Anda di halaman 1dari 5

Pengertian kualitas air

Kualitas air merupakan salah satu faktor penting agar budidaya bisa berhasil dengan
keuntungan yang memuaskan. Untuk memacu pertumbuhan akan keberhasilan dalam budidaya
membutuhkan perhatian khusus, penurunan kualitas air dapat disebabkan oleh pemberian pakan
yang tidak terkontrol, pengelolaan air yang tidak memadai akan berakibat buruk yang dapat
menyebabkan berkembangnya penyakit sehingga kualitas lingkungan terganggu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji variasi waktu kualitas air pada tambak budidaya udang vaname dengan
teknologi integrated multitrophic aquakulture (IMT) (sahrijanna, 2017).
kualitas air (mutu air) sangat penting, karena merupakan dasar dan pedoman untuk
mancapai tujuan pengelolaan air sesuai dengan peruntukkannya. Studi dan pembahasan tentang air
pada dasarnya menyangkut tentang dua hal, yaitu kuantitas dan kualitasnya. Hal ini penting untuk
menentukan permasalahan berada di mana, dalam lingkungan apa, kualitas air yang bagaimana,
sehingga dapat dengan tepat menentukan strategi pengelolaannya. Untuk keperluan tersebut perlu
adanya suatu baku mutu air, yakni keadaan ideal yang ingin dicapai, keadaan maksimum yang boleh
ditoleransi sesuai dengan peruntukannya. Kualitas air dapat diartikan sebagai kondisi kualitatif yang
dicerminkan oleh kategori, parameter: organik, anorganik, fisik, biologik, radiologik dalam
hubungannyna dengan kehiduan Air merupakan bahan alam yang diperlukan untuk kehidupan
manusia, hewan dan tanaman yaitu sebagai media pengangkutan zat-zat makanan, juga merupakan
sumber energi serta berbagai keperluan lainnya (Sasongko, 2014).

Penilaian kualitas air untuk akuakultur


Permintaan produk perikanan untuk memenuhi gizi manusia semakin meningkat, sementara
tingat ketersediaan potensi sumber daya ikan diprediksi terus berkurang dengan
peningkatankonsumsi. Salah satu cara yang bisa menjawab tuntutan kebutuhan gizi dan protein
hewani adalah dengan budidaya ikan.
Pengendalian kondisi lingkungan budidaya agar tetap stabil dan optimal bagi organisme
perairan termasuk ikan sebagai hewan budidaya menjadi sangat perlu dilakukan. Sehingga secara
khusus pengolahan dan air sebagai tempat budidaya perlu dilakukan. Air yang digunakan untuk
keperluan budidaya perikanan tidak sekedar air (H2O), karena air mengandung banyak ion. Ion-ion
unsur yang kemudian menentukan apakah lingkungan tersebut cocok untuk kegiatan budidaya. Jadi
kualitas air yang baik adalah air yang cocok untuk kegiatan budidaya, dimana jenis komoditas bisa
hidup dan tumbuh dengan normal. Ketersediaan air yang baik sangat penting di dalam budidaya
perikanan, air yang bagus memiliki karakteristik lingkungan spesifik untuk mikroorganisme yang
dibudidayakan (Maniagasi et al., 2013).
Penilaian kualitas air untuk akuakultur dilihat dari beberapa Parameter kualitas perairan.
Parameter kualitas perairan yang diukur terbagi atas 3 yaitu Akib et al., (2015):
1. Parameter Fisika, variabel yang diukur meliputi Kedalaman perairan, Kecerahan air, Suhu
perairan, Salinitas, Kecepatan arus, Material dasar perairan, dan Muatan pada tersuspensi
(MPT).
2. Parameter Kimia, variabel yang diukur meliputi pH, Oksigen terlarut, Fosfat, dan Nitrat.
3. Parameter Biologi, variabel yang diukur pada parameter biologi yaitu Kelimpahan
fitoplankton.
Kualitas air tidak terbatas pada karakteristik air, tetapi lebih dinamis yang merupakan hasil dari
proses faktor-faktor lingkungan dan proses biologi. Oleh karena itu untuk menghasilkan kualitas air
yang baik maka perlu ada kegiatan monitoring yang rutin. Kebutuhan kualitas air tiap spesies
berbeda bahkan dalam setiap tahap perubahan dalam satu siklus hidup dalam satu spesies. Sehingga
kondisi air media harus diuji terlebih dahulu sebelum membuat keputusan dan mengambil tindakan
selanutnya. Oleh karena itu setiap pembudidayaan harus memahami hal-hal penting yang perlu
mendapat perhatian ketika akan dan sedang melakukan budidaya (Maniagasi et al., 2013).

Fungsi Air Dalam Akuakultur


Fungsi Air Dalam Akuakultur Menurut (Sulistryorini, 2016):
1. sebagai pelarut umum, air digunakan oleh organisme untuk reaksireaksi kimia dalam proses
metabolisme serta menjadi media transportasi nutrisi dan hasil metabolisme.
2. mempunyai standar kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan.
3. memenuhi kriteria yang baik untuk hewan dan tumbuhan tingkat rendah yaitu plankton
sebagai indikator paling mudah bahwa air tersebut dapat digunakan untuk budidaya ikan.

Kriteria kualitas air untuk budidaya udang


Udang merupakan komoditas perikanan unggulan dalam program revitalisasi perikanan
disamping rumput laut dan tuna. Pada awalnya udang yang dibudidayakan di air payau adalah
udang windu, namun setelah mewabahnya penyakit White Spot Syndrom Virus (WSSV) yang
mengakibatkan menurunnya usaha budidaya udang windu, pemerintah kemudian
memperkenalkan udang vannamei pada tahun 2001 untuk meningkatkan usaha perudangan di
Indonesia dan dalam rangka diversifikasi komoditas perikanan.
Keriateria kualitas air untuk budadaya udang (sahrijanna, 2017):
1. suhu yang layak untuk ikan dan udang adalah antara 27-31 oC walaupun suhu mencapai
32,76 oC masih dapat hidup dan tumbuh secara normal. Hasil pengamatan terhadap peubah
kualitas air yang di peroleh
2. suhu air sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan pertumbuhan organisme serta
mempengaruhi jumlah pakan yang dikomsumsi organisme perairan, kisaran suhu yang baik
untuk budidaya adalah 25 oC –30 oC.
3. Dalam tambak suhu sangat berpengaruh pada aktifitas fotosintesis serta kelarutan vartikel-
vartikel yang ada di dalamnya dan sifat-sifat fisik, kimia dan biologi juga sangat berpengaruh
pada suhu yang dapat mempengaruhi pada fisilogis kehidupan organisme budidaya, apabila
kenaikan suhu mencapai pada batas-batas tertentu akan meningkatkan laju pertumbuhan
udang.

SUMBERDAYA AIR DALAM PERAIRAN AIR TAWAR


1. Perairan Tawar
a). Perairan berbentuk aliran :
- Sungai : Air di permukaan bumi yang terjadi secara alamiah, mengalir ditempat yang tinggi ke
tempat yang lebih rendah. Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran menyatakan bahwa untuk menjamin kualitas air yang diinginkan
sesuai peruntukannya agar tetap dalam kondisi alamiah, maka perlu dilakukan upaya pengelolaan
kualitas air dilakukan pada sumber yang terdapat di dalam hutan lindung, mata air yang terdapat
diluar hutan lindung dan akuifer air dalam tanah.Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur
dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 115 Tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan melalui parameter sifat fisik air, sifat kimia air
dan sifat biologi air.Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor. 115 tahun
2003 tentang Penentuan Status Mutu Air terdapat Standar Baku Mutu Kualitas Badan Air.

Sumber Daya Air Berdasarkan kadar garamnya ( salinitas ), perairan dipermukaan


bumi dibagi menjadi tiga golongan yaitu : TAWAR, PAYAU, LAUT PERAIRAN

1. Perairan air tawar (0-5 ppt), terdapat didaratan mulai dari pegunungan, perbukitan,
hingga daratan rendah dekat pantai, berupa • Danau • Situ • Waduk • Sungai • Saluran
irigasi • Mata air • Sumur dan • Air hujan
a) Perairan berbentuk aliran: ▪ Sungai: Air di permukaan bumi yang terjadi secara
alamiah, mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah ▪ Irigasi:
Aliran air di permukaan bumi yang terjadi bukan secara alamiah, melainkan
sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai keperluan.
b) Perairan berbentuk genangan: ▪ Danau: Genangan air di permukaan bumi yang
terjadi secara alamiah. Berdasakan kesuburan perairannya, danau dibagi atas:
oligotrofik: danau yang tidak subur; mesotrofik: danau dengan kesuburan sedang;
eutrofik: danau yang subur. ▪ Waduk: Genangan air di permukaan bumi yang
dibangun dengan cara membendung sungai dengan dam (bendungan). Berukuran
relatif kecil, baik luasan, kedalaman, maupun volume airnya. Kedalamannya
sekitar 1-10 m dan volume airnya berkurang ketika musim kemarau bahkan
menjadi kering.
c) Perairan berbentuk curahan: ▪ Mata air: Kumpulan dari rembesan air di dalam
tanah dan muncul kepermukaan bumi sebagai mata air. Umumnya jernih dan
kandung unsur haranya tergantung jenis batuan yang terdapat pada aliran air
bawah tanah. Misalnya batuan kapur airnya mengandung kalsium (Ca) ▪ Air
sumur: Diperoleh dengan menggali/membor tanah hingga kedalaman tertentu. Air
sumur bisa berasal dari sungai bawah tanah atau resapan air (air kapiler). ▪ Air
hujan: Berasal dari presipitasi uap air di udara. Air hujan sebagian meresap ke
dalam tanah (infiltrasi dan perkolasi) dan selebihnya mengalir sebagai run off
membentuk sungai dan genangan.
2. Perairan payau (6-29 ppt), berlokasi dimuara sungai dan pantai tempat terjadinya
transisi dari kondisi air tawar ke kondisi air asin (laut), antara lain : • Perairan payau
di muara sungai dan pantai • Perairan payau di rawa • Perairan payau di paluh.
a) Perairan payau: Sungai yang membawa air tawar dari daratan akan bermuara di
pantai sehingga air tersebut bercampur dengan air laut membentuk air payau.
Perairan payau memiliki salinitas yang berfluktuasi dan dengan kisaran yang
sangat lebar. Kondisi demikian membentuk komunitas biota yang khas.
b) Perairan rawa pantai (Laguna) Laguna adalah genangan air yang terbentuk akibat
adanya cekungan di belakang garis pantai yang terisi (digenangi) air laut saat
pasang tinggi. Memiliki ciri: ▪ Airnya relative tenang (stagnan). ▪ Salinitis dan
suhu sangat tinggi.
3. Perairan laut Perairan air laut adalah perairan yang berada dilaut dan memiliki kadar
garam berkisar antara 30-35 ppt. Berupa : • Teluk→ perairan laut yang menjorok
masuk kedalam daratan • Selat→ perairan laut diantara dua atau beberapa pulau •
Perairan laut dangkal→ umumnya berlokasi didekat pantai.Untuk kepentingan
akukultur dalam hal ini budidaya laut (marikultur), maka perairan laut dibagi
berdasarkan:
a) Kedalaman perairan. ▪ Perairan dangkal (shallow sea) < 30 m, ▪ Perairan dalam
(deep sea) > 30 m.
b) Keterlindungannya: ▪ Laut terbuka (off shore). ▪ Laut terlindung (in shore) seperti
teluk , selat dan payau paluh. Perairan payau paluh adalah adalah perairan laut
yang menjorok jauh ke dalam daratan hingga membentuk seperti sungai (teluk
yang menyempit) namun airnya cenderung asin.

