Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN BUDIDAYA IKAN LELE

RORENSIA VERISCA

XI MIPA 2

24
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga laporan
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan saran baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Tangerang, 27 Februari 2021


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi. Ikan lele ini sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Selain itu,
ikan ini adalah salah satu sumber penghasilan yang potensial di kalangan pembudidaya ikan.
Karena perkembangannya pesat kegiatan budidaya lele di tanah air tidak terlepas dari
penerimaan masyarakat secara luas terhadap jenis ikan ini (khairuman & Amri, 2008).
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang mudah dibudidayakan. Hal ini karena
kemampuan adaptasinya cukup tinggi, sehingga dalam proses penyebarannya tidak mengalami
kesulitan, terutama dalam perkembangbiakannya. Pada awalnya lele yang dibudidayakan hanya
sebatas lele local dan lele dumbo yang kurang menghasilkan (Fauzi, 2013). Muktiani (2011)
menyatakan, seiring perkembangan dunia perikanan serta aplikasi teknologi kini muncul varietas
baru yang diberi nama lele sangkuriang.
Teknik pembenihan lele mengalami perkembangan dari pembenihan secara
alami, pembenihan dengan perangsangan pemijahan, hingga pembenihan buatan yang
sepenuhnya melibatkan campur tangan manusia dan aplikasi teknologi. Media
pembenihan pun beragam, dari kolam tanah sederhana di lahan terbuka, penggunaan
bak pemijahan khusus, hingga pemijahan terkontrol dalam ruangan tertutup.
Walaupun perkembangan teknik pemijahan semakin maju dan aplikasi
teknologinya pun semakin mudah dan praktis, tetap saja ada kendala yang ditemui. Para
pembenih pemula umumnya butuh waktu yang lama untuk dapat menjalankan
usahanya dengan lancar.
Kegiatan pembenihan diawali dapat dengan penyiapan media unit pembenihan,
manajemen, atau pengelolaan induk yang baik, pemijahan, sampai dengan penetasan
telur menjadi benih yang kemudian dilanjutkan dengan usaha pemeliharaan benih
sampai ukuran tertentu untuk tahapan pendederan.
Pendederan merupakan kegiatan usaha pemeliharaan lanjutan dari kegiatan
pembenihan. Pada intinya kegiatan ini mempersiapkan benih lele, untuk mencapai
ukuran pembesaran. Untuk mencapai ukuran pembesaran, benih diberikan pakan untuk
pertumbuhan. Pakan yang diberikan dapat berupa pakan alami dan pakan pelet yang
dihaluskan. Pakan ikan yang diberikan harus berkualitas. Dharmawan (2013),
menyatakan bahwa pakan ikan yang berkualitas tidak hanya bisa dilihat dari nilai gizinya
tetapi juga dari jumlahnya (dosis). Dosis pakan untuk benih lebih sering dibandingkan
dengan ikan besar, karena benih lebih banyak mengkonsumsi pakan alami.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengembangan ikan lele melalui konsep budidaya ternak ikan?

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami konsep budidaya ikan lele

1.4. Manfaat

Diharapkan agar penelitian ini dapat membantu pembaca jikalau ingin mencari tahu
mengenai budidaya ikan lele, serta pembacadapat memahami konsep budidaya ikan lele
yang sedang dilakukan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Deskripsi Ikan Lele

Ikan ini memiliki nama lain keli. Ikan ini termasuk hewan bertulang belakang yang
mempunyai insang untuk bernafas. Badan berbentuk pipih berbatok kepala tulang
keras, memiliki sungut atau kumis sebanyak 4 pasang. Kulit ikan ini tidak bersisik dan
berlendir. Sebagai perlindungan dirinya dari serangan atau ancaman yang
membahayakan dari luar, ikan Lele memiliki patil atau taji yang berada di sirip.

1.2. Budidaya Ikan Lele

Budidaya ikan lele adalah kegiatan  memelihara ikan lele untuk kemudian dijual. Ikan lele
mudah dibudidayakan di perairan iklim hangat, sehingga dapat menyuplai makanan yang murah bagi
pasar setempat. Ikan lele dapat dibudidayakan di kolam tembok, tanah, terpal, dan juga di tangki,
maupun di sungai kecil. Budidaya ikan lele sangat diminati para peternak karena pasarnya yang terus
berkembang. Budidaya ikan lokal yang digemari masyarakat setempat perlu diutamakan jika tujuan
kegiatannya adalah untuk meningkatkan produksi makanan serta meningkatkan gizi masyarakat di
daerah tersebut.
ALAT DAN BAHAN

Alat- alat yang diperlukan :

 Ember
 Selang
 Penggaris
 Jerigen
 Timbangan
 Saringan
 Kolam
 Pagar
 Alat ukur suhu

Bahan-bahan yang diperlukan :

 Bibit lele
 Air
 Pakan
 Obat-obatan
 Kapur
 Bahan kolam
Langkah-Langkah

1. Penyiapan Kolam Tempat Budidaya Ikan Lele

Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya ikan lele.
Karena tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau dari
segi usaha budidaya, sehingga kita harus pertimbangkan kondisi lingkungan,
ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada. Tipe-tipe kolam yang umum digunakan
dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung
dan keramba. Untuk mendapatkan kolam yang baik maka harus :

● Melakukan pengeringan dan pengolahan tanah


● Pengapuran dan pemupukan
● Pengaturan air kolam

2. Pemilihan Benih Ikan Lele

Untuk benih bisa menggunakan ikan lele sangkuriang karena kualitas lele dumbo yang
saat ini semakin menurun. Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau
melakukan pembenihan ikan lele sendiri. Berikut ini adalah langkah-langkah
pembenihan :

a. Syarat Benih Unggul : gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka di
permukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal.
Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm.
Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak.
b. Cara Menebar Benih : harus melakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu
dengan cara masukan benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam.
Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan
suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih
keluar dengan sendirinya.
c. Menentukan Kapasitas Kolam : caranya dengan asumsi kedalaman kolam 1-1,5
meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka untuk kepadatan tebar bibit lele yang
dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter persegi. Contoh, untuk kolam
berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya minimal (3×4) x 200 = 2400
ekor, maksimal (3×4) x 400 = 4800 ekor.
3. Pemberian Pakan

★ Pemberian pakan Utama : harus diberi pelet yang mengandung protein


hewaninya tinggi. Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6%
dari bobot tubuhnya. Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan
nafsu makan ikan. Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada
ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi,
siang, sore dan malam hari. Untuk ikan lele disarankan pada malam atau sore
hari karena lele adalah ikan nokturnal, aktif pada malam hari
★ Pemberian pakan tambahan : dengan memberi pakan tambahan sangat
menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang menguras kantong. Pakan
tambahan bisa berupa ikan rucah segar, belatung dari campuran ampas tahu,
keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging
keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam bersihkan
bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.

4. Pengelolaan Air

Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap
terjaga. Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar
kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida
yang dicirikan dengan adanya bau busuk. Apabila sudah muncul bau busuk,
buang sepertiga air bagian bawah kemudian isi lagi dengan air baru.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator
seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang
menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan
memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di
sekeliling kolam.

Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus.
Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan.
Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan
ekor. Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga
kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan
mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28 derajat Celcius. Selain penyakit
infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning,
kekurangan vitamin dan lain-lain.

6. Panen Budidaya Ikan Lele

Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar
itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Berbeda
dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai
ukuran 500 gram per ekor. Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele
tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele
dipanen lakukan sortasi untuk memisahkan lele berdasarkan ukurannya karena
ini akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.

Penutup
Sehingga kesimpulan untuk laporan ini adalah lele selaku hewan yang kuat dan mudah
beradaptasi sangat cocok digunakan sebagai hewan budidaya. Selain itu banyak faktor yang
mendukung untuk lele dijadikansebagai hewan budidaya. Hal itu seperti banyak dari
masyarakat Indonesia yang menyukai ikan lele. Selain itu untuk budidaya ikan lele sendiri
tergolong cukup mudah. Karena banyak pilihan dalam menyiapkan semua keperluan untuk
budidaya ikan lele.

Saran : sebagai pembuat laporan, saya menyarankan agar menggunakan atau memilih bahan
yang sesuai dengan keperluan. Dan untuk keberlangsungan budidaya, diharapkan agar rutin
melakukan pengecekan terhadap ikan.

Untuk yang terakhir saya ucapkan terima kasih kepada Pak Bernard selaku guru pembimbing
PKWU. Sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini hingga akhir.

Anda mungkin juga menyukai