Anda di halaman 1dari 30

Pengaruh Kualitas Air Pertumbuhan

Terhadap Ikan Nila Nirwana di tambak,


Jayapura
Amanda Putri Maulidya_225080500111031
Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
amandaputrim085@gmail.com

Abstrak
Kampung Holtekamp merupakan kawasan
pesisir yang masuk dalam wilayah
administratif yang menjadi sasaran wisata
pesisir dan budidaya perikanan berbasis
masyarakat, termasuk budidaya ikan nila.
Permasalahan yang dihadapi pembudidaya
ikan di Holtekamp adalah kualitas air dan
perlunya sumber air untuk pengelolaan
tambak. Metode pengamatan kualitas air
menggunakan metode kualitatif studi
pustaka. Air tambak memiliki kisaran pH
antara 6,7 hingga 8,2. oksigen terlarut (DO)
berkisar antara 6,9 mg/L hingga 13,9 mg/L.
Nilai total amoniak (NH3) selama sebulan
mengalami peningkatan berkisar antara 1,14
mg/L menjadi 1,73 mg/L. Kemudian
kecerahan kolam selama sebulan berkisar
antara 7 sampai 17,5 cm. Sedangkan suhu
di tambak berkisar antara 20,7°C hingga
35,2°C. Salinitas memiliki nilai 0 ‰ hingga
0,4 ‰. Hasil berdasarkan panjang, bobot
ikan dan kualitas air di kolam budidaya ikan
nila nirwana menunjukkan bahwa
pertumbuhan benih ikan dan beberapa
parameter kualitas air seperti DO, amoniak,
kecerahan, dan suhu di dalam kolam
tergolong kurang bagus.
Kata kunci : kualitas air, pertumbuhan, ikan
nila nirwana

Pendahuluan

Air merupakan media hidup dari


organisme akuatik. Air sangat berperan
penting dalam budidaya perikanan. Dalam
usaha budidaya ikan nila nirwana
(Oreochromis sp.) ketersediaan air dan
kualitas air merupakan salah satu faktor
penting dalam menentukan keberhasilan
dalam membudidayakan ikan. Walaupun
ikan nila merupakan jenis ikan yang memiliki
toleransi tinggi terhadap perubahan
lingkungan perairan, namun kualitas air
dalam budidaya harus tetap dikelola atau
dipantau dengan baik. Sehingga ikan dapat
tumbuh dengan optimal. Setiap jenis ikan
memiliki karakteristik berbeda terhadap
kondisi air dan suhu.
Menurut KKP (2018) total produksi
budidaya Ikan Nila di Indonesia mengalami
peningkatan pada tahun 2015-2017 sebesar
13,13%, dan diketahui tahun 2017 produksi
ikan nila sebesar 12,6 juta ton. Untuk
memenuhi kebutuhan ikan nila, baik
kebutuhan benih maupun kebutuhan
konsumsi, diperlukan pola pengembangan
yang betul-betul terarah. Pola
pengembangan tersebut meliputi beberapa
subsistem budidaya Ikan Nila dari hulu
sampai hilir, ini ditujukan untuk mengurangi
dampak negatif agar dapat dicapai target
produksi optimal.
Kelangsungan hidup ikan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu faktor fisika, kimia,
dan biologi. Lingkungan perairan adalah
faktor penting bagi kelangsungan hidup
organisme akuatik. Kondisi lingkungan yang
tidak stabil sangat mempengaruhi terhadap
perubahan organisme akuatik baik secara
langsung maupun tidak langsung. Hal ini
berpengaruh terhadap kualitas air pada
budidaya perairan. Perubahan kondisi
lingkungan selalu terjadi karena pengaruh
aktivitas manusia atau perubahan alam.
Salah satu penyebab kualitas air
menurun adalah tidak terkontrol dan
dipantau sehingga air dalam budidaya
menjadi keruh bahkan mengandung toxic
yang membahayakan ikan yang kita
budidayakan. Ada juga pengaruh dari pakan
yang tidak dimakan oleh ikan sehingga
mengendap di dasar kolam dan membuat
toxic dalam kolam. Dampak yang sering
terjadi adalah ikan akan stres bahkan sampai
ikan itu mati. Sehingga kualitas suatu
perairan merupakan syarat penting yang
dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
perkembangan, pertumbuhan dan tingkat
produksi ikan. Beberapa parameter untuk
menentukan kualitas air yaitu suhu,
pH(power of Hydrogen), DO (Dissolved
Oxygen) atau sering disebut dengan oksigen
terlarut dalam air, CO2 (karbon monoksida),
kecerahan, dan kesadahan, serta salinitas.
Permasalahan yang sering timbul
dalam kegiatan budidaya ikan nila nirwana
adalah kualitas perairan yang tidak stabil.
Sedangkan kualitas air sangat menentukan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan
mengingat air adalah media hidup ikan jika
perairan tercemar, maka akan mengganggu
pertumbuhan ikan yang dibudidayakan.
Tujuan yang ingin dicapai adalah dapat
menganalisis parameter kualitas air yang
ada pada salah satu tambak ikan nila
nirwana. Untuk mengetahui apa faktor- faktor
yang mempengaruhi kualitas air terhadap
pertumbuhan ikan nila ras nirwana di
tambak, Jayapura.
Penelitian ini memiliki banyak
manfaat yang dapat dipetik diantaranya.
Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan dan informasi bagi
masyarakat di bidang perikanan khususnya
para pembudidaya ikan mengenai kualitas
air terhadap pertumbuhan ikan nila nirwana
(Oreochromis sp). diharapkan dapat
memberikan suatu manfaat untuk
perkembangan pengetahuan ilmu hukum
khususnya dalam bidang perikanan untuk
membudidayakan ikan nila nirwana.
Sedangkan manfaat praktis adalah dapat
menjelaskan faktor- faktor yang
mempengaruhi kualitas air saat
membudidayakan ikan nila nirwana di
tambak, Jayapura.

Tinjauan Pustaka

Kualitas air
Menurut PP No.82 Tahun 2001 pada
tanggal 14 desember 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran, yang menjelaskan bahwa
apabila suatu perairan telah memenuhi baku
mutu yang telah ditentukan sesuai
peruntukannya maka perairan tersebut
memiliki kualitas baik dan dapat digunakan
sesuai peruntukannya. Seperti melakukan
pembudidayaan. Untuk mengetahui kondisi
perairan sesuai dengan peruntukannya
harus diukur menggunakan alat uji dan
metode yang sesuai. Kualitas air
menunjukkan sifat air dan kandungan
organisme, zat, atau komponen lain yang
terkandung dalam air.
Beberapa faktor fisik yang menjadi
parameter kualitas air dalam budidaya ikan
air tawar diantaranya suhu, kecerahan air,
dan kecepatan air (Marlina dan Rakhmawati,
2016). Ada juga faktor kimia yang
mempengaruhi kualitas air pH (power of
Hydrogen), DO (Dissolve Oxygen),
ammonia, nitrat. Sedangkan faktor biologi
dipengaruhi oleh organisme baik mikro
maupun makro yang masuk ke dalam air
misalnya bakteri. Semua hal ini sangat
mempengaruhi kualitas air sehingga para
pembudidaya harus mengatur kualitas air
agar yang kita budidaya tidak terganggu
pertumbuhannya. Kualitas air merupakan
kondisi yang harus dikendalikan karena
sebagai salah satu faktor utama dan penting
dalam pengelolaan sumberdaya perairan.
Pemantauan kualitas air sangat
penting untuk memastikan air memiliki
kualitas yang baik sesuai yang baik dengan
peruntukannya. Tujuan utama upaya
pemantauan terhadap kualitas suatu
perairan adalah mengetahui nilai kualitas air
dalam bentuk parameter kimia, fisik, dan
biologi. Membandingkan nilai kualitas air
dengan baku mutu sesuai dengan
peruntukannya.

Ikan nila nirwana


Menurut klasifikasi yang terbaru (1982) nama
ilmiah ikan nila ialah Oreochromis niloticus.
Untuk ikan nila sendiri dibagi menjadi tiga
genus berdasarkan kepedulian induk ikan
terhadap telur dan anak-anaknya.Ikan Nila
Nirwana merupakan ikan hasil
pengembangan dari Balai Pengembangan
Budidaya Ikan Nila dan Mas (BPBINM)
Wanayasa, ikan ini dihasilkan dari proses
penangkaran selektif ikan Nila GIFT dan
GET dengan metode Seleksi Famili. Ikan
Nila Nirwana atau Nila Ras Wanayasa
sekarang sudah mencapai generasi ketiga.
Ciri-ciri ikan nila ras wanayasa (Nirwana)
banyak ditemukan di perairan tenang seperti
danau, rawa dan waduk, dapat hidup pada
salinitas 0-29 permil, suhu 18-32 ºC dan pH
6,5-8, pemakan segala (omnivora).
Pembenihan Ikan Nila Ras Wanayasa
(Nirwana): Pembenihan ikan nila Nirwana
dapat dilakukan pada kolam tanah dengan
konstruksi kemiringan dasar kolam dibuat
masing masing 2-5% atau pada bak
semen/happa.

Budidaya ikan nila


Perikanan adalah semua kegiatan
yang berkaitan dengan pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya ikan dan
lingkungannya mulai dari praproduksi,
produksi, pengolahan sampai dengan proses
pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu
sistem bisnis perikanan (UU Nomor 45
Tahun 2009). Sektor perikanan budidaya
memegang peranan penting dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat serta membuka
lapangan kerja. Usaha perikanan budidaya di
Kabupaten Purwakarta terbagi menjadi dua
bentuk usaha yaitu usaha pembesaran dan
pembenihan ikan.
Ikan nila ras wanayasa (Nirwana)
diproduksi dengan menyilangkan antara ikan
nila GIFT (Genetic Improvement of Farmed
Tilapia) dan ikan nila GET (Genetically
Enhanced of Tilapia). Menurut pihak
BPBINM Wanayasa Ikan Nila Nirwana ini
memiliki keunggulan pada kecepatan
pertumbuhannya. Potensi usaha budidaya
ikan air tawar, khususnya ikan nila semakin
menggiurkan sejalan dengan pertambahan
jumlah penduduk yang mengakibatkan
tingginya kebutuhan konsumsi ikan
khususnya ikan air tawar. Usaha atau efforts
budidaya ikan nila disukai karena ikan ini
mudah dipelihara, laju pertumbuhan dan
perkembang biakannya sangat cepat, serta
tahan terhadap gangguan hama dan
penyakit.

pH (derajat keasaman)
pH atau derajat keasaman adalah
logaritma negatif dan konsentrasi ion-ion
hidrogen yang terlepas dalam suatu zat cair
yang kemudian dapat menggambarkan
keasaman atau kebasaan air. pH dinyatakan
dalam angka dari 1-14. pH perairan adalah
satu faktor kimia yang cukup penting dalam
mengontrol kestabilan atau keseimbangan
perairan (Simanjuntak,2009). Sebagian
besar organisme akuatik sensitif terhadap
perubahan pH, dan lebih menyukai pH netral
yaitu antara 7-8,5.
DO (Oksigen terlarut)

Oksigen terlarut merupakan total atau


banyaknya suatu gas oksigen yang terlarut
dalam perairan. Oksigen yang terlarut dalam
suatu perairan yang dibutuhkan oleh semua
organisme untuk melakukan respirasi,
proses metabolisme atau pertukaran zat
yang akan menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan
perkembangan(Salamin,2005). Pengukuran
oksigen terlarut dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu metode elektrokimia atau secara
langsung dengan DO meter dan metode
titrasi dengan cara Winkler.

Temperatur (suhu)
Adalah kapasitas panas yang
terkandung dalam suatu benda (Sutisna dan
Sutarmanto, 2015). Temperatur akan
mempengaruhi proses biokimia di dalam
suatu perairan baik mempengaruhi secara
langsung maupun tidak langsung. Menurut
Tatangindatu et al. (2013) suhu yang baik
untuk menunjang pertumbuhan ikan yang
optimal dalam budidaya ikan air tawar seperti
ikan nila dan ikan mas adalah 28 derajat
celcius. Tingginya temperatur akan dapat
menyebabkan kematian ikan karena terlalu
panas suhu didalam air.

Metode Penelitian

Untuk mengetahui kualitas air ikan


nila nirwana kita melakukan penelitian.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif melalui studi pustaka (library
research). Tahapan penelitian dilaksanakan
dengan menghimpun sumber kepustakaan,
baik primer maupun sekunder. Penelitian ini
melakukan klasifikasi data berdasarkan
formula penelitian (Darmalaksana, 2020).
Pengukuran kualitas air ikan nila nirwana
berdasarkan parameter fisika dan kimia,
dengan mengambil data- data yang sudah
ada. Ada penelitian ini rangkaian
kegiatannya berkaitan dengan
pengumpulan data pustaka, membaca dan
mencatat, lalu mengolah informasi yang
sesuai dan diperlukan untuk menjawab
rumusan masalah yang akan dipecahkan.
Jenis data yang digunakan adalah
data sekunder. Data sekunder merupakan
data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpulan data dan dipublikasikan
kepada masyarakat pengguna data. Metode
yang digunakan dalam pengumpulan data
pada kerja praktek ini adalah studi pustaka
(referensi), yaitu pencarian data dan
informasi melalui dokumen-dokumen, baik
tertulis, gambar, maupun dokumen elektronik
yang dapat mendukung dalam proses
penulisan. Data yang telah didapatkan dari
hasil wawancara, dari sumber tulisan
maupun dari sumber pustaka
dikelompokkan. Atau juga bisa dicari lewat
jurnal- jurnal, buku- buku referensi ataupun
artikel ilmiah yang bertujuan dengan objek
penelitian atau pengumpulan data yang
bersifat kepustakaan.

Pada tahap lanjut dilakukan


pengolahan data dan atau pengutipan
referensi untuk ditampilkan sebagai temuan
penelitian, diabstraksikan untuk
mendapatkan informasi yang utuh, dan
diinterpretasi hingga menghasilkan
pengetahuan untuk penarikan kesimpulan.
Langkah yang terakhir dilakukan dalam
analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah apabila tidak
ditemukan bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Simpulan dalam penulisan kualitatif
merupakan temuan baru yang sebelumnya
belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi
jelas setelah diteliti.
Secara garis besar, terdapat
beberapa langkah yang akan dilakukan pada
penelitian ini untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Langkah-langkah tersebut
meliputi (i) melakukan identifikasi masalah
yang dihadapi (ii) melakukan studi pustaka
yang relevan dengan sistem pengamatan
kualitas air kolam budidaya ikan, (iii)
melakukan reorganisasi bahan dan
catatan simpulan yang didapat dari
sumber data (iv) perancangan dan
implementasi sistem, (v) melakukan review
atas informasi yang telah dianalisis dan
sesuai untuk membahas dan
menjawab rumusan masalah penelitian,
(vi) pengujian dan analisis hasil, dan (vii)
pengambilan kesimpulan.

Hasil dan pembahasan

Kondisi Kualitas Air di Dalam Tambak


Budidaya Ikan Nila Nirwana
Air sebagai media hidup ikan harus
memiliki sifat yang cocok bagi kehidupan
ikan, karena kualitas air dapat memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan mahluk
mahluk hidup di air (Djatmika, 1986).
Kualitas air merupakan faktor pembatas
terhadap jenis biota yang dibudidayakan di
suatu perairan (Kordi dan Tancung, 2007).
Pengukuran terhadap para parameter
kualitas air yang diukur dalam media
penelitian antara lain :
pH
Nilai PH dapat mempengaruhi toksisitas
suatu senyawa kimia, semakin tinggi nilai PH
maka nilai alkalinitas semakin tinggi dan
kadar karbondioksida semakin rendah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai pH di
dalam tambak ikan nila nirwana berkisar
antara 6.7-8.2 , masih dalam batas toleransi
hidup ikan nila atau berada pada kondisi
yang baik.. Sesuai dengan pernyataan
beberapa ahli salah satunya menurut
Judantari, Khairuman dan Amri, (2008)
menjelaskan bahwa Nila Nirwana dapat
mentolerir keasaman perairan untuk hidup
optimal antara 5-8.5. Hal tersebut juga
dijelaskan berdasarkan KepMen KP No.45
Tahun 2006, nilai pH yang mampu
ditoleransi oleh ikan nila nirwana, yaitu
sebesar 5-8.5. bahwa Keasaman (pH) yang
tidak optimal dapat menyebabkan ikan
stress, mudah terserang penyakit, serta
produktivitas dan pertumbuhan rendah.
Selain itu, keasaman (pH) memegang
peranan penting dalam bidang perikanan
budidaya karena berhubungan dengan
kemampuan untuk tumbuh dan
bereproduksi. Ikan dapat hidup minimal pada
pH 4 dan pH diatas 11 akan mati.
DO
Oksigen terlarut merupakan faktor
terpenting dalam menentukan kehidupan
ikan, pernapasan akan terganggu bila
oksigen kurang dalam perairan. Kandungan
oksigen terlarut (DO) dalam tambak secara
umum mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Kandungan oksigen yang terendah
selama penelitian adalah 6.9 yang paling
tinggi adalah 13.9. Jika oksigen terlarut tidak
seimbang akan menyebabkan stress pada
ikan karena otak tidak mendapat suplai
oksigen yang cukup, serta kematian akibat
kekurangan oksigen (anoxia) yang
disebabkan jaringan tubuh tidak dapat
mengikat oksigen yang terlarut dalam darah.
Amonia
Amoniak adalah produk akhir yang
besar dari penguraian protein pada ikan.
Ikan akan menguraikan protein yang ada di
dalam pakan dan menyekresikan lewat
insang dan kotorannya. Banyaknya amonia
yang diekskresikan oleh ikan tergantung
pada input pakan yang diberikan di dalam
sistem budidayanya, penambahannya
seperti penambahan feeding rate Amoniak
dapat menyebabkan kematian pada
konsentrasi ˃0.8 ppm (Ernawati, 2014).
Effendi (2003) menyatakan bahwa tinja biota
akuatik juga banyak mengandung amonia.
Unsur amonia dalam perairan terjadi karena
hasil ekskresi ikan dan juga terjadi
pembusukan sisa makanan dalam kolam.
Sebab lain adalah lumpur yang terlalu tinggi
pada tambak. Peningkatan amoniak dalam
tambak juga dipengaruhi oleh peningkatan
suhu, oksigen terlarut dan pH di dalam
tambak budidaya. Sesuai dengan pendapat
Handajani dan Samsundari (2005),
keracunan yang banyak dikenal adalah
disebabkan oleh ion NO2- dan NH3.
Amoniak merupakan hasil akhir dari proses
metabolisme. Pada sistem budidaya ikan,
sisa pakan yang berlebih merupakan sumber
penyebab naiknya kadar amoniak. Amoniak
dalam bentuk tidak terionisasi merupakan
racun bagi ikan, walaupun biasanya ikan
dapat menyesuaikan diri dengan kondisi
amoniak akan tetapi perubahan mendadak
akan menyebabkan kerusakan jaringan
insang. Menurut Andrianto, (2005).
Keberadaan amoniak dalam air dapat
menyebabkan berkurangnya daya ikat
oksigen oleh butir-butir darah, hal ini akan
menyebabkan nafsu makan ikan menurun.
Kecerahan
Menurut Kordi dan Tancung (2007),
kekeruhan yang baik adalah kekeruhan yang
disebabkan oleh jasad-jasad renik atau
plankton. Kondisi cuaca yang kadang
hujan ,kadang panas dan juga tidak
dilakukan pemasukan air pada tambak jadi
sumber air berasal dari air hujan. Penyebab
kematian ikan di tambak karena ketinggian
air yang tidak optimum. Menurut Handajani
dan Samsundari (2005), kuantitas air
budidaya yang tidak memenuhi syarat
misalnya tinggi kolam terlalu rendah dapat
menyebabkan ikan shok (stres) terutama
ketika suhu air meningkat pada siang hari.
Ikan yang shock atau stres karena tekanan
peningkatan suhu yang tinggi akan mudah
terserang penyakit.

Suhu
Suhu air kolam sangat
mempengaruhi aktivitas dan nafsu makan
ikan budidaya. Suhu optimum untuk ikan
budidaya adalah 28-32°C. Dibawah suhu
25°C, aktivitas gerak dan nafsu makan ikan
mulai menurun. Diatas 35°C, ikan budidaya
akan mengalami stress dan kesulitan nafas
karena konsumsi oksigen ikan meningkat,
sedangkan daya larut oksigen di air
menurun. Semakin tinggi suhu kolam, akan
mempercepat reaksi amonium menjadi
amonia. Amonia lebih beracun dibanding
dengan ammonium. Hal lain yang dapat
membuat perubahan suhu di suatu perairan
dikarenakan adanya pengaruh penyerapan
dan pelepasan panas dari teriknya matahari.
Suhu yang berubah-ubah dapat
mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton
dan organisme yang ada di perairan.
Salinitas
Perubahan salinitas yang besar dapat
mempengaruhi organisme di dalamnya
(Davis, 1955). Pasang surut sebagai salah
satu kekuatan angin yang dapat
mempengaruhi salinitas. salinitas ditentukan
berdasarkan banyaknya garam-garam yang
larut dalam air. Parameter kimia tersebut
dipengaruhi oleh curah hujan dan
penguapan (evaporasi) yang terjadi suatu
daerah. spesies ikan nila mampu
beradaptasi pada media bersalinitas tinggi,
karena kemampuan osmoregulasinya cukup
baik. Nilai laju pertumbuhan harian rata-rata
ikan nila merah semakin meningkat dengan
meningginya kadar salinitas. tekanan
osmotic tubuh ikan nila merah atau disebut
isoosmotik. Salinitas di dalam tambak tidak
terlalu tinggi dikarenakan cuaca yang tidak
menentu dan tidak dilakukan penggantian
atau pemasukan air ke dalam tambak.
Pemberian Pakan
Faktor pakan mempunyai peranan
yang sangat penting dalam pertumbuhan
ikan. Untuk merangsang pertumbuhan ikan
yang optimal, diperlukan jumlah dan mutu
makanan yang tersedia dalam keadaan
cukup serta sesuai dengan kondisi perairan.
Diharapkan dengan pemberian makanan.
tambahan tersebut akan dapat meningkatkan
produksi ikan peliharaan sampai 3 (tiga) kali
lipat dibandingkan dengan ikan yang tidak
diberikan makanan tambahan. tingkat
efisiensi penggunaan pakan nila ditentukan
oleh pertumbuhan dan jumlah pakan yang
diberikan. Dilihat dari pertumbuhan ikan nila
nirwana menunjukkan bahwa pakan yang
diberikan sudah sesuai untuk kebutuhan ikan
namun faktor lain yang menyebabkan ikan
tidak mau makan adalah kondisi lingkungan
yaitu kualitas dan tinggi tambak yang tidak
optimum sehingga mengganggu
pertumbuhan ikan.
Penutup

Berdasarkan hasil dan pembahasan


diatas, dapat disimpulkan jika kualitas air
merupakan hal yang sangat penting bagi
budidaya ikan nila nirwana. Parameter
kualitas air diperairan seperti kadar oksigen
terlarut, salinitas, pH, suhu, kecerahan,
amonia, sangat mempengaruhi
kelangsungan hidup organisme yang ada di
perairan. kadar kualitas air seperti DO,
Amoniak, Kecerahan dan Suhu di perairan
tersebut kurang optimum untuk pertumbuhan
ikan, hal tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar. Sedangkan pH dan
salinitas masih dapat ditoleransi oleh ikan
nila nirwana, dengan nilai pH 6.7-8.2 ppt dan
nilai salinitas 0-0.4 ppm. Pengelolaan
kualitas air harus diimbangi juga dengan
pengelolaan lingkungan yang baik karena
dalam budidaya ikan, lingkungan dan
kualitas air saling terkait satu sama lain.
Ketika ketiga hal ini dapat dimbangi maka
budidaya ikan akan berjalan dengan baik
tentunya ditunjang dengan sarana dan
prasarana yang memadai.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut
tentang pengelolaan lingkungan dalam
mendukung aktivitas budidaya ikan nila
nirwana di Holtekamp Distrik Muara Tami
Kota Jayapura. Dengan beberapa
pengukuran seperti waktu pengambilan
sampel yang berbeda, parameter kualitas air
pertumbuhan ikan lain di Holtekamp Distrik
Muara Tami kota Jayapura. Penelitian ini
dapat dilakukan lebih lanjut terhadap kualitas
air sungai pada kondisi kemarau sehingga
dapat dibandingkan tingkat kualitas airnya.
Ada juga pemberian pakan yang baik agar
kualitas air budidaya nila nirwana baik dan
tidak terjadi blooming.
Daftar pustaka

Affandi, A., Nasution, AR, Tanjung, I., &


Harahap, RS (2021). Rancang Bangun
Alat Ukur pH Dan Ketinggian Air
Berbasis Smartphone Guna
Meningkatkan Produktifitas Budidaya
Ikan Nila. Jurnal MESIL (Mesin Elektro
Sipil)/Jurnal MESIL (Mesin Elektro
Sipil) , 2 (2), 75-80.

Azhari, D., & Tomasoa, A. M. (2018). Kajian


kualitas air dan pertumbuhan ikan
nila (Oreochromis niloticus) yang
dibudidayakan dengan sistem
akuaponik. Akuatika Indonesia, 3(2),
84-90.
Bhawiyuga, A., & Yahya, W. (2019). Sistem
monitoring kualitas air kolam
budidaya menggunakan jaringan
sensor nirkabel berbasis protokol
lora. Jurnal Teknologi Informasi dan
Ilmu Komputer, 6(1), 99-106.

Fauzia, S. R., & Suseno, S. H. (2020).


Resirkulasi Air Untuk Optimalisasi
Kualitas Air Budidaya Ikan Nila
Nirwana (Oreochromis
niloticus). Jurnal Pusat Inovasi
Masyarakat (PIM), 2(5), 887-892.

Mahyudin, M., Soemarno, S., & Prayogo, T.


B. (2015). Analisis kualitas air dan
strategi pengendalian pencemaran
air Sungai Metro di Kota Kepanjen
Kabupaten Malang. Indonesian
Journal of Environment and
Sustainable Development, 6(2).

Pratama, M. A., Arthana, I. W., & Kartika, G.


R. A. (2021). Fluktuasi Kualitas Air
Budidaya Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) dengan Beberapa Variasi
Sistem Resirkulasi. Current Trends in
Aquatic Science, 4(1), 102-107.

Siegers, WH, Prayitno, Y., & Sari, A.


(2019). Pengaruh kualitas udara
terhadap pertumbuhan ikan nila
nirwana (Oreochromis sp.) pada
tambak payau. Jurnal Pengembangan
Perikanan , 3 (2), 95-104.

Setiajaya, A., Siringoringo, T. O., & Hasiany,


S. (2021). PERBANDINGAN KUALITAS
AIR DANAU TOBA DARI SEGI FISIKA
KIMIA TAHUN 2018 DENGAN
2019. Jurnal Rekayasa, Teknologi,
dan Sains, 5(1), 29-37.

Anda mungkin juga menyukai