Anda di halaman 1dari 7

Nama : Lovita Salsabila Balkis

NIM : P27820119022

Kelas : Tingkat 1 Reguler A

RESUME EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

 Pengertian Evaluasi

Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian peoses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009). Evaluasi
merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah. (Meirisa, 2013). Pada
tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai. Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir
proses keperwatan tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses
keperawatan.  Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang
telah dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang observasi. Diagnosis juga perlu
dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan pada
tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai secara
efektif. (Nursalam, 2008).

Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam


perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses
keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan. (Mubarak, dkk.,
2011). Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam Wardani, 2013)

- S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh    


keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.

- O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan  


pengamatan yang objektif.

- A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.

- P :  Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.


 Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan. Hal
ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon
klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil
keputusan:

1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang


ditetapkan)

2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan untuk


mencapai tujuan)

3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang


lebih lama untuk mencapai tujuan) (Lyer dalam Nursalam, 2008)

 Manfaat Evaluasi

1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien

2. Untuk menilai efektifitas, efisien, dan produktifitas dari tindakan keperawatan


yang telah diberikan.

3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan

4. Mendapat umpan balik.

5. Sebagai tanggung jawab dn tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan


keperawatan.

 Jenis Evaluasi

1. Evaluasi struktur

Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling
tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan
perlengkapan, fasilitas fisik, ratio perawat-klien, dukungan administrasi,
pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf keperawatan dalam area yang
diinginkan.

2. Evaluasi proses

Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah


perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan,
dan sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses
mencakup jenis informasi yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan
fisik, validasi dari perumusan diagnosa keperawatan, dan kemampuan tehnikal
perawat.
3. Evaluasi hasil

Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons prilaku klien
merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada
pencapaian tujuan dan kriteria hasil.

 Hal – hal yang ada dalam evaluasi :

1. Kecakupan informasi

2. Relevansi faktor-faktor yang berkaitan

3. Prioritas masalah yang disusun

4. Kesesuaian rencana dengan masalah

5. Pertimbangan faktor-faktor yang unik

6. Perhatian terhadap rencana medis untuk terapi

7. Logika hasil yang diharapkan

8. Penjelasan dari tindakan keperawatan yang dilakukan

9. Keberhasilan rencana yang telah disusun

10. Kualitas penyusunan rencana

11. Timbulnya masalah baru

 Hasil Evaluasi

1. Tujuan tercapai / masalah teratasi : jika klien menunjukan perubahan sesuai


dengan standart yang telah ditetapkan.

2. Tujuan tercapai sebagain / masalah teratasi sebagian : jika klien menunjukan


perubahan sebagaian dari standard an kriteria yang telah ditetapkan.

3. Tujuan tidak tercapai / masalah tidak teratasi : jika klien tidak menunjukan
perubahan dan bahkan timbul masalah baru

 Tahap Evaluasi

Ada beberapa tahap evaluasi keperawatan, yaitu: (Ali, 2009)


1. Membaca kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, intervensi
keperawatan.

2. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk mengukur


tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan, misalnya:
a) Tekanan darah normal 120/80
b) Mampu mandi sendiri minimal dua kali/hari
c) Mampu menyebut dengan benar minimal tiga cara mencegah penyakit demam
berdarah

3. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai dengan tolak
ukur keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan asuhan keperawatan
dengan standar/rencana keperawatan, misalnya hasil pengukuran tekanan darah
100/60, klien Ali hanya mampu mandi sendiri satu kali dalam satu hari atau
mampu menyebut satu cara pencegahan demam berdarah.

4. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan cara sebagai berikut:


a) Penilaian hasil, yaitu membandingkan hasil (output) yang dicapai dengan
standar/tujuan yang telah ditetapkan.

 Contoh Evaluasi Asuhan Keperawatan

No Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan TTD

1. 3 Agustus Ketidaknyamanan S:
2019 berhubungan dengan  Klien memahami
perubahan pada mekanika perubahan-perubahan yang
tubuh/perubahan fisik terjadi pada dirinya.
 Klien akan menggunakan
sandal tidak berhak untuk
mengurangi pegal dan akan
beristirahat bila lelah.
O:
 Klien mengangguk-
angguk tanda mengerti.
 Klien tampak rileks.
A:
 Ketidaknyamanan dapat
diminimalkan.
P:
 Ulangi intervensi yang
telah dilakukan.
 Ulangi pengukuran TTV
setiap 24 jam.
 Ajarkan teknik relaksasi.
2. 4 Agustus Perubahan pola eliminasi S:
2019 urin berhubungan dengan  Klien mengerti mengapa
pembesaran uterus dan
peningkatan tekanan kini ia sering berkemih pada
abdomen. malam hari.
 Klien akan berusaha
untuk mempertahankan
minumnya 6 gelas sehari,
dengan membatasi minum
sekitar 1-2 jam sebelum tidur
agar tidak sering bangun
malam.
O:
 Klien tampak
mengangguk-angguk tanda
mengerti.
A:
 Ketidaknyamanan karena
sering berkemih dapat terasi.
P:
 Ulangi pengukuran TTV
setiap 24 jam.
 Tinjau ulang perubahan
fisiologi yang mempengaruhi
frekuensi berkemih
 Anjurkan untuk
mempraktekkan penekanan
pada punggung lengan tangan
yang dikepal.
3 5 Agustus Kurang pengetahuan S:
2019 mengenai kemajuan  Klien akan
alamiah dari kehamilan
berhubungan dengan mempraktekkan penekanan
kurang pemahaman pada punggung dengan tangan
tentang perubahan yang dikepal seperti yang
trimester kedua yang
diajarkan.
dialami
O:
 Klien mengangguk-
angguk tanda mengerti dan
merasa puas dengan
penjelasan yang di berikan.
 Klien meminta informasi
tentang mengurangi pegal-
pegalnya.
A:
 Kurangnya
pengetahuan,sebagian telah
dapat diatasi dibuktikan
dengan klien akan
mempraktekkan penekanan
pada punggung dengan tangan
dikepal.
P:
 Ulangi intervensi yang
telah dilakukan
Berikan informasi tentang
perubahan-perubahan yang
terjadi pada dirinya.

Anda mungkin juga menyukai