Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN RESMI

METODE PENANGKAPAN IKAN

Oleh:
Syahwa Husnul Afifah
26030119130024
Kelompok 3

PRODI PERIKANAN TANGKAP


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan resmi praktikum Metode Penangkapan Ikan telah disetujui dan

disahkan pada

hari :

tinggal :

tempat :

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten Pendamping

Miftah Aufaridzi Luqmanul Sindi Nuraini Amalia


NIM. 26030117130047 NIM. 26030117130042

Menyetujui,
Koordinator Praktikum

Dr. Ir. Herry Boesono S. M.Pi


NIP. 19570504 198303 1 004

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... v

I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Tujuan ........................................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3


2.1. Gill Net...................................................................................... 3

III. PEMBAHASAN............................................................................... 7
3.1. Gill Net.................................................................................... 7
3.1.1. Konstruksi dan Desain Gill Net ...................................... 7
3.1.2. Metode Pengoperasian ................................................... 10
3.1.3. Daerah Penangkapan ...................................................... 11
3.1.4. Hasil Penangkapan ......................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14

LAMPIRAN ................................................................................................ 16

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Konstruksi Gill Net ................................................................... 7
Gambar 2. Desain Gill Net .......................................................................... 9

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Proses Pembuatan Konstruksi dan Desain Alat Tangkap
Gill Net .................................................................................... 17

v
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alat tangkap adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya

yang dipergunakan untuk menangkap ikan. Berbagai alat penangkap ikan dapat

digolongkan berdasarkan cara dan prinsip penangkapannya. Alat tangkap terbagi

menjadi beberapa jenis seperti jaring lingkar, jaring (net), dan jala. Bahannya

dapat terbuat dari bambu, serat benang, ijuk, rotan, maupun besi. Gillnet disebut

juga jaring insang karena alat tangkap ini dibuat dan dirancang secara khusus agar

ikan yang ditangkap terkena melalui insang ikan. Oleh karena itu, alat tangkap

gillnet ini sama dengan alat tangkap yang sifatnya menjerat ikan melalui

insang. Menurut Safitri dan Kristina (2018), alat tangkap gill net termasuk alat

penangkap ikan yang pasif, ramah lingkungan, selektif terhadap ikan target,

menghasilkan ikan berkualitas tinggi, dan by-catch rendah.

Prinsip metode penangkapan ikan didasarkan pada tingkah laku ikan (fish

behavior) dari ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Gill net adalah suatu jenis

alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang

dimana mata jaring dari bagian jaring utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring

ke arah panjang / horizontal (Mesh Length / ML) jauh lebih banyak dari pada

jumlah mata jaring ke arah vertikal atau ke arah dalam (Mesh Depth / MD). Pada

bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung (floats) dan dibagian

bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers), sehingga dengan

adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang dapat dipasang di

daerah penangkapan dalam keadaan tegak. Gill net sering diterjemahkan dengan

jaring insang, jaring rahang, jaring dan lain sebagainya.


1
2

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum Metode Penangkapan Ikan adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui klasifikasi alat tangkap Gill Net

2. Mengetahui cara operasi alat tangkap Gill Net

3. Mengetahui desain dan konstruksi alat tangkap Gill Net

4. Mengetahui jumlah dan komposisi hasil tangkapan alat tangkap Gill Net

5. Mengetahui daerah penangkapan alat tangkap Gill Net


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gill Net

Gill net merupakan alat tangkap yang populer digunakan karena dari

segiketerjangkauan ekonomi mudah diperoleh serta pengoperasiannya

puntidakrumit. Gill net merupakan jaring insang dengan tertangkapnya ikan

terjerat padabagian operculum pada mata jaring (gilled). Alat tangkap ini

termasuk kedalam alat tangkap pasif. Adanya peningkatan pengetahuan dan

informasi tentangtingkah laku ikan terhadap target tangkapan gill net. Hal ini akan

sangat membantu para nelayan agar dapat memfungsikan alat tangkap ini secara

efektif dan efisien sehingga hasil tangkapan pun dapat meningkat (Syahdan,2018).

Gill net merupakan salah satu alat tangkap yang banyak digunakan oleh

nelayan karena gill net adalah salah satu alat tangkap yang ramah lingkungan.

Klasifikasi gill net berdasarkan kedudukan di perairan dibagi menjadi 3 yaitu gill

net permukaan (Surface Gill Net), gill net pertengahan (Midwater Gill Net), gill

net dasar (Bottom Gill Net). Sedangkan menurut pengoperasiannya, gill net

diklasfifikasikan, yaitu Drift Gill Net, Encircling Gill Net atau Surrounding Gill

Net dan Set Gill Net. Hanging ratio horizontal pada gill net 8 umumnya 0,5, jika

lebih kecil dari 0,5 jaring cenderung akan menangkap berbagai spesies ikan yang

berbeda (Pertiwi et al., 2017).

Bentuk jaring gill net berupa lembaran jaring berbentuk empat persegi

panjang yang dilengkapi dengan pelampung pada tali ris atas dan pemberat pada

tali ris bawah. Jaring ini mempunyai mesh size 5 inchi atau 12,7 cm. Secara

umum bagian-bagian jaring sirang terdiri dari pelampung, tali pelampung, tali ris

3
4

atas, tali serampat, badan jaring, tali ris bawah, tali pemberat dan pemberat.

Konstruksi gill net, yaitu badan jaring (webbing) gill net yang dioperasikan

nelayan di perairan Kebumen mempunyai satu lembar jaring utama yang terbuat

menggunakan bahan jaring dari bahan PA monofilament dengan panjang 28 m,

lebar 4,31 m dan ukuran mata jaring (mesh size) 5". Pelampung menggunakan

bahan PVC dengan ukuran panjang 5,5 cm, diameter 3,6 cm sebanyak 23 buah,

dengan jarak pemasangan antar pelampung 1,1 m. Pemberat terdapat pada tali ris

bawah, terdapat 2 macam pemberat yang digunakan pada gill net, yaitu pemberat

batu dengan berat 800 gram berjumlah 4 buah, dan pemberat timah bertipe belinjo

dengan ukuran panjang 1,3 cm, diameter 1 cm, berat 50 gram, sebanyak 70 buah

dengan jarak pemasangan antar pemberat 60 cm (Prasetyo et al., 2015).

Pengoperasian Gillnet dilakukan oleh 3 orang sebagai ABK dan satu orang

sebagai nahkoda. Penentuan fishing ground didasarkan pada informasi yang

didapat nelayan melalui fish finder, atau dapat juga dengan melihat tanda tanda

alam sekitar, misalnya keberadaan burung, serta air laut yang berbuih dan

berwarna putih. Setelah sampai pada fishing ground ilakukan setting Gillnet.

Setting didahului dengan menurunkan pelampung besar pada ujung Gillnet dan

pemberat besar, kemudian secara bertahap dilakukan penurunan badan jaring

sembari kapal bergerak pelan agar badan jaring dapat ter rentang sempurna.

Gillnet harus dipastikan berdiri tegak dan terpasang melawan arus agar efektif

dalam menangkap ikan. Setelah terpasang sempurna, maka tahap selanjutnya

adalah proses immersing tau perendaman. Proses immersing dilakukan sekitar 30

menit lalu jaring kembali diangkat. Proses terakhir adalah hauling tau

pengangkatan jaring adalah proses paling berat dari rangkaian pengoperasian alat
5

tangkap Gillnet. Hal ini dikarenakan proses hauling masih dilakukan secaara

manual tanpa mesin bantu dan ditambah lagi arus perairan yang kuat. Pada proses

ini, tiga orang ABK akan berdiri berjajar, dua orang yang ada dipinggir bertugas

untuk menarik dan menahan jaring saat satu orang yang ada di tengah sedang

melepaskan ikan hasil tangkapan pada badan jaring. Setelah selesai melakukan

satu rangkaian kegiatan operasi penangkapan ikan, apabila hasil tangkapan

dianggap belum cukup banyak nelayan akan bergeser ke arah tengah tidak terlalu

jauh dari fishing ground pertama, hanya memakan waktu sekitar 10 menit dan

kembali melakukan setting. Proses ini biasanya dilakukan sebanyak 2 atau 3 kali

oleh nelayan (Ayu et al., 2016).

Daerah penangkapan ikan merupakan suatu perairan dimana ikan yang

menjadi sasaran penangkapan diharapkan dapat tertangkap secara maksimal,

tetapi masih dalambatas kelestarian sumberdayanya. Penentuan daerah

penangkapan ikandidasarkanpada ukuran perahu, besar mata jaring serta

kebiasaan nelayan dalam melakukan kegiatan penangkapan. Tingkah laku ikan

sangat diperluka juga dalam penentuan daerah penangkapan ikan agar ikan yang

didapat maksimal. Untuk jaring yang dioperasikan secara semi aktif atau secara

aktif, pemasangan jaring insang pada daerah penangkapan umumnya dilakukan

pada siang hari atau dengan cara mengaktifkan jaring supaya ikan tertangkap atau

dengan kata lain yaitu tidak menunggu supaya ikan memasuki pada bagian mata

jaring (Cristianawati et al., 2014).

Hasil tangkapan gill net antara lain berupa jenis ikan kembung, udang,

cumi-cumi, layur, rajungan dan remang. Ikan hasil tangkapan dari alat tangkap

gill net cenderung lebih selektif dibandingkan hasil tangkapan dari alat tangkap
6

aktif, diantaranya cantrang, dan arad. Harga jual ikan hasil tangkapan gill net juga

relatif lebih mahal dibandingkan hasil tangkapan arad dan cantrang. Kisaran harga

jual hasil tangkapan yaitu, Rajungan 75.000-100.000, cumi-cumi 30.000-35.0000,

udang 60.000-120.000, layur 25.000-40.000, kembung 8.000-10.000, remang

23.000-27.000 (Kurohman et al., 2018).


III. PEMBAHASAN

3.1. Gill Net

3.1.1. Konstruksi dan Desain Alat Tangkap Gill Net

Konstruksi merupakan usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk

membangun sarana, fasilitas dan kebutuhan yang nantinya dapat dimanfaatkan

dalam kehidupan. Kontruksi sangat berpengaruh pada sektor perikanan tangkap

karena begitu banyak sekali peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan operasi

penangkapan ikan di laut. Alat tangkap gill net merupakan salah satu alat tangkap

yang memiliki berbagai macam konstruksi. Konstruksi yang terdapat pada gill net

diantaranya yaitu, jaring utama atau badan jaring, tali ris atas, tali ris bawah, tali

pelampung, pelampung, pmberat, tali selambar, dan mata jaring. Konstruksi alat

tangkap gill net dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kontruksi gillnet


(Sumber : Praktikum Metode Penangkapan Ikan, 2020)
Keterangan :

1. Pelampung 4. Serampat Atas 7. Tali Ris Bawah

2. Tali Pelampung 5. Badan Jaring 8. Tali Pemberat

3. Tali Ris Atas 6. Serampat Bawah 9. Pemberat

7
8

Menurut Surahman dan Adi (2016), pada konstruksi umum, yang

disebutkan dengan gill net ialah jaring yang berbentuk persegi panjang yang

mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring

lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Karakteristik gill net

berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung yang terbuat

dari plastik, pemberat-pemberat yang terbuat dari timah, tali ris atas dan tali ris

bawah yang bahannya terbuatdari plastik. Besarnya mata jaring bervariasi

tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun ikan.

Kegiatan mendesain merupakan proses interaktif terutama pada tahap

awal, dimana dibutuhkan informasi mengenai kondisi lingkungan sebagai wilayah

operasionalnya. Persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat beroperasi sesuai

keinginan penggunanya (misalnya: masyarakat nelayan), hal ini bertujuan agar

alat tangkap yang akan direncanakan mendapatkan desain lengkap, dari sisi

ukuran dan displacemen yang dibutuhkan. Perencanaan dilakukan mulai dari

permintaan pemakai (persyaratan khusus), wilayah atau rute atau lokasi

operasional, bentuk dan ukuran yang diinginkan, susunan ruang, berat kosong,

persyaratan freeboard dan trim, stabilitas, kebutuhan power penggerak utama,

struktur, populasi, mesin bantu perlengkapan, biaya produksi dan operasional, jika

ditemukan permasalahn maka proses perencanaan pada tahap awal, hal ini

digambarkan pada Gambar 2.


9

Gambar 2. Desain gill net


(Sumber : Praktikum Metode Penangkapan Ikan, 2020)

Menurut Kholis et al., (2020) Gillnet yang digunakan oleh para nelayan

sungai memiliki ukuran mata jaring1,5 inci (3,81 cm) dan 2 inci (5,08 cm). Pada

umumnya gillnet digunakan untuk menangkap ikan Semah (T.Tambra) masih

sangat tradisional dengan teknologi yang minim, dan pengoperasian teknis tidak

menggunakan perahu apa saja. Konstruksi alat tangkap gillnet yang dioperasikan

di Sungai Lirik berbentuk persegi panjang dengan ukuran ML 7 m dan MD 1,98

m. Panjang tali pelampung, tali pemberat, tali ris atas, dan tali ris bawah adalah

9,52 m. Sebanyak 29 unit pelampung terbuat dari busa, sedangkan 37 unit


10

pelampung terbuat dari busa terbuat dari timah. Yang terlihat jelas, konstruksi dan

desain alat tangkap dapat dilihat pada Gambar 1. Model dan ukuran alat tangkap

berbeda di setiap daerah operasi penangkapan.

3.1.2. Metode Pengoperasian Gill Net

Metode pengoperasian alat tangkap gillnet ada umunya terdiri atas

beberapa tahap yang pertama persiapan alat, Sebelum operasi dimulai semua

peralatan dan perbekalan harus dipersiapkan dengan teliti. Jaring harus disusun di

atas kapal dengan memisahkan antara pemberat dan pelampung supaya mudah

menurunkannya dan tidak kusut. Penyusunan gillnet diatas kapal penangkapan

ikan disesuaikan dengan susunan peralatan di atas kapal atau tipe kapal yang

dipergunakan. Kedua yaitu waktu penangkapan, alat tangkap gill net umumnya

dilakukan pada waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan. Dalam satu

malam bila bulan gelap penuh operasi penangkapan atau penurunan alat dapat

dilakukan sampai dua kali karena dalam sekali penurunan alat, gill net didiamkan

terpasang dalam perairan sampai kira-kira selam 3-5 jam. Ketiga yaitu penurunan

alat, setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring dapat

diturunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan jangkar, pelampung tanda

ujung jaring atau lampu, kemudian tali slambar depan, lalu jaring, tali slambar

pada ujung akhir jaring atau tali selambar belakang, dan terakhir pelampung

tanda. Metode yang terakhir yaitu penaikkan alat, Setelah jaring dibiarkan di

dalam perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat diangkat (dinaikkan) ke atas kapal

untuk diambil ikannya. Bila hasil penangkapan baik, jaring dapat didiamkan

selama kira-kira 3 jam sedangkan bila hasil penangkapan sangat kurang jaring

dapat lebih lama didiamkan di dalam perairan yaitu sekitar 5 jam. Bila lebih lama
11

dari 5 jam akan mengakibatkan ikan-ikan yang tertangkap sudah mulai membusuk

atau kadang-kadang dimakan oleh ikan lain yang lebih besar. Urutan

pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari urutan penurunan alat

yaitu dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang, baru jaring, tali

selambar muka dan terakhir pelampung tanda.

Menurut Negari et al. (2015), waktu yang diperlukan setting adalah 3

sampai 4 menit, immersing dilakukan selama 100 menit, dan memerlukan waktu 4

sampai 4,5 menit untuk melakukan hauling. Cara pengoperasian gill net dilakukan

dengan pertama-tama kapal menuju daerah fishing ground. Setelah sampai di

daerah fishing ground kecepatan kapal dikurangi. Perendaman jaring atau

immersing, selanjutnya, melakukan proses penarikan jaring atau hauling. Gill net

sendiri banyak digunakan oleh nelayan, karena faktor kontruksinya yang mudah.

Metode pada gill net hanya terdiri dari 3 metode yaitu setting, immersing dan

hauling.

3.1.3. Daerah Penangkapan Gill Net

Gill Net ini dipasang atau dioperasikan di permukaan perairan serta di

bawah perairan. Pada salah satu ujung jaring ataupun pada kedua ujungnya

diikatkan tali jangkar, sehingga letak (posisi) jaring menjadi tetap oleh letak

jangkar. Beberapa piece digabungkan menjadi satu, dan jumlah piece harus

disesuaikan dengan keadaan fishing ground. Float line (tali pelampung, tali ris

atas) berada di permukaan air (surface). Dengan demikian, arah rentangan dengan

arah arus, angin dan sebagainya dapat terlihat. Syarat yang menjadi daerah

pengoperasian gill net adalah kondisi arus perairan tidak terlalu kuat. Kedua,

daerah penangkapannya bisa di daerah pantai maupun laut bebas. Ketiga, perairan
12

bukan merupakan daerah alur pelayaran. Keempat, daerah tersebut merupakan

tempat berkumpulnya posisi arah renang gerombolan ikan. Kelima, dalamnya

perairan lebih dalam dibandingkan kedalaman ukuran jaring. Terakhir gillnet

permukaan tidak dipasang di perairan yang terlalu dalam (20 – 30 m).

Menurut Hakim dan Nurhasanah (2017), pengoperasian alat tangkap

gillnet berada pada kedalaman 14 - 16 m dan kedalaman ini diduga bersesuaian

dengan swimming layer ikan demersal di perairan dangkal. Ikan pelagis

merupakan ikan yang bersifat suka bergerombol dengan wilayah swimming layer

bersesuaian dengan daerah pengoperasian alat tangkap gillnet. Organisme pelagis

hidup pada lapisan permukaan air sampai pertengahan dan hidup secara

bergerombol (schooling) pada daerah upwelling karena wilayah ini banyak

mengandung nutrisi yang menjadi sumber makanan

3.1.4. Hasil Penangkapan Gill Net

Hasil tangkapan gill net yaitu jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan

penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan demersal.

Jenis-jenis ikan seperti cucut, tuna, yang mempunyai tubuh sangat besar sehingga

tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang

mempunyai tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya sukar terjerat pada mata

jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled).

Jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis, misalnya herring, cod, halibut,

mackerel, yellow tail, sea bream, tongkol, cakalang, kwe, layar, selar, dan lain

sebagainya. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi tujuan penangkapan jaring ini.

Menurut Mardhan et al. (2019), hasil tangkapan yang ditemukan selama

penelitian menunjukkan bahwa sumberdaya ikan di perairan Purirano beragam.


13

Hal ini karena komposisi jenis hasil tangkapan yang diperoleh tidak teratas hanya

ada ikan yaitu sebanyak 18 jenis, namun juga terdapat gastropoda 4 jenis, dan

krustacea 7 jenis. Komposisi jenis hasil tangkapan tertinggi ditemukan famili

Portunidae (23,08%) saat bulan Juli, sementara komposisi hasil tangkapan

terendah terdapat pada bulan Agustus oleh famili Bothidae, Cirrhitidae,

Platycephalidae, Dasyatidae, Gerreidae, Lutjanidae, Sleidae, Volutidae,

Strombidae, Calappidae, dan Matutidae (6,67%). Hal tersebut, disebabkan karena

perairan Purirano yang relatif landai yang sebagian besar perairan ini ditumbuhi

vegetasi lamun yang merupakan habitat bagi kehidupan rajungan.


DAFTAR PUSTAKA

Ayu, P., D Wijayanto dan F Kurohman. 2016. Analisis Kelayakan Finansial


Usaha Perikanan Tangkap Gillnet Di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Sadeng, Kabupaten Gunungkidul. Journal of Fisheries Resources
Utilization Management and Technolog, 6 (4) : 301-309.

Cristianawati. O., Pramonowibowo, Dan A. Hartoko. 2013. Analisa Spasial


Daerah Penangkapan Ikan Dengan Alat Tangkap Jaring Insang (GillNet)
Di Perairan Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Journal Of Fisheries
Resources Utilization Management And Technology, 2 (2): 1– 10.

Kholis, M N., S Martasuganda, M Y Amrullah dan Jaliadi. 2020. Estimation of


gillnet selectivity for Tor tambra captured in Lirik River, Merangin
Regency, Jambi Province. Tomini Journal of Aquatic Science, 1(1) : 29–
36.

Kurohman, F., D Wijayanto, Sardiyatmo dan I Setyanto. 2018. Karakteristik


Perikanan Gill Net di Kabupaten Pati. Jurnal Perikanan Tangkap, 2(3) : 8-
13.

Hakim, L dan Nurhasanah.2017. Analisis Produktivitas Dominansi dan Diversitas


Hasil Tangkapan Gillnet (Studi Kasus di Pelabuhan Perikanan Pantai
Tegalsari). Jurnal SENARI, 3 (2): 732-739.

Mardhan, N. M., L. Sara dan Asriyana. 2019. Analisis Hasil Tangkapan Rajungan
(Portunus Pelagicus) Sebagai Target Utama dan Komposisi By-Catch Alat
Tangkap Gillnet di Perairan Pantai Purirano, Sulawesi Tenggara. Jurnal
Biologi Tropis, 19 (2) : 2015-2013.

Negari, C. A. S., Triarso, I., dan Kurohman, F. 2017. Analisis Spasial Daerah
Penangkapan Ikan Dengan Alat Tangkap Gill Net Di Perairan Pasir,
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Jurnal Perikanan Tangkap: Indonesian
Journal of Capture Fisheries., 1(03): 1-7.

Pertiwi, M. F., S. Sardiyatmo dan F. Kurohman. 2017. Analisis Pengaruh


Perbedaan Hanging Ratio Dan Lama Perendaman Jaring Insang (Gill Net)
Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Cendro (Tylosurus Melenotes Blk) Di
Kepulauan Seribu Dki Jakarta. Journal Of Fisheries Resources Utilization
Management And Technology, 6(4) : 195-204.

Prasetyo, W., A Rosyid dan D. A. N Dewi. 2015. Perbedaan Hasil Tangkapan


Dan Tingkat Keuntungan Nelayan Trammel Net Dan Nelayan Gill Net Di
Perairan Pantai Pasir, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Journal of
Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 4 (4) : 116
– 124.

14
15

Safitri, I dan K, Adelita. 2018.Perikanan Tangkap Gillnet di Pelabuhan


PerikananNusantara (PPN) Pemangkat Kalimantan Barat. Jurnal Laut
Khatulistiwa, 1(1): 19-24.

Surahman, A dan A, Kuswoyo. 2016. Aspek Penangkapan Jaring Kembung di


Tanjung Balai Asahan, Selat Malaka. Jurnal Buletin Teknik Litkayasa,
14(2) : 73-76.

Syahdan, M. 2018. Kajian Tingkah Laku Ikan Terhadap Alat Tangkap Gill Net
Jurnal Harpodon Borneo, 3(1): 85-92.
L A M P I R A N
17

Lampiran 1. Proses Pembuatan Konstruksi dan Desain Alat Tangkap GillNet

Pengerjaan Konstruksi Alat Tangkap GillNet

Pengerjaan Konstruksi Alat Tangkap GillNet

Pengerjaan Konstruksi Alat Tangkap GillNet


18

Lanjutan Lampiran 1. Proses Pembuatan Konstruksi dan Desain Alat

Tangkap GillNet

Pengerjaan Desain Alat Tangkap GillNet

Pengerjaan Desain Alat Tangkap GillNet

Pengerjaan Desain Alat Tangkap GillNet

Anda mungkin juga menyukai