Disusun Oleh :
KELOMPOK 2 / KELAS A
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rakhmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Chironomus
tentans, Culex sp. dan Acarus sp.” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Akhir kata, demikian makalah ini penyusun buat, mohon maaf bila ada
kesalahan kata selebihnya penyusun ucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR ISI.....................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................iii
I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.2 Tujuan...........................................................................................2
II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................3
2.1 Parasit dan Penyakit Ikan..............................................................3
2.2 Chironomus tentans......................................................................5
2.2.1 Klasifikasi Chironomus tentans.................................................5
2.2.2 Ciri Morfologi Chironomus tentans...........................................6
2.2.3 Siklus Hidup Chironomys tentans.............................................6
2.2.4 Gejala Klinis pada Inang............................................................7
2.2.5 Cara Mempredasi.......................................................................8
2.2.6 Cara Penanggulangan.................................................................8
2.3 Culex sp........................................................................................8
2.3.1 Klasifikasi Culex sp...................................................................9
2.3.2 Ciri Morfologi Culex sp.............................................................9
2.3.3 Siklus Hidup Culex sp...............................................................9
2.3.4 Gejala Klinis pada Inang..........................................................12
2.3.5 Cara Mempredasi.....................................................................12
2.3.6 Cara Penanggulangan...............................................................13
2.4 Acarus sp.....................................................................................13
2.4.1 Klasifikasi Acarus sp...............................................................14
2.4.2 Ciri Morfologi Acarus sp.........................................................14
ii
2.4.3 Siklus Hidup Acarus sp............................................................15
2.4.4 Gejala Klinis pada Inang..........................................................16
2.4.5 Cara Mempredasi.....................................................................16
2.4.6 Cara Penanggulangan...............................................................16
III PENUTUP........................................................................................17
3.1 Kesimpulan.................................................................................17
3.2 Saran...........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................19
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Jenis parasit ada dua yaitu endoparasit dan ektoparasit. Endoparasit adalah
parasit yang berada di dalam tubuh ikan. Penyakit endoparasit tidak mudah
dideteksi dengan cepat karena penyakit ini terdapat di dalam tubuh sehingga perlu
dilakukan pembedahan untuk dapat mengidentifikasi jenis endoparasit yang
terdapat di dalam tubuh ikan. Ektoparasit adalah parasit yang hidup pada organ
bagian luar organisme yang ditumpanginya. Organ luar yang sering terinfeksi
adalah sirip, insang dan kulit. Insang yang terinfeksi biasanya berwama pucat dan
produksi lendimya berlebihan (Perwira 2008).
Gejala klinis perubahan tingkah laku ikan atau udang yang terkena
penyakit dan parasite dapat ditandai seperti lesu, lemah, tidak mau atau menolak
makanan, berenang dengan tubuh miring, mulut ikan selalu terbuka, bernafas
dengan cepat atau tampak buta sehingga menabrak dinding kolam atau
menggosok-gosokkan tubuhnya pada dinding kolam. Pada ikan terinfeksi
ektoparasit akan menampakkan perubahan spesifik seperti bintil-bintil atau luka
dari yang kecil hingga yang besar, perubahan warna kulit ikan dan lain-lain.
Usaha pengendalian parasit dan penyakit pada ikan penting diketahui
khususnya pada kegiatan budidaya. Beberapa pengobatan untuk penyakit pada
ikan diantaranya penggunaan bahan alami maupun kimia kimia dan obat-obatan
atau antibiotik.
1
2
3
1.2 Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi dari Chironomus tentans, Culex sp., Acarus sp.
2. Mengetahui morfologi dari Chironomus tentans, Culex sp., Acarus sp.
3. Mengetahui siklus hidup dari Chironomus tentans, Culex sp., Acarus sp.
4. Mengetahui kerusakan tubuh inang yang terserang Chironomus tentans,
Culex sp., Acarus sp.
5. Mengetahui penanggulangan dari Chironomus tentans, Culex sp., Acarus
sp.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Prinsip utama untuk menjaga supaya ikan tetap sehat agar tidak ada
serangan penyakit, hal yang harus dilakukan adalah melalui upaya menggeser
masing-masing komponen agar tetap bersinggungan secara harmonis, tetapi tidak
saling menekan ke arah dalam yang menggambarkan penyakit (Gambar 1).
Penyakit dan parasit potensial menyebar dan menyerang pada system budidaya.
5
6
inang lingkunganan
patogen
Organ luar yang sering terinfeksi adalah sirip, insang dan kulit. Insang yang
terinfeksi biasanya berwama pucat dan produksi lendimya berlebihan.
Cacing darah atau bloodworm sering disalah artikan sebagai cacing sutera.
Ini dikarenakan cacing darah dan cacing sutera sama-sama berwarna merah. Tapi
siapa sangka, cacing darah di sini walau berwarna merah namun makhluk ini
merupakan larva dari serangga dari ordo Diptera (nyamuk) jenis Chironomus,
yang merupakan jenis nyamuk yang hanya menghisap nektar bunga / tanaman dan
tidak menggigit. Larva Chironomus sp. atau lebih dikenal sebagai cacing darah
atau bloodworm merupakan larva dari serangga yang termasuk ke dalam family
nyamuk. Chironomus mengalami metamorphosis sempurna, memiliki empat
stadia hidup, yaitu telur , larva, kepompong dan dewasa (Windanami 2006).
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Inspecta
Subordo : Diptera
Ordo : Nematocera
Genus : Chironomus
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Subclassis : Pterygota
Ordo : Diptera
Subordo : Nematocera
Familia : Culicidae
Subfamilia : Culicianae
Genus : Culex
a. Telur
b. Larva
Salah satu ciri dari larva nyamuk Culex adalah memiliki siphon. Siphon
dengan beberapa kumpulan rambut membentuk sudut dengan permukaan
air. Nyamuk Culex mempunyai 4 tingkatan atau instar sesuai dengan
pertumbuhan larva tersebut, yaitu :
2. Larva instar II, berukuran 2,5 – 3,5 mm atau 2 – 3 hari setelah telur
menetas.
c. Pupa (kepompong)
15
membutuhkan waktu 2-5 hari. Pupa tidak makan apapun. Sebagian kecil
tubuh pupa kontak dengan permukaan air, berbentuk terompet panjang dan
d. Nyamuk Dewasa
Keterangan : 6.
T
1. Kaki belakang or
ak
2. Kepala
7.
3. Palp
4. Palp kecil
5. Belalai
Culex sp. mempredasi atau mengambil keuntungan dari inang nya dengan
cara masuk ke sel endotel membentuk skizon eksoeritrosit lain. Selanjutnya
merozoit keluar dari sel endotel lalu masuk ke dalam peredaran darah dan kira-
kira satu minggu sampai sepuluh hari setelah infeksi masuk ke dalam sel darah
merah. Berikutnya di dalam sel darah merah parasit membulat dan membuat suatu
17
vakuol besar ditengahnya, lalu tumbuh dan disebut tropozoit. Tropozoit ini
membentuk vakuol-vakuol makanan berisi sitoplasma sel inang dengan cara
invaginasi dan mengambil bagian-bagian sitoplasma. Tropozoit mengalami
merogoni yang menghasilkan merozoit. Selanjutnya merozoit-merozoit ini keluar
dari eritrosit dan memasuki eritrosit yang lain dengan siklus tidak terbatas. Setelah
infeksi berlangsung beberapa waktu dan setelah ada generasi-generasi aseksual
yang tertentu jumlahnya, maka beberapa merozoit memasuki sel darah merah
berkembang menjadi makrogamet dan mikrogamet. Makrogamet dan mikrogamet
selanjutnya akan terhisap oleh nyamuk yang menggigit inang terinfeksi
(Valkiunas 2005)
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Arachnida
Order : Sarcoptiformes
Family : Acaridae
Genus : Acarus
a. Gnatosoma
Gnatosoma terletak di bagian anterior tubuh merupakan alat mulut yang
terdiri atas kelisera dan pedipalpi. Pada gnatosoma terdapat stigmata,
peritrema dan alat sensori. Stigmata dan peritrema berfungsi sebagai alat
pernapasan. Kelisera berfungsi sebagai alat untuk menusuk, menghisap
dan mengunyah sedang pedipalpi berfungsi sebagai alat bantu makan.
b. Kapitulum
c. Podosoma
d. Opistosoma
e. Idiosoma
20
Siklus hidup terdiri dari tahap larva, dua tahap yang disebut nymphal dan
tahap dewasa, yang berada pada suhu 25 ° C mencapai tiga minggu. Tungau ini
dapat pergi melalui siklus hidup mereka pada suhu serendah 0-4 ° C, tetapi
mereka membutuhkan kelembaban yang cukup, dan tidak akan berkembang jika
kelembaban relative kurang dari 65% karena mereka akan mengering. Seluruh
siklus hidupnya dapat terjadi hanya 9-11 hari untuk menyelesaikannya di bawah
kondisi yang optimal dari 90% kelembaban dan suhu 77 ° F. Siklus hidup selesai
dalam tujuh belas hari pada 64-71 ° F, dan dua puluh delapan hari di 50-60 ° F.
Tepung tungau mampu menahan periode di mana kondisi yang tidak
menguntungkan. Setelah tahap nymphal kedua mereka masuk ke tahap yang
dikenal sebagai tahap hypopus yang merupakan bentuk diapause, di mana mereka
hampir tidak bergerak dan sangat tahan terhadap kekeringan. Pada tahap hypopus,
dinding tubuh mengeras dan pengisap muncul di bagian bawah. Telur dan
terutama hypopuses tampak lebih toleran terhadap insektisida dibandingkan pada
fase remaja atau dewasa dan mereka mungkin adalah tahapan utama yang
bertanggung jawab untuk munculnya kembali populasi tungau setelah adanya
pengendalian kimia oleh manusia (Kabata 1985)
Acarus sp. merupakan ektoparasit pada ikan yang menyerang tubuh bagian
terluar seperti kulit, sisik dan insang. Biasanya Acarus sp. dapat ditemui dalam
bentuk kista di daerah esophagus(tenggorokan) ikan. Saat acarus ini meyerang
ikan pada kulit, ikan akan terlihat menggesek-gesekan badannya ke dasar kolam.
Jika sudah parah biasanya ikan terdiam dan tidak mau makan.
21
3.1 Kesimpulan
Larva Chironomus sp. atau lebih dikenal sebagai cacing darah atau
bloodworm merupakan larva dari serangga yang termasuk ke dalam family
nyamuk. Chironomus tentans merugikan bila protozoa atau cacing lainnya yang
bersifat parasit menjadi makanan bagi Chironomus yang membuat pakan alami ini
termasuk yang berbahaya bagi kelangsungan hidup ikan. Cara mempredasi
inangnya dengan cara masuk ke dalam peredaran darah kira-kira satu minggu
sampai sepuluh hari setelah infeksi masuk ke dalam sel darah merah
Acarus sp. merupakan ektoparasit pada ikan yang menyerang organ tubuh
bagian kulit, sisik, dan insang. Siklus hidup terdiri dari tahap larva, dua tahap
yang disebut nymphal dan tahap dewasa, yang berada pada suhu 25 ° C mencapai
tiga minggu. Saat Acarus ini meyerang ikan pada kulit, ikan akan terlihat
22
23
Aryani N., Henny S., Iesje L., Morina R. 2004. Parasit dan Penyakit Ikan. UNAI
Press. Pekanbaru
Kabata. 1985. Parasites and Disease of Fish Cultured In The Tropics. Taylor and
Francis. London page 109-114.
Perwira, K. 2008. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Bina Adiaksara dan
Rineka Cipta. Jakarta.
24
25
Romoser, Vf. S., dan Stoffolano, J.G., 1998. The Sience of Entomologt Fouth
Edition. A Devision of The McGraw-Hill Companies. Boston.