Anda di halaman 1dari 6

RESUME

KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA PERIKANAN

SOPHIA GABRIELA MARCELINA NAIBAHO


NIM. 203020406017

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Ir. Uras Tantulo, M.Sc.


NIP. 19670228 199203 1 002

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persiapan untuk menjadikan suatu desa menjadi desa wisata, tentunya perlu melakukan
beberapa tindakan untuk meningkatkan berbagai sumber daya yang ada di dalam desa tersebut.
Sumber daya yang ditata dengan baik, dapat meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung.
Banyak hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya yang ada, salah
satunya kekayaan sumber daya alam yang ada. Desa Loano memiliki potensi sumber daya alam
berupa budidaya perikanan yang dimiliki dan dikembangkan oleh mayarakat Desa Loano.
Budidaya perikanan ini memiliki keuntungan yang besar, sehingga selain dapat
meningkatan perekonomian masyarakat Desa Loano, dan bagi Pemerintahan Desa Loano.
Budidaya perikanan di Desa Loano dapat memberikan keuntungan baik secara pribadi maupun
bagi Pemerintahan Desa Loano, dengan adanya pengelolaan yang baik. Pengelolaan budidaya
perikanan yang baik salah satunya yaitu dengan memperhatikan kualitas air kolam.
Pengelolaan kualitas air dalam budidaya perikanan penting guna meningkatkan produksi
dan menunjang keberhasilan budidaya tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan ikan yang baik
dapat dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam. Salah satu faktor luar yang penting dalam
manajemen budidaya adalah pengelolaan kualitas air sebagai media hidup organisme akuatik.
Air sebagai media utama tempat hidup bagi ikan, maka harus diperhatikan dengan baik dari segi
kuantitas maupun kualitasnya.
B. Tujuan
Pada penulisan resume ini bertujuan agar kita mengetahui bagaimana perubahan kualitas
air pada budidaya perikanan dan cara mengatasi/menanggulangi dengan Aquaculture
Engineering di kolam dan keramba.
TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai hewan air, ikan memerlukan air sebagai media hidupnya. Kualitas air ini sangat
penting, tidak hanya ikan tetapi untuk semua kehidupan yang ada dalam perairan. Kualitas air
mempunyai peranan yang berbeda dalam perikanan, dibandingkan dengan peranannya dalam
budidaya. Pada perairan alami, kualitas air mempengaruhi seluruh komunitas perairan (bakteri,
tanaman, ikan, zooplankton, dan sebagainya), (ZONNEVELD, HUlSMAN, dan BOON, 1991).
Selanjutnya FAST (1986), mengatakan bahwa kualitas air merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi keberhasilan usaha budidaya ikan. Jika kualitas air baik, maka kelulus hidupan,
pertumbuhan dan reproduksi akan baik pula. Air yang dapat digunakan sebagai budidaya ikan
harus mempunyai standar kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan.
Air yang dapat digunakan sebagai media hidup ikan harus dipelajari agar ikan sebagai
organisme air dapat dibudidayakan sesuai kebutuhan manusia sebagai sumber bahan pangan
yang bergizi dan relatif harganya murah. Air yang dapat memenuhi kriteria yang baik untuk
hewan dan tumbuhan tingkat rendah yaitu plankton sebagai indikator paling mudah bahwa air
tersebut dapat digunakan untuk budidaya ikan (Cahyono B. 2001).
Parameter kualitas air pada proses budidaya ikan berperan dalam menciptakan suasana
lingkungan hidup ikan, agar perairan kolam mampu memberikan suasana yang nyaman bagi
pergerakan ikan yaitu tersedianya air yang cukup untuk menciptakan kualitas air yang sesuai
dengan persyaratan hidup ikan yang optimal (kimia air, fisika air, dan biologi air) sesuai dengan
parameter yang disyaratkan, tersedianya pakan alami yang cukup dan sesuai, serta terhindarnya
dari biota yang merugikan bagi kelangsungan hidup dan perkembangan ikan (hama dan penyakit
ikan). Agar persyaratan kuantitas dan kualitas air budidaya dapat terpenuhi, keberhasilan
budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh lingkungan perairan. Lingkungan yang baik akan mampu
memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan, sedangkan lingkungan perairan
yang kurang baik akan menghambat terhadap stimulus yang diberikan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan ikan. (Ghufran 2007).
Hal yang harus di perhatikan dalam pengelolaan kualitas air
1. Kandungan amoniak
Amoniak umumnya dihasilkan dari hasil ekskresi suatu organisme. Kandungan amoniak
yang tinggi dalam air, akan dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan karena mereduksi masukan
oksigen akibat rusaknya insang ikan, serta dapat merusak jaringan fisik pada ikan. Amoniak juga
dapat menjadi racun bagi ikan apabila kandungan dalam air sudah terlalu tinggi.
2. Kandungan oksigen dalam air
Oksigen merupakan suatu hal yang sangat penting bagi makhluk hidup untuk bernafas.
Begitu pula dengan fungsi oksigen dalam budidaya perikanan. Oksigen dibutuhkan untuk
perkembangan organisme akuatik, sehingga apabila kandungan okesigen dalam air kurang, maka
aktivitas ikan akan terhambat. Oksigen penting bagi ikan itu sendiri, maupun bagi ekosistem di
dalam perairan tersebut. Kandungan oksigen yang rendah di dalam air biasanya juga akan diikuti
dengan meningkatnya kandungan amoniak (NH3) dan karbondioksida (CO2) dalam air.
Kandungan amoniak dan karbondiokasida yang tinggi di dalam air akan menyebabkan kualitas
air dalam kolam menurun.
3. Suhu air kolam
Suhu air dapat mempengaruhi proses pencernaan makanan yang terjadi pada ikan. Proses
pencernaan makanan pada ikan saat suhu rendah biasanya akan berjalan sangat lambat, namun
pada saat suhu tinggi, maka proses pencernaan pada ikan akan berjalan secara cepat. Suhu air
yang optimal dan sesuai dengan selera makan ikan adalah antara 25°C-27°C.
4. Kepadatan ikan
Kepadatan ekosistem dalam suatu kolam juga akan dapat mempengaruhi kualitas air
dalam kolam tersebut. Kepadatan yang terlalu tinggi dapat mempercepat proses penurunan
kualitas air dalam budidaya perikanan. Kepadatan yang tinggi dapat menyebabkan feses yang
dihasilkan oleh ikan akan semakin banyak, sehingga endapan NH3 pada dasar kolam akan
meningkat.
5. Cahaya Matahari
Air yang sangat keruh akan dapat mempengaruhi aktivitas dan perkembangan ikan dalam
kolam. Cahaya matahari akan sulit masuk apabila air kolam terlihat sangat keruh. Cahaya
matahari penting bagi organisme karena ikut menentikan produkstivitas perairan.
Manfaat Meningkatkan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air dalam budidaya perikanan penting untuk menghilangkan sisa
buangan metabolisme tubuh dari ikan yang berbahaya seperti amoniak (NH3), serta sebagai
pengganti aerasi. Kualitas air yang baik akan mengurangi tingkat kekeruhan pada air, sehingga
cahaya matahari dapat masuk untuk mencukupi kebutuhan produktivitas ikan. Kualitas air yang
menurun akan menyebabkan terkumpulnya sisa pakan, bahan organik, senyawa toksik atau
racun, dan zat berbahaya lainnya. Limbah yang sangat berbahaya dan bersifat racun bagi ikan
adalah amoniak. Amoniak dapat menyebabkan racun maupun munculnya penyakit pada ikan.
 
Cara Mengolah Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air pada budidaya perikanan dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Salah satu cara yang biasanya dilakukan dalam budidaya perikanan adalah dengan proses
pergantian air kolam secara berkala. Kecepatan pergantian air yang teratur dan maksimal, akan
dapat meningkatkan kualitas air dalam budidaya perikanan. Namun, apabila proses pergantian air
ini tidak teratur, maka belum tentu dapat menghilangkan seluruh zat berbahaya dalam air,
sehingga kualitas air masih belum maksimal. Peralatan lain yang dapat digunakan untuk
mengelola kualitas air dalam budidaya perikanan adalah paddle wheel atau kincir air.
Penggunaan kincir air selama 24 jam, dapat meningkatkan pasokan oksigen dalam air.
DAFTAR PUSTAKA

Eshmat, M. E., dan A. Manan. 2013. Analisis kondisi kualitas air pada budidaya ikan kerapu
tikus di Situbondo. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 5(1) : 1-4.
Permatasari, D. W. 2012. Kualitas Air pada Pemeliharaan Ikan Nila Intensif di Kolam
Departemen Budidaya Perairan Institut Pertanan Bogor. Skripsi Departemen Budidaya
Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Rachmawati, D., I. Samidjan, dan H. Setyono. 2015. Manajemen kualitas air media budidaya
ikan lele sangkuriang dengan Teknik probiotik pada kolam terpal di Desa Vokasi Reksosari,
Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. PENA Akuatika. 12(1) : 24-32.
Yumame, R. Y., R. Rompas, dan N. P. L. Pangemanan. 2013. Kelayakan kualitas air kolam di
lokasi pariwisata Embung Klamalu Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat. Jurnal
Budidaya Perairan. 1(3) : 56-62.
Cahyono, B., 2000. Budidaya Ikan Air Tawar: Ikan Gurami, Ikan Nila, Ikan Mas. Kanisius.
Yogyakarta.
Cahyono, B., 2001. Budidaya Ikan di Perairan Umum. Kanisius. Yogyakarta. 134
hal.
Qureshi, R. A., Ghufran, M. A., Sultana, K. N., Ashraf, M., & Khan, A. G. (2007).
Ethnomedicinal Studies of Medicinal Plants of Gilgit District and Surrounding
Areas. Ethnobotany Research and Applications, 5, 115–122. 
Fast, A. W., K. E. Carpenter, V.J. Estilo, dan H.J. Gonzales. 1988. Effect Water Depth and
Artificial Mixing on Dynamics of Philippines Brackishwater Shrimps Ponds. Aquacul.
Eng., 7 : 249-361.

Anda mungkin juga menyukai