BAB 1 PENDAHULUAN
Amerika Latin udang vaname mulai masuk ke Indonesia dan dirilis secara resmi
pada tahun 2001 (Nababan dkk., 2015 dalam Indah.,dkk 2017). Udang vaname
merupakan salah satu udang yang mempunyai nilai ekonomis dan merupakan
Udang vaname tergolong mudah untuk dibudidayakan. Hal itu pula yang
membuat para petambak udang di tanah air beberapa tahun terakhir banyak yang
yang tinggi akan berdampak kepada beban limbah yang dihasilkan baik oleh sisa
pakan apabila rasio konversi pakan tinggi, maupun kotoran udang(Magampa dan
Suwoyo,2010).
Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala produksi yang sering
ditemukan. Hama biasanya berupa beberapa jenis binatang baik darat maupun air
persaingan dengan ikan budi daya, baik dalam hal mendapatkan oksigen,
makanan, maupun dalam ruang gerak serta dapat menjadi carrier vlrus pembawa
pembawa (carrier) virus yang paling dominan pada tambak udang intensif adalah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Penaidae
Genus : Litopenaeus
Seperti udang penaeid lain, secara garis besar morfologi udang vaname
oleh lapisan kitin yang berfungsi sebagai pelindung, terdiri dari antennulae,
(Litopenaeus vannamei) juga dilengkapi dengan tiga pasang maxiliped dan lima
Abdomen terdiri dari 6 segmen. Setiap segmen tubuh memiliki anggota badan
pasang kaki renang dan sepasang uropoda (mirip ekor) yang membentuk kipas
merupakan jenis plakton dari kelas Crustacea dan berordo Mysidacea yang secara
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Ordo : Mysidacea
Famili : Mysidae
Genus : Mesopodopsis
Spesies : Mesopodopsis sp
5
Memiliki abdomen yang panjang dan kuat dibandingkan dengan thorax, selain itu
panjang abdomen dua kali panjang carapac. Panjang kaki renang ke enam hampir
dua kali panjang kaki renang ke lima. Carapac biasanya pendek, terpisah dari dua
somite thorax. Batas depan bulat dan terbentuk tipis. Bagian belakang hanya
membentuk emarginate yang tipis, kaki renagng thorax tampak. Sudut antero-
dan ramping, lebih dari 18 % dari panjang badan. Bagian pertama panjangnya
hamper dua kali bagian lainnya, dilengkapi denga lengan setae yang kuat pada
batas terluar bagian terakhir, bagian ketiga pendek, membesar, terdapat dua
flagella (biasanya terdapat pada betina). Pada jantan ada tambahan setose lobe
yang sangat besar atau apendix masculin. Memiliki antena yang ramping, setose
Supyanto(2007).
(2013).
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Neotaenioglossa
Famili : Potamididae
Genus : Telescopium
mendatar pada bagian dasarnya. Warna cangkang coklat keruh, coklat keunguan,
dan coklat kehitaman, lapisan luar cangkang dilengkapi garis spiral yang sangat
menurut Brand (1974) in Houbrick (1991) cangkang keong dapat mencapai 130
mm. Keong bakau dewasa dimakan oleh kepiting (Scylla serrata) dan
Filipina (Tryon 1882 in Houbrick 1991). Keong bakau yang masih juvenil
Hama pada tambak budidaya ini dapat digolongkan dalam tiga bagian
1. Hama pemangsa udang atau bandeng Hama pemangsa ini terdiri dari beberapa
spesies hewan yaitu jenis ikan buas seperti ikan kakap (Lates calcarifer), payus
(Elops hawaiensis) dan lain-lain. Jenis ular air seperti, Cerberus rhynchops, dan
2. Hama penyaing Hama penyaing adalah hewan air yang ikut hidup di dalam
Termasuk dalam jenis hewan ini adalah ikan-ikan liar, seperti ikan belanak (Mugil
sp.), ikan mujair (Ti- lapia mossambica). Jenis siput seperti trisipan (Cerithidea
tersebut juga suka menggerogoti kayu yang digunakan sebagai pintu air.
Kelompok pengganggu ini adalah dari jenis kepiting (Scylla serrata), dan remis
(Teredo navalis).
