewarna gelap Dipakai pada hari pertama dan hari kedua (untuk ganti)
7 Pakaian ganti Untuk istirahat
8 Topi Optional
9 Botol minum refill (min. 15 l) Berisi air
10 Ponco/jas hujan/payung
11 Headlamp + battery cadangan
12 Obat-obatan pribadi
13 Insect repellant Optional
14 Papan dada
15 Alat tulis Wajib membawa pensil
16 Alat ibadah Optional
17 Alat mandi
18 TOR dan tallysheet Hardcopy
19 Jaket
20 Sandal Optional
21 Snack Secukupnya
L OGISTIK K ELOMPOK
11 Koran 1 eksemplar
12 Spidol permanen 1 buah
13 Stopwatch 1 buah Boleh menggunakan hp
14 Pasak bambu 14 buah 12 untuk FAR, 2 untuk distance sampling
15 Latex gloves 5 pasang
16 GPS Essential 2 software Minimal 2 software per kelompok
17 Tip-x kuas 1 Buah
14
DAFTAR KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK
Kelompok Besar
1 (1&2) 2 (3&4) 3 (5&6) 4 (7&8)
Sub Kelompok
1 3 5 7
Afriansyah D. Kevin Bardan Reksa Manggala Arvel Rafi Deriza
Rekhsa Angkasawan Hidayat Mawawi Bayu Prakoso M. Aldi Nurdiansyah
Jehuda Christ Wahyu Rafi Ndari Ardianto Gede Darma Putra Sony Saefulloh
Dinda Safira Fauziah Annissa Balqisani Kurnia Selly Surya Siti Rahmah Husnul K.
Annisa Marwah Z. Syntia Ayu Kartika Zahra Humanira Silvia Ferdayanti Laoli
Olga Fatriana Fitri Nurul Kamila Nabil Rafifin Sukainah
2 4 6 8
Fakhri Akmalluddin Damario Abdalla Diva Muhammad A. Alvianto Roeseno
Fahmi Akbari Mureen Dengganni S. Arief Awaluddin R. Fauzan Fadhil Mufid
Nur Akmar Fauzan Diva Citra Ambarita Albi Arjani Eric Liduan
Saniyah Yusrachmasari Hasan Nashrullah Agustina Kristin H. Anggun Nurul Fatimah
Shinta Palupi Nadya Fauziyah Faras Ghaziya Susi Handayani
Agnes Rumenta S.S. Hafi Auliya Nurhayati
: Ketua kelompok
15
DAFTAR PUSTAKA
Ecology Lab University of Miami. (2002). Butterfly Population Size Estimation. Retrieved November
7, 2018, from
http://www.bio.miami.edu/ecosummer/eco2002/groups/work/caterpillar/eco2002_cate
rpillar_lab.htm
Jessop, T. S., Imansyah, M. J., Purwandana, D., Ariefiandy, A., & Rudiharto, H. (2007). Panduan Teknis
Pemantauan Ekologi dan Hidupan Liar di Taman Nasional Komodo, Indonesia.
Kingsolver, D. R. (n.d.). Estimating Population Size: Mark-Recapture. Retrieved from
http://www.cee.org/tep-lab-bench/pdf/PopulationSize.Worksheet.pdf
Putri, R. A., Mustari, A. H., & Ardiantiono. (2017). Keanekaragaman Jenis Felidae Menggunakan
Camera Trap di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam, XIV(1), 21-34.
Richardson, A. (2007). An Active Tutorial on Distance Sampling. Journal of Statistics Education, XV(1),
2-13.
Saskatchewan. (2013). Sustainable Agriculture & Animal Tracking. Canada: Agriculture Council of
Saskatcewan Inc.
Sjarmidi, A. (2017). Kuliah Lapangan Pengelolaan Satwa Liar (PSL) BW-4102 Cagar Alam/Taman
Wisata Alam Pananjung Pangandaran. Bandung: Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati,
Institut Teknologi Bandung.
The Deer Initiative. (2008). Surveys: Dung Counting. Retrieved November 7, 2018, from
http://www.thedeerinitiative.co.uk/uploads/guides/175.pdf
USGS Education. (2011, September 29). Save Animal Tracks as Plaster Casts. Retrieved November
7, 2018, from https://education.usgs.gov/kids/assets/tracks.pdf
16