XI MIPA 3
KELOMPOK 2 :
Alpin Ashary M.
Elizabeth Habeahan
Lavidi Cahyaning Rahayu
M. Raflizal Listianto
Shani Nabila
Wildan Adi S.
SMAN 3 CIREBON
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami kelompok 2
pada akhirnya bisa menyelesaikan laporan budidaya pembenihan ikan patin konsumsi.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Denok sebagai guru prakarya dan
kewirausahaan, karena telah memberikan kami tugas sehingga kami dapat menambah wawasan
tentang berbudidaya ikan patin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. 2
A. Perencanaan Usaha Pembenihan Ikan Patin Konsumsi.................................................... 2
B. Penerapan Sistem Pembenihan Ikan Patin Konsumsi Berdasarkan Daya Dukung
Wilayahnya .......................................................................................................................
C. Menghtung Titik Impas (Break Event Point) Usaha Pembenihan Ikan Patin Konsumsi....
D. Promosi Produk Hasil Usaha Pembenihan Ikan Patin Konsumsi......................................
E.
BAB III PENUTUP......................................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II PEMBAHASAN
Jenis Ikan
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih
perak dengan punggung berwarna kebiru – biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi
yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Ikan patin memiliki
banyak jenis dan spesies yag tersebar di seluruh indonesia dan semua jenis ikan tersebut
bisa dikonsumsi oleh manusia.
2. Pemupukan
Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan.
Pemupukan kolan bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas
kolam, yaitu dengan cara meransang pertumbuhan makanan alami sebanyak –
banyaknya.
3. Pemilihan benih
Pemilihan benih yang tepat akan menentukan kualitas dan lama waktu panen. Untuk
dapat memperoleh benih ikan patin anda bisa melakukan pemijahan sendiri. Atau jika
anda tidak bisa melakukan pemijahan sendiri dan takut mengalami kegagalan, maka anda
bisa membeli benih dipasar yang menjual benih ikan patin. Benih ikan patin dibeli saat
kolam telah siap untuk diisi.
2
4. Pemeliharaan yang tepat
Kondisi kolam budidaya ikan patin yang kurang baik dapat menyebabkan ikan patin
mudah terserang penyakit, dan kematian benih ikan dikolam. Sebaiknya sebelum benih
dimasukkan kedalam kolam, perlu dilakukan pemupukkan terlebih dahulu.Bertujuan
untuk merangsang pertumbuhan pakan alami yang dibutuhkan oleh ikan.Pemberian
pakan yang bertahap pagi dan sore hari, dimana pada benih yang dimasukkan kedaam
kolam jangan diberikan pakan pelet terlebih dahulu, biarkan benih memakan zooplankton
yang sudah tesedia dikolam.
Pemijahan
1. 6 hari pertama pemeliharaan indukan dengan pemberian makanan protein tinggi
2. hari ke 7 induk diambil dan dilakukan penyuntikan (suntikan ekstrak kelenjar hipofise)
3. Dalam pemijahan ikan patin. ikan patin yang sudah disuntik dilepaskan di kolam
pembenihan
4. Setelah 8-12 jam dari penyuntikan kedua induk ditangkap dengan menggunakan kain
hapa
5. Siapkan baskom / Wadah yang bersih untuk tempat telur
6. Pemijahan dengan suntik ini masih harus dibantu lagi dengan penguruta (stripping), yaitu
perut diurut pelan-pelan dari bagian depan (dada) ke arah belakang denga menggunakan
jari tengah atau jempol.
7. Perut Induk betina diurut pelan-pelan ke arah belakang dan telur yang keluar ditampung
dalam piring beremail tersebut.
8. Kemudian telur dan sperma diaduk sampai rata dengan menggunakan bulu ayam selama
sekitar 0,5 menit.
9. Selanjutnya, ke dalam campuran telur dan sperma tersebut dituangkan air bersih sedikit
demi sedikit sambil terus diaduk selama sekitar 2 menit.
10. Kemudian air dibuang dan diganti dengan air yang baru dan dibilas.
11. Pembilasan dilakukan 2 samapi 3 kali hingga sisa sperma dan sebagian gelembung
minyak pada telur berkurang.
4
Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk
mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
Dalam proses penetasan, telur disebarkan merata kedalam hapa yang telah disiapkan
sebelumnya. Telur ini dijaga agar jangan sampai menumpuk karena akan mengakibatkan
telur menjadi busuk.Untuk itu telur disebar dengan menggunakan bulu ayam. Di bak
penetasan ini telur yang telah dibuahi akan berkembang sedikit demi sedikit menjadi
larva.
Pemeliharaan Larva
Benih yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam aquarium berukuran 80 cm x 45 cm x
45 cm.
Setiap aquarium diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi.
Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per aquarium.
Sampai benih berumur satu hari belum diberi makanan tambahan dari luar karena masih
mempunyai cadangan makanan berupa yolk sack atau kuning telur.
Pada hari kedua dan ketiga baru benih itu diberi makanan berupa emulsi kuning telur
ayam yang direbus.
Selanjutnya benih ikan diberi makanan moina (Moina cyprinacea) atau yang populer
dikenal sebagai kutu air dan jentik-jenti nyamuk.
Larva dipelihara di aquarium hingga berumur 15 hari. Setelah berumur sekitar 17 – 18
hari, benih dijarangkan di kolam pendederan yang lebih luas dengan menjaga kondisi
lingkungan, makanan yang cukup, serta kualitas airnya.
3. Perencanaan produksi
Memulai bisnis usahakan dapat memberikan keuntungan bagi yang menjalankannya.
Mempelajari dan memahami cara – cara khusus yang harus dilakukan untuk mencapai
keberhasilan, memungkinkan kita untuk memulai budidaya ikan dengan cara yang benar.
1. Persiapan Induk
Setelah diketahui jumlah induk yang direncanaan untuk disuntik maka 2 (dua) hari
sebelum induk diseleksi induk dipuasakan terlebih dahulu. Jika I induk tidak di puasakan
dan dipaksakan diseleksi maka akan dapat menyebabkan induk luka dan stress, yang
akhirnya akan menyebabkan gagalnya ovulasi telur.
2. Seleksi Induk
Induk ikan betina yang telah matang gonad memiliki ciri-ciri yang mudah
dibedakan dengan induk jantan atau induk betina yang belum dewasa. Postur tubuh induk
betina cenderung melebar dan pendek, perut) lembek, halus dan membesar kearah anus.
Urogenital membengkak dan membuka serta benvarna merah tua. Sedangkan postur
tubuh induk jantan plastic lebih langsing dan panjang, apabila bagian perut dekat lubang
kelamin diurut akan mengeluarkan cairan putih kental (cairan sperma).
6
3. Penyuntikan Hormon
Hormon yang digunakan adalah ovaprim, standar dosis ovaprim yang diberikan
untuk induk betina adalah 0,5 ml/kg sedangkan untuk induk jantan adalah 0,2 kg (bila
diperlukan). Penyuntikan dilakukan sebanyak dua kali pada bagian intramuscular di
punggung atas kanan/kiri sudut penyuntikan 45o, dengan interval waktu penyuntikan
pertama dan kedua sekitar 6-12 jam.Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 bagian dari dosis
total dan sisanya 2/3 bagian lagi diberikan pada penyuntikan ‘kedua.
Setelah 6 jam dari penyuntikan kedua dilakukan pengecekan terhadap induk
betina. dilakukan pengecekan terhadap induk betina apakah sudah ovulasi atau belum,
langkah pertama yang dilakukan adalah pembiusan terhadap induk. Hal ini dimaksudkan
agar memudahkan dalarn proses pengecekan dan mengurangi tingkat stress pada ikan.
Pembiusan dilakukan dengan menggunakan benzocaine dengan dosis 100 ppm.
Setelah induk terbius langkah selanjutnya adalah pengecekan ovulasi, ovulasi
dilakukan dengan cara meng¬urut perut induk ikan dari arah perut ke lubang genital,
langkah ini dilakukan dengan hati-hati, waktu peng-urutan yang tepat adalah pada saat
telur keluar, ketika dilakukan pemijatan yang lembut pada bagian perut dan jangan
melakukan pijatan yang keras atau dipaksakan.
4. Inseminasi Buatan
Pembuahan buatan dilakukan dengan cara mencampur telur dan sperma dengan
larutan sodium 0,9 % dan diaduk secara perlahan menggunakan bulu ayam. Tujuan
pencampuran larutan sodium ini adalah untuk mengencerkan sperma agar sperma dan
telur dapat ter¬campur secara lebih merata.
Setelah diaduk secara merata dan telur terbungkus oleh sperma, langkah
selanjutnya adalah pencampuran larutan tanah merah yang berguna untuk
menghilangkan daya rekat telur kemudian diaduk sempurna hingga telur tidak menempel
satu sama lain. Untuk menghilangkan larutan tanah merah pada telur dilakukan beberapa
kali pembilasan menggunakan air bersih hingga telur bersih sempurna. Telur yang telah
bersih kemudian siap untuk dimasukan dalam corong penetasan.
Telur yang telah netes pada media akuarium, fiber ataupun bak haruslah
dibersihkan dari kotoran yang berasal dari cangkang telur atau telur yang busuk dan tidak
menetas. Ada hal yang harus diperhatikan yaitu ketika telur sudah menetas kita pun harus
segera menyiapkan pakan, dimana pakan yang biasa diberikan adalah Artemia.
7
Larva dipelihara ania- 15 hari, hingga larva ikan akan mencapai ukuran 3/4 inchi.
Larva ikan diberikan pakan naupli artemia dari umur 30 jam hingga 7 hari. Adapun f
pada hari ke 8 hingga ke 15 larva diberi pakan cacing sutera. Suhu optimal untuk
pemeliharaan larva ikan patin adalah antara 29-30oC.
Selama pemeliharaan larva dilakukan penyiponan sisa pakan dan faeces secara
rutin, penambahan dan per¬gantian air dapat dilakukan setelah 4 hari pemeliharaan dan
dilakukan secara rutin minimal setiap 2 hari sekali atau sesuai dengan kebutuhan.
Larva akan berangsur-angsur berubah menjadi benih pada umur sekitar 15 hari
dan pada umur tersebut benih kemudian dipanen dan didederkan pada wadah yang lebih
besar agar pertumbuhan benih lebih optimal. seluruh kegiatan pemeliharaan larva hingga
benih harus dicatat dan terdokumentasi dengan baik, hal ini untuk memudahkan dalam
evaluasi apabila terjadi kendala dan masalah dalam proses pemeliharaan benih.
6. Panen Benih
Setelah benih berumur 15 hari, ukuran benih sekitar 3/4 inci dan siap untuk
dipanen. Setelah semua larva dipanen, dihitung survival rate (survival rate = jumlah benih
yang hidup dibagi jumlah larva yang ditebar x 100), jumlah artemia dan cacing yang
digunakan untuk melengkapi form pemeliharaan larva. Selanjutnya benih tersebut
didederkan dikolam, bak semen atau bak kayu. Bentuk kolam pendederan yang baik
adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu
pendederan pertama dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per
petak.
7. Pemeliharaan dan Pembesaran Ikan
Dalam memelihara ikan patin, hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan
kolam dan pemberian pakan yang baik. Pemberian pakan ikan patin dilakukan
sebanyak 2-3 kali sehari dan pemberian pakan ikan tidak boleh terlalu banyak hanya
secukupnya, Serta beri vitamin pada ikan patin tersebut.Hingga siap konsumsi, yaitu
pada umur ikan sekitar 4-6 bulan, dengan berat 200 gram-1kg.
8
4. Kebutuhan alat dan bahan
Berikut merupakan peralatan yang dibutuhkan untyk pembenihan ikan konsumsi,
yaitu ikan patin.
