Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU PENYAKIT IKAN

Infeksi Ichthyophthirius Multiilis, Cryptocaryon Sp, Dan Trichodina Sp

Oleh:

KELOMPOK I

1. ILHAM SAYUTI SIMANJUNTAK 18020005


2. RATIH DWI IVANA 18020013
3. SUSI MEY 18020018

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN MATAULI


PANDAN
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan mata kuliah Ilmu
Penyakit Ikan Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dian Fitria M Manurung S.Pi, M.Si.sebagai pengajar mata kuliah Ilmu
Penyakit Ikan.
2. Rekan sekelompok dan semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
perbaikan makalah dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dalam menambah referensi pengetahuan umumnya untuk pembaca dan khususnya
untuk penulis pribadi.
Pandan, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
I.1. Latar Belakang............................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah........................................................................... 3
I.3. Tujuan dan Manfaat........................................................................ 3
II. ISI......................................................................................................... 4
2.1. Trichodina sp4
2.2. Cryptocaryon sp………………………………………………...5
2.3 Ichthyophthirius multiilis…………………………………………...7
III. PENUTUP9
3.1. Kesimpulan9
3.2. Saran9

DAFTAR PUSTAKA10
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar1 Infeksi Trichodina sp pada ikan .…………………….. 4


Gambar2.Infeksi Cryptocaryon sp pada ikan………………… . 6
Gambar3 Infeksi Ichthyophthirius multiilis pada ikan …………… 7
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang


Penyakit merupakan permasalahan yang sangat serius dalam kegiatan
budidaya ikan, karena hal ini dapat mengakibatkan penurunan mutu ikan dan juga
kematian ikan. Namun kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ikan sangat
tergantung pada jenis penyakit, kondisi ikan dan kondisi lingkungan. Menurut
penyebabnya, penyakit ikan dibedakan atas penyakit infeksi dan non infeksi.
Penyakit infeksi adalah penyakit yang menular yang disebabkan oleh jasad parasitik,
bakteri, jamur dan virus sedangkan penyakit non infeksi adalah penyakit yang tidak
menular. Penyakit yang sangat berbahaya dan ditakutkan oleh kalangan
pembudidaya yaitu penyakit infeksi karena akan sangat cepat
menyerang/menginfeksi ikan dalam suatu populasi sehingga akan menurunkan
produksi. Terdapat beberapa faktor yang memudahkan munculnya parasit, faktor-
faktor tersebut antara lain adalah Stocking density, Physical trauma, Selective
breeding, Perubahan temperature dan Predator.
Jenis parasit ada dua yaitu endoparasit dan ektoparasit. Endoparasit adalah
parasit yang berada di dalam tubuh ikan. Endoparasit yang mungkin menginfeksi
ikan air tawar adalah dari golongan Metazoa. Parasit dari golongan Metazoa yang
mungkin menginfeksi ikan air tawar adalah filum Plathyhelminthes,
Nemathelminthes dan Acanthocephala (Perwira, 2008). Penyakit endoparasit tidak
mudah dideteksi dengan cepat karena penyakit ini terdapat di dalam tubuh sehingga
perlu dilakukan pembedahan untuk dapat mengidentifikasi jenis endoparasit yang
terdapat di dalam tubuh ikan. Ektoparasit adalah parasit yang hidup pada organ
bagian luar organisme yang ditumpanginya. Organ luar yang sering terinfeksi adalah
sirip, insang dan kulit. Insang yang terinfeksi biasanya berwama pucat dan produksi
lendimya berlebihan.

Parasit dapat diartikan sebagai organisme yang hidup pada organisme lain

yang mengambil makanan dari tubuh organisme tersebut, sehingga organisme yang

tempatnya makan (inang) akan mengalami kerugian. Dialam parasit mempunyai


peranan penting dalam dalam suatu ekosistem. Sedangkan dalam budidaya

kehadiran parasit sangat dihindari. Penyakit ikan  didefinisikan sebagai suatu

keadaan fisik,morfologi, dan atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi

normal karena beberapa penyebab, dan terbagi atas dua kelompok yaitu penyebab

dari dalam (internal) dan luar (eksternal).Terdapat banyak faktor yang menentukan

seekor ikan menjadi sakit. Faktor utamanya adalah host (organisme peliharaan/

inang), patogen (mikroba, parasit) dan lingkungan yang menyangkut fisik,kimia

atau tingkah laku seperti stres.

Adanya beberapa permasalahan tersebut, sekiranya sangat penting dilakukan


pengkajian terhadap penyakit ikan agar kedepannya bisa diketahui solusi dan upaya
yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu, melalui
Pembelajaran Ilmu Penyakit ikan ini dapat mengetahui beberapa parasit yang dapat
menyebabkan penyakit pada ikan.

1.1 Rumusan Masalah


Mengetahui beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh golongan parasit

sehingga menyebabkan infeksi seperti infeksi Ichthyophthirius multifiliis, infeksi

Cryptocaryon sp, infeksi Trichodina sp. Beserta mengetahui bagaimanakah gejala

klinisnya, serta cara pengendaliannya.

