Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN KESEHATAN IKAN

“KARANTINA IKAN”

Oleh:

NAMA : RESKI AMALIA

NIM : 2322010026

KELAS : B TBP (Angkatan 36)

MATA KULIAH : Manajemen Kesehatan Ikan

Dosen: Suryati S.Pi, M.Si.

PRODI BUDIDAYA PERIKANAN

JURUSAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE KEPULAUAN


2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan
kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "KARANTINA
IKAN" ini dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Suryati
S.Pi, M.Si. pada mata kuliah manajemen Kesehatan ikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang khususnya bagi budidaya perikanan secara umum secara
khusus bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Mandalle, 11 Agustus 2023

RESKI AMALIA

2
DAFTAR ISI

Halaman judul…………………………………………………….. 1
Kata pengantar…………………………………………………………………...2
Daftar isi………………………………………………………………………… 3
Bab i pendahuluan……………………………………………...……………....4
1.1. Latar belakang………………..…………………………………………... 4
1.2. Tujuan……………………………………………………………………..5
1.3. Manfaat……………………………………………………………………5
Bab ii pembahasan…………………………………………………………….. 6
2.1 cara membuat surat karantina ikan………………………………………... 6
2.2 prosedur karantina ikan di bandara………………………………………...7
2.3 biaya pembuatan surat karantina ikan
dan tips mencari jasa pembuatan surat karantina ……………………………… 8
Bab iii penutup………………...………………………………………………..10
A. Kesimpulan………………………………………………………….……..10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor perikanan budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan
melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Jumlah jenis ikan air tawar Indonesia menempati
rangking ke 2 di dunia setelah Brazil dan merupakan peringkat ke 1 di Asia. Perikanan budidaya
air tawar pada saat ini dilakukan di lahan seluas 2,2 juta Ha yang terdiri dari kolam seluas
526,40 ribu Ha, perairan umum (danau, waduk, sungai dan rawa) seluas 158,2 ribu Ha, dan
sawah untuk mina padi seluas 1,55 juta Ha (Bappenas, 2014).

Salah satu permasalahan dalam perikanan budidaya yaitu infeksi penyakit yang menyerang
pada organisme budidaya. Penyakit pada ikan dapat menimbulkan gangguan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Timbulnya serangan penyakit ikan di kolam terjadi karena
interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan, dan patogen. Interaksi yang tidak
serasi tersebut menyebabkan stres pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan tubuh ikan
menurun dan akhirnya mudah diserang penyakit (Suwarsito dan Mustafidah, 2011).

Kasus penyakit oleh mikroorganisme patogen dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi
kegiatan budidaya, misalnya kematian yang berdampak pada kerugian ekonomi. Secara global,
kerugian ekonomi akibat wabah penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi mikroorganisme
patogen cukup signifikan dan berdampak kepada jumlah produksi, keuntungan dan
keberlanjutan sistem budidaya. Kerugian ekonomi pada kegiatan budidaya akibat wabah
penyakit diperkirakan mencapai US$ 9 miliar per tahun (Subasinghe et al., 2001) dan
berdampak kepada penurunan jumlah produksi ikan budidaya di seluruh dunia (Cao et al.,
2007).

Penyakit pada kegiatan budidaya terdiri dari penyakit non infeksi maupun infeksi. Serangan
penyakit non infeksi meliputi penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan, pakan, genetic,
sedangakan serangan patogen baik itu virus, bakteri, jamur, protozoa maupun parasit
merupakan golongan penyakit infeksi (Suwarsito dan Mustafidah, 2011). Salah satu penyakit
yang berbahaya yaitu infeksi bakteri atau penyakit bakterial. Penyakit bakterial yang mungkin
menyerang ikan air tawar antara lain Aeromonas hydrophila, Pseudomonas sp., Streptococcus
agalactiae, Vibrio sp., Edwardsiella tarda., Mycobacterium sp. (Murwantoko dkk., 2013). Oleh
karena itu diperlukan upaya penanggulangan dan pencegahan masuknya atau tersebarnya
penyakit khususnya yang disebabkan oleh bakteri dengan cara tindakan karantina ikan yang

4
dilakukan oleh balai karantina ikan.

