ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Ny I. R
TTL : 07 Desember 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pensiunan Guru
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Cibaduyu kompleks kota baru , Jl Melati
No 12
Tanggal Masuk RS : 05- 08- 2019
Tanggal pengkajian : 05- 08-2019
No. Rekam medik : 00.333.824
Diagnosa Medis : Stroke Berulang
36
37
e. Genogram
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal Serumah
39
Malam
Waktu 22:30 – 05:00 WIB Sering Tidur
Lama 7 jam 30 menit
Keluhan Tidak ada
4 Personal Hygine
Mandi 2 x sehari Tidak mandi hanya di seka
Cuci Rambut 2 x sehari Tidak pernah
Gosok Gigi 2 x sehari Tidak pernah
Ganti Pakaian 2 x sehari 1 x sehari
Gunting Kuku Sesuai kebutuhan Tidak pernah
Keluhan Tidak ada Tidak ada
5 Pola Aktivitas
Mobilitas Mandiri Dibantu keluarga dan perawat
Waktu / Lama Tidak menentu Tidak menentu
Gangguan / Masalah Tidak ada Aktivitas dibantu dan klien
tampak lemah, pasien
terbaring di tempat tidur
6 Kebiasaan Lain
Merokok Ada (1 hari sebungkus) Tidak
Alkohol Tidak Tidak
41
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kualitatif : Sopor
2) Kuantitatif : E:2 M:4 V:1
3) Tanda-tanda Vital
TD : 140/60 mmHg TB : 156 cm
N : 56x/mnt BB : 40 kg (saat sakit)
RR : 22 x/mnt BB : 48 kg (sebelum sakit)
S : 36C IMT : 16,4 (Berat badan Kurang)
Spo2 : 96 %
4) Sistem reproduksi
Tidak di lakukan pemeriksaan tetapi ketika di tanya keluarga pasien
mengatakan labia mayora dan minora utuh alat kelamin jarang
dibersihkan selama dirawat dirumah sakit, klien mengatakan tidak
ada hemoroid.
5) Sistem integumen
Bentuk tangan simetris, jumlah jari tangan dan kaki 5 kiri, 5 kanan,
terpasang infus di tangan bagian kanan, CRT >2 detik, akral hangat.
6) Sistem muskuloskeletal
Tidak ada kelainan pada tulang belakang, tidak tremor, pergerakan
sendi bebasKekuatan otot 1 1
1 1
7) Sistem neurosensori
Nervus I (olfaktorius)
Pasien dapat mencium bau tapi tidak bias merespon
Nervus II, III, IV, VI (optikus, okulomotorius, troklearis dan
abdusen)
Pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri
Nervus V (trigeminus)
Mata klien berkedip pada saat kapas diusap di kelopak mata, klien
dapat merasakan sentuhan saat diusapkan pada maksila dengan
mata tertutup
Nervus VII (fascialis)
Klien dapat membedakan rasa manis dan asin, klien dapat
mengerutkan dahi.
Nervus VIII (vestibulokoklearis)
Pasien tidak dapat merespon ketika di beri pertanyaan.
Nervus IX dan X (glosofaringeal, vagus)
Reflek menelan baik
Nervus XI (aksesorius)
Pasien tidak dapat menoleh ke kanan dan ke kiri
43
5. Data Psiko-Sosio-Spritual
a. Data psikologis
Keluarga mengatakan dapat menerima kondisi pasien saat ini dan
harapan keluarga terhadap pelayanan petugas medis semoga cepat
sembuh dari sakit yang di alami pasien.
b. Data sosial
Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga baik,.
c. Data spiritual
Pasien beragama islam, selama sakit keluarga pasien berdoa , keluarga
percaya kesembuhan berasal dari Allah SWT dan berharap cepat
sembuh.
6. Data penunjang
a. Laboratorium (05/08/2019)
Jenis Hasil Nilai normal Satuan
pemeriksaan pemeriksaan
Hemoglobin 12,4 12.3-15.3 g/dl
Hematokrit 38 40 – 52 %
Leukosit 11,97 4.00-10.00 103/mm3
Trombosit 4,3 3,8-5,2 103/mm3
Kreatinin 6,69 0,7-1,4 mg/dl
Natrium 130 135-147 mEq/l
Kalium 8,5 3,5-5,5 mEq/l
eGFR 6,02 >90 ML/min/1,73m2
MCV 87 80-100 FL
MCH 29 26-34 PG/dl
Ureum 392,2 10-50 G/dl
44
c. Ct Scant
Di lakukan ct scant kepala tanpa potongan aksial dengan ketebalan 4-8
mm dari basis sempat 23 serta bitnik hipodens dipons batang otak
dengan HU=23,0 tidak tampak midlin sift.
Snile dan gyri corticalis agak melebar cysternabiers dan basialis
normal ventrikel leteralis kanan serta III dan IV , ukuran tidak melebar
jaringan ekstra kalvarium dan tulang kalvarium normal.
7. Terapi
No. Nama obat Dosis Rute Pemberian
1. Citicolin 2 x 250 mg IV
2. CU Glukones 3 x 1 Amp IV
3. Kalitake 3 × 1 scht Oral
4. Furosemide 3 Amp IV
5. Cefatoxsin 29 Gram IV
6. Oral hygine 3 x / hari
45
8. Analisa Data
intoleransi aktivitas
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan cerebral b/d peningkatan intracranial
2. Kerusakan integritas kulit b/d tirah baring yang lama
3. Resiko tinggi infeksi b/d tindkan pembedahan
4. Intoleransi aktivitas b/d penurunan kesadaran
5. Deficit perawatan diri b/d keletihan dan penurunan kesadaran
6. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret di
jalan napas
Prioritas Masalah
1. Gangguan perfusi jaringan cerebral b/d peningkatan intracranial
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret di
jalan napas
3. Resiko tinggi infeksi b/d tindakan pembedahan
4. Kerusakan integritas kulit b/d tirah baring yang lama
5. Intoleransi aktivitas b/d penurunan kesadaran
6. Deficit perawatan diri b/d keletihan dan penurunan kesadaran
49
C. Intervensi keperawatan
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1. Gangguan Tupan : 1. Observasi tanda-tanda vital pasien 1. Mengkaji keadaan umum
perfusi Setelah dilakukan tindakan 2. Mengatur posisi pasien senyaman
jaringan keperawatan selama 3x24 jam mungkin 2. Posisi semi fowler dapat
cerebral b/d masalah gangguan perfusi jaringan membantu pernapasan lebih
peningkatan cerebral efektif pada klien dengan
intracranial Tupen : 3. Pantau intake output gangguan pernapasan.
Setelah dilakukan tindakan 3. Mengetahui proses masuk
keperawatam selama 1x24 jam 4. Kolaborasi dengan dokter dalam dan keluarnya cairan
diharapkan masalah keperawatan pemberian terapi oksigen 4. Pemberian oksigen secara
gangguan perfusi jaringan berkurang adekuat dapat mensuplay dan
Dengan kriteria hasil : memberikan cadangan
- Kesadaran pasien CM oksigen sehingga mencegah
- Nilai GCS >14 terjadinya hipoksia.
- Tidak ada kelemahan 5. Kolaborasi dengan dokter untuk 5. Pemberian obat dapat
/kelumpuhan anggota gerak pemberian obat sesuai indikasi membantu proses
penyembuhan
50
2. Bersihan jalan napas Tupan : 1. Atur posisi klien berikan posisi 1. Posisi semi fowler membantu
tidak efektif Setelah dilakukan tindakan semi fowler ekspansi paru
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 2. Observasi tanda-tanda vital klien 2. Mengetahui perkembangan klien
akumulasi sekret di jam masalah bersihan jalan minimal 8 jam dan menentukan intervensi
jalan napas napas teratasi selanjutnya
Tupen : 3. Identifikasi klien apabila perlu 3. Mengetahui intervensi yang tepat
Setelah dilakukan tindakan ada tambahan alat bantu pada pasien
keperawatam selama 1x24 pernafasan menggunakan nasal
jam diharapkan klien tidak kanul
batuk 4. Auskultasi suara nafas tambahan 4. Untuk mengetahui apakah ada
Dengan kriteria hasil : suara nafas yang tidak normal
- Bersihan jalan nafas (Ronkhi, Wheezing, crecles).
efektif 5. Kolaborasi dengan dokter dalam 5. Membantu untuk mengencerkan
- Frekuensi nafas dalam pemberian obat bronkodilatator dahak
batas normal
51