Anda di halaman 1dari 27

1

LAPORAN PRAKTIKUM PARASIT DAN PENYAKIT IKAN

IDENTIFIKASI EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT PADA


IKAN GABUS (Channa striata) DAN IKAN MAS KOKI (Carrasius
auratus)

OLEH :
RAHMI AULIA
1804111962
BUDIDAYA PERAIRAN
Jum’at
10.00 - 12.30 WIB

LABORATORIUM PARASIT DAN PENYAKIT IKAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

karunia-Nya sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan Laporan Fisiologi

Hewan Air mengenai “Identifikasi Enktoparasit Dan Endoparasit Pada Ikan

Gabus (Channa striata) Dan Ikan Mas Koki (Carassius auratus)” tepat pada

waktunya. Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas yang

diberikan oleh dosen maupun asisten Mata Kuliah Parasit Dan Penyakit Ikan dan

menjadi salah satu pertimbangan untuk mengikuti praktikum selanjutnya, serta

dalam pemberian nilai.

Saya menyadari bahwa terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari

bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, rasa hormat dan terima kasih saya

sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

laporan ini. Dan juga dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, Maret 2020

Penulis
3

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................ ii

DAFTAR TABEL.................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ v

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum........................................................................... 3
1.3. Manfaat Praktikum......................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Ikan Gabus..................................................................................... 4
2.2. Ikan Mas Koki ............................................................................... 5
2.3. Ektoparasit..................................................................................... 5
2.4. Endoparasit.................................................................................... 6

III. METODE PRAKTIKUM


3.1. Waktu dan Tempat......................................................................... 8
3.2. Alat dan Bahan............................................................................... 8
3.3. Metode Praktikum.......................................................................... 8
3.4. Prosedur Praktikum........................................................................ 9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil............................................................................................... 11
4.2. Pembahasan.................................................................................... 13

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan.................................................................................... 15
5.2. Saran.............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
4

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria prevalensi infeksi parasit menurut William dan Bunkley........ 13

2. Kriteria intensitas menurut Williams dan Bunkley............................... 14


5

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan Gabus (Channa striata).................................................................... 12

2. Ikan Mas Koki (Carrasius auratus)......................................................... 12

3. Lernea sp.................................................................................................. 12

4. Dactylogyrus sp........................................................................................ 13
6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

2. Alat dan Bahan Praktikum....................................................................... 19

3. Prosedur Praktikum.................................................................................. 20

4. Perhitungan Prevalensi dan Intensitas Parasit.......................................... 21


1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan budidaya merupakan salah satu kegiatan bidang perikanan yang saat

ini sedang naik daun dan memiliki prospek kedepan yang cerah. Dalam usaha

budidaya perikanan pada umumnya, tidak semuanya berjalan dengan baik lebih

khusus masyarakat pembudidaya di Indonesia sering mengalami hambatan dan

masalah-masalah dalam melakukan usahanya. Hambatan tersebut diantaranya

adalah permasalahan mengenai penyakit ikan.

Seiring dengan meningkatnya aktivitas budidaya, kondisi kualitas air

semakin mengalami penurunan karena terus menerus digunakan untuk

berproduksi tanpa memperhatikan kualitasnya. Kualitas air yang tidak di

perhatikan akan menyebabkan munculnya mikroorganisme parasit yang akan

mengakibatkankan mortalitas ikan tinggi. Mikroorganisme sangat cepat

berkembang dalam media air sehingga akan menjadi pathogen dan ikan-ikan yang

di budidayakan sering sekali terlihat sakit atau malah mengalami kematian akibat

kualitas air yang buruk (Murdjani, 2010).

Penyakit ikan merupakan segala sesuatu yang dapat menimbulkan

gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan

pada ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan maupun kondisi

lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Ikan dikatakan sakit apabila

terjadi gangguan atau kelainan baik secara anatomi maupun fisiologinya. Menurut

penyebabnya, penyakit ikan dibedakan atas penyakit infeksi dan non infeksi.

Penyakit infeksi adalah penyakit yang menular yang disebabkan oleh jasad
2

parasitik, bakteri, jamur dan virus sedangkan penyakit non infeksi adalah penyakit

yang tidak menular. Penyakit yang sangat berbahaya dan ditakutkan oleh kalangan

pembudidaya yaitu penyakit infeksi karena akan sangat cepat

menyerang/menginfeksi ikan dalam suatu populasi sehingga akan menurunkan

produksi.

