Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dispepsia adalah sekumpulan gejala( syndrome ) yang terdiri dari nyeri atau
rasa tidak nyaman di epigastrum, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat
kenyang dan sering bersendawa. Kondisi tersebut dapat menurunkan kualitas hidup
manusia. Jika tidak diatasi sejak dini dan tindakan yang tepat, maka dapat berakibat
fatal bagi manusia.
Penurunan fungsi tubuh manusia akan menurun seiring bertambahnya umur
seseorang. Hal tersebut dapat membuat manusia sangat identik dengan menurunnya
daya tahan tubuh dan akan mengalami berbagai macam penyakit. Beberapa perubahan
dapat terjadi pada saluran pencernaan akibat proses penuaan, terutama pada
ketahanan mukosa lambung.
Oleh karna itu, jumlah peningkatan penduduk harus diimbangi dengan
peningkatan pelayanan kesehatan yang baik. Harapannya agar terjadi peningkatan
kualitas hidup manusia dan memperkecil resiko dyspepsia .

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Dalam penulisan laporan ini diharapkan pembaca dapat melaksanakan
penanganan keperawatan dasar pada pasien yang menderita penyakit Dispepsia
sesuai dengan teori yang didapt dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan serta mendapatkan pengalaman yang nyata dalam menangani kasus
keperawtan secara lansung.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang secara lengkap
dengan benar dan tepat
b. Mampu menganalisa masalah berdasarkan data atau informasi yang telah diperoleh
melalui anamnesa dan pemeriksaan yang dilakukan.
c. Mampu melaksanakan asuhan secara komprehensif sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun
d. Mampu melakukan evaluasi dari prosedur pemeriksaan yang dilakukan
e. Mampu membuat pendokumentasian menggunakan SOAP

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus


Pengambilan kasus pada hari Jum’at tanggal 09 Januari 2015 Di Ruang
Flamboyan 04 Di RSUD Salatiga.

D. Gambaran Kasus
ASUHAN DASAR KEBUTUHAN MANUSIA
PADA Tn. S DENGAN DISPEPSIA
DI RSUD SALATIGA
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Anamnesa tanggal : 9 Januari 2015 Jam : 09.00 wib
Oleh : Kelompok 1 No.Reg. : 291927

1. Identitas
a. Biodata klien
Nama :Tn. S
Umur :80 tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Bangsa/Suku :Indonesia/Jawa
Agama :Islam
Pendidikan :SMTA
Pekerjaan :Swasta
Alamat :Krajan ,RT O4 RW 01 Jepara

2. Keluhan utama
Klien mengeluh sakit nyeri di ulu hati.

3. Riwayat penyakit sekarang


Keluarga klien mengatakan mual, muntah dan sebelum klien masuk rumah sakit klien
jatuh lemas kemudian di bawa ke IGD RSUD Salatiga, Pada tanggal 08 januari 2015.

4. Riwayat penyakit lalu


Klien mengatakan dulu tahun 1988 pernah mempunyai riwayat Op. hernia dan
selangkangan ada benjolan. Dan beberapa bulan lalu benjolan muncul lagi dan tidak
bisa masuk lagi.

5. Riwayat kesehatan keluarga


Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami hal seperti apa yang dialami
klien.
b. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
1. Nutrisi
- Sebelum sakit :
Frekuensi : makan 2-3 x sehari,
Porsi :1 piring
Jenis :Nasi, lauk, pauk, sayuran, dan kuah.
Minum : 8-10 gelas/hari.
Jenis : air putih

- Saat sakit :
klien mengatakan tidak nafsu makan dank lien makan ± 5 sendok makan, karna
merasa mual. Minum 5 – 6 gelas/hari

2. Istirahat
- Sebelum sakit :
- Tidur siang : ± 2 jam
- Tidur malam 8 jam.
- Saat sakit :
klien tampak lemah dan hanya berbaring di tempat tidur, kadang dapat tidur ± 2 jam
serta tidurnya tidak puas.

3. Eliminasi
- Sebelum sakit
BAK 4-5 x sehari, BAB : 1 x sehari
Warna : kuning Konsistensi : lembek
Bau : khas Keluhan :
Keluhan :
- Saat sakit :
BAK :2-3 x sehari BAB : 3 hari sekali
Warna : kuning Konsistensi : lembek
Bau : khas Keluhan :
Keluhan :

4. Kebersihan
- Sebelum sakit : Saat sakit :
Mandi :2 x sehari, Mandi :hanya di seka (sibin).
Ganti baju : 2 x sehari, Ganti baju : 1 xsehari
Gosok gigi : 2 x sehari.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. BB/TB : 6O kg/ 159 cm
d. TTV : TD : 120/80 mmHg N : 82 x/menit
S : 36.5 ˚C RR : 22 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : simetris, rambut lurus, tidak ada benjolan massa
b. Muka : tidak bengkak, tidak pucat, tidak oedem
c. Mata : conjunctiva merah muda, sclera putih
d. Telinga : simetris, bersih, tidak ada secret
e. Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip
f. Mulut : bersih, tidak ada sariawan,
g. Leher : tidak ada pembesaran kalenjar tyroid dan vena jugularis
h. Dada :
- Inspeksi : simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda distress
pernafasan, tidak ada pembengkakan
- Palpasi : integrtas kulit baik, tidak ada nyeri tekan,
- Perkusi : Suara sonor
- Auskultasi: Bunyi nafas Vasikuler
i. Jantung :
- Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
- Palpasi : Sub Intercosta 4 dan 5 teraba tidak terlalu kuat
- Perkusi : Bunyi Pekak
- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni,tidak ada suara tambahan
j. Abdomen :
- Inspeksi : simetris, tidak ikterik
- Auskultasi: terdengar bising usus setiap 21x/menit di kanan atas
- Perkusi : terdengar suara timpani di kuadran kanan atas
- Palapsi : tidak ada nyeri tekan dan tidak terba masa
k. Genetalia : integritas kulit baik, tidak ada massa atau pembekakan dan [engeluaran
darah
l. Anus : hemoroid
m. Ekstremitas atas dan bawah : simetris, tidak pucat, tidak oedem, tidak varises,
jumlah jari lengkap 10

3. Pemeriksaan penunjang
Tanggal : 08-01-2015
Jam : 12.27 WIB
PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUA METODA
RUJUKA N
N
HEMATOLOGI
Lekosit 14.36 H 4.5 - 11 10 ̂3/uL Impedance
Eritrosit 4.30 L13. 4.50 – 55 10 ̂6/uL Impedance
Hemoglobin 7 L 14 - 18 g/dL ColorimetricAnalyzercalc
Hemaktokris 40.9 40 – 54 % ulat
MCV 95.1 H 86 – 108 fL Analyzercalculat
MCH 31.9 28 - 31 pg Analyzercalculat
MCHC 33.5 30 - 35 g/dL Analyzercalculat
Trombosit 312 150-450 10 ̂3/uL Impedance
PTT 14.5 11.5 - dtk Nephelometri
APTT 20.8 L 15.5 dtk Nephelometri
Ratio 1.15 24 - 36.2 Nephelometri
INK 1.20 Nephelometri

IMUNO/SEROLAGI
HBsAg Negatif Negatif
(Rapid)

v Thyrapy
- Infuse assering 20 TPM
- Nerodex 1x1
- Omeprazol 2.1
- Sucrofur 3x2 ctm
- Inj. Ranitidine 2×1 ampul
- Inj.keterolac 3×1 ampul
- Inj. Ondanseton 3x1 ampul
- P.O : Dexamatason 3x1
- Dilakukan tindakan EKG, pemasangan kateter dan pemberian oksigen.
II. DIAGNOSA MASALAH
DATA DIAGNOSA
9 Januari 2015

DS :
- Pasien mengatakan sakit pada ulu - Nyeri akut berhubungan dengan
hati inflansi pada mucosa lambung,
P = Terasa nyeri pada saat beraktifitas peningkatan asam lambung.
dan tidak beraktifitas
Q = Nyeri seperti ditusuk-tusuk pada ulu
hati
R = Perut bagian kanan nyeri ulu hati
dibawah px
S = Skala nyeri 8
T = Nyeri sering muncul dan hilang
secara tiba-tiba

DO :
- Pasien tampak meringismenahan
nyeri
- Pasien tampak tegang.

10 Januari 2015

KU : Sedang
DS : - Ketidakseimbangan nutrisi kurang
- Pasien mengatakan dari kebutuhan tubuh berhubungan
nafsu makan berkurang, mual, dengan Anoreksia
muntah
DO :
- Pasien makan sehari hanya ¼
porsi
- TD : 140/80 mmHg
- S : 36 °C
- N : 90 x/menit
- RR : 28 x/menit
III. INTERVENSI
Tanggal : 09 Januari 2015
Jam : 11.00 WIB
1. Diagnose masalah : Nyeri akut berhubungan dengan inflansi pada mocosa
lambung, peningkatan asam lambung
n : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 2x24 jam diharapkan nyeri akut
dapat teratasi dengan baik.
Criteria hasil :
- Pasien mengatakan nyeri berkurang
- Pasien mengatakan tidak nyeri dengan skala Q-3
Intervensi dengan rasional :
- Monitor TTV dan KU
- Ajarkan tehnik relaksasi dengan nafas dalam
- Kompres hangat
- Kolaborasi dengan pemberian analgesic

2. Diagnosa Masalah :Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan Anoreksia

: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama


1 x 24 jam diharapkan nafsu makan pasien dapat kembali normal.

Criteria Hasil :
- Kebutuhan nutrisi pasien kembali normal
- Pasien dapat menghabiskan makanannya

Intervensi dengan rasional :


- Monitor KU dan TTV
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Anjurkan pasien tidak konsumsi minuman kafein.

IV. IMPLEMENTASI
Tanggal : 09 januari 2015

- Memonitor TTV dan KU


- Mengajarkan tehnik relaksasi dengan nafas dalam
- Mengkompres hangat
- Berkolaborasi dengan pemberian analgesic
- Memonitor KU dan TTV
- Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
- Menganjurkan pasien tidak mengkosumsi minuman kafein.

V. EVALUASI
Tanggal : 11 Januari 2015
Jam : 11.45 WIB

1. S : pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang


P : masih terasa sedikit nyeri
Q : nyeri terasa perih
R : Perut kanan ulu hati
S : skala 4
T : jarang
O : Pasien tampak lebih tenang.
Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
S : 36,5 ˚C
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
A : masalah sudah teratasi sebagian
P : lanjutkan interversi dan pertahankan kondisi pasien

Tanggal : 11 Januari 2015


Jam : 13.17 WIB
2. S : Pasien mengatakan nafsu makan sudah bertambah

O : Pasien tampak menghabiskan makanan yang di berikan


Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
S : 36,5 ˚C
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit

A : Masalah sudah teratasi sebagian

P : Pertahankan kondisi pasien


BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Definisi
Dispepsia berasal dari Bahasa Yunani Dys berarti sulit dan pepsiberarti
pencernaan. Dyspepsia merupakan kumpulan keluhan atau gejala klinis yang terdiri
dari rasa tidak enak atau sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan.
Dyspepsia adalah sekumpulan gejala yang terdiri dari nyeri rasa tidak
nyaman di epigastrum, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat kenyang dan
sering bersendawa. Boiasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak teratur,
makan makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat-obatan tertentu,
ataupun kondisi emosional tertentu misalnya stress ( Wibawa, 2006 ).
Keluhan reflaks gastro esophagus klasik berupa panas di dada (heartburn) dan
regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dyspepsia. (mansjoer, 2000).
Pengertian dyspepsia terbagi menjadi dua yaitu :
a. Dyspepsia organic
Bila diketahui adanya kelainan organic sebagai penyebabnya , sindroma dyspepsia
organic terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh.
b. Dyspepsia non organic ( dyspepsia fungsional).
Bila tidak jelas penyebabnya, dyspepsia fungsional tampa disertai kelainan atau
gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi dan
endoskopi ( teropong saluran pencernaan).

B. Etiologi
Beberapa perubahan dapat terjadi pada saluran cerna atas akibat penuaan dini,
terutama pada katahanan mukosa lambung ( Wibawa, 2006). Kadar lambung lansia
biasanya mengalami penurunan hingga 85%.
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama.
3. Stres
4. Alcohol dan nikotin rokok
5. Tumor atau saluran pencernaan
6. Stres, psikologis, kecemasan, atau depresi.
7. Iritasi lambung (gastritis)
8. Peradangan kandung empedu (kolesisitis)

C. Manifestasi klinis
a. Nyeri perut (abdominal discomfort)
b. Rasa perih di ulu hati
c. Mual kadang-kadang sampai muntah
d. Nafsu makan berkurang
e. Rasa cepat kenyang
f. Rasa panas di dada dan perut
g. Regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba ).

D. Patofisiologis
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
yang seperti nikotin dan alcohol serta adanya kondisi kejiwaan stress, pemasukan
makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong. Kekosongan lambung dapat
mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan pada dinding – dinding lambung ,
kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL (hydrochloric
acid) yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung , sehingga
rangsangan dimedula oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak
adekuat baik makanan maupun cairan.

E. Komplikasi
Penderita syndrome dyspepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya
komplikasi yang tidak ringan. Salah satu komplikasi dyspepsia yaitu luka di dinding
lambung yang dalam atau melebar tergantung berapa lama lambung terpapar oleh
asam lambung . bila keadaan dyspepsia ini terus terjadi luka akan semakin dalam dan
dapat menimbulkan komplikasi perdarahan saluran cerna yang ditandai dengan
terjadinya muntah darah, dimana merupakan pertanda yang timbul belakangan .
Awalnya penderita pasti akan mengalami BAB berwarna hitam sudah ada
perdarahan awal. Tapi komplikasi ya g paling dikuatirkan adalah terjadinya kanker
lambung yang mengharuskan penderitannya melakukan operasi.( Wibawa, 2006).

F. Pencegahan
Pola makan yang teratur dan memilih makanan yang seimbang dengan
kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan
yang berkadar tinggi, cabai, alcohol dan pantang merokok. Bila harus makan obat karna
sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala maka minum obat secara wajar dan tidak
menggangu fungsi lambung.

G. Penatalaksanaan medic
a. Penatalaksanaan non farmakologis
1. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2. Menghindari factor resiko seperti alcohol, makanan yang pedas, obat-obatan yang
berlebihan nikotin rokok dan stress.
3. Atur pola makan
b. Penatalaksanaan farmakologis
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam
mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat di mengerti karna proses patofisiologisnya
pun masih belum jelas. Mansjoer Arif (2001) menerangkan pengobatan pada dyspepsia
mengenal beberapa golongan obat, yaitu :
1) Antacid 20/150 ml/hari
Berfungsi untuk menetralkan asam lambung. Pemakaian antacid tidak di anjurkan
secara terus-menerus, karna sifatnya hanya simtomatis untik mengurangi rasa nyeri.
Penggunaan dosis besar dapat menyebabkan diare.
2) Antikolenergik
Kerja antikolenergik tidak spesifik. Obat yang bekerja spesifik adalah pirezenpin untuk
menekan sekresi asam lambung.
3) Antogenis reseptor H2
Obat ini banyak digunakan untuk mengatasi dyspepsia organic. Obat tergolong
antagonos reseptor H2 adalah simetidin, roksatidin, ranitidine dan femotidine.
4) Penghambat pompa asam
Golongan ini menghambat sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses
sekresi asam lambung . obat yang termasuk dalam golongan penghambat asam
adalah omeparazol, lansoparazol, dan pantoparazole.
5) Sitroprotetif
Prostaglandin sinetik seperti misoprosol dan eprostil, selain bersifat sitoprotektif juga
dapat menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal.
6) Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan prokinetik: sisaprid, donperidon dan metoklopramid obat
golongan ini efektif untuk mengobati dyspepsia fungsional refluks esofangitis dengan
mencegah refluks memperbaiki kebersihan asam lambung.
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS

Prasat yang diambil untuk penyakit dyspepsia adalah


A. Pemberian kompres hangat
1. Pengertian
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa
nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya
spasme otot dan memberikanrasa hangat.
2. Manfaat
a) Melancarkan sirkulasi darh dan menstimulasi pembuluh darah
b) Mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri
c) Menghilangkan sensasi rasa nyeri, merangsang peristaltic usus dan pengeluaran
getah radang
d) Memberikan ketenangan dan kenyamanan.
3. Persiapan alat
- Thermometer air
- Botol berisi air panas ( suhu 46-51,5°C)atau air hangat
- Kain pembungkus
4. Cara pelaksanaan
a. Memberikan salam
b. Mencuci tangan Mencuci tangan 7 langkah menggunakan air mengalir
c. Memberitahu dan jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
d. Menjaga privasi pasien
e. Isi botol dengan air panas
f. Tutup botol yang telah di isi air panas kemudian dikeringkan
g. Masukkan botol kedalam kantong kain. Bila menggunakan kain, masukkan kain pada
air hangat lalu diperas
h. Temptkan botol atau kain yang sudah diperas pada daerah yang akan dikompres
i. Angkat botol atau kain tersebut setelah 20 menit, kemudian isi lagi botol atau
masukkan lagi kain ke dalam air hangat lalu peras. Taruh lagi botol atau kain pada
daerah yang akan dikompres.
j. Mencuci tangan 7 langkah menggunakan air menggalir
k. Rapikan alat dan pasien kembali
l. Dokumentasi hasil tindakan.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Pada bab ini kami akan membandingkan beberapa kesenjangan antara tinjauan
teoritis dyspepsia yang penulis temukan pada Tn.S Selama dinas di RSUD kota
Salatiga
A. Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada hari pertama pengambilan kasus untuk
mendapatkan data yang menunjang baik secara objektif maupun subyektif kami
melakukan wawancara dengan klien dan keluarga, pemeriksaan fisik, catatan medis
dan hasil pemeriksaan penunjang. Pada saat dilakukan pengkajian penulis menemukan
adanya kesenjangan atau perbedaan antara tinjauan teori dengan kasus yang ada.
Pada pengkajian klien dengan dyspepsia yang kami temukan yaitu nyeri pada ulu hati,
tidak nafsu makan, mual ,muntah dan berat badan menurun. Sedangkan menurut teori
yang dilaksanakan tidak jauh berbeda dengan manifestasi klinis. Kesenjangan ini
dikarenakan menurut manifestasi klinis pada kasus adalah klien tampak pucat dengan
penyakit yang dideritanya dan klien juga tampak meringis menahan nyeri dan
terpasang infuse dilengan sebelah kiri.

B. Diagnosa
Secara umum diagnosa yang timbul pada kasus dyspepsia yang ditemukan adalah :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual,muntah.
3. Resiko perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya
muntah.

C. Intervensi
Pada perencanaan tindakan pada Tn.S menggunakan perioritas masalah dengan
mempertimbangkan dasar-dasar kebutuhan manusia untuk menyelesaikan diagnosa
yang ditegakkan. Dalam menetapkan rencana tindakan, kami berusaha menjalankan
secara sistematis, berkesinambungan dan efisien.

D. Implementasi
Dalam tahap implementasi penulis bekerja sama dengan keluarga klien, perawat
ruangan dan tim kesehatan sesuai prioritas masalah dan kondisi klien.
1. Intervensi yang dilakukan pada diagnosa gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan iritasi mukosa lambung adalah mengkaji tingkat nyeri, memberikan istirahat
dengan posisi semi fowler, menganjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat
meningkatkan kerja asam lambung, mengajarkan dan menganjurkan teknik relaksasi,
mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian analgetik.
2. Pada diagnosa perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah adalah memantau dan mendokumentasikan kondisi klien,
menimbang berat badan klien, menganjurkan makan sedikit tapi sering, mengkaji pola
diet yang disukai atau tidak disukai klien.
3. Pada diagnosa resiko perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah
mengobservasi tanda-tanda vital, mengawasi jumlah dan tipe cairan dan haluran urine
dengan tepat, mendiskusikan strategi untuk menghentikan muntah.

E. Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi proses dan evaluasi hasil pada klien dilaksanakan
sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan. Penulis melakukan penilaian asuhan
yang diberikan dari tanggal 9-11 januari 2015.
Keberhasilan tindakan keperawatan dilakukan secara subjektif melalui ungkapan
klien dan secara objektif melalui pengamatan dan pengukuran dari tiga diagnosa
seluruhnya dapat teratasi sebagian.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Dyspepsia atau sakit maag adalah sekumpulan gejala yang terdiri dari nyeri rasa
tidak nyaman di epigastrum, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat kenyang
dan sering bersendawa. Boiasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak
teratur, makan makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat-obatan
tertentu, ataupun kondisi emosional tertentu misalnya stress.
Dengan pola makan yang teratur dan memilih makanan yang seimbang dengan
kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan
yang berkadar tinggi, cabai, alcohol dan pantang merokok. Bila harus makan obat karna
sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala maka minum obat secara wajar dan tidak
menggangu fungsi lambung.

B. Saran
1. Bagi Institusi
Sebagai tempat pembelajaran atau sekolah yang bergerak dibidang kesehatan,
hendaknya dapat memberi pendidikan yang lebih baik lagi kepada mahasiswa dalam
paraktik pelayanan kesehatan dan menyediakan buku-buku penunjang sebagai acuan
dalam melakukan asuhan keperawatan maupun kebidanan.

2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan


Diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik, mempertahankan
serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang ada dengan baik dan tepat.

3. Bagi Pasien
Dalam proses asuhan keperawatan, sangat diperlukan kerjasama keluarga dan
pasien itu sendiri guna memperoleh data yang bermutu untuk menentukan tindaka
sehingga dapt memperoleh hasil yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Uliyayah, musrifatul, dkk. 2008. Ketrampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika
2. Mansjoer Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Media
Acsulapius.
3. Wibawa, I Dewa Nyoman. 2006. Penanganan Dyspepsia Pada Lanjut Usia.
4. Corwin. 2009. Buku Saku Patologis. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
5. http://rizqimaulannisa.blogspot.co.id/2015/04/normal-0-false-false-false-en-gb-x-
none.html
MAKALAH
ASKEP DISPESIA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. WINA AYU LESTARI
2. AYI NILAWATI
3. ANDI PERMANA
4. YOGI SETIAWAN
5. DADAN KRISNAMUKTI

KELAS : XII KEPERAWATAN

SMK BHAKTI SATRIA BUANA


TAHUN 2016

Anda mungkin juga menyukai