ABCDE DALAM
KEGAWAT DARURATAN
Disusun Oleh :
Muhammad Datep
420010420055
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
LANDASAN TEORI
1. Airway + Control Cervical
Airway harus diperiksa secara cepat untuk memastikan bebas dan patennya atau
tidak ada obstruksi/hambatan jalan napas. Jika terjadi gangguan lakukan head tilt
chin lift atau jaw thurst, namun bila memiliki peralatan yang lengkap gunakan oral
airway, nasal airway, atau intubasi endotracheal tube atau cricotoroidotomi). Perlu
diwaspadai adanya fraktur servikal karena pada trauma atau cedera berat harus
dicurigai adanya cidera korda spinalis. Gerakan berlebihan dapat menyebabkan
kerusakan neurologic akibat kompresi yang terjadi pada fraktur tulang belakang jadi
ketika menolong korban sebaiknya memastikan leher tetap dalam posisi nertal (bagi
penderita) selama pembebasan jana nafas dan pemberian ventilasi yang dibutuhkan
atau menggunakan neck collar atau penyangga leher (diindikasikan untuk tanda-
tanda trauma kapitis, trauma tumpul cranial dari clavikula, setiap kasus multi trauma,
proses kejadian yang mendukung/biomekanik trauma.
Tanda tanda jalan ada obstruksi atau gangguan :
Adanya suara bising (seperti strido)
Sesak napas (kesulitan bernapas)
Resirasi paradox
Penurunan tingkat kesadaran
Adanya suara mendengkur
2. Breathing
rekuensi
Perkusi dada
Auskultasi paru
Oksimetri (97%-100%
Penanganan dalam maasalah pernapasan “
3. (Circulation)
Warna kulit
Bekeringat
CRV (Capillary Refill time)<2 detik
Palpasi denyut nadi (60-100) menit
Auskultasi jantung (sistolik 100-140 mmHg)
Penilaian EKG
4. (Disability)
A (alert) – Kewaspadaan
V (voice responsive) – Respon Suara
P (pain responsive) – Respon Rasa Nyeri
U (unresponsive) – Tidak Responsif
Reflex pupil terhadap cahaya
Kadar gula darah
Gerakan (movement)
Penanganan masalah disability adalah sebagai berikut :
5. (Exposure)
Eksposur kulit
Keadaan suhu tubuh