Anda di halaman 1dari 14

Laporan pratikum hama dan penyakit ikan

PENGOBATAN IKAN YANG DI SERANG PENYAKIT DENGAN


MENGGUNAKAN BAHAN HERBAL

Disusun Oleh:

NAMA : Hulka Agusma


NIM : 2011102010090
ASISTEN : Ari Kurniawan
KELOMPOK : 04

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FALKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “identifikasi hama dan penyakit
pada ikan lele” ini tepat pada waktunya, dan saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak terutama kepada asisten, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini, aya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Banda Aceh, 30 Maret 2022

Hulka Agusma

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang.................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Pratikum .............................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 2
BAB III METODELOGI KERJA ............................................................................................. 3
3.1 Waktu dan tempat ............................................................................................................ 3
3.2 Alat dan Bahan................................................................................................................. 3
3.3 Cara Kerja ........................................................................................................................ 3
3.4 Analisa Data……………..………………………………………………………………….….4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 5


4.1 Hasil Pengamatan ............................................................................................................ 5
4.2 Pembahasan ..................................................................................................................... 6
BAB V PENUTUP .................................................................................................................... 7
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 8
5.2 Saran ................................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 10

iii
DAFTAR GAMBAR

Dokumentasi 1………………………………………………………………………………..10

Dokumentasi 2………………………………………………………………………………..10

Dokumentasi 3………………………………………………………………………………..10

Dokumentasi 4………………………………………………………………………………..10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan adalah organisme yang hidup di media air. Sementara air itu sendiri adalah media
yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri patogen dan organisme parasit. Oleh karena itu
apabila kualitas air tempat tinggal ikan tidak baik, ikan akan sangat mudah untuk terjangkit
oleh penyakit. Maka sangat penting bagi para pembudidaya ikan untuk menjaga kualitas air
dalam wadah pemeliharaan yang mereka gunakan. Hal ini penting guna menjamin kesehatan
dari ikan yang dipelihara, baik berupa ikan untuk tujuan konsumsi maupun ikan hias.
Namun dalam aplikasinya, kesehatan ikan tidak dapat selalu terjamin. Masih saja terdapat
kasus tumbuhnya parasit pada ikan meski dalam wadah pemeliharaan yg terkontrol. Dalam
hal ini diperlukan pengamatan pada ikan yang terjangkit untuk mengetahui jenis-jenis parasit
apa saja yang ada pada ikan tersebut. Karena dengan mengetahui jenis parasit pada ikan
secara spesifik dapat diketahui jenis penanganan yang paling tepat untuk mengobati ikan yang
sakit serta menduga penyebab dari munculnya parasit.
Pemeriksaan dapat dilakukan pada beberapa bagian tubuh ikan. Bagian yang diamati
dalam praktikum ini adalah pada kulit, sisik, sirip dan insang untuk melihat ada tidaknya
ektoparasit. Sementara pembedahan dilakukan disertai dengan pengamatan organ usus untuk
mengetahui ada tidaknya endoparasit. Bagian-bagian tubuh tersebut dipilih karena selain
merupakan bagian tubuh yang paling sering ditinggali oleh parasit juga merupakan bagian
yang cukup mudah diamati dalam kegiatan praktikum pengamatan yang dilakukan
mahasiswa.
Dalam pratikum ini kami menggunakan obatan herbal yaitu daun papaya, Daun
pepaya diyakini ampuh sebagai obat stres ikan yang baru dibeli bisa dimasukkan ke dalam
kolam pembenihan atau penebaran. Selain itu, daun pepaya pun bisa menjadi obat agar ikan
tenang dalam kolam. Daun papaya juga mampu menurun kan ph air, Dikarenakan cara ini
bebas bahan kimia, menurunkan kadar pH dengan menggunakan batang dan daun
pepaya menjadi andalan para pemilik budidaya ikan

1.2 Tujuan Pratikum


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pemeriksaan parasit pada ikan
secara langsung di laboratorium. Selain itu praktikum ini juga ditujukan untuk mengetahui
jenis-jenis ektoparasit dan endoparasit apa saja yang terdapat pada bagian-bagian tubuh ikan
dan juga agar kami mengetahui obat dan dosis mana yang terbaik untuk ikan mas dalam
mengobati penyakitnya khususnya pengobatan dengan larutan daun papaya.

1
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu alternatif penanggulangan penyakit ikan air tawar yang aman adalah dengan
menggunakan tanaman obat. Bahan obat lain yang relatif lebih aman untuk lingkungan dan
efektif dalam mengobati penyakit ikan dapat menggunakan bermacam-macam tanaman obat
tradisional. Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan tanaman yang berpotensi
menjadi obat. Banyak jenis tanaman yang mengandung senyawa yang bersifat antimikroba.
Sejumlah tanaman mengandung senyawa bersifat bakterisidal (pembunuh bakteri), dan
bakteristatik (penghambat pertumbuhan bakteri).( Astur,Asrini budi,2013)
Daun pepaya bermanfaat untuk mensterilkan air kolam terhadap penyakit. Daun pepaya
juga memiliki manfaat lain yaitu membersihkan tambak ikan dari penyakit. Caranya mudah,
ambil daun dan batang pepaya, haluskan, atau potong-potong dan taburkan di atas kolam lele.
Rasionya adalah 1 genggam dengan 1 meter persegi. Maka kolam lele bebas dari penyakit
ikan.(budhawaar vikaas, 2016)
Ektoparasit merupakan parasit yang hidup di luar tubuh inang atau yang hidup pada
inang namun masih berhubungan dengan lingkungan luar. ektoparasit menginveksi inangnya
pada bagian yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan nutrien untuk kelangsungan
hidupnya. menyatakan bahawa parasit dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
bahkan kematian, sehingga menyebabkan penurunan produksi dan kualitas ikan yang
mengakibatkan kerugian ekonomi bagi pembudidayanya. bahwa umumnya ektoparasit pada
ikan adalah golongan crustacea, cacing (trematoda, nematoda dan cestoda) dan protozoa.
Ektoparasit ini menginfeksi sirip, sisik, operkulum dan insang ikan.( Sarindra, 2010)
Endoparasit adalah parasit yang hidupnya di dalam tubuh inang, misalnya di dalam
alat pencernaan, peredaran darah atau organ dalam lainnya. Dalam sistem pencemaan, parasit
dapat dijumpai dalam saluran dan dinding saluran pencemaan, yaitu duodenum, ileum,
yeyunum, sekum, kolon dan rektum. Parasit-parasit yang mendiami saluran dan dinding
saluran pencemaan memperoleh makanannya dengan cara mengabsorpsi makanan yang
terlambatt di dinding sel dan di jaringan tersebut. Golongan parasit yang masuk kelompok
endoparasit antara lain adalah digenea, cestoda, nematoda, acantocephala, coccidia dan
microsporidia( Zainal et al, 2015)
dari beberapa percobaan, fitofarmaka terbukti efektif mengatasi penyakit ikan air
tawar dan memiliki beberapa keuntungan, seperti : Pertama, dapat menjadi bahan alami
pengganti antibiotik untuk pengendali penyakit yang disebabkan bakteri. Kedua, ramah
terhadap lingkungan, mudah hancur/terurai, dan tidak menyebabkan residu pada ikan dan
manusia.Ketiga, mudah diperoleh dan tersedia cukup banyak, keempat harganya ekonomis
dan cukup murah.(suyanto. S,R,2011)

2
BAB III
METODELOGI KERJA

3.1 Waktu dan tempat

Waktu dan tempat pratikum di laksanakan tanggal 7 april 2022 pada hari kamis jam
12.00/sd selesai WIB. Di laboratorium biologi laut, Falkultas kelautan dan perikanan
universitas syah kuala Banda Aceh

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
Adapun alat yang di gunakan pada saat pratikum di ataranya adalah:

No Nama Alat Jumlah Fungsi


1 Mikroskop 1 Untuk mengamati penyakit ikan
2 Alkohol 1 Untuk bahan percobaan
3 Gunting 1 Untuk memotong sampel
4 Pinset 1 Untuk pengambilan sampel
5 Nampan 1 Wadah tempat ikan
6 Sarung tangan 1 set Untuk pelindung tangan
7 Alat tulis 1 set Untuk menulis hasil pengamatan
8 Tissue 1set Sebagai alat pembersih
9 Ember 1 Untuk wadah pengobatan ikan
10 Penggaris 1 Untuk mengukur air
11 Timbangan digital 1 Untuk menimbang ramuan herbal
12 Aerator 1 Untuk meningkatkan oksigen

3.2.2 Bahan
Adapun Bahan Yang di gunkan pada pratikum ini di antarnya adalah :

No Nama Bahan Jumlah Fungsi


1. Ikan mas secukupnya Untuk bahan pengamatan pratikum
(cyprinus carpio)
2. Ekstrak daun pepaya secukupnya Untuk bahan herbal pengobatan

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada pratikum ini adalah sebagai berikut :
1. Dimasukkan ikan ke ember yang berisi air biasa/tawar
2. Di hitung dosis ekstrak daun pepaya
3. Di timbang ekstrak daun papaya sesuai perhitungan
4. Di masukkan ekstrak daun papaya ke dalam wadah yang berisi ikan
5. Diamati ciri fisik dan tingkah laku ikan.
3
3.4 Analisa Data

Adapun data analisa pada prtikum ini yaitu :


1 ppm = 1 L larutan/1000 L Air
Diameter wadah = 32 cm
Tinggi air = 18 cm
Volume wadah = 𝜋 x r2 x t
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ
Dosis daun papaya = 𝑋 0,5
1000 𝐿

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil pengamatan

No Hari Dokumentasi Keterangan


1. H0 H0 setelah penambahan air setinggi
20cm, penambahan aerasi dan
pemberian kunyit bubuk.
Ciri dan tingkah laku ikan : mata
bengkak keputihan, terdapat sedikit
borok di tubuh, berenang di dasar
dan tidak aktif bergerak

2. H1 H1 keterangan : sebelum diganti air.


Ciri fisik : luka di mata belum
sembuh. Tingkah laku : belum ada
perubahan yang signifikan. Ikan
masih sama yaitu cenderung
berenang di dasar.

3. H2 H2 Tingkah laku Ikan sedikit mulai


aktif daripada hari H1, ciri-ciri fisik
belum ada perubahan dari H1, ikan
udh mulai berenang ke atas. Setelah
air dikurangi sekitar 5 cm kemudian
ditambah air baru setinggi 5 cm.

4. H3 H3 Tingkah laku ikan Ikan Sedikit


lebih aktif daripada kemarin Ciri
fisik belum ada perubahan masih ada
sedikit bengkak dibagian mata kiri
dan borok dibagian tubuhnya

5
4.2. Pembahasan

Kunyit mengandung minyak atsiri yang memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri
patogen dan penyebab kerusakan pangan bila disimpan. Komponen antimikroba adalah suatu
komponen yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri atau kapang (bakteristatik atau
fungistatik) atau membunuh bakteri atau kapang (bakterisidal atau fungisidal). Zat aktif yang
terkandung dalam berbagai ekstrak tumbuhan seperti kunyit maupun temulawak dapat
menghambat beberapa mikroba seperti bakteri Aeromonas hydrophila (Ardiansyah, 2012).
Komposisi kimia rimpang temulawak dan kunyitsama-sama memiliki kurkumin dan
minyak atsiri, kurkumin memiliki manfaat sebagai zat anti bakteri atau anti mikroba. Sel
bakteri sebagian besar tersusun atas protein, semua reaksi metabolisme sel dikatalis oleh
enzim enzim yang juga merupakan protein. Ekstrak temulawak dan kunyit yang mengandang
senyawa kurkumin adalah senyawa turunan fenolitik yang bersifat asam. Asam mampu
mengendapkan protein artinya asam menyebabkan protein mengalami denaturasi yang
didahului oleh perubahan struktur molekulnya yang menyebabkan protein tidak dapat
melakukan fungsinya sehingga sel bakteri mengalami kematian (Anonymous, 2014)
Ekstrak kunyit mengandung senyawa kurkumin adalah senyawa turunan fenolitik
yang bersifat asam. Asam mampu mengendapkan protein artinya asam menyebabkan protein
mengalami denaturasi yang didahului oleh perubahan struktur molekulnya yang menyebabkan
protein tidak dapat melakukan fungsinyasehingga sel bakteri mengalami
kematian(Samsundari, 2011).
Tanaman obat merupakan bahan alami yang biasa digunakan untuk pengobatan
tradisional. Tanaman obat banyak tersedia di Indonesia, harganya murah dan lebih aman
dibandingkan antiparasit dari bahan kimia. Beberapa keuntungan menggunakan tanaman obat
antara lain relatif lebih aman, mudah diperoleh, tidak menyebabkan resistensi, dan relatif
tidak berbahaya terhadap perairan sekitarnya. Beberapa penilitian terdahulu telah
menunjukkan efektifitas obat herbal. Salah satu tanaman obat yang dapat menjadi antiparasit
yaitu jahe merah dapat mengurangi infeksi Gyrodactylus turnbulli pada ikan guppy. Daun api-
api (A.Marina) digunakan sebagai antiparasit terhadap Trichodina sp. pada ikan mas.
Penggunaan bawang putih yang mampu melepaskan Argulus sp. pada ikan koi.
Kunyit merupakan salah satu jenis tanaman temu-temuan yang memiliki banyak
manfaat termasuk sebagai antiparasit, bagian dari kunyit yang seringkali dimanfaatkan yaitu
bagian rimpangnya. Komponen utama pada rimpang kunyit yang berkhasiat sebagai
antiparasit adalah minyak atsiri dan kurkuminoid. Kandungan yang terdapat di dalam
rimpang kunyit terdiri atas minyak atsiri, kurkumin, resin, lemak, protein, kalsium, fosfor,
besi dan vitamin C.
6
Kunyit (Curcuma sp.) merupakan salah satu tanaman temu-temuan (Zingiberaceae)
yang banyak ditanam diperkarangan dan kebun. Kata curcuma berasal dari bahasa arab
kurkum yang berati kuning . Kunyit diduga berasal dari India dan Indo Malaysia. Di
Indonesia, kunyit menyebar secara merata di seluruh wilayah. Komposisi kimiawi dari
rimpang kunyit tersusun atas komponen utama berupa pati 48.8–59,64%, abu 5.26–7.07%
serat 2.85–4.83% zat kuning atau kurkumind 1.6–2.2% serta minyak atsiri. Zat kuning pada
rimpang diketahui bersifat anti bakteri dan anti inflamasi sementara komponen seperti pati,
serat,abu dan zat-zat gizi lain yang akan membatasi proses metabolisme dan fisiologi organ
tubuh guna memulihkan kondisi tubuh.
Dari hasil pengamtan yang di lakukan pada mas koi dapat kita ambil kesimpulan
bahwa di hari H0 dilakukan penimbangan bubuk kunyit sebagai media penyembuhan
penyakit ikan sebanyak kurang lebih 6,6 gram ( Setengah dari dosis awalnya yaitu 13 gram).
Setelah penambahan air setinggi 20cm, penambahan aerasi dan pemberian kunyit bubuk ciri
dan tingkah laku ikan, mata bengkak keputihan, terdapat sedikit borok di tubuh , berenang di
dasar dan tidak aktif bergerak, pada H1air dikurangi sekitar 5 cm kemudian ditambah air baru
setinggi 5 cm, Jadi bukan keseluruhan air diganti. Ciri dari ikan pada H1 luka di mata belum
sembuh. Tingkah laku belum ada perubahan yang signifikan. Ikan masih yaitu cenderung
berenang di dasar. Pada H2 dan H3 tidak jauh perbedan nya baik ciri dan tingkah laku,
tingkah laku nya ikan sudah mulai naik ke atas perairan.

7
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pratikum ini dapat di simpulkan :
1. Bagian yang diamati dalam praktikum ini adalah pada kulit, sisik, sirip dan insang untuk
melihat ada tidaknya ektoparasit.
2. Daun pepaya diyakini ampuh sebagai obat stres ikan yang baru dibeli bisa dimasukkan ke
dalam kolam pembenihan atau penebaran. Selain itu, daun pepaya pun bisa menjadi obat
agar ikan tenang dalam kolam
3. apabila kualitas air tempat tinggal ikan tidak baik, ikan akan sangat mudah untuk
terjangkit oleh penyakit. Maka sangat penting bagi para pembudidaya ikan untuk menjaga
kualitas air dalam wadah pemeliharaan yang mereka gunakan
4. Salah satu alternatif penanggulangan penyakit ikan air tawar yang aman adalah dengan
menggunakan tanaman obat. Bahan obat lain yang relatif lebih aman untuk lingkungan
dan efektif dalam mengobati penyakit ikan dapat menggunakan bermacam-macam
tanaman obat tradisional salah satu nya menggunakan daun papaya.
5. Ekstrak daun pepaya bermanfaat untuk mensterilkan air kolam terhadap penyakit. Daun
pepaya juga memiliki manfaat lain yaitu membersihkan tambak ikan dari penyakit

4.2 Saran
Saran pada pratikum ini adalah, semua para pratikan di harapkan lebih kondusif, karena
supaya kita lebih efektif dalam melakukan percobaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Asrini Budi. 2013. Interaksi Pestisida dan Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada
Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.). Skripsi. Departemen Budidaya Perairan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Budhwaar Vikaas. 2016. Khasiat Rahasia Jahe dan Kunyit. Bhuana Ilmu Populer : Jakarta
Suyanto, S.R. 2011. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta. 88 hal.
Sarindra, 2010 . Ecological Animal Parasitology. Blackwell Scientific Publications, Oxford.
Khairuman, dkk. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. PT
AgroMedia Pustaka. Jakarta. Mas (Cyprinus carpio) yang Berasal dari
Lampung dan Luar Lampung. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Lampung.
Zainal et al,2015. Patologi dan Penyakit Ikan. PAU Bioteknologi, Institute Pertanian Bogor.
Bogor. 156 p

9
LAMPIRAN

Dokumentasi 1.memasukkan Dokumentasi 2.


Ramuan herbal ke dalam wadah ikan ikan sebelum di
Berikan obat

Dokumentasi 3. Penimbangan dokumentasi 4. ikan


Ekstrak daun pepaya setelah di berikan
Ekstrak daun pepaya

10

Anda mungkin juga menyukai