8
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang penting bagi kehidupan
manusia dan mahluk hidup lainnya, air juga dapat mempengaruhi dan
sungai dan situ banyak dimanfaatkan untuk keperluan manusia seperti tempat
ketersediaan air, irigasi, tempat memelihara ikan dan juga sebagai tempat
hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses
aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses
difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam
berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Selain
itu, oksigen juga menentukan khan biologis yang dilakukan oleh organisme
aerobik atau anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk
mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil akhirnya adalah nutrien
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan . Skala pH bukanlah
skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya
didefinisikan sebagai logaritme negatif dari konsentrasi ion hidrogen [H+] yang
netral, basa atau asam. Air dengan pH dibawah 7 termasuk asam dan diatas 7
termasuk basa. Pada perairan umum yang tidak dipengaruhi aktivitas biologis
yang tinggi, nilai pH jarang mencapai diatas 8,5, tetapi pada tambak ikan atau
udang, pH air dapat mencapai 9 atau lebih (Boyd, 2002). Sebagaian besar
2.5.3 Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda
dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Suhu disebut
Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan Reamur. Pada skala
Celicius, 0°C adalah titik dimana air membeku dan 100°C adalah titik didih air
pada tekanan 1 atmosfer. Suhu air dipengaruhi oleh : radiasi cahaya matahari,
suhu udara, cuaca dan lokasi. Radiasi matahari merupakan faktor utama yang
mempengaruhi naik turunnya suhu air. Sinar matahari menyebabkan panas air di
permukaan lebih cepat dibanding badan air yang lebih dalam. Epilimnion adalah
lapisan atas yang suhunya tinggi. Hypolimnion ialah lapisan bawah yang suhunya
10
dan hypolimnion yang suhunya turun secara drastis (Boyd, 1990). Dalam kolam
budidaya, kondisi semacam ini dapat diatasi dengan pengadukan air oleh aerator
atau kincir (paddle wheel). Perbedaan suhu air antara pagi dan siang hari hanya
Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia maupun biologi dalam
air. Reaksi kimia dan biologi naik dua kali setiap terjadi kenaikan 10 Aktivitas
menjadi dua kali lipat. Penggunaan oksigen terlarut dalam penguraian bahan
perikananan berkisaran antara 22-23º C. pada pagi hari di peroleh suhu terendah
22º dan siang hari di peroleh suhu tertinggi 30º Muarif, (2016). Dan kisaran suhu
yang cocok dalam pemeliharaan ikan lele yaitu berkisaran antara 22-23º C.
2.5.4 Salinitas
bagian dari sifat fisik dan kimia suatu perairan, selain suhu, pH, substrat dan
dimaksud adalah berbagai ion yang terlarut dalam air termasuk garam dapur
(NaCl). Pada umumnya salinitas disebabkan oleh 7 ion utama yaitu natrium
11
(Na), klorida (Cl), kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), sulfat (SO4)
hari rabu tanggal 12 Februari 2020 pukul 09:00 Wita sampai selesai. Bertempat di
.
1. Hp Mengambil gambar
2. Alat tulis Menulis
3. Buku Catatan Tempat Menulis
4. Baskom Tempat Ikan
5. Seser Tangkap ikan
6 Timbangan di gital Menimbang ikan dan pakan
7 Thermometer Hg Mengukur suhu
8 pH meter Mengukur kadar keasaman
9 Aerasi Memberikan oksigen
10 Jaring Menutup baskom
11 Refrakto Mengukur salinitas
Tabel 3-2. Bahan yang di gunakan dalam praktikum penyakit organisme
akuakultur.
No Bahan Fungsi
.
1. Udang kaki putih Organisme uji
2. Keong bakau Hama
3. Jembret Hama
4. Pakan Makanan ikan
5 Air laut Tempat ikan
13
beserta alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum pada larutan klorin
0,6 g selama 24 jam. Keesokan harinya, bilas wadah tersebut dengan air
masing-masing.
(Wo)
7. Mengukur suhu, pH, dan konsentrasi oksigen terlarut dan salinitas masing-
(pagi pukul 06.00 dan sore hari pukul 16.00) setiap hari selama seminggu.
SR = Nt/No) ×100%
Dimana SR adalah sintasan (%), Nt adalah jumlah ikan lele yang hidup (ekor) di
akhir percobaan.
W = Wt – Wo