BAKU MUTU AIR PERIKANAN

Baku mutu kualitas air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan
parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah membandingkan baku mutu kualitas
air dengan hasil analisis dilapangan dengan menggunakan metode STORET atau metode indeks
pencemaran. Metoda STORET merupakan salah satu metoda untuk menentukan statusmutu air yang
umum digunakan. Metoda ini dapatdiketahui parameter-parameter yangtelah memenuhi
ataumelampaui bakumutu air.Secara prinsip metoda STORET adalahmembandingkan antara data
kualitasair dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status
mutu air.
Pencemaran yang terjadi jika dilihat dari sifat fisika adalah perubahan warna, rasa, bau dan
kekeruhan air. Sifat fisika air pada sungai yang dijadikan sampel telah mengalami perubahan.
Berdasarkan sifat kimia,pH masih dalam kisaran standar baku mutu kualitas air, untuk Phospat (PO4)
dan Ammoniak (NH3-N) sungai telah melampaui standar baku mutu kualitas air, untuk Nitrat (NO3)
dan Nitrit (NO2) masih dalam kisaran standar baku mutu kualitas air. Berdasarkan sifat biologi,
populasi makrozoobentos dan larva pada sungai.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN


KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR, bahwa :
Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk imengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut;
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi,pertanaman dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Sasongko, E,. Widyastuti, W Dan Priyono, R. 2014. KAJIAN KUALITAS AIR DAN PENGGUNAAN SUMUR
GALI OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR SUNGAI KALIYASA KABUPATEN CILACAP. JURNAL ILMU
LINGKUNGAN. 12(1). 72-82.
Putra, F.R,. dan Manan, A. 2014. MONITORING KUALITAS AIR PADA TAMBAK PEMBESARAN UDANG
VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI SITUBONDO, JAWA TIMUR MONITORING OF WATER
QUALITY ON REARING PONDS OF VANNAMEI SHRIMP (Litopenaeus vannamei) IN
SITUBONDO, JAWA TIMUR. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan 6 (2). 137-141.
Andi Sahrijanna, A,. Septiningsih, E. 2017. Variasi Waktu Kualitas Air Pada Tambak Budidaya Udang
Dengan Teknologi Integrated Multitrophic Aquaculture (IMTA) di Mamuju Sulawesi Barat.
Jurnal Ilmu Alam dan Lingkunga. 8 (16). 52 – 57.
Sulistyorini, s.i,. Edwin, dan Arung, A.S. 2016. ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI
KECAMATAN KARANGAN DAN KALIORANG KABUPATEN KUTAI TIMUR (Quality Analisys of
Springs in Karangan and Kaliorang Districts, East Kutai). Jurnal Hutan Tropis. 4 (1). 64-76.
Akib, A., Litaay, M., Ambeng. dan Asnady, M. 2015. KELAYAKAN KUALITAS AIR UNTUK KAWASAN
BUDIDAYA Eucheuma cottoni BERDASARKAN ASPEK FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI DI
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. 1(1):25-36.
Maniagasi, R., Tumembouw, S. S. dan Mundeng, Y. 2013. Analisis kualitas fisika kimia air di areal
budidaya ikan Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Budidaya Perairan. 1(2):29-37.
Gayosia, A. P., H. Basri dan Syahrul. 2015. Kualitas Air Akibat Aktifitas Penduduk Di Daerah
Tangkapan Air Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Manajemen Sumberdaya
Lahan. 4(1): 543-555.

Anda mungkin juga menyukai