Jenis parasit ada dua yaitu endoparasit dan ektoparasit. Endoparasit adalah

parasit yang berada di dalam tubuh ikan. Endoparasit yang mungkin menginfeksi

ikan air tawar adalah dari golongan Metazoa. Parasit dari golongan Metazoa yang

mungkin menginfeksi ikan air tawar adalah filum Plathyhelminthes,

Nemathelminthes dan Acanthocephala (Perwira, 2012). Penyakit endoparasit

tidak mudah dideteksi dengan cepat karena penyakit ini terdapat di dalam tubuh

sehingga perlu dilakukan pembedahan untuk dapat mengidentifikasi jenis

endoparasit yang terdapat di dalam tubuh ikan. Ektoparasit adalah parasit yang

hidup pada organ bagian luar organisme yang ditumpanginya. Organ luar yang

sering terinfeksi adalah sirip, insang dan kulit. Insang yang terinfeksi biasanya

berwama pucat dan produksi lendirya berlebihan.

Adanya beberapa permasalahan tersebut, sekiranya sangat penting

dilakukan pengkajian terhadap penyakit ikan agar kedepannya bisa diketahui

solusi dan upaya yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena

itu, melalui Praktikum Parasit dan Penyakit ikan ini dilakukan identifikasi

terhadap beberapa parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada ikan.


3

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum parasit dan penyakit ikan adalah untuk

mengetahui jenis-jenis parasit yang menginfeksi ikan.

1.3. Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mempratikan cara

mengambil dan mengamati sampel parasit dari ikan dan agar mahasiswa mampu

menjelaskan cara identifikasi parasit ikan.


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Gabus (Channa striata)

Ikan gabus (Ophiocephalus striatus) merupakan salah satu jenis ikan yang

mempunyai kandungan albumin cukup tinggi. Albumin sangat diperlukan tubuh

manusia setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka (Yuniarti, 2013).

Menurut Setiawan (2013) ikan gabus (Ophiocephalus striatus) merupakan ikan air

tawar yang memiliki protein cukup tinggi. Disamping itu ikan ini memiliki

kandungan albumin yang cukup tinggi pula. Albumin berguna untuk membantu

proses penyembuhan luka pasca operasi. Sehingga ikangabus ini sangat potensial

untuk penyembuhan luka pasca operasi.

Ikan gabus (Channa striata) merupakan ikan rawa yang belum banyak

dibudidayakan. Kendala dalam budidaya ikan gabus disebabkan karena ikan

bersifat predator, kurangnya ketersediaan pakan serta kondisi lingkungan yang

dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan gabus (Karimah, 2018). Ikan gabus

merupakan ikan air tawar yang dapat dijumpai di perairan sungai, danau, rawa,

bahkan perairan dengan kandungan oksigen yang rendah (Yulisman et al., 2012).

Ikan gabus memiliki daya tahan yang tinggi untuk tetap hidup diberbagai

lokasi seperti di kolam air maupun limbah, dan dapat hidup dengan baik karena

kaya akan makanan (plankton). Memelihara ikan gabus sesuai dengan sifat

hidupnya, maka hasil budidaya yang diperoleh tentu akan lebih baik (Kordi,

2010).
5

2.2. Ikan Mas Koki (Carrasius auratus)

Ikan maskoki (Carassius auratus) merupakan ikan hias air tawar yang

banyak ditemukan di Indonesia salah satunya daerah Jawa Timur. Ikan maskoki

merupakan hasil persilangan ikan mas yang banyak dikembangkan di Negara

Jepang maupun Cina. Ikan Maskoki memiliki beberapa keunggulan diantaranya

dapat dijadikan ikan hias yang jinak, dan memiliki warna yang indah dan bentuk

tubuh unik. Meskipun demikian, ikan hias umumnya cukup rawan terserang

penyakit (Kusdarwati, 2016).

Famili Cyprinidae merupakan famili ikan dengan genus terbesar, yaitu 210

genus, dengan jumlah spesies sebanyak 2010 dengan penyebaran hampir

diseluruh dunia menyatakan bawa pasokan ikan mas dan ikan maskoki yang ada

di Lampung berasal dari daerah DKI Jakarta, Depok, dan Bogor. Selama

pengangkutan ikan sampai mencapai konsumen memiliki resiko ikan stres dan

mudah terinfeksi patogen (Handayani, 2014).

Secara alami ikan maskoki menyukai habitat kolam berlumpur, bendungan

sungai atau danau. Ikan maskoki sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum

masehi di Cina. Di Indonesia, ikan mas koki mulai dipelihara sekitar tahun 1920.

Ikan mas koki yang terdapat di Indonesia merupakan ikan yang dibawa dari Cina.

Penyebarannya merata di daratan Asia, Eropa, Amerika Utara dan Australia.

Sedangkan pembudidayaan ikan mas koki di Indonesia banyak ditemui di Jawa

dan Sumatra (Novianto dan Abdul, 2013).

2.3. Ektoparasit

Pada dasarnya infeksi ektoparasit pada ikan dapat menimbulkan kerugian,

meskipun kerugian tersebut tidak sebesar kerugian akibat infeksi organisme

patogen lain seperti virus dan bakteri, namun menurut Scholz (dalam Islami,
6

2017), infeksi ektoparasit dapat menjadi predisposisi bagi infeksi organisme

patogen yang lebih berbahaya. Menurut Irvansyah (2012) Ektoparasit yang

biasanya menyerang Scylla serrata antara lain berasal dari kelompok Protozoa

terdiri dari genus Zoothamnium, Epistylis, Vorticella dan Carchesium serta

kelompok Arthropoda terdiri dari genus Octolasmis. Perkembangan koloni

ektoparasit akan lebih cepat dibandingkan endoparasit seiring dengan kualitas air

yang sangat buruk.

Ektoparasit (ectoparasite) adalah parasit yang hidup di bagian luar (pada

permukaan) tubuh inang. Penyebab terjadinya serangan ektoparasit yakni adanya

stres, buruknya kualitas air, padat tebar, dan tidak seimbangannya daya dukung

lingkungan dengan kuantitas produksi dalam satu areal budi daya (Bauw, 2016).

Mikroorganisme sangat cepat berkembang dalam media air sehingga akan

menjadi pathogen dan ikan-ikan yang di budidayakan sering sekali terlihat sakit

atau malah mengalami kematian akibat kualitas air yang buruk (Murdjani, 2010).

2.4. Endoparasit

Parasit yaitu endoparasit dan ektoparasit merupakan organisme yang dapat

menyebabkan kematian pada ikan. Perkembangbiakan parasit dapat terjadi pada

kolam, jika kolam tersebut kurang perawatannya, pakan yang berlebihan,

perubahan lingkungan yang dapat menurunkan resistensi ikan tersebut (Nofyan,

2015).

Invasi endoparasit ini mengakibatkan tingkah laku ikan terjadi gangguan

sistem pencernaan ikan, dan keberadaan parasit ini ditandai dengan adanya

pembengkakan pada usus bagian belakang, dan untuk parasit jenis digenia tidak

terlalu berakibat fatal dan berdampak besar apabila serangan pada saluran

pencernaan, akan tetapi efek dari serangan parasit ini berakibat fatal dan
7

berpengaruh besar apabila parasit ini menyerang organ hati dan pembuluh darah

ikan (Rahmawati, dalam Hakim 2019).

Endoparasit yang mungkin menginfeksi ikan air tawar adalah dari golongan

Metazoa. Parasit dari golongan Metazoa yang mungkin menginfeksi ikan air tawar

adalah filum Plathyhelminthes, Nemathelminthes dan Acanthocephala (Perwira,

2012).
8

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum mengenai “Identifikasi Ektoparasit dan Endoparasit Pada Ikan

gabus (Channa striata) dan Ikan mas koki (Carrasius auratus)” telah

dilaksanakan pada Jum’at 28 Februari 2020 dan Jum’at 6 maret 2020, pada pukul

10.00-12.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan Jurusan

Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah scaple untuk mengerok mucus ikan, mikroskop

untuk melihat jenis parasit, gunting bedah untuk membedah ikan, nampan sebagai

wadah tempat ikan, tisu untuk membersihkan peralatan, objek glass untuk tempat

sampel, cover glass untuk penutup sampel yang akan diuji, buku penuntun

praktikum dan alat – alat tulis.

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ikan gabus

(Channa striata) dan ikan mas koki (Carrasius auratus) yang sakit sebagai ikan

sampel untuk pengamatan parasit masing – masing tiga ekor, aquades sebagai

cairan kontrol untuk parasit yang akan diamati dibawah mikroskop dan dan NaCl

0,85 % sebagai cairan untuk melepaskan atau memisahkan parasit dari inangnya

yang akan diamati dibawah mikrskop.

3.3 Metode Praktikum

Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode pengamatan secara

langsung dengan menghitung prevalensi dan intensitas. Sampel dibedah dan

diamati langsung dibawah mikroskop kemudian dianalisa jenis parasit yang


9

menyerang.

3.4 Prosedur Praktikum

3.4.1. Pemeriksaan Ektoparasit

Ikan sampel diukur TL, SL dan BDH terlebih dahulu, selanjutnya

diperhatikan gejala - gejala klinis apa yang dialami oleh ikan sampel yang sakit

seperti adanya bintik-bintik merah pada kulit, kulit yang terkelupas, sirip yang

putus dan ditumbuhi jamur, insang pucat, tubuh banyak lendir. Pengambilan

sampel mucus ikan dengan cara dikikis/dikerok menggunakan scuple pada

permukaan tubuh ikan terutama didaerah luka, organ yang abnormal, pada bagian

insang untuk mengamati jenis parasit pada ikan cukup bagian insang yang diluar

dipotong secara tipis menggunakan gunting bedah begitu juga pada sirip.

Hasil kerokan atau yang telah digunting tersebut diletakkan pada gelas

objek yang terlebih dahulu diberi aquades 1 tetes. Selanjutnya, preparat yang

sudah diletakkan di gelas objek kemudian ditutup dengan menggunakan cover

glass dengan hati-hati untuk menghindari terdapatnya gelembung udara. Preparat

siap diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran terkecil terlebih dahulu, dan

setelah objek ditemukan, baru diamati dengan pembesaran yang lebih besar.

3.4.2. Pemeriksaan Endoparasit

Setelah pemeriksaan ektoparasit ikan dibedah, dikeluarkan bagian organ-

organ viscera in situ (jantung, kandung kemih, usus, lambung, limpa, ginjal)

kemudian masukan kedalam petri dish tambahkan dengan larutan Nacl. Setelah itu

diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran terkecil terlebih dahulu, dan

setelah objek ditemukan, baru diamati dengan pembesaran yang lebih besar.
10

3.5. Perhitungan Prevalensi dan Intensitas

Setelah kita menemukan jumlah ekto dan endoparasit yang menyerang ikan

dan jumlah ikan yang terserang atau tidak, kita lanjutkan untuk mengamati

parameter prevalensi dan intensitas dengan rumus sebagai berikut :

Jumlahikan yang terinfeksi


Prevalensi = x 100 %
Jumlah total ikan yang diamati

Jumlah parasit yang ditemukan


Intensitas =
Jumlah ikan yang terserang
11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan ektoparasit dan endoparasit pada ikan gabus

dan ikan mas koki, maka diperoleh data sebagai berikut:

4.1.1. Ikan Gabus ( Channa striata).

Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Channidae
Genus : Channa
Spesies: Channa striata

Gambar 1. Ikan Gabus (Channa striata)

4.1.2.Ikan Mas Koki (Carassius auratus.

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Subordo : Cyprinoidea

Famili : Cyprinidae

Genus : Carassius

Spesies : Carassius auratus


12

Gambar 2. Ikan mas koki (Carassius auratus)

4.1.3. Gejala Klinis Dan Parasit Yang Terdapat Pada Ikan Gabus

Gejala klinis yang dialami ikan gabus adalah ikan berenang tidak beraturan

dikarenakan sirip ekornya terkoyak sehingga menyebabkan ikan bergerak dengan

tidak leluasa. Ketika pengamatan ikan gabus, ikan gabus yang kami amati

tergolong sehat sehingga tidak terdapat parasit yang menyerang ikan gabus.

4.1.4. Gejala Klinis Dan Parasit Yang Terdapat Pada Ikan Mas Koki

Gejala klinis yang dialami ikan mas koki terjadinya pendarahan di dekat sirip ekor

tempat menempel, sisik ikan banyak yang terlepas dari tubuh ikan, erdapat bintik

putih di dekat mata, irip ikan terluka, erdapat beberapa ernea sp yang melekat di

permukaan tubuh ikan tersebut. Adapun parasit yang terdapat pada ikan mas

kokoi ia;ah Lernea sp dan Dactylogyrus sp.

Gambar 3. Lernea sp
13

Gambar 4. Dactylogyrus sp

4.2. Pembahasan

Setelah mlakukan praktikummenggunakan ikan gabus dan ikan koki.

Didapatkan hasiIkan bahwa hanya ikan maskoki saja yang terinfeksi parasit,

sedangkan ikan gabus tidak terinfeksi. Parasit yang menginfeksi ikan mas, hanya

ektoparasit sedangkan endoparasit tidak ditemukan. Ektoparasit yang ditemukan

terdapat 2 spesies, yaitu Lernea sp sebanyak 5 spesies dan Dactylogyrus sp

sebanyak 130 spesies.

Tabel 1. Kriteria prevalensi infeksi parasit menurut William dan Bunkley (dalam
Maulana et al, 2017).
No Tingkat Serangan Keterangan Prevalensi
1. Selalu Infeksi sangat parah 100-99%
2. Hampir selalu Infeksi parah 98-90%
3. Biasanya Infeksi sedang 89-70%
4. Sangat sering Infeksi sangat sering 69-50%
5. Umumnya Infeksi biasa 49-30%
6. Sering Infeksi sering 29-10%
7. Kadang Infeksi kadang 9-1%
8. Jarang Infeksi jarang >1-0,1%
9. Sangat jarang Infeksi sangat jarang >0,1-0,01%
10. Hampir tidak pernah Infeksi tidak pernah >P0,01%

Nilai pravalensi infeksi parasit dari ikan mas didapatkan sebesar 66%,
berdasarkan tabel William dan Bunkley (dalam Maulana et al., 2017) tingkat
infeksi tersebut sangat sering. Berarti parasit tersebut sangat sering menyerang
ikan mas koki.
14

Tabel 2. Kriteria intensitas menurut Williams dan Bunkley (dalam Maulana et al,
2017).
No Tingkat Infeksi Intensitas (ind/ekor)
1. Sangat rendah <1
2. Rendah 1-5
3. Sedang 6-55
4. Parah 51-100
5. Sangat parah >100
6. Super infeksi >1000

Sedangkan intensitas parasit Lernea sp didapatkan nilai sebesar 3. Itu berarti

parasit ini tingkat menginfeksi ikan mas koki rendah. Intensitas parasit

Dactylogyrus sp didapatkan nilai sebesar 65. Hal tersebut berarti parasit

Dactylogyrus sp menginfeksi ikan mas koki sangat parah.


15

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah parasit bisa

diidentifikasi tanpa membedah tubuh ikan, dan ada juga parasit yang apabila ingin

mengidentifikasinya harus membedah tubuh ikan. Parasit yang lebih sering menyerang

ikan adalah ektoparasit, contohnya Lernea sp dan Dactylogyrus sp. Dan pada praktikum

ini Dactylogyrus sp. ditemukan pada insang ikan mas koki (Carrasius auratus) dan

Lernea sp pada pemukaan tubuh ikan mas koki. Gejala yang didapati pada ikan mas koki

adalah produksi mukus yang berlebihan, insang menjadi pucat, nafsu makan rendah, ikan

biasanya kurus dan ikan sering mangambil oksigen ke permukaan, sisik ada lepas.

5.2. Saran

Agar ikan terhindar dari serangan parasit dan penyakit pembudidaya hendaknya

memperhatikan kualitas air, kualitas paka yang diberikan, dan tebar benih. Karena jka

tebar benihnya terlalu padat di tempat atau wadah yang sempit, maka permukaan ikan

akan tergesek satu sama lain, dan hal tersebut dapat menyebabkan luka. Jika ikan sudah

sakit maka parasit akan lebih mudah masuk dan dapat meninbulkan penyakit. Jika parasit

dan penyakit ikan tersebut tidak di tindak lanjuti atau diobati maka ikan akan mati.
16

DAFTAR PUSTAKA

Bauw, AR. 2016. Inventarisasi Parasit Pada Ikan Kembung (Rastrelliger


kanagurta) Di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke, Jakarta Utara.
Jurnal Pertanian. 1(7), hal: 1-6.

Hakim, L.N. 2019. Identifikasi Intensitas dan Prevalensi Endoparasit pada Ikan
Bawal Bintang Trachinotus blochii di Lokasi Budidaya Kota
Tanjungpinang. Intek Akuakultu. 1(3), hal:45-56.
Handayani, Retna. 2014. Identifikasi Dan Keragaman Parasit Pada Ikan Mas Koki
(Carrasius auratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari
Lampung Dan Luar Lampung. Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya
Perairan. Hal: 149-156.
Irvansyah, M.Y. 2012. Identifikasi Dan Intensitas Ektoparasit Pada Kepiting
Bakau (Scylla serrata) Stadia Kepiting Muda Di Pertambakan Kepiting,
Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Sains Dan Seni Its. 1(1),
ha: 5-9.

Islami, Hidayatul. 2017. Inventarisasi Ektoparasit Pada Ikan Patin (Pangasius


hypophthalmus) Yang Diberi Pakan Day Old Chick Di Sungai Kelekar
Desa Segayam. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan.
2(12), ha: 58-65.

Karimah, Siti. 2018. Jenis Endoparasit Pada Ikan Gabus (Canna striata) Di Desa
Seuneubok Cina Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur.
Skripsi. Tidak diterbitkan.

Kordi, M. Gufron. 2010. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam
Terpal. Yogyakarta. Lily Publisher.

Kusdarwati, Rahayu. 2016. Isolasi Dan Identifikasi Fungi Pada Ikan Maskoki
(Carassius auratus) Di Bursa Ikan Hias Gunung Sari Surabaya, Jawa
Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 1(8), hal: 1-15.

Maulana, Denda Mastura., et al. 2017. Intensitas dan Prevalensi Parasit Pada Ikan
Betok (Anabas testudineus) dari Perairan Umum Daratan Aceh Bagian
Utara. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan, 2(1), hlm. 1-
11.

Murdjani. 2002. Identifikasi dan patologi pada ikan kerapu tikus (Chromileptes
altivelis). Ringkasan Disertasi. Program Studi Ilmu-ilmu Pertanian
Khusus Perlindungan tananam. Program Pasca Sarjana. Universitas
bahaya malang.48 b.

Nofyan, Erwin. 2015. Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Dan Endoparasit


Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus linn) Di Kolam Budidaya
17

Palembang,Sumatera Selatan. Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA


BKS-PTN Barat. Hal: 19-28.
Noviana, Yolita. 2017. Jenis-Jenis Endoparasit pada Rusa Tutul di Taman
Margasatwa Budaya Kinanta, Bukittinggi. Skripsi. Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas.
Padang

Novianto, Bagus Rizki dan Abdul Manan. 2013. Studi Kualitas Air Pada
Pembesaran Ikan Mas Koki (Carassius auratus) Di Sukabumi. Jurnal
Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol. 5 No. 1

Rahmawati, Dhanik. 2014. Studi Identifikasi dan Prevalensi Cacing Endoparasit


Pada Ikan Layur di Tempat Pelelangan Ikan. Skripsi. Fakultas Perikanan
dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya

Setiawan, D.W. 2013. Pemanfaatan Residu Daging Ikan Gabus (Ophiocephalus


striatus) Dalam Pembuatan Kerupuk Ikan Beralbumin. Thpi STUDENT
JOURNAL. 1(1), hal:23-32.

Yulisman, M. Fitriani, D. Jubaedah. 2012. Peningkatan Pertumbuhan dan


Efiesien Pakan Ikan Gabus (Channa striata) Melalui Optimasi
Kandungan Protein dalam Pakan. Jurnal Berkala Perikanan Terubuk.
40(2): 47-55.

Yuniarti, D.W. 2013. Pengaruh Suhu Pengeringan Vakum Terhadap Kualitas


Serbuk Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus). Thpi STUDENT
JOURNAL. 1(1), hal: 1-9.
18

LAMPIRAN
19

Lampiran 1. Alat dan Bahan Pratikum

Alat bedah Objek dan Cover glass

Petri dish Alat tulis

Mikroskop Pipet tetes

Aquades NaCl 0,85 %

Ikan Gabus Ikan Mas Koki


20

Lampiran 2. Prosedur Pratikum


21

Lampiran 3. Perhitungan Prevelensi dan Intensitas

1. Perhitungan untuk Ikan Gabus


Jumlah ikan yang terserang penyakit
Prevalensi = × 100 %
Jumlah ikan yang diperiksa
=0
=0
=0
Jumlah parasit yang menginfeksi ikan
Intensitas =
Jumlahikan yang terinfeksi parasit
=0.
=0
2. Perhitungan untuk Ikan Mas Koki
Jumlah ikan yang terserang penyakit
Prevalensi = × 100 %
Jumlah ikan yang diperiksa
1
= ×100 %
3
= 0,33 ×100 %
= 0,33 %
Jumlah parasit yang menginfeksi ikan
Intensitas =
Jumlahikan yang terinfeksi parasit
1
= = 1 Dactylogirus sp.
1
.

Anda mungkin juga menyukai