Karantina merupakan tempat untuk pencegahan masuk dan tersebarnya hama penyakit agar
tidak mengganggu organisme lain. Karantina ikan merupakan tempat untuk melakukan kegiatan
pencegahan ikan yang sakit dan penyakit ikan ini dikarantina agar tidak menular (Balai
Karantina Ikan, 2011). Berdasarkan UndangUndang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina
Hewan, Ikan dan Tumbuhan, dan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2002 tentang Karantina
Ikan menjelaskan bahwa karantina ika mempunyai tugas dan fungsi pokok mencegah masuk
dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area
lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

Karantina ikan juga melakukan tanggung jawab terhadap pencegahan masuk dan tersebarnya
Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK) di Indonesia serta mencegah keluarnya Hama Penyakit
Ikan (HPI) (Balai Karantina Ikan, 2011). Salah satu unit kerja dari Balai Karantina Ikan yaitu
Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Yogyakarta yang
memiliki laboratorium berakreditasi (Komite Akreditasi Nasional). Berdasarkan hasil pemikiran
tersebut perlu dilakukan Praktek Kerja Lapang tentang teknik pemeriksaan dan identifikasi
HPI/HPIK golongan bakteri yang dapat menyebabkan kematian pada komoditas ikan air tawar.
Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Yogyakarta. Mahasiswa juga dapat
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari Pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui prosedur karantina ikan di bandara

2. Untuk mengetahui biaya pembuatan surat karantina ikan dan tips mencari jasa pembuatan surat
karantina

1.3 Manfaat
Pembuatan makalah ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui teknik pemeriksaan bakteri
pada komoditas ikan air tawar di Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan
Hasil Perikanan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan dapat mengetahui memahami berapa
biaya pembuatan surat karantina ikan dan juga dapat memahami tips mencari jasa pembuatan
surat karantina.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 CARA MEMBUAT SURAT KARANTINA ONLINE


surat karantina ikan,Saat ini pembuatan surat karantina dapat Anda lakukan secara online
dengan mengikuti beberapa cara di sini, di antaranya adalah

1. Akses wesbite SisterKaroline

Website SisterKaroline dapat Anda akses dengan menggunakan berbagai perangkat elektronik.
Namun untuk kemudahan dalam pengisian data diri, sebaiknya Anda menggunakan laptop atau
komputer.

2. Daftarkan akun Anda di portal tersebut

Bagi Anda yang baru pertama kali mengurus permohonan pemeriksaan karantina, Anda perlu
mendaftarkan diri dengan mengisi sejumlah informasi secara mendetail mengenai keperluan
karantina ikan laut.

3. Klik menu PPK online dan pengajuan baru

Saat Anda berhasil mendaftarkan diri, Anda bisa mengklik menu PPK online yang terletak di
bagian kiri dari ketika pilihan menu pada portal tersebut. Berikutnya Anda bisa memilih PPK
yang sesuai dengan kebutuhan. Anda bisa menemukannya pada menu Pengajuan Baru. Untuk
selanjutnya, Anda bisa klik PPK Ekspor.

4. Isi data diri pengirim dan penerima

Pengisian data diri dapat Anda lakukan dalam bagian PPK ekspor. Anda bisa mengisi data diri
pengirim dan penerima secara menyeluruh untuk memudahkan saat prosedur karantina di
bandara. Selain itu, Anda juga perlu mengisi detil barang dan kemasan.

5. Pastikan telah mengisi data diri secara benar

Setelah Anda mengisi semua data diri, hal yang paling krusial adalah mengecek terlebih dahulu
apakah data diri yang diisi sudah benar atau belum. Tujuannya agar tidak ada kesalahan yang
membuat ikan gagal melalui karantina.

6
Demikian cara pembuatan surat karantina secara online. Tentunya sangat memudahkan bagi
pengekspor yang membutuhkan surat karantina namun terhalang oleh jarak dan waktu.
Pembuatan surat karantina dikenakan biaya.

2.2 PROSEDUR KARANTINA IKAN DI BANDARA


surat karantina ikan

Jika Anda telah menyelesaikan pembuatan surat karantina, hal selanjutnya adalah mengetahui
bagaimana prosedur karantina ikan ekspor di bandara. Prosedur tersebut meliputi pemenuhan
syarat ekspor ikan, pemeriksaan media pembawa, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan, dan pembebasan.

1. Pemenuhan syarat ekspor ikan

Setiap ikan yang akan melalui proses pengeluaran dari wilayah Indonesia harus lengkap dengan
sertifikat kesehatan yang ditertibkan oleh petugas karantina. Para pengekspor ikan akan melalui
tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan. Selanjutnya, ikan diserahkan kepada
petugas karantina.

