HABITAT LAMUN
3. Bentuk jejak makan akan bervariasi dan sulit dibedakan dengan bekas
lain, seperti: bekas tambatan kapal, bekas baling kapal, jangkar kapal
dan aktivitas manusia.
4. Jejak makan yang secara intensif dibuat oleh satu atau lebih duyung
memiliki kepadatan yang sama dengan jejak makan oleh kelompok
besar, sehingga membuat kesimpulan mengenai kelimpahan relatif
jumlah individu duyung dengan menggunakan parameter jejak makan,
membutuhkan banyak asumsi yang perlu dibuat secara eksplisit.
1. Pencatatan posisi/koordinat.
2. Pendokumentasian (foto)
3. Pencatatan waktu dan kedalaman.
4. Dari data jenis lamun dapat diketahui jenis lamun apa yang dimakan
oleh duyung di padang lamun tersebut.
Metode Transek
Transek pada padang lamun bertujuan untuk mengetahui kondisi
padang lamun, yang meliputi banyak jenis, kerapatan dan statusnya.
Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut, kondisi padang lamun
dapat dimonitor secara berkala dan dievaluasi bila terdapat perubahan
kondisi pada padang lamun tersebut.
Metode transek yang digunakan adalah adaptasi dari metode Seagrass
Watch (McKenzie et al. 2003) dan Manual Monitoring Padang Lamun
COREMAP CTI (Rahmawati et al. 2014), agar data yang dikumpulkan dapat
dikomparasi secara global dan berkontribusi pada data nasional. Untuk
efisiensi waktu, sebaiknya metode ini dilaksanakan setelah diketahui
lokasi-lokasi padang lamun yang terdapat keberadaan duyung melalui
metode kuisioner atau wawancara dengan masyarakat setempat. Lebih
baik lagi bila metode transek ini dilakukan pada lokasi yang terdapat jejak
makan (feeding trail) duyung.
Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan ketika melakukan transek di
padang lamun (Gambar 17), yaitu :
1. Alat pelindung diri, seperti topi dan sepatu untuk menyelam.
2. Obat-obatan dan peralatan P3K.
3. Perahu.
4. GPS.
5. Water quality checker
6. Peralatan Snorkeling (masker, snorkle, fin).
1. Catat koordinat titik awal (meter ke-0) dan tandai dengan patok dan
pelampung tanda untuk memudahkan pencarian kembali di waktu
selanjutnya. Lakukan hal yang sama pada meter ke-100. Pada
pengamatan tambahan (di atas 100 m menuju tubir), koordinat setiap
titik pengamatan dicatat.
2. Tarik meteran dari meter ke-0 tegak lurus ke arah laut hingga 100 m
untuk membuat garis transek. Bila terlihat adanya jejak makan duyug,
usahakan garis transek melewati area tersebut untuk mengetahui jenis
lamun yang dimakan duyung.
3. Bila membawa alat pengukur kualitas air, maka pengukuran dapat
dilakukan di setiap kuadrat atau minimal satu kali pada setiap lokasi
pada pertengahan transek.
12. Pada monitoring selanjutnya, cari posisi titik nol tiap transek dan
lakukan kembali pemasangan transek dan pengamatan tiap kuadrat.
TERIMA KASIH