Anda di halaman 1dari 9

ALAT TANGKAP LONG LINE

Disusun oleh Kelompok 4 :

Nandha Eka Putri Lestari (B0A017040)

Nur Laeli (B0A017050)

Kiki Setiadi (B0A017059)

Ayu Aristanti (B0A017068)

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH TEKNIK PENANGKAPAN IKAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN
PURWOKERTO
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perikanan sebagai suatu usaha atau mata pencaharian,dimulai salah
satunya dengan melakukan penangkpan ikan.Kegiatan penangkapan ikan
merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah hasil
tangkapan, yaitu berbagai jenis ikan untuk memenuhi permintaan sebagai
sumber makanan dengan menggunakan berbagai jenis alat tangkap.  Adanya
permintaan menyebabkan terjadi siklus ekonomi dimana akan terjadi
keuntungan dan kerugian, sehingga aktivitas penangkapan akan dilakukan
dengan meningkatkan produksi ikan untuk meraih keuntungan yang sebesar-
sebesarnya oleh pelaku usaha penangkapan ikan.
Perikanan merupakan salah satu sumber utama pangan bagi para nelayan.
Ketergantungan nelayan akan sumberdaya ikan mengakibatkan
kecenderungan nelayan untuk melakukan perubahan strategi penangkapan
ikan dalam menghadapi setiap perubahan yang berpengaruh terhadap nilai
produksi hasil tangkapan nya. Oleh sebab itu para nelayan melakukan
berbagai cara untuk mendapatkan ikan yang banyak salah satunya
menggunakan alat tangkap yang dilarang dan tidak ramah lingkungan.
Penggunaan alat tangkap ikan dalam pencapaian produksi yang baik juga
harus benar-benar memperhatikan keseimbangan lingkungan dan
meminimalkan dampak negatif bagi kehidupan biota perairan (Silaban et
al,2017).

Alat tangkap dan teknik  penangkapan ikan yang digunakan nelayan


Indonesia umunya masih bersifat tradisional. namun menurut Ayodhoa
(1981)  pendapat tersebut tidak semuanya benar. Jika ditinjau dari teknik
penangkapan ikan diIndonesia terlihat telah banyak pemamfaatan tingkah laku
ikan untuk tujuan penangkapan ikan. Selain itu nelayan juga mengetahui ada
nya sifat-sifat ikan yang berukuran besar memangsa ikan kecil ditempat
penangkapan ikan maka ikan besar akan mendatangi tempat tersebut. Hal
tersebut membuktikan perkembangan peradaban manusia dan dapat
mendorong manusia  untuk semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pada makalah ini akan dijelas salah satu alat tangkap yang ramah
lingkungan yaitu long line.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari Long Line?
2. Apa saja bagian-bagian dari Long Line?
3. Apa saja jenis-jenis dari Long Line?
4. Apa saja hasil tangkapan dari Long line?
5. Bagaimana teknik operasi penangkapan dengan menggunakan Long Line?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari alat tangkap Long Line
2. Mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap long line
3. Menegetahui jenis ikan yang dapat ditangkap dengan menggunakan Long
Line

D. Manfaat
1. Memberikan pengetahuan tentang pengertian dari Long Line
2. Memahami bagaimana cara atau teknik operasi penangkapan Long Line
3. Mengetahui ikan – ikan yang tertangkap dengan Long Line
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Long Line
Rawai disebut juga dengan longline yang secara harfiah dapat diartikan
tali panjang. Hal ini karena alat penangkapan tersebut konstruksinya
berbentuk rangkaian tali-temali yang disambung-sambung sehingga
merupakan tali yang panjang dengan beratus-ratus tali. Oleh karena itu rawai
dapat diartikan sebagai salah satu alat penangkapan ikan yang terdiri atas
rangkaian tali-temali yang bercabang-cabang dan pada tiap-tiap ujung
cabangnya diikatkan sebuah pancing Sadhori (1984).

Secara teknis operasional rawai termasuk jenis perangkap, karena dalam


operasionalnya tiap-tiap pancing diberi umpan yang tujuannya untuk
menangkap ikan agar ikan-ikan mau memakan umpan tersebut sehingga
terkait oleh pancing. Berdasarkan susunan mata pancing pada tali utamanya,
rawai dapat dibedakan menjadi tiga (Sadhori, 1985) yaitu:
1) Rawai tegak (vertical longline);
2) Rawai mendatar (horizontal longline); dan
3) Pancing landing.
B. Bagian – bagian Long Line
a) Pelampung bola
Pelampung bola biasanya terpasang pada ujung basket dari alat angkap.
Pelampung bola ini terbuat dari bahan sintetik dengan dimeter 35 cm dan
ada yang lebih besar. Untuk long line dengan jumlah basket 70 maka
jumlah pelampung bola yang digunakan adalah 68 buah, pada ujungnya
terdapat pipa setinggi 25 cm dan stiker scotlight yang sangat berguna bila
alat tersebut terputus maka mudah menemukannya. Untuk melindungi
pelampung-pelampung tersebut dari benturan yang dapat menyebabkan
pecahnya pelampung tersebut, maka pelampung tersebut dibalut dengan
anyaman tali polyetylene dengan diameter 5mm. Pelampung bola ini dapat
dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
 Pelampung bendera: pelampung bendera merupakan pelampung yang
pertama kali diturunkan pada waktu setting dilakukan. Biasanya diberi
tiang (dari bambu atau bahan lain) yang panjangnya bervariasi sekitar
7 m dan diberi pelampung. Supaya tiang ini berdiri tegak maka diberi
pemberat.
 Pelampung lampu : pelampung ini biasanya menggunakan balon 5
watt yang sumber listriknya berasal dari baterai yang terletak pada
bagian ujung atas pipa atau bagian bawah ruang yang kedap air.
Pelampung ini dipasang pada setiap 15 basket yang diperkirakan
hauling pada malam hari. Fungsinya adalah untuk penerangan pada
malam hari dan memudahkan pencarian basket bila putus.
 Pelampung radio bouy : sebuah radio bouy dilengkapi dengan
transmiter yang mempunyai frekuensi tertentu.daerah tranmisinya bisa
mencapai 30 mil. Jika dalam pengoperasian long line menggunakan
radio bouy, maka kapal harus dilengkapi dengan radio direction finder
(RDF). Peralatan ini berfungsi untuk menunjukan arah lokasi radio
bouy dengan tepat pada waktu basket putus.
b) Tali pelampung
Tali pelampung berfungsi untuk mengatur kedalaman dari alat penangkap
sesuai dengan yang dikehendaki. Tali pelampung ini biasanya terbuat dari
bahan kuralon.
c) Tali utama (main line)
Tali utama atau main line adalah bagian dari potongan-potongan tali yang
dihubungkan antara satu dengan yang lain sehingga membentuk rangkaian
tali yang sangat panjang. Tali utama harus cukup kuat karena menanggung
beban dari tali cabang dan tarikan ikan yang terkait pada mata pancing.
Pada kedua ujung main line dibuat simpul mata. Main line biasanya
terbuat dari bahan kuralon yang diameternya 0,25 inci atau lebih. Panjang
main line tergantung dari panjang dan jumlah branch line, karena setiap
penemuan kedua ujung main line merupakan tempat pemasangan branch
line.
d) Tali cabang (branch line)
Bahan dari tali cabang biasanya sama dengan tali utama, perbedaanya
hanya pada ukuran saja,dimana ukuran tali cabang lebih kecil dari tali
utama. Satu set tali cabang ini terdiri dari tali pangkal, tali cabang utama,
wire leader yang berfungsi agar dapat menahan gesekan pada saat ikan
terkait pada pancing, dan pancing yang terbuat dari bahan baja.
C. Jenis – Jenis Long Line
1. Berdasarkan cara pengoperasian
 Rawai tetap/bottom long line adalah alat tangkap rawai yang
dipasang didasar perairan serta tetap dalam jangka waktu tertentu,
dan biasanya digunakan untuk menangkap ikan-ikan demersal.
 Rawai hanyut/dript long line adalah alat tangkap rawai yang
mengikuti arah arus air, dan biasanya untuk menangkap ikan-ikan
pelagis
2. Berdasarkan letak pengoperasiaran di perairan
 Longline permukaan (surface longline)
 Longline pertengahan (midwater longline)
 Longline dasar (bottom longline)
3. Berdasarkan kontruksi alat tangkap
 Longline tegak (vertical longline)
 Longline mandatar (horizontal longline)
4. Berdasarkan jenis ikan yang ditangkap 
 Longline tuna, longline cucut, dsb.
D. Teknik Operasi Penangkapan
Setelah semua persiapan telah dilakukan dan telah tiba di fishing ground
yang telah ditentukan. Setting diawali dengan penurunan pelampung bendera
dan penebaran tali utama, selanjutnya dengan penebaran pancing yang telah
dipasangi umpan. Rata-rata waktu yang dipergunakan untuk melepas pancing
0,6 menit/pancing. Pelepasan pancing dilakukan menurut garis yang
menyerong atau tegak lurus terhadap arus. Waktu melepas pancing biasanya
waktu tengah malam, sehingga pancing telah terpasang waktu pagi saat ikan
sedang giat mencari mangsa. Akan tetapi, pengoperasian pada siang hari
dapat pula dilakukan.
Penarikan alat tangkap dilakukan setelah berada didalam air selama 3-6
jam. Penarikan dilakukan dengan menggunakan line hauler yang diatur
kecepatannya. Masing-masing anak buah kapal telah mengetahui tugasnya
sehingga alat penangkap dapat diatur dengan rapi. Lamanya penarikan alat
penangkap sangat ditentukan oleh banyaknya hasil tangkapan dan faktor
cuaca. Penarikan biasanya memakan waktu 3 menit/pancing. Selanjutnya
dilakukan penanganan hasil tangkapan dan persiapan operasi selanjutnya.
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat diambil kesimpulan yaitu:


1. Long Line adalah tali yang memanjang yang dimasukkan ke dalam laut terdiri
dari main line ( tali utama ) dan branchline ( tali cabang ) yang diikatkan pada
tali utama tersebut dan tali cabang adalah tali sebagai cabang dari tali utama
yang menjorok ke dalam laut dan di bawahnya digantungkan pancing -
pancing yang diberi umpan.
2. Teknik pengoperasian dari Long Line yaitu disetting awal dengan penurunan
pelampung bendera dan penebaran tali utama, selanjutnya dengan penebaran
pancing yang telah dipasangi umpan, kemudian dilakukan penarikan setelah
3-6 jam. Penarikan dilakukan dengan menggunakan line hauler yang diatur
kecepatannya.
3. Jenis ikan yang dipat ditangkap dengan Long Line yaitu jenis ikan cakalang,
ikan tuna, dan ikan tongkol.
DAFTAR PUSTAKA

Ayodhyoa, A.U. 1981. Metode Penangkapan Ikan (Fishing Methods). Bogor :


Yayasan Dewi Sri.
Martasuganda, S. 2008. Rawai (Longline). Bogor : FPIK Institut Pertanian Bogor.
Sadhori, N. 1985. Teknik Penangkapan Ikan. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai