PENDAHULUAN
Sejarah Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Payau dan Laut
(BPBIAPL) Maribaya Tegal dapat dikatakan dimulai pada tahun 1960 sampai
dengan tahun 2000, diawali dengan berdirinya Tambak Dinas Perikanan Jawa
Perikanan Jawa Tengah menjadi Unit Pembinaan Budidaya Air Payau Maribaya
Tegal. Tahun 2003 sampai dengan tahun 2008, Satuan Kerja Perbenihan dan
Budidaya Ikan Air Payau Maribaya Tegal. Tanggal 30 Juni 2008 telah diatur dan
ditetapkan Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Payau dan Laut Maribaya.
BPBIAPL Maribaya ini merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada
Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2008 tugas pokok dari BPBIAPL Maribaya
penunjang di bidang perbenihan dan budidaya ikan air payau dan laut. Sasaran
tambak.
1
Ikan bandeng memiliki keunggulan yaitu mudah beradaptasi dan
mempunyai toleransi tinggi terhadap kadar garam 0–158 ppt (Martinez et al.,
2003 dalam Fidyandini et al., 2012) sehingga ikan bandeng dapat dibudidayakan
di perairan tawar, payau dan laut (Lin et al., 2003 dalam Fidyandini et al., 2012).
tinggi karena toleran terhadap perubahan mutu lingkungan dan merupakan sumber
protein ikan yang potensial bagi pemenuhan gizi serta pendapatan masyarakat
bahwa ikan bandeng dapat bertahan hidup dalam kisaran salinitas antara 8 – 105
Ahmad et al (1998) dalam Malik (2008), adalah komoditas yang tahan terhadap
lamban, namun menurut Ahmad et al (1998) dalam Malik (2008), bandeng tetap
Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi logis dari laju pertambahan penduduk dan
2
Siklus hidup bandeng menurut Girl et al, 1986 dalam Mas’ud, 2011 di
mulai dari telur yang menetas menjadi larva (pro - larva dan post - larva), benih
bandeng atau juvenil, dan bandeng dewasa. Menurut Ahmad et al (2002) dalam
Mas’ud (2011) mulai dari telur bandeng biasanya terbawa arus ke arah pantai
yang dihasilkan dan pemijahan dari induk bandeng di perairan pantai. Larva
bandeng merupakan bagian dari komunitas plankton di laut lepas yang kemudian
hidup dan berkembang. Habitat larva bandeng berada di perairan pantai berpasir
yang tertangkap didalam perairan pantai telah mencapai umur tiga — empat
bandeng yang di tangkap di daerah pantai pada musimnya telah mencapai usia 21
— 25 hari. Larva yang berumur lebih 20 hari di sebut benih. Habitat benih di
perairan pantai berkarang atau pasir yang kadang — kadang di tumbuhi vegetasi
campuran atau mangrove yang subur, hal ini dikemukan oleh Priyo et al, 1986
dalam Mas’ud, 2011. Benih bandeng hidup diperairan berlumpur yang sedikit
mengandung lumut, sedangkan induk bandeng biasanya berumur lebih dari empat
tahun dan panjang total 70 — 150 cm hidup diperairan pantai karang didaerah
pantai sampai perairan laut dalam (Giri et al, 1986 dalam Mas’ud, 2011).
3
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
chanos;
chanos.
1.4. Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam pembahasan topik ini adalah
1. Mengetahui kualitas air yang baik pada tambak budidaya Chanos chanos;
4
1.5. Lokasi dan Waktu
Ikan Air Payau dan Air Laut (BPBIAPL) Maribaya Tegal. Pelaksanaan Praktek
Februari 2015.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kabupaten Tegal, mempunyai luas tanah kurang lebih 40.000 m² dan luas
untuk menyedot air tambak. Air pasok berasal dari sumur bor yang diendapkan ke
dalam petakan tandon melalui pengolahan air secara tertutup. Air tersebut
teknologi plastik HDPE, petakan yang luasnya + 2000 m2 dapat diisi dengan
kepadatan 200.000 ekor sekali musim tanam. Pengelolaan air dilakukan dengan
mudah karena petakan tambak relatif kecil. Kincir listrik dipasang setelah air
tanggul tambak sebagai kincir cadangan yang berfungsi untuk menambah suplai
kaporit ke air tambak sebanyak 30 ppm untuk membunuh virus dan bakteri.
Sedangkan samponin juga bisa digunakan untuk membunuh populasi ikan rucah
6
beserta telor-telornya. Air tambak yang sudah dicampur kaporit kemudian
Ikan Bandeng di alam bebas hidup di laut, telurnya di temukan pada jarak 8
– 26 Ion dart pantai pada laut yang dalamnya lebib dari 40 in, telurnya terapung
melayang dekat permukaan air. Memijah diwaktu malam sekitar 20.00 – 22.00
dan telurnya menetas sesudah 24 jam. Larva ikan bandeng dalam pertumbuhannya
mendekati pantai dan diketemukan dua kali setahun di dekat pantai – pantai yang
berpasir ditempat – tempat tertentu. Ikan bandeng termasuk jenis ikan pelagis
dekat pantai atau daerah litoral. Secara geografis ikan in] hidup di daerah tropis
maupun sub tropis antara 300 – 400 LS dan antara 400 BT – 1000 BB. Ikan ini
perniukaan perairan pantai terutama pada saat air pasang (Ahmad et al, 2002
20 30 %. Selain itu ikan bandeng juga memiliki ketahanan terhadap suhu perairan
yang tinggi mencapai 40°C (Girl et al, 1986 dalam Mas’ud, 2011). Secara alami
ikan berpijah di laut. Larva ikan bandeng wring di jumpai di sepanjang pantai
pantai yang landai, berpasir, dan berair jernih serta kaya akan plankton seperti di
7
daerah pantai utara pulau Jawa, Bali, Lombok, dan pantai Timur Sumatera Utara
terjadi dua kali dalam satu tahun yaitu bulan Februari – Mei dengan puncak antara
bulan Maret - April dan bulan Juli - Desember dengan puncak antara bulan
perairan pada saat pengumpulan data di lokasi. Pengamatan kualitas air dilakukan
pada setiap pengambilan sampel. Suhu air diukur dengan cara inenggunakan
air dinyatakan dalam °C. Salinitas air diukur dengan refraktometer. Prinsip
dibersihkan dengan kertas tissue. Air tambak di teteskan pada prisma yang telah
bersih dan refraktometer ditutup. Nilai salinitas ditunjukkan pada angka skala
Suhu air sangat berkaitan erat dengan konsentrasi oksigen terlarut dalam air
dan laju konsumsi oksigen hewan air. Suhu air berbading terbalik dengan
konsentrasi jenuh oksigen terlarut, tetapi berbanding lures dengan laju konsumsi
oksigen hewan air dan laju reaksi kimia dalam air. Berdasarkan pengamatan di
hidup normal pada suhu 27-35°C. Secara teoritis, ikan tropis masih hidup normal
pada kisaran suhu 30-35°C kalau konsentrasi oksigen terlarut cukup tinggi.
8
Bandeng mampu menyesuaikan diri terhadap salinitas, dapat hidup di air tawar (S
= <0-5 %o) maupun air asin (S = 30-50 %o). Namun karena bandeng di
dipertahankan. Pada rentang salinitas optimal (12-20 %o), energi yang digunakan
untuk mengatur keseimbangan kepekaan tubuh dan air tambak cukup rendah
hingga sebagian besar energi asal pakan dapat digunakan untuk pertumbuhan
Cara sampling pada budidaya bandeng ini dilakukan dengan cara menggunakan
jala. Selanjutnya ikan yang tertangkap ke dalam jala diambil kemudian dihitung
Pertumbuhan dinyatakan sebagai selisih antara berat ikan yang diukur pada
G=pertumbuhan, Wt=berat ikan pada waktu t (g), Wo=berat ikan pada awal
percobaan (g). Penimbangan dilakukan dalam keadaan basah yaitu ikan ditangkap
dan dimasukkan dalam baskom berisi air yang sudah diketahui beratnya,
2012).
9
III. METODE
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode pengumpulan data
primer, pengukuran kualitas air pada media budidaya serta pengumpulan data
ini adalah fluktuasi kualitas air dan pertumbuhan Ikan bandeng. Lebih lanjutnya
diinformasikan bahwa studi ini dilakukan pada tambak untuk budidaya Chanos
chanos. Terkait dengan studi ini ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan
2. Pengisian air sumur bor yang sebelumnya telah diendapkan ke dalam petakan
4. Penyiapan Chanos chanos yang dapat diisi dengan kepadatan 200.000 ekor;
dilakukan selama 2 hari. Di samping itu, selama studi juga dilakukan pengamatan
10
3.3. Tahap Pelaporan
Bulan 1 2 3
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap Persiapan
- Perijinan X X
- Menyusun Proposal X
- Survei Lokasi X
Tahap Pelaksanaan X X
Tahap Pelaporan X
11
DAFTAR PUSTAKA
Fidyandini, et al. 2012. Identifikasi dan Prevalensi Ektoparasit pada Ikan Bandeng
Kholifah, Umy et al. 2008. Pengaruh Padat Tebar yang Berbeda terhadap
(Penaeus monodon Fab) dan Ikan Bandeng (Chanos chanos) pada Hapa di
Tambak Brebes - Jawa Tengah. Neptunus, Vol. 14, No. 2, Januari: 152 -
158.
Kordi, Ghufran et al. 2007. Pengelolaan Kualitas Air. Rineka Cipta: Jakarta.
Malik, Abdul. 2008. Pengaruh Pemberian Suplemen dan Probiotik terhadap Hasil
Mas’ud, Faisol. 2011. Prevalensi dan Derajat Infeksi Dactylogyrus sp. pada
12
Glagah Kabupaten Lamongan. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol.
3,No. 1, April.
Muntalim. 2007. Prevalensi dan Derajat Infeksi Dactylogyrus sp. pada Insang
Pong-Masak, Petrus Rani et al. 2006. Distribusi Residu Logam Berat Timbal (Pb)
dalam Organ Ikan Bandeng (Chanos chanos) pada Salinitas Air Berbeda.
Rangka, Nur Ansari et al. 2010. Teknologi Budidaya Ikan Bandeng di Sulawesi
pada Budidaya Sistem Polikultur. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No.
3: 41-49.
cottonii, Gracilaria sp) pada Budidaya Polikultur dengan Padat Tebar yang
13