2. Pemeriksaan media pembawa

Anda perlu melalui pemeriksaan dokumen dan persyaratan karantina. Pada pemeriksaan
dokumen, terjadinya pemeriksaan kelengkapan, keabsahan, dan juga kebenaran dokumen
usaha dari pengguna jasa. Selain itu, pemeriksaan kelengkapan, keabsahan, dan kebenaran
dokumen lalu lintas komoditi perikanan.Lalu, pada pemeriksaan prasyarat karantina, Anda
harus membawa sertifikat kesehatan negara asal. Pemberian surat keterangan asal untuk
media pembawa dapat melalui pintu yang telah ditentukan.Hal lain yang yang diperiksa adalah
surat permohonan sebagai pelapor melalulintaskan media pembawa. Anda bisa menyerahkan
ikan kepada petugas untuk diproses karantina.

3. Pengamatan

Prosedur berikutnya menjadi unsur penting dalam tindakan karantina. Tujuannya adalah untuk
mengamati apakah terdapat hama atau penyakit pada ikan yang diekspor. Pengamatan
dilakukan secara visual dan laboratoris.

4. Perlakuan

7
Apabila ikan yang melalui prosedur pengamatan terduga mengalami penularan hama atau
penyakit, maka akan melalui prosedur perlakuan untuk mengetahui penyakit apa yang
menjangkit media pembawa tersebut.

5. Penahanan

Prosedur lainnya adalah penahanan. Tahapan ini dilakukan apabila tidak terdapat sertifikat
kesehatan negara asal dan tidak membuat surat permohonan sebagai pelapor. Penahanan
berlaku pada ikan segar selama 3 hari. Bagi pengekspor yang membawa ikan mati atau ikan
beku, masa penahanan berlaku selama 14 hari.

6. Penolakan dan Pemusnahan

Persyaratan karantina begitu krusial dalam keberlangsungan tindakan karantina ikan Anda. Jika
persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka yang terjadi adalah adanya prosedur penolakan.
Sebagai pengekspor ikan laut sangat perlu mempersiapkan setiap persyaratan karantina secara
terperinci. Prosedur selanjutnya adalah penolakan yang terjadi ketika batas waktu penolakan
telah berakhir dan media pembawa tidak dapat terbebas dari hama.

8. Pembebasan

Prosedur terakhir dari tindakan karantina di bandara adalah pembebasan. Pembebasan dilalui
dengan pemberian sertifikat pelepasan dan sertifikat kesehatan terhadap ekspor media
pembawa yang telah dilakukan karantina.

2.3 Biaya Pembuatan Surat Karantina Dan Tips Mencari Jasa Pembuatan Surat
Karantina
Biaya pembuatan surat karantina ikan

Biaya yang dikenakan dalam pembuatan surat karantina sebesar RP5.000/sertifikat. Lalu, terdapat biaya
tambahan untuk pemeriksaan fisik sebesar Rp100/kg dan perlakuan alat angkut sebesar Rp1.000/m³.
Biaya pembuatan surat karantina tersebut dapat Anda bayarkan secara online. Langkah berikut yang
dapat Anda lakukan adalah mencari jasa pembuatan surat karantina.

Tips Mencari Jasa Pembuatan Surat Karantina

8
Pengurusan surat karantina membutuhkan pihak yang berewenang dalam pembuatan surat tersebut.
Maka dari itu, Anda perlu memahami tips mencari jasa pembuatan surat karantina ikan yang dapat
menunjang Anda dalam kegiatan ekspor ikan laut.

Jasa pembuatan surat karantina bisa melalui lembaga resmi pemerintah seperti Balai Karantina Ikan
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) terdekat dari lokasi Anda. Untuk proses
pembuatannya bisa dilakukan secara online dengan waktu satu hari tergantung kategori resiko ikan.

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Karantina ikan adalah suatu tindakan sebagai upaya mencegah tersebarnya hama dan penyakit
yang terdapat pada ikan, yang apabila tersebar dapat membahayakan kesehatan manusia
sebagai konsumen dan lingkungan hidup, termasuk berbahaya bagi jenis ikan lain. Upaya
pencegahan ini tidak hanya dilakukan terhadap pergerakan atau lalu lintas hasil perikanan dari
suatu wilayah ke wilayah lain di dalam negeri, namun juga antar negara, baik ekspor maupun
impor.Di Indonesia, lembaga yang berwenang menjalankan tugas ini adalah Badan Karantina
Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan atau disingkat BKIPM.

10

Anda mungkin juga menyukai