OLEH:
HAYCEL ANDREA PRATAMA
1804111815
BUDIDAYA PERAIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sangat dalam penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena
limpahan rahmat-Nya Laporan Praktikum Parasit dan Penyakit Ikan ini dengan judul
“Siklus Hidup Parasit Digenea” dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
para dosen dan para asisten pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam
Namun, sebagai manusia biasa, penulis juga memiliki kekhilafan dan kemampuan
yang terbatas. Oleh karena itu, dengan segala keindahan hati, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga menjadi masukan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. iv
BAB I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum..................................................... 3
5.1. Kesimpulan................................................................................... 12
5.2. Saran.............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Pomacea canaliculata………………......................................................... 9
2. Fasciola hepatica……………………………………………………………… 9
3. Trichinella spiralis…………………………………………………………….. 10
4. Acanthostomum sp……………………………………………………... 10
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
2. Dokumentasi............................................................................................ 16
1
I. PENDAHULUAN
yang secara intensif dan semi intensif . Namun, Semakin intensif sistem budidaya
yang diterapkan tanpa disadari telah banyak menimbulkan masalah. Salah satu
masalahnya adalah masalah penyakit ikan. Penyakit pada ikan didefinisikan sebagai
kondisi patologi dengan tanda tanda klinis pada tubuh ikan dan prilakunya sebagai
budidaya ikan, karena hal ini dapat mengakibatkan penurunan mutu ikan dan juga
kematian ikan. Namun kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ikan sangat
tergantung pada jenis penyakit, kondisi ikan dan kondisi lingkungan. Menurut
penyebabnya, penyakit ikan dibedakan atas penyakit infeksi dan non infeksi. Penyakit
infeksi adalah penyakit yang menular yang disebabkan oleh jasad parasit, bakteri,
jamur dan virus sedangkan penyakit non infeksi adalah penyakit yang tidak menular
disebabkan oleh mal nutrisi, avitaminosis, penyakit karna factor lingkungan, logam
berat karena pencemaran. Penyakit yang sangat berbahaya dan ditakutkan oleh
produksi.
Parasit adalah organisme yang hidup pada organisme lain yang mengambil
makanan dari tubuh organisme tersebut, sehingga organisme yang tempatnya makan
2
(inang) akan mengalami kerugian. Parasit yang dapat menyerang organisme budidaya
adalah dari jenis virus, bakteri, jamur, protozoa, golongan cacing dan udang renik.
Serangan parasit biasanya terjadi pada kolam yang kualitas airnya buruk atau kolam
Ektoparasit adalah parasit yang hidup pada organ bagian luar organisme yang
ditumpanginya. Organ luar yang sering terinfeksi adalah sirip, insang dan kulit.
Insang yang terinfeksi biasanya berwama pucat dan produksi lendimya berlebihan.
Sedangkan endoparasit yaitu parasit yang hidup pada organ dalam tubuh ikan seperti
hati, limpha, otak, dan dalam sistem pencemaan, sirkulasi darah, pernafasan, dalam
rongga perut, otot, daging dan jaringan tubuh lain (Purbomartono et al., 2010).
termauk ikan. Pada ikan dapat ditemukan pada saluran pencernaan ikan seperti
lambung dan usus ikan. Parasite ini memiliki siklus hdup tidak langsung, yaitu
memiliki beberapa inang perantara dalam siklus hidupnya, salah satu inang
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada tubuh siput tersebut
bertumbuh lebih lanjut. Apabila mendapatkan hospes maka mirasidium tersebut akan
masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan dengan menembus kulit, selanjutnya akan
masuk dalam pembuluh darah dan bertumbuh menjadi cacing dewasa (Hafsah, 2013).
3
Pomacea sp. adalah keong air tawar yang morfologinya cukup menarik. Keong ini
berbentuk bulat mengerucut dan berwarna kuning keemasan sehingga dikenal dengan
nama keong mas. Berdasarkan dagingnya, terdapat dua macam keong mas yakni yang
berdaging kuning dan berdaging hitam.Lingkaran (ubin) cangkang terdiri dari lima
sampai enam buah dipisahkan dengan kedalaman yang disebut suture, bukaan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu mempraktekkan salah satu
fase dalam siklus hidup parasit digenea serta melihat dan mengidentifikasi parasit
Keong mas atau yang biasa disebut siput memiliki klasifikasi sebagai berikut :
1984).
cangkang terdiri dari lima sampai enam buah dipisahkan dengan kedalaman yang
disebut suture, bukaan cangkang (aperture) berbentuk panjang dan hampir bulat.
Keong mas jantan memiliki aperture lebih bulat dari betina. Ukuran cangkang
umumnya tebal dan strukturnya berpusat di pusat cangkang. Oper-culum dapat ditarik
masuk ke dalam aperture. Pada bagian kepala keong mas terdapat sepasang tentakel
1,2-1,9 cm, tinggi 2,2-3,6 cm, dan berat 4,2-15,8 g. keong mas berkembang biak
secara ovipar dan menghasilkan telur. Seekor keong mas betina mampu bertelur 500
butir dalam seminggu dengan masa perkembang biakkan selama 3-4 tahun. Keong
mas betelur pada pagi dan sore hari, telur akan menetas dalam waktu 7-14 hari dan
hari ke-60 keong telah menjadi dewasa dan dapat berkembang biak (Anita, 2011).
5
kecerdasan, meningkatkan libido, dan obat liver. Keong mas mengandung asam
omega 3, 6 dan 9. Hasil uji proksimat, kandungan protein pada keong mas 57,76 %.
Kandungan protein yang tinggi dapat digunakan sebagai pakan belut karena belut
yang tinggi. Selain banyak mengandung protein, hewan dari keluarga moluska ini
juga kaya akan kalsium. Penggunaan keong mas untuk pakan itik terbukti mampu
menaikkan hasil telur hingga 80 %. Pemberian pakan sekitar 4,5 % tepung keong mas
pada sapi potong juga memberikan hasil pertumbuhan yang baik dan tingkat
keuntungan paling tinggi dibandingkan pemberian pakan lain. Sebagai pakan ikan,
penggantian kandungan tepung ikan menjadi tepung keong mas sebanyak 25 hingga
hama utama karena sawah merupakan habitat yang cocok bagi perkembangannya,
sehingga keong mas dapat berkembang biak sangat cepat dan mampu merusak
tanaman padi dalam waktu yang cepat . Keong mas dapat bertahan hidup antara 2
termauk ikan. Pada ikan dapat ditemukan pada saluran pencernaan ikan seperti
lambung dan usus ikan. Parasite ini memiliki siklus hdup tidak langsung, yaitu
vertebrata termasuk ikan. memiliki siklus hidup kompleks yang melibatkan satu atau
umumnya berbentuk pipih seperti daun dengan struktur mirip turbelaria free living
dan bersifat hermaprodit. Tubuh lunak dan terdiri 2 sucker, faring, kaekum
Trematoda digenia bersifat hermaprodit dan cacing ini dilengkapi dengan alat
penghisap. Istilah digenea digunakan karena siklus hidupnya kompleks dan biasanya
melibatkan inang perantara (siput, burung) sebagai pembawa penyakit. Ikan sebagai
inang akhir daric acing digenea ini. Biasanya ditemukan dalam tubuh debagai
Siklus hdup digenea yaitu tinja yang mengandung trematoda dan telur-
larva bersilia) didalam usus siput, masuk ke dalam hati siput berkembang menjadi
berkembang menjadi redia, redia yang keluar masuk dari lubang peranakan
struktur berupa ekor meninggalkan siput dan masuk ke ikan. Ikan sebagai inang
Praktikum Ilmu Penyakit Ikan yang berjudul ”Siklus Hidup Parasit Digenea
Pada Keong Mas (Pomacea canaliculata)” ini dilakukan pada hari Jumat, tanggal 13
maret 2020. Pengamatan ini dilaksanakan di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan,
Bahan yang digunakan sebagai objek praktikum yaitu Keong Mas (Pomacea
praktikum yaitu mikroskop, pipet tetes, alat pencahayaan, cawan petri, object glass,
secara langsung terhadap objek praktikum yang diteliti berdasarkan data-data yang
ada, serta tetap berpedoman pada buku panduan praktikum dan buku lain yang
mendukung mata kuliah Ilmu Penyakit Ikan serta didukung beberapa literatur
diambil dan pindahkan beberapa keong pada cawan petri kecil, lalu air dituangkan
sehinga menutupi smua permukaan. Cawan petri ditutup tanpa ada gelembung. Jika
terbentuk gelembung udara, ulangi kembali mengisi cawan petri tersebut dengan
8
aquades. Sinari cawan petri yang berisi keong tersebut dengan sinar/cahaya lampu
yang kuat. Amati cercaria yang dikeluarkan siput. Larva dipindahkan pada slide glass
dan tutup dengan cover glass. Amati di bawah mikroskop. Kemudian identifikasi
parasit yang dijumpai dengan menggunakan buku pedoman. Digenea yang ditemukan
4.1 Hasil
berikut
Kingdom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Family : Ampullariidae
Genus : Pomacea
Spesies : P. canaliculata
Gambar 1. Pomacea canaliculata
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Sub Kelas : Digenea
Ordo : Echinostomida
Family : Fasciolidae
Genus : Fasciola
Spesies : F.hepatica Gambar 2. Fasciola hepatica
10
Kingdom : Animalia
Filum : Nemahelminthes
Kelas : Nematoda
Sub Kelas : Adenophorea
Ordo : Enoplida
Family : Trichinelloidae
Genus : Trichinella
Spesies : T.spiralis Gambar 3. Trichinella spiralis
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Digenia
Genus : Acanthostonum
Spesies : Acanthostomum sp
Gambar 4. Acanthostomum sp
4.2 Pembahasan
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada tubuh siput tersebut
bertumbuh lebih lanjut. Apabila mendapatkan hospes maka mirasidium tersebut akan
masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan dengan menembus kulit, selanjutnya akan
masuk dalam pembuluh darah dan bertumbuh menjadi cacing dewasa (Hafsah, 2013).
yang melibatkan satu atau lebih inang antara. Trematoda disebut juga cacing daun
yaitu cacing yang termasuk kelas Trematoda kelas Platyhelminthes dan hidup sebagai
11
parasit. Keong air di sini berfungsi sebagai hospes perantara pertama. Pada praktikum
Parasit dan penyakit ikan ini, sampel yang digunakan sebagai sampel untuk
mengidentifikasi ada tidaknya cercaria atau larva pada keong mas. Setelah
dimasukkan kedalam cawan petri, diisi akuades dan ditutup rapat hingga tidak ada
gelembung udara dan dipanasi dengan cahaya. Hal ini bertujuan agar parasite digenea
adalah factor fisika dan factor kimia lingkungan perairan. Salah satu yang menjadi
stimulant munculnya larva siput digenea dari siput adalah cahaya dan suhu air.
12
5.1. Kesimpulan
keong mas. Digenea mempunyasi siklus hidup yang dimulai dari telur-sporocyst-
dewasa. Berdasarkan hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa Faktor yang
membuat cercaria tidak ditemukan adalah terjadinya bubling pada waktu penutupan
cawan petri. Larva digenea keluar dikarenakan faktor lingkungan, yang pada
umumnya berpengaruh adalah factor fisika dan factor kimia lingkungan perairan.
Salah satu yang menjadi stimulant munculnya larva siput digenea dari siput adalah
5.2. Saran
berjalan dengan lancar dan melakukan praktikum berdasarkan prosedur yang telah
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, Neti, et al., 2016. Parasit dan Penyakit Ikan. Cetakan kedua Juli 2016. Pekanbaru :
Unri press
Lukistyowati I, dkk. 2017. Parasit dan Penyakit Ikan. Pekanbaru : UNRI PRESS .112 hal.
Purbomartono. C, Isnaetin. M dan suwarsito .2010. Ektoparasit pada benih ikan Gurami
di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Beji dan Sidabowa, Kabupaten banyumas .
Sains Aquatik Jurnal
Riani, Etty. 2011. Kemampuan Reproduksi Keong Mas (Pomacea sp.) Daging Kuning dan
Daging Hitam. Jurnal Moluska Indonesia. Volume 2(1):9-13.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina cipta Bandung. 508
hal
LAMPIRAN
15
Siput Akuades
Lampiran 2. Dokumentasi
16