Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Kesehatan Ikan Tahun
Akademik 2020/2021
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Fitria Nur Ajizah 230110180008
Fajar Nurul Arifah 230110180024
Tasya Nabila Witania S 230110180045
Cony Fadilla Febriani 230110180048
Muhamad Pauwwaz 230110180056
Mohammad Badai Putra S 230110180162
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2020
Kata Pengantar
Segala Puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang PENCEGAHAN PENYAKIT PADA
IKAN dengan tepat waktu. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Pengelolaan Kesehatan Ikan. Pengetahuan tentang Kesehatan hewan
air sangat diperlukan terutama untuk mahasiswa program studi Perikanan.
Kualitas air yang memburuk serta malnutrisi dapat mengakibatkan ikan yang
dipelihara dapat terserang oleh hama dan penyakit. Oleh sebab itu Agar ikan yang
dipelihara di dalam wadah budidaya tidak terserang hama dan penyakit maka
harus dilakukan pencegahannya.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin menyelesaikan makalah, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dalam
perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat
kepada siapa saja yang membacanya.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah.........................................................................................1
1.3. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Pengertian Pencegahan Hama dan Penyakit Pada Ikan...............................3
2.1.1 Hama Ikan........................................................................................................3
2.1.2 Penyakit Ikan....................................................................................................4
2.2 Pencegahan Penyakit Parasitis........................................................................4
2.2.1 Penyakit Akibat Infeksi Ichthyophthirius multifiliis......................................4
2.2.2 Penyakit Akibat Infeksi Ichthyobodo necator (Costia sp.).............................5
2.2.3 Penyakit Akibat Infeksi Trichodina sp...........................................................6
2.2.4 Penyakit Akibat Infeksi Epistylis sp................................................................7
2.2.5 Penyakit Akibat Infeksi Henneguya sp...........................................................7
2.3 Pencegahan Penyakit Bakterial.......................................................................8
2.3.1 Penyakit Bakterial Yang Menyerang Ikan Air Tawar..................................8
2.3.2 Penyakit Bakterial Yang Menyerang Ikan Air Laut...................................13
2.4 Pencegahan Penyakit Viral............................................................................17
2.4.1 Viral Nervous Necrotic (VNN)........................................................................17
2.4.2 Koi Herpes Virus (KHV).................................................................................18
2.4.3 Hervesvirus......................................................................................................18
2.4.4 Lymphocystis....................................................................................................18
2.4.5 Infectious Pancreatic Necrosis (IPN).............................................................19
BAB III PENUTUP........................................................................................................21
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................21
3.2 SARAN............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
Hama merupakan organisme pengganggu yang dapat memangsa,
membunuh, dan mempengaruhi produktivitas ikan, baik secara langsung maupun
secara bertahap. Hama bersifat sebagai organisme yang memangsa (predator),
4
5
perusak, dan kompetitor. Hama yang menyerang ikan biasanya berasal dari luar
melalui aliran air, udara, atau darat. Hama yang menyerang ikan budidaya
biasanya berupa ular, belut, ikan liar pemangsa. Sedangkan hama yang menyerang
larva dan benih ikan biasanya notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit.
Ich yang membenamkan diri dibawah lendir di kulit dan insang ikan
umumnya tahan terhadap terapi bahan kimia, oleh sebab itu sasaran terapi adalah
Ich yang berada di air. Cara pengendalian Ich adalah sebagai berikut:
Cara pencegahan yaitu menghindari ikan yang terinfeksi. Jika ikan yang
terinfeksi sedikit, sista dapat dipecahkan satu persatu dan luka yang ditimbulkan
10
diolesi dengan antiseptik. Tentu saja hal ini harus dilakukan diluar wadah
budidaya dan air yang dipakai selama pengobatan tidak dibuang ke perairan.
Belum ada kemoterapi yang efektif untuk mengatasi parasit ini.
Tanaman obat yang aman digunakan, murah dan mudah didapat oleh
para petani ikan adalah daun pepaya, yang merupakan salah satu tumbuhan
yang dapat digunakan sebagai obat alami untuk penyakit yang disebabkan
oleh bakteri. Kandungan bahan kimia yang terkandung dalam daun pepaya
seperti, senyawa polifenol, alkaloid karpain, flavonoid, dan lain – lain. Selain
itu, daun pepaya yang masih segar juga diketahui banyak menghasilkan getah
berwarna putih yang mengandung suatu enzim pemecah protein atau
proteolitik yang disebut enzim papain, enzim ini diketahui sangat ampuh
untuk menghambat laju pertumbuhan bakteri (Razak, 1996). Pengobatan
melalui sistem perendaman dalam larutan daun pepaya sangat efektif karena
senyawa anti bakteri yang larut dalam air dapat diserap dengan baik oleh kulit,
insang, hati, dan ginjal (Sukamto, 2007).
2) Streptococcus agalactiae
Streptokokosis menyebabkan ikan berenang whirling,
unilateral atau bilateral eksoptalmia, dan warna tubuh menjadi hitam
(Evans et al., 2002; Hardi et al., 2011a; Elder et al., 1994; ). Evans et
al., (2006a) menunjukkan hasil pengamatan bahwa S. agalactiae
menyebabkan ikan nila mati sebanyak 90% dalam enam hari setelah
injeksi. Gejala tingkah laku ikan nila sebelum mati terlihat seperti
berenang lemah dan berada di dasar akuarium, respons terhadap pakan
lemah, berenang tidak beraturan, tubuh membentuk huruf-C, perubahan
pada warna tubuh, dan bukaan operkulum menjadi lebih cepat.
Bakteri ini banyak menyerang ikan nila, menurut Sheehan et al.,
(2009) melaporkan bahwa bakteri S. agalactiae yang menginfeksi ikan
nila ditemukan dalam dua tipe yaitu tipe 1 (â- hemolitik) dan tipe 2
relatif lebih lambat pada suhu 37 oC dan hanya gula tertentu yang
mampu dihidrolisis. Dari hasil pengamatan di berbagai tempat di dunia
14
3) Mycobacterium sp
Mycobacterium sp. yang dikenal sebagai penyebab penyakit ”tuberkulosis
ikan” (Fish TB), adalah bakteri yang berbentuk batang, dengan ukuran 0,2-0,6 x
1,0-10 μm, bersifat gram positif lemah, tidak bergerak, tidak membentuk spora
atau kapsul dan bersifat aerob. Bakteri ini banyak dijumpai di perairan tawar dan
laut maupun tanah dengan suhu pertumbuhannya yang optimal 25-30oc. tidak
dapat tumbuh pada suhu 37oc kecuali m. Marinum, m. Fortuitum dan m.
Chelonei. Mycobacterium sp. cara penularannya belum diketahui dengan pasti
kemungkinan beberapa yang mungkin adalah melalui makanan dan udara yang
terkontaminasi. Selain menyerang berbagai ikan air tawar maupun air laut,
15
serangan yang hebat, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian ikan secara
massal dalam suatu perairan.
Virus yang terdapat dalam tubuh ikan sering menimbulkan penyakit tumor
pada ikan yang bersangkutan. Ikan yang terserang virus kadang-kadang
mengalami penonjolan- penonjolan dermal dan epidermal. Penyakit ini seiing
ditemukan pada ikan laut dan terkenal dengan nama pe- nyakit kembang kol
(cauliflower disease).
2) Gammexane adalah insektisida yang juga sangat effektif bila digunakan un-
tuk membunuh kutu ikan (Argulus). Pemberian senyawa ini pada ikan ha- rus
dilakukan dengan berhati-hati sebab zat ini mampu berpenetrasi melalui
permukaan kulit. Penetrasi Gammexane ke dalam tubuh ikan akan
mengakibat- kan kerusakan pada kulit dan gatal- gatal serta pergerakan
menjadi tak ter- kontrol dan akhirnya mati.
3) Terramycine adalah antibiotik yang di- hasilkan oleh Streptomyces rimosus
dan digunakan untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh bakteri,
seperti Pseudomonas dan Aeromonas.
Nocardia sp.
Nocardia sp. adalah bakteri yang bentuknya bervariasi yaitu bulat, oval
dan batang berfilamen, dengan ukuran diameter 0,5-1,2 μm, bersifat gram positif,
bergerak, tidak membentuk kapsul dan bersifat aerob. Bakteri ini terkenal di alam
termasuk di air dan tanah. Suhu optimal bagi pertumbuhan nocardia asteroides
antara 28-35oC, Sedangkan Nocardia kampachi tidak tumbuh pada suhu 10oC
atau 37oC. Nocardia sp. pada ikan cara penularannya belum diketahui dengan
pasti Nocardia sp. dilaporkan menyerang berbagai ikan air tawar dan air laut
antara lain:
a. Rainbaow trout (Oncorhynchus mykiss),
b. Brook trout (Salvelinus fontinalis),
c. Neon tetra,
d. Sepat (Trichogaster trichopterus),
e. Paradise fish,
f. Gurami
g. Ekor kuning (Seriolla quinquiradiata).
tidak aman untuk dikomsumsi. Saat ini, VNN menyerang larva ikan laut dan
mulai menyebar ke komoditas ikan air tawar. Virus ini bersifat sangat ganas dan
menular dengan cepat sehingga sangat sulit dikontrol. Hingga kini, belum
ditemukan cara yang efektif untuk menangani serangan virus ini. Namun
demikian, beberapa tindakan dapat dilakukan guna mencegah serangan VNN
dengan melakukan seleksi induk dan larva bebas VNN, disinfeksi telur,
mengurangi penanganan atau handling yang dapat menyebabkan stress,
mengurangi kepadatan larva atau benih, meningkatkan volume pergantian air baru
(pemeliharaan bak), penerapan biosekuriti, pemberian feed aditif seperti vitamin
C, multivitamin, imunostimulan dan vaksinasi VNN
2.4.2 Koi Herpes Virus (KHV)
Koi Herpes Virus atau KHV merupakan penyakit sangat serius yang
menyerang ikan mas dan koi. KHV dapat menyebabkan kematian massal sebesar
80-95% dari total populasi dan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. KHV
bersifat menular, penyebarannya berlangsung pada musim panas ketika suhu air
cukup tinggi mencapai 18-27℃ (Oata 2001). Gejala klinis ikan yang terserang
KHV yaitu perubahan sifat, tingkah laku dan penampilan yang abnormal,
kemudian terjadi kematian ikan yang berlangsung sangat cepat hanya 24-48 jam
setelah gejala klinis pertama terlihat. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk
menghindari penyakit KHV ini yaitu dengan manajemen kesehatan ikan yang
terintegrasi, melakukan seleksi induk atau benih, pemberian pakan yang
berkualitas dalam jumlah yang mencukupi, meningkatkan kualitas air yang
digunakan, mengurangi padat tebar, penerapan biosekuriti.
2.4.3 Hervesvirus
Hervesvirus sering menyerang berbagai jenis lele sehingga penyakit yang
ditimbulkannya dikenal dengan nama Channel Catfish Virus Disease (CCVD).
Infeksi virus ini disebabkan oleh virus Herpesvirus yang termasuk ke dalam jenis
penyakit yang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian massal pada lele
terutama pada benih. CCVD menyebar melalui induk atau pada saat
pengangkutan, infeksi virus ini dapat mengakibatkan kematian secara massal.
Langkah awal untuk mencegah serangan virus ini dengan memberikan suntikan
21
imunisasi herpesvirus yang telah dilemahkan. Selain itu dapat dilakukan dengan
tindakan pencucian kolam dengan menggunakan klorin.
2.4.4 Lymphocystis
Lymphocystis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengan
menyerang sejumlah besar ikan tetapi serangannya terbatas pada jenis ikan yang
mengalami evolusi lanjut seperti keluarga cichlid. Virus limfosistis menyerang
sel-sel ikan sehingga sel tersebut akan membesar 50 hingga 100000 kali dari
ukuran normalnya. Saat infeksi berlangsung sel-sel yang terinfeksi akan
membesar sehingga akan membentuk kumpulan sel-sel yang berukuran besar dan
membentuk bintil berwarna putih. Gejala saat ikan terinfeksi virus ini akan
muncul bintil kecil berwarna putih atau abu-abu terkadang berwarna merah
jambu, muncul pada bagian sirip yang akan menyebar pada bagian tubuh lainnya.
Sejauh ini belum diketahui pengobatan yang tepat untuk menangani virus ini,
penyakit tersebut dapat sembuh dengan sendirinya dan jarang berakibat kematian.
Ikan yang terinfeksi limfosistis harus diisolasi untuk mencegah terjadinya
penularan hingga penyakit itu hilang, namun harus tetap dikarantina sekitar 2
bulan setelah penyakit hilang dari ikan yang terinfeksi.
2.4.5 Infectious Pancreatic Necrosis (IPN)
Infectious Pancreatic Necrosis merupakan jenis virus Birnavirus yang
memiliki tingkat bahaya yang tinggi dan sistematik pada ikan Salmonid muda.
Virus ini juga dapat menyerang Rainbow trout, brook trout, brown trout atlantic
samlon dan pacific salmon. Penularan virus IPN dapat terjadi secara vertical
dengan virus dapat berada dalam telur, atau horizontal melalui air, urin, sekresi
sexual serta ikan mati atau ikan sakit yang dimakan oleh ikan lain. Saat ini belum
ada pengobatan yang tersedia namun dapat dilakukan pencegahan penyakit IPN
dengan menjaga kualitas air, sanitasi lingkungan, peralatan, padat tebar rendah
dan di wilayah tertentu tersedia vaksin untuk mencegah penyakit IPN yaitu
Winvil 3 Micro.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Krieg, N.R. dan J.G. Holt. 1984. Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology.
Edisi ke-1. United States of America Baltimore: Williams & Wilkins
Company.
24
25