Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PETERNAKAN UMUM DAN KEWIRAUSAHAAN


ACARA V
MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN KEWIRAUSAHAAN
TERNAK LELE

OLEH:

NAMA : SEPTIANI SARI SAVITRI


NIM : 21/480367/KH/10957
KELOMPOK: 22
ASISTEN : NURAINA ISMA DELIMAFIRDAIS

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
I. JUDUL
Manajemen Pemeliharaan dan Kewirausahaan Ternak Lele

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mengetahui manfaat ikan lele
2. Mengetahui cara pembudidayaan ikan lele
3. Mengetahui segmen pembenihan dan pendederan ikan lele
4. Mengetahui segmen pembesaran ikan lele
5. Mengetahui segmen pasar dan olahan ikan lele
6. Mengetahui manajemen pakan peternakan lele
7. Mengetahui sarana prasarana pendukung peternakan lele
8. Mengetahui manajemen hama dan penyakit ikan

III. PEMBAHASAN
1. Manfaat Ikan Lele
Menurut Terpalindo.net (2009) Keuntungan dari adanya usaha ternak lele
antara lain adalah pasarnya luas karena ikan lele merupakan salah satu jenis
ikan yang paling populer dan digandrungi masyarakat Indonesia, Cepat
panen karena cukup dengan 3 bulan, mudah dijalankan karena mudah
beradaptasi dengan lingkungan, tahan penyakit karena bisa melindungi
dirinya sendiri dengan lendir, daya tahan hidup kuat, benih yang murah dan
mudah ditemukan, serta keuntungan besar karena tingkat kematiannya
rendah sehingga keuntungan yang didapatkan akan melimpah. Hal tersebut
sesuai dengan pemaparan Pak Evan Nurhamzah, SE dalam Webinar
Manajemen Pemeliharaan dan Kewirausahaan Ternak Lele yaitu
pertumbuhannya sangat cepat sehingga bisa dipanen dalam waktu 2-3 bulan,
jenis ikan air tawar yang kuat fisik daripada ikan lain, mudah dipelihara di
berbagai daerah, dan kebutuhan produksi dalam negeri sangat tinggi yang
menandakan adanya pasar yang luas. Sedangkan dikatakan juga manfaat
makan ikan lele per 100 gram daging adalah mengandung albumin 1/3 ikan
gabus, mengandung asam lemak omega 3 dan omega 6, vitamin B1 0,1 mg
dan B2 0,05 mg, fosfor 167 mg, kalsium dan natrium 15 mg, lemak 1,1 gram,
dan zat besi 2 mg. Sedangkan menurut literatur, menyebutkan bahwa lele
dumbo mengandung protein (17, 7%), lemak (4,8%), air (76%), dan hasil
filet sekitar 40%. (Angraini dkk, 2016).

2. Cara Pembudidayaan Ikan Lele


Proses produksi benih ikan menurut narasumbernya adalah pemeliharaan
induk, seleksi induk matang gonad, pemijahan, penetasan telur, perawatan
larva, dan pemeliharaan benih/ pendederan. sedangkan menurut literatu
dibagi menjadi
a) Persiapan kolam
Saat ini para peternak lele lebih banyak memakai kolam terpal biofolk
ketimbang kolam yang menggunakan terpal biasa. Sistem kolam biofolk
ini memiliki banyak keunggulan seperti memghemat air, tenaga, waktu,
serta pakan. Kolam ini menciptakan mikroorganisme dan membuat
limbah pemeliharaan menjadi gumapal kecil yang menjadi pakan alami
lele. sebelum diguanakan kolam ini perlu didiamkam beberapa hari agar
PH air setabil.

b) Pemilihan benih
Pemilihan benih lele tidak bisa sembarangan. Agar mendapat hasil panan
yang baik maka diperlukan bibit lele yang baik pula. Pemilihan benih lele
dapat melihat dari segi:
 Kesehatan, lele yang sehat akan memiliki gerak yang lincah dan
aktif
 Ukuran, ukuran benih lele yang digunakan sebagai benih
usahakan seragam
 Riwayat hidup induk, pilihlah benih lele dari hasil induk yang
baik, jika induk lele memiliki riwayat penyakit maka tidak cocok
untuk dipilih.

c) Cara penaburan benih


Cara untuk pembenihan lele tidak bisa sembarangan karena merupakan
salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan awal budidaya lele.
Jika ingin menabur benih lele hal yang harus diperhatikan :
 Waktu penebaran benih tidak bisa sembarangan. Waktu yang
tepat untuk penebaran lele pada saat pagi pukul 08.00-09.00 dan
sore 15.30-16.30. pengunaan waktu ini digunakan karena pada
jam tersebut suhu tidak terlalu panas.
 Perhatikan bibit yang digunakan, ukuran lele usahakan sama agar
tidak menggangu yang lain.
 Benih tidak langsung ditebar tapi di adaptasi terlebih dahulu.
 Pemberian pupuk higienis setelah penebaran benih
(Indonesiarata, 2013)

3. Segmen Pembenihan dan Pendederan Ikan Lele


Berdasarkan webinar tanggal 4 November 2021 dapat diketahui bahwa
segmen pembenihan/ pemijahan berproduksi dari usia 0- bayi atau biasa yang
disebut larva kemudian di budidaya sampai panjangnya 3-4 cm. Pembenihan
bisa dilakukan secara alami, semi buatan, dan buatan. Sedangkan segmen
pendederan bereproduksi dari ukuran 3-4 cm kemudian di budi daya sampai
remaja 10-12 cm. Menurut literatur, kegiatan usaha pembenihan dan
pendederan ikan lele, diantaranya adalah memijahkan induk ikan sehingga
menghasilkan menghasilkan telur dan menetaskannya yang akhirnya siap
untuk didederkan. Benih ikan yang siap didederkan berukuran gelondongan
(fingerling) yang dibagi menjadi dua yaitu gelondongan kecil (3-5 cm) dan
gelondongan besar (5-10cm). ikan ini nantinya akan dibesarkan pembesaran
sampai bisa dipanen. (Suyanto, 2007)

4. Segmen Pembesaran Ikan Lele


Dalam webinar praktikum acara 5, narasumber menjelaskan bahwa biasanya
benih beli kemudian dibesarkan sampai siap jual di masyarakat seperti di
rumah makan, warteg, dsb. Menurut Suyanto (2007), kegiatan pemeliharaan
ikan lele dari benih sampai besar disebut usaha pembesaran. Untuk besaran
ikan lele dapat dijual di masyarakat dapat memiliki rata-rata berat yang
berbeda-beda. Namun biasaya berkisar antara 100-200 gram/ekor. Namun
sering kali ikan yang masih memiliki berat 50 geram/ekor dijual karena
tinggi permintaan.

5. Segmen Pasar dan Olahan Ikan Lele


Menurut praktikum IPU-K acar 5, dipaparkan bahwa pasar ikan lele dibagi
menjadi dua yaitu pasar dalam negeri/ lokal serta pasar luar negeri/ export
yang butuh dalam kondisi hidup, beku/mati, dan olahan (pecel lele, keripik,
pentol, fillet, abon, nugget, dsb). Menurut literatur Sunaryanto (2007), ikan
lele merupakan salah satu ikan konsumsi yang banyak digemari oleh
masyarakat. Saat iki banyak bermunculan warung tenda yang menjual
produk olahan lele diwilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi
(Jaboretabek). Menurut data dari Warta Pasar Ikan , 2006, tercatat ada sekitar
5.000 orang anggota penjual pecel lele di Jaboretabek dengan kebutuhan 40
ton/ hari. Seiring dengan meningkatnya usaha olahan ikan lele juga membuat
peternakan ikan lele juga semakin menjamur.

6. Manajemen Pakan
Pemberian pakan secara tepat akan memberikan hasil pertumbuhan bobot
ikan lebih maksimal dan membuat biaya pakan lebih hemat. Jenis- jenis
pakan dibedakan menjadi pakan pabrikan/ pellet butiran dan pakan
alternative (mujaer cepret, kepala ayam, usus akam, telur bungker, dsb).
Pemberian pakan dengan setelah menebar benih, maka dipuaskan selama 1-2
hari. Diberi pakan 20- 50% dari 5% berat ikan pada hari ke- 2/3 selanjutnya
diberikan sesuai kebutuhan. pemberian pakan bisa 1-3 x sehari yang penting
porsi yang dibutuhkan pas, pakan diberikan 80% dari kenyang. Program
puasa 1 hari setiap 1 minggu, pakan wajib difermentasi/ dibibis terlebih
dahulu agar penyerapannya maksimal. Hal tersebut hampir sama dengan
literatur Dwiyanto (2014) yang menyebutkna bahwa pakan yang diberikan
harus tepat dan dalam jumlah yang mencukupi. Yang dimaksud tepat dalam
hal ini adalah tepat ukuran, nilai nutrisi, keseragaman ukuran dan kualitas.
Pada umumnya pakan yang digunakan berasal dari produksi pabrik. Pakan
yang diberikan berupa pelet, dengan dosis 3-5 persen dari bobot tubuhnya
perhari. Pemberian pakan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Pakan
diberikan dengan cara ditebarkan secara merata dengan harapan setiap
individu akan mendapatkannya. Selain pelet, sebagai makanan tambahan
diberikan limbah burung puyuh yang terlebih dahulu dicabuti bulu-bulunya.
Pemberian makanan tambahan ini memang bisa menghemat biaya, tapi
sebagai konsekuensinya adalah dapat membawa bibit penyakit. Ditambah
lagi dengan literatur Windriani (2014), Setelah benih ditebar kedalam kolam,
selanjutnya benih dipuasakan selama 2 hari untuk proses adaptasi dengan
lingkungan baru sambil menunggu isi lambung bener-bener kosong/bersih.
Pada saat pemberian pakan pertama kali disarankan maksimal Selain
pemberian probiotik, sebaiknya juga melakukan pengapuran 7 hari sekali
pada bulan pertama, dan setiap 5 hari sekali pada bulanberikutnya dengan
dosis 200 gr per m air. Setelah itu tambahkan unsur C (tepung terigu/ tepung
beras/ tapioka) sebanyak 240 gram per 10 kilogram pakan yang diberikan.
Selanjutnya berikan aerasyang kuat di dasar kolam hingga permukaan air
untuk mempercepat proses pengadukan hingga terbentuknya flok. Pakan
yang diberikan difermentasi dengan menggunakan probiotik jenis
Lactobacillus selama 2 hari atau maksimal 7 hari.

7. Sarana Prasarana Pendukung Peternakan Lele


Dijelaskan bahwa peralatan pendukung budidaya lele adalah seser, bak serit,
keranjang, tanjaran/ keramba, dll. Sedangkan menurut literature Windriani
(2017), pemasangan peralatan meliputi pompa dan perlengkapannya (selang
aerator, filter dan pipa pengeluaran pompa). Setelah pemasangan, perlu
dilakukan uji coba untuk mengetahui kekuatan aliran arus dan kemampuan
pengadukannya. Aliran dibuat melingkar sehingga endapan terjadi di bagian
tengah kolam. Pompa harus dipasang ditengah dan aliran air dikeluarkan di
bagian tepi kolam dengan arah keluar yang berlawanan.

8. Manajemen Hama dan Penyakit Ikan


Dalam webinar, telah dijelaskan bahwa hama ikan lele adalah hewan air
(ikan liar, ular air, berang- berang), hewan darat (kucing angsa, dll), dan
burung. sedangkan penyakit pada ikan dibedakan berdasarkan lingkungan,
pakan, genetic, dan pathogen (infeksi mikroba bakteri, jamur, virus dan
parasite yaitu protozoa, cacing, dsb. Penanganan penyakit kan adalah dengan
memisahkan ikan yang sakit, memperbaiki mutu air, menggunakan pakan
yang bermutu, menambahkan vitamin- mineral dan imunostimulan/ antibiotic,
merendam dengan obat/ pergantian air, dan menghentikan perlakuan floc.
penyakit jamur. Pengendalian penyakit ialah dengan pencegahan, pengobatan,
dan pemusnahan.

Menurut Warseno (2018), menyatakan bahwa hama adalah binatang tingkat


tinggi yang langsung menggangu kehidupan lele seperti berang-berang, ular,
katak, burung, serangga, kucing, musang air, ikan gabus, dan ikan belut.
pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang hama. Penyakit
parasite adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah
seperti jamur, virus, bakteri, dan protozoa berukuran kecil.
Penyakit jamur sering menyerang ikan air tawar. Penyakit ini pada ikan lele
ditandai dengan munculnya serabut putih pada tubuh ikan lele. Cara
penangan penyakit ini dapat kita lakukan dengan memberikan ramuan yang
terdiri dari 1kg/25m^2 garam, air bersih, dan cuka. Lalu kita campurkan
ramuan tersebut dan berikan pada kolam lele yang terdapat lele terkena
penyakit jamjur tadi. (Indonesiarata, 2013)
 Bitnik putih
Penyakit ini ditandai dengan munculnya bitnik putih disekitar tubuh
ikan. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa Ichthyopthirius dapat
diatasi dengan perbaikan sanitasi kolam terpal. (Indonesiarata, 2013)
 Cacar
Pernyakit cacar ini ditandai dengan munculnya borok pada tubuh ikan
hingga merusak hati, limpa, dan daging ikan. Penyabab dari penyakit
ini adalah bakteri Aeromonas. Untuk mengatasi penyakit ini bisa
dengan menggunakan campuran daun papaya yang sudah ditumbuk,
buah mengkudu yang telah di potong dan garam. (Indonesiarata, 2013)
 Parasite pada ikan
Parasite ini menyerang insang ikan yang ditandai dengan ikan yang
akan mengambang ke permukaan. Solusi untuk penyakit ini adalah
dengan merendam ikan dalam larutan formalin dengan konsentrasi 15-
20 ppm.(Indonesiarata, 2013)
 Bakteri Acromonas hydrophilla
bentuk bakterinya seperti batang dengan polar flage/ cambuk yang
terletak di ujung batang untuk bergerak. gejalanya warna menjadi
gelap, kulit kesat, timbul pendarahan, dan bernafas megap- megap di
permukaan air. (Warseno, 2018)

Gambar 1. Bentuk bakteri Acromonas hydrophilla


(Warseno, 2018)
 Penyaki Tuberculosis
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium fortoitum dengan gejala
tubuh berwarna gelap, perut bengkak karena tuberele/ bintil- bintil
pada hati, ginjal, dan limpa. posisi berdiri di permukaan air, berputar-
putaar atau miring-miring, bitnik putih di sekitar mulur dan sirip
(Warseno, 2018)
IV. KESIMPULAN
1. Keuntungan dari adanya usaha ternak lele antara lain adalah pasarnya luas,
cepat panen, mudah dijalankan karena mudah beradaptasi dengan lingkungan,
tahan penyakit, daya tahan hidup kuat, benih yang murah dan mudah
ditemukan, serta keuntungan besar karena tingkat kematiannya rendah
sehingga keuntungan yang didapatkan akan melimpah. Lele tersebut juga kaya
akan berbagai nutrisi jika dimakan
2. Cara pembudidayaan ikan lele adalah dengan pemeliharaan induk, seleksi
induk matang gonad, pemijahan, penetasan telur, perawatan larva, dan
pemeliharaan benih/ pendederan.
3. Segmen pembenihan dan pendederan benih lele berproduksi dari usia 0- bayi
atau biasa yang disebut larva kemudian di budidaya sampai panjangnya 3-4
cm. Pembenihan bisa dilakukan secara alami, semi buatan, dan buatan.
Sedangkan segmen pendederan bereproduksi dari ukuran 3-4 cm kemudian di
budi daya sampai remaja 10-12 cm
4. Segmen pembesaran ikan lele adalah kegiatan pemeliharaan ikan lele dari
benih sampai besar disebut usaha pembesaran. Untuk besaran ikan lele dapat
dijual di masyarakat dapat memiliki rata-rata berat yang berbeda-beda. Namun
biasaya berkisar antara 100-200 gram/ekor. Namun sering kali ikan yang
masih memiliki berat 50 geram/ekor dijual karena tinggi permintaan.
5. Segmen pasar dan olahannya pasar ikan lele dibagi menjadi dua yaitu pasar
dalam negeri/ lokal serta pasar luar negeri/ export yang butuh dalam kondisi
hidup, beku/mati, dan olahan (pecel lele, keripik, pentol, fillet, abon, nugget).
6. Manajemen pakan ikan lele menjelaskan bahwa ikan lebih maksimal dan
membuat biaya pakan lebih hemat. Jenis- jenis pakan dibedakan menjadi
pakan pabrikan/ pellet butiran dan pakan alternative (mujaer cepret, kepala
ayam, usus akam, telur bungker, dsb). Pemberian pakan dengan setelah
menebar benih, maka dipuaskan selama 1-2 hari. Diberi pakan 20- 50% dari 5%
berat ikan pada hari ke- 2/3 selanjutnya diberikan sesuai kebutuhan.
pemberian pakan bisa 1-3 x sehari yang penting porsi yang dibutuhkan pas,
pakan diberikan 80% dari kenyang. Program puasa 1 hari setiap 1 minggu,
pakan wajib difermentasi/ dibibis dulu agar penyerapannya maksimal.
7. Sarana dan prasarana pendukung peternakan lele antara lain seser, bak serit,
keranjang, tanjaran/ keramba, dll
8. Hama adalah binatang tingkat tinggi yang langsung menggangu kehidupan
lele seperti berang-berang, ular, katak, burung, serangga, kucing, musang air,
ikan gabus, dan ikan belut. pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak
diserang hama. Penyakit parasite adalah penyakit yang disebabkan oleh
organisme tingkat rendah seperti jamur, virus, bakteri, dan protozoa berukuran
kecil. Penanganan penyakit kan adalah dengan memisahkan ikan yang sakit,
memperbaiki mutu air, menggunakan pakan yang bermutu, menambahkan
vitamin- mineral dan imunostimulan/ antibiotic, merendam dengan obat/
pergantian air, dan menghentikan perlakuan floc. Pengendalian penyakit ialah
dengan pencegahan, pengobatan, dan pemusnahan.
V. DAFTAR PUSTAKA
Angaraini, D. R., Praptiningsih, Y., Tejasari. (2016). Karakteristik Fisik, Nilai Gizi,
dan Mutu Sensori Sosis Lele Dumbo (Claries gariepinus) Dengan Variasi
Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi. Jurnal Agroteknologi. 10 (01). 10-15

Indonesiarata. (2013). Panduan Lengkap Budidaya Ikan Lele Menggunakan Kolam


Terpal. Malang: Indonesiarata.com.

Suyanto, R. (2007). Budi Daya Ikan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya.

Terpalindo.net (2014). Rahasia Budidaya Ikan Lele Tanpa Ribet. Gresik: CV


Indonesia Rata

Warseno Yus. (2018). Budidaya Lele Super Intesif di Lahan Sempit. Jurnal Riset
Daerah. 17(2), 3064-3088

Windriani Umi (2017). Budidaya kan Lele Sistem Bioflok. Jakarta: Direktorat
Produksi dan Usaha Budidaya
VI. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai