Anda di halaman 1dari 12

Membuat Usaha Pembenihan Ikan Lele

1. Visi dan Misi Usaha


a. Visi
Menjadi satu-satunya peternakan lele yang amanah, dengan lele berkualitas
tinggi,biaya rendah, permintaan tinggi, dan harga murah.
b. Misi
1) Memperbaiki kualitas gizi masyarakat Indonesia.
2) Menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran
3) Membantu meningkatkan jiwa wirausaha di kalangan muda

2. Factor kunci sukses


Kunci keberhasilan bagi budidaya lele adalah:
· Budidaya menggunakan bibit lele sangkuriang yang merupakan bibit unggul
· Kadaan kolam yang strategis
· Managemen keuangan dan SDM yang professional
· Disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang
ditanggung

3. Cara Pembenihan Ikan Lele

a. Seleksi indukan ikan lele

Memilih indukan untuk pembenihan ikan lele hendaknya dimulai sejak


calon indukan masih berukuran sekitar 5-10 cm. Pilih ikan lele yang mempunyai
sifat-sifat unggul seperti tidak cacat, memiliki bentuk tubuh yang baik, gerakannya
lincah, pertumbuhannya paling cepat dibanding lainnya. Kemudian pelihara calon-
calon indukan unggul tersebut dalam kolam pemeliharaan tersendiri.
Pemeliharaan calon indukan akan lebih baik bila diperlakukan lebih istimewa,
dengan memberikan pakan berkualitas dan pengairan yang bagus.

Penyeleksian terhadap calon indukan untuk pembenihan ikan lele dilakukan


setiap 2 minggu sekali. Jangan lupa pisahkan berdasarkan ukuran agar tidak saling
kanibal. Lakukan secara berkala sampai mendapatkan indukan yang benar-benar
baik. Ikan lele jantan bisa dijadikan indukan setelah berumur 8 bulan, sedangkan
untuk lele betina setidaknya berumur satu tahun. Bobot indukan yang baik
setidaknya mencapai 0,5 kg.

Indukan betina yang telah matang gonad memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Bagian perut membesar ke arah anus, apabila diraba tersa lembek


 Apabila diurut akan keluar telur berwarna hijau tua
 Alat kelamin berwarna kemerahan dan terlihat membengkak
 Warna tubuh berubah menjadi coklat kemerahan
 Gerakannya lambat

Sedangkan untuk indukan jantan untuk pembenihan ikan lele hendaknya memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:

 Tubuhnya ramping
 Alat kelaminnya memerah
 Warna tubuh akan terlihat coklat kemerahan
 Gerakannya lincah

b. Teknik pemijahan ikan lele

Pemijahan atau mengawinkan ikan untuk pembenihan ikan lele bisa


dilakukan dengan berbagai metode, baik yang alami atau intensif. Pemijahan
alami yaitu perkawinan yang tidak memerlukan campur tangan manusia dalam
proses pembuahan sel telur dengan sperma. Sedangkan pemijahan intensif
merupakan proses perkawinan yang memerlukan intervensi manusia dalam
proses pembuahannya. Terdapat beberapa cara populer yang biasa dipakai untuk
memijahkan ikan lele secara intensif, yaitu:

1. Penyuntikan hipofisa
2. Penyuntikan hormon buatan
3. Pembuahan in vitro (dalam tabung)

c. Pemeliharaan larva

Dari proses pemijahan akan dihasilkan larva ikan yang harus dibesarkan
dalam tahap pembenihan ikan lele selanjutnya. Pisahkan larva dari induknya.
Kualitas air kolam untuk pemeliharaan larva harus terjaga. Usahakan ada aerasi
dengan aerotor untuk menyuplai oksigen. Suhu kolam harus dipertahankan pada
kisaran 28-29oC. Pada suhu dibawah 25oC, biasanya akan terbentuk bintik putih
pada larva yang menyebabkan kematian massal.

Apabila terjadi perubahan suhu, usahakan tidak terjadi secara ekstrim.


