MAKALAH
Di susun oleh:
Kelas XI MIA 2
SUMITRA
Jl Raya Kresek Kp. Cibulan, Patrasana, Kresek, Tangerang, Banten 15620, Indonesia
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ikan cupang adalah ikan hias yang sangat dikenal oleh masyarakat
khususnya anak-anak, karena ikan tersebut selain rupanya yang cantik juga
dapat merupakan tentera yang menarik bila diadu. Ikan ini juga sering disebut
ikan laga dan nama latinnya adalah Betta splendens, termasuk dalam famili
Anabantidae (Labirynth Fisher).
Keindahan tubuh dan ciri-ciri yang spesifik yang dimiliki oleh setiap ikan
hias serta nilai ekonomis, adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam
budidaya ikan hias. Salah satu jenis ikan yang memiliki syarat-syarat tersebut
adalah ikan cupang hias.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PELAKSANAAN PEMBUDIDAYAAN
A. Wadah Budidaya
Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan adalah selain
warnanya yang indah, siripnya pun panjang dan menyerupai sisir serit,
sehingga sering disebut cupang serit. Sedangkan ikan betina warnanya tidak
menarik (kusam) dan bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan.
2
C. Teknik Pemijahan dan Produksi
Pada induk jantan yang matang gonad warna siripnya lebih cerah sedang
pada induk betina perutnya membuncit dan secara transparan, telur pada
saluran pengeluaran dapat terlihat.
Pada prinsipnya pemijahan dilakukan secara berpasangan dalam setiap
wadah yang terpisah (akuarium, ember atau dalam kotak-kotak yang
ditempatkan didalam bak). Sebelum dicampurkan induk betina dimasukkan
dalam botol agar tidak mengganggu jantan dalam membuat sarang busa.
Sarang dibuat dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan
melepaskannya ke bawah permukaan daun atau tanaman air yang mengapung
dipermukaan air. Proses ini berlanjut berjam-jam dengan sesekali berhenti
untuk makan.
Bila sarang telah siap, induk betina dikeluarkan dari botol, dicampurkan
dengan jantan agar dapat memulai pemijahan. Pada saat pemijahan tubuh
jantan menyelubungi induk betina membentuk huruf " U " dengan ventral
saling berdekatan selama + 1 menit sampai mengeluarkan telur yang segera
dibuahi sperma. Telur perlahan tenggelam dan akan segera diambil oleh induk
jantan dengan mulutnya untuk selanjutnya diletakkan disarang busa. Proses
pemijahan berlangsung selama + 1 jam dengan 20-25 tahap pemijahan yang
sama. Ketika aktifitas pemijahan berakhir, induk betina dipindahkan dari
tempat pemijahan untuk dikembalikan ke tempat pemeliharaan induk, namun
sebaiknya lebih dulu dimasukkan dalam larutan metyline blue 2 mg/liter
selama 24 jam untuk mengobati luka yang mungkin ada setelah pemijahan.
Sedang induk jantan tetap pada wadah pemijahan untuk merawat dan menjaga
telur sampai menetas. Dalam setiap kali pemijahan diperoleh telur sebanyak
1000-1500 butir. Selanjutnya pemeliharaan larva dan pendederan serta
pembesaran dapat dilakukan pada wadah berupa bak tembok dengan pakan
berupa cacing Tubifex sp. atau Chironomus sp. untuk siap dipasarkan.
3
D. Pembesaran Anak
1. Ketika burayak ikan cupang sudah dapat brenang dan sudah habis kuning
telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat
pembesaran.
2. Pindahkan anakan bersama induk jantannya.
3. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup.
4. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain.
5. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk
lebih cepat tumbuh.
4
F. Tahap Pemindahan Anakan
5
G. Pembesaran
Pasca panen yaitu setelah ikan cupang hias mencapai 1 bulan sudah dapat
dilakukan pemanenan sekaligus dapat diseleksi atau dipilih. Ikan yang
berkwalitas baik dan cupang hasil seleksi dipisahkan dengan ditempatkan ke
dalam botol-botol tersendiri agar dapat berkembang dengan baik serta
menghindari perkelahian. Setelah usia 1,5 sampai 2 bulan cupang hias mulai
terlihat keindahannya dan dapat dipasarkan.
6
BAB III
ANALISIS EKONOMI
7
Keuntungan Per Bulan
Keuntungan per bulan didapatkan dari selisih antara pendapatan per bulan
dengan asumsi biaya operasional per bulan.
Pendapatan per bulan Rp 2.250.000,00
Asumsi biaya operasional per bulan (Rp 1.075.000,00)
TOTAL Rp 1.175.000,00
8
Biaya perangkat kemasan Rp 25.000,00
Biaya lain-lain Rp 50.000,00
TOTAL Rp 3.325.000,00
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian tersebut di atas maka dapat disimpilkan sebagai berikut.
1. Untuk membudidayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah
memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter
persegi. Ikan ini relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak
memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan
pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat ditemukan di
selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan dari
jentik-jentik nyamuk (encuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi
kutu air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat
pertumbuhan anak ikan..
2. Ikan akan dapat berkembang dan melakukan fertilisasi dengan baik jika
faktor eksternal dan internal juga baik. Faktor internalnya yaitu jika ikan
jantan maupun ikan betina telah siap untuk melakukan pembuahan.
Sedangkan faktor eksternalnya yaitu suhu air dan juga pH air.
3. pemilihan induk ikan cupang harus selektif agar dapat menghasilkan benih
ikan cupang yang berkualitas.
B. Saran
Dalam membudidaya ikan cupang sebaiknya selalu mengecek kualitas
airnya karena kualitas air sangat penting bagi kesehatan ikan cupang tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://yunias19ocean.blogspot.com/2011/01/budidaya-ikan-cupang-betta-
spelendes.html
http://barbiekannisa.blogspot.com/2013/11/laporan-perencanaan-usaha-budidaya-
ikan.html
11