Anda di halaman 1dari 3

Dinda Hasanur Fitri

230210180062

BAG I

1. B
2. B
3. B
4. D
5. C
6. A
7. B
8. B
9. E
10. D

BAG II

1. A
2. A
3. A
4. A
5. A
6. C
7. A
8. D
9. C
10. B

BAG III

1. B
2. S
3. B
4. B
5. S
6. B
7. B
8. S
9. S
10. S

BAG IV

1. -Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk konsumsi.
Biasanya kelompok ikan-ikan target menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan
dan sarang/daerah asuhan. Ikan-ikan target diwakili oleh famili Serranidae (ikan kerapu),
Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae (ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae
(ikan ekor kuning), Siganidae (ikan baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan
kakak tua) dan Acanthuridae (ikan pakol);
-Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan
menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut. Ikan-ikan indikator diwakili oleh
famili Chaetodontidae (ikan kepe-kepe);
-Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5 sampai 25 cm, dengan
karakteristik pewarnaan yang beragam sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ikan-
ikan major umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya,
serta cenderung bersifat teritorial. Kelompok ikan-ikan major sepanjang hidupnya berada di
terumbu karang, diwakili oleh famili Pomacentridae (ikan betok laut), Apogonidae (ikan
serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenniidae (ikan peniru).
2. Teknik pelaksanaan di lapangan untuk pemantauan atau monitoring kondisi padang lamun di
suatu lokasi :
-Metode yang digunakan adalah transek kuadrat (tegak lurus garis pantai). Metode transek
kuadrat terdiri dari transek dan frame berbentuk kuadrat. Transek adalah garis lurus yang
ditarik di atas padang lamun, sedangkan kuadrat adalah frame/ bingkai berbentuk segi empat
sama sisi yang diletakan pada garis tersebut.
-Parameter yang diukur atau diamati adalah persentase penutupan lamun, komposisi jenis
lamun dan dominansinya, kerapatan, dan jenis substrat.
-Alat dan bahan: Peralatan pribadi (baju selam, sarung tangan berbahan katun, sepatu coral,
dan alat selam dasar), GPS, Roll meter, Kuadrat berukuran 50 x 50 cm 2, terbuat dari paralon/
PVC (½ inch). Kemudian, kuadrat PVC dibagi menjadi 4 kotak kecil, Lembar kerja lapangan
dari kertas tahan air (bahan newtop) dan papan tulis tahan air beserta pensil yang diikatkan ke
papan, patok besi, pelampung kecil, tali rafia, dan Bak hitam dan pelampung bundar untuk
wadah peralatan penelitian di lapangan.
-Teknis Penentuan transek dan pengambilan data: Pengambilan data dilakukan pada tiga
transek dengan panjang masing-masing 100 m dan jarak antara satu transek dengan yang lain
adalah 50 m sehingga total luasannya 100 x 100 m2. Frame kuadrat diletakkan di sisi kanan
transek dengan jarak antara kuadrat satu dengan yang lainnya adalah 10 m sehingga total
kuadrat pada setiap transek adalah 11. Titik awal transek diletakkan pada jarak 5 – 10 m dari
kali pertama lamun dijumpai (dari arah pantai).

3. perbandingan metode transek Point Intercep Transect (PIT) dengan Line Intercept Transect
(LIT).

-Metode PIT, merupakan salah satu metode yang dikembangkan untuk memantau kondisi
karang hidup dan biota pendukung lainnya di suatu lokasi terumbu karang dengan cara yang
mudah dan dalam waktu yang cepat.

-Metode LIT merupakan metode yang digunakan untuk menentukan komunitas bentik sesil


di terumbu karang berdasarkan bentuk pertumbuhan dalam satuan persen, dan mencatat
jumlah biota bentik yang ada sepanjang garis transek.

- Metode Line Intercept Transect (LIT) adalah pengamatan yang dilakukan pada 3 sisi
dengan setiap sisi terbagi dalam 3 zona yaitu zona reef Crest yaitu pada kedalam 3m, reef
slope pada kedalaman 12m, dan reef base pada kedalaman 28m.

-Metode PIT lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan metode LIT

-Metode PIT lebih membutuhkan pengamat yang banyak dibandingkan metode LIT

-Data yang di dapat dari metode PIT lebih pasti dibandingkan dengan metode LIT.

Anda mungkin juga menyukai