Perubahan suhu kolam sebaiknya tidak berfluktuasi lebih dari 1oC. Banyak larva
yang tidak mentolerir suhu yang berubah-ubah.Hal penting lainnya adalah
menjaga kebersihan kolam. Bersihkan kolam dari kotoroan dan sisa pakan dengan
spons. Kotoran dan sisa pakan bisa menimbulkan gas amonia yang bisa memicu
kematian larva.

Larva masih membawa persediaan makanan dalam dirinya, jadi tidak perlu
diberi pakan hingga 3-4 hari. Setelah persediaan makanannya habis, larva harus
segera diberi pakan. Pakan bisa berupa kuning telur yang telah direbus. Ambil
bagian kuningnya, lumat hingga halus dan campurkan dengan 1 liter air bersih.
Larutan tersebut cukup untuk 100.000 ekor larva.

Setelah larva berumur satu minggu, berikan pakan berpa cacing sutera
(Tubifex sp.). Cacing ini bernilai gizi tinggi dan disukai benih ikan yang baru
tumbuh. Pakan berupa cacing ini meringankan perawatan, karena bisa hidup
dalam air dan tidak mengotori kolam. Sehingga meminimalkan resiko keracunan
akibat sisa pakan yang membusuk.

Cacing sutera diberikan hingga larva berumur 3 minggu atau berukuran 1-2
cm. Setelah itu, larva bisa dikatakan telah menjadi benih ikan dan siap diberi pelet
yang berbentuk tepung.

d. Pendederan benih

Pendederan adalah suatu tahapan untuk melepas benih ikan ke tempat


pembesaran sementara. Proses pendederan merupakan salah satu tahapan
penting dalam pembenihan ikan lele. Tempat pendederan biasanya berupa kolam
kecil dengan pengaturan lingkungan yang ketat. Tahapan ini diperlukan karena
benih ikan masih rentan terhadap serangan hama, penyakit dan perubahan
lingkungan yang ekstrem. Benih ikan didederkan hingga siap untuk ditebar di
kolam budidaya yang lebih luas.
1. Menyiapkan kolam pendederan

Kolam pendederan untuk pembenihan ikan lele bisa berupa kolam tanah,
kolam semen atau kolam dari terpal. Tidak ada patokan luasan yang disarankan
untuk kolam pendederan. Namun lebih baik tidak terlalu luas, sehingga lebih
mudah dikontrol, misalnya ukuran 2×3 atau 3×4 m dengan kedalaman kolam
0,75-1 meter. Kolam tersebut juga harus memungkinkan di pasangi peneduh
seperti paranet, untuk menghindari kematian benih karena terik matahari di
musim kemarau.

2. Pelepasan benih

Benih ikan lele sudah bisa dipindahkan ke kolam pendederan setelah


berumur 3 minggu dihitung sejak menetas di tempat pemijahan. Atau, kira-kira
berukuran panjang 1-2 cm. Kepadatan tebar benih lele berkisar 300-600 ekor per
m2.

3. Pemberian pakan pembenihan ikan lele

Ketika benih masih berukuran 1-2 cm, gunakan tepung pelet yang memiliki
kadar protein lebih dari 40 persen, karena pada umur tersebut benih lele
membutuhkan banyak protein untuk perkembangan. Jenis pakan yang diberikan
bisa berupa pelet jenis PSC atau pakan udang DO-A. Pemberian pakan jenis ini
harus teliti, karena pakan akan tenggelam dan menumpuk di dasar kolam.
Penumpukan sisa pakan akan membentuk amonia yang berbahaya bagi benih
ikan. Selanjutnya benih ikan bisa dipindahkan ke kolam pendederan benih.

e. Panen pembenihan ikan lele

Pembenihan ikan lele memakan waktu 8-9 minggu sejak benih menetas. Ukuran
benih lele siap panen berkisar 5-7 cm. Cara pemanenan dilakukan dengan
mengeringkan air kolam pelan-pelan hinga ikan berkumpul pada titik yang dalam
atau saluran kemalir. Kemudian ambil ikan dengan jaring yang halus. Lakukan
pengambilan ikan dengan hati-hati, karena benih tersebut masih rentan apabila
mengalami luka pada permukaan tubuhnya. Tampung benih ikan dalam wadah
yang telah diisi dengan air dari kolam yang sama agar ikan tidak mengalami stres.

Hal terakhir namun penting dalam pembenihan ikan lele, adalah menyiapkan
pembeli bagi benih yang sudah siap panen. Karena apabila waktu panen
terlambat karena benih belum ada pembelinya, peternak harus menanggung
biaya pemeliharaan ekstra. Pada ujungnya, semakin lama panen tertunda akan
semakin tipis marjin yang akan diterima peternak.

4. Analisis pesaing
· Pesaing
Banyaknya petani yang membudidayakan lele di wilayah Jawa Barat tidak
membuat kami pesimis karena faktanya lele yang dikomsumsi sehari-hari masih
disuplai dari luar Jawa Barat sehingga supplai dari Jawa Barat sendiri masih kurang

· Resiko atau hambatan


Resiko yang dipertimbangkan dalam memulai dan mengembangkan usaha ini
adalah:
1. Hama penyakit yang ada ketika budidaya berlangsung.
2. Tingkat mortalitas(kematian) yang tinggi.
3. Kedua resiko ini dapat diminimalisir dengan cara perawatan yang baik
dan benar berdasarkani bimbingan ahlinya.

· Analisis SWOT
- Kelebihan
1. Masih tingginya permintaan pasar terhadap lele terlihat dari
mahalnya harga lele di pasar.
2. Masih impornya perikanan Jawa Barat terutama lele dari luar kota
3. Memiliki cukup senggang untuk mengurus usaha
- Kekurangan
1. Keterbatasan modal yang dimiliki
2. Belum mampu untu melakukan pemijahan sendiri sehingga masih
membeli benih dari luar.

· Ruang Kesempatan yang Tersedia


1. Banyaknya penjual lele di pasar menjadi nilai tambah karena berarti lele
masih mudah dalam pemasaran.
2. Belum banyaknya pengembangan hasil produk makan berbahan dasar
lele menjadi wilayah olah sendiri.

· Ancaman dan Penanggulangannya


§ Banjir menjadi ancaman besar terhadap segala jenis tambak tidak
terkecuali lele.
§ Hama seperti berang-berang, ular, biawak dan kepiting menjadi
penting untuk diperhatikan karena menurunkan jumlah produksi.
§ Penyakit juga bisa menyerang perikanan, untuk itu kami menganggap
penting untuk menganalisis kualitas air dan kemungkinan tumbuhnya
penyakit dikarenakan adanya bibit-bibit penyakit juga persiapan
lahan yang matang menjadi salah satu factor penekanan terhadap
penyerangan penyakit ini.

· Analisis pengembangan
§ Dikarenakan masih tingginya permintaan pasar terhadap lele sehingga
untuk pengembangan lahan dalam jumlah besar masih dirasa
memungkinkan jika hanya mengincar pasar yang sudah ada.
§ Menciptakan pasar sendiri juga dinilai penting guna menambah nilai
penjualan dengan mengolah hasil pembudidayaan jadi produk olahan
yang dapat dikonsumsi secara instan.
§ Mencipatakan momentum dan prestis dari produk lele juga menjadi
marketing pada hasil olahan lele sehingga tertancap pada benak
konsumen bahwa suatu kebanggaan atau kebiasaan mengonsumsi
lele pada waktu tertentu, tentunya dalam pengolahan produk lele
berbentuk lain.

5. ASPEK YANG DIPERHATIKAN


1. Aspek Pasar
Potensi pasar lele cukup besar dan selama ini belum bisa terpenuhi.
Budidaya lele mudah dan bisa dilakukan dalam kondisi cuaca atau musim
apapun. Pasokan lele ke Jabodetabek dilakukan dari sejumlah daerah antara lain
dari Subang, Bandung, Purwakarta, Sukabumi dan Bogor.

2. Aspek Teknis
a. Persyaratan Lokasi
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah
liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat
digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam
pekarangan, kolam kebun, dan blumbang.
2) Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang
tingginya maksimal 700 m dpl.
3) Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
4) Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat
dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.

b. Penyiapan Sarana dan Peralatan


Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak
terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan.
Pada minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari
pencemaran maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya
harus dipertahankan.
Pada minggu 10, air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan.
Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam air (plankton).
Alat untuk mengukur kekeruhan air disebut secchi. Prakiraan kekeruhan air
berdasarkan usia lele (minggu) sesuai angka secchi :
- Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50
- Usia 16-19 minggu, angka secchi = 30-40
- Usia 20-24 minggu, angka secchi = 30

c. Penjarangan:
Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang dilakukan karena
ikan lele berkembang ke arah lebih besar, sehingga volume ratio antara lele
dengan kolam tidak seimbang.

d. Pemberian pakan:
1. Minggu pertama diberi pakan F999 setiap hari.
2. Minggu ketiga diberi pakan F781-2 dan pakan tambahan setiap hari.
3. Minggu kelima diberi pakan F781 dan pakan tambahan setiap hari.

e. Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemupukan
a. Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud
untukmenumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi
makanan alamibagi benih lele.
b. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan
dosis 500-700 gram/m2. Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP
20 gram/m2, dan amonium nitrat 15 gram/m2. Selanjutnya dibiarkan
selama 3 hari.
c. Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan
dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah
menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-
jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.
d. Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.

f. Pakan
a. Makanan Alami Ikan Lele
1. Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan
serangga air.
2. Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
3. Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.
b. Makanan Tambahan
1. Bangkai ayam dan ikan
2. Isi daleman ikan
3. Darah hewan
4. Keongmas dan bekicot

g. Pemberian Vaksinasi
Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:
a. Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele yang
berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan
dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akan
kebal selama 6 bulan.
b. Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan dengan
menyutik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.
c. Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam
lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.

3. Aspek SDM
Sumber Daya Manusia dilakukan oleh sendiri dengan melakukan konsultasi
rutin kepada ahlinya yang tergabung dalam Kelompok Tani Budidaya Lele.

4. Aspek Sosial
Kebutuhan akan kecukupan gizi seperti protein yang tinggi di masyarakat
mendorong untuk mencari varian baru dari lauk berkadar protein tinggi yang
terjangkau selain telur. Ikan merupakan salah satu penyumbang protein
selain telor.

5. Aspek Lingkungan
Penggunaan bahan obat penyakit dan penanggulangan hama harus dengan
kadar rendah hingga tinggi dengan melihat dampak yang terjadi di lingkungan
budidaya.

6. Analisis atau Asumsi

Total Produksi Ikan Lele yang di panen 10 ton -> 1000kg. Harga jual/kg
Rp.13.000
1). Modal dalam sarana pembesaran
- kolam 1000m2 (selama 3 bulan) = Rp. 1.500.000
- Benih ikan lele 45.000 ekor = Rp. 7.000.000
- Alat – alat perikanan = Rp. 1.000.000
+
Total Biaya = Rp. 9.500.000

2). Biaya operasional yang lain


- Pakan buatan sendiri = Rp. 35.000.000
- Upah tenaga kerja 3 orang = Rp. 9.000.000
- Obat-obatan & keperluan lain = Rp. 8.000.000
+
Total = Rp. 52.000.000

a. Total Pengeluaran = Modal Sarana Pembesana + Biaya Operasional


= Rp. 9.500.000 + Rp. 52.000.000
= Rp. 61.500.000

b. Pendapatan Kotor = 10000kg x Rp. 13.000


= Rp. 130.000.000

c. Pendapatan Bersih = Rp. 130.000.000 – Rp. 61.500.000


= Rp. 68.500.000

d. BEP Harga = Rp. 61.500.000


10000
= Rp. 6.150
e. BEP Produksi = Rp. 61.500.000
13000
= 4730 kg

Sumber:

gudankmakalah.blogspot.co.id/2012/03/makalah-tentang-budidaya-lele.html
alamtani.com/pembenihan-ikan-lele.html
Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Dit. Pembudidayaan, Ditjen Perikanan
Budidaya

Anda mungkin juga menyukai