1.2 Tujuan
Penyusunan makalah Ilmu penyakit ikan ini merupakan pelajaran yang penting
agar dalam budidaya tidak terjadi mortalitas tinggi. Adapun tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah untuk mengetahui jenis parasit yang menginfeksi ikan seperti
infeksi Ichthyophthirius multifiliis, infeksi Cryptocaryon sp, infeksi Trichodina sp.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah mengetahui secara lebih deskripsi
tentang infeksi Ichthyophthirius multifiliis, ineksi Cryptocaryon sp, infeksi
Trichodina sp.
BAB II. ISI

2.1.Trichodina sp

Trichodina sp yang merupakan penyebab penyakit trikhodiniasis


adalah protozoa dari kelompok ciliata yang memiliki bulu getar peritrikha dan
bentuk bundar seperti cawan dengan diameter 50 µm. Bulu getar yang dimiliki
terangkai pada kedua sisi sel, dan memiliki makro serta mikronukleus. Infeksi
yang disebabkan oleh parasit ini sangat umum ditemukan pada budidaya ikan
laut sistem intensif dan telah dilaporkan terjadi pada budidaya ikan kerapu
Epinephelus bleekeri, E. tauvina, E. malabaricus, E. suillus dan Cromileptes
altivelis di Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia dan Thailand
(Cruz-Lacierda dan Erazo Pagador, 2004). Ikan yang terinfeksi akan
menunjukkan gejala produksi mukus yang berlebihan, borok pada kulit, sirip
rusak dan gangguan pernafasan pada insang. Pada skala berat, dapat terjadi
hyperplasia sekunder dan hipertropi epitel pada insang. Penularan infeksi
penyakit ini dapat dengan mudah terjadi melalui kontak langsung dengan ikan
atau melalui air yang tekontaminasi.

A B

Gambar 1
Keterangan : A.

 Gejala Klinis

 Warna tubuh pucat, nafsu makan menurun, kurus, gelisah dan lamban
 Menggosok-gosokkan badan pada benda di sekitarnya (gatal) Frekwensi
pernapasan meningkat dan sering meloncat loncat
 Mengakibatkan iritasi dan luka pada kulit ikan karena struktur alat penempel
yang keras (chitin),
 Iritasi sel epitel kulit, produksi lendir berlebih sehingga berwarna kecoklatan
atau kebiruan
 Sirip rusak, menguncup atau rontok.

 Pengendalian :

 Mempertahankan kualitas air terutama stabilisasi suhu air 29 C


 Mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekwensi
pergantian air
 Ikan yang terserang trichodiniasis dengan tingkat prevalensi dan intensitas
yang rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman beberapa jenis
desinfektan
 Larutan garam dapur (untuk ikan air tawar) pada konsentrasi 500-10.000 ppm
(tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam
 Air tawar (untuk ikan air laut) selama 60 menit, dilakukan pengulangan setiap
hari
 Larutan Kalium Permanganate (PK) pada dosis 4 ppm selama 12 jam
 Larutan formalin pada dosis 200 ppm selama 30-60 menit dengan aerasi yang
kuat, atau pada dosis 25-50 ppm selama 24 jam atau lebih
 Larutan Acriflavin pada dosis 10-15 ppm selama 15 menit
 Glacial acetic acid 0,5 ml/L selama 30 detik setiap 2 hari selama 3 -- 4 kali
 Copper sulphate 0,0001 mg/L selama 24 jam atau lebih, diulang setiap 2 hari
sekali
 Hidrogen peroxide (3%) 17,5 ml/L selama 10 menit, diulang setiap 2 hari

2.2. Cryptocaryon sp

Cryptocaryon sp merupakan penyebab penyakit Cryptocaryonosis atau


dikenal juga dengan penyakit bintik putih dikarenakan keberadaan beberapa atau
sejumlah titik putih atau keabu-abuan pada permukaan tubuh dan insang pada
ikan yang terinfeksi. Penyakit ini disebabkan oleh ciliate yang bergerak (motile
ciliates) dan telah dilaporkan menginfeksi beberapa komoditas budidaya ikan
laut di Indonesia, khususnya pada budidaya ikan kerapu Epinephelus bontoides,
E. coioides, E. malabaricus, E. tauvina dan Cromileptes altivelis. Gejala umum
yang ditunjukkan oleh ikan yang terinfeksi oleh parasit ini diantaranya adalah
hilangnya nafsu makan, hemorhagi pada permukaan tubuh, mata exophthalmia
dan perilaku berenang yang tidak normal. Ikan yang terinfeksi berat
menunjukkan tingkat respirasi yang cepat, memproduksi mukus yang berlebihan
dan menggosokkan badannya ke objek. Erosi pada kulit akan menghasilkan luka
yang sangat rentan terhadap terjadinya infeksi sekunder (Cruz-Lacierda dan
Erazo-Pagador, 2004).Berbentuk bulat atau oval berukuran antara 0.3-0.5 mm,
dan memunyai silia. Bersifat obligat parasitik (memiliki karakter biologi yang
hampir sama dengan parasit ichthyophthiriasis).Sangat ganas, pada infeksi berat
dapat mematikan hingga 100% dalam tempo beberapa hari.Menginfeksi jenis
ikan budidaya air laut (kerapu, kakap, baronang, dll.) terutama ukuran benih,
meskipun ukuran dewasa juga rentan apabila kekebalan tubuhnya merosot.
Gambar 2

Keterangan : A.

 Gejala Klinis :

 Nafsu makan menurun, kurus, warna tubuh gelap, gelisah, lesu dan lemas
 Menggosok-gosokkan badan pada benda di sekitarnya
 Frekwensi pernapasan meningkat (megap-megap), mendekat ke air masuk
 Bintik-bintik putih atau kecoklatan di sirip, kulit atau insang, produksi mukus
berlebih, dan sirip menguncup
 Pada infeksi berat, bintik-bintik putih atau nampak seperti salju yang disertai
pendarahan, dan mata buram hingga menyebabkan kebutaan
 Infeksi sekunder oleh bakteri akan memperparah kondisi kesehatan hingga
mempercepat proses kematian.

 Pengendalian :

 Mempertahankan suhu agar selalu > 29 C


 Pemindahan populasi ikan yang terinfeksi parasit ke air yang bebas parasit
sebanyak 2-3 kali dengan interval 2-3 hari.
 Pengobatan dan/atau pemberantasan parasit dapat dilakukan melalui
perendaman
 Air bersalinitas rendah (0-8 promil) selama beberapa jam (tergantung spesies
dan ukuran), dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2-3
hari
 Larutan hydrogen peroxide (H2O2) pada dosis 150 ppm selama 30 menit,
dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2 hari  Larutan kupri
sulfat (CuSO4) pada dosis 0,5 ppm selama 5-7 hari dengan aerasi yang kuat,
dan air harus diganti setiap hari.
 Larutan formalin 25-50 ppm selama 12-24 jam, dilakukan pengulangan setiap
2 hari

2.3. Ichthyophthirius multiilis

Ichthyophthirus multifiliis adalah ektoparasit pada ikan tawar yang dapat


menyebabkan penyakit yang disebut penyakit bercak putih atau ich.Ich adalah salah
satu penyakit yang sering muncul pada ikan.penyakit ini muncul di tubuh,sirip,dan
insang ikan dalam bentuk bercak putih di tubuh ikan merupakan parasit yang telah
berkista. Penyakit bercak putih yang disebabkan oleh kelompok parasit
Ichthyophthirius multifiliis bergelombolan dengan jumlah puluhan bahkan ratusan
sehingga terlihat sebagai bintik putih (white spot) sehingga disebut white spot
disease. Protozoa ini bersarang pada lapisan kulit dan sirip,merusak lapisan insang
dan sel-sel lendir,serta menyebabkan pendarahan yang terlihat pada sirip dan
insang.serangan penyakit ini biasanya terjadi pada musim hujan,yaitu pada saat suhu
berkisar 20-24°C dan pada musim kemarau,serangannya bersifat sporadis saja.
Protozoa berbentuk bulat/oval berdiameter 50--1000 m, diselaputi silia, inti sel
berbentuk seperti tapal kuda Bersifat obligat parasitic,dan sangat ganas, infeksi
berat dapat mematikan hingga 100% dalam tempo beberapa hari.Menginfeksi
semua jenis ikan air tawar terutama benih pada (ikan tidak bersisik lebih sensitif)

Gambar 3
Keterangan :

 Gejala klinis :
 Nafsu makan menurun, gelisah
 Menggosok-gosokkan badan pada benda di sekitarnya
 Frekwensi pernapasan meningkat (megap-megap), mendekat ke air masuk
 Bintik-bintik putih di sirip, kulit atau insang
 Pengamatan secara visual terhadap adanya bintik putih (parasit) pada kulit,
sirip dan insang ikan  Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat
morfologi parasit melalui pembuatan preparat ulas dari organ kulit/mukus,
sirip dan/atau insang.

 Pengendalian :

 Mempertahankan suhu air 29 C selama 2 minggu atau lebih


 Meningkatkan frekwensi pergantian air
 Pemindahan ikan pada air yang bebas "Ich" secara berkala yang disesuaikan
dengan siklus hidupnya
 Ikan yang terinfeksi "Ich" dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang
rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman menggunakan
beberapa jenis desinfektan
 Perendaman dalam larutan garam dapur pada konsentrasi 500-10.000 ppm
(tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam, dilakukan pengulangan
setiap 2 hari
 Perendaman dalam larutan Kalium Permanganate (PK) pada dosis 4 ppm
selama 12 jam, dilakukan pengulangan setiap 2 hari
 Perendaman dalam larutan Acriflavin pada dosis 10-15 ppm selama 15 menit,
dilakukan pengulangan setiap 2 hari
BAB III. PENUTUP

III.1. Kesimpulan
III.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.researchgate.net/publication/292477034
 Buku Penyakit Infeksi Pada Ikan Laut Di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai