Anda di halaman 1dari 7

Budidaya Perairan 2019, Vol. 7 No.

2: 15 -21

Budidaya ikan mas (Cyprinus carpio) sistem akuaponik dengan padat penebaran berbeda

(Aquaponic culture system of carp, Cyprinus carpio, at different stocking densities)

Darwis¹, Joppy D. Mudeng², Sammy N. J. Londong²

1) Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan FPIK Unsrat Manado


2) Staf Pengajar Program Studi Budidaya Perairan FPIK Unsrat Manado
e-mail : darwis_2010@yahoo.com

Abstract
This research aimed to determine the stocking density that support the best growth and
survival rate of carp cultivated in aquaponic systems, and to study the water quality of carp
culture with different stocking densities in aquaponic systems. The study used 12 aquaria
measuring 40x40x40 cm each (water volume of 50 liters). The experimental fish are carp
(Cyprinus carpio) weighing in average of 3.5 g/individual. The fish were cultivated with
different stocking densities as treatment, including A = 4; B = 7; C = 10 and D = 13
individuals/aquarium. The fish were fed with pellet at 5%/body weight/day with a feeding
frequency of two times a day. The study was conducted for 4 weeks. Data consisting of daily
growth, survival and water quality parameters (temperature, pH, dissolved oxygen, ammonia,
nitrite and nitrate) were measured once a week. The data obtained were analyzed by
ANOVA. The results of the study showed that the difference in stocking density had no
significant effect on the growth and survival of carp. Water quality was in a reasonable range
to support the growth and survival of carp cultivated with aquaponic systems.

Keywords: cultivation, carp, aquaponics, stocking density, growth

PENDAHULUAN yang tidak memenuhi persyaratan kualitas


budidaya dapat memberikan dampak yang
Ikan air tawar merupakan ikan yang buruk bagi pembudidaya ikan.
dikenal dan digemari oleh sebagian Dengan permasalahan-permasalahan
masyarakat Indonesia sehingga ikan yang ada dalam usaha budidaya ikan maka
menjadi salah satu sumber pangan. perlu dilakukan pembuatan sistem
Pemenuhan kebutuhan ikan sebagai terintegrasi guna memperoleh kualitas air
sumber protein dapat dilakukan melalui yang baik dalam budidaya ikan dan juga
penangkapan di perairan umum dan mengoptimalkan kegunaan suatu lahan.
budidaya. Salah satu permasalahan yang Teknik akuaponik merupakan salah satu
dihadapi dalam usaha budidaya khususnya teknik resirkulasi yang berupaya
daerah perkotaan adalah ketersediaan menyiasati lahan budidaya yang semakin
lahan. Permasalahan lain yang sering sempit dan adanya kelangkaan air.
dihadapi dalam usaha budidaya ikan Teknologi akuaponik juga merupakan
adalah minimnya kualitas air yang sesuai salah satu alternatif yang dapat diterapkan
dengan persyaratan budidaya. Kualitas air untuk peningkatan padat penebaran dan

15
Budidaya Perairan 2019, Vol. 7 No. 2: 15 -21

perbaikan sistem budidaya melalui sistem Akuarium dicuci dan dibersihkan.


resirkulasi. Namun peningkatan padat Akuarium yang sudah dibersihkan
tebar yang tidak sesuai dapat kemudian dikeringkan dan diberi label
menyebabkan dampak yang buruk dan perlakuan dan ulangan pada masing-
dapat merugikan pembudidaya. masing akuarium. Penempatan wadah
Peningkatan kepadatan yang berlebihan budidaya (akuarium) dilakukan secara
akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan acak. Pembuatan wadah filtrasi diawali
kelangsungan hidup. Menurut Verawati dengan memasukkan kerikil kedalam
dkk. (2015) peningkatan kepadatan akan ember yang dimodifikasi dengan ketebalan
diikuti dengan penurunan pertumbuhan 5-7 cm sebagai lapisan paling bawah lalu
dan pada kepadatan tertentu pertumbuhan dialas dengan menggunakan ijuk dengan
akan berhenti. Untuk mencegah hal ketebalan 6-8 cm. Tahap selanjutnya yaitu
tersebut, maka dibutuhkan informasi memasukkan tanaman dengan jarak 8-10
tentang padat penebaran yang optimum cm lalu disela-sela tanaman diberi kerikil
sehingga dapat memberikan hasil yang sebagai penopang berdirinya tanaman
optimal. Diharapkan semakin sekaligus berfungsi sebagai filter. Pompa
meningkatnya padat penebaran dan air yang merupakan alat sirkulasi dipasang
pengelolaan kualitas air yang baik maka dengan cara dicelupkan kedalam akuarium
produktifitas budidaya ikan mas semakin dan dihubungkan dengan wadah filtrasi
meningkat sehingga hasil dan keuntungan melalui selang/pipa sehingga jika pompa
yang diperoleh oleh masyarakat menjadi diaktifkan maka air dalam akuarium akan
semakin maksimal. mengalir masuk dan tersaring didalam
wadah filtrasi dan keluar kembali kedalam
METODE PENELITIAN akuarium. Benih ikan yang ditebar terlebih
Penelitian ini dilaksanakan pada dahulu ditimbang berat tubuhnya dan
bulan Agustus 2018 sampai bulan dikelompokkan berdasarkan berat
September 2018, di Kelurahan Lapangan, sehingga setiap akuarium memiliki bobot
Kecamatan Mapanget, Kota Manado, rata-rata benih ikan yang sama. Sebelum
Sulawesi Utara. penebaran terlebih dahulu dilakukan
Metode penelitian yang digunakan aklimatisasi sebagai proses penyesuaian
adalah metode eksperimental yaitu dengan diri dari lingkungan hidup yang lama ke
mengamati pengaruh padat penebaran. lingkungan hidup yang baru.
Pemberian pakan dilakukan 2x sehari. Pemeliharaan ikan mas dalam wadah
Rancangan penelitian yang digunakan budidaya dengan menggunakan teknologi
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) akuaponik dilakukan selama 4 minggu.
dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Selama pemeliharaan, ikan dan wadah
Adapun perlakuannya adalah : dikontrol terus menerus untuk
A : padat penebaran 4 ekor/wadah mempertahankan kelangsungan hidup
B : padat penebaran 7 ekor/wadah ikan. Selama waktu pemeliharaan ikan
C : padat penebaran 10 ekor/wadah diberi pakan berupa pellet komersial
D : padat penebaran 13 ekor/wadah (berbentuk butiran) dengan dosis 5% dari
Penelitian diawali dengan persiapan berat bobot ikan perhari. Pemberian pakan
wadah pemeliharaan yaitu akuarium. dilakukan 2x sehari dengan periode waktu

16
Budidaya Perairan 2019, Vol. 7 No. 2: 15 -21

pemberian pakan yaitu pagi hari pukul Nt


SR (%) = No × 100
06.30 dan sore hari pukul 17.00.
Dimana:
Parameter yang diuji selama
SR = Kelangsungan hidup ikan (%)
melakukan penelitian pemeliharaan ikan
Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan
mas (Cyprinus carpio) sistem akuaponik
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan
adalah pertumbuhan, kelangsungan hidup
(SR) dan kualitas air. Pengamatan
Parameter kualitas air yang diuji
pertumbuhan ikan yang dibudidayakan
meliputi suhu, pH, DO, amonia, nitrit dan
dilakukan dengan cara menimbang ikan
nitrat. Pengukuran terhadap suhu, pH dan
yang dibudidayakan dengan menggunakan
DO dilakukan dengan menggunakan
timbangan digital. Jumlah ikan yang
horiba dan pH test. Pengukuran suhu pH
ditimbang yaitu semua ikan yang
dan DO dilakukan pada awal pemeliharaan
dibudidayakan. Pengamatan pertumbuhan
dan diulang setiap minggu (7 hari),
dilakukan setiap seminggu sekali selama
sedangkan pengujian terhadap amonia,
masa pemeliharaan. Pengamataan
nitrat dan nitrit dilakukan pada awal
pertumbuhan yang diamati adalah laju
pemeliharaan dan diakhir masa
pertumbuhan harian. Laju pertumbuhan
pemeliharaan. Pengukuran amonia, nitrit
harian dihitung berdasarkan rumus
dan nitrat dilakukan melalui pengujian
(Mudeng, 2007) :
1
dilaboratorium. Pengujian amonia
G = {(Wt / Wo) 𝑡 − 1} × 100 dilakukan dengan menggunakan metode
Dimana : 8038-Nesler Method, nitrit dengan metode
G = Laju pertumbuhan harian (%) SNI.06-6989.9-2004 sedangkan nitrat
Wt = Berat rata-rata ikan uji pada akhir menggunakan metode 8171 Cadmium
percobaan (g) Reduction Method.
Wo = Berat rata-rata ikan uji pada awal Data dianalisis dengan analisis ragam
percobaan (g) (ANOVA). Analisis ragam dilakukan
t = Waktu pemeliharaan (hari) dengan menggunakan taraf nyata 5% dan
1%. Apabila perlakuan yang diuji cobakan
Tingkat kelangsungan hidup ada perbedaan dilanjutkan dengan uji
atau sering disebut dengan istilah Survival lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT).
Rate (SR) adalah jumlah ikan yang hidup
hingga akhir pemeliharaan. Cara HASIL DAN PEMBAHASAN
menghitung ikan yang hidup yaitu
Hasil pengamatan pertumbuhan
menghitung jumlah ikan yang mati selama
harian ikan mas selama penelitian dapat
pemeliharaan dan mencocokkan dengan
dilihat pada Tabel 1. Nilai pertumbuhan
jumlah ikan yang hidup didalam setiap
harian ikan mas dengan kepadatan berbeda
akuarium sehingga diperoleh hasil yang
didapatkan nilai tertinggi pada perlakuan
lebih akurat. Tingkat kelangsungan
A sebesar 3,02 %, kemudian diikuti
hidup ikan dihitung berdasarkan seberapa
perlakuan B sebesar 2,7 % dan perlakuan
banyak ikan yang hidup. Tingkat
C sebesar 2,66 % serta pertumbuhan
kelangsungan hidup ikan dihitung dengan
harian terendah pada perlakuan D sebesar
rumus (Mulqan dkk., 2017):
2,42 % per hari.

17
Budidaya Perairan 2019, Vol. 7 No. 2: 15 -21

Tabel 1. Berat Rata-Rata dan Laju Pertumbuhan Harian Ikan Mas


Pengukuran Minggu Ke- (gram) Laju
Perlakuan Pertumbuhan
0 I II III IV
Harian (%)
A 3,5 4,27 5,27 6,36 8,08 3,02
B 3,5 4,33 5,12 6,12 7,55 2,70
C 3,5 4,28 5,07 6,21 7,32 2,66
D 3,5 4,28 5.03 5,96 6,92 2,42

Peningkatan nilai pertumbuhan selama percobaan memberikan pengaruh


harian menunjukkan bahwa kepadatan yang sama. Hasil pengamatan kelangsungan
yang rendah memiliki kemampuan hidup ikan mas selama penelitian dapat dilihat
memanfaatkan ruang gerak dengan baik pada Gambar 1.
dibandingkan dengan kepadatan yang 91 80

Kelanghsungan Hidup
100 73 66
cukup tinggi, karena dengan padat tebar 80
yang berbeda dalam wadah / akuarium 60
yang luasnya sama pada masing-masing (%) 40
20
perlakuan terjadi persaingan diantara 0
individu juga akan meningkat, terutama A B C D
persaingan merebutkan ruang gerak Perlakuan
sehingga individu yang kalah akan Gambar 1. Kelangsungan hidup ikan mas
terganggu pertumbuhannya dan
dimungkinkan terdapat persaingan dalam Kelangsungan hidup ikan mas
hal mendapatkan makanan (pakan). dengan padat penebaran berbeda
Kekurangan pakan akan memperlambat didapatkan nilai tertinggi pada perlakuan
laju pertumbuhan ikan dan ruang gerak A sebesar 91%, kemudian diikuti
juga merupakan faktor luar yang perlakuan B sebesar 80% dan perlakuan C
mempengaruhi laju pertumbuhan, dengan sebesar 73% serta pertumbuhan harian
adanya ruang gerak yang cukup luas ikan terendah pada perlakuan D sebesar 66%.
dapat bergerak secara maksimal. Pendapat Berdasarkan hasil analisis ragam,
ini sesuai dengan pendapat Diansari dkk. kelangsungan hidup ikan mas menunjukan
(2013), mengatakan bahwa padat bahwa perlakuan memberikan hasil yang
penebaran yang tinggi ikan mempunyai tidak nyata. Hal ini ditunjukan oleh nilai F
daya saing didalam memanfaatkan hitung < F tabel 5% artinya perlakuan
makanan dan ruang gerak sehingga akan yang diberikan pada ikan mas selama
mempengaruhi laju pertumbuhan ikan percobaan memberikan pengaruh yang
tersebut. sama. Hasil pengamatan menunjukkan
Hasil analisis ragam pertumbuhan bahwa kepadatan yang berbeda
harian secara statistik menunjukan bahwa memberikan pengaruh yang tidak berbeda
perlakuan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelulushidupan ikan mas.
tidak berbeda nyata. Hal ini ditunjukan Dilihat dari tingkat kelulushidupan ikan,
oleh nilai F hitung < F tabel 5% artinya menunjukkan bahwa jumlah kepadatan
perlakuan yang diberikan pada ikan mas yang diberikan tidak efektif dalam

18
Budidaya Perairan 2019, Vol. 7 No. 2: 15 -21

meningkatkan kelulushidupan ikan mas. resirkulasi sehingga kebutuhan oksigen


Hal ini sesuai dengan pendapat Diansari terlarut tetap terjaga.
dkk. (2013), yang menyatakan bahwa Hasil pengukuran amonia, nitrit dan
semakin meningkatnya padat penebaran nitrat selama penelitian dapat dilihat pada
ikan maka persaingan antar individu juga Tabel 3. Kandungan amonia pada media
akan semakin meningkat, khususnya pemeliharaan ikan mas mengalami
dalam merebutkan ruang gerak dengan peningkatan untuk semua perlakuan.
wadah yang sama. Kandungan amonia mengalami
Pengukuran kualitas air yang peningkatan pada semua perlakuan (rata-
dilakukan selama melakukan penelitian rata) yang cukup signifikan yaitu sebesar
meliputi suhu, pH, DO, amonia, nitrit dan 0,133 – 0,376 mg/L. Nilai amonia terendah
nitrat. Hasil pengukuran suhu, pH dan DO terdapat pada perlakuan C yaitu sebesar
dapat dilihat pada Tabel 2. 0,203 mg/L sedangkan kandungan amonia
Kisaran suhu selama penelitian tertinggi terdapat pada perlakuan A yaitu
berkisar antara 27-30 °C. Fluktuasi suhu sebesar 0,446 mg/L. Kandungan amonia
pada budidaya tergolong kecil hal ini tersebut masih dalam kisaran yang dapat
disebabkan karena aktivitas pompa yang ditoleransi untuk budidaya ikan mas. Hal
mensirkulasi air dari wadah pemeliharaan ini sesuai dengan pendapat Widiastuti
ke media filtrasi dan kembali ke wadah (2009), bahwa ikan mas mulai terganggu
pemeliharaan. Kisaran suhu tersebut pertumbuhannya apabila air media
tergolong masih sesuai dan baik untuk hidupnya mengandung amonia sebesar 1,2
budidaya ikan mas, hal ini sesuai dengan mg/L. Sedangkan menurut Fazil dkk.
yang dikemukakan oleh Makaminan (2017), nilai standar amonia yang
(2011), bahwa kisaran suhu optimum bagi diperbolehkan dalam budidaya ikan yaitu
kehidupan ikan adalah antara 25-32°C. 0,5 mg/L. Kandungan nitrit terendah
Kisaran pH yang diperoleh selama terdapat pada perlakuan A, yaitu sebesar
penelitian untuk semua perlakuan berkisar 0,128 mg/L sedangkan kandungan nitrit
antara 6,3 – 7,9. Nilai pH pada kisaran tertinggi terdapat pada perlakuan B yaitu
tersebut tergolong baik untuk budidaya 0,527 mg/L. Kandungan nitrit pada media
ikan mas. Nilai pH yang baik untuk pemeliharaan ikan mas mengalami
budidaya ikan mas berkisar 6,5-8,5 peningkatan untuk semua perlakuan.
(Wihardi, 2014). Sedangkan untuk nirtat, kandungan
Berdasarkan hasil pengukuran terendah terdapat pada perlakuan A, yaitu
selama melakukan penelitian, kadar sebesar 2,8 mg/L sedangkan kandungan
oksigen terlarut yang didapatkan yaitu nitrat tertinggi terdapat pada perlakuan B
berkisar antara 3,1–5,9 mg/L. Kadar yaitu 5,4 mg/L. Kandungan nitrat yang
oksigen terlarut tersebut tergolong normal didapatkan selama penelitian masih dalam
untuk budidaya ikan mas. Kadar oksigen kisaran yang baik untuk budidaya, hal ini
terlarut di perairan atau di kolam yang baik sesuai dengan yang dikemukakan oleh
bagi pertumbuhan ikan Mas yaitu >4 Boham (2004), nitrat beracun jika lebih
mg/L (Wihardi, 2014). Hasil pengukuran dari 100 mg/L. Nitrat yang lebih dari 50
oksigen terlarut pada saat pemeliharaan mg/L akan mengakibatkan kematian
tergolong stabil hal ini disebabkan oleh (Boham, 2004).
aktivitas pompa air dengan sistem

19
Budidaya Perairan 2019, Vol. 7 No. 2: 15 -21

Tabel 2. Hasil pengukuran suhu, pH dan DO


Parameter A B C D
Suhu (°C) 27,1 - 30,1 27,1 – 29,4 27,1 – 29,5 27,1 – 29,9
pH 6,3 – 7,73 6,3 – 7,6 6,3 – 7,46 6,3 – 7,73
DO (mg/L) 3,1 – 5,76 3,1 – 5,53 3,1 – 5,76 3,1 – 5,76

Tabel 3. Hasil Pengukuran amonia, nitrit dan nitrat


Parameter
Perlakuan Amonia (mg/L) Nitrit (mg/L) Nitrat (mg/L)
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
A 0,07 0,446 0,003 0,128 0,3 2,8
B 0,07 0,43 0,003 0,527 0,3 5,4
C 0,07 0,203 0,003 0,193 0,3 4,0
D 0,07 0,343 0,003 0,352 0,3 2,9

KESIMPULAN Management and Technology.


Vol. 2 No. 3: 37-45
1. Perbedaan padat penebaran ikan mas Fazil M, Adhar S, Ezraneti R. 2017.
memberikan pengaruh tidak berbeda Efektivitas penggunaan ijuk,
nyata terhadap pertumbuhan harian dan jerami padi dan ampas tebu
kelangsungan hidup ikan mas yang sebagai filter air pada
dipelihara dengan sistem akuaponik. pemeliharaan ikan mas Koki
2. Kualitas air (suhu, pH, oksigen terlarut, (Carassius auratus). Jurnal
amonia, nitrit dan nitrat) budidaya ikan Fakultas Pertanian, Universitas
sistem akuaponik dalam kisaran yang Malikussaleh. Vol. 4 No 1 : 37-
layak untuk mendukung pertumbuhan 43. Diunggah 02 Desember 2018,
dan kelangsungan hidup ikan mas. dari
https://media.neliti.com/media/pu
DAFTAR PUSTAKA blications/222598-efektivitas-
penggunaan-ijuk-jerami-padi.pdf
Boham I. 2004. Efektivitas filter untuk Makaminan W. 2011. Studi parameter
budidaya ikan Nila (Oreochromis kualitas air pada lokasi budidaya
niloticus) dengan sistem resirkulasi. ikan di Danau Tondano Desa Eris
Skripsi. Fakultas perikanan Dan Ilmu Kecamatan Eris Kabupaten
kelautan, Universitas Sam Ratulangi. Minahasa Provinsi Sulawesi
45 hal Utara. Skripsi. Fakultas
Diansari RRVR, Arini E, Elfitasari T. Perikanan Dan Ilmu Kelautan,
2013. Pengaruh kepadatan yang Universitas Sam Ratulangi
berbeda terhadap kelulushidupan Manado
dan pertumbuhan ikna Nila Mudeng JD. 2007. Pertumbuhan rumput
(Oreochromis niloticus) pada laut Kappaphicus alvarezii dan
sistem resirkulasi dengan filter Eucheuma denticulatum pada
zeolit. Journal of Aquaculture kedalaman berbeda di Perairan

20
Budidaya Perairan 2019, Vol. 7 No. 2: 15 -21

Pulau Nain Sulawesi Utara. Widiastuti IM. 2009. Pertumbuhan dan


Tesis. Program Pasca Sarjana kelangsungan hidup (survival
Universitas Sam Ratulangi. 61 rate) ikan Mas (Cyprinus Carpio)
hal. yang dipelihara dalam wadah
Mulqan M, Rahimi SAE, Dewiyanti I. terkontrol dengan padat
2017. Pertumbuhan dan penebaran yang berbeda. Jurnal
kelangsungan hidup benih ikan Fakultas Pertanian, Universitas
Nila Gesit (Oreochromis Tadulako Palu. Vol 2 (2): 126-
niloticus) pada sistem akuaponik 130
dengan jenis tanaman yang Wihardi Y, Yusanti IA, Haris RBK. 2014.
berbeda. Jurnal Ilmiah Feminisasi pada ikan mas
Mahasiswa Kelautan dan (Cyprinus carpio) dengan
Perikanan Universitas Syiah perendaman ekstrak daun-tangkai
Kuala Darussalam, Banda Aceh. buah Terung Cepoka (Solanum
Vol 2. No. 1: 183-193 Torvum) pada lama waktu
Verawati Y, Muarif, Mumpunil FS. 2015. perendaman berbeda. Jurnal
Pengaruh perbedaan padat Ilmu-ilmu Perikanan dan
penebaran terhadap pertumbuhan Budidaya Perairan Fakultas
dan kelangsungan hidup benih Perikanan, Universitas PGRI
ikan Gurami (Osphonemus Palembang. Vol 9 No. 1: 23-28
goramy) pada sistem resirkulasi.
Jurnal Mina Sains Fakultas
Pertanian, Universitas Djuanda
Bogor. Vol 1 No. 1: 6-12

21

Anda mungkin juga menyukai