KELAS XI IPA 1
SMAN 90 JAKARTA
Jl. Sabar, Petukangan Selatan - Pesanggrahan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12270
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
nikmat dan karunianya yang telah memberikan kemudahan kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Ikan Kakap Merah” tepat
pada waktunya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui lebih banyak tentang
ikan kakap merah dan pembaca juga bisa mengetahui cara membudidaya ikan
kakap merah, begitu juga peranan yang terdapat pada ikan kakap merah.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Emmi selaku guru
pembimbing, yang telah banyak membantu dan membimbing kami dalam
mengerjakan makalah ini. Dan juga terima kasih banyak kepada semua pihak
karena berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, yang memperlancar
pembuatan makalah ini, dari kendala-kendala yang kami hadapi.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk
memperluas wawasan kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan tidak sempurna seperti yang diharapkan, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan sarannya dari para pembaca, sehingga dapat
menjadi pengalaman bagi kami untuk menjadi yang lebih baik di masa yang akan
datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian………................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................................2
1.6 Metode Penulisan............................................................................................3
1.7 Sistematika Penulisan.....................................................................................3
BAB II
Pembahasan
2.1 Sejarah Ikan Kakap Merah.............................................................................4
2.2 Morfologi Ikan Kakap Merah.........................................................................6
2.3 Anatomi Ikan Kakap Merah...........................................................................8
2.4 Habitat Ikan Kakap Merah............................................................................12
2.5 Reproduksi Ikan Kakap Merah.....................................................................13
2.6 Peranan Ikan Kakap Merah...........................................................................15
2.7 Cara Budidaya Ikan Kakap Merah................................................................17
BAB III
3.1 Kesimpulan...................................................................................................19
3.2 Saran.............................................................................................................19
Daftar Pustaka........................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dalam negeri maupun ekspor. Selain kandungan gizi yang tinggi, limbah ikan
kakap bisa dimanfaatkan menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual tinggi,
seperti tulang-tulang ikan kakap merah digunakan sebagai bahan dasar filet,
sisik ikan kakap digunakan sebagai bahan pembuatan aksesoris.
2
menambah pengetahuan tentang ekologi dan biologi ikan terutama Ikan kakap
(Lutjanidae) bagi diri sendiri dan diharapkan menjadi pengetahuan yang
berguna bagi masyarakat umum yang membutuhkannya.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Lutjanidae
Genus: Lutjanus
Spesies: L. campechanus
4
Ikan kakap merah adalah salah satu jenis ikan kakap yang mempunyai
sisik berwarna merah. Ikan ini menempati jumlah terbanyak dalam jenis ikan
kakap yang banyak ditemui di perairan Laut Indonesia. Ikan ini juga
merupakan salah satu favorit pemancing ikan di Indonesia. Beberapa nama
lokal untuk ikan Kakap yaitu:
Jawa Tengah dan Jawa Timur: Kellet, Darongan, Bambangan.
Jawa Barat dan Jakarta: Kakap Merah, Ikan Merah, Bambangan.
Madura: Posepa.
Bangka: Bran, Bambang.
Sulawesi Selatan: Bambangan, Bacan, Delise.
5
Sulawesi Tenggara: Langgaria, Gacak.
Sumatra Utara: Sibolga.
Sumatra Barat: Sikakap, Saliguma.
Sulawesi Utara: Lolise.
Ambon (Maluku): Delis, Sengaru, Rae.
Seram (Maluku): Popika.
Sampai saat ini informasi tentang sejarah hidup dan distribusi tentang ikan
kakap masih sangat jarang. Walaupun banyak penelitian yang dilakukan
terhadap famili Ikan kakap (Lutjanidae) di Meksiko , Kenya, Amerika Serikat,
Jepang ,teluk arab dan pusat samudara hindia banyak spesies yang wajar dan
perbandingan antar spesies yang masih terbatas. Sedikit data yang
menunjukkan bahwa setidaknya ada beberapa spesies ikan kakap (Lutjanidae)
berumur panjang dengan rentang hidup lebih dari tiga puluh tahun.
Daerah penyebaran kakap merah hampir di seluruh Perairan Laut Jawa,
mulai dari Perairan Bawean, Kepulauan Karimun Jawa, Selat Sunda, Selatan
Jawa, Timur dan Barat Kalimantan, Perairan Sulawesi, Kepulauan Riau.
Secara umum ikan kakap memiliki laju tumbuh relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan ikan laut lainnya dan merupakan komoditas perikanan
yang mempunyai prospek mendukung pengembangan budidaya di masa
datang.
Secara morfologi, Ikan kakap merah (Lutjanus sp.) mempunyai ciri tubuh
yang memanjang dan melebar, gepeng atau lonjong, kepala cembung atau
sedikit cekung. Jenis ikan ini umumnya bermulut lebar dan Mulutnya terletak
pada bagian ujung kepala (terminal). gigi konikel pada taring-taringnya
tersusun dalam satu atau dua baris dengan serangkaian gigi taring nya(canine)
6
yang berada pada bagian depan. Ikan ini mengalami pembesaran dengan
bentuk segitiga maupun bentuk “V” dengan atau tanpa penambahan pada
bagian ujung maupun penajaman.
Bagian pinggir operculum biasanya bergerigi dan sisiknya ctenoid (sisik
yang kecil, tipis atau ringan). Bagian depan dari kepala tak bersisik atau pada
bagian depan dari tutup insang terdapat beberapa baris sisik. Sirip punggung
tunggal dengan jari-jari 9-12 jari-jari sirip keras dan 9-17 jari-jari sirip lemah
yang bercabang. Sirip dubur dengan 3 sirip keras dan 7-14 sirip lemah
bercabang. Sirip ekor berbentuk Homocercal (Bentuk ekor simetri, bagian atas
sama dengan bagian bawah dan disokong oleh jari-jari sirip ekor). Batas
belakang ekornya agak cekung dengan kedua ujung sedikit tumpul. Ikan kakap
merah mempunyai bagian bawah penutup insang yang berduri kuat dan bagian
atas penutup insang terdapat cuping bergerigi.
Dinamakan ikan kakap merah karena ikan kakap ini memiliki sisik
berwarna kemerah-merahan. Sedangkan di bagian tengah tubuhnya berkelir
putih kemerahan. Lalu pada bagian punggung di atas garis rusuk(gurat sisi)
juga terdapat garis kuning kemerahan.. Umumnya berukuran panjang antara
25 – 50 cm, walaupun tidak jarang mencapai 90 cm.
7
8
C. Anatomi Ikan Kakap
Sistem Pernapasan
Beberapa ikan bertulang sejati seperti ikan kakap merah, insangnya
memiliki tutup pelindung yang disebut operkulum. Insang merupakan alat
pernapasan yang terdapat pada banyak organisme air, yang berfungsi untuk
mengekstrak oksigen yang larut dalam air dan mengeluarkan karbon dioksida.
Insang pada ikan bukan hanya berfungsi sebagai alat pernapasan. Insang
berfungsi pula sebagai alat ekskresi garam, penyaring makanan, alat
pertukaran ion, dan osmoregulator. Insang terletak di sebelah kanan dan kiri
kepala ikan, di dalam rongga insang. Pada setiap sisi kepala, terdapat 5 – 7
lembar insang. Setiap lembar insang dipisahkan oleh celah insang.
Proses pernapasan pada ikan terjadi dalam dua fase, yaitu inspirasi dan
ekspirasi.
a. Inspirasi
Tekanan udara rongga mulut lebih kecil dibanding tekanan udara di air –
air masuk ke rongga mulut – rongga mulut tertutup – udara masuk insang
melalui difusi – operkulum terbuka – air mengalir melalui celah insang,
menyentuh filamen – Oksigen diikat kapiler darah – disebarkan ke jaringan-
jaringan tubuh.
b. Ekspirasi
Karbondioksida dibawa dari jaringan tubuh – menuju insang – dikeluarkan
dari tubuh.
Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut dan berakhir
pada anus. Walaupun bentuk saluran pencernaan ikan dari depan sampai ke
9
belakang hampir sama, tetapi masih dapat dibedakan masing-masing bagian,
sebagai berikut:
a. Mulut, pada bagian rahangnya terdapat gigi-gigi kecil. Fungsi mulut pada
ikan adalah sebagai alat untuk memasukkan makanan.
b. Pangkal tenggorokan (pharynx), merupakan lanjutan rongga mulut yang
terdapat di daerah sekitar insang. Lapisan permukaan faring hampir sama
dengan rongga mulut, Jika benda yang ditelan bukan makanan maka akan
dibuang melalui insang
c. Kerongkongan (esophagus), sangat pendek dan merupakan lanjutan dari
pharynx, berbentuk seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang.
Kerongkongan berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk
membantu penelanan makanan. Pada ikan laut esophagus berperan dalam
penyerapan garam.
d. Lambung, merupakan lanjutan dari esophagus dan berupa saluran
memanjang yang agak membesar.
f. Usus, berbentuk seperti pipa panjang yang berkelok-kelok dan sama
besarnya, berakhir dan bermuara keluar pada lubang anus. Usus
merupakan bagian terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian depan
usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalam yaitu saluran yang berasal
dari kantung empedu dan yang berasal dari pankreas. Usus berfungsi
sebagai penyerapan sari makanan.
g. Anus. Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang
sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital. Anus berfungsi untuk
mengeluarkan sisa-sisa pencernaan.
Kelenjar Pencernaan
Ikan memiliki 3 kelenjar pencernaan, antara lain;
a. Hati, bentuknya besar, berwarna merah kecoklat-coklatan, letaknya di
bagian depan rongga badan dan meluas mengelilingi usus. Fungsi hati
10
menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk
membanfu proses pencernaan lemak.
b. Kantong empedu, bentuknya bulat bila berisi penuh, berwarna
kehijau-hijauan, terletak pada bagian depan dari hati, mempunyai saluran
yang disebut ductus cysticus yang bermuara pada usus. Kantong empedu
berfungsi untuk menampung dan menyimpan empedu dan
mencurahkannya ke dalam usus bila diperlukan. Empedu berguna untuk
mencernakan lemak.
c. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar
dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim
pencernaan dan hormon insulin.
Sistem eksresi
Ginjal, Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk menyaring darah dan
mengambil sampah sisa metabolisme dari darah tersebut. Sampah
metabolisme ini akan dikeluarkan dalam bentuk urine. Bentuk ginjal
pada ikan pada umumnya pipih, berbentuk memanjang, berwarna
merah gelap dan terletak di bagian dorsal dari rongga perut.
11
Sistem syaraf
Otak, Otak merupakan bagian tubuh ikan yang sangat penting, karena otak ini
merupakan pusat syaraf yang mengendalikan seluruh aktivitas ikan.
Ikan memiliki system syaraf yang berkembang dengan biak. Sistem
syaraf ikan berpusat di otak. Kebanyakan ikan memiliki indera yang
berkembang dengan baik. Mata ikan mampu membedakkan warna.
Ikan juga mampu merasa dan membau. Akan tetapi, ikan kurang baik
pendengarannya.
12
D. Habitat Ikan Kakap Merah
13
E. Reproduksi Ikan Kakap Merah
Ikan Kakap tergolong diecious yaitu ikan ini terpisah antara jantan dan
betinanya. Hampir tidak dijumpai seksual dimorfisme atau beda nyata antara
jenis jantan dan betina baik dalam hal struktur tubuh maupun dalam hal warna.
Pola reproduksinya gonokorisme, yaitu setelah terjadi diferensiasi jenis
kelamin, maka jenis seksnya akan berlangsung selama hidupnya, jantan
sebagai jantan dan betina sebagai betina.
Ikan kakap merah dapat mengalami perubahan kelamin dari fase betina ke
fase jantan yang biasa disebut"hermaprodit protoginynous". Ikan kakap merah
memulai siklus reproduksinya sebagai ikan betina kemudian berubah menjadi
ikan jantan. dimana jaringan ovarium mengkerut dan jaringan testis mulai
berkembang. Ikan kakap merah secara fisiologis mengalami perubahan
kelamin dari jantan menjadi betina (protogini) apabila induk mencapai umur 3
tahun atau panjang mencapai 50 cm, sel kelamin jantan mulai berkembang
pada ikan dengan panjang lebih dari 20 cm, berkembangnya sel kelamin jantan
dipengaruhi oleh umur ikan, lingkungan serta pakan, dan apabila umur ikan
lebih dari 5 tahun akan cenderung betina.
Jenis ikan ini rata-rata mencapai tingkat pendewasaan pertama saat
panjang tubuhnya telah mencapai 41–51% dari panjang tubuh total atau
panjang tubuh maksimum. Jantan mengalami matang kelamin pada ukuran
yang lebih kecil dari betinanya. Kelompok ikan yang siap memijah, biasanya
terdiri dari sepuluh ekor atau lebih, akan muncul ke permukaan pada waktu
senja atau malam hari di bulan Agustus dengan suhu air berkisar antara 22,2–
25,2ºC. Ikan kakap jantan yang mengambil inisiatif berlangsungnya pemijahan
yang diawali dengan menyentuh dan menggesek-gesekkan tubuh mereka pada
salah seekor betinanya. Setelah itu baru ikan-ikan lain ikut bergabung, mereka
berputar - putar membentuk spiral sambil melepas gamet sedikit di bawah
permukaan air. Secara umum ikan kakap merah yang berukuran besar akan
14
bertambah pula umur maksimumnya dibandingkan yang berukuran kecil. Ikan
kakap yang berukuran besar akan mampu mencapai umur maksimum berkisar
antara 15–20 tahun, umumnya menghuni perairan mulai dangkal hingga
kedalaman 60–100 meter. Daur hidup kakap merah dari telur menelas menjadi
larva, kemudian lumbuh dan berkembang menjadi juvenil yang hermaprodil,
gelondongan, ikan muda yang berada pada masa uransisi(intersex) dan ikan
dewasa.
15
F. Peranan Ikan Kakap Merah
Kalium, Ikan kakap merah mengandung 444 miligram, atau 9,4 persen
16
dari kebutuhan harian kalium dengan porsi 3 ons merah kakap daging
dimasak. Kalium adalah zat yang dapat berguna sebagai mineral dan
elektrolit.
17
G. Cara Budidaya Ikan Kakap Merah
2. Pemberian Pakan
Ikan kakap merupakan salah satu ikan karnivora yang memangsa makhluk
hidup lebih kecil lainnya. Oleh karena itu, pemberian makan ikan kakap dapat
dilakukan dengan memberikan ikan rucah atau ikan teri. Ikan kakap juga akan
memakan makhluk kecil seperti plankton, cumi – cumi, udang, dan ikan kecil
lainnya. Ikan kakap memiliki ketahanan dalam mencerna protein dalam
jumlah besar dibandingkan ikan lainnya. Jangan pernah memberikan makanan
yang memiliki kandungan karbohidrat maupun serat karena hal itu dapat
mempengaruhi pencernaan ikan. Ikan kakap juga dapat diberi makan pelet
meskipun ikan yang diberi makan secara alami cenderung lebih nikmat
dagingnya dibanding yang makan pelet.
18
merubah jenis kelaminnya berdasarkan beberapa faktor variabilitas. Pada awal
– awal pertumbuhan, ikan kakap yang berumur sekitar 1-2 tahun cenderung
akan menumbuhkan testikel sehingga menjadi jantan. Namun ikan akan
berupa menjadi betina ketika mencapai umur 5-6 tahun. Masa reproduksi
biasanya akan terjadi di kala musim penghujan. Pada masa pemijahan kita
akan dapat membedakan mana ikan yang jantan dan betina berdasarkan
ukuran. Yang jantan biasanya akan terlihat lebih kecil dan ramping dari pada
yang betina. Setelah matang gonad, ikan kakap akan dapat dibuahi dan
menghasilkan telur dan bibit – bibit baru.
19
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
http://riezasyik.blogspot.co.id/2012/12/ikan-kakap-merah.html?m=1
http://www.seputarikan.com/2015/03/4-alasan-manfaat-ikan-kakap-merah-
bagi.html
http://kakapmerahmakalah.blogspot.co.id/2014/11/makalah-ikan-kakap-
merah-di-susunoleh.html?m=1
http://khairunmsp.blogspot.co.id/2014/11/ekobiologi-ikan-kakap-ikan-
kakap.html
http://satriaafnan.blogspot.co.id/2010/12/ikan-kakap-merah.html?view=classic
21