a. Kakaban ( tempat menempelnya telur yang dikeluarkan oleh induknya)
b. Hapa ( jaring kelabu tempat penampunga sementara indukan dan benih ikan)
c. PenyarinSelang
d. Seser ( untuk menengkap ikan )
e. Ember grading yang berlubang dasarnya
f. Alat analis kualitas air diperlukan dalam pembenihan ikan air tawar agar bisa
didapatkan benih yang berkualitas
bahan yang dipersiapkan untuk menunjang kebersihan, yaitu:
a. induk ikan patin yang berkualitas
b. kolam pembenihan
c. pakan ikan patin
d. sapu ijuk
e. ovarium apabila dilakukan sistem pembenihan buatan
f. air
9
Adapun langkah – langkah dalam kegiatan pengendalian kulitas yaitu :
1) Menetapkan standar
2) Menilai kesesuaian
3) Bertindak bila perlu
4) Merencanakan perbaikan
7. Pengemasan produk ikan Patin
Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan keamanan terhadap makanan atau
bahan pangan atau jenis lainnya, agar barangtersebut datang ke konsumen dalam keadaan
baik dan tidak rusak sedikitpun. Dalam pengemasan untuk ikan patin ada beberapa
metode pengemasannya yaitu :
a. Metode tertutup
Metode tertutup merupakan cara pengemasan yang digunakan untuk mengangkut
produk ikan patin dengan wadah atau tempat yang tertutup tanpa tersentuh udara luar.
Biasanya pengemasan ini dilakukan jika pengiriman jarak jauh dan dalam jangka
waktu relatif lama.
b. Metode terbuka
Metode terbuka merupakan cara pengemasan yang menggunakan wadah atau bahan
yang berisi air dan masih berhubungan dengan udara bebas. Biasanya pengemasan ini
dilakukan untuk mengangkut ikan dalam jarak dekat yang tidak memerlukan waktu
lama.
10
Biaya Produksi
A. Fixed Cost
Barang Jumlah Barang Harga
Ember 2 buah Rp. 50.000
Selang 15 meter Rp. 40.000
Jaring 2 buah Rp. 20.000
Gayung 2 buah Rp. 10.000
Biaya Mesin 1 buah Rp. 450.000
Kolam/ Terpal 1 buah Rp.600.000
Jumlah Rp. 1.170.000
B. Variabel Cost
Jumlah barang Harga
Tenaga Kerja 1 orang Rp. 4.000.000
Pakan 12 karung Rp. 3.240.000
Benih 1000 ekor Rp. 300.000
Obat 1 botol Rp. 100.000
Biaya listrik Per 4 bulan Rp. 600.000
Jumlah Rp. 8.240.000
C
D. Biaya Rata – Rata = Q
¿
¿
Rp .9 .410 .000
=
1000
= Rp. 9410
E. Keuntungan
L=P×Q L = TR – TC
= 15. 000 × 1000 = Rp. 15.000.000 – Rp. 9.410.000
= Rp. 15.000.000 = Rp. 5. 590.000
F. BEP UNIT
biaya produksi
BEP =
hargal jual
Rp . 9.41 0.000
=
Rp . 15.000
= 627 ekor
G. BEP RUPIAH
Total biaya tetap
BEP = 1− TVC
total penjualan ¿
¿
1.17 0.000
= 8.240 .000
1−
15 .0 00.000
1.17 0.000
=
0 , 45
= Rp. 2.600.000
Kami disini menggunakan media cetak seperti membuat spanduk yang nantinya kami
pajang di pinggiran jalan. Kami juga akan membuat brosur yang nantinya akan kami
bagikan kepada masyarakat. Kami juga akan menyebarkan melalui Instagram dan juga
Facebook. Dimana yang ingin membeli ikan patin konsumsi di kami mudah, hanya
dengan memesan lewat medsos tersebut. Kami juga jika diberi kesempatan akan
mengadakan bazar ikan konsumsi patin.
12
E. Laporan Kegiatan Usaha Pembenihan Ikan Patin Konsumsi
Laporan adalah suatu keterangan mengenai suatu peristiwa atau perihal yang ditulis
berdasarkan fakta,data, dan keterangan. Dalam hal ini, laporan yang dibuat berisi tentang
bagaimana cara berwirausaha budidaya ikan patin.
Laporan ini di buat untuk:
Membantu wirausaha untuk mengembangkan usaha dan menguji strategi dan hasil
yang di harapkan dari usaha budidaya ikan patin
Membantu untuk berpikir kritis dan objektif atas bidang usaha budidaya ikan patin
Membantu meningkatkan keberhasilan dalam berwirausaha budidaya ikan patin.
13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan: