Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

Budidaya Ikan Hias Badut (Clownfish)

DISUSUN OELH
KELOMPOK 6
1. MOH. AKBAR
2. YULIANINGSIH
3. FADILATUN NI’ MAH
4. SALDI NURFAJRIN

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS MADAKO
TOLITOLI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum dengan judul Budidaya Ikan Hias Badut.
Laporan ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang teramat besar
kepada dosen sebagai pengampuh mata kuliah ini, nasehat, petunjuk dan saran
yang senantiasa diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak luput dari kekurangan atau
kesalahan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya. Akhirnya
penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Tolitoli, Rabu 20 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................. ii


DAFTAR ISI.................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.......................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................2
1.3 Manfaat ...................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Hias Badut 3
2.2 Habitat dan Penyebaran .....................................................................................3
2.3 Teknik Budidaya ...............................................................................................4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................7
3.2 Saran...................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia negara ini juga


memiliki posisi geografis yang unik sekaligus menjadikan strategis.hal ini dapat
dilihat dari letak Indonesia yang berada diantara dua Samudra dan dua benua
sekaligus memiliki perairan yang menjadi salah satu urat nadi perdagangan
internasional.
Perikanan merupakan suatu kegiatan manusia yang terorganisir yang
berkaitan dengan pemanfaatan pengelolaan sumber daya perairan.berdasarkan uu
tentang perikanan no.31 tahun 2004,yang dimaksud dengan perikanan adalah
setiap kegiatan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya perairan yang di
lakukandalam suatu system usaha perikanan (agribisnis perikanan/aquabussines)
dimulai dari pra produksi,produksi,pengolahaan,hingga pemasaraan.pada awalnya
perikanan bertujuan untuk menyediaakan sumber pangan,bagi manusia tetapi pada
berkembanganya perikanan dapat pula ditujukan untuk menghasilkan produk
non-pangan dan industry. Contoh:ikan hias,olahraga atau rekreasi memancing,
produk olahan ikan seperti minyak ikan,produk perhiasaan seperti
Mutiara.pengertian industry ikan hias badut (clown fish) adalah ikan dimana hasil
budidaya tidak dimaksudkan untuk konsumsi manusia namun dijadikan hiasan
aquarium dalam suatu ruangan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana mengetahui tentang latar belakang sejarah,potensi ikan,habitat


dan siklus hidup hingga tekhnik budidaya siap jual.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir semester 4 untuk mengetahui


bagaimana sejarah,potensi ikan,habitat dan siklus hidup hingga tekhnik budidaya
siap jual.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi dan morfologi ikan hias badut (clown fish)


Klasifikasi ikan hias badut (clown fish) menurut ade risandry(2012) adalah
sebagai berikut:
Nama ilmiah: Amphirion percula
Nama lain: ikan badut (clown fish), ikan anemo (anemone fish), ikan nemo.
Ukuran : 3-4 inci (10 cm)
Harapan hidup :3-6 tahun
Class : Actinopterygii
Order :parciformes
Family :pomacentridae
Ikan badut adalah ikan hias air asin dari Subfamili Amphiprioninae.
Terdapat sekitar 28 spesies dikenali, salah satunya berada di genus premnas,
sementara sisanya di genus Amphiprion. Ikan badut berwarna kuning, jingga,
kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar dapat tumbuh mencapai panjang 18
cm, sementara terkecil hanya mencapai 10 cm. Harga ikan ini berkisar Rp. 13.000
perekor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

2.2 Habitat dan Penyebaran

Amphiprion ocellaris biasanya hidup di terumbu karang atau di laguna yang


terlindung hingga kedalaman maksimal 15 meter. Ikan ini bersimbiosis
mutualisme dengan anemon laut diantaranya yaitu Heteractis magnifica,
Stichodactyla gigantea dan Stichodactyla mertensii (Allen, 1997). Ikan ini dapat
ditemukan di bagian utara Australia, Asia Tenggara dan Jepang (Allen, 1997).
Ikan ini juga banyak tersebar di perairan Aceh, Belitung, Lampung, Labuan,
Pelabuhan Ratu, Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta, Bawean, Binuangeun, Jepara,
Bali, Flores, Irian Jaya, dan Maluku (Balai Riset Perikanan Laut, 2003).

2
2.3 Teknik Budidaya

2.3.1 Persiapan Wadah

Persiapan wadah adalah suatu tempat yang menentukan keberhasilan


budidaya ikan badut,wadah yang digunakan untuk induk adalah aquarium
40x40x40cm yang dilengkapi dengan instalasi air laut dan airasi serta saluran
pembuangan.aquarium tersebut ditempatkan diruangan yang cukup cahaya sinar
matahari hal dimaksudkan untuk menghidari parasit baik untuk induk maupun
terhadap telur yang dihasilkan.

2.3.2 Pemilihan Benih

Malcom (2004) menjelaskan bahwa benih yang digunakan untuk budidaya


perlu diperhatikan dan diseleksi terlebihi dahulu mengenai kesehatanya benih
yang terserang penyakit akan mengalami hambatan dan pertumbuhan hal yang
lebih membahayakan lagi adalah tertularnya penyakit ke ikan ikan
lain.selanjutnya doinyatakan bahwa berdasarkan pengamatan visual,ciri benih
yang sehat antara lain memiliki bentuk badan normal dan tidak cacat,Gerakan
ikan lincah dan mempunyai respon yang tinggi terhadap pakan yang diberikan.

Ruth and Floyd(2009) menjelaskan bahwa sebelumnya peneeberan benih


dilakukan,proses penyeleksian benih dilakukan terlebih dahulu.proses
penyeleksian benih ini menggunakan metode scerinig. Badri(2008) menjelskan
bahwa scerinig berdasar dari kata scrin dalam Bahasa Indonesia berarti
menyaring.menyaring dilakukan karena terjadi keragaaman pada
bentuk,ukuran,kelengkapan organ dan Kesehatan benih menyaring pada
Kesehatan benih mempunyai peranan penting yaitu menghilangkan ektoparasit air
laut pada benih sebelum ditebar,oleh karena itu menyaring merupakan salah satu
Langkah biosecurity.

3
2.3.3 Penebaran Benih

Sebelumnya penebaran pada aquarium benih direndam pada air tawar


selama 5 menit mencegah bakteri yang mungkin masih menempel pada biota saat
pemeliharaan di wadah unit pembenihan,setelah treatment dengan air tawar ikan
siap dipindahkan ke aquarium pembesaran sesuai ketentuan banyaknya padat
tebar selama praktik sebanyak 765 ekor jenis ikan badut benih yang ditebar
berasal dari aquarium yang diisi sebelumnya diisi oleh induk dan jantan.ukuran
awal benih berkisar 0,5-1 cm.

2.3.4 Pembesaran clown fish

Pertumbuhan clown fish lambat bila dibandingkan dengan ikan


konsumsi,tetapi hal ini disesuakan dengan ikan ikan dewasa atau induk yang
panjangnya hanya 7-8 cm.dari stadia larva sampai mencapai ukuran dewasa atau
induk memerlukan 7-8 bulan pembesaran dapat dilakukan pada aquarium,atau
kolam,untuk memudahkan penangan disaat benih baru keluar dari bak larva
sebaiknya dipelihara dalam aquarium dengan system air mengalir.penagana di
aquarium memudahkan dalam pengontrolan terhadap penyakit,pemberian
pakan,perbaikan kualitas.setelah berukuran 2 cm maka sebaiknya dipelihara diwadah
yang lebih luas.pemberian pakan sebaiknya diberi sesering mungkin minimal 3 kali sehari
jenis pakannya berupa pellet,artenia,cacing renik,udang renik ataupun jentik nyamuk.ikan
badut merupakan ikan omnivore(pemakan hewan dan tumbuhan).

2.3.5 Parameter Kualitas Air

Pengelolaan kualitas air tidak jauh berbeda dengan pemeliharaan ikan pada
umumnya.diperlukan penyiponan kotoran dan sisa makanan didasar
wadah.pergantian air minimal 1 kali sehari,sekitar 20-50% atau bila diperlukan
hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan kualitas air optimal dan tetap
jernih.kisaran parameter kualitas air pemeliharaan ikan clown fish secara lengkap
disajikan sebagai berikut:

4
Parameter kualitas Berkisar
Suhu 26-32
Salinitas 27-32
DO 3,5 – 6,5
PH 7,8 – 8,5

2.3.6 Manajemen Pakan


Pakan yang digunakan dalam pembesaran ikan badut berukuran 2 -4 cm pada
keramba jaring apung di Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok berupa pakan
dengan merek Marine Fish Food atau pakan lain yang disesuaikan dengan bukaan
mulut benih ikan tersebut. Kandungan nutrisi pakan pellet dengan merek
Marine Fish Food dapat dilihat pada tabel 1.

No Kandungan Kadar
1 Protein 40%
2 Lemak 5%
3 Serat 5%
4 Abu 9%
5 Air 10%
6 Vit A 8000 IU/Kg
Tabel 1. Kandungan nutrisi pakan pellet merek Marine Fish Food
Dalam budidaya ikan badut, biaya pakan bukan faktor pembatas. Artinya
biaya pakan bukanlah biaya operasional terbesar dalam pembesaran ikan
badut. Hal ini dikarenakan dalam pembesaran ikan badut hasil akhir yang dituju
adalah panjang tubuh minimal 3,5–4 cm dan warna tubuhnya. Berbeda dengan
ikan konsumsi yang tujuan akhirnya menghasilkan bobot ikan sesuai dengan
ukuran konsumsi yang diminati oleh pasar. Oleh karena itu dalam pemberian
pakan ikan badut, pakan yang digunakan sebaiknya adalah pakan yang
bermutu yang disesuaikan ukurannya dengan bukaan mulut benih. (Balai
Perikanan Budidaya Laut Lombok, 2015).

5
2.3.7 Pemasaran
Usaha budidaya ikan badut merupakan usaha budidaya yang mempunyai
prospek usaha yang baik. Dalam durasi pemeliharaan benih ikan badut selama
4 bulan di karamba jaring apung, dapat dihasilkan nemo ukuran 3,5-4 cm. Hal ini
berarti, dalam pemeliharaan selama satu tahun ada tiga siklus budidaya.
Menurut Richardi (2001) yang menyatakan bahwa analisis usaha di bidang
perikanan merupakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui sampai
seberapa keberhasilan yang dicapai. Dengan analisis usaha ini pengusaha
dapat memperbaiki dan meningkatkan system untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih.

Dari analisa usaha yang dilakukan, pembesaran ikan badut dengan KJA
cukup menguntungkan dengan keuntungan usaha Rp 23.850.000 / 1 tahun (Rp
1.987.500/bulan). Return Cost Ratio adalah rasio antara jumlah nilai arus
tunai masuk dan jumlah nilai arus tunai keluar. Ada tiga kemungkinan yaitu
R/C > 1, R/C = 1, R/C

< 1. Usaha pembesaran ikan badut di BPBL Lombok memiliki nilai


Return Cost Ratio (R/C) sebesar 1,419. Artinya, setiap pengeluaran satu
rupiah akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 1,419 dengan demikian
kelangsungan pembesaran ikan badut layak untuk dilanjutkan. Analisa Break
Event Point (BEP) atau titik impas adalah adalah cara mengetahui volume
penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun yang didapat dari manajemen pembudidaya ikan hias badut ini
bahwa dalam budidaya ikan ini lingkungan baik suhu salinitas ph dan juga pakan
adalah hal yang paling penting dalam proses pemeliharaan. Jadi harus dijaga
dengan baik agar tak terjadi kematian hingga menyebabkan kerugian bagi
pembudidaya.
3.2 Saran

Dalam budidaya ini sebaiknya pembudidaya harus menggunakan pakan alami


selama proses pemeliharaan karena selain berprotein tingi dan juga pakan yang
sehat bagi ikan dan manusia dimana terhindar dari zat-zat kimia.

7
DAFTAR PUSTAKA

Samaidi, okka. P. fandhy, dina septalla, voninda dena, rohman Na, pembesaran
ikan badut (clownfish), Makalah, universitas jenderal soedirman fakultas
biologi

Merlian donna johan, Supono, Suparmono, (2019)Kajian Sintasan Dan


Pertumbuhan Benih Ikan Badut Amphiprion Percula (Bloch 1801 ) Yang
Dipelihara Media Salinitas Yang Berbeda The Study Of And Growth Rate
Of Clownfish (Bloch 1801) That Maintaned on Different Salinitny
Media, , jurnal kelautan, 12:2

Azizah Sayida Amilina Larasati,2016, Teknik Pembesaran Ikan Badut (Amphirion


Ocellaris) Dengan Sistem Karamba Jaring Apung Dibalai Perikanan
Budidaya Laut, Sekotong, Barat, Nusa Tenggara Barat, Universita Air
Langga

Azizah Nur, 2016 Manajemen Budidaya Ikan Hias Badut (clownfish) D CV. Bali
Aquarium Denpasar Bali, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep,

Simon Patty, 2013,Distribusi Suhu, Salinitas Dan Oksigen Terlarut Di Perairan


Kema, Sulawesi Utara. 148 Vol 1:(3). Jurnal Ilmiah Platax

[BPBL] Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok. 2015. Petunjuk Teknis


Budidaya Ikan Nemo (Amphiprion sp.). Lombok.
Adi, V. A. S. 2011. Analisa Usaha Perikanan Budidaya. Direktorat Jendral
Perikanan Budidaya Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau
Jepara. Jepara. 48 hal 27.

Anda mungkin juga menyukai