Anda di halaman 1dari 13

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini perairan tawar diindonesia seperti sungai dan danau tidak hanya
dijadikan sebagai sumber kebutuhan air bersih saja, namun sekarang perairan
mulai dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya baik itu perairan tawar, payau
maupun asin. Kegiatan budidaya yang dilakukan oleh para pembudidaya tidak
semerta- merta langsung mengadakan pembangunan keramba dilokasi peraiaran
yang ia kehendaki tetapi para pembudidaya akan melaksanakan uji kualitas suatu
perairan (Maniagasi dkk, 2013).
Suatu perairan baik dari segi fisik maupun kimiawinya dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang berasal dari internal maupun eksternal (Maniagasi dkk,
2013). Faktor internal datang dari keadaan alam yang meliputi suhu, arus,
gelombang, dan lain lain ataupun keberadaan mikroorganisme didalamnya seperti
phytoplankton yang berperan sebagai produsen primer , sedangkan faktor
eksternal bisa datang dari perlakuan atau tindakan manusia (Yuliana, 2008).
Dalam kegiatan budidaya perlu adanya kegiatan monitoring secara rutin atau
berskala mengenai kualitas air budidaya, yang meliputi parameter fisik dan
kimiawinya seperti suhu, salinitas, pH, kadar oksigen terlarut, turbiditas dan lain
sebagainya (Maniagasi dkk, 2013).
Pengujian kualitas air dapat dilakukan dengan pengukuran parameter fisika
kimia perairan, parameter fisika meliputi turbiditas, suhu, arus dan kedalaman,
pada parameter kimia meliputi pH, DO, fosfat, nitrat, dan lain sebgainya (Linne
dkk, 2015). Adapun alat – alat penunjang yang dapat digunakan dalam
pengukuran kualitas air yaitu seperti thermometer untuk mengetahui suhu
permukaan air sebagai media pembudidayaan, refraktometer untuk mengukur
kadar salinitas suatu perairan, secchi disk untuk mengetahui tingkat turbiditas
perairan, pH digital atau pH universal untuk mengetahui derajat keasaman suatu
2

perairan, DO meter untuk mengetahui kadar oksigen terlarut didalam perairan,


dan lain sebagainya (Linne dkk, 2015).
Uji kualitas air juga dapat dilaksanakan di dalam laboratorium dengan
membawa air sampel. Menurut Kertiasa 2006 dalam Rahmiyati 2008,
laboratorium adalah tempat untuk melaksanakan uji coba dari berbagai prinsip
ilmu baik itu fisika, kimia, biologi dan beberapa prinsip lainnya. Sedangkan
pengertian laboratorium dalam arti sempit yaitu sebuah ruangan tertutup yang
digunakan untuk pengujian dan penelitian (Depdikbud, 1995 dalam Rahmiyati,
2008).
1.2. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari praktikum yang dilaksanakan adalah memberikan


pemahaman kepada praktikan fungsi atau kegunaan alat dan bagaimana cara
mengoperasikan setiap alat. Kegunaan dari praktikum ini ialah praktikkan dapat
mengoperasikan alat dengan benar, mendapatkan hasil pengamatan yang lebih
teliti, dan dapat meminimalisir kesalahan.
3

II. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 11 September 2019, pukul 14.30
WITA sampai dengan selesai, bertempat di laboratorium Budidaya Perairan Fakultas
Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako.

3.2. Alat dan Bahan

Sebelum melaksanakan praktikum pengenalan alat ada beberapa hal yang harus di
siapkan oleh praktikkan yang tertera pada tabel 1.

Tabel. 1. Peralatan praktikum pengenalan alat.

No. Nama Alat Kegunaan

1. Alat tulis Mencatat penjelasan mengenai fungsi


alat dan bahan yang dijelaskan
pembimbing.
2. Handphone Mengambil dokumentasi.

3.2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada saat praktikum pengenalan alat dan bahan
adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan alat tulis menulis untuk mencatat .


2. Mengamati prosedur dan kegunaan setiap alat yang dijelaskan asisten
pembimbing.
3. Mencatat penjelasan dari pembimbing mengenai kegunaan alat dan bahan.
4. Mengambil dokumentasi.
4

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil

Pada praktikum pengenalan alat kali ini ada beberapa hal yang harus di
perhatikan yaitu apa saja kegunaan dari alat tersebut dan bagaimana cara
mengoperasikannya. Alat yang di perkenalkan tertera pada tabel. 2

Tabel. 2 Alat praktikum fisika kimia perairan

No. Nama Alat Gambar Kegunaan

1. DO Meter
Mengukur kadar
oksigen terlarut pada
suatu perairan

2. Refraktometer

Mengukur tingkat
salinitas suatu
perairan

3. pH digital Mengukur derajat


keasaman suatu
perairan.
5

4. Thermometer
5. Botol BOD Mengukur suhu
permukaantingkat
Mengetahui air.
produktifitas primer
suatu perairan.

6. Pipet Volum
Memindahkan atau
mengambil larutan
dengan skala
tertentu.

7. Pipet tetes
Mengambil atau
memindahkan
larutan dengan skala
yang kecil

8. Gelas ukur Mengukur volume


larutan dengan skala
tertentu.

9. Labu erlenmeyer

Wadah penyimpanan
larutan dan
mencampurkan
larutan
6

10. Gelas ukur Mengukur derajat


keasaman perairan
atau suatu larutan.
7

11. Labu semprot

Berisi cairan
aquades untuk
kalibrasi alat.
8

12. Karet penghisap

Membantu
pemindahan larutan
pada pipet volum.
9

Alat- alat pada tabel diatas terbagi menjadi beberapa jenis yaitu alat berbahan
kaca, alat berbahan plastik, alat berbahan karet dan alat yang bersifat elektrik. Alat
berbahan kaca pada tabel diatas meliputi labu Erlenmeyer, pipet tetes, pipet volum,
thermometer, botol BOD dan gelas ukur, bahan ini umumnya memerlukan perlakuan
yang khusus karena bersifat mudah pecah sehingga perlu dilakukan pengawasan dan
kehatian – hatian saat menggunakannya.
Alat berbahan plastik pada tabel diatas meliputi labu semprot dan pH universal,
labu semprot memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan cairan aquades yang
biasanya digunakan untuk proses kalibrasi. Sementara pH universal merupakan
kertas berwarna yang apabila dicelupkan pada air sampel akan mengalami perubahan
warna sebagai penunjuk nilai keasaaman, kemudian warna tersebut disesuaikan
dengan berbagai warna yang ada pada tempat pH universal dan diketahui berapa
nilainya.
Pada tabel diatas terdapat 1 alat berbahan karet yaitu karet penghisap atau filler
yang digunakan untuk mengambil atau memindahkan larutan dengan skala tertentu
pada pipet volum. Ada pula alat yang bersifat elektrik yaitu seperti DO meter, pH
digital dan Refraktometer, alat ini juga memerlukan perlakuaan khusus dimana hanya
sensornya saja yang dicelupkan kedalam air, apabila seluruh bagian dari alat elektrik
dimasukkan maka alat-alat tersebut tidak dapat berfungsi kembali seperti
sebagaimana mestinya.

3.2. Pembahasan

Alat- alat yang diperkenalkan memiliki fungsi serta prinsip kerja yang berbeda –
beda berikut adalah pembahasan mengenai bagaimana cara mengoperasikannya.
10

1. Refraktometer
Refraktometer meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur berapa
kadar garam atau tingkat salinitas pada suatu perairan . Cara untuk
mengoperasikannya yaitu pertama membersihkan bagian kaca prisma dengan aquades
kemudian dilap menggunakan tisu secara satu arah dengan perlahan-lahan, setelah itu
teteskan air sampel pada kaca prisma refraktometer dan amati dibawah cahaya, maka
akan keluar angka yang ditunjukkan dengan batasan warna biru putih yang
menunjukkan kadar salinitas perairan (Mainassy, 2017).

2. Thermometer
Thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu permukaan
suatu perairan. Cara mengoperasikannya yaitu thermometer yang diberi tali sebagai
gantungan dimasukkan kedalam permukaan air selama 1 menit, kemudian angkat
thermometer secara perlahan dan amati angka yang mucul pada skala dan catat
hasilnya (Firdaus, 2015). Pastikan tangan tidak menyentuh bagian dari thermometer
karena suhu yang akan muncul nanti adalah suhu tubuh dari peneliti dan bukan suhu
dari permukaan air.
3. DO Meter
DO meter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui berapa kadar oksigen
terlarut pada suatu perairan. Cara mengoperasikannya yaitu bersihkan sensor DO
meter dengan aquades, setelah dibersihkan masukkan sensor kedalam air sampel yang
akan diuji, tunggu sampai muncul angka pada layar monitor DO meter yang
merupakan kadar oksigen terlarut (Mainassy, 2017).
4. pH Digital
pH digital merupakan pengukur derajat keasaman suatu perairan. cara
mengoperasikannya yaitu bersihkan sensor pH digital dengan aquades setelah
dibersihkan lap sensor dengan menggunakan tisu. Kemudian masukkan sensor pH
digital kedalam permukaan air yang akan diukur, akan keluar anga pada layar pH
digital yang menunjukkan kadar keasaaman perairan tersebut (Mainassy, 2017).
11

5. Botol BOD
Botol BOD digunakan untuk mengetahui berapa besar tingkat produktifitas
primer pada suatu perairan. cara menggunakannya yaitu masukkan sepenuhnya botol
BOD kedalam air yang akan diteliti dengan sepenuhnya, pastikan tidak ada
gelembung udara yang masuk kedalam botol, setelah itu tutup botol pada saat berada
didalam air. Untuk mengetahui nilai BOD diperairan tersebut maka digunakan
rumus :
BOD20 5 mg 02 tiap liter = DO0 – DO5.
Dimana DO0 adalah DO yang diukur pada hari pertama dan DO 5 adalah DO yang
diukur setelah hari kelima (Adawiyah dkk, 2018).

IV. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai


berikut :

1. Pengenalan alat dan kegunaannya wajib untuk diketahui seluruh praktikan untuk
mendapatkan data yang akurat serta meminimalisir kesalahan.
2. Praktikan harus mengetahui cara mengeoperasikan alat sesuai dengan
kegunaannya agar terhindar dari kecelakaan kerja.
3. Setelah menggunakan alat perlu dilakukan kalibrasi agar data yang diperoleh
valid.
12

5.2. Saran

Ada baiknya dalam praktikum ini asisten pembimbing dapat memberikan


penjelasan lebih terperinci mengenai suatu alat, agar praktikan lebih memahami
fungsi dan cara kerja alat tersebut sehingga dapat terhindar dari kecelakaan kerja,
karena pengenalan alat ini merupakan pengetahuan dasar dalam praktikum fisika
kimia perairan.

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah.R, 2017. Jurnal ilmiah BIOSAINTROPIS, Uji Kualitas Air Sungai


Bengawanjero Di Desa Bojoasri Kecamatan Kalitengah Kabupaten
Lamongan. Vol. 3, No. 32 : 3.

Firdaus.R, 2015. Analisa Kualitas Perairan Ditinjau Dari Parameter Kimia, Fisika,
Biologi Di Waduk Pusong Kota Lhokseumawe. Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh.

Linne..E.R dkk, 2015. Tingkat kelayakan kualitas air untuk kegiatan perikanan di
waduk pluit Jakarta utara. Vol. 4, No. 1.

Mainassy.M.C, 2017. Jurnal perikanan Universitas Gadjah Mada, Pengaruh


Parameter Fisika dan Kimia terhadap Kehadiran Ikan Lompa (Thryssa
13

baelama Forsskal) di Perairan Pantai Apui Kabupaten Maluku


Tengah. Vol. 19, No. 2 : 61-62.

Maniagasi.R dkk, 2013. Analisis Kualitas Fisika Kimia Air Di Areal Budidaya Ikan
Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara. Vol. 1, No. 2 : 29.

Rahmiyati. S, 2008. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, Keefektifan


Pemanfaatan Laboratorium Di Madrasah Aliyah Yogyakarta. No.1

Yuliana, 2008. Jurnal perikanan, Kelimpahan Fitoplankton Di Perairan Maitara,


Kota Tidore Kepulauan. Vol. 2 : 232.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai