Disusun oleh :
Algi Azmi Nugraha 230110160050
Rachmat Mahadika R 230110160062
Ahmad Nursaputra 230110160064
Novica Ardini 230110160083
Firman Setiawan 230110160100
Rahayu Ramadhayanti 230110160123
Tri Nazar Ulfi N 230110160127
Kevin Pranata G 230110160158
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah biosekuriti pada pembesaran ikan
laut ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengelolaan Kesehatan Ikan pada semeter genap (keenam)
perkuliahan mengenai “Biosekuriti Pada Pembesaran Ikan Air Laut”.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang sangat berarti. Penyajian
makalah ini, penyusun menyadari masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang
diharapkan. Sehingga penyusun sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan tugas makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih bagi pembaca dan sekaligus
permohonan maaf bila dalam penyusunan makalah ini terdapat kekeliruan di
dalamnya sebab itu semua datangnya dari penulis dan bila terdapat kelebihan semata-
mata datangnya dari sang Khalik.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 2
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................... 3
1.3 Tujuan.......................................................................................... 3
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Biosekuriti................................................................. 4
2.2 Tujuan Biosekuriti....................................................................... 4
2.3 Komponen Utama dan Tindakan Umum Biosekuriti.................. 5
2.4 Biosekuriti Pada Pembesaran Ikan Air Laut............................... 6
2.5 Biosekuriti Pada Pembesaran Ikan diKaramba Jaring
Apung.......................................................................................... 9
2.6 Manajemen Biosekuriti Pemeliharaan Ikan diKJA Laut............. 11
2.7 Contoh Kasus Biosekuriti Pada Pembesaran
Ikan Air Laut............................................................................... 13
III SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan...................................................................................... 15
3.2 Saran............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 16
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah;
1. Mengetahui dan mempelajari apa itu biosecurity serta penerapannya dalam
bidang perikanan khususnya pembesarain ikan laut.
2. Mengetahui tujuan dari biosecurity bagi budidaya ikan.
3. Memperluas wawasan mengenai biosecurity dalam pembesaran ikan laut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
saliva, sekresi dari saluran pernafasan, dan urin dari ikan yang sakit atau ikan yang
mati.
Menurut Barrington et al. (2006), tindakan umum yang dilakukan dalam
program biosekuriti adalah 1). mengawasi keluar masuknya ikan; 2). mencegah
kontak dengan ikan atau ikan liar; 3). secara rutin membersihkan dan mendesinfeksi
sepatu, pakaian, dan peralatan yang dipakai ketika menangani ikan; 4). mencatat
pengunjung, ikan, dan peralatan yang masuk dan keluar. Pada suatu kolam budidaya
penyebaran penyakit dapat terjadi sangat komplek hal ini dapat disebabkan akibat
kepadatan populasi dalam suatu kolam, spesies ikan dan sistem sanitasi pada kolam
budidaya tersebut, sehingga pengembangan biosekuriti sangat penting guna
mencegah masuk dan tersebarnya penyakit yang merugikan (Steenwinkel et al,
2011).
dan bahan kimia yang dipakai sebaiknya menggunakan yang telah terdaftar di
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
2.5.2 Pengobatan
Adapun pengobatan Trematoda insang dan trematoda kulit, dapat dilakukan
dengan cara perendaman dengan air tawar selama 10 menit atau tergantung jenis ikan
dan ukurannya, selama perendaman diamati. Bila ikan terlihat megap-megap segera
pindahkan ke air laut.
Pengobatan Trematoda insang, bisa juga merendamnya dengan larutan
formaldehyde, dosis dan waktu perendaman disesuaikan dengan aturan pakai pada
produk. Pengobatan Trematoda kulit, caranya merendam dengan formaldehyde
dengan dosis 150 ppm selama 10-30 menit atau sesuai dengan aturan produk.
Cryptocaryasis (disebabkan Cryptocaryon irritans), Oodiniasis (disebabkan
Amyloodinium ocellatum) dan Trichodiniasis (disebabkan oleh Trichodina spp), juga
bisa ditanggulangi dengan perendaman menggunakan formaldehyde dengan dosis
150 ppm selama 10-30 menit atau sesuai dengan aturan produk. Penggunaan
formaldehyde, walau dampaknya tidak terlalu berpengaruh karena dosisnya yang
sangat kecil, perlu diperhatikan dahulu dampaknya terhadap pemasaran karena tidak
semua konsumen bisa menerima ikan hasil treatment formaldehyde.
Penyakit bakterial, pengobatannya dengan pemberian antibiotik melalui pakan
atau perendarman. Lama pemberian, dosis lewat pakan atau konsentrasi
perendamannya disesuaikan dengan aturan produk obat. Sedangkan untuk penyakit
viral yang belum ada pengendalian spesifik, dapat dengan menggunakan antibiotik
untuk mengurangi efek infeksi sekunder oleh bakteri. Julinasari (2015) menyarankan
kepada pembudidaya ikan laut agar dalam memelihara ikan dengan sistem resirkulasi
pada stadia larva dan benih, memelihara ikan dengan KJA HDPE pada stadia
pembesaran, memakai net klasifikasi tanpa simpul (knotless) untuk mencegah luka
pada sisik, menghindari stress baik fisik, kimia dan biologi.
11
ikan yang kecil ukurannya akan terlambat dari ikan seumurannya. Setelah dua
minggu ikan ditebar harus diadakan penyeleksian untuk dipilih. Seleksi ikan perlu
dilakukan paling sedikit satu bulan sekali bersamaan setelah dilakukan pergantian
jaring.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Buhman, Hadi, U.K. 2007. Pelaksanaan Biosekuritas Pada Budidaya Ikan Air Laut.
Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Departemen Ilmu
Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas
Kedokteran Hewan IPB. Bogor.
Julinasari Dewi. 2015. Koordinator Kesehatan Ikan dan Lingkungan Balai Besar
Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung : Menanggulangi Penyakit
Infeksi Pada Ikan Laut. Aquatecco.id
Lotz, J. M. 1997. Viruses, Biosecurity and Spesific Pathogen Free Stocks in Shrimp
Aquaculture. World Journal of Microbiology and Biotechnology 13 : 405-
413
17
Lightner, D.V. 2003. Exclusion of Specific Pathogens for Disease Control in a Penaid
Shrimp Biosecurity Program. In C.S. Lee and P.J. O’Bryen, editors.
Biosecurity in Aquaculture Production Systems; Exclusion of Pathogens
and Other Undesirables. The World Aquaculture Society, Baton Rouge,
Lousiana, USA.
Steenwinkel, Clifford, J.R. 2011. Biosecurity Guide for Poultry and Bird Owners.
USDA-APHIS, Washington, DC.
Sutarmat, T. W. Andriyanto, Suko Ismi, Adi Hanafi, dan Wardoyo, S. 2004. Studi
Kepadatan pada pembesaran ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) di
keramba jaring apung dengan ukuran ikan yang berbeda. Laporan Penelitian
Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol.